Anda di halaman 1dari 14

JKA.

2016;3(1): 45-57 ARTIKEL PENELITIAN

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN SIKAP IBU TENTANG TOILET


TRAINING PADA ANAK USIA 1-3 TAHUN DI POSYANDU DAHLIA B WILAYAH KERJA
PUSKESMAS CIBEBER KELURAHAN CIBEBER KOTA CIMAHI

Septian Andriyani1, Devita Viatika2, Dadang Darmawan2

ABSTRAK

Toilet training merupakan aspek penting dalam perkembangan anak pada masa usia
toddler dan dibutuhkan perhatian orang tua dalam berkemih dan defekasi. Toilet training
perlu dilakukan selama anak berada dalam periode optimal untuk menghindari efek jangka
panjang seperti inkontinesia dan infeksi saluran kemih (ISK). Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui hubungan antara pengetahuan dengan sikap ibu tentang toilet training pada
anak usia 1-3. Desain penelitian dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dengan
pendekatan cross sectional. Populasinya adalah seluruh ibu yang memiliki anak usia 1-3
tahun di Posyandu Dahlia B yang berjumlah 59 orang ibu dengan menggunakan teknik
total sampling. Pengumpulan data dilakukan menggunakan kuesioner. Hasil penelitian
diketahui tingkat pengetahuan ibu tentang toilet training hampir setengahnya (49,2%)
berpengetahuan baik dan sebagian besar dari responden (57,6%) bersikap negatif.
Berdasarkan hasil uji chi-square diketahui ada hubungan antara pengetahuan dengan sikap
ibu tentang toillet training pada anak usia 1-3 tahun (nilai p value = 0,013 < 0,05). Saran
bagi puskesmas untuk merencanakan dan mengadakan penyuluhan mengenai pentingnya
toilet training pada anak.

Kata kunci: pengetahuan, sikap, toilet training

Abstract

Toilet training is an important aspect of children development during the toddler age for
controling urination and defecation. Toilet training is one of development tasks in preschooler
whom needed to be given to the children for avoid problem in urinating such as incontinence
urine infection in urinary tract.This study aims to determine the relationship between
knowledge andmotherattitudeabout toilet training in children aged 1-3. Design of this reseach
is quantitative descriptif cross sectional approach. ThePopulation is all mothers of children
aged 1-3 years in Posyandu Dahlia B totaling 59 mothers using total sampling tehnique. Data
collected using a questionnare. The survey results the level of knowledge of mothers about
toilet training almost half (49,2%) good knowledgeable and most of the respondents(57,6%)
being negative. Based on the chi square test results is (p value= 0,013<0,05) that any corelation
between knowledge with attitude mothers about toilet training in children aged 1-3 years.
Advice for health centers to planning and action health promotion about importance toilet
training for childrens.

Keyword: knowledge, attitude, toilet training


1 Prodi D3 Keperawatan FPOK -UPI
2 Akper RS. Dustira

LATAR BELAKANG sebuah bangsa akan mengalami kehancuran, oleh


karena itu penting sekali untuk memperhatikan
Anak adalah aset bangsa yang paling
dan memprioritaskan perkembangan seorang
berharga. Anak merupakan penerus masa
anak (Adriany, 2005 dalam Lestari, 2013).
depan sebuah bangsa. Bila saat ini anak tidak
Anak memiliki suatu ciri yang khas yaitu selalu
berkualitas maka dapat dipastikan masa depan
tumbuh dan berkembang dimulai sejak konsepsi

45
46 Jurnal Keperawatan ‘Aisyiyah

sampai berakhirnya masa remaja, hal ini yang terkadang dicapai kira-kira setelah anak berjalan,
membedakan anak dengan dewasa karena anak mungkin antara usia 18 dan 24 bulan (Keen,
bukanlah dewasa kecil. Anak akan menunjukkan (2007), Wald, (2009) dalam jurnal Musfiroh,
ciri-ciri pertumbuhan dan perkembangan yang 2014).
sesuai dengan usianya (Rusmil, 2006 dalam jurnal
Toilet training merupakan aspek penting
Lestari, 2013). Pertumbuhan pada anak berbeda
dalam perkembangan anak pada masa usia
setiap tahap perkembangannya, pertumbuhan
toddler dan dibutuhkan perhatian dari orang
anak pada masa toddler (1-3 tahun) relatif lebih
tua dalam berkemih dan defekasi. Melatih anak
lambat dibandingkan dengan masa bayi, tetapi
untuk BAK dan BAB bukan pekerjaan sederhana,
perkembangan motoriknya berjalan lebih cepat.
namun orang tua harus tetap termotivasi untuk
Pada anak usia toddler akan melewati tahap anal
merangsang anaknya agar terbiasa BAK atau BAB
yaitu ketertarikan selama tahun kedua kehidupan
sesuai waktu dan tempatnya (Mufattahah, 2008
berpusat pada bagian anal saat otot-otot sfingter
dalam jurnal Subagyo 2010). Mengenali keinginan
berkembang dan anak-anak mampu menahan
untuk buang air kecil dan defekasi sangat penting
atau mengeluarkan feses sesuai keinginan (Wong,
untuk menentukan kesiapan mental anak. Anak
2008).
harus dimotivasi untuk menahan dorongan untuk
Pada usia toddler keberhasilan menguasai menyenangkan dirinya sendiri agar toilet training
tugas-tugas perkembangan membutuhkan dasar dapat berhasil (Hockenberry dan Wilson, 2007
yang kuat dan selama masa pertumbuhan dan dalam jurnal Lestari, 2013). Dalam melakukan
perkembangan anak memerlukan bimbingan latihan buang air kecil dan besar pada anak
dari orang lain (Whaley & Wong, 2007). Tugas membutuhkan persiapan secara fisik, psikologis
perkembangan anak di usia toddler dihadapkan maupun secara intelektual, melalui persiapan
pada penguasaan beberapa tugas penting tersebut diharapkan anak mampu mengontrol
khususnya meliputi deferensiasi diri dari orang lain buang air besar atau kecil secara sendiri (Hidayat,
terutama ibunya, toleransi terhadap perpisahan 2008). Keberhasilan toilet training tidak hanya
dengan orang tua, kemampuan untuk menunda dari kemampuan fisik, psikologis dan emosi anak
pencapaian kepuasan, pengontrolan fungsi tubuh, itu sendiri tetapi juga dipengaruhi oleh perilaku
penguasaan perilaku yang dapat diterima sacara orang tua atau ibu untuk mengajarkan toilet
sosial, komunikasi memiliki makna verbal, dan training secara baik dan benar, sehingga anak
kemampuan berinteraksi dengan orang lain dapat melakukan dengan baik dan benar hingga
dengan cara yang tidak terlalu egosentris (Wong, besar kelak (Warner, (2007), Barone, (2009)
2008). dalam jurnal Musfiroh, 2014).

