Anda di halaman 1dari 41

HEMODIALISA

RUDI HANDOKO
TUJUAN PEMBELAJARAN
UMUM : Mahasiswa mampu memahami tentang
hemodialisa
KHUSUS : Mahasiswa mampu menjelaskan
tentang
1.Pengertian HD
2.Tujuan HD
3.Indikasi HD
4.Proses HD
5.Alat alat HD
6.Akses vaskuler HD
7.Pelaksanaan HD
8.Komplikasi HD
9.Adequasi HD
PENGERTIAN
Hemodialisa berasal dari kata
hemo=darah,dan dialisa=pemisahan atau
filtrasi. Pada prinsipnya hemodialisa
menempatkan darah berdampingan dengan
cairan dialisat atau pencuci yang dipisahkan
oleh suatu membran atau selaput semi
permeabel. Membran ini dapat dilalui oleh air
dan zat tertentu atau zat sampah. Proses ini
disebut dialysis yaitu proses berpindahnya air
atau zat, bahan melalui membran semi
permeabel
( Pardede )
Tujuan Hemodialisa

Sebagai terapi pengganti, kegiatan hemodialisa


mempunyai
tujuan :
Membuang produk metabolisme protein seperti

urea, kreatinin dan asam urat


Membuang kelebihan air

Mempertahankan atau mengembalikan system

buffer tubuh.
Mempertahankan atau mengembalikan kadar

elektrolit tubuh.
Memperbaiki status kesehatan penderita.
Indikasi
1. ARF (Acut Renal Failure)
2. Keracunan
3. CRF dengan keadaan Sebagai berikut :
BUN >200mg%
Creatinin >8mg%
Hyperkalemia
Oveelood cairan
Proses Hemodialisa
Proses Hemodialisa

Proses Difusi
yaitu berpindahnya bahan terlarut
karena perbedaan kadar di dalam darah
dan di dalam dialisat. Semakian tinggi
perbedaan kadar dalam darah maka
semakin banyak bahan yang
dipindahkan ke dalam dialisat.
Proses
Osmosis
Adalah proses berpindahnya air karena
tenga kimiawi yaitu perbedaan osmolitas
dan dialisat
Proses Hemodialisa
Ultrafiltrasi (convective transport) adalah
proses pengeluaran kelebihan air dari
tubuh dengan menggunakan cara konveksi.
Perpindahan zat pelarut (sebagian zat
terlarut terbawa), melalui membran akibat
tenaga hidrostatik yang bekerja pada
membran. Molekul air dan dapat melewati
semua membran semipermeable.
Ultrafiltrasi terjadi saat air didorong oleh
kekuatan hidrostatik atau osmotik.
Alat-Alat Hemodialisa

Mesin hemodialisa
Dialyzer
Dialyzer adalah suatu alat tempat terjadinya
proses dialisa yang berisi ribuan serat berupa
membran semipermeable yang memisahkan
kompartemen darah dan kompartemen dialisat.
Membran semipermeable adalah lapisan sangat
tipis dan memiliki pori-pori mikroskopik. Partikel
kecil dan air bisa lewat, sel-sel darah tak bisa
lewat. Lewat membran inilah terjadi proses difusi
dan konveksi, antara kompartemen darah
dengan kompartemen dialisat. Membran dialyzer
dapat berupa hollow fiber atau parallel plate.
Dializer dan blood line
Alat-Alat Hemodialisa

Arteri blood line


Venous blood line
AV fistula/abocath
Dialisat ( asetat, bicarbonat)
Cairan dialisat
Akses Vaskular
Hemodialisis
Saat ini terdapat tiga teknik mendapatkan
akses vaskular untuk hemodialisis,
yaitu :
Central venous catheter (CVC)

AV shunt (AV shunt)

Synthetic AV fistula (AV graft)


