Anda di halaman 1dari 34

MODUL

PENYULUHAN KESEHATAN

O
L
E
H

ARUM DESHINTA ARYADI

PUSKESMAS RAWAT JALAN


WAJOK HULU
TAHUN 2017
MODUL 1
MODUL 1
PENTINGNYA PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN PADA BAYI

A. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah mendapatkan penyuluhan ini, diharapkan ibu yang
memiliki bayi mampu mengerti dan menerapkan pentingnya pemberian
makanan tambahan pada bayi diwaktu yang tepat.
2. Tujuan Khusus
a. Meningkatkan berat badan balita yang memiliki berat badan kurang
dari normal.
b. Memberikan informasi tentang pemberian makan yang tepat untuk
balita pada ibu yang memiliki balita.

B. Materi
Pentingnya Pemberian Makanan Tambahan pada Bayi

C. Waktu
15 menit

D. Metode
Metode dan Media yang digunakan yaitu :
1. Ceramah Tanya Jawab
2. Diskusi

E. Media (Alat Bantu)


Leaflet

F. Lembar Bacaan

PENTINGNYA PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN PADA BAYI

1. Pengertian PMT
Makanan atau minuman yang mengandung zat gizi yang
diberikan kepada bayi atau anak berusia 6-24 bulan untuk memenuhi
kebutuhan gizi selain dari ASI (Depkes, 2006).
Pemberian makanan tambahan adalah memberi makanan lain
selain ASI untuk mengisi kesenjangan antara kebutuhan nutrisi dengan
jumlah yang didapat dari ASI (Rosidah, 2008).
2. Jenis-jenis PMT
a. Makanan Tambahan Lokal
Makanan tambahan lokal adalah makanan tambahan yang diolah
di rumah tangga atau Posyandu, terbuat dari bahan makanan yang
tersedia setempat, mudah diperoleh dengan harga terjangkau oleh
masyarakat, dan memerlukan pengolahan sebelum dikonsumsi oleh
bayi. Makanan tambahan lokal ini disebut juga dengan makanan
pendamping ASI lokal (Depkes, 2006)
Pemberian makanan tambahan lokal memiliki beberapa dampak
positif, antara lain ibu lebih memahami dan terampil dalam
membuat makanan tambahan dari pangan lokal sesuai dengan
kebiasaan dan sosial budaya setempat, sehingga ibu dapat
melanjutkan pemberian makanan tambahan secara mandiri,
meningkatkan partisipasi dan pemberdayaan masyarakat serta
memperkuat kelembagaan seperti Posyandu dan Puskesmas,
memiliki potensi meningkatkan pendapatan masyarakat melalui
penjualan hasil pertanian dan sebagai sarana dalam pendidikan atau
penyuluhan gizi (Depkes, 2006).
Hal yang perlu diperhatikan dalam menyiapkan makanan bayi di
rumah antaranya menyiapkan makanan bayi dengan mengikuti cara-
cara yang bersih dan higiene, menggunakan bahan makanan yang
segar dan beku, melakukan metode masak yang baik di antaranya
pengukusan lebih baik dari perebusan dan penyaringan lebih baik
dari penggorengan, menambahkan sedikit gula bila dibutuhkan dan
tidak memberi madu pada tahun pertama usia bayi karena
kemungkinan madu mengandung Clostridium bolituniumyang tidak
aman bagi bayi, menghaluskan atau membuat pure (bubur) buah
segar yang dicuci bersih dan dikupas seperti pisang, pepaya, pir dan
melon, serta makanan bayi yang dimasak dirumah dapat segera
dibekukan atau disimpan dalam wadah tertutup dan disimpan di
dalam lemari es selama satu atau dua hari kemudian di panaskan dan
segera diberikan pada bayi (Depkes, 2006)
b. Makanan Tambahan Olahan Pabrik
Makanan tambahan hasil olahan pabrik adalah makanan yang
disediakan dengan olahan yang bersifat instan dan beredar dipasaran
untuk menambah energi dan zat-zat gizi esensial pada bayi (Depkes,
2006). Makanan tambahan pabrik disebut juga makanan
pendamping ASI pabrikan atau makanan komersial. Secara
komersial, makanan bayi tersedia dalam bentuk tepung campuran
instan atau biskuit yang dapat dimakan secara langsung atau dapat
dijadikan bubur.
Makanan tambahan pabrikan seperti bubur susu diperdagangkan
dalam keadaan kering, sehingga tidak perlu dimasak lagi dan dapat
diberikan pada bayi setelah mendapat air matang seperlunya. Bubur
susu terdiri dari tepung serealia seperti beras, maizena, terigu
ditambah susu dan gula dan bahan perasa lainnya. Makanan
tambahan pabrikan yang lain seperti nasi tim yakni bubur beras
dengan tambahan daging, ikan atau hati serta sayuran wartel dan
bayam, dimana untuk bayi kurang dari sepuluh bulan nasi tim harus
disaring atau diblender terlebih dahulu. Selain makanan tambahan
bayi lengkap (bubur susu dan nasi tim) beredar pula berbagai
macam tepung mentah maupun yang sudah matang (pre-cooked)
(Pudjiadi, 2008)
Makanan tambahan yang baik adalah makanan yang kaya energi,
protein dan mikronutrien (terutama zat besi, zink, kalsium, vitamin
A, vitamin C dan fosfat), bersih dan aman, tidak ada bahan kimia
yang berbahaya atau toksin, tidak ada potongan tulang atau bagian
yang keras yang membuat bayi tersedak, tidak terlalu panas, tidak
pedas atau asin, mudah dimakan bayi, disukai bayi, mudah
disiapkan dan harga terjangkau (Rosidah, 2004).

3. Waktu pemberian PMT


Air Susu Ibu (ASI) memenuhi seluruh kebutuhan bayi terhadap
zat-zat gizi yaitu untuk pertumbuhan dan kesehatan sampai berumur
enam bulan, sesudah itu ASI tidak dapat lagi memenuhi kebutuhan bayi.
Makanan tambahan mulai diberikan umur enam bulan satu hari. Pada
usia ini otot dan saraf didalam mulut bayi cukup berkembang untuk
mengunyah, menggigit, menelan makanan dengan baik, mulai tumbuh
gigi, suka memasukkan sesuatu kedalam mulutnya dan berminat
terhadap rasa yang baru (Rosidah, 2004).
Adapun waktu yang baik dalam memulai pemberian makanan
tambahan pada bayi adalah umur 6 bulan. Pemberian makanan
tambahan pada bayi sebelum umur tersebut akan menimbulkan risiko
sebagai berikut (IDAI, 2002) :
a. Seorang anak belum memerlukan makanan tambahan saat ini.
Makanan tersebut dapat menggantikan ASI, jika makanan diberikan
maka anak akan minum ASI lebih sedikit dan ibu pun
memproduksinya lebih sedikit sehingga akan lebih sulit untuk
memenuhi kebutuhan nutrisi anak.
b. Anak mendapat faktor pelindung dari ASI lebih sedikit sehingga
risiko infeksi meningkat
c. Risiko diare juga meningkat karena makanan tambahan tidak
sebersih ASI
d. Makanan yang diberikan sebagai pengganti ASI sering encer,
buburnya berkuah atau berupa sup karena mudah dimakan bayi,
makanan ini memang membuat lambung penuh tetapi memberikan
nutrient sedikit.
e. Ibu mempunyai risiko lebih tinggi untuk hamil kembali.