Salah satu tugas mayor masa toddler Dampak yang paling umum dalam
adalah toilet training (Keen, (2007), Wald, (2009) kegagalan toilet training seperti adanya perlakuan
dalam jurnal Musfiroh 2014). Toilet training pada atau aturan yang ketat dari orang tua kepada
anak merupakan suatu usaha untuk melatih anak anaknya yang dapat mengganggu kepribadian
agar mampu mengontrol dalam melakukan buang anak atau cenderung bersifat retentif dimana
air kecil atau buang air besar. Toilet training secara anak cenderung bersikap keras kepala bahkan
umum dapat dilaksanakan pada setiap anak yang kikir. Hal ini dapat dilakukan orang tua apabila
sudah mulai memasuki fase kemandirian pada sering memarahi anak pada saat buang air besar
anak, kontrol volunter sfringter anal dan uretra atau kecil, atau melarang anak BAK dan BAB

JKA | Volume 3 | Nomor 1 | Juni 2016


Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap Ibu tentang Toilet Training pada Anak Usia 1-3 Tahun di 47
Posyandu Dahlia B Wilayah Kerja Puskesmas Cibeber Kelurahan Cibeber Kota Cimahi

saat berpergian. Bila orang tua santai dalam seperti pipis dan buang air besar di toilet butuh
memberikan aturan dalam toilet training maka latihan juga kesiapan dari anak perlu diperhatikan
anak akan dapat mengalami kepribadian ekspresif orang tua sebaiknya tidak menunda terlalu lama
dimana anak lebih lega, cenderung ceroboh, suka mengajarkan anak toilet training. Banyak dari
membuat gara-gara, emosional dan seenaknya orang tua membiasakan anak-anak terlalu lama
dalam melakukan kegiatan sehari-hari (Hidayat, menggunakan popok sekali pakai merupakan
2008). hal yang tidak baik karena menjadi salah satu
penghambat toilet training yang akibatnya anak
Kegagalan dalam mengontrol proses
akan terbiasa buang air di celana (Prabowowati,
berkemih dapat mengakibatkan mengompol pada
2013).
anak, keadaan demikian apabila berlangsung
lama dan panjang akan mengganggu tugas Hasil penelitian Puji Lestari (2013),
perkembangan anak (Horn, 2006; Kroeger, 2010 tentang Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan
dalam jurnal Musfiroh, 2014). Selain itu dampak Ibu Dengan Praktik Ibu Dalam Penggunaan
jangka panjang dari tidak dilakukannya toilet Diapers Pada Anak Usia Toddler (1-3 Tahun)
training adalah Infeksi Saluran Kemih (ISK). Anak- Di Kelurahan Putat Purwodadi. Populasi dalam
anak yang belum pernah dilatih dengan benar penelitian ini adalah 123 dan sampel sebanyak
tentang toilet training dapat mengakibatkan 94 responden dengan teknik Simple Random
enuresis, ISK, disfungsi berkemih, sembelit, Sampling. Hasil penelitian menunjukan bahwa
encopresis dan penolakan untuk pergi ke toilet terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan
lebih sering (Mota 2008 dalam jurnal Andriyani, ibu tentang toilet training dengan praktik ibu
2014). dalam penggunaan diapers pada anak usia toddler
(1-3 tahun). Disarankan agar ibu dapat menambah
Di Indonesia diperkirakan jumlah balita
pengetahuan tentang toilet training pada anaknya
mencapai 30% dan dari 250 juta jiwa penduduk
untuk mengatasi mengompol sehingga dapat
Indonesia, dan menurut Survey Kesehatan Rumah
mengurangi praktik ibu dalam penggunaan
Tangga (SKRT) nasional tahun 2005 diperkirakan
diapers.
jumlah balita yang susah mengontrol buang air
besar dan buang air kecil (mengompol) di usia Salah satu kota yang ada di Jawa Barat
toddler sampai usia pra sekolah mencapai 75 yaitu Kota Cimahi yang memiliki 13 Puskesmas.
juta anak. Fenomena ini dipicu karena banyak Data dari Dinas Kesehatan Kota Cimahi di
hal, pengetahuan ibu yang kurang tentang cara Puskesmas Cibeber didapatkan data anak usia 1-
melatih buang air kecil dan buang air besar, 4 tahun yang mengalami Infeksi Saluran Kemih
pemakaian popok (pampers) sekali pakai dan (sistitis) sebanyak 6 orang dari bulan Januari –
hadirnya saudara baru (Riblat cit., Pusparini, Desember 2014. Salah satu posyandu di wilayah
(2010) dalam jurnal Lestari, 2013). Pada anak kerja Puskesmas Cibeber yang memiliki anak usia
usia dini, anak sering sulit buang air di toilet 1-3 tahun dengan jumlah anak terbanyak diantara
karena terbiasa mengompol, bila orang tua tidak posyandu lainnya yang berjumlah 59 anak adalah
tanggap dan menganggap hal itu biasa bukan tidak posyandu Dahlia B. Posyandu Dahlia B terletak
mungkin kebiasaan mengompol berlangsung di RW IV Kelurahan Cibeber Kecamatan Cimahi
hingga anak anak besar sehingga mengajarkan Tengah Kota Cimahi.
anak keterampilan untuk menjaga kebersihan diri

