Anda di halaman 1dari 8

Marine Fisheries ISSN 2087-4235

Vol. 5, No. 2, November 2014


Hal: 193-200

POLA MUSIM DAN DAERAH PENANGKAPAN RAJUNGAN (Portunus


pelagicus) DI PERAIRAN KABUPATEN PANGKEP

Season And Patterns of Catching Swimming Crab (Portunus pelagicus)


in Pangkep Waters Regency

Oleh:

Ihsan 1*, Eko Sri Wiyono 2, Sugeng Hari Wisudo 2, John Haluan 2

1Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, FPIK, Universitas Muslim Indonesia, Makassar
2Departemen Menejemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor

* Korespondensi: ihsanpsp@yahoo.co.id

Diterima: 30 Mei 2014; Disetujui: 27 Agustus 2014

ABSTRACT
The season patern of swimming crab is influenced by rekruitman amount generated by each
individual crab in the fishing ground. This study aims to assess the pattern of fishing crab season
and the fishing ground as a participatory method in Pangkep water Regency. The data collected
consisted of primary and secondary data. Data analysis was performed using the technique of time
series analysis on the catch per unit of fishing effort crab monthly during the last six years. The
peak season is catching crabs at IMP> 1% which took place in June and September. The highest
percentage of catches in the fishing ground is in September which is 11.71% and lowest in April
which amounted to 5.77%. The results of the analysis of index fishing season of crabs is
throughout the year at the fishing area in Pangkep waters.
Keywords: Analysis, Season Patern, Fishing Ground, Swimming Crabs

ABSTRAK
Pola musim rajungan dipengaruhi oleh jumlah rekruitman yang dihasilkan oleh setiap
individu rajungan di daerah penangkapan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pola musim
penangkapan rajungan dan daerah penangkapan rajungan secara partisipatif di perairan
Kabupaten Pangkep. Data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan data sekunder. Analisis
data yang dilakukan adalah menggunakan teknik analisis deret waktu (time series) terhadap hasil
tangkapan per satuan upaya penangkapan bulanan rajungan selama enam tahun terakhir. Musim
puncak penangkapan rajungan berada pada IMP > 1 % yakni berlangsung pada bulan Juni dan
September. Persentase tangkapan tertinggi di daerah penangkapan adalah pada bulan September
yakni 11,71 % dan terendah pada bulan April yakni sebesar 5,77 %. Hasil analisis indeks musim
penangkapan (IMP) rajungan dilakukan sepanjang tahun di daerah penangkapan di perairan
Kabupaten Pangkep.
Kata kunci: Analisis; Pola Musim; Daerah Penangkapan; Rajungan

PENDAHULUAN 1100-1130 BT, memiliki 3 (tiga) karakter wila-


yah, yakni pegunungan, dataran rendah, dan
Kabupaten Pangkep dikenal dengan kepulauan. Kabupaten Pangkep memiliki sum-
julukan kabupaten tiga dimensi karena daerah berdaya hayati yang melimpah baik di wilayah
yang berada pada kordinat 4,400-8,000 LS dan pesisir pantai, laut maupun pulau-pulau kecil
194 Marine Fisheries 5 (2): 193-200, November 2014