Akibat dari kurang menyusui dan risiko pemberian makanan


tambahan terlalu lambat adalah :
a. Anak tidak mendapat makanan ekstra yang dibutuhkan mengisi
kesenjangan energi dan nutrient.
b. Anak berhenti pertumbuhannya atau tumbuh lambat.
c. Pada anak risiko malnutrisi dan deficiency mikro
nutrient meningkat.

Daftar Pemberian Makanan


Pemberian
Bayi Umur Jumlah Dalam Sehari
(Kali)
0 – 6 bulan ASI

6 – 8 bulan ASI
Bubur Susu 1
Nasi Tim Saring 1

8 – 10 bulan ASI
Buah 1
Bubur Susu 1
Nasi Tim Dihaluskan 2

10 – 12 bulan ASI
Buah 1
Nasi Tim 3

12 – 24 bulan ASI
Nasi Tim atau Makanan 1
Makanan Kecil 1
Sumber: Pudjiadi, 2008

4. Manfaat dan Tujuan Pemberian Makanan Tambahan


Makanan tambahan ASI bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan
zat gizi anak, penyesuaian kemampuan alat cerna dalam menerima
makanan tambahan dan merupakan masa peralihan dari ASI ke
makanan keluarga selain untuk memenuhi kebutuhan bayi terhadap zat-
zat gizi (Suhardjo, 1999).
Tujuan pemberian makanan tambahan adalah untuk mencapai
pertumbuhan perkembangan yang optimal, menghindari terjadinya
kekurangan gizi, mencegah risiko malnutrisi, defisiensi mikronutrien
(zat besi, zink, kalsium, vitamin A, Vitamin C dan folat), anak
mendapat makanan ekstra yang dibutuhkan untuk mengisi kesenjangan
energi dengan nutrien, memelihara kesehatan, mencegah penyakit,
memulihkan bila sakit, membantu perkembangan jasmani, rohani,
psikomotor, mendidik kebiasaan yang baik tentang makanan dan
memperkenalkan bermacam-macam bahan makanan yang sesuai dengan
keadaan fisiologis bayi (Husaini, 2001).
Indikator bahwa bayi siap untuk menerima makanan
padat adalah :
a. Kemampuan bayi untuk mempertahankan kepalanya untuk tegak
tanpa disangga.
b. Menghilangnya refleks menjulurkan lidah.
c. Bayi mampu menunjukkan keinginannya pada makanan dengan cara
membuka mulut, lalu memajukan anggota tubuhnya ke depan untuk
menunjukkan rasa lapar, dan menarik tubuh ke belakang atau
membuang muka untuk menunjukkan ketertarikan pada makanan
(Pudjiadi, 2008).

G. Referensi
1. Pentingnya Pemberian ASI dan MPASI pada Bayi. 2015. (Online)
(https://keluarga.com/1541/pentingnya-pemberian-asi-dan-mpasi-pada-
bayi)
2. Rekomendasi Jadwal, Jumlah Dan Jenis Pemberian Makan Pada Bayi.
2009. (Online) (https://klinikgizi.com/2009/08/27/rekomendasi-jadwal-
jumlah-dan-jenis-pemberian-makan-pada-bayi/)
MODUL 2
MODUL 2

CUCI TANGAN PAKAI SABUN (CTPS)

A. Tujuan
1. Tujuan Umum
Menambah wawasan pada anak sekolah tentang Cuci Tangan
Pakai Sabun (CTPS), pentingnya Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS),
manfaat Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) untuk terhindar dari
segala penyakit.
2. Tujuam Khusus
a. Meningkatkan pemahaman dan pengetahuan anak sekolah
tentang tata cara Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) yang baik
dan benar
b. Mengajak anak sekolah untuk rajin melakukan Cuci Tangan
Pakai Sabun (CTPS) sebelum makan agar terhindar dari kuman-
kuman dan tidak mudah teserang penyakit.

B. Materi
Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS)

C. Waktu
30 menit

D. Metode
Metode yang digunakan yaitu :
1. Demonstrasi
2. Tanya jawab

E. Media dan Alat Bantu


Poster, Sabun, Air

F. Lembar bacaan

CUCI TANGAN PAKAI SABUN UNTUK CEGAH PENYAKIT

1. Pengertian Cuci Tangan


Menurut Dr. Handrawan Nadesul, (2006) tangan adalah
media utama bagi penularan kuman-kuman penyebab penyakit.
Akibat kurangnya kebiasaan cuci tangan, anak-anak merupakan
penderita tertinggi dari penyakit diare dan penyakit pernapasan.
Hingga tak jarang berujung pada kematian.
Menurut Kusnoputranto, (1997) mengatakan bahwa
kebersihan perorangan (hygiene) adalah usaha kesehatan masyarakat
yang mempengaruhi kondisi lingkungan terhadap kesehatan
manusia. Sanitasi lingkungan adalah usaha pengedalian dari semua
faktor - faktor lingkungan fisik manusia yang dapat menimbulkan
hal - hal yang merugikan bagi perkembangan fisik, kesehatan dan
daya tahan hidup manusia.
Mencuci tangan adalah kegiatan membersihkan bagian
telapak, punggung tangan dan jari agar bersih dari kotoran dan
membunuh kuman penyebab penyakit yang merugikan kesehatan
manusia serta membuat tangan menjadi harum baunya. Mencuci
tangan merupakan kebiasaan yang sederhana, yang membutuhkan
pelatihan yang minim dan tidak membutuhkan peralatan. Selain itu,
mencuci tangan merupakan cara terbaik untuk menghindari sakit.
Kebiasaan sederhana ini hanya membutuhkan sabun dan air.
Mencuci tangan yang baik dan sehat membutuhkan beberapa
peralatan sebagai berikut di bawah ini :
a. Sabun / antiseptic.
b. Air bersih.
c. Lap / tisu kering bersih

