PENYULUHAN KESEHATAN
O
L
E
H
A. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah mendapatkan penyuluhan ini, diharapkan ibu yang
memiliki bayi mampu mengerti dan menerapkan pentingnya pemberian
makanan tambahan pada bayi diwaktu yang tepat.
2. Tujuan Khusus
a. Meningkatkan berat badan balita yang memiliki berat badan kurang
dari normal.
b. Memberikan informasi tentang pemberian makan yang tepat untuk
balita pada ibu yang memiliki balita.
B. Materi
Pentingnya Pemberian Makanan Tambahan pada Bayi
C. Waktu
15 menit
D. Metode
Metode dan Media yang digunakan yaitu :
1. Ceramah Tanya Jawab
2. Diskusi
F. Lembar Bacaan
1. Pengertian PMT
Makanan atau minuman yang mengandung zat gizi yang
diberikan kepada bayi atau anak berusia 6-24 bulan untuk memenuhi
kebutuhan gizi selain dari ASI (Depkes, 2006).
Pemberian makanan tambahan adalah memberi makanan lain
selain ASI untuk mengisi kesenjangan antara kebutuhan nutrisi dengan
jumlah yang didapat dari ASI (Rosidah, 2008).
2. Jenis-jenis PMT
a. Makanan Tambahan Lokal
Makanan tambahan lokal adalah makanan tambahan yang diolah
di rumah tangga atau Posyandu, terbuat dari bahan makanan yang
tersedia setempat, mudah diperoleh dengan harga terjangkau oleh
masyarakat, dan memerlukan pengolahan sebelum dikonsumsi oleh
bayi. Makanan tambahan lokal ini disebut juga dengan makanan
pendamping ASI lokal (Depkes, 2006)
Pemberian makanan tambahan lokal memiliki beberapa dampak
positif, antara lain ibu lebih memahami dan terampil dalam
membuat makanan tambahan dari pangan lokal sesuai dengan
kebiasaan dan sosial budaya setempat, sehingga ibu dapat
melanjutkan pemberian makanan tambahan secara mandiri,
meningkatkan partisipasi dan pemberdayaan masyarakat serta
memperkuat kelembagaan seperti Posyandu dan Puskesmas,
memiliki potensi meningkatkan pendapatan masyarakat melalui
penjualan hasil pertanian dan sebagai sarana dalam pendidikan atau
penyuluhan gizi (Depkes, 2006).
Hal yang perlu diperhatikan dalam menyiapkan makanan bayi di
rumah antaranya menyiapkan makanan bayi dengan mengikuti cara-
cara yang bersih dan higiene, menggunakan bahan makanan yang
segar dan beku, melakukan metode masak yang baik di antaranya
pengukusan lebih baik dari perebusan dan penyaringan lebih baik
dari penggorengan, menambahkan sedikit gula bila dibutuhkan dan
tidak memberi madu pada tahun pertama usia bayi karena
kemungkinan madu mengandung Clostridium bolituniumyang tidak
aman bagi bayi, menghaluskan atau membuat pure (bubur) buah
segar yang dicuci bersih dan dikupas seperti pisang, pepaya, pir dan
melon, serta makanan bayi yang dimasak dirumah dapat segera
dibekukan atau disimpan dalam wadah tertutup dan disimpan di
dalam lemari es selama satu atau dua hari kemudian di panaskan dan
segera diberikan pada bayi (Depkes, 2006)
b. Makanan Tambahan Olahan Pabrik
Makanan tambahan hasil olahan pabrik adalah makanan yang
disediakan dengan olahan yang bersifat instan dan beredar dipasaran
untuk menambah energi dan zat-zat gizi esensial pada bayi (Depkes,
2006). Makanan tambahan pabrik disebut juga makanan
pendamping ASI pabrikan atau makanan komersial. Secara
komersial, makanan bayi tersedia dalam bentuk tepung campuran
instan atau biskuit yang dapat dimakan secara langsung atau dapat
dijadikan bubur.