yang dimiliki. Kekayaan yang besar tersebut kan akurasi yang tinggi dan pengelolaan sum-
merupakan modal yang besar untuk memba- berdaya rajungan yang tepat akan meningkat-
ngun daerah serta untuk meningkatkan tingkat kan keuntungan keberlanjutan usaha perikanan
kesejahteraan masyarakat nelayan yang kehi- tangkap rajungan. Sehubungan dengan hal
dupannya sangat tergantung dari sumberdaya tersebut salah hal pokok yang perlu diketahui
hayati perikanan. Salah satu diantara sumber- adalah pola musim penangkapan dan daerah
daya tersebut adalah rajungan. penangkapan rajungan secara partisifatif untuk
mendukung efesiensi dan efektifitas operasi
Keberadaan potensi sumberdaya raju- penangkapan rajungan. Adam et al. (2006)
ngan pada kenyataannya tidak tersebar merata mengatakan bahwa rajungan tersebar di
di seluruh perairan Kabupaten Pangkep, hal perairan pantai dan lapas pantai.
tersebut antara lain dikarenakan perbedaan
kondisi lingkungan perairan. Pada umumnya Untuk mencapai hal tersebut maka
rajungan menyebar di kecamatan pesisir pan- dukungan informasi yang terdiri dari pola mu-
tai dan kecamatan kepulauan terdekat di sim penangkapan rajungan dan daerah pe-
Kabupaten Pangkep. Menurut Dinas Kelautan nangkapan sangat diperlukan. Sehubungan
dan Perikanan Kabupaten Pangkep, pada dengan hal tersebut maka perlu penelitian
tahun 2010 produksi rajungan yang berasal dari tentang pola musim penangkapan rajungan,
penangkapan di perairan Kabupaten Pangkep dan daerah penangkapan secara partisifatif
sebesar 1819,7 ton. terhadap penangkapan rajungan di perairan
Kabupaten Pangkep. Penelitian ini bertujuan
Pemanfaatan sumberdaya rajungan untuk mengkaji pola musim penangkapan
merupakan sebuah tantangan besar yang rajungan dan daerah penangkapan rajungan
memerlukan solusi tepat, sehingga diperlukan secara partisipatif di perairan Kabupaten
suatu pengelolaan tepat. Salah satu dianta- Pangkep.
ranya adalah memahami faktor-faktor internal
dan eksternal yang berpengaruh pada sum-
berdaya rajungan yakni dinamika daerah METODE
penangkapan rajungan dan pola musim raju-
ngan. Menurut Fauzi dan Anna, (2002) bahwa Penelitian dilaksanakan pada bulan
keberlanjutan merupakan kata kunci dalam Janurai-Juli 2013 di wilayah pesisir dan pulau-
pembangunan perikanan yang diharapkan pulau kecil Kabupaten Pangkep. Untuk meme-
dapat memperbaiki kondisi sumberdaya dan nuhi kebutuhan data, dilakukan pengumpulan
kesejahteraan masyarakat perikanan itu sendiri. data primer dan data sekunder. Data primer
yang dikumpulkan meliputi data biogeofisik
Pola musim rajungan dipengaruhi oleh antara lain sebagai berikut: (a) Biofisik: melaku-
jumlah rekruitmen yang dihasilkan oleh setiap kan survei penangkapan rajungan terhadap alat
individu rajungan di daerah penangkapan. tangkap yang digunakan nelayan, mencatat
Setiap daerah penangkapan rajungan tidak ada kordinat lokasi penangkapan, melakukan wa-
yang bersifat tetap, selalu berubah, pergeseran wancara dengan nelayan, distribusi dan penye-
dan berpindah mengikuti pergerakan kondisi barannya, tata cara pengoperasian alat tang-
lingkungan, yang secara alamiah rajungan akan kap, pencatatan produksi hasil tangkapan
memilih habitat yang lebih sesuai. Sedangkan setiap jenis alat tangkap, pencatatan jumlah
habitat tersebut sangat dipengaruhi oleh kondisi hasil tangkapan rajungan pada nelayan
atau parameter oseonografi perairan seperti pengumpul (kolektor), di lokasi penelitian, dan
suhu permukaan laut, salinitas, oksigen, pH (b) Alat Tangkap: melakukan identifikasi dan
dan kedalaman dan sebagainya (Laevastu and inventarisasi jenis alat tangkap yang diope-
Hayes 1981; Butler et al. 1988; Zainuddin et rasikan, mendeskripsikan jenis-jenis alat tang-
al. 2006). Hal ini berpengaruh pada dinamika kap yang digunakan nelayan untuk menangkap
atau pergerakan air laut baik secara horizontal rajungan dan mencatat lokasi penangkapan
maupun vertikal yang pada gilirannya mempe- dan hasil tangkapan setiap melakukan operasi
ngaruhi distribusi dan kelimpahan rajungan. dalam kurung waktu tertentu selama penelitian.
Daerah penangkapan rajungan dan pola Data sekunder dikumpulkan melalui
musim rajungan, mengintegrasikan berbagai penelusuran berbagai pustaka yang ada, dan
informasi yang penting dalam eksploitasi sum- berbagai laporan yang diperoleh dari berbagai
berdaya, dengan demikian daerah dan musim instansi dan institusi terkait sesuai atribut yang
penangkapan dapat diprediksi lebih tepat. Hasil akan dikaji. Pengumpulan data sekunder
penelitian ini diharapkan meningkatkan efisiensi dilakukan melalui studi kepustakaan seperti
dan efektifitas dalam eksploitasi sumberdaya laporan-laporan hasil survei, jurnal ilmiah dan
rajungan. Kecermatan dalam melakukan eks- publikasi-publikasi lainnya serta peta-peta yang
plorasi daerah penangkapan akan menghasil- tersedia.
Ihsan et al.– Pola Musim dan Daerah Penangkapan Rajungan di Kabupaten Pangkep 195