JKA | Volume 3 | Nomor 1 | Juni 2016


48 Jurnal Keperawatan ‘Aisyiyah

Tabel 1. Jumlah Anak Usia 1-3 Tahun di Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Cibeber Kota Cimahi Bulan
Maret, April, Mei 2015

Bulan
No RW Posyandu
Maret April Mei
1 I Melati A 28 30 30
2 I Melati B 36 36 36
3 II Karya Budi Asih A 49 43 47
4 II Karya Budi Asih B 16 12 14
5 III Kamboja A 51 51 51
6 III Kamboja B 42 44 42
7 IV Dahlia A 58 58 57
8 IV Dahlia B 68 60 59
9 V Anggrek A 35 34 37
10 V Anggrek B 24 28 21
11 VI Cempaka A 25 27 25
12 VI Cempaka B 33 27 30
13 VII Mawar A 38 28 31
14 VII Mawar B 30 34 30
15 VIII Rose A 45 43 47
16 VIII Rose B 31 31 30
17 IX Fajar Melati Purnama 35 27 27
18 X Lestari 28 23 24
19 XI Lestari 2 8 8 10
20 XII Teratai 26 26 26
21 XIII Flamboyan 25 25 27
22 XIV Anyelir 35 37 41

Sumber : Puskesmas Cibeber Kelurahan Cibeber Kota Cimahi, 2015

Hasil studi pendahuluan tanggal 7 menggunakan diapers pada anaknya saat


April 2015 di Posyandu Dahlia B Wilayah Kerja melakukan pemeriksaan di posyandu, belum ada
Puskesmas Cibeber Kelurahan Cibeber Kota penyuluhan kesehatan tentang toilet training
Cimahi melalui wawancara kepada 10 orang sehingga orang tua menerapkan toilet training
ibu yang memiliki anak usia toddler bahwa 2 berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang
orang ibu mengatakan tidak mengetahui apa dimiliki. Berdasarkan fenomena diatas, peneliti
istilah toilet training , 4 orang ibu mengatakan tertarik untuk melakukan penelitian tentang
belum mengetahui dampak yang akan terjadi hubungan antara pengetahuan dengan sikap ibu
jika tidak dilakukan toilet training dan masih tentang toilet training pada anak usia 1-3 tahun
sering menggunakan diapers karena dianggap di Posyandu Dahlia B Wilayah Kerja Puskesmas
lebih praktis, 2 orang ibu mengatakan selalu Cibeber Kelurahan Cibeber Kota Cimahi.
mengantar anaknya ke toilet jika anak ingin BAK
METODOLOGI
atau BAB, 2 orang ibu mengatakan mencoba
melatih anaknya untuk tidak menggunakan Desain penelitian yang digunakan adalah
diapers. Selain itu sebagian besar orang tua deskriptif kuantitatif dengan pendekatan cross

JKA | Volume 3 | Nomor 1 | Juni 2016


Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap Ibu tentang Toilet Training pada Anak Usia 1-3 Tahun di 49
Posyandu Dahlia B Wilayah Kerja Puskesmas Cibeber Kelurahan Cibeber Kota Cimahi