2. Pentingnya Mencuci Tangan Memakai Sabun


Mantan Menteri Kesehatan, Dr. dr. Siti Fadilah Supari
mengatakan bahwa kebiasaan mencuci tangan dengan air saja, tidak
cukup untuk melindungi seseorang dari kuman penyakit yang
menempel di tangan. Terlebih bila mencuci tangan tidak dibawah air
mengalir. Berbagi kobokan sama saja saling berbagi kuman.
Kebiasaan itu harus ditinggalkan. Mencuci tangan pakai sabun
terbukti efektif dalam membunuh kuman yang menempel di tangan.
Gerakan nasional cuci tangan pakai sabun dilakukan sebagai bagian
dari kebijakan pemerintah untuk pengendalian risiko penyakit yang
berhubungan dengan lingkungan seperti diare dan penyakit
kecacingan. (Hr. Suara Karya 18/6/06).
Sama halnya dengan Erman (2007) yang mengatakan bahwa,
untuk mengatasi kuman dibutuhkan pengertian akan pentingnya
kebiasaan mencuci tangan oleh siapapun. Bukan hanya sekedar
mencuci tangan saja melainkan juga menggunakan sabun dan
dilakukan di bawah air yang mengalir karena sabun bisa mengurangi
atau melemahkan kuman yang ada di tangan.
Dewan kota Franklin di New Jersey, Amerika sudah
mengesahkan peraturan tentang cuci tangan melalui system voting
dengan suara bulat, untuk membantu kesehatan masyarakat di kota
tersebut. Peraturan Dewan kota Franklin tentang cuci tangan
diantaranya adalah pada semua kamar mandi harus dalam kondisi
bersih/sehat secara terus menerus, menyediakan air panas dan air
dingin, dan penyediaan tissue WC juga sabun tangan beserta alat-
alat pengeringan tangan. Peraturan ini sebagai sarana pendidikan
pedagang eceran pinggir jalan di dalam praktek penyediaan WC
yang bersih.
Anggota Dewan, Shirley Eberle, sebagai salah satu anggota
Badan Penasihat dari Bidang Kesehatan, mengatakan, bahwa
peraturan ini akan membantu kota menjadi sehat dan mengatakan
bahwa WC umum yang sudah terdapat sabun akan mendorong
orang-orang untuk mencuci tangan mereka. Menurut Pusat-pusat
Pencegahan dan Kendali Penyakit (Centers for Disease Control /
CDC), cuci tangan adalah tindakan paling utama dan menjadi
satusatunya cara mencegah serangan dari penyakit. Cuci tangan
adalah murah, mudah, dan untuk mencegah penyakit. Dan
pencegahan penyakit adalah yang paling penting dari itu semua.
(Journal of Environmental Health, 2006).
Tujuan utama dari cuci tangan secara higienis adalah untuk
menghalangi transmisi patogen-patogen kuman dengan cepat dan
secara efektif. (Carl A Osborne, 2008). Kebersihan tangan yang
tidak memenuhi syarat juga berkontribusi menyebabkan penyakit
terkait makanan, seperti Salmonella dan infeksi E. Coli. Menurut
data CDC and The American Society for Microbiology (2005).

Menurut Iswara (2007), mencuci tangan dalam upaya


peningkatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) sangatlah
penting dan mudah dilakukan. Hal ini dilakukan untuk mewujudkan
Indonesia Sehat 2010. Mencuci tangan menjadi penting jika ditinjau
dari:
a. Kulit tangan banyak kontak dengan berbagai aktivitas, benda
dan lingkungan.
b. Kuman dapat terdapat di kulit jari, sela kuku, kulit telapak
tangan.
c. Kontak mulut dan tangan saat makan/minum
d. Dapat menjadi penyebab penyakit saluran cerna
Mencuci tangan memakai sabun sebaiknya dilakukan
sebelum dan setelah beraktifitas. Berikut ini adalah waktu yang tepat
untuk mencuci tangan memakai sabun. Menurut Handayani, dkk
(2000) :
a. Sebelum dan setelah makan.
b. Setelah ganti pembalut.
c. Sebelum dan setelah menyiapkan makanan, khususnya sebelum
dan setelah memegang bahan mentah, seperti produk ternak dan
ikan.
d. Setelah memegang hewan atau kotoran hewan.
e. Setelah mengusap hidung, atau bersin di tangan.
f. Sebelum dan setelah mengiris sesuatu.
g. Sebelum dan setelah memegang orang sakit atau orang yang
terluka.
h. Setelah menangani sampah.
i. Sebelum memasukkan atau mencopot lensa kontak.
j. Setelah menggunakan fasilitas umum (mis. toilet, warnet, wartel,
dan lain - lain).
k. Pulang bepergian dan setelah bermain.
l. Sesudah buang air besar dan buang air kecil.
3. Bahaya Jika Tidak Mencuci Tangan
Disamping manfaat secara kesehatan yang telah terbukti,
banyak orang tidak melakukannya sesering yang seharusnya bahkan
setelah ke kamar mandi. Jika tidak mencuci tangan memakai sabun,
kita dapat menginfeksi diri sendiri terhadap kuman dengan
menyentuh mata, hidung atau mulut. Dan kita juga dapat
menyebarkan kuman ke orang lain dengan menyentuh mereka atau
dengan menyentuh permukaan yang mereka sentuh juga seperti
handel pintu. Penyakit infeksi umumnya menyebar melalui kontak
tangan ke tangan termasuk demam biasa (common cold), flu dan
beberapa kelainan sistem pencernaan seperti diare. Kebersihan
tangan yang kurang juga menyebabkan penyakit terkait makanan
seperti infeksi Salmonella dan E.coli. Beberapa mengalami gejala
yang mengganggu seperti mual, muntah, diare. (Lestari, 2009).