Analisis data yang dilakukan adalah secara partisifatif melalui sistem informasi
menganalisis pola musim penangkapan raju- geografis (GIS).
ngan. Dalam pola musim penangkapan diten-
tukan dengan menggunakan teknik analisis
deret waktu (time series) terhadap hasil HASIL DAN PEMBAHASAN
tangkapan per satuan upaya penangkapan
kuartalan rajungan selama enam tahun terakhir. Menurut Ramang (2011) bahwa nilai
Penentuannya menggunakan metode rata-rata indeks musim penangkapan ikan dapat
bergerak (moving average), sebagaimana digunakan dalam penentuan waktu yang tepat
diutarakan oleh Wiyono (2001) dikutip Ramang dalam melakukan operasi penangkapan ikan.
(2011) sebagai berikut: 1) Menyusun data de- Kriteria yang dipakai dalam penentuan musim
ret waktu CPUE kuartal pertama tahun ke (n) penangkapan ikan adalah jika nilai IMP sama
hingga kuartal ke (n) tahun (n), ; b) Menyusun dengan atau lebih dari 100% dikatakan sebagai
rata-rata bergerak CPUE (n) kuartalan (RG) ; c) musim penangkapan, sedangkan bukan musim
Menyusun rata-rata bergerak CPUE terpusat penangkapan apabila nilai IMP kurang dari
(RGP); c) Menghitung rasio rata-rata untuk tiap 100%.
kuartal (Rb) dan d) Menyusun nilai rata-rata Hasil analisis rata-rata untuk bulanan
dalam satu matrik berukuran j x i yang disusun (RRBi) dan indek musim penangkapan (IMP)
untuk setiap kuartal dimulai Kuartal III - I, rajungan dengan data produksi rajungan sela-
kemudian menghitung rata-rata atau variasi ma 5 (lima) tahun yakni tahun 2008-2013,
musim dan selanjutnya menghitung indeks disajikan pada tabel 1. Hasil analisis rata-rata
musim penangkapan antara lain: 1) Rasio rata- untuk bulanan (RRBi) dan indek musim
rata untuk kuartal ke-i (RRB); 2) Jumlah rasio penangkapan (IMP) rajungan dengan data
rata-rata kuartalan (JRRB) dan 3) Indeks produksi rajungan selama 5 (lima) tahun yakni
Musim Penangkapan. tahun 2008-2013, rata-rata untuk bulanan
Penentuan musim ikan dengan Kriteria- (RRBi) berada pada kisaran 0,636318157 –
kriteria ialah jika indeks musim lebih dari 1 1,619080215.
(lebih dari 100 %) atau di atas rata-rata, dan Menurut Gaspersz (1996), bahwa jika
bukan musim jika indeks musim kurang dari 1 total indeks musim selama setahun untuk
(kurang dari 100 %). Apabila IM = 1 (100 %), bulanan adalah 1200 atau rata-rata sama
nilai ini sama dengan harga rata-rata bulanan dengan 100, sehingga total indeks musim untuk
sehingga dapat dikatakan dalam keadaan bulanan sebesar 400. Total rata-rata bulanan
normal atau berimbang. Untuk pemetaan (RRBi) adalah 12,73756631 dan nilai faktor
daerah penangkapan ikan (rajungan) dilakukan koreksi (FK) adalah 94,20 %.
Tabel 1 Hasil analisis rata-rata untuk bulanan (RRBi) dan indek musim penangkapan (IMP)
rajungan
Musim RRBI IMP (RRBi/FK)
Januari 0,781090166 73,58612906
Februari 0,651165556 61,34599404
Maret 0,636318157 59,9472277
April 0,697983461 65,75668634
Mei 1,341872551 126,4171681
Juni 1,619080215 152,5327688
Juli 1,128969789 106,3597011
Agustus 0,942407039 88,78371413
September 1,500663192 141,376758
Oktober 1,373381784 129,3856377
Nopember 1,210065439 113,9996834
Desember 0,854568966 80,50853156
Total (rata-rata) 12,73756631
Faktor koreksi (FK) 94,20951933
Sumber: diolah berdasarkan hasil pengumpulan data di Lapangan 2013

