Anda di halaman 1dari 15

ANALISIS JURNAL MANAJEMEN KEPERAWATAN

Dosen Pembimbing : Indrayadi S. Kep., Ns, M. Kep

Disusun Oleh :

Nama : Kasran
Nim : 11409714017
Tingka : III. A
t

AKADEMI KEPERAWATAN KESDAM VI/TANJUNGPURA

BANJARMASIN

2017
A. Judul

Analisis Pengaruh Persepsi Perawat Pelaksana Tentang Fungsi Manajerial Kepala

Ruang Terhadap Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Di Ruang Rawat Inap

Rumah Sakit Swasta Di Semarang

Penulis Jurnal : Tri Haryanti, Tri Ismu Pujianto, Ni Nyoman Adinatha

B. Penerbit

Publisher Group : Universitas Muhammadiyah Semarang

C. Kelebihan jurnal

1. Adanya tujuan yang jelas dalam memalukan penelitian ini.

2. Dalam penelitian penjabaran teori cukup jelas, sehingga pemebaca bisa lebih

mengerti apa yang selanjutkan akan di jelaskan peneliti.

3. Metode penelitian sangat baik, hasil yang didapatkan langsung dijabarkan

dan dijelaskan.

D. Kekurangan jurnal

1. Manfaat jurnal tidak dicantumkan.

2. Jurnal ini tidak menjelaskan dampak yang terjadi jika terjadi kesenjangan

pada hubungan antara sipervisis kepala ruangan dengan pendokumentasian

asuhan keperawatan.

E. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian terhadap 57 responden untuk mengetahui

Hubungan Persepsi Perawat Pelaksana tentang Fungsi Manajerial Kepala Ruang

Terhadap Pelaksanaan Pendokumentasian Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat

Inap RS Swasta di Semarang, maka didapat kesimpulan bahwa :

1. Mayoritas persepsi perawat pelaksana tentang fungsi manajerial kepala ruang

seperti fungsi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengawasan dan

pengendalian cukup baik.

2. Mayoritas perawat pelaksana dalam pelaksanaan pendokumentasian asuhan

keperawatannya di Ruang Rawat Inap RS Panti Wilasa Citarum Semarang baik.

3. Ada hubungan antara persepsi perawat pelaksana tentang fungsi manajerial

kepala ruang terhadap pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan di

ruang rawat inap RS Panti Wilasa Citarum Semarang (p=0.027).


LAMPIRAN

ANALISIS PENGARUH PERSEPSI PERAWAT PELAKSANA TENTANG

FUNGSI MANAJERIAL KEPALA RUANG TERHADAP

PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN DI RUANG

RAWAT

INAP RUMAH SAKIT SWASTA DI SEMARANG

Tri Haryanti*Tri Ismu Pujianto**Ni Nyoman Adinatha

ABSTRACT

Background: This research background by a management function has not been a

good head space as functions of planning, organizing, directing, monitoring and

controling. Nursing management is the coordination and integration of nursing

resources by applying the management process to achieve the goal, objectivity

nursing care and nursing services. Good managerial function in nursing

management is critical nursing care in the inpatient nurse practitioner in carrying

out documentation of nursing care to clients. Purpose: This study aims to analyze

the effect of implementing the nurse's perception of the function manjerial head

space of the implementation of documenting nursing care in the inpatient hospital

nursing Wilasa Citarum Semarang. Methods: The method of research is a

kuantitatif study with cross – sectional study. The research population is 57 nurse

practitioner in the inpatient Orchid lounge, Cempaka, Dahlia and Flamboyan.

Results: The result shows the perception of the nurse practitioner about
managerial functions well enough head room (68.4%), the implementation of

good documentation of nursing care (42.1%). Conclusion: a relationship between

the perception of the nurse practitioner about managerial function head space of

the implementation of nursing documentation in patient wards (p = 0027).

