Anda di halaman 1dari 18

TEORI PEMROSESAN INFORMASI

(SIBERNETIK)

Diajukan untuk memenuhi tugas


Mata kuliah Teori Pembelajaran
Dosen Pengampu: Prof. Dr. C. Asri Budiningsih

KELOMPOK VII
SYIFA FAUZIYAH (17707251023)
PUTRI DWI HUMAERAH (17707251032)

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PEMBELAJARAN


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2017

Page | i
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah berjudul “Teori
Pemrosesan Informasi (Sibernetik)”. Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu
tugas kuliah pada mata kuliah Teori Pembelajaran pada Jurusan Teknologi
Pembelajaran, Fakultas Pascasarjana, Universitas Negeri Yogyakarta.
Alhamdulillah penulis dapat menyusun makalah ini secara sistematik dan ringkas.

Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah berpartisipasi dalam membantu dan memperlancar pembuatan makalah ini,
diantaranya:

1. Prof. Dr. C. Asri Budiningsih, selaku Pengampu dan Pembimbing pada mata
kuliah Teori Pembelajaran jenjang S2.

2. Seluruh rekan kelas TP-B di Jurusan Teknologi Pembelajaran tahun 2017,


sebagai pemberi masukan dan motivasi selama penulisan berlangsung.

3. Dan semua pihak yang terlibat serta telah banyak membantu dan bekerja sama
selama penyelesaian makalah ini dari awal hingga akhir yang tidak bisa kami
sebutkan satu persatu.

Dalam pembuatan makalah ini, tentu saja masih jauh dari sempurna seperti
yang diharapkan. Untuk itu, kritik dan saran dari berbagai pihak tetap senantiasa
penulis harapkan untuk kesempurnaan makalah ini. Semoga segala bantuan dan
keterlibatan semua pihak menjadi amalan yang bermanfaat dan semoga pula
mendapatkan balasan yang lebih baik disisi Tuhan Yang Maha Esa. Akhirnya,
Semoga makalah ini dapat bermanfaat pada diri penulis khususnya dan semua orang
pada umumnya.

Yogyakarta, November 2017

Penulis

Teori Pemrosesan Informasi (Sibernetik) | ii


DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL. ................................................................................... i


KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1


A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 2
C. Tujuan .................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................ 3


A. Teori Pemrosesan Informasi ................................................................ 3
B. Teori Belajar Para Pakar....................................................................... 6
C. Aplikasi Teori Pemrosesan Informasi .................................................. 8
D. Keunggulan dan Kelemahan ................................................................ 12

BAB III KESIMPULAN ................................................................................ 14

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 15

Teori Pemrosesan Informasi (Sibernetik) | iii


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hingga saat ini telah banyak berkembang berbagai teori-teori belajar. Sebut

saja teori belajar behavioristik, kognitif, dan konstruktivistik. Selain teori belajar

yang umum digunakan dalam proses pembelajaran tersebut, masih banyak lagi teori

lain yang masih kurang dikenal oleh umum. Salah satunya adalah teori belajar

pemrosesan informasi.

Teori belajar pemrosesan informasi merupakan teori belajar yang terbilang

baru dibanding teori-teori belajar lainya. Teori ini mengalami perkembangan

sejalan dengan semakin berkembangnya bidang teknologi dan informasi. Teori

belajar pemrosesan informasi memiliki persamaan dengan teori kongnitif. Kedua

teori tersebut mementingkan proses belajar daripada hasil belajar. Dalam teori

belajar pemrosesan informasi proses belajar memang penting, akan tetapi yang

terpenting adalah sistem informasi yang diproses dan kemudian dipelajari siswa.

Implementasi teori pemrosesan informasi didalam kegiatan pembelajaran

dikembangkan oleh beberapa tokoh diantaranya Gagne dan Berliner, Biehler dan

Snowman, Baine, Tennyson, Landa serta Pask dan Scott. Teori belajar pemrosesan

informasi mengasumsikan tidak ada proses belajar yang ideal untuk segala situasi

dan yang cocok untuk diterapkan kepada siswa. Cara belajar sangat ditentukan oleh

sistem informasi. Sistem informasi memungkinkan dapat diterima siswa dengan

proses belajar yang berbeda-beda. Informasi yang diperoleh antar siswa bisa saja

sama namun dengan proses yang berbeda.

