Anda di halaman 1dari 8

PENGARUH TOILET TRAINING

DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR


TERHADAP SIKAP KEMANDIRIAN ANAK USIA 4-5 TAHUN DI
TAMAN KANAK-KANAK NEGERI PEMBINA PONTIANAK SELATAN

Maria Sisilia Kabang


Program Studi S1 PG-PAUD, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Pontianak
Email : Sisiliakabang@gmail.com

Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk mengajarkan anak mandiri dalam hal
BAK dan BAB dengan menggunakan media gambar untuk meningkatkan sikap
kemandirian anak serta untuk mengetahui apakah penggunaan media gambar yang
digunakan berpengaruh untuk meningkatkan sikap kemandirian anak. Penelitian
menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode eksperimen. Adapun yang
menjadi subyek penelitian adalah anak perempuan kelas B1 di Taman Kanak-
kanak Negeri Pembina Pontianak Selatan. Teknik pengumpul data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi.
Penelitian ini menghasilkan simpulan penelitian berupa 1) aktivitas toilet training
terhadap sikap kemandirian anak sebelum menggunakan media gambar;
2)aktivitas toilet training terhadap sikap kemandirian anak setelah menggunakan
media gambar; 3) pengaruh toilet training yang menggunakan media gambar
untuk meningkatkan sikap kemandirian anak.
Berdasarkan hasil penelitian, maka peneliti menyarankan agar 1) guru mulai
menggunakan media gambar untuk mengajarkan toilet training pada anak 2) guru
berkolaborasi dengan menggunakan media-media lain dalam mengajarkan toilet
training 4) diharapkan guru dapat menggunakan metode ini juga kepada anak-
anak yang lain.

