PEMBAHASAN
A. PEMBAHASAN UMUM
Model Praktik Keperawatan Profesional adalah suatu sistem (struktur, proses, dan nilai
– nilai profesional), yang memfasilitasi perawat profesional, mengatur pemberian asuhan
keprawatan, termasuk lingkungan tempat asuhan keperawatan itu di berikan (Ratna Sitorus
dan Yuli, 2006). Menurut Grant & Massey (1997) dan Marquis & Huston (1998) ada 4 metode
pemberian asuhan keperawatan profesional yang sudah ada dan akan terus dikembangkan
di masa depan dalam menghadapi tren pelayanan keperawatan, yaitu:
3
Metode Manajemen Kasus |4
rencana pulang klien jika diperlukan. Jika perawat primer sedang tidak bertugas ,
kelanjutan asuhan akan didelegasikan kepada perawat lain (associate nurse)
Metode penugasan dimana satu orang perawat bertanggung jawab penuh
selama 24 jam terhadap asuhan keperawatan pasien mulai dari pasien masuk sampai
keluar rumah sakit. Mendorong praktik kemandirian perawat, ada kejelasan antara si
pembuat rencana asuhan dan pelaksana. Metode primer ini ditandai dengan adanya
keterkaitan kuat dan terus menerus antara pasien dan perawat yang ditugaskan untuk
merencanakan, melakukan dan koordinasi keperawatan selama pasien dirawat.
4. Model Praktik Keperawatan Profesional (MPKP) Tim
Metode tim merupakan suatu metode pemberian asuhan keperawatan dimana
seorang perawat profesional memimpin sekelompok tenaga keperawatan dalam
memberikan asuhan keperawatan kelompok klien melalui upaya kooperatif dan
kolaboratif ( Douglas, 1984). Model tim didasarkan pada keyakinan bahwa setiap
anggota kelompok mempunyai kontribusi dalam merencanakan dan memberikan
asuhan keperawatan sehingga timbul motivasi dan rasa tanggung jawab perawat yang
tinggi sehingga diharapkan mutu asuhan keperawatan meningkat. Menurut Kron &
Gray (1987) pelaksanaan model tim harus berdasarkan konsep berikut:
a. Ketua tim sebagai perawat profesional harus mampu menggunakan tehnik
kepemimpinan.
b. Komunikasi yang efektif penting agar kontinuitas rencana keperawatan
terjamin.
c. Anggota tim menghargai kepemimpinan ketua tim.
d. Peran kepala ruang penting dalam model tim. Model tim akan berhasil baik bila
didukung oleh kepala ruang.
Metode ini menggunakan tim yang terdiri dari anggota yang berbeda- beda dalam
memberikan asuhan keperawatan terhadap sekelompok pasien. Perawat ruangan dibagi
menjadi 2 – 3 tim/ group yang terdiri dari tenaga professional, tehnikal dan pembantu
dalam satu grup kecil yang saling membantu. Dalam penerapannya ada kelebihan dan
kelemahannya yaitu (Nursalam, 2002):
1) Kelebihan :
c. Memungkinkan komunikasi antar tim sehingga konflik mudah diatasi dan memberi
kepuasan kepada anggota tim.
2) Kelemahan :
Komunikasi antar anggota tim terbentuk terutama dalam bentuk konferensi tim,
yang biasanya membutuhkan waktu dimana sulit untuk melaksanakan pada waktu-waktu
sibuk
B. DEFINISI
Menurut American Nurses Association (1988), Manajemen kasus adalah suatu sistem
pemberian pelayanan kesehatan yang didesain untuk memfasilitasi pencapaian tujuan pasien
yang diharapkan dalam kurun waktu perawatan di rumah sakit.
ANA dalam Marquis dan Hutson (2000) mengatakan bahwa manajemen kasus
merupakan proses pemberian asuhan kesehatan yang bertujuan mengurangi fragmentasi,
meningkatkan kualitas hidup, dan efisiensi pembiayaan.
Focus pertama manajemen kasus adalah integrasi, koordinasi dan advokasi klien,
keluarga serta masyarakat yang memerlukan pelayanan yang ektensif. Metode manajemen
kasus meliputi beberapa elemen utama yaitu, pendekatan berfokus pada klien, koordinasi
asuhan dan pelayanan antar institusi, berorientasi pada hasil, efisiensi sumber dan kolaborasi
(Sitorus, 2006).
2. Perawat primer
1) Membuat perencanaan asuhan keperawatan
2) Mengadakan tindakan kolaborasi
3) Memimpin timbang terima
4) Mendelegasikan tugas
5) Memimpin ronde keperawatan
6) Evaluasi pemberian asuhan keperawatan
7) Bertanggung jawab terhadap klien
8) Memberi petunjuk jika klien akan pulang
9) Mengisi resume keperawatan
3. Perawat Associate
1) Memberikan asuhan keperawatan
2) Mengikuti timbang terima
3) Melaksanakan tugas yang didelegasikan
4) Mendokumentasikan tindakan
5) Melaporkan asuhan keperawatan yang dilaksanakan