Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN KELOMPOK JURNAL SURGIKAL

ASSESSMENT (PENGKAJIAN) PADA PASIEN DENGAN LUKA BAKAR


Disusun untuk memenuhi tugas kelompok profesi Departemen Surgikal

Disusun Oleh :
KELOMPOK 7 DAN 8

TITIK DYAH S 125070201111019


LATIFIA DEWI FATMAWATI 125070207111007
WITA OKTAVIANA 125070207111008
BANGUN SAMUDRA UTAMA 125070207111006
ABDUL GHOFUR 125070200111041
MIKE ISTIANAWATI 125070201111033
DIAN NAJMI 125070206111001

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2016

1
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Luka bakar adalah suatu trauma yang disebabkan oleh panas, arus listrik,
bahan kimia dan petir yang mengenai kulit, mukosa dan jaringan yang lebih dalam.
Luka bakar yang luas mempengaruhi metabolisme dan fungsi setiap sel tubuh, semua
sistem dapat terganggu, terutama sistem kardiovaskuler. Luka bakar dibedakan
menjadi: derajat pertama, kedua superfisial, kedua dalam, dan derajat ketiga. Luka
bakar derajat satu hanya mengenai epidermis yang disertai eritema dan nyeri. Luka
bakar derajat kedua superfisial meluas ke epidermis dan sebagian lapisan dermis
yang disertai lepuh dan sangat nyeri. Luka bakar derajat kedua dalam meluas ke
seluruh dermis. Luka bakar derajat ketiga meluas ke epidermis, dermis, dan jaringan
subkutis, seringkali kapiler dan vena hangus dan darah ke jaringan
tersebutberkurang. Penanganan dalam penyembuhan luka bakar antara lain
mencegah infeksi dan memberi kesempatan sisa-sisa sel epitel untuk berproliferasi
dan menutup permukaan luka.
Luka bakar merupakan luka yang disebabkan oleh terpajanya kulit dengan api,
suhu tinggi, listrik, radiasi, maupun bahan kimia sehingga membuat integritas kulit
menjadi terganggu atau rusak (Suriadi dan Rita, 2006).
Pada tahun 2014, World Health Organization (WHO) memperkirakan bahwa
terdapat 265.000 kematian yang terjadi setiap tahunnya di seluruh dunia akibat luka
bakar. Di India, lebih dari satu juta orang menderita luka bakar sedang-berat per
tahun. Di Bangladesh, Columbia, Mesir, dan Pakistan, 17% anak dengan luka bakar
menderita kecacatan sementara dan 18% menderita kecacatan permanen.
Sedangkan di Nepal, luka bakar merupakan penyebab kedua cedera tertinggi, dengan
5% kecacatan. Menurut data American Burn Association (2015), di Amerika Serikat
terdapat 486.000 kasus luka bakar yang menerima penanganan medis, 40.000
diantaranya harus dirawat di rumah sakit. Selain itu, sebanyak 3.240 kematian terjadi
setiap tahunnya akibat luka bakar. Penyebab terbanyak terjadinya luka bakar adalah
karena trauma akibat kecelakaan kebakaran, kecelakaan kendaraan, terhirup asap,
kontak dengan listrik, zat kimia, dan benda panas. Di Indonesia, prevalensi luka bakar
pada tahun 2013 adalah sebesar 0.7% dan telah mengalami penurunan sebesar 1.5%
dibandingkan pada tahun 2008 (2.2%). Provinsi dengan prevalensi tertinggi adalah
Papua (2.0%) dan Bangka Belitung (1.4%) (Depkes, 2013). Berdasarkan data rekam
medis RSUP Haji Adam Malik Medan, terdapat 353 kasus luka bakar pada tahun

2
2011-2014 dengan penyebab terbanyak adalah flame burn injury (174 kasus, 50,4%)
(Maulana, 2014).
Oleh karena semakin meningkatnya prevalensi luka bakar, maka penilaian
luka yang akurat sangat penting untuk perencanaan yang tepat dan realistis dari
tujuan dan intervensi untuk pasien dengan luka. Namun, proses penilaian memiliki
sejumlah komponen yang harus sistematis dipertimbangkan. Pengkajian awal pada
luka bakar sangat berpengaruh pada tindakan selanjutnya. Sehingga pada laporan ini
kami sajikan beberapa tinjauan mengenai pengkajian ataupun penilaian awal pada
luka bakar, yang diharapkan dapat bermanfaat dan efisien untuk penanganan pada
pasien dengan luka bakar di Rumah Sakit Umum DR.Saiful Anwar Malang.