Keterangan:
RRBi rata-rata untuk bulan
IMP Indeks musim penangkapan
FK Faktor koreksi
196 Marine Fisheries 5 (2): 193-200, November 2014

Berdasarkan tabel diatas rata-rata untuk (2001) bahwa penentuan musim menggunakan
bulanan (RRBi) berada pada kisaran kriteria diantaranya adalah jika indeks musim
0,636318157-1,619080215. Pola musim sela- lebih dari 1 (lebih dari 100 %) atau di atas rata-
ma lima tahun, setelah dianalisis diperoleh rata, dan bukan musim jika indeks musim
indek musim penangkapan rajungan berada kurang dari 1 (kurang dari 100 %) dan apabila
pada kisaran terendah pada bulan maret 59,94 IM = 1 (100 %), nilai ini sama dengan harga
% dan tertinggi pada bulan juni 152,53 %. rata-rata bulanan sehingga dapat dikatakan
Menurut Makridakis et al. (1983); Wiyono dalam keadaan normal atau berimbang.
Tabel 2 Musim dan Indeks Musim Penangkapan (IMP) (%)
Musim IMP (%)
Januari 73,58612906
Februari 61,34599404
Maret 59,9472277
April 65,75668634
Mei 126,4171681
Juni 152,5327688
Juli 106,3597011
Agustus 88,78371413
September 141,376758
Oktober 129,3856377
Nopember 113,9996834
Desember 80,50853156
Sumber: diolah berdasarkan hasil di Lapangan 2013

Gambar 1 Pola musim penangkapan rajungan di Perairan Kabupaten Pangkep 2008-2013


Tabel 3 Produksi rajungan selama setahun yang tertangkap pada daerah penagkapan di
perairan Kabupaten Pangkep
No Bulan Wilayah A Wilayah B
1 Agustus 14.687,40 4.992,60
2 September 21.793,90 5.324,50
3 Oktober 19.192,10 5.259,90
4 November 19.547,30 4.739,10
5 Desember 15.105,70 4.362,40
6 Januari 9.343,90 4.209,10
7 Februari 10.938,30 3.995,30
8 Maret 11.585,70 3.861,70
9 April 9.957,90 3.437,90
10 Mei 13.046,30 6.606,10
11 Juni 12.063,50 8.253,20
12 Juli 12.194,40 7.041,80
Jumlah (kg) 169.456,40 62.083,60
Rata-rata 14.121,30 5.173,60
Sumber: Diolah berdasarkan pencatatan nelayan pengumpul dan survey lapangan
Ihsan et al.– Pola Musim dan Daerah Penangkapan Rajungan di Kabupaten Pangkep 197