Teori Pemrosesan Informasi (Sibernetik) | 1


Teori ini memberikan informasi bagaimana sebuah informasi diproses dalam

sistem kerja otak sehingga dapat diterima oleh siswa. Dalam pandangan pakar

psikologi belajar kognitif, keberhasilan belajar diukur oleh kematangan kognisi si

pelajar, dalam hal ini otak sebagai organ tubuh yang berkaitan dengan intelejensi,

menjadi sangat dominan sebagai pusat memori. Untuk mengetahui lebih dalam

mengenai teori pemrosesan informasi ini, maka akan dibahas lebih lanjut dalam

pembahasan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belalakang diatas, dapat dirumuskan masalah sebagai

berikut:

1. Bagaimana deskripsi teori belajar pemrosesan informasi?

2. Bagaimana teori belajar menurut beberapa pakar?

3. Bagaimana aplikasi teori pemrosesan informasi dalam pembelajaran?

4. Apa saja keunggulan dan kelemahan dari teori pemrosesan informasi?

C. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan penulisan yaitu sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui deskripsi teori belajar pemrosesan informasi.

2. Untuk mengetahui teori belajar menurut beberapa pakar

3. Untuk mengetahui aplikasi teori pemrosesan informasi dalam

pembelajaran.

4. Untuk mengetahui keunggulan dan kelemahan dari teori pemrosesan

informasi.

Teori Pemrosesan Informasi (Sibernetik) | 2


BAB II

PEMBAHASAN

A. Teori Pemrosesan Informasi

Pemrosesan informasi, secara sederhana dapat diartikan suatu proses yang

terjadi pada peserta didik untuk mengolah informasi, memonitornya, dan menyusun

strategi berkenaan dengan informasi tersebut dengan inti pendekatannya lebih

kepada proses memori dan cara berpikir.

Tujuan teori dan model pemrosesan informasi adalah upaya untuk

menjelaskan bagaimana informasi diterima, disandi (encoding), disimpan

(storage), muncul kembali dalam ingatan (retrival) serta dimanfaatkan jika

diperlukan. Teori ini memerhatikan proses pengolahan informasi yang diterima

dalam memori siswa dengan tujuan menciptakan daya ingat yang kuat atas

informasi tersebut. Dengan pengolahan informasi tersebut, siswa dapat

mengembangkan kemampuan berpikirnya dalam memahami informasi atau konsep

yang diterimanya.

Teori-teori yang dikembangkan ahli mengenai teori sibernetik, umumnya

memiliki 3 asumsi berikut:

• Bahwa antara simulus dan respon terdapat suatu seri tahapan pemrosesan

informasi dimana pada masing-masing tahapan dibutuhkan sejumlah waktu

tertentu.

• Stimulus yang diproses melalui tahapan-tahapan akan mengalami perubahan

bentuk ataupun isinya.

• Salah satu dari tahapan mempunyai kapasitas yang terbatas.

Teori Pemrosesan Informasi (Sibernetik) | 3


Dari asumsi yang telah disebutkan kemudian dikembangkan tentang

komponen stuktur atau alur pemrosesan informasi. Model memori Atkinson-

Shiffrin, memberikan informasi mengenai mekanisme kerja memori manusia

(Yovan, 2008).

Komponen informasi dalam mekanisme kerja ini dibagi menjadi 3 yaitu; 1)

memori sensorik (sensory receptor), 2) memori kerja (working memory), dan 3)

memori jangka panjang (long term memory). Adapun gambaran model memori

Atkinson-Shiffrin yaitu:
Memori Memori Memori jangka
Sensorik kerja panjang

Seleksi
Kata yang Sensasi kata Suara Pengorganisasian Model
diucapkan akustik dasar kata verbal
Pengetahuan
mengintegrasikan awal
Seleksi
Gambar/ Sensasi Gambar Pengorganisasian Piktorial
gambar
kata visual dasar dasar
tertulis gambar

Berikut bagan alur model pemrosesan informasi:

Short-term Long-term
Memori memory memory
Informasi Reception
sensorik ---------- ----------
Working Storage
memory retrival

Kreativits Pengetahuan

Teori Pemrosesan Informasi (Sibernetik) | 4


Model lain dari proses informasi sebagai berikut:

Stimuli Sensory Short Long


System term Enhancedass Coding
term
storage system
storage

Forgotten
Inform

1. Sensory Recptor (SR)

Sensory Recptor (SR) adalah bentuk asli informasi atau tempat pertama

kali informasi diterima dari luar. Informasi hanya bertahan dalam waktu

singkat dan informasi mudah terganggu atau berganti.

