Anda di halaman 1dari 7

BAB VII

ANALISIS JALUR
A. Landasan Teori
Analisis jalur adalah suatu teknik pengembangan dari regresi linier
ganda.Teknik ini digunakan untuk menguji besarnya sumbangan (kontribusi) yang
ditunjukkan oleh koefisien jalur pada setiap diagram jalur dari hubungan kausal
antar variabel X1 X2 dan X3 terhadap Y serta dampaknya terhadap Z. “Analisis
jalur ialah suatu teknik untuk menganalisis hubungan sebab akibat yang tejadi pada
regresi berganda jika variabel bebasnya mempengaruhi variabel tergantung tidak
hanya secara langsung tetapi juga secara tidak langsung”. (Robert D. Retherford
1993) Sedangkan definisi lain mengatakan: “Analisis jalur merupakan
pengembangan langsung bentuk regresi berganda dengan tujuan untuk memberikan
estimasi tingkat kepentingan (magnitude) dan signifikansi (significance) hubungan
sebab akibat hipotetikal dalam seperangkat variabel.” (Paul Webley 1997).David
Garson dari North Carolina State University mendefinisikan analisis jalur sebagai
“Model perluasan regresi yang digunakan untuk menguji keselarasan matriks
korelasi dengan dua atau lebih model hubungan sebab akibat yang dibandingkan
oleh peneliti. Modelnya digambarkan dalam bentuk gambar lingkaran dan panah
dimana anak panah tunggal menunjukkan sebagai penyebab. Regresi dikenakan
pada masing-masing variabel dalam suatu model sebagai variabel tergantung
(pemberi respon) sedang yang lain sebagai penyebab. Pembobotan regresi
diprediksikan dalam suatu model yang dibandingkan dengan matriks korelasi yang
diobservasi untuk semua variabel dan dilakukan juga penghitungan uji keselarasan
statistik. (David Garson, 2003).
Merujuk pendapat yang dikemukakan oleh Land, Ching, Heise, Maruyama,
Schumaker dan Lomax, Joreskog (dalam Kusnendi, 2008:147-148), karakteristik
analisis jalur adalah metode analisis data multivariat dependensi yang digunakan
untuk menguji hipotesis hubungan asimetris yang dibangun atas dasar kajian teori
tertentu, dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh langsung dan tidak langsung
seperangkat variabel penyebab terhadap variabel akibat. Menguji hipotesis
hubungan asimetris yang dibangun atas kajian teori tertentu artinya yang diuji
adalah model yang menjelaskan hubungan kausal antarvariabel yang dibangun atas
kajian teori teori tertentu. Hubungan kausal tersebut secara eksplisit dirumuskan
dalam bentuk hipotesis direksional, baik positif maupun negative.
Asumsi dan prinsip – prinsip dasar dalam analisis jalur diantaranya ialah:
1. Linearitas (Linearity). Hubungan antar variabel bersifat linear, artinya jika
digambarkan membentuk garis lurus dari kiri bawah ke kanan atas, seperti
gambar di bawah ini:

2. Ko-linier. Menunjukkan suatu garis yang sama. Maksudnya jika ada beberapa
variabel exogenous mempengaruhi satu variabel endogenous; atau sebaliknya
satu variabel exogenous mempengaruhi beberapa variabel endogenous jika
ditarik garis lurus akan membentuk garis-garis yang sama.
3. Model Rantai Sebab Akibat: Menunjukkan adanya model sebab akibat
dimana urutan kejadian akhirnya menuju pada variasi dalam variabel dependen
/ endogenous, seperti gambar di bawah ini. Dalam gambar dibawah semua
urutan kejadian X1, X2, X3, dan X4 menuju ke Y
4. Aditivitas (Additivity). Tidak ada efek-efek interaksi
5. Hubungan sebab akibat yang tertutup (Causal closure): Semua pengaruh
langsung satu variabel terhadap variabel lainnya harus disertakan dalam
diagram jalur.
6. Koefesien Beta (β). Merupakan koefesien regresi yang sudah distandarisasi
(standardized regression coefficient) yang menunjukkan jumlah perubahan
dalam variabel dependen endogenous yang dihubungkan dengan perubahan
(kenaikan atau penurunan) dalam satu standar deviasi pada variabel bebas
exogenous saat dilakukan pengendalian pengaruh terhadap variabel-variabel
independen lainnya. Koefesien beta disebut juga sebagai bobot beta (β). Nilai
ini yang digunakan sebagai besaran nilai dalam koefesien jalur (p) atau jumlah
pengaruh setiap variabel exogenous terhadap variabel endogenous secara
sendiri-sendiri atau disebut sebagai pengaruh parsial.
7. Koefesien Determinasi (R2): Disebut juga sebagai indeks asosiasi.
Merupakan nilai yang menunjukkan berapa besar varian dalam satu variabel
yang ditentukan atau diterangkan oleh satu atau lebih variasbel lain dan berapa
besar varian dalam satu variabel tersebut berhubungan dengan varian dalam
variabel lainnya. Dalam statistik bivariat disingkat sebagai r2 sedang dalam
multivariat disingkat sebagai R2. Nilai ini yang digunakan sebagai besaran nilai
untuk mengekspresikan besarnya jumlah pengaruh semua variabel exogenous
terhadap variabel endogenous secara gabungan atau disebut sebagai pengaruh
gabungan.
8. Data metrik berskala interval. Semua variabel yang diobservasi mempunyai
data berskala interval (scaled values). Jika data belum dalam bentuk skala
interval, sebaiknya data diubah dengan menggunakan metode suksesive
interval (Method of Successive Interval /MSI) terlebih dahulu. Jika data bukan
metrik digunakan maka akan mengecilkan nilai koefesien korelasi. Nilai
koefesien korelasi yang kecil akan menyebabkan nilai R2 menjadi semakin
kecil. Dengan demikian pemodelan yang dibuat menggunakan analisis jalur
tidak akan valid; karena salah satu indikator kesesuaian model yang dibuat
dengan teori ialah dengan melihat nilai R2 yang mendekati 1. Jika nilai ini
semakin mendekati 1; maka model dianggap baik atau sesuai dengan teori.
9. Variabel - variabel residual tidak berkorelasi dengan salah satu variabel-
variabel dalam model.
10. Istilah gangguan (disturbance terms) atau variabel residual tidak boleh
berkorelasi dengan semua variabel endogenous dalam model. Jika dilanggar,
maka akan berakibat hasil regresi menjadi tidak tepat untuk mengestimasikan
parameter-parameter jalur.
11. Multikoliniearitas yang rendah. Multikolinieritas maksudnya dua atau lebih
variabel bebas (penyebab) mempunyai hubungan yang sangat tinggi. Jika
terjadi hubungan yang tinggi maka kita akan mendapatkan standard
error yang besar dari koefesien beta (b) yang digunakan untuk menghilangkan
varians biasa dalam melakukan analisis korelasi secara parsial.
12. Recursivitas. Semua anak panah mempunyai satu arah, tidak boleh terjadi
pemutaran kembali (looping) atau tidak menunjukkan adanya hubungan timbal
balik (reciprocal)
13. Spesifikasi model benar diperlukan untuk menginterpretasi koefesien-
koefesien jalur. Kesalahan spesifikasi terjadi ketika variabel penyebab yang
signifikan dikeluarkan dari model. Semua koefesien jalur akan merefleksikan
kovarians bersama dengan semua variabel yang tidak diukur dan tidak akan
dapat diinterpretasi secara tepat dalm kaitannya dengan akibat langsung dan
tidak langsung.
14. Input korelasi yang sesuai. Artinya jika kita menggunakan matriks korelasi
sebagai masukan, maka korelasi Pearson digunakan untuk dua variabel berskala
interval; korelasi polychoric untuk dua variabel berksala
ordinal; tetrachoricuntuk dua variabel dikotomi (berskala nominal); polyserial
untuk satu variabel interval dan lainnya ordinal; dan biserial untuk satu variabel
berskala interval dan lainnya nominal.
15. Terdapat ukuran sampel yang memadai. Pergunakan sample minimal 100
dengan tingkat kesalahan 10% untuk memperoleh hasil analisis yang signifikan
dan lebih akurat. Untuk idealnya besar sampel sebesar 400 – 1000 (tingkat
kesalahan 5%) sebagaimana umumnya persyaratan dalam teknik analisis
multivariat.
16. Tidak terjadi Multikolinieritas. Multikolinieritas terjadi jika antar variabel
bebas (exogenous) saling berkorelasi sangat tinggi, misalnya mendekati 1.
17. Sampel sama dibutuhkan untuk pengitungan regresi dalam model jalur.
18. Merancang model sesuai dengan teori yang sudah ada untuk menunjukan
adanya hubungan sebab akibat dalam variabel – variabel yang sedang diteliti.
Sebagai contoh: variabel motivasi, IQ dan kedisplinan mempengaruhi prestasi
belajar. Berdasarkan hubungan antar variabel yang sesuai teori tersebut,
kemudian kita membuat model yang dihipotesikan.
19. Karena penghitungan analisis jalur menggunakan teknik regresi linier; maka
asumsi umum regresi linear sebaiknya diikuti, yaitu:
a. Model regresi harus layak. Kelayakan ini diketahui jika angka signifikansi
pada ANOVA sebesar < 0.05
b. Predictor yang digunakan sebagai variable bebas harus layak. Kelayakan
ini diketahui jika angka Standard Error of Estimate < Standard Deviation
c. Koefesien regresi harus signifikan. Pengujian dilakukan dengan Uji T.
Koefesien regresi signifikan jika T hitung > T table (nilai kritis)
d. Tidak boleh terjadi multikolinieritas, artinya tidak boleh terjadi korelasi
yang sangat tinggi antar variable bebas.
e. Tidak terjadi otokorelasi. Terjadi otokorelasi jika angka Dubin dan
Watson sebesar < 1 dan > 3
B. Soal Latihan
No Produk Harrga Promosi Kepuasan Loyalitas
1 18 18 16
2 15 18 18
3 18 15 15
4 14 15 1
5 15 15
6 17 16
7 13 17
8 19 19
9 15 16
10 19 19
11 15 16
12 16 12
13 15 14
14 16 17
15 11 14
16 13 16
17 20 12
18 16 13
19 16 13
20 16 15
21 12 12
22 18 16
23 14 16
24 15 15
25 14 13
26 11 11
27 14 17
28 12 13
29 12 14
30 9 15