Berdasarkan grafik diatas, rata-rata sampai bulan Maret di pantai barat Selat Maka-
indeks musim penangkapan rajungan dengan ssar termasuk didalamnya wilayah perairan
puncak musim terjadi pada bulan Juni dan Kabupaten Pangkep keadaan cuaca sangat
September. Hal ini sesuai dengan hasil analisis jelek dimana angin barat bertiup sangat
yang dilakukan menunjukan bahwa musim kencang yang menyebabkan gelombang besar
pemijahan rajungan berlangsung pada bulan sehingga pada bulan-bulan tersebut jumlah trip
Mei, Juni, Juli, Agustus dan September dan penangkapan nelayan sangat terbatas. Kurang-
puncak musim pemijahan berlangsung pada nya intensitas penangkapan yang dilakukan
bulan Agustus. Sementara itu rajungan menca- oleh nelayan selama 4 bulan, jika dilihat dari
pai ukuran dewasa ketika berumur satu tahun sisi perlindungan (konservasi) sangat mendu-
atau lebih. kung, pertumbuhan dan perkembangan raju-
Kembaren et al. (2012) mengatakan ngan.
bahwa untuk mengetahui musim pemijahan Nelayan tidak beroperasi karena kondisi
rajungan dapat dilakukan dengan mengamati cuaca sangat membahayakan untuk melakukan
kematangan gonad rajungan betina. Di perairan operasi. Masa paceklik dari musim penangkap-
Bandar Abbas sebelah utara Teluk Persia, an rajungan, dimana nelayan sangat khawatir
puncak musim pemijahan rajungan juga terjadi untuk melakukan operasi penangkapan. Selan-
pada bulan Desember (Kamrani et al. 2010). jutnya akhir musim barat diperkirakan antara
Sedangkan di perairan Mayangan, Subang bulan Maret-April. Hasil wawancara dengan
Jawa Barat, musim pemijahan rajungan terjadi nelayan menunjukan bahwa setiap bulannya
pada bulan Februari-April dan bulan Septem- tetap ada operasi penangkapan, dengan mem-
ber. Selanjutnya Kembaren et al. (2012) me- perhatikan kondisi perairan jika memungkinkan
ngatakan bahwa adanya beberapa perbedaan mereka melakukan operasi penangkapan
hasil penelitian ini disebabkan karena per- rajungan. Jarak lokasi penangkapan dengan
bedaan lingkungan perairan. pangkalan pendaratan atau perkampungan
Berdasarkan tabel dan gambar di atas nelayan tidak jauh, dengan lama waktu tempuh
menunjukan bahwa jika rajungan memijah pada menuju daerah penangkapan dari pangkalan
bulan Juni, Juli, Agustus dan September, antara 0,5 - 1 jam.
setelah mencapai umur satu tahun atau lebih Pada akhir bulan Maret sampai bulan
maka sesuai pola musim penangkapan Mei, sebagian nelayan yang berdomisili di
rajungan akan mulai tertangkap sekitar bulan Kecamatan Sigeri melakukan operasi penang-
April, Mei dan puncak musim penangkapan kapan di daerah penangkapan Kecamatan
rajungan pada bulan Juni dan memasuki bulan Bunguro dan Pangkajenne, dan sebagian nela-
Juli mengalami penurunan yang diperkirakan yan juga berpangkalan di sekitar di wilayah
akibat intensitas penangkapan yang sangat perbatasan Kabupaten Pangkep dengan Kabu-
tinggi pada bulan Juni dan keadaan cuaca paten Maros. Nelayan dari Kecamatan Sigeri ini
terutama minggu terakhir bulan Juni mulai melakukan perpindahan atau biasa disebut
bergejolak, dimana angin timur bertiup kencang nelayan andon. Perpindahan ini dilakukan
yang menyebabkan gelombang besar. selama 3 bulan sampai daerah penangkapan di
Sementara itu pada bulan Agustus penang- sekitar perairan Kecamatan Sigeri stabil. Mere-
kapan telah mencapai batas minimal akibat ka meninggalkan lokasi penangkapan sebelum-
keadaan cuaca memasuki musim pancaroba nya karena pada bulan-bulan tersebut hasil
atau musim peralihan, dimana keadaan gelom- tangkapannya sedikit, bahkan terkadang tidak
bang besar yang disertai angin kencang yang cukup membayar biaya operasional setiap
tidak memungkinkan nelayan melakukan ope- harinya.
rasi penangkapan rajungan, sehingga produksi
rajungan mengalami penurunan yang sangat Untuk daerah penangkapan rajungan
drastis. untuk alat tangkap mini trawl, mengingat ada-
nya kesepakatan diantara nelayan setempat
Pasca musim pancaroba, produksi maka lokasi penangkapan adalah daerah
rajungan kembali meningkat dan mencapai penangkapan disekitar Kalaroang dan perairan
puncaknya di bulan September dan diperkira- di sekitar Pulau Sama Tellu. Pemisahan daerah
kan rajungan yang tertangkap adalah rajungan penangkapan mini trawl dilakukan oleh karena
yang dipijahkan pada bulan September tahun pengoperasian mini trawl dianggap menggang-
sebelumnya. Produksi rajungan mulai kembali gu nelayan bubu lipat, gillnet dan nelayan
mengalami penurunan setelah memasuki bulan lainya termasuk merusak ekosistem di daerah
Oktober, November, Desember, Januari, Febru- penangkapan rajungan.
ari dan penurunan mencapai titik terendah
sepanjang musim penangkapan adalah bulan Berdasarkan hasil pencatatan yang
Maret setiap tahunnya. Pada bulan Desember dilakukan oleh nelayan pengumpul selama
198 Marine Fisheries 5 (2): 193-200, November 2014

