OLEH :
ADENAN
Nim. PO712011838R
B. Manfaat
1. Bagi klien
Klien mendapatkan pelayanan yang lebih sempurna, holistik dan
komprehensif.
2. Bagi keluarga
Kegiatan home care dapat meringkankan beban, keluarga dan
membantu keluarga dalam pencegahan, pengobatan dan pemeliharaan
penyakit klien.
3. Bagi perawat
Perawat dapat mengaplikasikan pelayanan keperawatan mandiri
dibawah naungan legal dan etik keperawatan.
4. Bagi institusi
Home care dapat menjadi sumber masukan dana untuk institusi sendiri
atau home care menjadi sumber penghasilan bagi staf-staf yang berada di
institusi.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
3. Patologis
Alergen atau Antigen yang telah terikat oleh IgE yang menancap
pada permukaan sel mast atau basofil
Sesak napas
Hiperventilasi
4. Beberapa faktor yang sering menjadi pencetus serangan asma ialah:
a. Alergen, baik yang berupa inhalasi seperti debu rumah, tungau, serbuk sari,
bulu binatang, bulu kapas, debu kopi/teh, maupun yang berupa makanan
seperti udang, kepiting, zat pengawet, zat pewarna dsb.
b. Infeksi saluran napas, terutama oleh virus seperti Respiratory syncitial,
parainfluensa, dsb.
c. Ketegangan atau tekanan jiwa.
d. Olahraga/kegiatan jasmani, terutama lari.
e. Obat-obatan seperti penyekat beta, salisilat, kodein, dsb.
f. Polusi udara atau bau yang merangsang seperti asap rokok, semprot nyamuk,
parfum, asap industri, dsb.
5. Penatalaksanaan:
a. Waktu serangan.
1) Bronkodilator
a) Golongan adrenergik:
Adrenalin larutan 1 : 1000 subcutan. 0,3 cc ditunggu selama 15 menit,
apabila belum reda diberi lagi 0,3 cc jika belum reda, dapat diulang
sekali lagi 15 menit kemudian. Untuk anak-anak diberikan dosis lebih
kecil 0,1 – 0,2 cc.
b) Golongan methylxanthine:
Aminophilin larutan dari ampul 10 cc berisi 240 mg. Diberikan secara
intravena, pelan-pelan 5 – 10 menit, diberikan 5 – 10 cc. Aminophilin
dapat diberikan apabila sesudah 2 jam dengan pemberian adrenalin
tidak memberi hasil.
c) Golongan antikolinergik:
Sulfas atropin, Ipratroprium Bromide. Efek antikolinergik adalah
menghambat enzym Guanylcyclase.
2) Antihistamin.
Mengenai pemberian antihistamin masih ada perbedaan pendapat. Ada
yang setuju tetapi juga ada yang tidak setuju.
1
3) Kortikosteroid.
Efek kortikosteroid adalah memperkuat bekerjanya obat Beta Adrenergik.
Kortikosteroid sendiri tidak mempunayi efek bronkodilator.
4) Antibiotika.
Pada umumnya pemberian antibiotik tidak perlu, kecuali: sebagai
profilaksis infeksi, ada infeksi sekunder.
5) Ekspektoransia.
Memudahkan dikeluarkannya mukus dari saluran napas. Beberapa
ekspektoran adalah: air minum biasa (pengencer sekret), Glyceril
guaiacolat (ekspektorans)
b. Diluar serangan
Disodium chromoglycate. Efeknya adalah menstabilkan dinding membran
dari cell mast atau basofil sehingga: mencegah terjadinya degranulasi dari cell
mast, mencegah pelepasan histamin, mencegah pelepasan Slow Reacting
Substance of anaphylaksis, mencegah pelepasan Eosinophyl Chemotatic
Factor).
2
pengobatannya, apa efek samping macam-macam obat, dan bagaimana
dapat menghindari timbulnya serangan. Menghindari paparan alergen.
Imti dari prevensi adalah menghindari paparan terhadap alergen.
Imunoterapi/desensitisasi.
Penentuan jenis alergen dilakukan dengan uji kulit atau provokasi
bronkial. Setelah diketahui jenis alergen, kemudian dilakukan
desensitisasi.
Relaksasi/kontrol emosi.
untuk mencapai ini perlu disiplin yang keras. Relaksasi fisik dapat dibantu
dengan latihan napas.
