proteinuria, hipoalbuminemia dan hiperkolesterolemia. Kadang-kadang terdapat hematuria, hipertensi dan penurunan fungsi ginjal. Penyakit ini tjd tiba-tiba, terutama pd anak-anak. Biasanya berupa oliguria dan urin b’warna gelap, atau urin yg kental akibat proteinuria berat ( Mansjoer Arif, dkk. 1999).
Wednesday, April 24, 2019 2
Nephrotic Syndrome merupakan kumpulan gejala yang disebabkan oleh adanya injury glomerular yang terjadi pada anak dengan karakteristik : proteinuria, hypoproteinuria, hypoalbuminemia, hyperlipidemia dan edema (Suryadi, 2001).
Wednesday, April 24, 2019 3
Sindrom nefrotik merupakan gangguan klinis ditandai oleh: Peningkatan protein dalam urin secara bermakna (proteinuria) Penurunan albumin dalam darah Edema Serum cholesterol yang tinggi (hiperlipidemia) Tanda – tanda tersebut dijumpai disetiap kondisi yang sangat merusak membran kapiler glomerulus dan menyebabkan peningkatan permiabilitas glomerulus (Sukiane, 2002). Nefrotik Sindrome Salah satu penyakit ginjal yang sering dijumpai pada anak, merupakan suatu kumpulan gejala-gejala klinis yang terdiri dari proteinuria masif, hipoalbuminemia, hiperkholesterolemia serta sembab. Etiology Penyebab sindrom nefrotik yang pasti belum diketahui, akhir-akhir ini dianggap sebagai suatu penyakit autoimun, yaitu suatu reaksi antigen – antibodi. Umumnya etiologi dibagi menjadi : 1. Sindrom nefrotik bawaan Diturunkan sebagai resesif autosomal atau karena reaksi maternofetal. Resisten terhadap semua pengobatan. Prognosis buruk dan biasanya pasien meninggal dalam bulan-bulan pertama kehidupannya.
Wednesday, April 24, 2019 7
2. Sindrom nefrotik sekunder disebabkan oleh :
Malaria kuartana atau parasit lainnya.
Penyakit kolagen seperti lupus eritematosus diseminata, purpura anafilaktoid. Glumerulonefritis akut atau kronik, Trombosis vena renalis.
Wednesday, April 24, 2019 8
Bahan kimia seperti trimetadion,paradion, penisilamin, garam emas, air raksa. Amiloidosis, penyakit sel sabit, hiperprolinemia, nefritis membranoproliferatif hipokomplementemik.
Wednesday, April 24, 2019 9
3. Sindrom nefrotik idiopatik
Tidak diketahui sebabnya atau disebut sindroma
nefrotik primer. Berdasarkan histopatologis yang tampak pada biopsi ginjal dgn pemeriksaan mikroskop biasa dan mikroskop elektron,
Wednesday, April 24, 2019 10
Klasifikasi 1. Sindrom nefrotik primer Tabel 1. Klasifikasi kelainan glomerulus pada sindrom nefrotik primer3 Kelainan minimal (KM) Glomerulosklerosis (GS) Glomerulosklerosis fokal segmental (GSFS) Glomerulosklerosis fokal global (GSFG) Glomerulonefritis proliferatif mesangial difus (GNPMD) Glomerulonefritis proliferatif mesangial difus eksudatif Glomerulonefritis kresentik (GNK) Glomerulonefritis membrano-proliferatif (GNMP) GNMP tipe I dengan deposit subendotelial GNMP tipe II dengan deposit intramembran GNMP tipe III dengan deposit transmembran/subepitelial Glomerulopati membranosa (GM) Glomerulonefritis kronik lanjut (GNKL)
Sumber : Wila Wirya IG, 2002. Sindrom nefrotik. In: Alatas H, Tambunan T, Trihono PP, Pardede SO, editors. Buku Ajar Nefrologi Anak. Edisi 2. Jakarta: Balai Penerbit FKUI pp. 381-426.