4. Jenis - Jenis Penyakit


Menurut Dr. Handrawan Nadesul ada sekitar 20 jenis
penyakit yang bisa hinggap di tubuh akibat tidak mencuci tangan
dengan baik dan benar. Beberapa penyakit yang dapat disebabkan
karena kurang pedulinya terhadap kegiatan cuci tangan pakai sabun,
diantaranya :
a. Diare.
Penyakit diare menjadi penyebab kematian kedua yang
paling umum untuk anak-anak balita. Sebuah ulasan yang
membahas sekitar 30 penelitian terkait menemukan bahwa cuci
tangan dengan sabun dapat mengurangi angka penderita diare
hingga separuh. Penyakit diare seringkali diasosiasikan dengan
keadaan air, namun secara akurat sebenarnya harus diperhatikan
juga penanganan kotoran manusia seperti tinja dan air kencing,
karena kuman-kuman penyakit penyebab diare berasal dari
kotoran-kotoran ini.
Kuman-kuman penyakit ini membuat manusia sakit
ketika mereka masuk mulut melalui tangan yang telah
menyentuh tinja, air minum yang terkontaminasi, makanan
mentah, dan peralatan makan yang tidak dicuci terlebih dahulu
atau terkontaminasi akan tempat makannya yang kotor.
Tingkat kefektifan mencuci tangan dengan sabun dalam
penurunan angka penderita diare dalam persen menurut tipe
inovasi pencegahan adalah : Mencuci tangan dengan sabun
(44%), penggunaan air olahan (39%), sanitasi (32%), pendidikan
kesehatan (28%), penyediaan air (25%), sumber air yang diolah
(11%).
b. Infeksi Saluran Pernafasan (ISPA).
ISPA adalah penyebab kematian utama untuk anak-anak
balita. Mencuci tangan dengan sabun mengurangi angka infeksi
saluran pernafasan ini dengan dua langkah:
1) Dengan melepaskan patogen-patogen pernafasan yang
terdapat pada tangan dan permukaan telapak tangan.
2) Dengan menghilangkan patogen (kuman penyakit) lainnya
(terutama virus entrentic) yang menjadi penyebab tidak
hanya diare namun juga gejala penyakit pernafasan lainnya.
Bukti-bukti telah ditemukan bahwa praktek-praktek
menjaga kesehatan dan kebersihan seperti mencuci tangan
sebelum dan sesudah makan/ buang air besar/ kecil, dapat
mengurangi tingkat infeksi hingga 25 persen. Penelitian lain
menemukan bahwa mencuci tangan dengan sabun
mengurangi infeksi saluran pernafasan yang berkaitan
dengan pnemonia pada anak-anak balita hingga lebih dari
50 persen.
c. Infeksi cacing, infeksi mata, dan penyakit kulit
Penelitian juga telah membuktikan bahwa selain diare
dan infeksi saluran pernafasan penggunaan sabun dalam
mencuci tangan mengurangi kejadian penyakit kulit, infeksi
mata seperti trakoma, dan cacingan khususnya untuk ascariasis
dan trichuriasis.

Referensi
1. Cara Mencuci Tangan Yang Baik dan Benar. 2017. Online
(http://www.caramedika.com/2017/01/cara-mencuci-tangan-yang-
baik-dan-benar-menurut-depkes-dan-who.html)
2. Manfaat Cuci Tangan Bagi Kesehatan. 2013. Online
(http://faradilafaruk.blogspot.co.id/2013/03/manfaat-cuci-tangan-
bagi-kesehatan.html)
MODUL 3
MODUL 3

PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) RUMAH TANGGA

A. Tujuan
1. Tujuan Umum
Dengan diadakannya penyuluhan tentang Prilaku Hidup
Bersih dan Sehat (PHBS) Rumah Tangga diharapkan semua
kalangan masyarakat dapat mengerti apa itu Perilaku Hidup
Bersih Dan Sehat, serta meningkatkan dukungan dan peran aktif
petugas kesehatan, petugas lintas sektor, organisasi masyarakat,
LSM, tokoh masyarakat dan tim penggerak PKK dalam
pembinaan Prilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Rumah
Tangga.
2. Tujuan Khusus
a. Meningkatnya pengetahuan, kemauan dan kemampuan
anggota rumah tangga untuk melaksanakan Prilaku
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Rumah Tangga.
b. Berperan aktif dalam gerakan Prilaku Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS) Rumah Tangga di masyarakat.
B. Materi
Prilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Rumah Tangga.
C. Waktu
90 menit.
D. Metode
Metode yang dipakai :
1. Diskusi
2. Demonstrasi
3. Ceramah Tanya Jawab