B. Tujuan
Mengetahui pengkajian awal yang efektif pada pasien luka bakar.

C. Manfaat
- Rumah Sakit
Memberikan informasi tentang pengkajian awal pada pasien luka bakar di
Rumah Sakit Umum Dr.Saiful Anwar yang lebih efektif.

- Penelitian Keperawatan
Hasil penelitian yang diperoleh dapat menjadi informasi tambahan bagi
mahasiswa tentang metode yang dapat dilakukan dalam melakukan pengkajian
awal pada pasien luka bakar.

3
BAB II

1. Metode
a. Strategi penelusuran
- Penelusuran artikel jurnal menggunakan database resmi penelusuran jurnal
yaitu EbscoHost, Proquest, Science Direct
a. BurnCalc assessment study of computer-aided individual three-dimensional
burn area calculation:
- Penelusuran menggunakan Proquest
- Jurnal : Jurnal of Burn
b. Assessment of Cooling on an Acute Scald Burn Injury in a Porcine Model:
- Artikel Jurnal Tahun 2015
- Penelusuran menggunakan Proquest
- Jurnal : International Journal Of Scientific Study
c. Long-Term Assessment Of Eccentric, Isometric, Concentric Muscle
Strength And Functional Capacity After Severely Burned Adult:
- Artikel Jurnal Tahun 2009
- Penelusuran menggunakan EbscoHost
- Jurnal : Departement Of Orthopedic Surgery & Traumatology
d. Assessment of burn depth and burn wound healing potentiall:
- Artikel Jurnal Tahun 2008
- Penelusuran menggunakan ScienceDirect
- Jurnal : Journal of Diabetes and Its Complications
e. Burn Scar Assessment: A Systematic Review of Different Scar Scales
- Artikel Jurnal Tahun 2014
- Penelusuran menggunakan Cinahl
- Jurnal : Journal of Diabetes and Its Complications

b. Kriteria pemilihan artikel


- Pemilihan artikel jurnal diutamakan jurnal internasional
- Pemilihan artikel jurnal berdasarkan tahun terbaru yaitu 10 tahun terakhir
- Pemilihan artikel jurnal yaitu jurnal experiment
- Pemilihan artikel jurnal yaitu jurnal pengkajian awal pada pasien luka bakar
- Pemilihan artikel jurnal bukan pada uji coba hewan

4
c. Penilaian kualitas artikel
Penilaian kualitas artikel menggunakan Evidence Level of Grading, sebagai
berikut :
Levels of evidence of effectiveness :
Level Evidence of effectiveness
1 Systematic review (with homogeniety) of experimental studies with
narrow confidence interval
2 Quasy-experimental studies (e.g without randomization)
3a Cohort studies (with control group)
3b Case-Controlled
3c Observational studies without control groups
4 Expert opinion without explicit critical appraisal, or based on physiology,
bech research or consensus

Grading of research studies that measure the effect of an intervention,


treatment, or therapy :
Level of Study designs
evidence
I Evidence obtained from a systematic review or meta-analysis of all
relevant randomized controlled trials
II Evidence obtained from at least one properly designed rendomized
controlled trial
III-1 Evidence obtained from well-designed pseudo-randomized controlled
trials
III-2 Evidence obtained from comparative studies with concurrent controls
and allocation not randomized (cohort studies, case control studies or
interrupted time-series with control group)
III-3 Evidence obtained from comparative studies with historical control,
two or more single-arm studies, or interrupted time-series without a
parallel control group
IV Evidence obtained from case series (either post-test or pretest and
post test)