2. Sindrom nefrotik sekunder
FAKTOR RESIKO Jenis kelamin Ras Obesitas Alergy obat dll Pathofisiology HILANGNYA MUATAN NEGATIF ENDOTEL GLOMERULUS MUTASI PROTEIN SEL EPHITELIAL GLOMERULUS FAKTOR PLASMA DAN T CELL MERUSAK PERMIABILITAS GLOMERULUS (CIRCULATING PERMEABILITY FACTOR DAN PERMEABILITY INHIBITOR FACTOR) PROSES PENYAKIT ( contoh GLOMERULONEPHRITIS ) Patofisiologi Terjadi proteinuria akibat peningkatan permiabilitas membran glomerulus. Sebagian besar protein dalam urin adalah albumin sehingga jika laju sintesis hepar dilampui, meski telah berusaha ditingkatkan, terjadi hipoalbuminemia. Hal ini menyebabkan retensi garam dan air.
Wednesday, April 24, 2019 14
Menurunnya tekanan osmotik menyebabkan edema generalisata akibat cairan yang berpindah dari sistem vaskuler kedalam ruang cairan ekstra seluler. Penurunan sirkulasi volume darah mengaktifkan sistem imun angiotensin, menyebabkan retensi natrium dan edema lebih lanjut. Hilangnya protein dalam serum menstimulasi sintesis lipoprotein di hati dan peningkatan konsentrasi lemak dalam darah (hiperlipidemia).
Wednesday, April 24, 2019 15
Menurunnya respon imun karena sel imun tertekan, kemungkinan disebabkan karena hypoalbuminemia, hyperlipidemia atau defisiensi fe. Sindrom nefrotik dapat terjadi dihampir setiap penyakit renal intrinsik atau sistemik yang mempengaruhi glomerulus. Meskipun secara umum penyakit ini dianggap menyerang anak-anak, namun sindrom nefrotik juga terjadi pada orang dewasa termasuk lansia.
Wednesday, April 24, 2019 16
Manifestasi Klinis Pitting edema Gangguan gastrointestinal Hepatomegali Nafsu makan menurun karena edema. Anoreksia Gangguan pernafasan Hipertensi Proteinuria Hipoalbuminemia Kadar kolesterol LDL dan VLDL meningkat Gangguan Psikologis Diagnosis Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis Keluhan yang sering adalah bengkak jumlah urin yang berkurang urin berwarna kemerahan. pemeriksaan fisik Edema kelopak mata, tungkai, atau adanya asites dan edema skrotum/labia dan kadang-kadang ditemukan hipertensi. pemeriksaan penunjang Urinalisis Pemeriksaan darah Foto Thorak USG Penatalaksanaan Terapi spesifik untuk kelainan dasar ginjal atau penyakit penyebab (pada SN sekunder). Mengurangi atau menghilangkan proteinuria, memperbaiki hipoalbuminemia. Mencegah dan mengatasi penyulit. (Shock akibat sepsis, emboli atau hipovolemia, Thrombosis akibat hiperkoagulabilitas, Infeksi, Hambatan pertumbuhan, efek samping steroid, misalnya sindrom Cushing, hipertensi, osteoporosis, gangguan emosi dan perilaku) Lanjutan Istirahat cukup Diet: 35 kal/kg BB, 0,8 gram protein/kg BB + ekskresi protein urine, rendah lemak jenuh dan kolesterol, tinggi karbohidrat (TKTPRL). Obat-obatan diuretik: Furosemid, Spironolakton, Tiazid Lanjutan….. Steroid SN ---- Hiperkoagulasi ------ Anti koagulasi Hipertensi ----- obat antihipertensi: ACE inhibitor (hindari untuk pasien dengan hiperkalemia) Komplikasi Hypovolemi Infeksi Trombosis /hiperkoagulasi Penatalaksanaan A. Sindrom nefrotik serangan pertama Perbaiki keadaan umum penderita : a. Diet tinggi kalori, tinggi protein, rendah garam, rendah lemak. Rujukan ke bagian gizi diperlukan untuk pengaturan diet terutama pada pasien dengan penurunan fungsi ginjal. b. tingkatkan kadar albumin serum, kalau perlu dengan transfusi plasma atau albumin konsentrat. c. Berantas infeksi. d. Lakukan work-up untuk diagnostik dan untuk mencari komplikasi. e. Berikan