E. Media (Alat Bantu)


Infocus, Sabun, Leaflet
F. Lembar Bacaan
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah wujud
keberdayaan masyarakat yang sadar, mau dan mampu
mempraktekkan PHBS. Dalam hal ini ada 5 program prioritas
yaitu KIA, Gizi, Kesehatan Lingkungan, Gaya Hidup, Dana
Sehat / Asuransi Kesehatan / JPKM.
Dengan demikian masyarakat dapat mengenali dan
mengatasi masalahnya sendiri, terutama dalam tatanan masing-
masing, dan masyarakat dapat menerapkan cara-cara hidup sehat
dengan menjaga, memelihara dan meningkatkan kesehatannya.
Apa saja 10 indikator itu?
a. Persalinan Ditolong oleh Tenaga Kesehatan
Anda mempunyai balita atau adik yang masih
berusia 0-5 tahun? Kalau tidak, boleh mengabaikan ini.
Berarti tinggal sembilan indikator lagi kan? Tapi kalau
punya, sudahkah istri atau ibu anda bersalin/melahirkan
di tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi
kebidanan (dokter kandungan dan kebidanan, dokter
umum dan bidan). Jika sudah, berarti untuk indikator
yang satu ini anda lulus. Mengapa harus tenaga
kesehatan? Karena karena tenaga kesehatan merupakan
orang yang sudah ahli dalam membantu persalinan,
sehingga keselamatan ibu dan bayi lebih terjamin.
Disamping itu dengan ditolong oleh tenaga kesehatan,
apabila terdapat kelainan dapat diketahui dan segera
ditolong atau dirujuk ke Puskesmas atau Rumah Sakit.
Jika ibu bersalin ditolong oleh tenaga kesehatan maka
peralatan yang digunakan aman, bersih dan steril
sehingga mencegah terjadinya infeksi dan bahaya
kesehatan lainnya. Paham kan?
b. Memberi Bayi ASI Ekslusif
Adakah bayi usia 0-6 bulan di rumah anda? Kalau
tidak, lewat dan boleh mengabaikan yang satu ini.
Bagaimana kalau ada? Sudahkah anak anda atau adik
anda yang masih berusia di bawah 6 bulan mendapat ASI
saja sejak lahir sampai usia 6 bulan? Mengapa harus ASI,
ga kelaparan tuh bayi diberi ASI saja??? Pertanyaan ini
pasti ada dibenak anda, benar kan ? ASI adalah makanan
alamiah berupa cairan dengan kandungan zat gizi yang
cukup dan sesuai untuk kebutuhan bayi, sehingga
tumbuh dn berkembang dengan baik. Air susu ibu
pertama berupa cairan bening berwarna kekuningan
(kolostrum) sangat baik untuk bayi karena mengandung
zat kekebalan terhadap penyakit.
Manfaat memberi ASI bagi ibu adalah dapat
menjalin hubungan kasih sayang antara ibu dan bayi,
mengurangi pendarahan setelah persalinan, mempercepat
pemulihan kesehatan ibu, dapat menunda kelahiran
berikutnya, mengurangi risiko kena kanker payudara dan
lebih praktis karena ASI lebih mudah diberikan pada saat
bayi membutuhkan.
c. Menimbang Bayi dan Balita setiap bulan
Sama seperti indikator pertama, Anda
mempunyai balita atau adik yang masih berusia 0-5
tahun? Kalau tidak, boleh mengabaikan ini. Kalau ada,
sudahkah bayi atau balita anda ditimbang setiap bulan
dan tercatat di KMS atau buku KIA? Penimbangan bayi
dan balita anda dimaksudkan untuk memantau
pertumbuhannya setiap bulan. Menimbang secara rutin di
posyandu akan terlihat perkembangan berat badannya
apakah naik atau tidak.
Manfaatnya, anda dapat mengetahui apakah balita
anda tumbuh sehat, tahu dan bisa mencegah gangguan
pertumbuhan balita, untuk mengetahui balita sakit
(demam, batuk, pilek, diare), jika berat badan dua bulan
berturut-turut tidak naik atau bahkan balita yang berat
badannya dibawah garis merah (BGM) dan dicurigai gizi
buruk, sehingga dapat dirujuk ke Puskesmas. Datang
secara rutin ke Posyandu juga berfungsi untuk
mengetahui kelengkapan imunisasi serta untuk
mendapatkan penyuluhan gizi.
d. Menggunakan Air Bersih
Yang satu ini seharusnya bukan masalah bagi
anda. Anda dan rumah tangga anda dikatakan sehat jika
di rumah tangga anda menggunakan air bersih untuk
kebutuhan sehari-hari yang berasal dari air kemasan, air
ledeng, air pompa, sumur terlindung dan penampungan
air hujan dan memenuhi syarat air bersih yaitu tidak
berasa, tidak berbau dan tidak berwarna
Manfaat anda menggunakan air bersih
diantaranya agar kita terhindar dari gangguan penyakit
seperti diare, kolera, disentri, thypus, kecacingan,
penyakit mata, penyakit kulit atau keracunan. Dan
dengan menggunakan air bersih setiap anggota keluarga
terpelihara kebersihan dirinya.
e. Mencuci Tangan dengan Air Bersih dan Sabun
Indikator ini sebenarnya gampang, tapi saya ragu
apakah anda selalu melakukannya sampai saat ini, benar
kan? Mulailah dari sekarang! Kapan saja harus mencuci
tangan? Sebelum makan dan makan, sesudah buang air
besar, sebelum memegang bayi, setelah menceboki anak
dan sebelum menyiapkan makanan tentunya
menggunakan air bersih mengalir dan sabun. Manfaat
mencuci tangan adalah agar tangan menjadi bersih dan
dapat membunuh kuman yang ada di tangan, mencegah
penularan penyakit seperti diare, kolera, dysentri,
kecacingan, penyakit kulit, infeksi daluran pernafasan
akut (ISPA), bahkan flu burung dan lainnya.
f. Menggunakan Jamban Sehat
Sudah setengah jalan anda lewati untuk menjadi
rumah tangga yang sehat, Tiba saatnya di indikator yang
keenam. Punya jamban kan dirumah? Jamban yang
digunakan minimal jamban leher angsa, atau jamban
duduk yang banyak di jual di toko bangunan, tentunya
dengan tangki septic atau lubang penampungan kotoran
sebagai pembuangan akhir dan terpelihara
kebersihannya. Untuk daerah yang sulit air (kalau ada)
dapat menggunakan jamban cemplung atau jemban
plengsengan. Tujuannya dimaksudkan agar tidak
mengundang datangnya lalat atau serangga lain yang
dapat menjadi penular penyakit.
g. Memberantas Jentik di Rumah
Cukup sekali seminggu, asal rutin ya! Tidak sulit
menerapkan indikator yang satu ini, manfaatkan waktu
libur anda dengan membersihkan rumah, tidak perlu
waktu lama bukan? Lakukan pemberantasan jentik
nyamuk didalam dan atau diluar rumah seminggu sekali
dengan 3M plus abatisasi/ikanisasi. Pemberantasan
sarang nyamuk (PSN) merupakan kegiatan
pemberantasan telur, jentik, kepompong nyamuk penular
penyakit seperti demam berdarah dengue, chikungunya,
malaria, filariasis (kaki gajah) di tempat-tempat
perkembangbiakannya. PSN dapat dilakukan dengan cara
3M plus yaitu menguras bak air, menutup tempat
penampungan air dan mengubur benda yang berpotensi
menjadi sarang nyamuk plus menghindari gigitan
nyamuk.
h. Makan Buah dan Sayur Setiap Hari
Sederhana, murah dan banyak manfaatnya.
Biasakan anda dan anggota keluarga anda mengkonsumsi
minimal 2 porsi sayur dan 3 porsi buah atau sebaliknya
setiap hari, tidak harus mahal, yang penting memiliki
kecukupan gizi. Semua jenis sayuran bagus untuk
dimakan, terutama sayuran yang berwarna (hijau tua,
kuning, oranye) seperti bayam, kangkung, daun katuk,
kacang panjang, selada hijau atau daun singkong. Begitu
pula dengan buah, semua bagus untuk dimakan, terutama
yang berwarna (merah, kuning) seperti mangga, papaya,
jeruk, jambu biji atau apel lebih banyak mengandung
vitamin dan mineral serta seratnya.
i. Melakukan Aktivitas fisik Setiap hari
Minimal 30 menit setiap hari. Anda lakukan
pergerakan anggota tubuh yang menyebabkan
pengeluaran tenaga yang sangat penting bagi
pemeliharaan kesehatan fisik, mental dan
mempertahankan kualitas hidup agar tetap sehat dan
bugar sepanjang hari. Jenis aktifitas fisik yang dapat
dilakukan bisa berupa kegiatan sehari-hari, yaitu berjalan
kaki, berkebun, bekerja ditaman, mencuci pakaian,
mencuci mobil, mengepel lantai, naik turun tangga dan
membawa belanjaan. Aktifitas fisik lainnya bisa berupa
olah raga yaitu push up, lari ringan, bermain bola,
berenang, senam, bermain tenis, yoga, fitness, angkat
beban/berat. Intinya olahraga itu tidak harus mahal,
bahkan banyak yang gratis bukan?
j. Tidak Merokok di Dalam Rumah
Terakhir, anda perokok atau memiliki anggota
keluarga yang merokok? Jika anda bukan perokok,
acungan jempol buat anda dan jangan pernah terpengaruh
dengan yang namanya rokok. Tapi jika anda perokok
atau memiliki anggota keluarga yang merokok, itu hak
anda, namun kami anjurkan untuk berpikir bahaya
merokok dan berusaha berhenti untuk merokok. Biar
adil, bagi perokok, jangan merokok di dalah rumah atau
ketika berada bersama orang lain yang bukan perokok,
mereka juga berhak dapat udara segar bukan?