1. BurnCalc assessment study of computer-aided individual three-dimensional


burn area calculation
a. level efektivitas : 2 (Quasy Experiment)

5
b. Tingkatan penilaian artikel untuk mengukur pengaruh inteevensi,
penatalaksanaan dan terapi : III–2 (jurnal menggunakan kelompok
intervensi dan kelompok kontrol)

2. Resuscitation burn card—A useful tool for burn injury Assessment


a. level efektivitas : 2 Quasy-experimental studies
b. Tingkatan penilaian artikel untuk mengukur intervensi (jurnal
menggunakan kelompok intervensi dengan metode rendom kontrol)

3. Assessment of Cooling on an Acute Scald Burn Injury in a Porcine Model:


a. level efektivitas : 2 Quasy-experimental studies
b. Tingkatan penilaian artikel untuk mengukur intervensi (jurnal
menggunakan kelompok intervensi dengan metode rendom kontrol)

4. Burn Scar Assessment: A Systematic Review of Different Scar Scales


a. level efektivitas : 1 Systematic review (with homogeniety) of experimental
studies with narrow confidence interval
b. Tingkatan penilaian artikel untuk mengukur pengaruh intervensi,
penatalaksanaan dan terapi : 1 (Bukti yang diperoleh dari tinjauan
sistematis atau meta-analisis dari semua randomized controlled trials yang
relevan)

5. Long-Term Assessment Of Eccentric, Isometric, Concentric Muscle Strength


And Functional Capacity After Severely Burned Adult:
a. level efektivitas : 3c (Experiment, studi observasi tanpa kelompok kontrol)
b. Tingkatan penilaian artikel untuk mengukur pengaruh intervensi,
penatalaksanaan dan terapi : III–3 (peneliti menggunakan perlakuan tanpa
kelompok kontrol)

6
3. Hasil
Hasil pencarian jural didapatkan sejumlah 5 jurnal yaitu:
a. BurnCalc Assessment Study of Computer-Aided Individual Three-Dimensional Burn Area Calculation
Jenis Jurnal Jenis Jumlah P
Populasi SD CI Negara Perlakuan Hasil Kesimpulan
(pengarang) Riset Sampel value
BurnCalc Study 40 orang p> 0.09 Cina Ukuran-ukuran luka dihitung Secara Teknologi
assessment experime 0.05 % menggunakan BurnCalc. BurnCalc statistik, pada BurnCalc dapat
study of ntal menggunakan Kinect scanner, penelitian membaca
computer- dimana operator berjalan pelan menunjukkan dengan akurat
aided disekitar pasien, 50 cm untuk bahwa tidak dan stabil
individual mendapatkan gambaran. Total ada sehingga dapat
three- waktu untuk scanning kurang lebih perbedaan dipakai sebagai
dimensional 2 menit. Secara keseluruhan, antara sandart metode
burn area sampai didapatan data luas luka BurnCalc dan klinis yang baru.
calculation bakar, waktu yang dibutuhkan penghitungan
(Wen-bo adalah 10-15 menit. nyata. Selain
Sheng, Ding Data dari BurnCalc kemudian itu, uji hipotesa
Zeng, Yan dibandingkan dengan penghitungan mengindikasik
Wan, Li Yao, nyata untuk memverifikasi akurasi an bahwa
Hong-tai dan stabilitas. penghitungan
Tang and Total BSA dari ke-40 volunteer juga BSA (Body
Zhao-fan dihitung menggunakan Burncalc Surface Area)
Xia) dan dibandingkan dengan hasil dari dan area yang
formula lain yang sudah terstandart. terbakar lebih
17 diantaranya menggunakan akurat
Chinese Rule Of Nines atau Rule of menggunakan
Palms. BurnCalc.