Keywords : perception, Managerial function, and documentation askep

Bibliografi : 21 (1991 - 2010)


Jurnal Managemen Keperawatan . Volume 1, No. 2, November 2013; 131-137

132

PENDAHULUAN Proses manajemen dibagi dalam 5


fase yaitu: planning, organizing,
Rumah sakit merupakan organisasi
staffing, directing dan controlling
yang sangat kompleks dan juga yang merupakan satu siklus yang
komponen yang sangat penting saling berkaitan satu sama lain
dalam upaya peningkatan status (Siswanto, 2008). Untuk dapat
kesehatan bagi masyarakat. Salah menerapkan manajemen keperawatan
satu fungsi rumah sakit adalah
diruang rawat inap diperlukan
menyelenggarakan pelayanan dan
seorang kepala ruang yang
asuhan keperawatan yang merupakan memenuhi standar sebagai
manajerial. Menurut Hubberd (2000)
bagian dari sistem pelayanan
seorang manajer diharapkan mampu
kesehatan dengan tujuan memelihara
mengelola pelayanan keperawatan
kesehatan masyarakat seoptimal
diruang rawat inap dengan
mungkin. Rumah sakit sebagai salah
menggunakan pendekatan
satu tatanan pemberi jasa pelayanan
manajemen keperawatan yaitu
kesehatan harus mampu
melalui fungsi perencanaan,
menyediakan berbagai jenis
pelayanan kesehatan yang bermutu, pengorganisasian, pengarahan,
institusi pelayanan pengawasan dan pengendalian.
Dokumentasi keperawatan
kesehatan yang kompleks, padat
merupakan unsur penting dalam
karya, padat pakar dan padat modal
sistem pelayanan kesehatan, karena
(Ilyas, 2000).
dengan adanya dokumentasi yang
Manajemen keperawatan merupakan baik informasi mengenai keadaan
pasien dapat diketahui secara
koordinasi dan integrasi dari
berkesinambungan. Dokumentasi
sumbersumber keperawatan dengan
juga merupakan aspek legal tentang
menerapkan proses manajemen
pembuatan asuhan keperawatan,
untuk mencapai tujuan, obyektivitas
secara lebih spesifik dokumentasi
asuhan keperawatan dan pelayanan
keperawatan dapat berfungsi sebagai
keperawatan (Hubberd, 2000).
sarana komunikasi antar profesi
kesehatan, sumber data untuk
pengelolaan pasien dan penelitian
serta sebagai barangbukti
pertanggungjawaban dan
pertanggunggugatan asuhan
keperawatan serta sebagai sarana asuhan keperawatan di ruang rawat
pemantauan asuhan keperawatan. inap Rumah Sakit Swasta di
Semarang.
Berdasarkan studi pendahuluan di
TINJAUAN TEORI
Rumah Sakit Swasta di Semarang
fungsi Persepsi
manajerial kepala ruang belum Persepsi adalah interprestasi tentang
sepenuhnya dilaksanakan, terutama apa yang diinderakan atau dirasakan
fungsi pengarahan, pengawasan dan oleh individu. Persepsi menurut
pengendalian belum dilakukan Bennet (1987) adalah proses kognitif
dengan baik. Hal yang berkaitan yang dialami oleh setiap orang dalam
dengan pelaksanaan pengawasan memahami informasi tentang
kepala ruang misalnya pada format lingkungannya, melalui indera dan
pengawasan melalui supervisi
tiap-tiap individu dapat memberi arti
langsung seperti mengobservasi
yang berbeda. Ini dapat dipengaruhi
kegiatan asuhan keperawatan yang
oleh: (1) tingkat pengetahuan dan
dilaksanakan perawat pelaksana,
pendidikan seseorang, (2) faktor
maupun supervisi tidak langsung