G. Sumber Bacaan
1. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. 2011. (Online),
(http://www.perdhaki.org/content/perilaku-hidup-bersih-dan-sehat)
2. Pusat Promosi Kesehatan. 2012. Promosi Kesehatan Dalam
Pencapaian Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). (Online).
(http://www.promosikesehatan.com/?act=program&id=12)
MODUL 4
MODUL 4

PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) SEKOLAH

H. Tujuan
3. Tujuan Umum
Dengan diadakannya penyuluhan tentang Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat (PHBS) Sekolah diharapkan semua kalangan
masyarakat dapat mengerti apa itu Perilaku Hidup Bersih Dan
Sehat (PHBS), serta meningkatkan dukungan dan peran aktif
petugas kesehatan, petugas lintas sektor, organisasi masyarakat,
dan orang tua murid dalam pembinaan Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat (PHBS) Sekolah.
4. Tujuan Khusus
c. Meningkatnya pengetahuan, kemauan dan kemampuan
murid dan lingkungan sekolah untuk melaksanakan
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Sekolah.
d. Berperan aktif dalam gerakan Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS) Sekolah.
I. Materi
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Sekolah.
J. Waktu
60 menit.
K. Metode
Metode yang dipakai :
4. Diskusi
5. Demonstrasi
6. Ceramah Tanya Jawab

L. Media (Alat Bantu)


Infocus, Sabun, Leaflet
M. Lembar Bacaan
1. Pengertian
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan
sekumpulan perilaku yang dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai
hasil dari pembelajaran yang menjadikan seseorang dapat menolong
diri sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam
mewujudkan kesehatan masyarakatnya (Dinas Kesehatan Kota
Surabaya, 2009).
Pengertian perilaku hidup bersih dan sehat di
sekolah (PHBS) di sekolah adalah upaya untuk memberdayakan
siswa, guru, dan masyarakat lingkungan sekolah agar tahu, mau, dan
mampu mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat serta
berperan aktif dalam mewujudkan sekolah sehat. Sekolah sehat
adalah sekolah yang mampu menjaga dan meningkatkan kesehatan
masyarakat sekolah dan untuk pertumbuhan fisik dan perkembangan
kecerdasan anak sekolah melalui berbagai upaya kesehatan
(Sya’roni, RS 2007).
2. Bidang PHBS
Bidang PHBS (Depkes RI, 2001) yaitu:
a. Bidang kebersihan perorangan, seperti cuci tangan dengan air
bersih yang mengalir dan sabun, mandi minimal 2 kali sehari.
b. Bidang Gizi, seperti makan buah dan sayur tiap hari,
mengkonsumsi garam beryodium, menimbang berat badan (BB)
dan tinggi badan (TB) setiap 6 bulan.
c. Bidang kesehatan lingkungan, seperti membuang sampah pada
tempatnya, menggunakan jamban, memberantas jentik.
3. Penerapan PHBS di Sekolah
Penerapan PHBS di sekolah merupakan kebutuhan mutlak
seiring munculnya berbagai penyakit yang sering menyerang anak
usia sekolah (6-10 tahun), yang ternyata umumnya berkaitan dengan
PHBS. PHBS di sekolah merupakan sekumpulan perilaku yang
dipraktikkan oleh peserta didik, guru, dan masyarakat lingkungan
sekolah atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, sehingga
secara mandiri mampu mencegah penyakit, meningkatkan
kesehatannya, serta berperan aktif dalam mewujudkan lingkungan
sehat. Penerapan PHBS ini dapat dilakukan melalui pendekatan
Usaha Kesehatan Sekolah (Dinas Kesehatan Kota Surabaya, 2009).

Penerapan PHBS di sekolah menurut Sya’roni. RS (2007),


antara lain:
a. Menanamkan nilai-nilai untuk ber-PHBS kepada siswa sesuai
dengan kurikulum yang berlaku (kurikuler)
b. Menanamkan nilai-nilai untuk ber-PHBS kepada siswa yang
dilakukan diluar jam pelajaran biasa (ekstrakurikuler)
c. Kerja bakti dan lomba kebersihan kelas
d. Aktivitas kader kesehatan sekolah/ dokter kecil.
e. Pemeriksaan kualitas air secara sederhana
f. Pemeliharaan jamban sekolah
g. Pemeriksaan jentik nyamuk di sekolah
h. Demo/gerakan cuci tangan dan gosok gigi yang baik dan benar
i. Pembudayaan olahraga yang teratur dan terukur
j. Pemeriksaan rutin kebersihan: kuku, rambut, telinga, gigi
k. Membimbingan hidup bersih dan sehat melalui konseling.

4. Sasaran
Sasaran PHBS di tatanan institusi pendidikan adalah seluruh
anggota keluarga institusi pendidikan. Menurut Dinas Kesehatan
Kota Surabaya (2009) terbagi dalam:
a. Sasaran Primer
Adalah sasaran utama dalam institusi pendidikan yang
akan diubah perilakunya atau murid dan guru yang bermasalah
(individu atau kelompok dalam institusi pendidikan yang
bermasalah
b. Sasaran Sekunder
Adalah sasaran yang dapat mempengaruhi individu dalam
institusi pendidikan yang bermasalah, misalnya kepala sekolah,
guru, orang tua murid, kader kesehatan sekolah, tokoh
masyarakat, petugas kesehatan dan lintas sektor terkait, PKK.
c. Sasaran Tersier
Adalah sasaran yang diharapkan dapat menjadi unsur
pembantu dalam menunjang atau mendukung pendanaan,
kebijakan, dan kegiatan untuk tercapainya pelaksanaan PHBS di
institusi pendidikan, misalnya kepala desa, lurah, camat, kepala
Puskesmas, Diknas, guru, tokoh masyarakat, dan orang tua
murid.

5. Manfaat PHBS di Sekolah


Manfaat PHBS di sekolah diantaranya:
a. Terciptanya sekolah yang bersih dan sehat sehingga peserta
didik, guru, dan masyarakat lingkungan sekolah terlindungi dari
berbagai gangguan dan ancaman penyakit.
b. Meningkatnya semangat proses belajar-mengajar yang
berdampak pada prestasi belajar peserta didik
c. Citra sekolah sebagai institusi pendidikan semakin meningkat
sehingga mampu menarik minat orang tua (masyarakat)
d. Meningkatnya citra pemerintah daerah di bidang pendidikan
e. Menjadi percontohan sekolah sehat bagi daerah lain
(Suryatiningsih, 2010).