6. Pengkajian
a. Anamnesis
Anamnesis pada penderita asma sangat penting, berguna untuk
mengumpulkan berbagai informasi yang diperlukan untuk menyusun strategi
pengobatan. Gejala asma sangat bervariasi baik antar individu maupun pada
diri individu itu sendiri (pada saat berbeda), dari tidak ada gejala sama sekali
sampai kepada sesak yang hebat yang disertai gangguan kesadaran.
Keluhan dan gejala tergantung berat ringannya pada waktu serangan. Pada
serangan asma bronkial yang ringan dan tanpa adanya komplikasi, keluhan
dan gejala tak ada yang khas. Keluhan yang paling umum ialah : Napas
berbunyi, Sesak, Batuk, yang timbul secara tiba-tiba dan dapat hilang segera
dengan spontan atau dengan pengobatan, meskipun ada yang berlangsung
terus untuk waktu yang lama.
b. Pemeriksaan Fisik.
Berguna selain untuk menemukan tanda-tanda fisik yang mendukung
diagnosis asma dan menyingkirkan kemungkinan penyakit lain, juga berguna
untuk mengetahui penyakit yang mungkin menyertai asma
1) Sistim Pernapasan:
Batuk mula-mula kering tidak produktif kemudian makin keras dan
3
seterusnya menjadi produktif yang mula-mula encer kemudian
menjadi kental. Warna dahak jernih atau putih tetapi juga bisa
kekuningan atau kehijauan terutama kalau terjadi infeksi sekunder.
Frekuensi pernapasan meningkat
Otot-otot bantu pernapasan hipertrofi.
Bunyi pernapasan mungkin melemah dengan ekspirasi yang
memanjang disertai ronchi kering dan wheezing.
Ekspirasi lebih daripada 4 detik atau 3x lebih panjang daripada
inspirasi bahkan mungkin lebih.
Pada pasien yang sesaknya hebat mungkin ditemukan:
- Hiperinflasi paru yang terlihat dengan peningkatan diameter
anteroposterior rongga dada yang pada perkusi terdengar
hipersonor.
- Pernapasan makin cepat dan susah, ditandai dengan pengaktifan
otot-otot bantu napas (antar iga, sternokleidomastoideus),
sehingga tampak retraksi suprasternal, supraclavikula dan sela iga
serta pernapasan cuping hidung.
Pada keadaan yang lebih berat dapat ditemukan pernapasan cepat dan
dangkal dengan bunyi pernapasan dan wheezing tidak terdengar(silent
chest), sianosis.
2) Sistem Kardiovaskuler:
Tekanan darah meningkat, nadi juga meningkat
Pada pasien yang sesaknya hebat mungkin ditemukan:
- takhikardi makin hebat disertai dehidrasi.
- Timbul Pulsus paradoksusdimana terjadi penurunan tekanan darah
sistolik lebih dari 10 mmHg pada waktu inspirasi. Normal tidak
lebih daripada 5 mmHg, pada asma yang berat bisa sampai 10
mmHg atau lebih.
Pada keadaan yang lebih berat tekanan darah menurun, gangguan
irama jantung.
4
3) Sistem persarafan:
Komposmentis
Pada pasien yang sesaknya hebat mungkin ditemukan:
- cemas/gelisah/panik
- sukar tidur, banyak berkeringat dan susah berbicara
Pada keadaan yang lebih berat kesadaran menurun, dari disorientasi
dan apati sampai koma. Pada pemeriksaan mata mungkin ditemukan
miosis dan edema papil.
3. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
a. Laboratorium:
Lekositosis dengan neutrofil yang meningkat menunjukkan adanya
infeksi
Eosinofil darah meningkat > 250/mm3 , jumlah eosinofil ini menurun
dengan pemberian kortikosteroid.
b. Analisa gas darah:
Hanya dilakukan pada penderita dengan serangan asma berat atau status
asmatikus. Pada keadaan ini dapat terjadi hipoksemia, hiperkapnia dan
asidosis respiratorik. Pada asma ringan sampai sedang PaO2 normal
sampai sedikit menurun, PaCO2 menurun dan terjadi alkalosis
respiratorik. Pada asma yang berat PaO2 jelas menurun, PaCO2 normal
atau meningkat dan terjadi asidosis respiratorik.
c. Radiologi:
Pada serangan asma yang ringan, gambaran radiologik paru biasanya
tidak menunjukkan adanya kelainan. Beberapa tanda yang menunjukkan
yang khas untuk asma adanya hiperinflasi, penebalan dinding bronkus,
vaskulasrisasi paru.
d. Faal paru:
Menurunnya FEV1
5
e. Uji kulit:
Untuk menunjukkan adanya alergi
f. Uji provokasi bronkus:
Dengan inhalasi histamin, asetilkolin, alergen. Penurunan FEV 1 sebesar
20% atau lebih setelah tes provokasi merupakan petanda adanya
hiperreaktivitas bronkus.