pada pemersepsi atau
dengan pemeriksaan dokumentasi
yang ada terkait dengan aktivitas pihak pelaku persepsi, (3) faktor
perawat pelaksana seperti catatan obyek atau target yang
dokumentasi belum dilaksanakan dipersepsikan, dan (4) faktor situasi
dengan baik. Dari pengalaman dimana Dari pihak pelaku persepsi
peneliti dilapangan menemukan dipengaruhi oleh karakteristik
belum adanya persamaan persepsi pribadi seperti sikap, motivasi,
dari perawat disetiap ruangan tentang kepentingan atau
pendokumentasian asuhan
Analisis Pengaruh Persepsi Perawat
keperawatan meskipun sudah
Pelaksana Tentang Fungsi
tersedia format asuhan keperawatan
Manajerial Kepala Ruang Terhadap
yang ditetapkan
Pendokumentasian Asuhan
oleh rumah sakit, ditunjukan oleh Keperawatan Di Ruang Rawat Inap
Rumah Sakit Swasta Di Semarang
pendokumentasian asuhan
minat, pengalaman dan pengharapan.
keperawatan yang tidak diisi atau
Ada variabel lain yang dapat
tidak lengkap.
menentukan persepsi yaitu umur,
TUJUAN PENELITIAN tingkat pendidikan, latar belakang
sosio ekonomi, budaya,
Menganalisis hubungan persepsi
perawat pelaksana tentang fungsi lingkungan fisik, pekerjaan,
manajerial kepala ruang dan kepribadian dan pengalaman hidup
pelaksanaan pendokumentasian individu. Sedangkan menurut Gibson
(1996) persepsi diri dalam bekerja keadaan sosial baik dari dalam
mempengaruhi sejauh mana maupun dari luar profesi
pekerjaan tersebut dapat memberikan
keperawatan yang bersifat konstan.
tingkat kepuasan dalam diri Peran juga bisa diartikan bentuk
seseorang. perilaku yang diharapkan dari
seseorang pada situasi sosial tertentu
Perawat Pelaksana
(Kozier Barban, 1995).
Perawat adalah seseorang yang
Manajemen Keperawatan
memiliki kemampuan serta
kewenangan tindakan keperawatan Manajemen keperawatan merupakan
berdasarkan ilmu yang dimilikinya
koordinasi dan integrasi sumber-
yang diperoleh melalui pendidikan
sumber keperawatan dengan
keperawatan (UU Kesehatan
menerapkan proses manajemen
no.23 th 1992, dikutip oleh La Ode untuk mencapai tujuan dan
Jumadi Gaffar, 1993). Ciri-ciri obyektifitas asuhan keperawatan dan
perawat professional menurut pelayanan keperawatan (Hubberd,
Handoko (1995) adalah lulusan 2000). Menurut Gillies (1994) proses
pendidikan tinggi keperawatan manajemen adalah rangkaian
minimal DIII keperawatan, mampu kegiatan input, proses, dan output.
melaksanakan asuhan keperawatan Sedangkan menurut Marquis &
dengan pendekatan proses Huston (2000) proses manajemen
keperawatan, mentaati kode etik, dibagi menjadi 5 tahap yaitu
mampu berkomunikasi dengan planning, organizing, staffing,
pasien, keluarga dan masyarakat, directing, dan controlling yang
serta dalam rangka penyuluhan merupakan satu siklus yang saling
kesehatan, secara berdaya guna dan berkaitan satu sama lain.
berhasil guna, mampu berperan
Kepala Ruang
sebagai agen pembaharu serta
mengembangkan ilmu dan Kepala ruangan adalah seorang
tekhnologi keperawatan. Salah satu tenaga perawatan professional yang
peran perawat adalah sebagai diberi tanggung jawab dan
perawat pelaksana. Salah satu peran wewenang dalam mengelola kegiatan