7
Hasil yang ditemukan kemudian
dibandingan dengan menggunakan
uji statistik Student’s t-test dan
intraclass correlation coefficient
(ICC).

b. Resuscitation burn card- A useful tool for burn injury Assessment


Jenis Jurnal Jenis Jumlah P
Populasi SD CI Negara Perlakuan Hasil Kesimpulan
(pengarang) Riset Sampel value
Resuscitatio 75 orang Mahasis United RBC berisi nomogram BSA yang Informasi yang RBC bisa
n burn wa Kingdo sudah dimodifikasi dengan diberikan menjadi alat
card—A kedokter m perbandingan ukuran yang sama dalam kartu yang berharga
useful tool an tahun untuk mengetahui tinggi badan dan merupakan ditangan orang
for burn ke-2, berat badan, dan mengkalkulasi informasi yang yang kurang
injury staff surface area sebagai persentase jelas dan pengalaman
Assessment medis, TBSA. tepat. Evalusi dalam profesi
(C.C. Malic, dan staff Pada sisi lain RBC, dicetak Lund dari estimasi medis untuk
R.O.S. Burn and Browder Chart, juga formula luas luka pengkajian dini
Karoo, O. Center Parkland dan formula untuk ditemukan dan resusitasi
Austin, A. menghitung kebutuhan cairan pada lebih akurat cairan pada luka
Phipps) pediatik dengan luka bakar. dibandingkan bakar.
RBC berukuran seperti Credit Card dengan
dan didesain untuk sekali pakai. estimasi yang
dilakukan
tanpa RBC

8
c. Assessment of Cooling on an Acute Scald Burn Injury in a Porcine Model
Jenis Jurnal Jenis Jumlah P
Populasi SD CI Negara Perlakuan Hasil Kesimpulan
(pengarang) Riset Sampel value
Jennifer True 10 ekor 10 ekor P>0.0 Australi 10 ekor babi Rata-rata di Area Penelitian ini
Yuan et al experiment babi 5 an and diberikan terbakar di Hari 1 dan 9 menunjukkan bahwa air
al yang New luka bakar Pada hari 1, tidak ada dingin yang mengalir
diberikan Zealan yang sama perbedaan yang signifikan muncul pertolongan
luka d kemudian di daerah luka bakar pertama yang paling
bakar diberikan (dalam cm2) antara efektif untuk luka
perlakuan masing-masing kelompok melepuh terbakar akut
berbeda perlakuan. Selanjutnya, pada model babi
yaitu pada Hari 9, area yang dibandingkan dengan
diberikan air terkena secara signifikan handuk basah dan
mengalir, meningkat sebagai hasil semprotan air.
kompres dari penyembuhan luka
basah, dan bakar melalui epitelisasi
semprotan pada semua kelompok (P<
air. Hari 1 0,05). Atas dasar luas
dan hari ke 9 permukaan luka bakar,
dilakukan tidak ada perbedaan hasil
evaluasi antara air yang mengalir,
mengenai, handuk basah, semprotan
klinis, air, atau kelompok kontrol
histologi dan Penilaian klinis
pengukuran Hasil ini digunakan untuk
daerah luka. memberikan beberapa
indikasi tentang
pemeriksaan klinis

9
seberapa akurat bila
dibandingkan dengan
penilaian histologi.
Penilaian histologis
Analisis statistik hasil
didasarkan pada penilaian
histologis biopsi diambil
pada hari 1 dan 9 oleh
Patologi Senior (S.A.).
Pada Hari 1, tidak ada
perbedaan yang signifikan
dalam Peringkat mendalam
antara masing-masing
kelompok perlakuan (uji
Kruskal-Wallis, P>0,05).

d. Burn Scar Assessment: A Systematic Review of Different Scar Scales


Jenis Jurnal Jenis Jumlah Populasi P SD CI Negara Perlakuan Hasil Kesimpulan
(pengarang) Riset Sampel value
Nale, et all Literatur 29 artikel Different Dengan Sebuah penilaian yang Meskipun skala bekas
sistematis (termasuk Scar membanding seragam tentang bekas luka kurang obyektif dari
pencarian tujuh Scales kan teori dari luka harus tetap alat bekas luka, mereka
terlibat ulasan) Review berbagai dipromosikan untuk adalah tambahan layak
PubMed sudut penelitian (kalibrasi yang untuk fotografi digital
dan Web padang dan sama dll), dan akan untuk evaluasi klinis dan
of Science metode memungkinkan tindak lanjut dari bekas
(Termasuk perbandingan noninvasif luka baka,. Namun,
Science yang berbeda perawatan penelitian ilmiah tentang