7. Diagnosa Keperawatan
a. Ketidak efektifan jalan nafas yang berhubungan dengan sekresi kental
peningkatan produksi mukus bronkospasme.
1) Tujuan
Jalan nafas menjadi efektif.
2) Kriteria hasil
(a) menentukan posisi yang nyaman sehingga memudahkan peningkatan
pertukaran gas.
(b) dapat mendemontrasikan batuk efektif
(c) dapat menyatakan strategi untuk menurunkan kekentalan sekresi
(d) tidak ada suara nafas tambahan
3) Rencana tindakan
(a) Kaji warna, kekentalan dan jumlah sputum
(b) Instruksikan klien pada metode yang tepat dalam mengontrol batuk.
(c) Ajarkan klien untuk menurunkan viskositas sekresi
(d) Auskultasi paru sebelum dan sesudah tindakan
(e) Lakukan fisioterapi dada dengan tehnik drainage postural,perkusi dan
fibrasi dada.
(f) Dorong dan atau berikan perawatan mulut
4) Rasional
(a) Karakteristik sputrum dapat menunjukkan berat
ringannya obstruksi
(b) Batuk yang tidak terkontrol melelahkan dan
inefektif serta menimbulkan frustasi
6
(c) Sekresi kental sulit untuyk dikeluarkan dan dapat
menyebabkan sumbatan mukus yang dapat menimbulkan atelektasis.
(d) Berkurangnya suara tambahan setelah tindakan
menunjukan keberhasilan
(e) Fisioterpi dada merupakan strategi untuk
mengeluarkan sekret.
(f) Hygiene mulut yang baik meningkatkan rasa
sehat dan mencegah bau mulut.
b. Ketidak efektifan pola nafas yang berhubungan dengan distensi dinding
dada, dan kelelahan akibat peningkatan kerja pernafasan.
1) Tujuan
Klien akan mendemontrasikan pola nafas efektif
2) Kriteria hasil
(a) Frekuensi nafas yang efektif dan perbaikan
pertukaran gas pada paru
(b) Menyatakan faktor penyebab dan cara adaptif
mengatasi faktor-faktor tersebut
3) Rencana tindakan
(a) Monitor frekuensi, irama dan kedalaman
pernafasan
(b) Posisikan klien dada posisi semi fowler
(c) Alihkan perhatian individu dari pemikiran
tentang keadaan ansietas dan ajarkan cara bernafas efektif
(d) Minimalkan distensi gaster
(e) Kaji pernafasan selama tidur
(f) Yakinkan klien dan beri dukungan saat dipsnea
4) Rasional
(a) Takipnea, irama yang tidak teratur dan bernafas
dangkal menunjukkan pola nafas yang tidak efektif
(b) Posisi semi fowler akan menurunkan diafragma
sehingga memberikan pengembangan pada organ paru
7
(c) Ansietas dapat menyebabkan pola nafas tidak
efektif
(d) Distensi gaster dapat menghambat kontraksi
diafragma
(e) Adanya apnea tidur menunjukkan pola nafas
yang tidak efektif
(f) Rasa ragu–ragu pada klien dapat menghambat
komunikasi terapeutik.
c. Ansietas yang berhubungan dengan sulit bernafas dan rasa takut sufokasi.
1) Tujuan
Asietas berkurang atau hilang.
2) Kriteria hasil
(a) Klien mampu menggambarkan ansietas dan pola fikirnya.
(b) Munghubungkan peningkatan psikologi dan kenyaman fisiologis.
(c) Menggunakan mekanisme koping yang efektif dalam menangani
ansietas.
3) Rencana tindakan.
(a) Kaji tingkat ansietas yang dialami klien.
(b) Kaji kebiasaan keterampilan koping.
(c) Beri dukungan emosional untuk kenyamanan dan ketentraman hati.
(d) Implementasikan teknik relaksasi.
(e) Jelaskan setiap prosedur tindakan yang akan dilakukan.
(f) Pertahankan periode istirahat yang telah di rencanakan.
4) Rasional.