Central venous catheter
(CVC)
Central venous catheter
(CVC
Akses vaskuler
AV shunt (AV shunt )
PELAKSANAAN
HEMODIALISA
A. Persiapan pasien
1. Menimbang berat badan pasien
2. Pasien diberitahu dan dijelaskan akan
dilakukan hemodialisa (bagi pasien
baru)
3. Mengatur posisi tidur
4. Jika perlu lakukan fixasi bila pasien
gelisah
5. Mengobservasi TTV
PELAKSANAAN
HEMODIALISA
B. Persiapan lingkungan
1. Mengkondisikan lingkungan dalam
keadaan aman dan nyaman
2. keluarga pasien dipersilahkan
menunggu diluar ruangan dulu
selama proses insersi
PELAKSANAAN
HEMODIALISA
C. Persiapan Alat
1. Menyiapkan mesin hemodialisa
2. Memasang Dializer dan blood line dan
melaksanakan priming
3. Perlak kecil
4. Masker
5. Lidocain
6. Spuit 1cc
PELAKSANAAN
HEMODIALISA
C. Persiapan Alat
3. Box steril berisi :
AV fistul/ Abocath
Duk steril
Betadine dalam cucing
Kapas steril
Spuit 3 cc
Spuit 5 cc berisi cairan NaCl 0,9%
Spuit 2 5 cc berisi heparin 5000 IU
Handschoen
PELAKSANAAN
HEMODIALISA
D. Proses penyambungan ke sirkulasi
1. Perawat cuci tangan, pakai masker
2. Pasien dianjurkan berdoa dulu sesuai dengan agama
yang dianut
3. Pasang perlak dibawah tangan /extermitas yang akan
dilakukan insersi
3. Buka Box yang bersisi alat alat steril
4. Pakai sarung tangan (Handschoen)
5. pasang duk steril dibawah tangan /extermitas yang akan
dilakukan insersi
6. Lakukan desinfeksi dengan alkohol dan betadine
PELAKSANAAN
HEMODIALISA
D. Proses penyambungan ke sirkulasi
7. Lakukan anestesi lokal
8. Ambil Spuit 5 cc berisi cairan NaCl 0,9% dan sambungkan
ke AV fistula dan keluarkan udara
9. Lakukan insersi keVena, pastikan lancar aliran darahnya dan
fixasi dengan plester
10. Lakukan anestesi lokal
11. Ambil Spuit 5 cc berisi cairan NaCl 0,9% dan sambungkan
ke AV fistula dan keluarkan udara
12. Lakukan insersi ke Arteri , pastikan lancar aliran darahnya
dan fixasi dengan plester
PELAKSANAAN
HEMODIALISA
D. Proses penyambungan ke sirkulasi
13. Sambung AV fistula di arteri dengan arteri blood line, tekan
tombol pada blood pump atur dengan kecepatan 100
14. Keluarkan cairan yang ada di blood line sampai habis
15. Sambung AV fistula di vena dengan vena blood line
16. Pasang koppler, berikan heparin sesuai dengan dosis
17. Lakukan pemrograman mesin sesuai dengan terapi medis
18. Pasien dirapihkan, alat-alat dibersihkan dan dikembalikan
pada tempatnya.
19. Perawat mencuci tangan
20. Lakukan Monitoring
PELAKSANAAN
HEMODIALISA
D. Proses mengakhiri
1. Perawat mencuci tangan , pakai handschoen & masker
2. Setelah waktu hemodialisa selesai
2. Ambil spuit 20 CC isi dengan cairan NaCL 0,9%
3. Matikan tombol Blood Pump.
4. Lepaskan AV fistula Arteri, Sambung arteri blood
line dengan infus yang berisi cairan NaCL 0,9%
lakukan pembilasan dengan kecepatan blood
pump 150
5. Lepaskan kopler, dan selang dialisat
PELAKSANAAN
HEMODIALISA
D. Proses mengakhiri
6. Jika darah yang ada di dializer sudah masuk ketubuh pasien matikan infus
7. Klemp AV fistula yang ada di pasien
8 Lepas AV fistula yang ada dipasien, lakukan penekanan dengan kappas
atau depres dan fixasi dengan plester
9. Lakukan rinse dengan menekan tombol rinse pada motitor mesin
hemodialisa
10. Pasien dirapihkan, alat-alat dibersihkan dan dikembalikan
pada tempatnya
11.Perawat mencuci tangan
12. Mendokmntasikan tindakan hemodialisa
Komplikasi pada
Hemodialisa
Hipotensi
Kram otot
Mual dan muntah
Sakit kepala
Sakit dada
Gatal-gatal
Hipotensi