sectional. Variabel dalam penelitian ini adalah dalam Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas
pengetahuan dan sikap ibu yang memiliki anak Cibeber.
usia 1-3 tahun. Populasi dalam penelitian ini
Hasil uji validitas didapatkan bahwa dari
adalah seluruh ibu yang memiliki anak usia 1-
45 soal terdiri dari 25 soal tentang pengetahuan
3 tahun di Posyandu Dahlia B Wilayah Kerja
dan 20 soal tentang sikap. Dari 25 soal tentang
Puskesmas Cibeber dengan jumlah 59 orang ibu
pengetahuan terdapat 22 soal yang valid dengan
dengan teknik pengambilan sampel adalah total
nilai r tabel > 0,444, dan 3 soal yang tidak valid
sampling.
dengan nilai r tabel < 0,444 yaitu soal nomor 2 (-
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan 0,132), 12 (0,074), 22 (0,187). Adapun 3 soal
kuesioner yang telah disediakan pilihan jawaban yang tidak valid dibuang dengan alasan nilai r
sehingga responden memilih jawaban yang tabel jauh dari nilai minimum yaitu 0,444 dan bila
menurut responden paling benar yang telah dilihat dari indikator soal, soal yang tidak valid
tersedia di lembar kuesioner yang telah dibuat tersebut sudah terwakili oleh soal lain. Dari 20 soal
oleh peneliti dengan mengacu pada kepustakaan tentang sikap terdapat 17 soal yang valid dengan
yang ada. Data yang dikumpulkan merupakan data nilai r tabel > 0,444, dan 3 soal yang tidak valid
primer yaitu data yang diperoleh langsung dari dengan niali r tabel < 0,444 yaitu soal nomor 4
responden di Posyandu Dahlia B Wilayah Kerja (0,067), 6 (0,277), 9 (0,144). Dari 3 soal yang tidak
Puskesmas Cibeber. Pengumpulan data dilakukan valid tersebut, 3 soal tersebut dibuang dengan
selama 5 hari mulai 24 - 28 Juli 2015. alasan nilai r tabel jauh dari nilai minimum yaitu
0,444 dan bila dilihat dari indikator soal, soal yang
Variabel pengetahuan diukur dengan
tidak valid tersebut sudah terwakili oleh soal lain.
menggunakan kuesioner dalam bentuk
Uji reliabilitas instrumen Nilai Cronbach’s Alpha
pertanyaan yang berjumlah 22 soal, responden
dalam penelitian ini terdapat 2 nilai Cronbach’s
hanya menjawab pertanyaan yang disediakan
Alpha diantaranya nilai Cronbach’s Alpha
dengan memilih salah satu jawaban yang
pengetahuan 0,899 dan nilai Cronbach’s Alpha
dianggap paling benar. Jawaban benar diberi nilai
sikap 0,874 yang berarti pertanyaan realiable.
1, jawaban salah diberi nilai 0. Sedangkan variabel
sikap menggunakan kuesioner dalam bentuk HASIL PENELITIAN
pernyataan tertutup yang berjumlah 17 soal,
Hasil penelitian dapat dilihat pada tabel
dengan cara memberi tanda ceklis (√) pada salah
dibawah ini:
satu pilihan jawaban yang dianggap benar oleh
responden, dengan bobot pernyataan dibedakan Tabel 2. Distribusi Frekuensi Tingkat
menjadi pernyataan positif dan pernyataan Pengetahuan Responden tentang Toilet Training
negatif. di Posyandu Dahlia B Wilayah Kerja Puskesmas
Cibeber Kelurahan Cibeber Kota Cimahi Tahun
Uji validitas dan reliabilitas dilaksanakan
2015
di Posyandu Dahlia A Wilayah Kerja Puskesmas
Cibeber Kelurahan Cibeber Kota Cimahi yang
Kategori Frekuensi Persentase %
memiliki karakteristik yang sama yakni tempat Baik 29 49,2
yang berdekatan, berada di satu RW yang sama, Cukup 27 45,8
Kurang 3 5,1
merupakan penduduk asli, dan jumlah anak Total 59 100
usia 1-3 tahun terbanyak kedua dengan tempat
penelitian yaitu Posyandu Dahlia B juga termasuk

JKA | Volume 3 | Nomor 1 | Juni 2016


50 Jurnal Keperawatan ‘Aisyiyah

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Sikap Responden Kategori Frekuensi Persentase %


berdasarkan Kategori tentang Toilet Training Negatif 34 57,6
di Posyandu Dahlia B Wilayah Kerja Puskesmas Positif 25 42,4
Cibeber Kota Cimahi Tahun 2015 Total 59 100

Tabel 4. Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap Responden tentang Toilet Training di Posyandu Dahlia
B Wilayah Kerja Puskesmas Cibeber Kelurahan Cibeber Kota Cimahi Tahun 2015

Pengetahuan Sikap Responden


Total P Value
Responden Negatif % Positif %
Baik 7 24,1 22 75,9 29
Cukup 17 63,0 10 37,0 27
0,013
Kurang 1 33,3 2 66,7 3
Total 42,4 57,6 100

PEMBAHASAN dan umur. Faktor eksternal terdiri dari


lingkungan dan social budaya. Lingkungan
1. Gambaran Pengetahuan Ibu tentang
merupakan seluruh kondisi yang ada
Toilet Training pada Anak Usia 1-3
disekitar manusia dan pengaruhnya yang
tahun
ada disekitar manusia dan pengaruhnya
Hasilpenelitianmenunjukkanbahwa yang dapat mempengaruhi perkembangan
dari 59 responden, terdapat 29 responden dan perilaku orang atau kelompok. Sistem
(49,2 %) memiliki pengetahuan baik, 27 sosial budaya yang ada pada masyarakat
responden (45,8 %) memiliki pengetahuan dapat mempengaruhi dari sikap dalam
cukup, dan 3 responden (5,1 %) memiliki menerima informasi (Wawan A, Dewi,
pengetahuan kurang. Berdasarkan hasil 2010).Faktor lain yang dapat menambah
tersebut dapat dilihat bahwa hampir pengetahuan ibu dalam menerapkan
setengahnya dari responden yang ada toiet training adalah tayangan dari media
di Posyandu Dahlia B Wilayah Kerja massa. Iklan yang sering ditayangkan
Puskesmas Cibeber Kelurahan Cibeber maka iklan itulah sumber pengetahuan
Kota Cimahi berpengetahuan baik tentang untuk ibu, tayangan di media masa lebih
toilet training. Hal ini dapat disebabkan populer di kalangan ibu dan membuat ibu
oleh faktor-faktor yang mempengaruhi lebih tertarik meskipun pasti ada efek baik
pengetahuan. Adapun faktor-faktor atau kurang baik jika digunakan ditandai
yang mempengaruhi pengetahuan dapat dengan maraknya iklan diapers sehingga
diperoleh baik secara internal maupun membuat ibu beranggapan bahwa
eksternal. menggunakkan diapers lebih praktis dan
efektif.
Pengetahuan secara internal yaitu
pengetahuan yang berasal dari diri sendiri Diapers adalah popok sekali pakai
berdasarkan pengalaman hidup. Faktor yang dibuat dari plastik dan campuran
internal terdiri dari pendidikan, pekerjaan bahan kimia mempunyai daya serap yang