2. Working Memory (WM)

Working Memory (WM) diasumsikan mampu menangkap informasi

yang diberi perhatian oleh individu. Karateristik WM adalah; (a) memiliki

kapasitas terbatas, lebih kurang 7 slot. Informasi hanya mampu bertahan 15

detik apabila tanpa upaya pengulangan. (b) informasi bisa disandi dalam

bentuk berbeda.

Artinya, agar informasi mampu bertahan dalam WM, maka upayakan

jumlah informasi tidak melebihi kapasitas WM. Sedangkan penyandian pada

tahap WM dalam bentuk verbal, visual, ataupun sematik, dipengaruhi oleh

peran proses kontrol dan seseorang dapat dengan sadar mengendalikannya.

3. Long Term Memory (LTM)

LongTerm Memory (LTM) diasumsikan; 1) berisi semua pengetahuan

yang telah dimiliki oleh individu, 2) memiliki kapasitas terbatas, dan 3) sekali

Teori Pemrosesan Informasi (Sibernetik) | 5


informasi disimpan dalam LTM ia tidak akan pernah terhapus atau hilang.

Kadangkala terdapat persoalan “lupa” pada tahap ini disebabkan oleh

kesulitan atau kegagalan muncul kembali informasi yang diperlukan.

Model proses belajar yang dikembangkan oleh Gagne didasarkan pada teori

pemrosesan informasi, yaitu sebagai berikut:

1. Rangsangan yang diterima panca indera akan disalurkan ke pusat syaraf dan

diproses sebagai informasi.

2. Informasi dipilih secara selektif, ada yang dibuang, ada yang disimpan dalam

memori jangka pendek, dan ada yang disimpan dalam memori jangka

panjang.

3. Memori-memori ini tercampur dengan memori yang telah ada sebelumnya,

dan dapat diungkap kembali setelah dilakukan pengolahan.

B. Teori Belajar Para Pakar

1. Teori belajar menurut Landa

Landa menyebutkan terdapat dua macam proses berfikir. Pertama adalah

proses belajar algoritmik dan yang kedua adalah cara berfikir heuristik.

• Proses belajar algoritmik, yaitu proses belajar yang sistematik,tahap demi

tahap, linier, lurus menuju ke satu target tertentu. Contohnya kegiatan

menelpon, menjalankan mesin mobil, dan lain-lain.

• Cara berfikir heuristik, yaitu cara berfikir kebeberapa target sekaligus.

Proses ini memahami satu konsep dengan arti ganda. Contohnya pada

pemilihan atribut geometri, penemuan cara pemecahan masalah.

Teori Pemrosesan Informasi (Sibernetik) | 6


Proses belajar akan berjalan dengan baik jika apa yang hendak dipelajari

atau masalah yang akan dipecahkan diketahui ciri-cirinya. Materi pelajaran lebih

tepat disajikan dalam urutan teratur, linier, dan disajikan secara terbuka.

Tujuannya adalah memberi keleluasaan kepada siswa untuk berimajinasi dan

berfikir. Misalnya, agar siswa mampu memahami sebuah rumus matematika,

mungkin akan lebih efektif jika presentasi informasi tentang rumus ini disajikan

secara algoritmatik. Alasannya adalah sebuah rumus matematika bisa mengikuti

urutan tahap demi tahap yang sudah teratur dan mengarah kepada suatu target

tertentu.

Namun untuk memahami makna suatu konsep yang luas dan banyak

memiliki interprestasi. Interprestasi ini dimisalkan dengan konsep keadilan.

Maksudnya, proses berfikir siswa dibimbing ke arah yang menyebar (heuristik),

dengan harapan pemahaman konsep tidak tunggal, monoton, dan linier.