(a) Mengetahui tinggkat kecemasan untuk memudahkan dalam
perencanaan tindakan selanjutnya.
(b) Menilai mekanisme koping yang telah dilakukan serta menawarkan
alternatif koping yang bisa di gunakan.
(c) Dukungan emosional dapat memantapkan hati untuk mencapai tujuan
yang sama.
(d) Relaksasi merupakan salah satu metode menurunkan dan
8
menghilangkan kecemasan
(e) Pemahaman terhadap prosedur akan memotifasi klien untuk lebih
kooperatif.
9
(e) Pengobatan untuk mengembalikan kondisi
bronkus seperti kondisi sebelumnya
(f) Untuk memudahkan bernafas dan mencegah
atelektasis.
10
f. Resiko tinggi infeksi yang berhubungan dengan retensi sekresi, batuk
tidak efektif dan imobilisasi.
1) Tujuan
Klien tidak mengalami infeksi nosokomial
2) Kriteria hasil
Tidak ada tanda – tanda infeksi
3) Rencana tindakan
(a) Monitor tanda – tanda infeksi tiap 4 jam.
(b) Gunakan teknik steril untuk perawatan infus. atau tidakan infasif
lainnya.
(c) Pertahankan kewaspadaan umum.
(d) Inspeksi dan catat warna, kekentalan dan jumlah sputum.
(e) Berikan nutrisi yang adekuat
(f) Monitor sel darah putih dan laporkan ketidak normalan
(g) Berikan antibiotik sesuai dengan indikasi
4) Rasional
(a) Adanya rubor, tumor, dolor, kalor
menunjukan tanda – tanda infeksi
(b) Teknik steril memutus rantai infeksi
nosokomial
(c) Kewaspadaan memberikan persiapan yang
cukup bagi perawat untuk melakukan tindakan bila ada perubahan
kondisi klien.
(d) Sputum merupakan media berkembangnya
kuman.
(e) Nutrisi yang adekuat memberikan
peningkatan daya tahan tubuh.
(f) Sel darh putih yang meningkat menunjukan
kemungkinan infeksi.
(g) Tindakan pencegahan terhadap kuman yang
11
masuk tubuh.
12
dijaringan.
(f) O2 digunakan untuk pembakaran glukosa
menjadi energi.
(g) Sedatif dan hipnotik melemahkan otot–otot
khususnya otot pernafasan.
13
(c) Salah satu upaya preventif adalah
menghindarkan klien dari faktor pencetus.
(d) Klien dengan asthma sewring mengalami
kecemasan yang mengakibatkan pola nafas tidak efektif sehingga
perlu dilakukan latihan pernafasan.
(e) Infeksi terutama ISPA menjadi faktor
penyebab serangan asthma .
(f) Perubahan yang terjadi menunjukan perlunya
penanganan segera agar tidak mengalami komplikasi.
BAB III
HASIL PENGKAJIAN HOMECARE
A. Data Umum
14
1. Nama KK : Tn.A
2. Umur : 65 Tahun
3. Alamat : Jl. Soetoyo S Gang. 21 Rt. 05
4. Pekerjaan : Tukang
5. Pendidikan : SD / sederajat
6. Agama : Islam
7. Suku Bangsa : Banjar
8. Komposisi Keluarga : Istri
No Nama J Hub.d Umu Pendidikan agam pekerjaa
K g KK r a n
1 Salasiah P Istri 56 SD Islam IRT/Peta
tahu ni
n
9. Genogram :
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Hubungan keluarga
: Tinggal serumah
15
: Meninggal
16
1. Karakteristik Rumah
a.Denah Rumah
kandang
wc/.k.mandi Dapur U S
Kamar 2.
Kamar 1
Ruang Tamu
17
mengalir pada sawah.
4) Pembuangan sampah.
Tempat pembuangan sampah sementara ada berjarak 5m, dari
rumah dan terbuka.
5) Jamban
Keluarga Tn.A mempunyai jamban berbentuk septik tank .
6) Sumber pencemaran
Rumah keluarga Tn.A dekat dijalan raya kurang lebih 3 M, dan
sering beraktifitas sehingga menyebabkan sesak nafas.
7) Sanitasi rumah
Rumah keluarga cukup bersih dan ditandai dengan lantai tidak
kotor dan tidak licin.
8) Karakteristik tetangga dan komunitas
Tn.A mengatakan tetangganya orang asli Banjar. Tn.A terkadang
keluar rumah dan mengobrol dengan tetangga di sekitar rumah.