JKA | Volume 3 | Nomor 1 | Juni 2016


Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap Ibu tentang Toilet Training pada Anak Usia 1-3 Tahun di 51
Posyandu Dahlia B Wilayah Kerja Puskesmas Cibeber Kelurahan Cibeber Kota Cimahi

tinggi untuk menampung air seni dan feses jurnal Lestari, 2013). Dalam melakukan
(Diena(2009) dalam jurnal indanah, 2014). latihan buang air kecil dan besar pada
Orangtua membiasakan anak memakai anak membutuhkan persiapan secara fisik,
diapers karena hanya melihat dari sudut psikologis maupun secara intelektual,
pandang kepraktisan dan kenyamanan melalui persiapan tersebut diharapkan
saja. Padahal menggunakan diapers yang anak mampu mengontrol buang air besar
terlalu sering dapat menimbulkan iritasi atau kecil secara sendiri (Hidayat, 2008).
kulit dan anak tidak terbiasa ke toilet Keberhasilan toilet training tidak hanya
untuk buang air (Listyanti (2012) dalam dari kemampuan fisik, psikologis danemosi
jurnal Indanah, 2014). anak itu sendiri tetapi juga dipengaruhi
oleh perilaku orang tua atau ibu untuk
Anak yang terbiasa memakai diapers
mengajarkan toilet training secara baik
dari bayi hingga agak besar atau usia balita,
dan benar, sehingga anak dapat melaku-
akan mengalami beberapa perbedaan
kan dengan baik dan benar hingga besar
dari anak – anak yang lain, seperti anak
kelak (Warner, (2007), Barone, (2009)
kesulitan untuk mengontrol keinginan
dalam jurnal Musfiroh, 2014).
untuk buang air kecil atau buang air besar,
anak tidak memberitahu orang tuanya Selainitu,pengetahuantidakterlepas
ketika buang air kecil atau buang air besar, dari pendidikan. Pendidikan secara umum
anak malas ke kamar mandi, bahkan adalah segala upaya yang direncanakan
sikap anak cenderung ceroboh maupun untuk mempengaruhi orang lain baik
keras kepala (Hidayat, 2005). Pemakaian individu, kelompok, atau masyarakat,
diapers yang terlalu lama serta sering sehingga mereka melakukan apa yang
mampu menghambat keberhasilan dalam diharapkan oleh pelaku pendidikan. Dalam
toilet training. hal ini peran orang tua terutama ibu untuk
mengajarkan anak dalam melakukan toilet
Toilet training merupakan aspek
training cukup besar seperti membiasakan
penting dalam perkembangan anak pada
anak untuk buang air di toilet, mengurangi
masa usia toddler dan dibutuhkan per-
penggunaan diapers sehingga harus
hatian dari orang tua dalam berkemih
konsisten dalam melakukan toilet training
dan defekasi. Melatih anak untuk BAK dan
pada anak. Ibu dengan pengetahuan luas
BAB bukan pekerjaan sederhana, namun
tentang toilet training dan ditunjang
orang tua harus tetap termotivasi untuk
dengan pendidikan yang tinggi, maka
merangsang anaknya agar terbiasa BAK
dalam memilih dan menentukan anak
atau BAB sesuai waktu dan tempatnya
untuk menerapkan toilet training kepada
(Mufattahah, 2008, dalam jurnal Subagyo
anaknya semakin baik. Namun, pendidikan
2010). Mengenali keinginan untuk buang
seorang ibu tidak menjadi suatu patokan
air kecil dan defekasi sangat penting
terhadap pengetahuan seorang ibu karena
untuk menentukan kesiapan mental anak.
di Posyandu Dahlia B Wilayah Kerja
Anak harus dimotivasi untuk menahan
Puskesmas Cibeber Kelurahan Cibeber
dorongan untuk menyenangkan dirinya
Kota Cimahi ini rata-rata pendidikan
sendiri agar toilet training dapat berhasil
orang tua siswa berpendidikan SMA
(Hockenberry dan Wilson, 2007 dalam
dan jarang sekali orang tua siswa yang

JKA | Volume 3 | Nomor 1 | Juni 2016


52 Jurnal Keperawatan ‘Aisyiyah

berpendidikan Perguruan Tinggi. Sebagian sumber pengetahuan untuk memperoleh


besar ibu yang berpengetahuan baik bisa suatu kebenaran dari pengetahuan atau
juga dikarenakan pengalaman ibu dalam informasi dengan cara mengulang kembali
melatih anak yang sebelumnya. pengetahuan yang diperoleh (Musfiroh,
2014). Pengetahuan ibu juga dipengaruhi
Faktor lain seperti faktor umur ibu
oleh lingkungan, Hal ini disebabkan
juga mempengaruhi pengetahuan ibu.
karena lingkungan merupakan seluruh
Hal ini dapat dilihat dari 59 responden,
kondisi yang ada disekitar manusia
57 ibu yang berumur 20-35 tahun lebih
dan pengaruhnya yang ada disekitar
banyak menjawab pertanyaan yang benar
manusia dan pengaruhnya yang dapat
tentang indikator definisi toilet training,
mempengaruhi perkembangan dan
usia dapat dilakukannya toilet training,
perilaku orang atau kelompok (Wawan A,
prinsip dilakukannya toilet training,
Dewi, 2010).
tanda kesiapan melakukan toilet training,
dampak tidak dilakukan toilet training, Hasil penelitian ini menunjukkan
keberhasilan toilet training dibandingkan bahwa pengetahuan ibu dapat
dengan ibu lainnya yang berumur disebabkan dari beberapa faktor yang
kurang dari 20 tahun yang kurang dalam mempengaruhi pengetahuan, dimana
menjawab pertanyaan tentang indikator faktor- faktor tersebut dapat menjadikan
tersebut, namun rata-rata ibu-ibu ibu berpengetahuan baik ataupun
tersebut lebih banyak yang kurang dalam berpengetahuan kurang tergantung dari
menjawab pertanyaan tentang dampak bagaimana ibu tersebut menyikapinya
tidak melakukan toilet training. Hal ini dengan akal budinya untuk mengenal
dapat disebabkan karena semakin cukup benda atau sesuatu yang belum pernah
umur, maka tingkat kematangan dan mereka lihat sebelumnya. Sebagian besar
kekuatan seseorang akan lebih matang ibu memiliki pengetahuan baik karena
dalam berpikir dan bekerja (Wawan A, pengetahuan yangdiperolehnya dari media
Dewi, 2010). dan pengalaman sebelumnya mempunyai
anak dan juga faktor di lingkungan
Jumlah anak yang banyak
rumahnya dimanfaatkan dan diterapkan
mempengaruhi intensitas perhatian
dengan baik juga dibandingkan ibu yang
orang tua, yaitu perhatian terhadap anak-
berpengetahuan kurang yang tidak
anak menjadi berkurang. Jumlah anak
memperhatikan dan memanfaatkannya
yang sedikit akan menyebabkan perhatian
dengan baik.
orang tua kepada anak semakin optimal.
Namun, jumlah anak yang sedikit juga 2. Gambaran Sikap Ibu tentang Toilet
mempengaruhi pengalaman ibu dalam Training pada Anak Usia 1-3 tahun
memberikan toilet training. Ibu yang
Hasil penelitian ini menunjukan
memiliki anak <2 akan memiliki
bahwa dari 59 responden terdapat 34
keterbatasan pengalaman dalam
responden (57,6 %) memiliki sikap
memberikan toilet training. Pengalaman
negatif dan 25 responden (42,4 %)
seseorang terhadap suatu kejadian
memiliki sikap positif. Berdasarkan hasil
atau peristiwa dapat dijadikan sebagai
penelitian tersebut dapat dilihat bahwa