perawat adalah sebagai perawat pelayanan keperawatan disatu
ruangan rawat/ klinik. Seorang
pelaksana. Peran adalah seperangkat
kepala ruangan bertanggung jawab
tingkah laku yang diharapkan oleh akan terciptanya suasana
orang lain terhadap seseorang sesuai persaudaraan yang akrab diantara
staf keperawatan di bangsal,
kedudukannya, dalam suatu sistem
dimana semua itu dipengaruhi oleh sehingga mendorong mereka
berpartisipasi dalam tanggung
jawabnya memberikan pelayanan keperawatan, perencanaan,
keperawatan yang bermutu kepada implementasi dan evaluasi. Cara
masyarakat (Sugiyanto, 1999). ukur yang digunakan untuk penilaian
dokumentasi asuhan keperawatan
mengacu pada standar DepKes RI
Dokumentasi Asuhan menggunakan instrumen A.
Keperawatan
Ruang Rawat Inap
Dokumentasi keperawatan
Ruang rawat inap adalah tempat
merupakan unsur penting dalam
sistem pelayanan kesehatan, karena pelayanan pengobatan bagi penderita
dengan adanya dokumentasi yang
disuatu fasilitas pelayanan kesehatan
baik informasi mengenai keadaan
yang oleh karena penyakitnya
pasien dapat diketahui secara
penderita harus menginap difasilitas
berkesinambungan. Dokumentasi
kesehatan tersebut.Ruang rawat inap
juga merupakan aspek legal tentang
merupakan tempat pelayanan
pembuatan asuhan keperawatan.
kesehatan perorangan yang meliputi
Secara lebih spesifik dokumentasi
observasi, diagnosa, pengobatan,
keperawatan dapat berfungsi sebagai
keperawatan, rehabilitasi medik, dan
sarana komunikasi antar profesi
kesehatan, sumber data untuk menginap pada sarana kesehatan
pengelolaan pasien, penelitian, dan rumah sakit pemerintah ataupun
sebagai barang bukti swasta serta puskesmas perawatan
pertanggungjawaban dan yang oleh karena penyakitnya
pertanggunggugatan asuhan penderita harus menginap.
keperawatan serta sebagai sarana
METODE PENELITIAN
pemantauan asuhan keperawatan.
Dokumentasi keperawatan Jenis penelitian ini adalah penelitian
Dibuat berdasarkan pemecahan kuantitatif dengan menggunakan
masalah pasien, yang terdiri dari rancangan penelitian study cross-
format pengkajian, rencana sectional. Populasi dalam penelitian
keperawatan, catatan tindakan dan adalah para perawat pelaksana di
ruang rawat inap Ruang Anggrek,
catatan perkembangan pasien.
Ruang Cempaka, Ruang
Pendokumentasian asuhan
Dahlia dan Ruang Flamboyan
keperawatan
dengan
Adalah pencatatan proses asuhan
jumlah responden 57 responden yang
keperawatan yang dilakukan oleh
perawat pada format rekam medik dilaksanakan pada bulan Agustus –
asuhan keperawatan yang dimulai
Desember 2012. Kriteria Inklusi
dari tahap pengkajian, diagnosa
adalah perawat pelaksana yang
bersedia menjadi responden, Tabel 1. Distribusi Frekuensi
pendidikan minimal DIII persepsi perawatpelaksana tentang
Keperawatan, bekerja di RS Swasta fungsi manajerial kepalaruang di
di Semarang minimal 2 tahun dan ruang rawat inap RS Swasta di
sudah karyawan tetap, bertugas Semarang
disalah satu ruang Anggrek,
Cempaka, Dahlia dan Flamboyan.
Kriteria Eksklusi adalah perawat
yang tugas belajar, yang menjabat
struktural, sedang cuti, dan sedang
magang / orientasi.Teknik sampling Persepsi perawat f %