9) Mobilitas geografi keluarga
Keluarga Tn.A sudah lama menikah kurang lebih 45 tahun
langsung ikut suami dan mempunyai anak 4 dan tidak pernah
berpindah rumah.
10) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Waktu yang paling banyak digunakan berkumpul dengan keluarga
pada setiap hari . Interaksi keluarga dan masyarakat baik,
mengikuti kegiatan khusus dimasyarakat seperti pengajian dll.
11) Sistem pendukung keluarga
Keluarga Tn. A mandiri tidak tergantung dengan siapapun dan
anaknya tidak tinggal serumah dengannya.
D.Struktur Keluarga
1. Pola Komunikasi
Keluarga Tn. A biasa sering berkomunikasi menggunakan bahasa Banjar.
2. Struktur kekuatan keluarga
Dalam keluarga yang bertanggung jawab dalam mengambil keputusan
dan berpengaruh adalah Tn. A yang berperan sebagai kepala keluarga.
3. Struktur peran formal dan informal
Tn. A sebagai pencari nafkah utama untuk memenuhi kebutuhan keluarga
Ny. S sebagai istri pengurus rumah tangga.
4. Nilai dan norma
Keluarga Tn. A beragama islam dan menjalani hidup berdasarkan
tuntunan agama islam seperti: sholat 5 waktu.
E. Fungsi Keluarga
18
1. Fungsi Biologis
a. Keadaan Kesehatan
Secara umum keadaan kesehatan anggota keluarga Tn.A dalam
keadaan baik, semua tidak memiliki keluhan yang serius hanya Tn. A
yang memiliki keluhan sesak nafas asma.
b. Keadaan Perseorangan
Kebersihan seluruh anggota keluarga Tn.A baik dengan cara mandi 3
kali sehari dan menggosok gigi.
c. Penyakit yang sering diderita
Penyakit yang sering diderita keluarga Tn.A yaitu asma dan istri Ny. S
sering pegal-pegal pada bagian kaki.
d. Penyakit keturunan
Tn. A mengatakan bahwa tidak ada keluarga yang mempunyai
penyakit asma.
e. Penyakit kronis/menular
Keluarga Tn. A tidak ada yang menderita penyakit menular apapun.
f. Kecacatan
Keluarga Tn. A tidak ada yang menderita cacat fisik maupun mental.
g. Pola makan
Pola makan baik dengan cara makan 3x sehari dengan porsi cukup
dan menu gizi seimbang seperti nasi, lauk pauk dan sayur serta buah
dan tidak disertai susu.
h. Pola istirahat
Pola istirahat teratur dan cukup, kurang lebih 7 jam perhari.
2. Fungsi Psikologis
a. Keadaan Emosi
Anggota keluarga Tn.A keadaan stabil dapat mengontrol emosi.
b. Kebiasaan Buruk
Semua anggota keluarga tidak memiliki kebiasaan buruk.
c. Pengambilan Keputusan
Keluarga Tn.A dalam mengambil keputusan dalam setiap masalah
selalu bermusyawarah dengan keluarga internal.
d. Ketergantungan Obat
Tidak ada keluarga yang mengalami ketergantungan obat apa lagi
obat-obatan terlarang.
e. Pencarian Pelayanan Kesehatan
Keluarga Tn.A pada saat sakit membawa keluarga berobat ke
puskesmas.
3. Fungsi Spiritual
a. Ketaatan Beribadah
19
Anggota keluarga Tn.A taat beribadah seperti sholat 5 waktu dan
mengikuti pengajian dan yasinan.
b. Keyakinan Kesehatan
Keluarga Tn.A memiliki keyakinan agar selalu menjaga kesehatan
dengan cara menerapkan pola hidup sehat dalam keluarganya.
4. Fungsi Social
a. Tingkat Pendidikan
Keluarga Tn. A pendidikan SD/sederajat, Ny. S pendidikan SD.
b. Hubungan Antar Anggota Keluarga
Keluarga Tn. A hubungan anggota keluarga terjalin dengan baik saling
komunikasi secara terbuka.