Makanan tambahan pabrikan seperti bubur susu diperdagangkan
dalam keadaan kering, sehingga tidak perlu dimasak lagi dan dapat
diberikan pada bayi setelah mendapat air matang seperlunya. Bubur
susu terdiri dari tepung serealia seperti beras, maizena, terigu
ditambah susu dan gula dan bahan perasa lainnya. Makanan
tambahan pabrikan yang lain seperti nasi tim yakni bubur beras
dengan tambahan daging, ikan atau hati serta sayuran wartel dan
bayam, dimana untuk bayi kurang dari sepuluh bulan nasi tim harus
disaring atau diblender terlebih dahulu. Selain makanan tambahan
bayi lengkap (bubur susu dan nasi tim) beredar pula berbagai
macam tepung mentah maupun yang sudah matang (pre-cooked)
(Pudjiadi, 2008)
Makanan tambahan yang baik adalah makanan yang kaya energi,
protein dan mikronutrien (terutama zat besi, zink, kalsium, vitamin
A, vitamin C dan fosfat), bersih dan aman, tidak ada bahan kimia
yang berbahaya atau toksin, tidak ada potongan tulang atau bagian
yang keras yang membuat bayi tersedak, tidak terlalu panas, tidak
pedas atau asin, mudah dimakan bayi, disukai bayi, mudah
disiapkan dan harga terjangkau (Rosidah, 2004).
6 – 8 bulan ASI
Bubur Susu 1
Nasi Tim Saring 1
8 – 10 bulan ASI
Buah 1
Bubur Susu 1
Nasi Tim Dihaluskan 2
10 – 12 bulan ASI
Buah 1
Nasi Tim 3
12 – 24 bulan ASI
Nasi Tim atau Makanan 1
Makanan Kecil 1
Sumber: Pudjiadi, 2008
G. Referensi
1. Pentingnya Pemberian ASI dan MPASI pada Bayi. 2015. (Online)
(https://keluarga.com/1541/pentingnya-pemberian-asi-dan-mpasi-pada-
bayi)
2. Rekomendasi Jadwal, Jumlah Dan Jenis Pemberian Makan Pada Bayi.
2009. (Online) (https://klinikgizi.com/2009/08/27/rekomendasi-jadwal-
jumlah-dan-jenis-pemberian-makan-pada-bayi/)
MODUL 2
MODUL 2
A. Tujuan
1. Tujuan Umum
Menambah wawasan pada anak sekolah tentang Cuci Tangan
Pakai Sabun (CTPS), pentingnya Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS),
manfaat Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) untuk terhindar dari
segala penyakit.
2. Tujuam Khusus
a. Meningkatkan pemahaman dan pengetahuan anak sekolah
tentang tata cara Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) yang baik
dan benar
b. Mengajak anak sekolah untuk rajin melakukan Cuci Tangan
Pakai Sabun (CTPS) sebelum makan agar terhindar dari kuman-
kuman dan tidak mudah teserang penyakit.
B. Materi
Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS)
C. Waktu
30 menit
D. Metode
Metode yang digunakan yaitu :
1. Demonstrasi
2. Tanya jawab
F. Lembar bacaan
Referensi
1. Cara Mencuci Tangan Yang Baik dan Benar. 2017. Online
(http://www.caramedika.com/2017/01/cara-mencuci-tangan-yang-
baik-dan-benar-menurut-depkes-dan-who.html)
2. Manfaat Cuci Tangan Bagi Kesehatan. 2013. Online
(http://faradilafaruk.blogspot.co.id/2013/03/manfaat-cuci-tangan-
bagi-kesehatan.html)
MODUL 3
MODUL 3
A. Tujuan
1. Tujuan Umum
Dengan diadakannya penyuluhan tentang Prilaku Hidup
Bersih dan Sehat (PHBS) Rumah Tangga diharapkan semua
kalangan masyarakat dapat mengerti apa itu Perilaku Hidup
Bersih Dan Sehat, serta meningkatkan dukungan dan peran aktif
petugas kesehatan, petugas lintas sektor, organisasi masyarakat,
LSM, tokoh masyarakat dan tim penggerak PKK dalam
pembinaan Prilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Rumah
Tangga.
2. Tujuan Khusus
a. Meningkatnya pengetahuan, kemauan dan kemampuan
anggota rumah tangga untuk melaksanakan Prilaku
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Rumah Tangga.
b. Berperan aktif dalam gerakan Prilaku Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS) Rumah Tangga di masyarakat.
B. Materi
Prilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Rumah Tangga.
C. Waktu
90 menit.