10
Citation luka bakar dan bekas luka efektivitas dari skala
Index). (tanpa bekas luka biopsi). bekas luka yang berbeda
Untuk tujuan medis-hukum, yang langka. Terlepas ke
skala kualitas hidup penilaian bekas luka,
mungkin akan lebih pendekatan multidisiplin
berguna, karena skala ini tetap penting dalam
mencerminkan yang tindak lanjut dari pasien
'dampak' bekas luka lebih dengan jaringan parut
memadai daripada yang yang berlebihan,
sebenarnya penampilan termasuk terapi
bekas luka seperti yang psikologis dan fisioterapi.
dijelaskan oleh sisik bekas
luka.
e. Long-Term Assessment Of Eccentric, Isometric, Concentric Muscle Strength and Functional Capacity After
Severely Burned Adult

11
BAB III
PEMBAHASAN

Luka bakar adalah suatu trauma yang disebabkan oleh panas, arus listrik, bahan kimia
dan petir yang mengenai kulit, mukosa dan jaringan yang lebih dalam. Luka bakar yang luas
mempengaruhi metabolisme dan fungsi setiap sel tubuh, semua sistem dapat terganggu,
terutama sistem kardiovaskuler. Luka bakar dibedakan menjadi: derajat pertama, kedua
superfisial, kedua dalam, dan derajat ketiga. Pada tahun 2014, World Health Organization
(WHO) memperkirakan bahwa terdapat 265.000 kematian yang terjadi setiap tahunnya di
seluruh dunia akibat luka bakar.
Semakin meningkatnya prevalensi luka bakar, maka penilaian luka yang akurat
sangat penting untuk perencanaan yang tepat dan realistis dari tujuan dan intervensi untuk
pasien dengan luka. Namun, proses penilaian memiliki sejumlah komponen yang harus
sistematis dipertimbangkan karena pengkajian awal pada luka bakar sangat berpengaruh
pada tindakan selanjutnya. Pengkajian luka bakar dapat dilakukan dengan beberapa
metode, termasuk metode langsung dan metode yang menggunakan sistem komputerisasi.
Studi oleh Wen-bo Sheng, dkk. tentang pengkajian luka bakar dengan BurnCalc, yaitu
penghitungan dengan bantuan gambaran 3 dimensi pada komputer. Body Surface Area
(BSA) dalam penelitian tersebut menggunakan scanner 3 dimensi. Gambaran 3 dimensi dari
scanner digunakan untuk menentukan titik-titik area luka yang kemudian akan dihitung
secara otomatis total luasnya. Data penghitungan tersebut kemudian dibandingkan dengan
penghitungan nyata seperti Chinese Rule Of Nines atau Rule of Palms untuk memverifikasi
akurasi dan stabilitas. Hasilnya, secara statistik pada penelitian menunjukkan bahwa tidak
ada perbedaan antara BurnCalc dan penghitungan nyata. Selain itu, uji hipotesa
mengindikasikan bahwa penghitungan BSA (Body Surface Area) dan area yang terbakar
lebih akurat menggunakan BurnCalc. Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa
teknologi BurnCalc dapat dipakai sebagai sandart metode klinis yang baru dalam
menentukan luas luka bakar.
titik
Asosiasi Luka Bakar Australia dan New Zealend (ANZBA) direkomendasikan
pertolongan pertama luka bakar adalah menempatkan luka dengan air dingin mengalir
selama 20 menit. Handuk basah dan semprotan air juga telah digunakan. Tidak ada data
ilmiah yang ada untuk membandingkan efektivitas metode pendinginan ini. Penelitian ini
berusaha untuk menentukan bukti eksperimental untuk rekomendasi perawatan pertama
pada luka bakar dan modus optimal pendinginan. Empat luka bakar partial-thickness
diinduksi ke setiap 10 anak babi. Pertolongan pertama kemudian diterapkan selama 20
menit dengan air dingin yang mengalir, handuk basah, atau semprotan air, dengan tanpa