dalam penelitian ini adalah
Kurang baik 2 3.5
Proportionate Stratified Random
Sampling. Analisis statistik yang Cukup baik 39 8.4
digunakan dalam penelitian ini
Baik 16 28.1
menggunakan salah satu uji statistic
chi-squares yaitu digunakan untuk Total 57 100.0
mengukur variabel pada tingkat
Pendokumentasian Asuhan
ordinal dan nominal. Pada penelitian
ini persepsi perawat pelaksana Keperawatan
tentang fungsi manajerial kepala
Tabel 2. Distribusi Frekuensi
ruang menggunakan skala ordinal
Pendokumentasian Askep di ruang
dan pendokumentasian asuhan
rawat inap RS Swasta di Semarang
keperawatan dengan skala nominal.
Berdasarkan uji statistik dapat
Dokumentas Frekuens Persentas
disimpulkan Ho ditolak dan Ha
i Askep i e
diterima bila didapatkan nilai p < Kurang baik 8 14,0
0,05. Cukup baik 29 50,9
HASIL DAN PEMBAHASAN Baik 20 35,1
Total 57 100.0
Berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan peneliti diperoleh data
tentang variabel persepsi perawat Analisa Bivariat
pelaksana tentang fungsi manajerial
Hubungan persepsi perawat
kepala ruang dan pendokumentasian
pelaksana tentang fungsi manajerial
asuhan keperawatan.
kepala ruang terhadap pelaksanaan
Analisis Univariat Persepsi
pendokumentasian asuhan
Perawat
keperawatan di ruang rawat inap RS
Swasta di Semarang.
Tabel 3. Hubungan persepsi perawat pelaksana tentang fungsi manajerial kepala
ruang terhadap pelaksanaan pendokumentasian askep di Ruang Rawat Inap RS
Swasta di Semarang.
Persepsi Pendokumentasian Asuhan Keperawatan
perawat Kurang Cukup Baik Total P value
Kurang baik 2 0 0 100% 0.027
0% 0% 100%
Cukup baik 11 13 15 100%
28,2% 33,3% 38,5%
Baik 7 0 9 100%
43,8% 0% 56,3%
20 13 24 57
35,1% 22,8% 42,1% 100%
Pembahasan informasi tentang lingkungannya
melalui indera dan tiap-tiap individu
Analisa Bivariat
dapat memberi arti yang berbeda-
a Persepsi Perawat tentang fungsi beda (Bennet, 1987). Menurut
Gibson (1996) persepsi diri
manajerial kepala ruang
seseorang dalam bekerja akan
Hasil penelitian diketahui bahwa mempengaruhi sejauh mana
perawat pelaksana yang bekerja di pekerjaan tersebut dapat memberikan
ruang rawat inap RS Swasta di tingkat kepuasan dalam diri
Semarang mempunyai persepsi yang seseorang.
cukup baik tentang fungsi manajerial
b Persepsi Perawat tentang
kepala ruang mereka sebanyak 39
orang (68.4%).Persepsi adalah proses pendokumentasian asuhan
kognitif yang dialami oleh setiap
keperawatan
orang dalam memahami
Apabila dilihat dari hasil penelitian
ternyata persepsi perawat pelaksana inap RS Panti Wilasa Citarum
Semarang. Hal ini berkaitan dengan
terhadap pendokumentasian asuhan
interprestasi mereka tentang apa
keperawatan di ruang rawat inap yang
mayoritas responden menyatakan
dirasakan perawat pelaksana
baik yaitu sebanyak 24 orang
terhadap
(42.1%). Pelayanan keperawatan
dokumentasi keperawatan manajerial kepala ruang mereka.
merupakan unsur penting dalam
pelayanan sistem kesehatan, karena
dengan adanya dokumentasi yang Persepsi dari perawat pelaksana yang
baik informasi mengenai pasien berbeda-beda dimana ada nilai yang
dapat diketahui secara baik, tidak baik dan kurang baik