setahun, tercatat jumlah rajungan yang kap rajungan digunakan adalah bubu lipat dan
tertangkap di daerah penangkapan baik wilayah gillnet. Adapun nelayan dilokasi ini beroperasi
(A) dan wilayah (B) di perairan Kabupaten pada daerah penangkapan di perairan Pulau
Pangkep mulai bulan Agustus - November 2012 Ballang Lompo, Ballang Caddi, Pulau Saugi,
sampai Januari-Juli 2013, sebagaimana disaji- Sagara, Salemo, Sabangko, Samatellu, Pala,
kan pada Tabel 3. Polewali, Cankee, Podangpodangan, Lampu-
tang, Sabutung, dan perairan disekitar gusung-
Untuk memetakan daerah penangkapan
gusung.
rajungan maka hal yang dilakukan adalah ikut
serta dalam penangkapan ikan, mencatat hasil Sedangkan wilayah (B) meliputi
produksi rajungan dari ketiga alat tangkap yang Kecamatan Sigeri, Ma.rang, Mandalle, Liukang
dioperasikan nelayan masing-masing gillnet, Tupabbiring dan Kecamatan Liukang Tupab-
bubu lipat dan mini trawl, disamping dilakukan biring Utara, dengan alat tangkap: bubu lipat,
wawancara dengan nelayan. gillnet rajungan dan mini trawl. Adapun daerah
penangkapan terletak di sekitar pulau Sakoala,
Berdasarkan hasil analisis yang
Gusung Torajae, Batu Pangkaya, Dondong-
dilakukan menunjukan bahwa daerah
eang, Batu Angin, Pulau Kalaroang Laut dan
penangkapan rajungan di perairan Kabupaten
bagian Barat Pulau Salemo dan Pulau
Pangkep dengan pendekatan partisipatif dan
Samatellu.
kesesuaian kualitas air untuk rajungan tersebar
di perairan antara perairan pantai dan lepas Untuk daerah penangkapan rajungan
pantai pada kordinat (x) 119,3340782 (y) - untuk alat tangkap mini trawl, mengingat ada-
4,795765589; (x) 119,5333339 (y) - nya kesepakatan diantara nelayan setempat
4,577981183; (x) 119,4860711 (y) - maka lokasi penangkapan adalah daerah
4,635205014; (x) 119,4917813 (y) - penangkapan disekitar Kalaroang dan perairan
4,698932738; (x) 119,4452481 (y) - di sekitar Pulau Sama Tellu. Pemisahan daerah
4,766209738;(x) 119,430269 (y) -4,93330032, penangkapan mini trawl dilakukan oleh karena
kriteria cukup sesuai (x) 119,2729504 (y) - pengoperasian mini trawl dianggap menggang-
4,592693128; (x) 119,2641158 (y) - gu nelayan bubu lipat, gillnet dan nelayan
4,951483991. Untuk kriteria tidak sesuai (x) lainya termasuk merusak ekosistem di daerah
119,4857221 (y) -4,954379114;(x) penangkapan rajungan. Berdasarkan hasil
119,4962177 (y) -4,812203594;(x) pencatatan yang dilakukan oleh nelayan pe-
