PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
Senam ibu hamil sangat penting bagi ibu hamil yang akan segera
menjalani proses persalinan. Persalinan akan terasa menakutkan bagi ibu
hamil yang belum memiliki persiapan khusus. Terutama bagi ibu hamil yang
kondisi kesehatannya buruk selama kehamilan. Misalnya saja tensi tinggi, hb
rendah dan menderita komplikasi seperti asma, jantung dan maag. Oleh
karena itulah, senam hamil penting supaya ibu hamil tahu bagaimana caranya
melancarkan persalinan.
Senam hamil juga membuat otot ibu hamil rileks dan tenang, rasa rileks dan
tenang itu bisa mempengaruhi kondisi psikis ibu hamil. Rasa gugup dan
nerves saat akan mengalami masa persalinan bisa menimbulkan kerugian bagi
ibu hamil itu sendiri. Saat seseorang gugup, ibu hamil akan mengalami
penurunan Hb. Hb sangat penting untuk ibu hamil yang akan melahirkan,
sebab saat melahirkan ibu hamil bisa mengeluarkan banyak darah.
Efek yang diberikan dan manfaat senam gerakan jongkok bagi ibu hamil
adalah untuk meregangkan otot sekitar pinggul dan pelviks agar longgar dan
lebih lentur.
6. Pemeriksaan Hb
Pemeriksaan Hb dilakukan pada kunjungan ibu hamil yang pertama kali,
lalu dipaksa lagi menjelang peralinan. Pemeriksaan Hb adalah salah satu upaya
untuk mendeteksi anemia pada ibu hamil.
7. Pemeriksaan protein urine
Untuk mengertahui adanya protein dalam urine ibu hamil. Protein urine ini
untuk mendeteksi ibu hamil kearah preeklamsi.
8. Pengambilan darah untuk pemeriksaan VDRL
Pemeriksaan Veneral Desease Research Laboratory (VDRL) untuk
mengetahui adanya treponema,pallidum/ penyakit menular seksual, anatar lain
syphilis.
9. Pemeriksan urine reduksi
Dilakukan pemeriksaan urine reduksi hanya kepada ibu dengan ibu dengan
indikasi penyakit gula / DM atau riwayat penyakit gula pada keluarga ibu dan
suami.
10. Perawatan payudara
Meliputi senam payudara, perawatan payudara, pijat tekan payudara yang
ditunjukkan kepada ibu hamil. Manfaat perawatan payudara adalah :
a. Menjaga kebersihan payudara, terutama puting susu
b. Mengencangkan serta memperbaiki bentuk puting susu (pada puting susu
terbenam)
c. Merangsang kelenjar-kelenjar susus sehingga produksi ASI lancar
d. Mempersiapkan ibu dalam laktasi
Perawaan payudara dilakukan 2 kali sehari sebelum mandi dan mulai pada
kehamilan 6 bulan.
11. Senam ibu hamil
Bermanfaat bagi ibu dalam persalinan dan mempercepat pemulihan setelah
melahirkan serta mencegah sembelit.
12. Pemberian obat malaria
Pemberian obat malaria diberikan khusus untuk pada ibu hamil didaerah
endemik malaria atau kepada ibu dengan gejala khas malaria yaitu panas tinggi
disertai menggigil.
13. Peberian kapsul minyak beyodium
Kekurangan yodium dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan dimana
tanah dan air tidak mengandung unsur yodium. Akibat kekurangan yodium dapat
mengakibatkan gondok dan kretin yang ditandai dengan :
a. Gangguan fungsi mental
b. Gangguan fungsi pendengaran
c. Gangguan pertumbuhan
d. Gangguan kadar hormon yang rendah
14. Temu wicara
1. Definisi konseling
Adalah suatu bentuk wawancara (tatap muka) untuk menolong orang lain
memperoleh pengertian yang lebih baik mengenai dirinya dalam ushanya untuk
memahami dan mengatasi permaslaahn yang sedang tejadi.