20
Keluarga Tn. A kurang mengerti tentang penyakit yang saat ini dialami
yaitu penyakit Asma. Dengan hal ini Tn.A rutin membawa
kepuskesmas.
b. Mengambil Keputusan Yang Tepat
Keluarga Tn. A apabila ada salah satu anggota keluarganya yang sakit
maka keluarga akan membawanya ke Puskesmas atau ke balai
pengobatan.
c. Merawat Anggota Keluarga Yang Sakit
Keluarga Tn.A jika salah satu anggota keluarganya mengalami sakit
mampu merawat anggota keluarga dengan baik.
d. Memelihara Lingkungan Rumah Yang Mendukung Kesehatan
Keluarga Tn.A mampu memelihara lingkungan yang mendukung
kesehatan hal ini bisa dilihat dengan rumah yang kurang bersih dan
kurang tertata rapi dan adanya tempat pembuangan sampah terbuka
serta tidak adanya tanaman di halaman rumah.
e. Memanfaatkan Fasilitas Kesehatan
Keluarga Tn. A sudah memanfaatkan fasilitas kesehatan seperti
Puskesmas dan balai pengobatan.
9. Stress dan Koping Keluarga
a. Stressor jangka pendek dan jangka panjang
Apabila Keluarga Tn. A menderita penyakit, terjadi kecemasan ringan
dengan tanda tidak konsentrasi dan langsung ingin memeriksakan ke
tenaga kesehatan.
b. Kemampuan berespon terhadap stressor
Keluarga Tn. A jika menghadapi masalah dengan cara mendekatkan
diri dengan Tuhan yang Maha Esa, agar masalah cepat teratasi.
c. Strategi koping yang diinginkan
Di dalam keluarga Tn.A selalu bermusyawarah jika ada masalah yang
terjadi agar selesai dengan baik tanpa ada perselisihan.
d. Strategi adaptasi ditujukan
Tn. A tampak sabar dan bertindak selaku kepala keluarga dengan baik
dan sangat menyayangi istrinya, anak dan menantunya.
F. Pemeriksaan Fisik
N TB BB LL TD Na Resp. Suhu Keterangan/
o A di keluhan
1 155 48 30 130/90 88x 26x/m 36°C Sesak napas
cm kg mmHg /m
21
2 150 45 28 120/90 84x 24x/m 36,5° Pegal-pegal
cm kg mmhg /m C pada kaki
G. Harapan Keluarga
1. Persepsi Terhadap Masalah
Keluarga Tn. A dalam menghadapi masalah kesehatan selalu membawa
puskesmas atau rumah sakit setempat untuk berobat .
2. Harapan terhadap masalah
Keluarga Tn.A berharap agar Seluruh angota keluarga sehat selalu .
22
J. Analisa Data
Masalah
Kemungkinan Tipologi
No Data Keperawatan/
Penyebab Masalah
Kesehatan
1 2 3 4 5
1. Data Subjektif Risiko Ketidakmampuan Aktual
- Tn.A kekambuhan keluarga merawat
mengatakan asma berulang anggota keluarga
sudah cukup lama yang sakit
namun tidak tahu
penatalaksanaannya.
- Tn.A
mengatakan sering
kambuh asmanya bila
cuaca dingin.
Data Objektif
- Tn.A
dan keluarga
2 mengatakan kurang Aktual
mengetahui tentang Defisit Ketidakmampuan
pengertian, tanda dan pengetahuan keluarga mengenal
gejala perawatan dan tentang masalah asma yang
penanganan penyakit penyakit asma dialami anggota
asma. keluarga
- Tn.A
mengatakan hanya
minum obat dari dokter
kalau sesaknya datang.
Data Subjektif
- Tn.A
dan keluarga tidak
mengetahui jenis
pengobatan dan
penatalaksanaan
penyakit asma
- Tn.A
dan keluarga tampak
banyak bertanya
tentang masalah
penyakit asma
23
K. Diagnosa Keperawatan Keluarga
1) Risiko kekambuhan berulang berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit
2) Defisit pengetahuan tentang penyakit asma
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah asma
yang dialami anggota keluarga
24
b. Risiko kekambuhan berulang berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
merawat anggota keluarga yang sakit
Jumlah 3 1/3
25
L. Perencanaan Asuhan Keperawatan Keluarga
N Diagnosa Tujuan Kriteria Evaluasi
Rencana Intervensi
o Keperawatan Umum Khusus Kriteria Standar
1 2 3 4 5 6 7
1. Defisit pengetahuan Setelah dilakukan Setelah 3 kali Respon - Klien mampu 1. Kaji pengetahuan keluarga
tentang penyakit asma pendidikan pertemuan : Verbal menyebutkan tentang penyakit asma.