Kata kunci : Toilet training, Media gambar, Sikap Kemandirian

Usia dini adalah usia emas (Luxner, 2005). Penting sekali untuk
dimana akan sangat berarti apabila menstimulasi atau melatih anak agar
diberi rangsangan yang tepat untuk anak bisa memenuhi kebutuhan
mengembangkan kecerdasannya. mereka sendiri yaitu dimulai dari
Pada masa ini, anak mengalami kebutuhan paling dasar misalnya
pertumbuhan dan perkembangan melatih toilet training,
yang sangat cepat. Pada masa ini, makan/minum sendiri, merapikan
anak dapat mengontrol bagian mainan sendiri di usia-usia tersebut.
tubuhnya, kemampuan dalam Proses yang paling awal yang bisa
berbahasa meningkat dan pada fase dilakukan adalah dengan
ini juga anak berada pada fase anal, memperkenalkan anak dengan toilet
dimana anak mulai mampu untuk training, karena kebutuhan yang
mengontrol (BAK) Buang Air Kecil paling awal yang ditemui pada anak
dan (BAB) Buang Air Besar adalah kebutuhan untuk membantu
diri dalam buang air. Anak-anak tahu dapat dipergunakan sebagai media
bahwa mereka merasa tidak nyaman pendidikan dan mempunyai nilai-
dengan buang air di celana, hal ini nilai pendidikan bagi peserta didik
dijadikan kesempatan untuk yang memungkinkan belajar secara
memperkenalkan bagaimana anak efisien peserta didik yang berkaitan
harus mencoba mengutarakan dengan pemanfaatan media gambar.
keinginan untuk buang air, kemudian
mencari tempat dan selanjutnya Berdasarkan observasi yang
membuka celana dan sebagainya. dilakukan, diketahui bahwa toilet
Pada kenyataannya, pembelajaran training pada anak sudah dilakukan
tentang toilet training masih belum secara verbal di Taman Kanak –
terlalu efektif. Hal ini dikarenakan kanak Negeri Pembina Pontianak
bentuk melatih anak masih sebatas Selatan. Tetapi ini tentu saja belum
teori saja secara verbal tanpa ada cukup, karena anak masih belum
contoh atau media yang dipakai agar mengerti apa yang disampaikan oleh
lebih menarik bagi anak dan anak guru. Anak membutuhkan contoh
bisa lebih mengerti. Hal ini yang nyata untuk bisa ia contoh.
menyebabkan tingkat kemandirian Seperti contoh asli, guru langsung
anak tidak mencapai tahap yang mempraktekkan atau yang
perkembangan yang optimal. memperagakan maupun
Kemandirian anak sangat diperlukan menggunakan media gambar sesuai
dalam rangka membekali mereka dengan materi yang ingin diajarkan.
untuk kehidupan yang akan datang. Banyak kendala yang dihadapi anak
Penelitian ini menggunakan media dalam (BAK) Buang Air Kecil atau
gambar, dipilih media gambar (BAB) Buang Air Besar, diantaranya
sebagai alat pembelajaran tentang anak yang belum bisa membuka
toilet training. Kata media berasal celana, serta anak yang belum bisa
dari bahasa latin yaitu jamak dari membersihkan atau menyiram
kata medium yang secara harfiah setelah BAK atau BAB. Hampir
berarti perantara atau pengantar. separuh dari 31 orang anak belum
Media adalah perantara atau mampu untuk pergi ke toilet sendiri
pengantar pesan dari pengirim ke tanpa bantuan. Anak masih perlu
penerima pesan. Secara umum media bimbingan dan bantuan jika ingin
pembelajaran dalam pendidikan pergi ke toilet. Oleh karena itu,
disebut media, yaitu berbagai jenis peneliti tertarik untuk mencoba
komponen dalam lingkungan siswa menerapkan penelitian dengan judul
yang dapat merangsangnya untuk “Pengaruh Toilet Training dengan
berpikir Gagne (dalam Arif S. Menggunakan Media Gambar
Sadiman: 2005). Terhadap Sikap Kemandirian Anak
Gambar dapat dipergunakan, Usia 4–5 Tahun di Taman Kanak –
baik dalam lingkungan anak-anak kanak Negeri Pembina Pontianak
maupun dalam lingkungan orang Selatan.” Permasalahan dalam
dewasa. Gambar yang berwarna penelitian ini adalah: 1. Bagaimana
umumnya menarik perhatian. Semua kegiatan toilet anak sebelum
gambar mempunyai arti, uraian dan dilakukan toilet training dengan
tafsiran sendiri. Karena itu gambar menggunakan media gambar
terhadap sikap kemandirian anak lanjut mengenai pelaksanaan toilet
usia 4-5 tahun di Taman Kanak- training pada anak. 2. Manfaat
kanak Negeri Pembina Pontianak Praktis : a. Bagi Peneliti, Hasil
Selatan? 2. Bagaimana kegiatan Penelitian ini bermanfaat bagi
toilet anak sesudah dilakukan toilet peneliti dalam mengembangkan
training dengan menggunakan media ilmu yang telah didapat dan
gambar terhadap sikap kemandirian memberikan pengalaman serta
anak usia 4-5 tahun di Taman Kanak- tambahan ilmu pengetahuan
kanak Negeri Pembina Pontianak khususnya tentang Pelaksanaan
Selatan? 3. Apakah terdapat Toilet Training dengan
pengaruh toilet training dengan Menggunakan Media Gambar. b.
menggunakan media gambar Bagi Sekolah, Hasil penelitian ini
terhadap peningkatan sikap bermanfaat bagi sekolah dalam
kemandirian anak usia 4-5 tahun di memberikan motivasi bagi anak
Taman Kanak-kanak Negeri untuk lebih mandiri lagi dalam
Pembina Pontianak Selatan? melakukan BAK dan BAB sendiri
tanpa bantuan. c. Bagi Guru,Hasil
Berdasarkan masalah yang telah penelitian ini bermanfaat sebagai
dirumuskan dapat disimpulkan tambahan referensi dalam
secara umum tujuan penelitian ini penerapan konsep toilet training
adalah: 1. Kegiatan toilet anak terhadap peningkatan kemandirian
sebelum dilakukan toilet training anak menggunakan media gambar