12
perlakuan sebagai kontrol. Pada hari 1 dan hari 9, biopsi dan foto-foto klinis dinilai secara
blinded. Keren air yang mengalir secara konsisten menunjukkan peningkatan pemulihan
luka selama 9 hari (P <0,05). Penelitian ini menunjukkan bahwa air dingin yang mengalir
muncul pertolongan pertama yang paling efektif untuk luka melepuh terbakar akut pada
model babi dibandingkan dengan handuk basah dan semprotan air. (J Burn Care Res 2007;
28: 514-520)

Selain dengan metode-metode pengkajian luka bakar di atas, kejadian luka bakar
akan menimbulkan dampak yang yang berkepanjangan di waktu kemudain. Dampak
tersebut dapat dari segi fisiologis maupun dari segi psikologis. Dari segi fisiologis misalnya
terdapat bekas luka bakar seperti scar dan jaringan parut, yang dimana dari segi fisiologis
tersebut juga dapat berdampak pada segi psikologis klien. Riview pada litelatur yang didapat
menunjukkan kedua sisi tersebut berkaitan di masa mendatang pada klien. Oleh karenanya
tindakan medis maupun keperawatan sebaiknya mengkaji dan mengintervensi dari dampak
bekas luka bakar juga.
Penelitian yang dilakukan oleh Anwar Abdelgayed meneliti untuk menilai efek jangka
panjang dari luka bakar yang parah pada kekuatan otot eksentrik, konsentris, isometrik,
kekuatan rata-rata otot, massa tubuh tanpa lemak, enam menit berjalan dan 8-langkah kaki
berjalan. Kekuatan otot Eksentrik, isometrik dan konsentris serta rata-rata kekuatan otot
dinilai pada 24 bulan setelah terbakar dengan 40 % -50 % total luas permukaan tubuh ( tbsa
) di 150 o/s dengan menggunakan isokinetic dynamometry, total massa tubuh tanpa lemak(
tlbm ) dan massa tungkai bawah ( llm dinilai ) diukur pada kedua kelompok ganda
menggunakan energi x-ray absorptiometry. Kapasitas fungsi dinilai menggunakan tes enam
menit berjalan ( 6mwt ) dan tes 8 langkah berjalan. Massa tubuh tanpa lemak( lbm )
ditetapkan melalui energi x-ray absorptiometry. Dewasa yang tidak terbakar atau normal
dinilai sama, dan dikaji sebagai kelompok kontrol.

13
BAB IV
KESIMPULAN

Luka diabetik merupakan luka kronik yang sering menjadi komplikasi dari penyakit
diabetes mellitus. Penyebab luka diabetes bisa dari berbagi faktor dan faktor-faktor tersebut
mampu menghambat proses penyembuhan luka.
Terapi topikal merupakan salah satu bentuk terapi yang sering dipakai dalam terapi
dermatologi. Pemberian terapi topikal bisa diberikan langsung ke area luka atau dipadukan
dengan dressing. Pemberian terapi topikal dapat menggunakan olive, madu dan
menggunakan phenytoin.
Olive oil, madu dan propolis merupakan anti septic dan anti bakteri yang dapat
digunakan sebagai dressing dalam masalah ini karena sifatnya osmosis dan tinggi
keasaman sehinggga dapat mempertahankan kelembaban. Pada luka dengan pemberian
phenytoin, didapatkan penurunan luas luka serta pertumbuhan jaringan granulasi dan
penurunan skala nyeri.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa pemberian terapi topikal dengan jangka waktu
tertentu mampu meningkatkan penyembuhan luka diabetikum.

14

Anda mungkin juga menyukai