berhubungan dengan kesehatan keluarga - Keluarga dapat faktor-faktor Rasional : untuk
ketidakmampuan dapat mengerti dan mengetahui apa pencetus mengetahui sejauhmana
keluarga mengenal memahami tentang yang disebut asma pengetahuan keluarga
masalah asma yang penyakit asma asma. - Klien dan tentang penyakit asma
dialami anggota - Keluarga dapat keluarganya 2. Berikan penjelasan tentang
keluarga mengetahui mau penyakit asma mulai dari
bagaimana cara berkonsultasi pengertian, penyebab,
menghindari tentang sampai penatalaksanaan.
faktor-faktor penyakitnya Rasional : diharapkan
pencetus asma pada tenaga dengan penjelasan tentang
- Keluarga dapat kesehatan penyakit asma dapat
mengetahui dan menambah pengetahuan
tanda dan gejala menghindari keluarga
penyakit asma pencetus 3. Beri kesempatan keluarga
- Keluarga dapat asma. untuk menanyakan
mengetahui penjelasan yang diberikan
penatalaksanaan Rasional : untuk
asma. mengetahui masalah yang
belum dimengerti oleh
keluarga sehubungan
dengan asma.
26
1 2 3 4 5 6 7
2. Risiko kekambuhan Setelah dilakukan Setelah 3 kali Respon - Diharapkan 1. Kaji kemampuan klien
berulang penyuluhan pertemuan : Verbal keluarga untuk mengatasi masalah
berhubungan dengan kesehatan - Keluarga dapat psikomotor mampu Rasional : untuk
ketidakmampuan keluarga dapat : melakukan melaksanakan mengetahui seberapa
keluarga merawat - Mendapatkan perawatan sebagian atau jauh kemampuan
anggota keluarga pengobatan bagaimana cara seluruh klien/keluarga dalam
yang sakit yang tepat dan mengatasi bila intervensi yang menghadapi masalah
efektif. asma Tn.S diberikan penyakit keluarganya.
- Dapat merawat kambuh - Keluarga dapat 2. Kaji tindakan apa yang
anggota - Keluarga dapat melaksanakan dilakukan oleh klien dan
keluarga yang mengantisipasi beberapa keluarga pada saat
menderita asma aktifitas yang intervensi terjadi kekambuhan.
dapat dilakukan untuk Rasional : untuk
oleh Tn.S menghilangkan mengetahui sejauh mana
- Keluarga dapat bila asma kemampuan keluarga
membawa anggota kambuh untuk mengatasi masalah
keluarga yang - Keluarga dapat klien
menderita asma ke membatasi 3. Anjurkan klien untuk
tempat pelayanan kegiatan Tn.S menghirup uap hangat
kesehatan untuk dalam ditambah dengan minyak
mendapatkan mengatasi angin bila asma datang.
pengobatan yang kekambuhan Rasional : air hangat
tepat meningkatkan sirkulasi
pernapasan lebih lancar.
27
Hari/ Diagnosa Keperawatan
No Tujuan khusus Implementasi Evaluasi
Tanggal Keluarga
1 2 3 4 5 6
1. 17 Juli Defisit pengetahuan Setelah 3 kali 1. Mengkaji pengetahuan S : Klien dan keluarga
2019 tentang penyakit asma pertemuan : keluarga tentang penyakit mengatakan mengerti
berhubungan dengan - Keluarga dapat asma. sebagian tentang pengertian,
ketidakmampuan mengetahui apa yang 2. Memberikan penjelasan penyebab, tanda dan gejala
keluarga mengenal disebut asma tentang penyakit asma asma
masalah asma yang - Keluarga dapat 3. Memberikan kesempatan O : Keluarga tampak
dialami anggota keluarga mengetahui untuk menanyakan memperhatikan penjelasan
bagaimana cara penjelasan yang diberikan. yang diberikan setelah
menghindari dari 4. Memberikan penjelasan diberikan penjelasan ulang
faktor-faktor ulang bila masih belum A : Masalah teratasi
pencetus asma dimengerti oleh keluarga P :-
- Keluarga dapat 5. Mengetahui secara singkat
mengetahui tanda terhadap topik yang
dan gejala penyakit didiskusikan.