terapi suportif yang diperlukan Terapi prednison sebaiknya baru diberikan selambat-lambatnya 14 hari setelah diagnosis sindrom nefrotik ditegakkan untuk memastikan apakah penderita mengalami remisi spontan atau tidak. Lanjutan B. Sindrom nefrotik kambuh (relapse) 1. Berikan prednison 2. Perbaiki keadaan umum penderita. Konsep Dasar Keperawatan Asuhan Keperawatan dilakukan dgn menggunakan pendekatan proses keperawatan u/ meningkatkan, mencegah dan memulihkan kesehatan. Proses Keperawatan merupakan susunan metode pemecahan masalah yang meliputi pengkajian keperawatan, identifikasi/analisa maslah (diagnosa Keperawatan), perencanaan, implementasi dan evaluasi yang masing-masing berkesinambungan serta memerlukan kecakapan keterampilan profesional tenaga keperawatan (Hidayat,2004) Wednesday, April 24, 2019 26 1.Pengkajian. Pengkajian merupakan langkah awal dari tahapan proses keperawatan. Dalam mengkaji, harus memperhatikan data dasar pasien. Keberhasilan proses keperawatan sangat tergantung pada kecermatan dan ketelitian dalam tahap pengkajian.
Wednesday, April 24, 2019 27
Pengkajian yang perlu dilakukan pada klien anak dengan sindrom nefrotik (Donna L. Wong,200 : 550) sebagai berikut : a.Lakukan pengkajian fisik termasuk pengkajian luasnya edema b.Dapatkan riwayat kesehatan dgn cermat, t’tama yg b’hubungan dgn penambahan BB saat ini, disfungsi ginjal. c.Observasi adanya manifestasi sindrom nefrotik : 1) Penambahan berat badan 2) Edema 3) Wajah sembab : a)Khususnya di sekitar mata b)Timbul pada saat bangun pagi c)Berkurang di siang hari 4) Pembengkakan abdomen (asites) 5) Kesulitan pernafasan (efusi pleura) 6) Pembengkakan labial (scrotal)
Wednesday, April 24, 2019 29
7) Edema mukosa usus yang menyebabkan : a)Diare b)Anoreksia c)Absorbsi usus buruk 8) Pucat kulit ekstrim (sering) 9) Peka rangsang 10) Mudah lelah 11) Letargi 12) Tekanan darah normal atau sedikit menurun 13) Kerentanan terhadap infeksi
Wednesday, April 24, 2019 30
14) Perubahan urin : a)Penurunan volume b)Gelap c)Berbau buah d.Bantu dengan prosedur diagnostik dan pengujian, misalnya analisa urine akan adanya protein, silinder dan sel darah merah; analisa darah untuk protein serum (total, perbandingan albumin/globulin, kolesterol), jumlah darah merah, natrium serum.
Wednesday, April 24, 2019 31
3.Diagnosa keperawatan berdasarkan prioritas a.Kelebihan volume cairan (total tubuh) berhubungan dengan akumulasi cairan dalam jaringan Tujuan Pasien tidak menunjukkan bukti-bukti akumulasi cairan (pasien mendapatkan volume cairan yang tepat) Intervensi 1. Kaji masukan yang relatif terhadap keluaran secara akurat. Rasional : perlu u/ menentukan fungsi ginjal, keb penggantian cairan dan penurunan resiko kelebihan cairan. Wednesday, April 24, 2019 32 2. Timbang BB setiap hari (atau lebih sering jika diindikasikan). Rasional : mengkaji retensi cairan 3. Kaji perubahan edema : ukur lingkar abdomen pada umbilicus serta pantau edema sekitar mata. Rasional : u/ mengkaji ascites & krn mrp sisi umum edema. 4. Atur masukan cairan dengan cermat. Rasional : agar tdk m’dapatkan lebih dr jumlah yg dibutuhkan 5. Pantau infus intra vena Rasional : u/ mempertahankan masukan yg diresepkan Wednesday, April 24, 2019 33 6. Berikan kortikosteroid sesuai ketentuan. Rasional : untuk menurunkan ekskresi proteinuria 7. Berikan diuretik bila diinstruksikan. Rasional : u/ m’berikan penghilangan sementara dari edema.