JKA | Volume 3 | Nomor 1 | Juni 2016


Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap Ibu tentang Toilet Training pada Anak Usia 1-3 Tahun di 53
Posyandu Dahlia B Wilayah Kerja Puskesmas Cibeber Kelurahan Cibeber Kota Cimahi

sebagian besar dari responden memiliki agama sangat menentukan sistem


sikap yang negatif. Hal ini disebabkan kepercayaan tidaklah mengherankan
sikap negatif yang timbul dari responden jika kalau pada gilirannya konsep
adalah merupakan hasil olah pikir dari tersebut mempengaruhi sikap. Dan faktor
pengetahuan yang dimiliki oleh setiap emosional, dimana suatu bentuk sikap
responden yang sebagian besar dari merupakan pernyataan yang didasari
responden memiliki pengetahuan yang emosi yang berfungsi sebagai semacam
baik tentang toilet training. penyaluran frustasi atau pengalihan
bentuk (Wawan A, Dewi, 2010).
Faktor-faktor yang mempengaruhi
sikap terhadap obyek sikap adalah Berdasarkan hal tersebut bahwa
pengalaman pribadi, dimana sikap sikap seseorang akan mempengaruhi
akan lebih mudah terbentuk apabila pengetahuan yang dimilikinya. Responden
pengalaman pribadi tersebut terjadi yang memiliki sikap positif kemungkinan
dalam situasi yang melibatkan faktor akan memiliki pengetahuan yang lebih
emosional. Pengaruh orang lain yang baik tentang toilet training dibandingkan
dianggap penting, pada umumnya individu dengan responden yang memiliki sikap
cenderung untuk memiliki sikap yang negatif. Sikap dapat menggambarkan
konformis atau searah dengan sikap orang cerminan perasaan seseorang yang berupa
yang dianggap penting, kecenderungan nilai positif maupun negatif terhadap
ini antara lain dimotivasi oleh keinginan suatu obyek tertentu, dimana sikap
untuk berafiliasi dan keinginan untuk tersebut berpengaruh terhadap jalan
menghindari konflik dengan orang yang seseorang untuk mencapai tujuannya.
dianggap penting tersebut. Pengaruh Sikap merupakan reaksi atau respon yang
kebudayaan, tanpa disadari kebudayaan masih tertutup dari seseorang terhadap
telah menanamkan garis pengarah suatu stimulus atau objek. Manifestasi
sikap kita terhadap berbagai masalah. sikap tidak dapat langsung dilihat, tetapi
Kebudayaan telah mewarnai sikap anggota hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu
masyarakat, karena kebudayaan yang dari perilaku yang tertutup. Sikap masih
memberikan corak pengalaman individu- merupakan reaksi tertutup, bukan
individu masyarakat asuhannya (Wawan merupakan reaksi terbuka atau tingkah
A, Dewi, 2010). laku yang terbuka (Wawan, 2011).

Selanjutnya faktor media massa, Hasil penelitian sikap ibu tentang


dalam pemberitaan surat kabar toilet training di Posyandu Dahlia B
maupun radio atau media komunikasi sebagian besar dari responden memiliki
lainnya, berita yang seharusnya factual sikap negatif dalam melakukan toilet
disampaikan secara obyektif cenderung training, terlihat dari banyaknya ibu yang
dipengaruhi oleh sikap penulisnya, menjawab soal dengan kurang baik. Hal
akibatnya berpengaruh terhadap sikap ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor
konsumennya. Lembaga pendidikan dan diantaranya pengalaman pribadinya
lembaga agama, konsep moral dan ajaran masing masing yang telah dialami dalam
dari lembaga pendidikan dan lembaga melakukan toilet training. Sikap dalam

JKA | Volume 3 | Nomor 1 | Juni 2016


54 Jurnal Keperawatan ‘Aisyiyah

melakukan toilet training selain terbentuk 3. Hubungan antara Pengetahuan dengan


dari pengetahuan yang dimiliki, juga Sikap Ibu tentang Toilet Training Pada
dipengaruhi oleh pemahaman ibu dari Anak Usia 1-3 tahun di Posyandu Dahlia
pengalaman sebelumnya dan faktor B Wilayah Kerja Puskesmas Cibeber
lingkungan. Kelurahan Cibeber Kota Cimahi