6. Indikator PHBS
a. Mencuci tangan dengan air bersih yang mengalir dan sabun
Kebiasaan mencuci tangan masyarakat Indonesia masih
belum baik. Terlihat dari kebiasaan mencuci tangan dengan
menggunakan semangkuk air atau kobokan untuk membasuh
tangan sebelum makan. Padahal kebiasan sehat mencuci tangan
dengan air bersih mengalir dan sabun dapat menyelamatkan
nyawa dengan mencegah penyakit (Hasyim, 2009).
Alasan seseorang harus mencuci tangan dengan air bersih dan
sabun adalah:
1) Air yang tidak bersih banyak mengandung kuman dan
bakteri penyebab penyakit. Bila digunakan, kuman
berpindah ke tangan.
2) Pada saat makan, kuman dengan cepat masuk ke dalam
tubuh, yang bisa menimbulkan penyakit (Depkes RI, 2001).
3) Mencuci tangan dengan air yang mengalir hanya dapat
menghilangkan kuman 25% dari tangan, sedangkan mencuci
tangan dengan air bersih yang mengalir dan sabun akan
dapat membersihkan kotoran dan membunuh kuman hingga
80% dari tangan (Hasyim, 2009)
Saat harus mencuci tangan yaitu:
1) Setiap kali tangan kita kotor (setelah memegang uang,
memegang binatang, berkebun)
2) Setelah buang air besar
3) Sebelum makan dan sebelum memegang makanan

b. Jajan di kantin sekolah yang sehat


Jajan bagi anak merupakan hal yang paling sering
dilakukan, dan hal ini dapat membahayakan apabila jajanan yang
mereka konsumsi tidak sehat, hal ini sesuai dengan penelitian
yang dilakukan di Bogor dimana telah ditemukan Salmonella
Paratyphi A di 25%-50% sampel minuman yang dijual di kaki
lima. Bakteri ini mungkin berasal dari es batu yang tidak
dimasak terlebih dahulu. Selain cemaran mikrobiologis, cemaran
kimiawi yang umum ditemukan pada makanan jajanan kaki lima
adalah penggunaan bahan tambahan pangan (BTP) ilegal
seperti borax (pengawet yang mengandung logam berat
Boron), formalin (pengawet yang digunakan untuk
mayat), rhodamin B (pewarna merah pada tekstil),
dan methanil yellow (pewarna kuning pada tekstil)
(Judwarwanto,2008).
Menurut Depkes RI (2001) alasan tidak boleh jajan di
sembarang tempat, harus di kantin sekolah karena:
1) Makanan dan minuman yang dijual cukup bergizi, terjamin
kebersihannya, terbebas dari zat-zat berbahaya dan
terlindung dari serangga dan tikus.
2) Makanan yang bergizi akan meningkatkan kesehatan dan
kecerdasan siswa, sehingga siswa menjadi lebih berprestasi
di sekolah.
3) Tersedianya air bersih yang mengalir dan sabun untuk
mencuci tangan dan peralatan makan.
4) Tersedianya tempat sampah yang tertutup dan saluran
pembuangan air kotor.
5) Adanya pengawasan secara teratur oleh guru, siswa dan
komite sekolah.

c. Membuang sampah pada tempatnya


Membuang sampah pada tempatnya merupakan cara
sederhana yang besar manfaatnya untuk menjaga kebersihan
lingkungan, namun sangat susah untuk diterapkan. Hasil
penelitian ini sesuai dengan pernyataan oleh Andang Binawan
yang menyebutkan bahwa kebiasaan membuang sampah
sembarangan dilakukan hampir di semua kalangan masyarakat,
tidak hanya warga miskin, bahkan mereka yang berpendidikan
tinggi pun melakukannya (Kartiadi, 2009).
Alasan harus membuang sampah ditempatnya adalah
karena sampah adalah suatu bahan yang terbuang atau dibuang
dari sumber hasil aktivitas manusia maupun alam. Selain kotor,
tidak sedap dipandang mata, sampah juga mengundang kuman
penyakit. Oleh karena itu sampah harus dibuang di tempat
sampah.
Secara garis besar, Depkes RI (2001)
membedakan sampah menjadi tiga jenis, yaitu:
1) Sampah anorganik atau kering, yang tidak dapat mengalami
pembusukan secara alamiah, contoh: logam, besi, kaleng,
plastik, karet, atau botol.
2) Sampah organik atau basah, yang dapat mengalami
pembusukan secara alami, contoh: sampah dapur, sampah
restoran, sisa sayuran, rempah-rempah, atau sisa buah.
3) Sampah berbahaya, contoh: baterai, botol racun nyamuk,
atau jarum suntik bekas.

d. Mengikuti kegiatan olahraga di sekolah (Gunarsa, S 2001):


Olahraga adalah serangkaian gerak raga yang teratur dan
terencana untuk memelihara gerak (mempertahankan hidup) dan
meningkatkan kemampuan gerak (meningkatkan kualitas hidup).
Olahraga adalah suatu bentuk aktivitas fisik yang terencana dan
terstruktur, yang melibatkan gerakan tubuh berulang-ulang dan
ditujukan untuk meningkatkan kebugaran jasmani.
Alasan mengikuti kegiatan olahraga di sekolah adalah
untuk memelihara kesehatan fisik dan mental agar tetap sehat
dan tidak mudah sakit. Selain itu juga untuk pertumbuhan dan
perkembangan fisik. Manfaat olahraga antara lain:
1) Terhindar dari penyakit jantung, stroke, osteoporosis,
kanker, tekanan darah tinggi, kencing manis
2) Berat badan terkendali
3) Otot lebih lentur dan tulang lebih kuat
4) Bentuk tubuh menjadi ideal dan proporsional
5) Lebih percaya diri
6) Lebih bertenaga dan bugar
7) Keadaan kesehatan menjadi lebih baik

e. Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap


6 bulan
Mengukur berat dan tinggi badan merupakan salah satu
upaya untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangan anak.
Dengan diketahuinya tingkat pertumbuhan dan perkembangan
anak maka dapat memberikan masukan untuk peningkatan
konsumsi makanan yang bergizi bagi pertumbuhan anak.
Sedangkan untuk mengetahui pertumbuhan seorang anak normal
atau tidak, bisa diketahui melalui cara membandingkan ukuran
tubuh anak yang bersangkutan dengan ukuran tubuh anak seusia
pada umumnya. Apabila anak memiliki ukuran tubuh melebihi
ukuran rata-rata anak yang seusia pada umumnya, maka
pertumbuhannya bisa dikatakan maju. Sebaliknya bila
ukurannya lebih kecil berarti pertumbuhannya lambat.
Pertumbuhan dikatakan normal apabila ukuran tubuhnya sama
dengan ukuran rata-rata anak-anak lain seusianya.
Manfaat penimbangan siswa setiap 6 bulan di sekolah (Depkes,
2001) antara lain:
1) Untuk mengetahui apakah siswa tumbuh sehat.
2) Untuk mengetahui dan mencegah gangguan
pertumbuhan siswa.
3) Untuk mengetahui siswa yang dicurigai gizi kurang dan gizi
lebih, sehingga jika ada kelainan yang berpengaruh langsung
dalam proses belajar di sekolah, dapat segera dirujuk ke
Puskesmas.