119,5116064 (y) -4,700367842. Menurut ngumpul selama setahun, tercatat jumlah ra-
Romimohtarto (1997) mengatakan bahwa jungan yang tertangkap di daerah penang-
salinitas perairan yang sesuai untuk rajungan kapan baik wilayah (A) dan wilayah (B) di
dewasa adalah 31‰ - 36 ‰. perairan Kabupaten Pangkep mulai bulan
Agustus - November 2012 sampai Januari - Juli
Hasil analisis secara deskriptif yang
2013.
dilakukan menunjukan bahwa, setiap nelayan di
kecamatan pesisir dan pulau-pulau kecil, Untuk wilayah (A) dan wilayah (B) hasil
memiliki kesamaan dalam pemilihan alat tangkapan rajungan tertinggi, pada bulan
tangkap yang dioperasikan, demikian juga September yakni 21.793,90 kg dan terendah
dalam pemilihan daerah penangkapan. pada bulan April yakni sebesar 9.957,90 kg.
Pengoperasian alat tangkap bubu lipat dan Rata-rata hasil produksi tangkapan rajungan di
gillnet rajungan banyak dioperasikan oleh daerah penangkapan yang didaratkan di
nelayan di perairan Kecamatan Pangkejene, wilayah (A) sebesar 14.121,30 kg dan wilayah
Bungoro, dan Labbakang. Sedangkan bubu, (B) sebesar 5.173,60 kg.
gillnet dan mini trawl banyak dioperasikan
Perbandingan produksi rajungan di
nelayan di perairan Kecamatan Sigeri, perairan
wilayah (A) dan wilayah (B) lebih tinggi di wila-
Kecamatan Mandalle, perairan pulau-pulau di
yah (A) oleh karena luas wilayah penang-
Kecamatan Liukang Tupabbiring dan Liukang
kapannya lebih luas. Di samping itu pada bulan
Tupabbiring Utara.
tertentu akhir bulan Maret sampai bulan Mei,
Berdasarkan letak geografis daerah sebagian nelayan yang berdomisili di Kecama-
penangkapan rajungan, maka hasil produksi tan Sigeri melakukan operasi penangkapan di
tangkapan rajungan yang tertangkap pada daerah penangkapan disekitar perairan
daerah penangkapan tersebut di daratkan oleh Kecamatan Bunguro dan Pangkajenne, dan
nelayan pada 2 (dua) kelompok lokasi sebagian nelayan juga berpangkalan di sekitar
pendaratan, antara lain: wilayah (A) meliputi di wilayah perbatasan Kabupaten Pangkep
Kecamatan Pangkajenne, Bungoro, Labak- dengan Kabupaten Maros. Nelayan dari
kang, dan Tanjung Butung perbatasan Kabu- Kecamatan Sigeri ini melakukan perpindahan
paten Pangkep dengan Barru dengan alat tang- atau biasa disebut nelayan andon. Perpin-
Ihsan et al.– Pola Musim dan Daerah Penangkapan Rajungan di Kabupaten Pangkep 199