Hasil penelitian ini terdapat Hasil penelitian menunjukkan


17 responden yang bersikap negatif, bahwa terdapat hubungan yang signifikan
diantaranya terdapat 5 responden (29 %) antara pengetahuan dengan sikap ibu
memiliki sikap negatif terhadap indikator tentang toilet training pada anak usia 1-
dampak tidak melakukan toilet training, 6 3 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa
responden (35 %) memiliki sikap negatif terdapat pola kecenderungan hubungan
terhadap indikator pengaruh positif antara pengetahuan dengan sikap
dan negatif dilakukan toilet training, responden tentang toilet training. Hal
dan 7 responden (41 %) memiliki sikap ini disebabkan oleh terbukti adanya
negatif terhadap indikator mengajari hubungan antara pengetahuan dengan
toilet training. Sikap ibu yang negatif sikap ibu tentang toilet training, dimana
dalam menerapkan toilet training adalah banyak pengaruh yang dapat ditimbulkan
diantaranya banyak yang lebih memilih oleh sikap ibu tergantung dari faktor
menggunakan diapers karena praktis. yang mempengaruhinya, bukan hanya
Memilih menggunakan diapers agar dari faktor pengetahuan namun dapat
praktis saja dan menggantinya sampai juga dari faktor lainnya seperti pengaruh
diapers benar-benar penuh, tanpa melihat lingkungan. Hal ini diperkuat oleh hasil uji
bagaimana dampak yang akan muncul jika chi-square p value = 0,013 yang nilainya
terus-terusan menggunakan diapers dan lebih kecil daripada 0,05 menandakan
tidak melatih anak untuk melakukan toilet bahwa terdapat hubungan diantara kedua
training. variabel dalam penelitian ini.

Berdasarkan beberapa hal tersebut, Pengetahuan dan sikap merupakan


sikap ibu dalam menerapkan toilet salah satu faktor yang berhubungan.
training bervariasi tergantung faktor Pengetahuan yang baik belum tentu
yang mempengaruhi terhadap sikap ibu diwujudkan dalam perilaku yang baik.
tersebut. Dimana apabila faktor yang Terbentuknya suatu perilaku baru dimulai
mempengaruhinya adalah faktor yang pada domain kognitif. Dalam arti, subjek
cenderung positif maka ibu tersebut akan tahu terlebih dahulu terhadap stimulus
memiliki sikap positif namun sebaliknya yang berupa materi atau objek di luarnya
apabila faktor tersebut cenderung sehingga menimbulkan pengetahuan baru
mengarah kearah yang negatif, maka ibu pada subjek tersebut dan selanjutnya
tersebut akan memiliki sikap yang negatif menimbulkan respons batin dalam
pula. bentuk sikap terhadap objek yang
diketahui tersebut. Namun, seseorang
dapat bertindak atau berperilaku tanpa
mengetahui dahulu makna stimulus yang

JKA | Volume 3 | Nomor 1 | Juni 2016


Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap Ibu tentang Toilet Training pada Anak Usia 1-3 Tahun di 55
Posyandu Dahlia B Wilayah Kerja Puskesmas Cibeber Kelurahan Cibeber Kota Cimahi

diterimanya. Dengan kata lain, tindakan sikap positif.


(practice) seseorang tidak harus didasari
Hasil dari penelitian yang
oleh pengetahuan atau sikap (Bondika,
dilaksanakan di Posyandu Dahlia B
2011).
Wilayah Kerja Puskesmas Cibeber
Hasil penelitian menunjukkan Kelurahan Cibeber Kota Cimahi ini adalah
pengetahuan responden yang baik terdapat hubungan antara pengetahuan
lebih banyak yang bersikap positif, dengan sikap ibu tentang toilet training
hal ini disebabkan ibu yang memiliki pada anak usia 1-3 tahun. Hal ini dapat
pengetahuan yang baik tentang toilet disebabkan oleh beberapa faktor seperti
training sudah dapat mengaplikasikan faktor pendidikan ibu yang memiliki
pengetahuan yang telah dimiliki dengan pendidikan tinggi, usia yang matang, dan
konsisten sehingga dapat mencapai lingkungan yang baik akan berpengaruh
sikap yang positif juga. Sedangkan untuk terhadap sikap ibu yang positif. Selain itu,
pengetahuan responden yang cukup lebih ibu juga dapat bersikap positif dikarenakan
banyak bersikap negatif, hal ini disebabkan pengalaman sebelumnya tentang toilet
ibu yang memiliki pengetahuan yang training. Sebagian besar ibu mengetahui
cukup tentang toilet training masih tentang dampak dari tidak dilakukannya
belum dapat menentukan sikap untuk toilet training dan dapat berdampak
dapat konsisten dalam menerapkan pada proses perkembangan anak. Dari
pengetahuan yang telah didapatkannya beberapa ibu terdapat juga ibu yang tidak
dalam melakukan toilet training, mengetahui dampak tidak dilakukannya
sedangkan responden yang memiliki toilet training dan dampaknya pada proses
pengetahuan yang kurang sebagian perkembangan anak, sehingga ibu masih
besar responden tersebut memiliki sikap menggunakan diapers yang dianggap lebih
yang positif juga dalam melakukan toilet praktis.
training dikarenakan pengaruh oleh
SIMPULAN DAN SARAN
lingkungan karena faktor lingkungan
baik mempunyai peluang 29 kali untuk Hasil penelitian ini dapat disimpulkan
keberhasilan dalam melakukan toilet bahwa tingkat pengetahuan ibu tentang toilet
training pada anak dibandingkan dengan training Hampir setengahnya dari responden
lingkungan yang buruk. Faktor lingkungan (49,2%) memiliki pengetahuan baik sebanyak
sangat penting bagi kehidupan manusia 29 responden, Sikap ibu tentang toilet training
karena lingkungan merupakan tempat sebagian besar dari responden (57,6%) bersikap
hidup manusia, tumbuh dan berkembang negatif sebanyak 34 responden dan terdapat
serta lingkungan juga memberikan hubungan antara pengetahuan dengan sikap ibu
sumber-sumber penghidupan manusia. tentang toilet training (nilai p value = 0.013 < 0,05).
Dan faktor lingkungan adalah faktor yang Diharapkan puskesmas membuat perencanaan
paling dominan dalam mempengaruhi dan melakukan penyuluhan tentang pentingnya
keberhasilan toilet training pada anak toilet training pada anak, Melakukan sosialisasi
(Andriyani, 2014) Oleh karena itu, ibu ke posyandu, PAUD yang berada di wilayah
yang berpengetahuan kurang pun tidak kerja puskesmas cibeber serta menyiapkan dan
menutup kemungkinan untuk memiliki membagikan leaflet kepada orang tua khususnya