dengan menggunakan media gambar pada anak di TK Negeri Pembina
terhadap sikap kemandirian anak Pontianak Selatan.
usia 4-5 tahun di Taman Kanak-
kanak Negeri Pembina Pontianak Toilet training merupakan cara untuk
Selatan. 2. Kegiatan toilet melatih anak agar dapat mengontrol
anak sesudah dilakukan toilet ketika ingin buang air besar dan
training dengan menggunakan media kecil, membuang kotorannya di
gambar terhadap sikap kemandirian tempat yang tepat dan mengajarkan
anak usia 4-5 tahun di Taman Kanak- anak agar dapat membersihkan
kanak Negeri Pembina Pontianak kotorannya sendiri serta memakai
Selatan. 3. Pengaruh toilet training celananya sendiri (Listia, 2010: 1).
dengan menggunakan media gambar Hidayat (dalam Subagyo, 2010: 1),
terhadap sikap kemandirian anak usia juga menyatakan hal yang sama
4-5 tahun di Taman Kanak-kanak bahwa, “toilet training adalah suatu
Negeri Pembina Pontianak Selatan. usaha untuk melatih anak agar
mampu mengontrol dalam
Hasil penelitian ini diharapkan melakukan buang air kecil dan buang
dapat bermanfaat baik secara teoritis air besar.”
maupun praktis. Adapun manfaat
teoritis dan praktis dalam penelitian Menurut Supartini (2004; 74),
ini adalah sebagai berikut.1. “ orang tua harus diajarkan
Manfaat Teoritis :Hasil penelitian bagaimana cara melatih anak untuk
ini diharapkan dapat menjadi bahan mengontrol rasa ingin berkemih, di
referensi untuk penelitian lebih antaranya pot kecil yang bisa
diduduki anak apabila ada, atau
langsung ke toilet, pada jam tertentu apabila sering memarahi anak
secara regular.” pada saat buang air besar atau
kecil, atau melarang anak saat
Jane Gilbert (2003: 28) mengatakan berpergian. Bila orang tua santai
peralatan yang dapat digunakan dalam memberikan aturan dalam
untuk memudahkan pelaksanaan toilet training maka anak akan
toilet training adalah sebagai dapat mengalami kepribadian
berikut;1. Toilet mini, Cara yang bisa ekspresif dimana anak lebih tega,
digunakan untuk memudahkan cenderung ceroboh, suka membuat
proses toilet training adalah melatih gara-gara, emosional dan seenaknya
anak menggunakan toilet mini. dalam melakukan kegiatan sehari-
Dengan menempatkan toilet mini hari (Hidayat, 2005; 65).
dirumah, anak dapat dengan mudah
menemukan dan menggunakannya Purwanto (2007: 140) menyatakan
sendiri bila ia merasa ingin buang bahwa sikap kemandirian adalah
air. Toilet mini adalah peralatan yang kecenderungan untuk bertindak
disiapkan untuk tempat menampung dimana anak yang mandiri
BAB atau BAK anak yang bersifat mempunyai kemampuan yang baik
portable (bisa dipindahkan). Prinsip tergantung dari bagaimana cara anak
penggunaan toilet mini ini dapat melakukan kegiatan dengan
memudahkan anak dengan sendirinya. Anak yang mandiri
memperpendek jarak yang harus mempunyai rasa tanggung jawab
ditempuh seorang anak untuk yang tertanam pada diri anak,
melakukan BAB atau BAK. 2. Buku- sehingga anak dapat menyelesaikan
buku dan video, buku – buku dan tugas serta persoalan yang
video dapat menjadi alat efektif dihadapinya dengan baik.
untuk mengenalkan anak pada toilet.
Buku – buku dan video akan Menanamkan kemandirian pada anak
memberikan rasa tertarik dan senang dapat dilakukan secara perlahan atau
pada anak karena disertai dengan bertahap agar dapat berkembang
gambar – gambar atau ilustrasi yang dengan baik (Azizah, 2009: 7) .
berwarna. Anak bisa lebih mudah Parker (2006: 226) “kemandirian
untuk memahami apa yang diajarkan (self-reliance) adalah kemampuan
dan anak termotivasi untuk untuk mengelola apa yang menjadi
melakukan apa yang telah diajarkan miliknya yaitu mengelola waktu,
dalam pelaksanaan toilet training ini. berjalan dan berpikir secara
mandiri.” Kemandirian berkenaan
Dampak yang paling umum dalam dengan tugas dan keterampilan
kegagalan toilet training seperti bagaimana mengerjakan sesuatu,
adanya perlakuan atau aturan yang bagaimana mencapai sesuatu atau
ketat bagi orang tua kepada bagaimana mengelola sesuatu.
anaknya yang dapat mengganggu Kemandirian berkenaan dengan
kepribadian anak atau pribadi yang mandiri, kreatif dan
kecenderungan bersifat retentif mampu berdiri sendiri.
dimana anak cenderung bersikap
keras kepala bahkan kikir. Hal ini Berdasarkan kamus besar Bahasa
dapat dilakukan oleh orang tua Indonesia (dalam Subana dan
Sunarti, 2009: 322) gambar adalah yang digunakan dalam penelitian ini
tiruan barang (orang, binatang, adalah teknik observasi, teknik
tumbuhan, dan sebagainya). Gambar wawancara dan teknik dokumentasi.
merupakan media visual dua dimensi
diatas bidang yang tidak transparan. Uji-t untuk kasus satu sampel
Peneliti menggunakan media gambar digunakan untuk menguji atau
untuk memberi gambaran tentang membandingkan apakah rata-rata
toilet training sehingga populasi yang diduga/dihipotesiskan
penjelasannya lebih konkrit dari pada (μo) dapat diuji kebenarannya melalui
bila diuraikan dengan kata-kata. rata-rata sampel yang diambil.
Peneliti dapat menerjemahkan ide- Adapun untuk membantu menjawab
ide abstrak tentang toilet training rumusan masalah dilakukan
dalam bentuk yang lebih realistik observasi, wawancara, serta praktek
melalui gambar. langsung pada anak.

