Anda di halaman 1dari 4

A.

Pembentukan Spermatogenesis Pada Manusia


Proses spermatogenesis, yaitu, pembentukan sperma, merupakan bagian
penting dari reproduksi pada manusia dan segala macam hewan. Pada artikel ini,
kita akan belajar tentang di mana dan kapan spermatogenesis terjadi, dan apa
tahap yang perlu dilalui sel-sel untuk menyelesaikan proses. Spermatogenesis
dapat didefinisikan sebagai ‘proses yang terjadi pada gonad organisme laki-laki
yang bereproduksi secara seksual, dimana sel-sel germinal pria terdiferensiasi
berkembang menjadi spermatosit, yang kemudian berubah menjadi
spermatozoa.

Tahap 1: spermatogonium diploid asli terletak pada tubulus seminiferus memiliki dua
kali jumlah kromosom, yang mereplikasi secara mitosis saat interfase sebelum meiosis 1
untuk membentuk 46 pasang kromatid kakak.

Tahap 2: kromatid bertukar informasi genetik dengan proses sinapsis, sebelum


membagi melalui meiosis menjadi spermatosit haploid.

Tahap 3: Di divisi meiosis kedua, dua sel anak baru lebih lanjut membagi diri menjadi
empat spermatid, yang memiliki kromosom unik yang memiliki setengah jumlahnya
dengan spermatogonium asli.

Tahap 4: Sel-sel ini sekarang bergerak melalui lumen testis ke epididimis, di mana
mereka tumbuh menjadi empat sel sperma dengan menumbuhkan mikrotubulus pada
sentriol, membentuk axoneme, yaitu, tubuh basal, dan beberapa sentriol memanjang
untuk membentuk ekor sperma, difasilitasi oleh testosteron.
B. Pembentukan oogenesis pada manusia
Oogenesis merupakan proses pembentukan sel telur pada sistem reproduksi
wanita. Proses pembentukan sel telur ini terjadi di ovarium. Selama Oogenesis,
Oogonium atau telur ibu sel diploid mengalami peningkatan ukutan dan akan berubah
menjadi oosit primer diploid.Oogenesis terjadi pada semua jenis spesies dengan
reproduksi generatif dan mencakup semua tahap belum matang sel telur. Proses
pematangan sel telus melewati lima tahap pada mamalia yaitu proses Oogonium, oosit
primer, oosit sekunder, ootid, dan ovum.

Tahap 1 : Oogonium, Oogonium merupakan sel induk yang berasal dari telur yang terdapat
didalam sel folikel yang ada dalam ovarium.

Tahap 2 : Oogonium akan mengalami pembelahan mitosis yang berubah menjadi oosit
primer yang mempunyai 46 kromosom. Saat itu oosit primer akan melakukan meiosis yang
akan menghasilkan dua sel anak yang memiliki ukuran yang sama.

Tahap 3 : Sel anak yang lebih besar merupakan oosit sekunder yang bersifat haploid. Oosit
sekunder memiliki ukuran yang lebih besar dari ukuran oosit primer, karena oosit sekunder
memiliki banyak sitoplasma.

Tahap 4 : Proses selanjutnya sel anak yang lebih kecil disebut badan polar pertama yang
kemudian akan membelah diri lagi.

Tahap 5 : Lalu Oosit sekunder akan meninggalkan tuba ovarium untuk menuju ke tuba
fallopi. Jika oosit sekunder dibuahi oleh sel sperma maka akan terjadi proses pembelahan
meiosis yang kedua. Begitu pula dengan badan polar pertama yang akan membelah 2 badan
polar kedua, proses tersebut nantinya akan mengalami degenerasi. Namun jika tidak terjadi
fertilasi maka akan cepat terjadi menstruasi dan siklus oogenesisi di ulang kembali.
Tahap 6 : Pada saat pembelahan meiosis kedua, oosit sekunder akan berubah sifat menjadi
haploid yang memiliki kromosom 23 atau yang disebut dengan ootid. Ketika saat ovum dan
inti nukleus sudah siap melebur menjadi satu maka pada saat itu akan mencapai
perkembangan final menjadi sel telur yang matang. Peristiwa pengeluaran sel telur dikenal
dengan ovulasi.

Tahap 7 : Pada setiap ovulasi hanya memiliki satu sel telur yang matang sehingga dapat
hidu[ 24 jam. Jika sel telur yang matang tidak dibuahi, maka sel telur akan mati dan akan
luruh bersama dinding rahim pada saat awal menstruasi.
C. Pembentukan spermatogenesis pada tumbuhan

Anda mungkin juga menyukai