2. Teori belajar menurut Pask dan Scott

Pendekatan serial yang dirumuskan Pask dan Scott itu sama dengan

pendekatan algoritmik. Namun cara berfikir menyeluruh berbeda dengan

heuristik. Cara berfikir menyeluruh adalah berfikir yang cenderung melompat ke

depan, langsung ke gambaran lengkap sebuah sistem informasi. Siswa tipe

menyeluruh cenderung mempelajari sesuatu dari yang paling umum kemudian

bergerak ke lebih khusus atau detail. Sedangkan siswa bertipe serial cenderung

berfikir secara algoritmik.

Teori belajar menurut Pask dan Scott menuai kritik karena menekankan

pada sistem informasi yang akan dipelajari, sedangkan bagaimana proses belajar

Teori Pemrosesan Informasi (Sibernetik) | 7


berlangsung sangat ditentukan oleh sistem informasi tersebut. Teori ini

menjelaskan bahwa manusia sebagai pengelola informasi, pikiran, dan pencipta.

Berdasarkan pandangan tersebut, diasumsikan bahwa manusia mampu

mengelolah, menyimpan, dan mengorganisasikan informasi. Asumsi-asumsi

yang disebutkan sebelumnya melahirkan model belajar. Model-model belajar

kemudian dikembangkan prinsip-prinsip belajar seperti:

• Proses mental dalam belajar terfokus pada pengetahuan yang bermakna

• Proses mental mampu menyandi informasi secara bermakna.

• Proses mental bermuara pada pengorganisasian dan pengaktualisasi

informasi.

C. Aplikasi Teori Pemrosesan Informasi dalam Pembelajaran

Aplikasi pendekatan pembelajaran berdasarkan teori sibernetik telah banyak

dilakukan dalam proses pembelajaran. Berdasarkan teori sibernetik ini, strategi

dalam penyusunan materi pembelajaran menggunakan 4 tahapan yakni, pemilihan

(selection), penataan urutan (sequencing), rangkuman (summary) dan sintesis

(synthesizing).

Materi pembelajaran dipilih dengan berdasar pada tujuan pembelajaran.

Kemudian bila isi materi ditata dengan urutan umum ke khusus, maka materi pada

tingkat umum akan menjadi kerangka penyusunan untuk mengkaitkan dengan

materi yang lebih khusus. Hal ini sesuai dengan prinsp representasi informasi dalam

memori jangka panjang sehingga informasi dapat dengan mudah ditelusuri kembali

jika suatu saat diperlukan. Rangkuman terhadap materi berfungsi dalam proses

Teori Pemrosesan Informasi (Sibernetik) | 8


penataan informasi, menghemat kapasitas kerja memori serta menunjukkan

informasi yang perlu diberi perhatian.

Teori belajar pengolahan informasi termasuk dalam lingkup teori kongnitif

yang megemukakan perubahan kemampuan yang terikat pada situasi tertentu.

Namun sayangnya kapaitas memori kerja otak manusia mempunyai kapasitas yang

terbatas. Teori Gagne dan briggs mendeskripsikan adanya 1) kapabilitas belajar, 2)

peristiwa belajar, dan 3) pengorganisasian/urutan pembelajaran.

1. Kapabilitas Belajar

Kapabilitas yang dirumuskan Gagne sebagai berikut:

No. Kapabilitas Belajar Unjuk Kerja


1. Informasi verbal Menyatakan informasi
2. Ketrampilan Intelektual
Membedakan perangsangan berfikir yang
- Diskriminasi
memiliki kemampuan yang berbeda-beda
- Konsep Kongkret Mengidentifikasi contoh-contoh konkret
Mengklarifikasi contoh-contoh dengan
- Konsep abstrak
ungkapan verbal atau definisi.
- Kaidah Menunjukkan aplikasi suatu kaidah
- Kaidah tingkat lebih Mengembangkan kaidah baru untuk
tinggi memecahkan masalah
Mengembangkan cara-cara baru untuk
memecahkan masalah. Menggunakan
3. Strategi Kongnitif
berbagai cara untuk mengontrol proses
belajar dan berfikir.
4. Sikap Memilih berperilaku dengan cara tertentu.
Melakukan gerakan tubuh yang luwes,
5. Ketrampilan motorik
cekatan, serta dengan urutan yang benar.