2. Prinsip-prinsip konseling
Ada 5 prinsip pendekatan kemanusiaan, yaitu :
a. Keterbukaan
b. Empati
c. Dukungan
d. Sikap dan respon positif
e. Setingkat atau sama sederajat
3. Tujuan konseling pada antenatal care
a. Membantu ibu hamil memahami kehamilannya dan sebagai upaya
preventif terhadap hal-hal yang tidak diinginkan.
b. Membantu ibu hamil untuk menemukan kebutuhan asuhan kehamilan,
penolong persalinan yang bersih dan aman atau tindakan klinik yang
mungkin diperlukan (Sayono, 2010)
D. EVIDENCED BASED DALAM ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN
(Antenatal Care)
1. EVIDENCE BASED MIDWIFERY (PRACTICE)
EBM didirikan oleh RCM dalam rangka untuk membantu
mengembangkan kuat profesional dan ilmiah dasar untuk pertumbuhan tubuh
bidan berorientasi akademis. EBM secara resmi diluncurkan sebagai sebuah jurnal
mandiri untuk penelitian murni bukti pada konferensi tahunan di RCM Harrogate,
Inggris pada tahun 2003 (Hemmings et al, 2003). Itu dirancang ‘untuk membantu
bidan dalam mendorong maju yang terikat pengetahuan kebidanan dengan tujuan
utama meningkatkan perawatan untuk ibu dan bayi ‘(Silverton, 2003).
EBM mengakui nilai yang berbeda jenis bukti harus berkontribusi pada
praktek dan profesi kebidanan berorientasi komunitas. Jurnal kualitatif mencakup
aktif serta sebagai penelitian kuantitatif, analisis filosofis dan konsep serta
tinjauan pustaka terstruktur, tinjauan sistematis, kohort studi, terstruktur, logis dan
transparan, sehingga bidan benar dapat menilai arti dan implikasi untuk praktek,
pendidikan dan penelitian lebih lanjut.
Menurut Sackett et al. Evidence-based (EB)adalah suatu pendekatan
medik yang didasarkan pada bukti-bukti ilmiah terkini untuk kepentingan
pelayanan kesehatan penderita. Dengan demikian, dalam prakteknya, EB
memadukan antara kemampuan dan pengalaman klinik dengan bukti-bukti ilmiah
terkini yang paling dapat dipercaya.
Pengertian lain dari evidence based adalah proses yang digunakan secara
sistematik untuk menemukan, menelaah/me-review, dan memanfaatkan hasil-hasil
studi sebagai dasar dari pengambilan keputusan klinik.
Jadi secara lebih rincinya lagi, EB merupakan keterpaduan antara :
a. bukti-bukti ilmiah, yang berasal dari studi yang terpercaya (best research
evidence)
b. keahlian klinis (clinical expertise)
c. nilai-nilai yang ada pada masyarakat (patient values).
Publikasi ilmiah adalah suatu pempublikasian hasil penelitian atau sebuah
hasil pemikiran yang telah ditelaaah dan disetujui dengan beberapa petimbangan
baik dari acountable aspek metodologi maupun accountable aspek ilmiah yang
berupa jurnal, artikel, e-book atau buku yang diakui.
Penggunaan kebijakan dari bukti terbaik yang tersedia sehingga tenaga
kesehatan (Bidan) dan pasien mencapai keputusan yang terbaik, mengambil data
yang diperlukan dan pada akhirnya dapat menilai pasien secara menyeluruh dalam
memberikan pelayanan kehamilan(Gray, 1997).
Praktek kebidanan sekarang lebih didasarkan pada bukti ilmiah hasil
penelitian dan pengalaman praktek terbaik dari para praktisi dari seluruh penjuru
dunia. Rutinitas yang tidak terbukti manfaatnya kini tidak dianjurkan lagi.
2. BUKTI KLINIS PADA PELAYANAN KEHAMILAN
Fokus lama ANC :
a. Mengumpulkan data dalam upaya mengidentifikasi ibu yang beresiko
tinggi dan merujuknya untuk mendapatkan asuhan khusus.
b. Temuan-temuan fisik (TB, BB, ukuran pelvik, edema kaki, posisi &
presentasi janin di bawah usia 36 minggu dsb) yang memperkirakan
kategori resiko ibu.
c. Pengajaran /pendidikan kesehatan yang ditujukan untuk mencegah
resiko/komplikasi
Pendekatan resiko mempunyai prediksi yang buruk karena kita tidak bisa
membedakan ibu yang akan mengalami komplikasi dan yang tidak.