dahan ini dilakukan selama 3 bulan sampai bulan-bulan tersebut hasil tangkapannya
daerah penangkapan di sekitar perairan sedikit, bahkan terkadang tidak cukup mem-
Kecamatan Sigeri stabil. Mereka meninggalkan bayar biaya operasional setiap harinya.
lokasi penangkapan sebelumnya karena pada

Gambar 2 Peta daerah penangkapan rajungan di perairan Kabupaten Pangkep


dan lepas pantai (off-Shore) untuk
pengelolaan perikanan rajungan
KESIMPULAN DAN SARAN (Portunus pelagicus) di Perairan Selat
Kesimpulan Makassar. Jurnal Ilmu-ilmu Perairan dan
Perikanan Indonesia. 13(1): 33-43
Musim puncak penangkapan rajungan
berada pada IMP > 1 % yakni berlangsung Dinas Kelautan dan Perikanan. 2010.
pada bulan Juni dan September, terdapat Penentuan Daerah Penangkapan Ikan.
perbedaan musim penangkapan rajungan di perairan Kabupaten Pangkep.
selama 5 (lima) tahun, tetapi hanya berbeda Fauzi A, Anna S. 2002. Penilaian Depresiasi
dalam setiap bulan. Sumberdaya Perikanan Sebagai bahan
Persentase tangkapan tertinggi di daerah pertimbangan Penentuan Kebijakan
penangkapan adalah pada bulan September Pembangunan Perikanan. Jurnal Pesisir
dan terendah pada bulan April yakni. Produksi dan Lautan. 4(2): 36-49.
tangkapan rajungan di daerah penangkapan Gazperz JP. 1996. Analisis Sistem Terapan
dan didaratkan di wilayah (A) lebih besar dari- Berdasarkan Pendekatan Teknik Industri.
pada wilayah (B) dan indeks musim penang- Bandung: Tarsito. 670 hlm.
kapan (IMP) rajungan dilakukan sepanjang
tahun di daerah penangkapan Kabupaten Kembaren DD, Ernawati T, Suprapto. 2012.
Pangkep. pada bulan Maret- Mei, sebagian Biologi dan parameter populasi rajungan
nelayan berdomisili di Kecamatan Sigeri mela- (Portunus pelagicus) di perairan Bone
kukan operasi penangkapan di daerah penang- dan sekitarnya. Jurnal Penelitian Pe-
kapan disekitar perairan Kecamatan Bunguro rikanan Indonesia.
dan Pangkajenne, dan sebagian nelayan, Kamrani E, Sabili AN, Yahyavi M. 2010. Stock
berpangkalan di sekitar di wilayah perbatasan assessment and reproductive biology of
Kabupaten Pangkep dengan Kabupaten Maros the blue swimming crab, Portunus
sebagai nelayan andon. pelagicus in Badar Abbascoastal waters,
northern Persian Gulf. Journal of Persian
Gulf (Marine Science). 1(2): 11-22.
DAFTAR PUSTAKA
Ramang S. 2011. Manajemen Penangkapan
Adam, Jaya I, Sondita MFA. 2006. Model Ikan Pelagis Di Perairan Teluk Apar
bioekonomi perairan pantai (in-shore) Kabupaten Paser Provinsi Kalimantan
200 Marine Fisheries 5 (2): 193-200, November 2014

Timur [Disertasi]. Bogor: Sekolah Bondet Kabupaten Cirebon. Bulletin


Pascasarjana IPB, Bogor PSP. 16(1).
Romimohtarto K. 1977. Hasil penelitian Wiyono ES. 2001. Optimasi Manajemen
pendahuluan tentang biologi budidaya Perikanan Skala Kecil di Teluk
rajungan Portunus pelagicus (L) dari Pelabuhan ratu [Tesis]. Bogor: Program
Teluk Jakarta dan Pulau Pari (Pulau- Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.
pulau Seribu). Proseding Seminar Biologi 102 hlm.
V.
Zainuddin M. 2006. Aplikasi Sistem Informasi
Wiyono SE. 2007. Dinamika harian hasil Geografis dalam penelitian perikanan
tangkapan rajungan (Portunus pelagicus) dan kelautan. Makalah disampaikan
kaitannya dengan fase bulan di perairan pada Lokakarya Agenda Penelitian
Coremap II Kabupaten Selayar

Anda mungkin juga menyukai