METODE Sesuai dengan tujuan penelitian ini


maka dilakukan uji-t (Sugiyono:
Pendekatan yang digunakan dalam 197), adapun rumus uji-t yang
penelitian ini adalah pendekatan digunakan adalah sebagai berikut:
kuantitatif. Penelitian kuantitatif
merupakan suatu metode penelitian
yang berdasarkan pada filsafat
positivisme, dapat ditemukan dan
dikembangkan berbagai ilmu
pengetahuan dan teknologi baru serta
dalam bentuk angka-angka statistik
untuk analisisnya (Sugiyono, 2010:
13). Metode penelitian kuantitatif
yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode eksperimen. Menurut
Sugiyono (2012: 72) “metode
penelitian eksperimen adalah metode
penelitian yang digunakan untuk Sedangkan jika ingin mengetahui
mencari pengaruh perlakuan tertentu varians suatu sampel, dapat
terhadap orang lain dalam kondisi dilakukan dengan menggunakan
yang terkendali.” Variabel penelitian rumus berikut:
dari judul yang telah dirumuskan
oleh peneliti terdiri dari dua variabel
yaitu toilet training sebagai variabel
X dan sikap kemandirian sebagai
variabel Y.

Teknik pengumpulan data dalam


sebuah penelitian digunakan untuk HASIL DAN PEMBAHASAN
memperolah data yang sesuai agar Hasil
Penelitian ini dilaksanakan di Taman
dapat memecahkan masalah yang
Kanak-kanak Negeri Pembina
diteliti. Teknik pengumpulan data
Pontianak Selatan, pada anak kelas angka 7,54 yang berarti terdapat
B1 usia 4-5 tahun. Taman Kanak- selisih sekitar 31% setelah diberikan
kanak Negeri Pembina yang perlakuan. Ini berarti terdapat
beralamat di Jalan Karya Bhakti II di kemajuan yang signifikan secara
dirikan pada tahun 1978 oleh keseluruhan setelah diberikan
pemerintah pusat , yang diresmikan perlakuan dengan menggunakan
oleh Direktur Jendral Pendidikan media gambar besar dan kartu
Dasar dan Menengah Departeman bergambar.
Pendidikan dan Kebudayaan Bapak Berdasarkan data pre-test dan post-
Prof. Darji darmo diharjo SH pada test maka dapat dilakukan
tanggal 13 september 1980. perhitungan dengan uji t melalui
Pelaksanaan penelitian ini dimulai program spss 17 dengan hasil
dengan melakukan pre-test pada kemandirian toilet training yang
anak selama 2 hari dimulai pada dilakukan sebelum dan sesudah
tanggal 15 Juli 2014 dan 17 Juli perlakuan adalah t hitung
2014. Setelah melihat hasil pre-test adalah 10,237 sedangkan t tabel N =
baru diberikan treatment pada anak 15 pada taraf kepercayaan 95%=
dimulai dari tanggal 6 Agustus 2014. 2,145 dengan demikian nilai t hitung
Treatment diberikan selama 6 kali > t tabel (10,237 > 2,145) dan
pertemuan. Sesudah diberikan signifikansi (0,000 < 0,05), dengan
treatment pada anak, peneliti hasil tersebut berarti terdapat
melakukan post-test untuk pengaruh toilet training terhadap
mengetahui kembali hasil dari sikap kemandirian anak yang
treatment yang diberikan, apakah menggunakan media gambar.
memberikan pengaruh terhadap
anak. Berdasarkan rumusan hipotesis
penelitian di atas sudah jelaslah
Pembahasan bahwa t hitung lebih besar dari t
Berdasarkan penelitian yang tabel karena jika t hitung > t tabel
dilakukan pada awal penelitian maka Ha dapat “diterima” sedangkan
diperoleh hasil pre-test kemandirian Ho “ditolak”, ini berarti ada
toilet training anak perempuan kelas pengaruh toilet training dengan
B1 Taman Kanak-kanak Negeri menggunakan media gambar
Pembina Pontianak Selatan adalah terhadap sikap kemandirian anak.
masih banyak anak yang selalu
dibantu saat akan pergi ke toilet. KESIMPULAN DAN SARAN
Bahkan masih banyak juga anak Kesimpulan
yang tidak mengetahui cara untuk Berdasarkan hasil tindakan dan
pergi ke toilet, cara membuka celana, pengamatan yang telah dilakukan
membersihkan diri dan lainnya. pada penelitian ini, maka dapat