D. Metode
Metode yang dipakai :
1. Diskusi
2. Demonstrasi
3. Ceramah Tanya Jawab
G. Sumber Bacaan
1. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. 2011. (Online),
(http://www.perdhaki.org/content/perilaku-hidup-bersih-dan-sehat)
2. Pusat Promosi Kesehatan. 2012. Promosi Kesehatan Dalam
Pencapaian Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). (Online).
(http://www.promosikesehatan.com/?act=program&id=12)
MODUL 4
MODUL 4
H. Tujuan
3. Tujuan Umum
Dengan diadakannya penyuluhan tentang Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat (PHBS) Sekolah diharapkan semua kalangan
masyarakat dapat mengerti apa itu Perilaku Hidup Bersih Dan
Sehat (PHBS), serta meningkatkan dukungan dan peran aktif
petugas kesehatan, petugas lintas sektor, organisasi masyarakat,
dan orang tua murid dalam pembinaan Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat (PHBS) Sekolah.
4. Tujuan Khusus
c. Meningkatnya pengetahuan, kemauan dan kemampuan
murid dan lingkungan sekolah untuk melaksanakan
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Sekolah.
d. Berperan aktif dalam gerakan Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS) Sekolah.
I. Materi
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Sekolah.
J. Waktu
60 menit.
K. Metode
Metode yang dipakai :
4. Diskusi
5. Demonstrasi
6. Ceramah Tanya Jawab
4. Sasaran
Sasaran PHBS di tatanan institusi pendidikan adalah seluruh
anggota keluarga institusi pendidikan. Menurut Dinas Kesehatan
Kota Surabaya (2009) terbagi dalam:
a. Sasaran Primer
Adalah sasaran utama dalam institusi pendidikan yang
akan diubah perilakunya atau murid dan guru yang bermasalah
(individu atau kelompok dalam institusi pendidikan yang
bermasalah
b. Sasaran Sekunder
Adalah sasaran yang dapat mempengaruhi individu dalam
institusi pendidikan yang bermasalah, misalnya kepala sekolah,
guru, orang tua murid, kader kesehatan sekolah, tokoh
masyarakat, petugas kesehatan dan lintas sektor terkait, PKK.
c. Sasaran Tersier
Adalah sasaran yang diharapkan dapat menjadi unsur
pembantu dalam menunjang atau mendukung pendanaan,
kebijakan, dan kegiatan untuk tercapainya pelaksanaan PHBS di
institusi pendidikan, misalnya kepala desa, lurah, camat, kepala
Puskesmas, Diknas, guru, tokoh masyarakat, dan orang tua
murid.
6. Indikator PHBS
a. Mencuci tangan dengan air bersih yang mengalir dan sabun
Kebiasaan mencuci tangan masyarakat Indonesia masih
belum baik. Terlihat dari kebiasaan mencuci tangan dengan
menggunakan semangkuk air atau kobokan untuk membasuh
tangan sebelum makan. Padahal kebiasan sehat mencuci tangan
dengan air bersih mengalir dan sabun dapat menyelamatkan
nyawa dengan mencegah penyakit (Hasyim, 2009).
Alasan seseorang harus mencuci tangan dengan air bersih dan
sabun adalah:
1) Air yang tidak bersih banyak mengandung kuman dan
bakteri penyebab penyakit. Bila digunakan, kuman
berpindah ke tangan.
2) Pada saat makan, kuman dengan cepat masuk ke dalam
tubuh, yang bisa menimbulkan penyakit (Depkes RI, 2001).
3) Mencuci tangan dengan air yang mengalir hanya dapat
menghilangkan kuman 25% dari tangan, sedangkan mencuci
tangan dengan air bersih yang mengalir dan sabun akan
dapat membersihkan kotoran dan membunuh kuman hingga
80% dari tangan (Hasyim, 2009)
Saat harus mencuci tangan yaitu:
1) Setiap kali tangan kita kotor (setelah memegang uang,
memegang binatang, berkebun)
2) Setelah buang air besar
3) Sebelum makan dan sebelum memegang makanan
N. Sumber Bacaan
1. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. 2012. Online
(http://luriaingrassia.blogspot.co.id/2012/03/phbs-perilaku-hidup-
bersih-dan-sehat.html)
2. PHBS di Sekolah Dasar. 2015. Online
(https://dokumen.tips/education/phbs-di-sekolah-dasar.html)