asma
- Keluarga dapat
mengetahui
penatalaksanaan
asma
1 2 3 4 5 6
28
2. 18 Juli Risiko kekambuhan Setelah 3 kali 1. Mengkaji kemampuan S : Klien dan keluarga
2019 berulang berhubungan pertemuan : klien untuk mengatasi mengatakan mengerti
dengan ketidakmampuan - Keluarga mampu masalah anjuran yang diberikan
keluarga merawat memberikan 2. Mengkaji tindakan apa tentang penatalaksanaan
anggota keluarga yang tindakan bila terjadi yang dilakukan oleh klien asma
sakit kekambuhan dan keluarga pada saat O : Keluarga tampak mengerti
- Keluarga dapat terjadi kekambuhan dan memperhatikan
melakukan 3. Menganjurkan klien untuk penjelasan yang berulang
perawatan menghirup uap air hangat ulang
bagaimana cara ditambah dengan minyak A : Masalah teratasi
mengatasi bila asma angin bila asma datang. P :-
Tn.A kambuh 4. Menganjurkan klien untuk
- Keluarga dapat mengurangi aktifitas yang
mengantisipasi berlebihan
aktifitas yang dapat 5. Menganjurkan klien untuk
dilakukan oleh Tn.A mengkonsumsi obat yang
dianjurkan mantri secara
rutin
29
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil asuhan keperawatan keluarga yang dilakukan pada keluarga
Tn.A maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Pengkajian
Pengumpulan data pada keluarga Tn.A dilakukan dengan cara
wawancara dan observasi. Pada waktu pengkajian tidak ada kendala ataupun
kesulitan yang dihadapi, karena keluarga Tn.A selalu berada ditempat dan
waktu pengkajian Tn.A cukup kooperatif
2. Diagnosa keperawatan
Dari analisa data ditemukan beberapa masalah, yang ditegakkan
sebagai diagnosa, yaitu :
b. Risiko kekambuhan berulang berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga merawat anggota keluarga yang sakit
c. Defisit pengetahuan tentang penyakit asma berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga mengenal masalah asma yang dialami anggota
keluarga
3. Perencanaan
Rencana keperawatan keluarga ditunjukkan untuk meningkatkan
pengetahuan keluarga dalam mengenal masalah, pencegahan dan
penatalaksanaan asma
4. Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan sesuai dengan perencanaan asuhan keperawatan
yang telah disusun untuk meningkatkan pengetahuan keluarga dalam
melakukan penyuluhan dan pendidikan menggunakan metode ceramah dan
tanya jawab.
5. Evaluasi
Masalah keperawatan yang timbul saat pengkajian dilakukan
30
tindakan segera pada keluarga Tn.A dapat berhasil sesuai dengan rencana dan
tujuan yang diinginkan dicapai.
B. Saran
1. Bagi Keluarga
a. Diharapkan agar seluruh anggota keluarga dapat meningkatkan
pengetahuan tentang kesehatan dan bisa lebih peka terhadap perubahan
kesehatan anggota keluarganya.
b. Diharapkan partisipasi dari seluruh anggota keluarga dalam pengobatan
dan perawatan Tn.A
c. Diharapkan agar keluarga mengadakan hubungan timbal balik yang baik
terhadap petugas kesehatan terutama dalam mengontrol status kesehatan
keluarga.
d. Diharapkan agar keluarga Tn.A bisa memanfaatkan sumber-sumber
kesehatan di masyarakat terutama dalam pengobatan.
2. Bagi mahasiswa
Dalam melakukan asuhan keperawatan keluarga yang paling penting
adalah pembinaan hubungan saling percaya dengan anggota keluarga karena
setiap anggota keluarga mempunyai sifat dan karakter yang berbeda.
3. Bagi institusi Pendidikan
Untuk mencapai hasil yang diinginkan terutama dalam memberikan
asuhan keperawatan keluarga, supaya lebih intensif dalam melatih
mahasiswa/mahasiswi dalam pembuatan asuhan keperawatan keluarga secara
individu, agar mahasiswa (i) dapat lebih mengerti dan memahami tentang
pembuatan asuhan keperawatan keluarga.
DAFTAR PUSTAKA
31
Mansjoer, Arif, ddk 2001. Kapita Selekta Kedokteran. Jilid I. Jakarta: Media
Aesculapius FKUI.
Muhamad Amin. Hood Alsagaff. W.B.M. Taib Saleh. (1993). Pengantar Ilmu
Penyakit Paru. Airlangga University Press.
Nursalam. ( 2009 ). Proses dan dokumentasi keperawatan Konsep dan Praktik. Edisi
ke dua. Jakarta : Salemba Medika.
Tucker S.M. (1993). Standar Perawatan Pasien Proses Keperawatan, Diagnosis, dan
Evaluasi. EGC.
32
22
33