Banyak ibu yang digolongkan dalam kelompok resiko tinggi tidak pernah
mengalami komplikasi, sementara mereka telah memakai sumber daya
yang cukup mahal dan jarang didapat. Penelitian menunjukkan bahwa
pemberian asuhan khusus pada ibu yang tergolong dalam kategori resiko
tinggi terbukti tidak dapat mengurangi komplikasi yang terjadi (Enkin,
2000 : 22). Sementara, bagi Bumil kelompok Resiko Rendah :
tidak diberi pengetahuan tentang Resti
tidak dipersiapkan mengatasi kegawatdaruratan obstetric
Memberikan keamanan palsu sebab banyak ibu yang tergolong
kelompok resiko rendah mengalami komplikasi tetapi tidak pernah
diberitahu bagaimana cara mengetahui dan apa yang dapat
dilakukannya
Pelajaran yang dapat diambil dari pendekatan resiko :adalah bahwa
setiap bumil beresiko mengalami komplikasi yang sangat tidak bisa
diprediksi sehingga setiap bumil harus mempunyai akses asuhan
kehamilan dan persalinan yang berkualitas. Karenanya, fokus ANC
perlu diperbarui (refocused) agar asuhan kehamilan lebih efektif
dan dapat dijangkau oleh setiap wanita hamil.
3. ISI REFOCUSING ANC:
Penolong yang terampil/terlatih harus selalu tersedia untuk :
a. Membantu setiap bumil & keluarganya membuat perencanaan persalinan :
petugas kesehatan yang terampil, tempat bersalin, keuangan, nutrisi yang
baik selama hamil, perlengkapan esensial untuk ibu-bayi).
b. Membantu setiap bumil & keluarganya mempersiapkan diri menghadapi
komplikasi (deteksi dini, menentukan orang yang akan membuat
keputusan, dana kegawatdaruratan, komunikasi, transportasi, donor darah,)
pada setiap kunjungan.
c. Melakukan skrining/penapisan kondisi-kondisi yang memerlukan
persalinan RS (riwayat SC, IUFD, dsb). Ibu yang sudah tahu kalau ia
mempunyai kondisi yang memerlukan kelahiran di RS akan berada di RS
saat persalinan, sehingga kematian karena penundaan keputusan,
keputusan yang kurang tepat, atau hambatan dalam hal jangkauan akan
dapat dicegah.
d. Mendeteksi & menangani komplikasi (preeklamsia, perdarahan
pervaginam, anemia berat, penyakit menular seksual, tuberkulosis,
malaria, dsb).
e. Mendeteksi kehamilan ganda setelah usia kehamilan 28 minggu, dan
letak/presentasi abnormal setelah 36 minggu. Ibu yang memerlukan
kelahiran operatif akan sudah mempunyai jangkauan pada penolong yang
terampil dan fasilitas kesehatan yang dibutuhkan.
Memberikan imunisasi Tetanus Toxoid untuk mencegah kematian
BBL karena tetanus.
Memberikan suplementasi zat besi & asam folat. Umumnya anemia
ringan yang terjadi
f. Pencegahan/ terapi preventif pada bumil adalah anemia defisiensi zat besi
& asam folat.
g. Untuk populasi tertentu:
Profilaksis cacing tambang (penanganan presumtif) untuk
menurunkan insidens anemia berat, malaria untuk menurunkan
resiko terkena malaria di daerah endemic
Suplementasi yodium
Suplementasi vitamin A
4. ISSU – ISSU TERKINI DALAM KEHAMILAN.
a. Keterlibatan klien dalam perawatan diri sendiri (self care)
Kesadaran dan tanggung jawab klien terhadap perawatan diri sendiri
selama hamil semakin meningkat. Klien tidak lagi hanya menerima
dan mematuhi anjuran petugas kesehatan secara pasif.
Kecenderungan saats ini klien lebih aktif dalam mencari informasi,
berperan secara aktif dalam perawatan diri dan merubah perilaku untuk
mendapatkan outcome kehamilan yang lebih baik. Perubahan yang
nyata terjadi terutama di kota-kota besar dimana klinik ANC baik itu
milik perorangan, yayasan swasta maupun pemerintah sudah mulai
memberikan pelayanan kursus/kelas prapersalinan bagi para calon ibu.