berkesinambungan. Dokumentasi saling mendukung karena penafsiran
juga merupakan data penting karena kesan indera tiap orang berbedabeda.
mengandung aspek legal tentang
Hal ini sesuai dengan teori persepsi
pembuatan asuhan keperawatan.
yang dikemukakan oleh Bennet
Pendokumentasian asuhan
(1987) bahwa persepsi merupakan
keperawatan merupakan pencatatan
proses kognitif yang dialami oleh
proses asuhan keperawatan yang
setiap orang dalam memahami
dilakukan oleh perawat pada format
informasi tentang lingkungannya
rekam medis asuhan keperawatan
melalui indera dan tiap-tiap individu
yang
dapat memberi arti yang berbeda. Ini
dimulai dari tahap pengkajian, dapat dipengaruhi oleh tingkat
diagnosa keperawatan, perencanaan, pengetahuan dan pendidikan
seseorang, faktor pemersepsi atau
implementasi dan evaluasi. Sebagai
pihak pelaku persepsi, faktor obyek
dokumen rahasia yang mencatat atau target yang dipersepsikan, dan
semua pelayanan keperawatan klien, faktor situasi dimana persepsi
catatan tersebut dapat diartikan dilakukan.Penilaian terhadap fungsi
sebagai suatu catatan bisnis dan
manajerial kepala ruang juga tidak
hukum yang mempunyai banyak
dapat
manfaat dan penggunaan.
dipisah-pisah antara fungsi
Analisa Univariat
manajemen yang satu dengan fungsi
Dalam penelitian ini menunjukan manajemen yang lain karena fungsi
bahwa persepsi perawat pelaksana manajemen merupakan satu kesatuan
tentang fungsi manajerial kepala yang secara simultan saling
ruang mereka mempengaruhi mempengaruhi untuk mencapai
pelaksanaan pendokumentasian tujuan organisasi. Hal ini sejalan
asuhan keperawatan di ruang rawat dengan teori Marquis & Huston
(2000) bahwa proses manajemen
yang terbagi menjadi 5 tahap yaitu
Saran
planning, organizing, staffing,
directing, dan kontroling Berdasarkan penelitian yang telah
merupakan satu siklus yang berkaitan dilakukan, maka penulis dapat
satu sama lain. memberikan saran sebagai berikut :
KESIMPULAN DAN SARAN 1. Bagi Institusi Kesehatan :
Hasil penelitian ini dapat
Kesimpulan
dijadikan referensi dalam
Berdasarkan penelitian terhadap 57 upaya meningkatkan
responden untuk mengetahui pelaksanaan standar asuhan
Hubungan Persepsi Perawat keperawatan di Rumah Sakit
Pelaksana tentang Fungsi Manajerial terutama di RS Panti Wilasa
Kepala Ruang Terhadap Pelaksanaan Citarum Semarang.Menjadi
Pendokumentasian Asuhan masukan bagi kepala ruang
Keperawatan di Ruang Rawat Inap untuk meningkatkan
RS Swasta di Semarang, maka kemampuan kepemimpinan
didapat kesimpulan bahwa : kepala ruang baik dengan
pelatihan manajemen
1. Mayoritas persepsi perawat
keperawatan maupun
pelaksana tentang fungsi
peningkatan jenjang
manajerial kepala ruang
pendidikan.Menjadi acuan
seperti fungsi perencanaan,
untuk rekruitmen dan seleksi
pengorganisasian,
kepala ruang dengan latar
pengarahan, pengawasan dan
pendidikan S-1 Keperawatan
pengendalian cukup baik.
(Ners) dan masa kerja
2. Mayoritas perawat pelaksana
diperhitungkan sebagai
dalam pelaksanaan
prasyarat.
pendokumentasian asuhan
2. Bagi Penelitian Selanjutnya :
keperawatannya di Ruang
Hasil penelitian ini dapat