b.Resiko tinggi kekurangan volume cairan (IV) R/ T
kehilangan protein dan cairan, edema Tujuan Klien tdk menunjukkan kehilangan cairan IV / shock hipovolemik yg ditunjukkan pasien minimum / tidak ada Wednesday, April 24, 2019 34 Intervensi 1. Pantau tanda vital Rasional : untuk mendeteksi bukti fisik penipisan cairan 2. Kaji kualitas dan frekwensi nadi Rasional : untuk tanda shock hipovolemik 3. Ukur tekanan darah Rasional : untuk mendeteksi shock hipovolemik 4. Laporkan adanya penyimpangan dari normal Rasional : agar pengobatan segera dapat dilakukan Wednesday, April 24, 2019 35 c.Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan pertahanan tubuh yang menurun, kelebihan beban cairan cairan, kelebihan cairan. Tujuan Tdk menunjukkan adanya bukti infeksi Intervensi 1. Lindungi anak dari kontak individu terinfeksi Rasional : u/ meminimalkan pajanan pd organisme infektif 2. Gunakan teknik mencuci tangan yang baik Rasional : u/ memutus mata rantai penyebaran infeksi
Wednesday, April 24, 2019 36
3. Jaga agar anak tetap hangat dan kering Rasiona;l : karena kerentanan terhadap infeksi pernafasan 4. Pantau suhu. Rasional : indikasi awal adanya tanda infeksi 5. Ajari orang tua tentang tanda dan gejala infeksi Rasional : memberi pengetahuan dasar tentang tanda dan gejala infeksi
d.Resiko tinggi kerusakan integritas kulit
berhubungan dengan edema, penurunan pertahanan tubuh Wednesday, April 24, 2019 37 Tujuan Kulit anak tidak menunjukkan adanya kerusakan integritas : kemerahan atau iritasi Intervensi 1. Berikan perawatan kulit Rasional : memberikan kenyamanan pada anak dan mencegah kerusakan kulit 2. Hindari pakaian ketat Rasional : dapat mengakibatkan area yang menonjol tertekan 3. Bersihkan dan bedaki permukaan kulit beberapa kali sehari Wednesday, April 24, 2019 38 Rasional : untuk mencegah terjadinya iritasi pada kulit karena gesekan dengan alat tenun 4. Topang organ edema, seperti skrotum Rasional : untuk menghilangkan area tekanan 5. Ubah posisi dgn sering, p’tahankan kesejajaran tubuh dengan baik Rasional : karena anak dengan edema massif selalu letargis, mudah lelah dan diam saja 6. Gunakan penghilang tekanan atau matras atau tempat tidur penurun tekanan sesuai kebutuhan Rasional : untuk mencegah terjadinya ulkus
Wednesday, April 24, 2019 39
e.Perubahan nutrisi ; kurang dr keb tubuh R/T dengan kehilangan nafsu makan Tujuan Pasien mendapatkan nutrisi yang optimal Intervensi 1. Beri diet yang bergizi Rasional : membantu pemenuhan nutrisi anak dan meningkatkan daya tahan tubuh anak 2. Batasi natrium selama edema & trerapi kortikosteroid Rasional : asupan natrium dpt m’perberat edema usus yg menyebabkan hilangnya nafsu makan anak Wednesday, April 24, 2019 40 3. Beri lingkungan yang menyenangkan, bersih, dan rileks pada saat makan Rasional : agar anak lebih mungkin untuk makan 4. Beri makanan dalam porsi sedikit pada awalnya Rasional : untuk merangsang nafsu makan anak 5. Beri makanan spesial dan disukai anak Rasional : untuk mendorong agar anak mau makan 6. Beri makanan dengan cara yang menarik Rasional : untuk menrangsang nafsu makan anak Wednesday, April 24, 