Kemampuan klien dalam merawat diri sendiri dipandang sangat
menguntungkan baik bagi klien maupun sistem pelayanan kesehatan
karena potensinya yang dapat menekan biaya perawatan.
Dalam hal pilihan pelayanan yang diterima, ibu hamil dapat memilih
tenaga profesional yang berkualitas & dapat dipercaya sesuai dengan
tingkat pengetahuan dan kondisi sosio-ekonomi mereka.
b. ANC pada usia kehamilan lebih dini
Data statistik mengenai kunjungan ANC trimester pertama
menunjukkan peningkatan yang signifikan. Hal ini sangat baik sebab
memungkinkan profesional kesehatan mendeteksi dini dan segera
menangani masalah-masalah yang timbul sejak awal kehamilan.
Kesempatan untuk memberikan pendidikan kesehatan tentang
perubahan perilaku yang diperlukan selama hamil juga lebih banyak.
c. Praktek yang berdasarkan bukti (evidence-based practice)
Praktek kebidanan sekarang lebih didasarkan pada bukti ilmiah hasil
penelitian dan pengalaman praktek terbaik dari para praktisi dari
seluruh penjuru dunia. Rutinitas yang tidak terbukti manfaatnya kini
tidak dianjurkan lagi. Sesuai dengan evidence-based practice,
pemerintah telah menetapkan program kebijakan ANC sebagai berikut:
1) Kunjungan ANC Dilakukan minimal 4 x selama kehamilan :
Trimester I Sebelum 14 minggu – Mendeteksi masalah yg dapat ditangani
sebelum membahayakan jiwa.
a) Mencegah masalah, misal : tetanus neonatal, anemia, kebiasaan tradisional
yang berbahaya
b) Membangun hubungan saling percaya
c) Memulai persiapan kelahiran & kesiapan menghadapi komplikasi.
d) Mendorong perilaku sehat (nutrisi, kebersihan , olahraga, istirahat, seks,
dsb).
Trimester II
14 – 28 minggu – Sama dengan trimester I ditambah : kewaspadaan
khusus terhadap hipertensi kehamilan (deteksi gejala preeklamsia, pantau
TD, evaluasi edema, proteinuria)
Trimester III
28 – 36 minggu – Sama, ditambah : deteksi kehamilan ganda.
Setelah 36 minggu – Sama, ditambah : deteksi kelainan letak atau kondisi
yang memerlukan persalinan di RS.
2) Pemberian suplemen mikronutrien :
Tablet mg (= zat besi 60yang mengandung FeSO4 320 g sebanyak 1
tablet/hari mg) dan asam folat 500 segera setelah rasa mual hilang.
Pemberian selama 90 hari (3 bulan). Ibu harus dinasehati agar tidak
meminumnya bersama teh / kopi agar tidak mengganggu penyerapannya.
3) Imunisasi TT 0,5 cc
Interval Lama perlindungan % perlindungan
TT 1 Pada kunjungan ANC pertama
TT 2 4 mgg setelah TT 1 3 tahun 80%
TT 3 6 bln setelah TT 2 5 tahun 95%
TT 4 1 tahun setelah TT 3 10 tahun 99%
TT 5 1 tahun setelah TT 4 25 th/ seumur hidup 99%
5. HAL-HAL YANG KURANG EFEKTIF DILAKUKAN
Standar anc menurut arifin (1996) mengenai standar pelayanan.
Pelayanan ANC minimal 5T meningkat menjadi 7T dan sekarang 12 T.
a. 5T
Tinggi badan
Tekanan darah
TFU
TT
Tablet besi
b. 7T
Tes PMS
Temu wicara
c. 12 T
Test HB
TEST PROTEIN URINE
PERAWATAN PAYUDARA
TES REDUKSI URINE
PEMELIHARAAN TINGKAT KEBUDAYAAN.
d. 14 T
Terapi yodium kapsul
Terapi anti malaria.
6. PERHITUNGAN DJJ
Dahulu perhitungan DJJ adalah dengan 15 detik dikalikan 4. Tapi sekarang
perhitungan dilakukan satu menit penuh.
7. POLA ASUHAN KEHAMILAN
Evidence Based Tentang Tradisi Masa Kehamilan :
a. Seorang dukun yang ketika ada masyarakat hamil periksa dan ketika
diperiksa diprediksi oleh si dukun letak janinnya sungsang. Kemudian si
dukun melakukan tindakan pemutaran janin dengan manual. Tindakan ini
dilakukan karena diyakini akan merubah posisi janin.
