Anda di halaman 1dari 9

UNIT 18

A. Judul
Pengaruh Karrikin terhadap Perkecambahan Biji

B. Tujuan
Untuk membuktikan pengaruh karrikins terhadap perkecambahan biji

C. Dasar Teori
Pada umumnya perkecambahan dapat diartikan sebagai proses munculnya
plantula (tanaman kecil) dari dalam biji yang merupakan hasil pertumbuhan
dan perkembangan embrio. Pada perkembangan embrio saat berkecambah,
bagian plumula tumbuh dan berkembang menjadi batang, sedangkan radikula
menjadi akar. Perkecambahan benih dapat diartikan sebagai dimulainya proses
pertumbuhan embrio dari benih yang sudah matang (Taiz and Zeiger, 1998).
Perubahan cadangan makanan menjadi zat-zat yang lebih mobil
menyebabkan pengangkutan merata keseluruh bagian embrio sehingga
benih dapat berkecambah. Pembentukan enzim alfa amylase terjadi pada
saat permulaan perkecambahan oleh giberelin internal. Jika giberelin
internal berada dalam jumlah terbatas atau belum aktif maka proses
perkecambahan akan berjalan lambat. Dengan adanya penambahan
giberelin eksternal menyebabkan terjadinya peningkatan jumlah giberelin
di dalam benih, sehingga meningkatkan ketersediaan dan aktivitas enzim
alfa amylase. Perubahan cadangan makanan menjadi zat-zat yang lebih
mobil menyebabkan pengangkutan merata keseluruh bagian embrio
sehingga benih dapat berkecambah (Asra, 2014).
Asap pada umumnya dan senyawa bioaktif, seperti karrikins, memiliki
potensi untuk digunakan sebagai alat manajemen untuk rehabilitasi lahan,
konservasi tanaman dan pengendalian gulma. Namun, informasi penting
untuk aplikasi seperti kurang, misalnya stabilitas senyawa ini di dalam tanah,
apakah mereka dimetabolisme oleh tanaman dan mikroorganisme, dan
bagaimana mereka mempengaruhi organism. Adapun mekanisme aksi
karrikins, seperti cahaya, menyebabkan secara tidak langsung peningkatan
ekspresi dua gen GA3 oksidase utama, GA3ox1 dan GA3ox2 (ara 6.3) tetapi
tidak muncul untuk mempengaruhi salah satu gen kunci yang terkait dengan
sintesis ABA atau katabolisme. Karrikins awal signaling termasuk MAX2 F-
kotak protein. Menariknya, Arabidopis MAX2 mutan memiliki dormansi
fenotipe enchanced. Meskipun kesamaan struktural antara karrikins dan
strigolactones (ara 6,4) poin bukti terbaru untuk mekanisme signaling yang
berbeda (Jefferson, 1999).
Karrikin adalah kelompok pengatur pertumbuhan tanaman yang
ditemukan di dalam asap bahan tanaman yang terbakar. Selama bertahun-
tahun para ilmuwan mengetahui bahwa asap dari kebakaran hutan memiliki
kemampuan untuk merangsang perkecambahan benih. Pada tahun 2004,
setelah mempelajari ribuan senyawa kimia yang ditemukan dalam asap,
ditemukan bahwa serangkaian butenolides bertanggung jawab atas efek ini.
Seorang anggota tim peneliti yang melihat senyawa ini, David Nelson,
berkonsultasi dengan seorang profesor Linguistik di Universitas Western
Australia, yang menasihati bahwa kata Noongar yang tercatat pertama untuk
'asap' dari daerah Perth pada tahun 1830-an, adalah 'karrik'. Hal ini
menyebabkan senyawa ini disebut karrikin. Saat ini, ada empat karrikin yang
diketahui yang mana adalah KAR1, KAR2, KAR3, dan KAR4 (Ismail, dkk,
2017).
Germinansi bergantung pada imbibisi, pengambilan air akibat potensial
air yang rendah pada biji kering. Imbibisi air menyebabkan biji mengembang
dan selaput biji merekah dan juga memicu perubahan-perubahan metabolik
didalam embrio yang membuat embrio kembali tumbuh. Setelah dehidrasi,
enzim-enzim mulai mencerna material-material simpanan endosperma atau
kotiledon, dan nutrien-nutrien ditransfer kebagian-bagian embrio yang sedang
tumbuh (Campbell, 2008).
Bahan kimia bioaktif dalam asap diidentifikasi sebagai karrikinolide,
sebelumnya disebut sebagai "butenolide" (3-metil-2H-furo (2,3 c) pyran-2-
satu) anggota dari kelas karikins akan mempercepat pemecahan dormansi biji
sehingga terjadi germinasi (flematti di al 2004. ). Ada beberapa karrikins
aktif, dinotasikan KAR1 melalui KAR4. Ini telah dibandingkan dengan
strigolactones, yang memiliki sebagian kemiripan struktural semua karrikins
adalah sebagai efektif sebagai strigolactones dalam pemecahan dormansi.
efek positif dari asap pada perkecambahan biji tidak terbatas pada spesies
yang asli ke habitat rawan kebakaran. Asap sekarang dianggap sebagai
promotor kimia umumnya efektif yang menambah perkecambahan beberapa
spesies 1200 di lebih dari 80 genera di seluruh dunia (Dixon, 2009).