JKA | Volume 3 | Nomor 1 | Juni 2016


56 Jurnal Keperawatan ‘Aisyiyah

ibu yang memiliki anak usia 1-3 tahun. article/view/135, [Diakses 22 Januari
2015]
DAFTAR PUSTAKA
Mardiana. 2013.Pengetahuan Ibu Tentang Toilet
Andriyani, Septian dkk. Analisis Faktor-Faktor
Training Dengan Penerapan Toilet Training
Yang Berhubungan Toilet Training Pada
Pada Anak Usia 1-3 Tahun.
Anak Prasekolah. ISSN: 2338-5324. 2(3).
Jurnal Keperawatan Padjajaran Moleong. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif
Edisi Revisi. Bandung : Remaja Rosdakarya
Azwar, Saefuddin. 2009. Sikap Manusia : Teori
dan Pengukuannya. Yogyakarta: Pustaka Mujahidatul, Musfiroh, dkk. 2014. Penyuluhan
Pelajar Terhadap Sikap Ibu Dalam Memberikan
Toilet Training Pada Anak. KEMAS. 9(2).
Bondika. (2011). Faktor yang Berhubungan
157-166 Tersedia dari:URL:http://
dengan Pemilihan Makanan Jajanan
journal.unnes.ac.id/nju/index.php/
pada Anak Sekolah Dasar [serial online].
kemas/article/viewFile/2844/2900,
Tersedia dari : URL: http://www.eprints.
[Diakses 16 Juni 2015].
undip.ac.id [Diakses 05 November 2014]
Natalia Susi. 2006. Selain itu dampak dari tidak
Hidayat, A. Aziz Alimul. 2009. Metode Penelitian
dilakukannya toilet training adalah Infeksi
Kebidanan dan Teknik Analisa Data.
Saluran Kemih (ISK) ¶ 8[serial online].
Jakarta: Salemba Medika
Tersedia dari: URL: http://eprints.undip.
. 2005. Pengantar ilmu keperawatan anak. ac.id/18739/1/SUSI_NATALIA.pdf,
Jakarta : Salemba Medika [Diakses 18 Februari 2015]

Indanah, dkk. 2014. Pemakaian Diapers Dan Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Prinsip-prinsip
Efek Terhadap Kemampuan Toilet Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta
Training Pada Anak Usia Toddler. : Rineka Cipta
JIKK 5(3). 61-68. Tersedia dari :
. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan.
URL:ht t p%3A%2F%2Fejou rna l .
Jakarta : Rineka Cipta
stikesmuhkudus.ac.id%2Findex.php%2
Fkarakter%2Farticle%2Fdownload%2F Nurasalam. 2009. Konsep dan penerapan
172%2F115&ei=M9WVY6kC8bkuQTpj metodologi penelitian ilmu keperawatan.
b2IAw&usg=AFQjCNHaVk_wcasYpxARc Jakarta : Salemba Medika
1Hpjczog3KCTw&bvm=bv.99261572,d.
Subagyo, dkk. 2010. Hubungan Antara Motivasi
c2E[Diakses 03 Agustus 2015]
Stimulasi Toilet Training Oleh Ibu Dengan
Lestari, Puji. 2013. Hubungan Antara Tingkat Keberhasilan Toilet Training Pada Anak
Pengetahuan Ibu Dengan Praktik Ibu Prasekolah. ISSN. 1(2). 136-140 Tersedia
Dalam Penggunaan Diapers Pada Anak dari: URL: http://suaraforikes.webs.com/
Usia Toddler (1-3 Tahun) Di Kelurahan volume1%20nomor2.pdf, [Diakses 18
Putat Purwodadi. Jurnal Ilmu Keperawatan Februari 2015]
dan Kebidanan. 1(3). Tersedia dari: URL:
Supartini, yupi. 2004 (cetakan 2012). Konsep
http://pmb.stikestelogorejo.ac.id/e -
dasar keperawatan anak. Jakarta : EGC
journal/index.php/ilmukeperawatan/

JKA | Volume 3 | Nomor 1 | Juni 2016


Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap Ibu tentang Toilet Training pada Anak Usia 1-3 Tahun di 57
Posyandu Dahlia B Wilayah Kerja Puskesmas Cibeber Kelurahan Cibeber Kota Cimahi

Wandasari. 2010. Kerangka Teori Dan Hipotesis Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Manusia.
[serial online]. Tersedia dari : URL: http:// Yogyakarta : Nuha Medika
www.journal.unair.ac.id[Diakses 22
Wong, Donna L. 2008. Buku Ajar Keperawatan
November 2014]
Pediatrik Edisi 6. Jakarta : EGC
Wawan dan Dewi. 2010. Teori & Pengukuran

JKA | Volume 3 | Nomor 1 | Juni 2016

Anda mungkin juga menyukai