Fakta: Tindakan merubah posisi dengan memutar tidak efektif dilakukan dan
berpotensi besar terjadinya komplikasi yang tidak diinginkan, karena hal ini
erat kaitannya dengan letak plasenta yang tidak diketahui dukun tersebut. Jika
nanti proses pemutarannya salah atau tidak sesuai dengan keadaan di intra
uteri maka akan mengakibatkan perdarahan, rupture plasenta, solutio
plasenta. Sehingga hal ini lebih membahayakan, karena bisa menyebabkan
kematian ibu dan janin.
b. Ibu hamil dan suaminya dilarang membunuh binatang. Sebab, jika itu
dilakukan, bisa menimbulkan cacat pada janin sesuai dengan perbuatannya
itu.
Fakta: Tentu saja tak demikian. Cacat janin disebabkan oleh
kesalahan/kekurangan gizi, penyakit, keturunan atau pengaruh radiasi.
Sedangkan gugurnya janin paling banyak disebabkan karena penyakit,
gerakan ekstrem yang dilakukan oleh ibu (misal benturan) dan karena
psikologis (misalnya shock, stres, pingsan). Tapi, yang perlu diingat,
membunuh atau menganiaya binatang adalah perbuatan yang tak bisa
dibenarkan.
c. Membawa gunting kecil / pisau / benda tajam lainnya di kantung baju si Ibu
agar janin terhindar dari marabahaya
Fakta: Hal ini justru lebih membahayakan apabila benda tajam itu melukai si
Ibu.
d. Ibu hamil tidak boleh keluar malam, karena banyak roh jahat yang akan
mengganggu janin.
Fakta: secara psikologis, Ibu hamil mentalnya sensitif dan mudah takut
sehingga pada malam hari tidak dianjurkan bepergian. Secara medis-biologis,
ibu hamil tidak dianjurkan kelaur malam terlalu lama, apalagi larut malam.
Kondisi ibu dan janin bisa terancam karena udara malam kurang bersahabat
disebabkan banyak mengendapkan karbon dioksida (CO2).
e. Ibu hamil dilarang melilitkan handuk di leher agar anak yang dikandungnya
tak terlilit tali pusat.
Fakta: Ini pun jelas mengada-ada karena tak ada kaitan antara handuk di leher
dengan bayi yang berada di rahim. Secara medis, hiperaktivitas gerakan bayi,
diduga dapat menyebabkan lilitan tali pusat karena ibunya terlalu aktif.
f. Ibu hamil tidak boleh benci terhadap seseorang secara berlebihan, nanti
anaknya jadi mirip seperti orang yang dibenci tersebut.
Fakta: Jelas ini bertujuan supaya Ibu yang sedang hamil dapat menjaga
batinnya agar tidak membenci seseorang berlebihan.
g. Ibu hamil tidak boleh makan pisang yang dempet, nanti anaknya jadi kembar
siam.
Fakta: Secara medis-biologis, lahirnya anak kembar dempet / kembar siam
tidak dipengaruhi oleh makanan pisang dempet yang dimakan oleh ibu hamil.
Jelas ini hanyalah sebuah mitos.
h. Ngidam adalah perilaku khas perempuan hamil yang menginginkan sesuatu,
makanan atau sifat tertentu terutama di awal kehamilannya. Jika tidak dituruti
maka anaknya akan mudah mengeluarkan air liur.
i. Dilarang makan nanas, nanas dipercaya dapat menyebabkan janin dalam
kandungan gugur.
Fakta: Secara medis-biologis, Getah nanas muda mengandung senyawa yang
dapat melunakkan daging. Tetapi buah nanas yang sudah tua atau disimpan
lama akan semakin berkurang kadar getahnya. Demikian juga nanas olahan.
Yang pasti nanas mengandung vitamin C (asam askorbat) dengan kadar tinggi
sehingga baik untuk kesehatan.
j. Jangan makan buah stroberi, karena mengakibatkan bercak-bercak pada kulit
bayi.
Fakta: Tak ada kaitan bercak pada kulit bayi dengan buah stroberi. Yang
perlu diingat, jangan makan stroberi terlalu banyak, karena bisa sakit perut.