2. Fase/Peristiwa Belajar

Teori pemrosesan informasi melalui tahap-tahap atau urutan tertentu

dalam peristiwa belajar. Adapun fase-fase dalam teori pemrosesan informasi

menurut Gagne sebagai berikut:

Teori Pemrosesan Informasi (Sibernetik) | 9


Fase Peristiwa Pengajaran
Memberitahu kepada siswa di kelas bahwa
Memerhatikan
pembelajaran akan dimulai
Memberitahukan tentang tujuan dari pembelajaran,
Harapan setiap tipe dan kualitas prestasi belajar yang
diharapkan.
Meminta siswa untuk mengingat konsep-konsep dan
Penarikan
aturan-aturan subordinat.
Menyajikan contoh-contoh dari konsep-konsep dan
Persepsi selektif
aturan yang baru.
Pengkodean Memberi tanda-tanda yang berkaitan dengan
sematik bagaimana menyimpan informasi dalam memori.
Penarikan dan Meminta siswa untuk mengaplikasikan konsep atau
pemberian respon aturan terhadap contoh-contoh yang baru.
Menginformasikan keakuratan dari pembelajaran
Penguatan
siswa.
Pemberian tanda
Memberi kuis pendek dari materi-materi yang baru.
untuk penarikan
Generalisasibilitas Memberi ulasan-ulasan khusus.

3. Pengorganisasian/Urutan Pembelajaran

Pengorganisasian pembelajaran dilakukan untuk pertimbangan apakah

siswa memiliki prasyarat yang diperlukan dalam pembelajaran.

Pengorganisasian pembelajaran berdasarkan kapabilitas belajar menurut Gagne

dijelaskan sebagai berikut:

a. Pengorganisasian pembelajaran ranah keterampilan intelektual.

Menurut Gagne, terdapat prasyarat utama yang berkaitan dan digambarkan

dalam hirarki belajar. Dilihat dari stuktur belajar, ketrampilan yang tinggi

diletakkan diatas sedangkan ketrampilan yang lebih rendah diletakkan

bagian dibawah.

b. Pengorganisasian pembelajaran ranah informasi verba.

Kemampuan ini menginginkan siswa untuk dapat mengintegrasikan fakta

dalam kerangka yang bermakna baginya.

Teori Pemrosesan Informasi (Sibernetik) | 10


c. Pengorganisasian pembelajaran ranah informasi kognitif.

Dalam ranah ini memerlukan prasyarat keterampilan intelektual.

Keterampilan intelektual perlu dimasukan bersama dengan cara-cara

pemecahan masalah.

d. Pengorganisasian pembelajaran ranah informasi sikap.

Pengorganisasian pembelajaran ranah informasi sikap merupakan

kemampuan sikap yang diperlukan sebagai prasyarat tentang pilihan-

pilihan tindakan yang tepat untuk situasi tertentu.

e. Pengorganisasian pembelajaran ranah informasi motorik.

Pada ranah informasi motorik berkaitan dengan unjuk kerja keterampilan

yang dipelajari. Diperlukan latihan yang mengajarkan bagian ketrampilan

agar informasi dapat disampaikan dengan baik. Latihan-latihan

ketrampilan bisa dimulai dari bagia ketrampilan yang terpisah-pisah

kemudian melatihnya dalam satu kesatuan.

Langkah–langkah yang digunakan agar teori sibernetik dapat diterapkan

dengan baik dalam pembelajaran adalah sebagai berikut:

1. Menentukan tujuan pembelajaran.

2. Menentukan materi yang menjadi pokok pembelajaran.

3. Mengkaji dan mengumpulkan informasi yang terkandung dalam materi

pembelajaran.

4. Menentukan pendekatan belajar yang sesuai dengan informasi yang

didapat (apakah satu tujuan yang akan dicapai atau beberapa tujuan yang

dicapai dalam pembelajaran).

Teori Pemrosesan Informasi (Sibernetik) | 11


5. Menyusun materi pelajaran sesuai urutan sistem informasi.

6. Menyajikan materi dan membimbing siswa belajar dengan pola yang

sesuai dengan urutan materi pelajaran yang telah dirancang.