f. Tidak merokok di sekolah


Rokok mengandung kurang lebih 4.000 elemen-elemen,
dan setidaknya 200 diantaranya dinyatakan berbahaya bagi
kesehatan. Racun utama pada rokok adalah tar, nikotin, dan
karbon monoksida.Oleh karena itu kebiasaan merokok harus
dihindarkan sejak dini mulai dari tingkat sekolah dasar
(Wastuwibowo, 2008).
Alasan tidak boleh merokok di sekolah karena rokok
ibarat pabrik bahan kimia. Dalam satu batang rokok yang diisap
akan dikeluarkan sekitar 4.000 bahan kimia berbahaya
diantaranya yang paling berbahaya adalah nikotin,
tar, dan karbon monoksida. Nikotin menyebabkan ketagihan dan
merusak jantung serta aliran darah, tar menyebabkan kerusakan
sel paru-paru dan kanker, sedangkan karbon
monoksida menyebabkan berkurangnya kemampuan darah
membawa oksigen, sehingga sel-sel tubuh akan mati.
Menurut Depkes RI (2003), seorang perokok dibedakan
menjadi dua, yaitu:
1) Perokok aktif
Adalah orang yang merokok secara rutin walaupun
itu cuma 1 batang dalam sehari. Atau orang yang menghisap
rokok walau tidak rutin sekalipun atau hanya sekedar coba-
coba.
2) Perokok pasif
Adalah orang yang bukan perokok, tetapi menghirup
asap rokok orang lain atau orang yang berada dalam satu
ruangan tertutup dengan orang yang sedang merokok.

Bahaya merokok (Depkes RI, 2003), antara lain:


1) Menyebabkan kerontokan rambut
2) Gangguan pada mata, seperti katarak
3) Kehilangan pendengaran lebih awal dibanding bukan
perokok
4) Menyebabkan penyakit paru-paru, jantung dan kanker
5) Merusak gigi dan menyebabkan bau mulut yang tidak sedap
6) Tulang lebih mudah keropos

g. Memberantas jentik nyamuk di sekolah secara rutin (Depkes RI,


2001):
Memberantas jentik di sekolah adalah kegiatan
memeriksa tempat-tempat penampungan air bersih yang ada di
sekolah (bak mandi, kolam) apakah bebas dari jentik nyamuk
atau tidak. Kegiatan memberantas jentik nyamuk di sekolah
diantaranya:
1) Lakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dengan cara
3 M plus (menguras, menutup, mengubur, plus menghindari
gigitan nyamuk)
2) PSN merupakan kegiatan memberantas telur, jentik, dan
kepompong nyamuk penular berbagai penyakit, seperti
demam berdarah, demam dengue, chikungunya,
malaria, filariasis (kaki gajah) di tempat-tempat
perkembangbiakannya.
3) Tiga (3) M plus adalah tiga cara plus yang dilakukan pada
saat PSN, yaitu:
a) Menguras dan menyikat tempat-tempat penampungan air
seperti bak mandi, kolam, tatakan pot kembang
b) Menutup rapat-rapat tempat penampungan air, seperti
lubang bak kontrol, lubang pohon, lekukan-lekukan yang
dapat menampung air hujan
c) Mengubur atau menyingkirkan barang-barang bekas
yang dapat menampung air, seperti ban bekas, kaleng
bekas, plastik-plastik yang dibuang sembarangan (bekas
botol atau gelas air mineral, plastik kresek)
d) Plus menghindari gigitan nyamuk, yaitu:
(1) Memakai obat yang dapat mencegah gigitan nyamuk,
misalnya memakai obat nyamuk oles atau diusap ke
kulit
(2) Mengupayakan pencahayaan dan ventilasi yang
memadai
(3) Memperbaiki saluran dan talang air yang rusak
(4) Menaburkan larvasida (bubuk pembunuh jentik) di
tempat-tempat yang sulit dikuras, misalnya di talang
air atau di daerah sulit air.
(5) Memelihara ikan pemakan jentik di kolam atau bak
penampung air, misalnya ikan cupang, ikan nila
(6) Menanam tumbuhan pengusir nyamuk, misalnya
zodia, lavender, rosemary

h. Buang air besar dan buang air kecil di jamban sekolah(Depkes


RI, 2001):
Jamban adalah suatu ruangan yang mempunyai fasilitas
pembuangan kotoran manusia, yang terdiri atas tempat jongkok
atau tempat duduk dengan leher angsa atau tanpa leher angsa
(cemplung), yang dilengkapi dengan unit penampungan kotoran
dan air untuk membersihkannya. Jenis jamban ada dua, yaitu:
1) Jamban cemplung
Jamban yang penampungannya berupa lubang
berfungsi menyimpan dan meresapkan cairan kotoran/ tinja
ke dalam tanah dan mengendapkan kotoran ke dasar lubang.
Untuk jamban cemplung diharuskan ada penutup agar tidak
berbau.
2) Jamban tangki septik atau leher angsa
Jamban berbentuk leher angsa yang penampungannya
berupa tangki septik kedap air yang berfungsi sebagai wadah
proses penguraian atau dekomposisi kotoran manusia yang
dilengkapi dengan resapannya.

Syarat jamban sehat yaitu:


1) Tidak mencemari sumber air minum (jarak antara sumber air
minum dengan lubang penampungan minimal 10 meter)
2) Tidak berbau
3) Kotoran tidak dapat dijamah oleh serangga dan tikus
4) Tidak mencemari tanah disekitamya
5) Mudah dibersihkan dan aman digunakan
6) Dilengkapi dinding dan atap pelindung
7) Penerangan dan ventilasi cukup
8) Lantai kedap air dan luas ruangan memadai
9) Tersedia air, sabun, dan alat pembersih

N. Sumber Bacaan
1. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. 2012. Online
(http://luriaingrassia.blogspot.co.id/2012/03/phbs-perilaku-hidup-
bersih-dan-sehat.html)
2. PHBS di Sekolah Dasar. 2015. Online
(https://dokumen.tips/education/phbs-di-sekolah-dasar.html)

Anda mungkin juga menyukai