Penyebab Sering Hipotensi


1. Akibat volume darah yang berkurang
berlebihan atau perubahan yang cepat.
2. Akibat tidak adanya vasokonstriktor
(minum obat anti hypertensi saat hari
dialisa )
Kram Otot

Etiologi. Patogenesis kram otot saat dialisis tidak


diketahui. Terdapat faktor-faktor predisposisi
penting terjadinya krom otot, yaitu:
a. Hipotensi. Meskipun tidak semuanya, kram

otot paling sering terjadi berkaitan dengan


hipotensi. Kram masih sering persisten meski
tekanan darah sudah adekuat.
b. Pasien dibawah BB kering. Kram otot dapat

berat dan lama (persisten beberapa jam).


c. Menggunakan dialisat rendah Na. Terjadi

akibat konstriksi pembuluh darah pada otot.


Kram Otot

Penatalaksanaan
Kecilkan Ultrafisasi rate

Massage pada daerah yang kram

Berikan Nacl 0,9% sebanyak 100-200 ml

dan sesuaikan dengan keadaan umum


pasien
Kompres air hangat

Observasi TTV
Kram Otot

Pencegahan
Jangan menarik cairan terlalu cepat/ UFR

tinggi pada awal dialisys


Anjurkan pasien untuk membatasi intake

cairan
Jaga selalu kadar Na dialisat sesuai atau

diatas kadar Na plasma ( 145 mEq/L)


Mual dan muntah

Etiologi.
Terjadi pada pasien Hd sampai 10%.

Penyebab multifaktor, tersering berkaitan


dengan hipotensi, atau dapat juga sebagai
manifestasi awal dari sindrom
disequilibrium.
Gangguan GIT

Ketakutan
Mual dan muntah

Penanganan
Mengatasi semua penyebab yang mendasari,

selanjutnya dapat diberikan antiemetik.


Kecilkan aliran darah sampai 100 RPM

Kecilkan UFR sampai 0

Observasi TTV

Jika tensi turun Berikan Nacl 0,9% sebanyak

100-200 ml dan sesuaikan dengan keadaan


umum pasien
Jika keadaan umum sudah membaik program

dialisis diatur secara bertahap


Mual dan muntah

Pencegahan
Hindari hipotensi

Anjurkan pasien membatasi cairan

Observasi TTV
Sakit Kepala

Etiologi. Merupakan keluhan yang juga sering,


dengan penyebab sebagian besar tidak
diketahui. Dapat terkait dengan sindrom
disequilibrium atau terkait dengan dialisat
asetat. Pada pasien peminum kopi, dapat
timbul nyeri akibat penurunan kadar kopi
secara akut saat dialisis.
Penatalaksanaan..Dapat diberikan
parasetamol
Pencegahan. Seperti halnya pada mual dan
muntah, dapat dicoba dengan penurunan Qb
30% saat jam-jam awal dialisa, atau ganti
kedialisat bikarbonat
Nyeri Dada

Nyeri dada (sering disertai nyeri punggung)


terjadi pada 5% pasien dengan dialiser
yang baru. Penyebab tersering adalah first-
use syndrome. Dapat juga akibat yang
serius, angina dan hemolisis. Angina harus
menjadi diagnosis banding pasien dengan
nyeri dada. Bila diduga angina segera
berikan oksigen, bila disertai syok kaki
ditinggikan, berikan nitrogliserin sublingual,
Qb dan UF diturunkan.
Gatal - Gatal
Banyak dikeluhkan pasien tdialysis ,
seringkali berat saat atau setelah HD.
Etiologi. Penyebab gatal-gatal belum
dapat dipahami secara baik. Dapat
sebagai akibat toksin uremik sirkulasi,
hiperparatiroid sekunder, kulit yang
kering atau reaksi alergi dengan
gangguan kadar histamin plasma.
ADEQUASI HEMODIALISA
Pengertian adekuasi hemodialisis adalah
ukuran kecukupan terapi hemodialisis
yang dapat membuat pasien merasa sehat
seperti tidak menderita penyakit apapun
Hemodialisa yang dilakukan dua kali
seminggu biasanya tidak adekuat kecuali
jika fungsi residual ginjal masih mamadai
( GFR 5 mL/menit). Di Amerika lama
hemodialisis: 9 jam perminggu, Eropa : 12
jam perminggu dan di Jepang 15 jam
perminggu.
TRIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai