Anda di halaman 1dari 4

PROSEDUR

Setelah memilih anak-anak, dengan skalaMudah Administrasi kompetensi Matematika dalam


bulan februari, dengan kriteria skor dibawah 45 % dengan jawaban benar, 136 anak dibagi
menjadi empat kelompok . Sesuai variabel (1) Skor Pretest , (2) umur dan (3) jenis kelamin. Dua
kelompok sebagai kelompok perlakuan(percobaan) dan dua grub lagi sebagai kelompok kontrol.
Kelompok perlakuan berbeda dalam program maupun perintah yang diberikan : Sebuah
Pemanduan atau intruksi struktural . Dua kelompok kontrol dibedakan atas perkenalan
matematika, yang atu dengan menggunakan metode aritmatika (ilmu hitung) atau mengajarkan
matematika aritmatika tanpa metode khusus.Semua anak-anak di kelompok kontrol bekerja
selama 2 kali seminggu, setengah jam setiap hari, dalam tugas matematika. Setiap kelompok
terdiri dari 34 anak, umur anak yang diuji nilai pretestnya ialah 71 bulan. Anak kelompok
perlakuan dibagi lagi menjadi kelompok kecil yang terdiri dari empat atau lima anak.Setelah 26
materi pembelajaran selama 30 menit tiap materi, 2 materi selama seminggu, yang diberikan
kepada kelompok ini. Semua anak yang yang mengikutinya dalam perlakuan ini menerima Cara
kedua dari teknik Early Mathematical Comptence scale/ Skala termudah kedua dalam
kompentensi matematika. Setelah tujuh bulan mereka diuji dengan tiga skala dalam ujian dari
AEM program

HASIL

Data dianalisis dengan menggunakan analisis varian. Pertama, efek dari berbagai macam
instruksi yang digunakan unttuk membicarakan program ujian anak. Hasil akhirnya, sebuah
perbandingan antara 2 perlakuan kelompok yang mengakibatkan semuanya terbagi menjadi tiga
ukuran. Rata-rata skor uji Early Mathematical Competence Scales disjaikan dalam tabel. Total
maksimum berada pada skor 100.(Hasil lihat tabel 1 halaman 231)

Terdapat dua perbedaan intruksi yang diberikan, kemudian diuji dengan menggunkan analisis
varian. Hasil menunjukkan bahwa tidak signifikan dari 2 perlakuan yang diberikan ( Pemanduan
ataupun intruksi struktural) saat dilakukan pretest, F(1,67)=1.47,p=.70;Tidak signfikan untuk
post test , F(1,66)=0.68,p=80 dan tidak signifikan juga dalam perlakuan Test lanjutan(test
ujilanjut). Kedua kelompok instruksi mencapai total skor pretest yang sama. Hasil ini tidak
disangka-sangka/diiduga-duga karena kelompok-kelompok dibentuk berdasarkan intruksi prinsip
yang sesuai. Bagaimanapun, post test dan test ujilanjut menujnjukkan skor rata-rata nilai yang
sama dari dua kelompok ini. Hasil menunjukkan bahwa bentuk instruksi yang diberikan program
tidak memiliki pengaruh terhadap efek program/

Analisi yang sama menunjukkan untuk kedua kelompok perbandingan dengan cara program
aritmatika regular . (Lihat tabel hasil halaman 232)

Dalam percobaan ini terdapat perbedaan diantara dua kelompok kontrol dan sama halnya , uji
diuji dengan menggunakan analisis varian . Dalam pretest, kedua kelompok kontrol
menunjukkan total skor yang sama,F (1,67)=.771,p=.38.Sama halnya bahwa hal ini dapat
menjadi sebuah penjelasan yang kelompok diarahkan pada Prinsip yang sesuai. Begitupun,
kedua uji yaitu post test dan test ujilanjut ,menunjukkan bahwa keduanya menunjukkan rata rata
skor total yang sama : post test F (1,63)=.441,p=.51;Ujilanjut F(2,56)=.984,p=.33. Berdasarkan
hasil ini, kita dapat menyimpulkan bahwa program aritmatika regular tida memberikan pengaruh
terhadap nilai anak .

Data diatas memberikan hasil pada tabel 1 dan 2 menunjukkan tidak ada perbedaan yang
signifikan diantara dua kelompok perlakuan dan kelompok kontrol.Dengan dua kelompok ini
digabungkan , efek dari program yang diberi dianalisis dengan menggunakan analisis
varian.(Tabel 3 halaman 232)

Hasil analisis ini menunjukkan hasil yang signifikan dari AEM program di post test
F(1,130)=56,566,p=.0000,test ujilanjut F(1,117)=8,604,p=.004 untuk kelompok perlakuan. Hasil
pemasangan t test menunjukkan signifikan untuk kelompok kontrol dari pretest,post test dan test
ujilanjut. Kelompok perlakuan menunjukkan hasil yang berkembang(maju) ,mungkin
diasebabkan karena pengaruh program ini.Hal tersebut menunjukkan bahwa AEM program
memberikan efek positif terhadap hasil pembelajaran anak.

Data hasil pengamatan yang diberikan saaat eksperimen,(N=136) digambarkan dari sebuah
sampel sekitar lima ratus,sisa anak (N=369) dibentuk menjadi kelompok norma. Hasil rata-rata
nilai kelompok perlakuan dan kelompok kontrol disajikan dalam gambar 6 (lihat gamba 6
halaman 233)

Hasil anak-anak yang mengikuti program AEM ,mereka yang diberikan program aritmatika
program dan kelompok norma yang dipisah, setiap kelompok ditujukan untuk membuat
kemajuan yang signifikan dari total rata-rata nilai setiap 3 tindakan (ukuran). Kelompok dengan
hasil sigbifikan terbesar berasal dari kelompok yang mengikuti program AEM . Dalam gambar 6
itu sangat jelas menunjukkann kelompok perlakuan . Hasil dari uji t menunjukkan bahwa tidaka
da pengaruh signifikan dianatra perbedaan kelompok percobaan dan kelompok norma saat post
test dan test ujilanjut. Sebuah perbandingan dari hasi; kelompok kontrol dengan kelompok norma
menunjukkan signifikan perbedaan nilai rata-rata post test dan test ujilanjut.

DISKUSI DAN KESIMPULAN

Dalam literatur Piagetion operation dan perbedaan perkembangan keteramoilan kelompok 4-7
tahun, mengungkapkan banyak strategi untuk kemampuan kognitif anak-anak. Nyatanya, strategi
yang sama mungkin bisa menyelesaikan masalah piagetianhanya dengan sebuah masalah
menghitung,ada selalau kebenaran yang kemampuan kognitif menjadi sangat tidak bisa
dipisah.Mereka tidak melihatnya untuk perkembangan dalam cara percontohan tetapi banyak
horizontal dan vertikal dengan waktu yang sama.Kita sangat suka berbicara tentang
perkembangan multi linear merupakan aspek berbeda dari kompetensi matematika dalam 4-7
tahun .Kita berpikir, mengarah kepada literatur dan pengarahan belajar kepunyaan kita, yang
terdiri dari delapan aspek kompetensi matematika dan suka untuk menggambarkan kompetensi
matematika sebagai sebuah prasyarat untuk aritmatika, aspek itu yaitu : Konsep perbandingan,
klasifikasi, korespondensi,Berseri/berurutan,Menggunakan sejumlah kata-kata,sejumlah
sruktur,sejumlah resultatif dan pengetahuan umum tentang bilangan.Dari fakta
diatasmenunjukkan hasil dari pilot studios (Panduan belajar) sekitar 25 % anak-anak berumur 4-
7 tahun menunjukkan ketinggalan yang besar untuk perkembangan kompetensi matematika, kita
menguji efek dari program AEM untuk menurunkan prestasi kesusahan dalam aritmatika.

Percobaan ini memiliki efek ddari dua tipe intruksi dalam AEM program untuk perkebmbangan
dan pembelajaran strategi persiapan aritmatika dari anak-anak muda dengan ketertinggalan
perkembangan kompetensi mudah matematika.Dua metode instruksi yaitu pemanduan dan
instruksi stuktural . Tidak ada perbedaan yang ditemukan diantara dua intruksi ini.Anak-anak
yang menerima program AEM dengan intrusi pemanduan menunjukkan level anak-anak yang
sama yang menerima program AEM dengan instruksi Struktural.Hasil ini tidak memberikan
jawaban dari pertanyaan untuk kemampuan rendah matematiak dengan sangat mudah. Sebuah
pengalaman untuk hasil ini menunjukkan bahwa guru-guru tidak bisa mengikuti program
pemanduan (dipandu-pandu). Itu sudah terjadi bahwa anak-anak tidak bisa menyelesaikan
masalah tanpa instruksi langsung ari guru.Sebuah hasil, guru-guru dalam sebuah kelompok
dengan perlakuan intruksi dipandu kadang-kadang menggunakan banyak instruksi terstruktur
sehingga kedua kelompok ini merupakan kelompok yang sama.Cara lain yang sudah diberikan
oleh wood,1998. Dalam percobannya face to face ( muka ke muka) strategi mengajar dengan
ibu-ibu dan mereka 3 sampai 4 umur anak-anak itu.Ibunya jarang bisa untuk menjaga perintah
yang mereka katakan.Percobaan menunjukkan mereka memberikan sebuah efek dari pengaruh
ibu dana nak.Tidak hanya pengaruh kebiasaan guru dan cara berpikir anak-anak ,tetapi anak-
anak berubah,selalu menimbulkan kebiasaan dan berpikir selalu dengan guru ,tidak diskusi apa
dengan anak-anak.Tetapi, kesimpulan ini hanya semata mata menjadi data kuantitaif.

Untuk mendaatkan data respon anak anak terhadap intruksi yang berbeda ,kualitatif bungkin bisa
dilakukan. Beberapa komentar guru yang biasa digunakan untuk intruksi panduan yaitu

- Frustasi ketika seorang anak tidak dapat mencari sebuah solusi


- Keendurangan dibantu atau dipandu
- Anak-anak tidak menggunakan berbagai macam intruksi
- Motivasi yang baik dari siswa

Beberapa komentar guru yang menggunkan intruksi struktural yaitu

- Memberikan anak-anak cekaman


- Anak-anak merasa dirinya tidak bebas
- Anak-anak tidak fleksibel dalam strategi berpikir mereka

Komentar pilihan diatas menunjukkan bahwa kedua instruksi itu beda,kedua intruksi dari
guru adalah kepuasaan terbesar dan terkecil dengan interkasi dan respons anak-anak terhadap
guru yang memberikan intruksi.Begitupun,data kualitatif ini tidak menjadi sebuah anlaisis
yang lengkap.Penelitian yang akan mendatang sebuah obserbasi sistematik berbasis rekaman
vidio dari kedua kelompok bukan hanya memberikan wawasan didalam pertanyaan kepada
guru dapat juga digunakan sebuah intruksi, tetapi tidak menimbulkan efek yang baik untuk
interkasi antara guru dan siswa.

Kita dapat menyimpulkan bahwa program itu memiliki pengaruh positif dalam
perkembangan kompetensi matematika , dekripsi diatas, mengandung 8 aspek berbeda.Anak-
anak belajar, arti program itu, untuk diaplikasi terhadap berbagai perbedaan strategi dan
kemampuan yang memimpin untuk perkembnagan yang baik terhadap kompetensi
matematika

Sebuah permulaan program keduua kelompok percobaan memiliki sebuah prestasi rata-rata
dari konsep perbandingan dan korespondensi. 6 kemampuan tidak cukup. Setelah mengikuti
program itu, anak-anak menerima konsep perbandingan,korespondensi,berseri dan
menggunakan sejumlah kata yang baik.Kemampuan-kemampuan perhitungan
siknronis,perhitungan resultatif dan pengetahuan umum dari nomor penerim rata-rata
.Jadi,itu dapat dibuat sebuah kesimpulan bahwa program ini memberikan pengaruh positif
dalam perkembangan dan digunakan untuk sejumlah strategi yang mempengaruhi
.kompetensi matematika

Anda mungkin juga menyukai