D. Alat dan Bahan


1. Alat
a. Cawan Petri
b. Kaleng
c. Penggaris
d. Timbangan
2. Bahan
a. Biji kacang tanah dan kacang hijau
b. Arang
c. Saringan
d. Kapas

E. Cara Kerja
1. Timbang semua biji kacang.
2. Simpan arang pembakar di dalam kaleng.
3. Tutup bagian atas kaleng dengan saringan dan letakkan biji di atasnya.
4. Biji kacang eksperimen diasapi selama 15 menit.
5. Setelah diasapi, baik control dan eksperiment biji diletakkan di antara
kapas basah dan biarkan di tempat yang sejuk (tetapi terkena siang hari).
6. Timbang semua biji setiap hari sampai 10 hari dan ukur panjang tunasnya.
Gambar Hasil Pengamatan:

Kontrol Sampel

F. Hasil Pengamatan

Tabel 1.1 Hasil Pengamatan Pertambahan Panjang


Kontrol Sampel
Hari
Pertambahan Panjang (cm)
1 0 0
2 1 0
3 1 1
4 1,5 1,2
5 2 2
6 2,5 3
7 3 4

G. Pembahasan
Praktikum kali ini berjudul Pengaruh Karrikin terhadap Perkecambahan
Biji yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh zat karrikin pada
perkecambahan biji. Adapun biji yang digunakan pada praktikum ini hanya
biji kacang tanah.
Berdasarkan hasil pengamatan pengaruh pengasapan terhadap
perkecamabahan diperoleh data yang menunjukkan bahwa biji kacang tanah
yang diasapi cenderung akan lebih cepat mengalami germinasi dibandingkan
dengan kacang tanah yang tidak diasapi. Ini disebabkan oleh pengaruh
karrikins yang terdapat pada asap akan menyebabkan aktifnya hormon-
hormon pertumbuhan seperti giberelin dan auksin yang terdapat pada biji.
Kombinasi dari giberellin dan asap yang mengadung karrikin akan
mengefektifkan pematahan dormansi dalam biji. Adanya percepatan dalam
mematahkan dormansi sehingga proses perkecambahan cepat terjadi,
berdasarkan hasil pengamatan disebabkan karena intensitas pengasapan yang
cukup lama sehingga konsentrasi karrikins akan besar pula.
Hal ini sesuai teori menurut Jefferson (1999) bahwa konsentrasi karrikins
yang diterima oleh biji selama pengasapan akan mempengaruhi lama
pematahan masa dormansi biji. Konsentrasi yang tinggi akan mematahkan
masa dormansi lebih cepat namun karrikins dengan konsentrasi yang rendah
tidak akan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap proses pematahan
dormansi pada biji.

H. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa zat karrikins
yang terkandung dalam asap akan mematahkan dormansi biji sehingga
mempercepat proses perkecambahan. Semakin tinggi konsentrasi karrikin
yang diterima oleh biji maka semakin cepat biji akan mengalami
perkecamabahan. Namun sebaliknya apabila konsentrasi karrikins rendah,
maka tidak akan berpengaruh secara signifikan terhadap masa dorman pada
biji.
I. Jawaban Pertanyaan
1. Bisakah anda menyebutkan dua cara untuk memperluas penyelidikan ini ?
jelaskan rencana atau proyek anda!
Jawab: Untuk memperluas penyelidikan ini dapat dilakukan dengan
menggunakan waktu pengamatan lebih banyak karena biji yang di
gunakan adalah biji kacang tanah sehingga waktu perkecambahan
cukup lama. Yang kedua yaitu biji yang digunakan bisa diganti
dengan biji kacang hijau karena pertumbuhan perkecambahan biji
kacang hijau jauh lebih cepat dari pada kacang tanah sehingga jika
pengamatan diganti dengan biji kacang waktu maka yang di
gunakan tidak banyak dan pengukuran akan lebih mudah.
J. Referensi

Asra. Biospecies Vol. 7 No.1, Januari 2014, hal. 29-33. “Pengaruh Hormon
Giberelin (GA3) Terhadap Daya Kecambah dan Vigoritas
(Calopogonium caeruleum)”. Jambi: Jurusan Biologi, Fakultas Sains
dan Teknologi, Universitas Jambi

Campbell.2008.Biologi Edisi 8 Jilid 2.Jakarta: Erlangga

Dixon. 2009. Fisiologi Tumbuhan. USA: Springer Press


Ismail, Muis dan Rahmat. 2017. Practical Guidance for Plant Physiology.
Makassar: State University of Makassar. Biology Department

Jeffreson, 1999. Aplication of Seed Science and Technology. USA: Springer


Press

Taiz and Zeiger, D., 1998, Pengantar Fisiologi Tumbuhan, Gramedia, Jakarta
K. Lampiran
Laporan Sementara
Judul : Pengaruh Karrikin terhadap Perkecambahan Biji
Tujuan : Untuk membuktikan pengaruh karrikins terhadap perkecambahan
biji
Kontrol Sampel
Hari
Pertambahan Panjang (cm)
1 0 0
2 1 0
3 1 1
4 1,5 1,2
5 2 2
6 2,5 3
7 3 4
LAPORAN PRAKTIKUM
FISIOLOGI TUMBUHAN
JUDUL: Pengaruh Karrikin terhadap Perkecambahan Biji

Name : Nurkhalisha
NIM/Kelas : 1514441002 / Pendidikan Biologi ICP
Kelompok : V (Lima)
Hari/Tanggal : Rabu /31 Mei 2017

LABORATORIUM BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2017

Anda mungkin juga menyukai