Mungkin memang bayi mengalami infeksi saat di dalam rahim atau di jalan
lahir, sehingga timbul bercak-bercak pada kulitnya.
k. Jangan makan ikan mentah agar bayinya tak bau amis.
Fakta: Bayi yang baru saja dilahirkan dan belum dibersihkan memang sedikit
berbau amis darah. Tapi ini bukan lantaran ikan yang dikonsumsi ibu hamil,
melainkan karena aroma (bau) cairan ketuban. Yang terbaik, tentu saja makan
ikan matang. Karena kebersihannya jelas terjaga ketimbang ikan mentah.
l. Jangan minum air es agar bayinya tak besar. Minum es atau minuman dingin
diyakini menyebabkan janin membesar atau membeku sehingga
dikhawatirkan bayi akan sulit keluar.
Fakta: Sebenarnya, yang menyebabkan bayi besar adalah makanan yang
bergizi baik dan faktor keturunan. Minum es tak dilarang, asal tak berlebihan.
Karena jika terlalu banyak, ulu hati akan terasa sesak dan ini tentu membuat
ibu hamil merasa tak nyaman. Lagipula segala sesuatu yang berlebihan akan
selalu berdampak tak baik.
m. Wanita hamil dianjurkan minum minyak kelapa (satu sendok makan per hari)
menjelang kelahiran. Maksudnya agar proses persalinan berjalan lancar.
Fakta: Ini jelas tidak berkaitan. Semua unsur makanan akan dipecah dalam
usus halus menjadi asam amino, glukosa, asam lemak, dan lain-lain agar
mudah diserap oleh usus.
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Hartanti Bahar Amd,keb dengan judul
Kondisi sosial budaya berpantang makanan dan implikasinya pada kejadian
anemia ibu hamil (Studi kasus pada masyarakat pesisir Wilayah Kerja
Puskesmas Abeli di Kota Kendari) Tahun 2010. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa makanan yang dipantang oleh ibu hamil selama masa
kehamilan terdiri atas golongan hewani, golongan nabati dan gabungan dari
keduanya (golongan nabati dan hewani).
Makanan yang dipantang ibu hamil dari golongan hewani adalah cumi-cumi,
gurita, kepiting, daging, kepiting dan udang yang baru ganti kulit, ikan pari,
ikan yang tidak memiliki lidah, ikan yang memiliki banyak duri
(terundungan) dan telur bebek. Kepercayaan berpantang makan ini didasarkan
atas hubungan asosiatif antara bahan makanan tersebut menurut bentuk atau
sifatnya dengan akibat buruk yang akan ditimbulkan bagi ibu dan bayi yang
akan dilahirkan. Ibu hamil berpantang makan cumi-cumi sebab cumi-cumi
berjalan maju mundur diasosiasikan dengan proses melahirkan yang sulit di
pintu lahir, bayi akan menyulitkan persalinan dengan maju mundur pada saat
proses kelahiran.
Kepiting dilarang karena dikhawatirkan anak akan nakal dan suka menggigit
jika besar. Gurita dilarang sebab bersifat lembek diasosiasikan dengan bayi
yang juga akan lemah fisiknya seperti gurita. Kepiting dan udang yang baru
ganti kulit dilarang sebab bertekstur lembek tidak bertulang diasosiasikan
dengan anak yang juga akan lemah tak bertulang jika lahir, begitu juga
dengan ikan pari dipantang karena memiliki tulang lembut dipercayai akan
menyebabkan bayi juga bertulang lembut, daging dipantang karena
dikhawatirkan ibu akan kesulitan melahirkan jika bayinya terlalu sehat, ikan
yang bemiliki banyak duri (terundungan) dilarang karena akan menyebabkan
perasaan ibu hamil tidak enak dan menimbulkan rasa panas selama
kehamilan, telur bebek dipantang karena akan menyulitkan persalinan.
Makanan yang dipantang oleh ibu hamil dari golongan nabati adalah mangga
macan, durian, nenas, nangka, sayur rebung, pisang kembar, daun kelor,
nangka muda, kelapa muda, pepaya muda, terong dan tebu.