Rawat Inap RS Panti Wilasa
sebagai sumber bacaan dan
Citarum Semarang baik.
wawasan bagi penelitian
3. Ada hubungan antara
selanjutnya tentang persepsi
persepsi perawat pelaksana
perawat, fungsi manajerial
tentang fungsi manajerial
kepala ruang, dan
kepala ruang terhadap
pendokumentasian asuhan
pelaksanaan
keperawatan. Dapat
pendokumentasian asuhan
dilakukan penelitian lebih
keperawatan di ruang rawat
lanjut dengan
inap RS Panti Wilasa
menggabungkan penelitian
Citarum Semarang (p=0.027).
kuantitatif dan kualitatif
untuk mendapatkan hasil
penelitian yang maksimal. Ilyas, Y. (2000). Perencanaan
Dapat dikembangkan dengan Sumber Daya Manusia
menambahkan faktor-faktor Rumah Sakit : Teori,
yang merupakan variabel Metode dan Formula.
confounding maupun variabel Edisi I. Jakarta : Pusat
yang lainnya. Kajian Ekonomi
Kesehatan FKM UI.
Keliat, B.A. (2000). Manajemen
Asuhan Keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA Jakarta : Tidak
dipublikasikan.
As’ad, M. (1991). Psikologi Industri.
Edisi IV. Cetakan 1. Marquis, B.L., & Huston, C.J.
Yogyakarta : Liberty. (2000). The Leadership
Rules and Management
Christensen, J.P., & Kenney, W.J.
Functions for Nursing :
(2009). Proses
Theory and Aplication 3
Keperawatan :Aplikasi
edition. Philadelphia :
Model Konseptual. Edisi
Lippincolt.
IV. Jakarta : EGC.
Nursalam. (2001). Proses dan
Craven, R.F., & Hirnle, C.J. (2000).
Dokumentasi
Fundamental of Nursing :
Keperawatan : Konsep
Human Health and
dan Praktik. Edisi I.
Function. 3 edition.
Jakarta : Salemba Medika.
Philadelphia : Lippincott.
Nursalam. (2002). Manajemen
Darmawan, D., & Riyadi, J. (2010).
Keperawatan : Aplikasi
Keperawatan Profesional.
dalam Praktek
Edisi I. Jogjakarta :
Keperawatan Profesional.
Gosyen Publishing.
Edisi I. Jakarta : Salemba
Gillies, D. A. (1994). Nursing Medika.
Management : A System
PPNI. (2001). Standar Praktik
Aproach. 3 edition.
Keperawatan. Draft
Philadelphia : WB
Saunders Company. Robbins, S.P. (1998).
Organizational
Hubberd, D. (2000). Leadership
Behaviour : Concepts,
Nursing and Care
Controversies, Aplication.
Management. Second
8 edition. New Jersey :
edition. Philadelphia : WB
Prentice-Hall Inc.
Saunders Company.
Riyanto, A. (2011A). Aplikasi
Metodologi Penelitian
Kesehatan. Edisi I.
Yogyakarta : Nuha
Medika.
Riyanto, A. (2011B). Pengolahan
Dan Analisis Data
Kesehatan. Edisis I.
Yogyakarta : Nuha Medika.
Sugiyono. (2008). Metode
Penelitian Kuantitatif,
Kualitatif dan R & D. Edisi
IV. Bandung : Alfabeta.
Suarli, S., & Bahtiar, Y. (2010).
Manajemen Keperawatan
dengan Pendekatan Praktis.
Bandung : Erlangga.
Susanto, N. (2010). Besar Sampel
Dalam Penelitian
Kesehatan. Yogyakarta :
Books.
Swansburg, R.C., & Swansburg, R.J.
(1999). Introductory
Management and
Leadership for Nurse. 2
edition. Toronto : Jonash
and Burtlet Publisher.
Tim Depkes RI. (1995). Instrumen
Evaluasi Penerapan Standar
Asuhan Keperawatan di
Rumah Sakit. Edisi IV.
Jakarta : Depkes RI.
Tim Pelatihan dan Pengembangan
RS Bethesda. (1999).
Manajemen Kepala Bangsal.
Disajikan untuk pelatihan
Manajemen Kepala Bangsal.
Tidak dipublikasikan.

Anda mungkin juga menyukai