2019 41 f.Gangguan citra tubuh R/T perubahan penampilan Tujuan Agar dapat mengespresikan perasaan dan masalah dengan mengikutin aktivitas yang sesuai dengan minat dan kemampuan anak. Intervensi 1. Gali masalah dan perasaan mengenai penampilan Rasional : untuk memudahkan koping 2. Tunjukkan aspek positif dari penampilan dan bukti penurunan edema Rasional : meningkatkan harga diri klien & m’dorong penerimaan terhadap kondisinya 3. Dorong sosialisasi dengan individu tanpa infeksi aktif Rasional : agar anak tidak merasa sendirian dan terisolasi
Wednesday, April 24, 2019 42
3. Dorong sosialisasi dgn individu tanpa infeksi aktif Rasional : agar anak tidak merasa sendirian dan terisolasi 4. Beri umpan balik posisitf Rasional : agar anak merasa diterima
g.Intoleransi aktifitas R/T kelelahan
Tujuan Anak dpt melakukan aktifitas sesuai dgn kemampuan dan mendapatkan istirahat dan tidur yang adekuat Intervensi 1. Pertahankan tirah baring awal bl trjd edema hebat Wednesday, April 24, 2019 43 Rasional : tirah baring yg sesuai gaya gravitasi dat menurunkan edema 2. Seimbangkan istirahat dan aktifitas bila ambulasi Rasional : ambulasi menyebabkan kelelahan 3. Rencanakan dan berikan aktivitas tenang Rasional : aktivitas yang tenang mengurangi penggunaan energi yang dapat menyebabkan kelelahan 4. Instruksikan istirahat bila anak mulai merasa lelah Rasional : mengadekuatkan fase istirahat anak 5. Berikan periode istirahat tanpa gangguan Rasional : anak dapat menikmati masa istirahatnya Wednesday, April 24, 2019 44 h.Perubahan proses keluarga berhubungan R/T anak yang menderita penyakit serius Tujuan Pasien (keluarga) m’dapat dukungan yg adekuat Intervensi 1. Kenali masalah keluarga dan kebutuhan akan informasi, dukungan Rasional : mengidentifikasi kebuutuhan yang dibutuhkan keluarga 2. Kaji pemahaman keluarga tentang diagnosa dan rencana perawatan
Wednesday, April 24, 2019 45
Rasional : keluarga akan beradaptasi terhadap segala tindakan keperawatan yang dilakukan 3. Tekankan dan jelaskan profesional kesehatan tentang kondisi anak, prosedur dan terapi yang dianjurkan, serta prognosanya Rasional : agar keluarga juga mengetahui masalah kesehatan anaknya 4. Gunakan setiap kesempatan untuk meningkatkan pemahaman keluarga Keluarga tentang penyakit dan terapinya Rasional : mengoptimalisasi pendidikan kesehatan terhadap Wednesday, April 24, 2019 46 5. Ulangi informasi sesering mungkin Rasional : untuk memfasilitasi pemahaman 6. Bantu keluarga mengintrepetasikan perilaku anak serta responnya Rasional : keluarga dapat mengidentifikasi perilaku anak sebagai orang yang terdekat dengan anak 7. Jangan tampak terburu-buru, bl waktunya tdk tepat Rasional : mempermantap rencana yang telah disusun sebelumnya. (Donna L Wong,2004 : 550-552). Wednesday, April 24, 2019 47 Daftar Pustaka : 1. Smeltzer, Suzanne C, 2001, Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth, edisi 8, Volume 2, EGC : Jakarta 2. Suriadi & Rita Yuliani, 2001, Asuhan Keperawatan Anak, Edisi 1, Fajar Interpratama : Jakarta 3. Wong,L. Donna, 2004, Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik, Edisi 4, EGC : Jakarta