Ibu hamil berpantang makan mangga macan, durian, nenas, dan nangka
karena dianggap bersifat panas dikaitkan dengan keyakinan dikotomi panas
dingin. Ibu hamil dianggap dalam kondisi dingin sehingga tidak boleh makan
makanan yang sifatnya panas sebab dapat menyebabkan keguguran
kandungan pada umur kehamilan muda.
Kelapa muda dipantang pada awal kehamilan karena dapat mengakibatkan
keguguran, rebung dilarang karena dikhawatirkan akan menyebabkan anak
memiliki banyak bulu/rambut jika lahir, pisang kembar dipantang
diasosiasikan anak juga akan kembar jika lahir, daun kelor dilarang karena
mengandung getah yang pedis yang akan menyebabkan rasa sakit dalam
proses kelahiran dikenal dengan sebutan “getah kelor”, juga karena daun
kelor yang berakar diasosiasikan dengan ari-ari bayi yang juga akan berakar.
Ibu hamil berpantang mengkonsumsi nangka muda karena nangka muda juga
memiliki getah yang akan menyebabkan rasa sakit dalam proses kelahiran.
Pepaya muda dipantang karena dapat menyebabkan gatal-gatal pada ibu
hamil dan bayi yang ada didalam kandungan. Terong dilarang karena juga
dapat mengakibatkan gatal-gatal pada ibu dan bayinya. Tebu dilarang karena
akan menyebabkan rasa sakit karena ibu akan mengeluarkan banyak air
mendahului proses kelahiran diasosiasikan dengan tebu yang juga
mengandung banyak air.
8. PERAN, FUNGSI DAN TANGGUNGJAWAB BIDAN DALAM ASUHAN
KEHAMILAN
1. Peran bidan dalam asuhan kehamilan :
a. Peran sebagai pelaksana
Tugas mandiri
Tugas kolaborasi
Tugas merujuk
Fungsi bidan sebagai pelaksana mencakup:
Melakukan bimbingan dan penyuluhan kepada individu, keluarga,
serta masyarakat (khususnya kaum remaja) pada masa
praperkawinan.
Melakukan asuhan kebidanan untuk proses kehamilan normal,
kehamilan dengan kasus patologis tertentu, dan kehamilan dengan
risiko tinggi.
Menolong persalinan normal dan kasus persalinan patologis
tertentu.
Merawat bayi segera setelah lahir normal dan bayi dengan risiko
tinggi.
Melakukan asuhan kebidanan pada ibu nifas.
Memelihara kesehatan ibu dalam masa menyusui.
Melakukan pelayanan kesehatan pada anak balita dan pcasekolah
Memberi pelayanan keluarga berencanasesuai dengan
wewenangnya.
Memberi bimbingan dan pelayanan kesehatan untuk kasus
gangguan sistem reproduksi, termasuk wanita pada masa
klimakterium internal dan menopause sesuai dengan
wewenangnya.
b. Peran sebagai pengelola
1. Fungsi bidan sebagai pengelola mencakup: Mengembangkan
konsep kegiatan pelayanan kebidanan bagi individu, keluarga,
kelompok masyarakat, sesuai dengan kondisi dan kebutuhan
masyarakat setempat yang didukung oleh partisipasi
masyarakat.
2. Menyusun rencana pelaksanaan pelayanan kebidanan di
lingkungan unit kerjanya.
3. Memimpin koordinasi kegiatan pelayanan kebidanan.
4. Melakukan kerja sama serta komunikasi inter dan antarsektor
yang terkait dengan pelayanan kebidanan
5. Memimpin evaluasi hasil kegiatan tim atau unit pelayanan
kebidanan.
c. Peran sebagai pendidik
Fungsi bidan sebagai pendidik mencakup:
1. Memberi penyuluhan kepada individu, keluarga, dan
kelompok masyarakat terkait dengan pelayanan kebidanan
dalam lingkup kesehatan serta keluarga berencana.
2. Membimbing dan melatih dukun bayi serta kader kesetan
sesuai dengan bidang tanggung jawab bidan.
3. Memberi bimbingan kepada para peserta didik bidan dalam
kegiatan praktik di klinik dan di masyarakat.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
3.2. Saran
Demikianlah pemaparan makalah ini semoga bermanfaat bagi yang
mempelajarinya, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan untuk
perbaikan dimasa yang akan datang.