D. Keunggulan dan Kelemahan

Keunggulan teori pemrosesan informasi (sibernetik) yaitu:

1. Cara berpikir yang berorientasi pada proses lebih menonjol

2. Adanya keterarahan seluruh kegiatan belajar kepada tujuan yang ingin

dicapai

3. Kontrol belajar memungkinkan belajar sesuai irama masing-masing individu

4. Belajar pada teori ini adalah proses yang berlangsung pada diri seseorang

melalui tahapan-tahapan tertentu

5. Isi proses belajar adalah sistem informasi yang diperoleh melalui pengalaman

akan suatu kejadian itertentu yang disusun sebagai suatu konsep, teori atau

informasi umum

6. Hasil proses teori belajar ini adalah adanya perubahan kemampuan pada

ranah kognitif, afektif dan psikomotorik

Selain keunggulan diatas, teori pemrosesan informasi ini juga memiliki

beberapa kelemahan. Adapun kelemahan teori pemrosesan informasi (sibernetik)

diantaranya:

1. Tidak secara langsung membahas proses belajar sehingga menyulitkan dalam

penerapan

2. Teori ini cenderung ke dunia psikologi dan informasi yang memperhatikan

cara kerja otak

Teori Pemrosesan Informasi (Sibernetik) | 12


3. Karena pengetahuan dan pemahaman akan mekanisme ini sangat terbatas,

maka terbatas pula kemampuan menerapkan teori ini

Teori Pemrosesan Informasi (Sibernetik) | 13


BAB III

KESIMPULAN

Dari uraian sebelumnya dapat ditarik kesimpulan:

1. Teori pemrosesan informasi menjelaskan proses penerimaan informasi

dengan pendekatan cara kerja otak manusia. Pemrosesan informasi dari

ingatan dimulai dari proses penerimaan, penyebaran informasi (encoding),

penyimpanan informasi (storage), dan diakhiri dengan mengungkapkan

kembali informasi-informasi yang telah disimpan dalam ingatan (retrival).

2. Beberapa teori belajar menurut teori pemrosesan informasi dijelaskan oleh

Lamda serta Pask dan Scott. Teori belajar menurut Landa terdapat dua macam

proses berfikir yaitu proses belajar algoritmik, dan cara berfikir hueristik.

Sementara teori belajar menurut Pask dan Scott terdapat dua tipe siswa yaitu

siswa bertipe menyeluruh dan siswa bertipe serial.

3. Aplikasi teori pemrosesan informasi menurut Gagne dan briggs

mendeskripsikan adanya 1) kapabilitas belajar, 2) peristiwa belajar, dan 3)

pengorganisasian/urutan pembelajaran agar pemrosesan informasi berjalan

dengan baik.

4. Keunggulan teori pemrosesan informasi diantaranya terletak pada cara

berfikir yang berorientasi pada proses. Kontrol belajar memungkinkan sesuai

irama masing-masing individu. Hasil proses teori belajar ini adalah adanya

perubahan kemampuan pada ranah kognitif, afektif dan psikomotorik.

Kelemahannya adalah tidak dijelaskan proses pembelajaran yang jelas

sehingga mengalami kesulitan dalam penerapannya.

Teori Pemrosesan Informasi (Sibernetik) | 14


DAFTAR PUSTAKA

Asri Budingsih. (2003). Desain Pesan Pembelajaran. Yogyakarta: Universitas


Negri Yogyakarta.

Dale H. Schunk. (2012). Teori-teori Pembelajaran: Perspektif Pendidikan Edisi


Keenam. Diterjemahkan oleh Eva Hamdiah dan Rahmat Fajar. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.

Muhammad Thobroni & Arid Mustofa. (2011). Belajar & Pembelajaran,


Pengembangan Wacana dan Prakrik Pembelajaran dalam Pembangunan
Nasional. Jogjakarta: Ar-ruzz Media.

Suharno., dkk. (2000). Belajar dan Pembelajaran II. Surakarta: Universitas Sebelas
Maret.

Yovan P. Putra. (2008). Memori dan Pembelajaran Efektif. Bandung: Yrama


Widya.

Teori Pemrosesan Informasi (Sibernetik) | 15

Anda mungkin juga menyukai