Anda mungkin juga menyukai

  • Konflik 6
    Konflik 6
    Dokumen22 halaman
    Konflik 6
    afionita
    Belum ada peringkat
  • BCJBJDSDHSBHBDH
    BCJBJDSDHSBHBDH
    Dokumen17 halaman
    BCJBJDSDHSBHBDH
    afionita
    Belum ada peringkat
  • 05-Auto Regresi
    05-Auto Regresi
    Dokumen13 halaman
    05-Auto Regresi
    afionita
    Belum ada peringkat
  • Dummy
    Dummy
    Dokumen2 halaman
    Dummy
    afionita
    Belum ada peringkat
  • 03 Multi Regresi
    03 Multi Regresi
    Dokumen13 halaman
    03 Multi Regresi
    afionita
    Belum ada peringkat
  • Modul Eviews
    Modul Eviews
    Dokumen28 halaman
    Modul Eviews
    Joko Susilo
    Belum ada peringkat
  • Bab V
    Bab V
    Dokumen18 halaman
    Bab V
    afionita
    Belum ada peringkat
  • Kisi PKN
    Kisi PKN
    Dokumen1 halaman
    Kisi PKN
    afionita
    Belum ada peringkat
  • Konflik 5
    Konflik 5
    Dokumen18 halaman
    Konflik 5
    afionita
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen11 halaman
    Bab Iii
    afionita
    Belum ada peringkat
  • Bab Vii
    Bab Vii
    Dokumen7 halaman
    Bab Vii
    afionita
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen1 halaman
    Bab I
    afionita
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen11 halaman
    Bab Iii
    afionita
    Belum ada peringkat
  • Bab Vi
    Bab Vi
    Dokumen15 halaman
    Bab Vi
    afionita
    Belum ada peringkat
  • Halaman Pengesahan
    Halaman Pengesahan
    Dokumen1 halaman
    Halaman Pengesahan
    afionita
    Belum ada peringkat
  • Bab Iv
    Bab Iv
    Dokumen11 halaman
    Bab Iv
    afionita
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen11 halaman
    Bab Iii
    afionita
    Belum ada peringkat
  • Konflik 2
    Konflik 2
    Dokumen16 halaman
    Konflik 2
    afionita
    Belum ada peringkat
  • Laporan Resmi1
    Laporan Resmi1
    Dokumen6 halaman
    Laporan Resmi1
    afionita
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen6 halaman
    Bab I
    afionita
    Belum ada peringkat
  • Bab Vi
    Bab Vi
    Dokumen20 halaman
    Bab Vi
    afionita
    Belum ada peringkat
  • Halaman Pengesahan
    Halaman Pengesahan
    Dokumen1 halaman
    Halaman Pengesahan
    afionita
    Belum ada peringkat
  • Konflik 1
    Konflik 1
    Dokumen13 halaman
    Konflik 1
    afionita
    Belum ada peringkat
  • BAB II Print
    BAB II Print
    Dokumen11 halaman
    BAB II Print
    afionita
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen4 halaman
    Bab I
    afionita
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen12 halaman
    Bab Iii
    afionita
    Belum ada peringkat
  • Bab Iv
    Bab Iv
    Dokumen13 halaman
    Bab Iv
    afionita
    Belum ada peringkat
  • Bab 3
    Bab 3
    Dokumen9 halaman
    Bab 3
    afionita
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen4 halaman
    Bab I
    afionita
    Belum ada peringkat