Berdasarkan dari hasil penelitian, ditarik beberapa kesimpulan sebagai
dapat diketahui bahwa nilai rata-rata berikut: 1. Kemandirian anak dalam
pre-test adalah 11,53 dengan hal toilet sebelum dilakukan toilet
persentase 48% sedangkan nilai post- training dengan menggunakan media
testnya adalah 19,07 dengan gambar diketahui masih belum benar
persentase 79%, terdapat selisih atau dapat dikategorikan masih
rendah. Hal ini dikarenakan belum
adanya pengajaran untuk kegiatan training dengan kegiatan – kegiatan
toilet training di sekolah. Toilet yang lebih kreatif dan menarik,
training di sekolah hanya diajarkan karena seorang guru dituntut untuk
secara verbal saja, jadi anak belum melakukan kegiatan yang lebih
bisa mengerti apa yang ingin guru menarik perhatian anak. 4.
sampaikan. 2. Kemandirian anak Diharapkan peneliti selanjutnya
dalam hal toilet sesudah dilakukan dapat mengembangkan penelitian ini,
toilet training dengan menggunakan karena penelitian ini hanya untuk
media gambar diketahui rata-rata menguji keefektifan media gambar
sudah mengalami peningkatan dan dalam meningkatkan sikap
mengarah pada cara yaang benar atau kemandirian pada aktivitas toilet
dapat dikategorikan sudah baik. Hal training anak dengan memilih anak
ini dapat dilihat dari kegiatan anak perempuan, maka guru diharapkan
sehari-hari serta hasil post-test pada ke depannya bisa menerapkan pada
anak. 3. Toilet training yang murid yang lainnya karena terbukti
menggunakan media gambar cara ini efektif dalam mengajarkan
berpengaruh secara signifikan toilet training terhadap sikap
terhadap sikap kemandirian anak kemandirian anak.
Taman Kanak-kanak Negeri
Pembina Pontianak Selatan usia 4-5
tahun. Dalam hal ini dapat
DAFTAR PUSTAKA
dibuktikan dari perhitungan uji-t
dimana t hitung > t tabel, ini berarti
terdapat pengaruh yang signifikan Azizah, Nafilatul W. (2009).
antara sebelum dan sesudah diberi Penanaman Nilai-nilai
perlakuan. Agama pada Anak Taman
Kanak-kanak Muslimat
Saran Nahdlatul Ulama (NU) 31
Sumbersari Malang.
Berdasarkan kesimpulan yang
dilakukan di atas, maka penulis http://lib.uin_malang.ac.id/fil
mengajukan saran-saran sebagai es/thesis/fullchapter/0511013
berikut: 1. Sekolah diharapkan dapat 0.pdf/23maret2014.
mendukung penuh kegiatan toilet
training di sekolah dengan cara Hidayat, Aziz. (2005). Pengantar
selalu mengontrol barang-barang Ilmu Keperawatan Anak.
yang diperlukan saat kegiatan Jakarta: Salemba Medika.
“toilet”. 2. Diharapkan kepada guru Jane Gilbert. (2003). Latihan Toilet.
agar menggunakan media gambar Jakarta: Erlangga.
didalam kegiatan toilet training
terhadap sikap kemandirian anak, Luxner, K. L, Jaffe, M. S. (2005).
karena ini merupakan alternatif yang Pediatric Nursing Care
baik untuk dikembangkan dalam Plants, 3rd Edition. USA:
mengatasi kurang mandirinya anak Thomson Learning.
dalam hal “toilet”. 3. Guru dan
kepala sekolah diharapkan tetap Parker, Debora. K. (2006).
mengembangkan kegiatan toilet Developing Children
Independency and Self Subana, M dan Sunarti. (2009).
Esteem (Menumbuhkan Strategi Belajar Mengajar
Kemandirian dan Harga Bahasa Indonesia Berbagai
Diri Anak). Jakarta: Prestasi Pendekatan, Metode
Pustakaraya. Teknik dan Media
Pengajaran. Bandung:
Purwanto Ngalim. (2007). Psikologi Pustaka Setia.
Pendidikan. Bandung: PT
Remaja. Sugiyono. (2012). Metode
Penelitian Kuantitatif,
Soebagyo, dkk. (2010). Hubungan Kualitatif dan R & D.
antara Motivasi Stimulasi Bandung: Alfabeta.
Toilet Training oleh Ibu
dengan Keberhasilan Toilet Supartini. (2004). Konsep Dasar
Training pada Anak Keperawatan Anak. Jakarta:
Prasekolah. Jurnal Penelitian EGC.
Kesehatan Suara Forikes.

Anda mungkin juga menyukai