Anda di halaman 1dari 32

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


1.2. Rumusan Masalah
1.3. Tujuan

BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN ASUHAN ANTENATAL CARE


Asuhan Antenatal Care adalah suatu program yang terencana berupa
observasi, edukasi dan penanganan medik pada ibu hamil, untuk memperoleh
suatu proses kehamilan dan persiapan persalinan yang aman dan memuaskan
(mufdillah, 2009)
Menurut Depkes RI (2010), pelayanan antenatal merupakan pelayanan
kesehatan oleh tenaga kesehatan terlatih untuk ibu selama masa kehamilannya,
dilaksanakan sesuai dengan standar pelayanan antenatal yang ditetapkan dalam
Standar Pelayanan Kebidanan. Pengertian antenatal care adalah perawatan
kehamilan. Pelayanan perawatan kehamilan merupakan pelayanan kesehatan yang
diberikan kepada ibu selama masa kehamilannya sesuai dengan standar pelayanan
antenatal care yang sudah ditetapkan. Sedangkan tujuan pelaksanaan pelayanan
antenatal antara lain:

1. Memantau kemajuan kehamilan serta memastikan kesehatan ibu dan


tumbuh kembang bayi
2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial ibu
serta janin
3. Mengenali secara dini kelainan atau komplikasi yang mungkin terjadi
selama hamil
4. Mempersiapkan persalinan cukup bulan; melahirkan dengan selamat dan
mengurangi sekecil mungkin terjadinya trauma pada ibu dan bayi
5. Mempersiapkan ibu untuk menjalani masa nifas dan mempersiapkan
pemberian asi eksklusif
6. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga untuk menerima kelahiran dan
tumbuh kembang bayi.
B. Pelayanan ANC Pada Kelas Ibu Hamil dan Senam Ibu Hamil
1. Pengertian Kelas Ibu Hamil
Kelas Ibu Hamil adalah kelompok belajar ibu-ibu hamil dengan umur
kehamilan antara 4 minggu s/d 36 minggu (menjelang persalinan) dengan
jumlah peserta maksimal 10 orang. Di kelas ini ibu-ibu hamil akan belajar
bersama, diskusi dan tukar pengalaman tentang kesehatan Ibu dan anak (KIA)
secara menyeluruh dan sistimatis serta dapat dilaksanakan secara terjadwal
dan berkesinambungan. Kelas ibu hamil difasilitasi oleh bidan/tenaga
kesehatan dengan menggunakan paket Kelas Ibu Hamil yaitu Buku KIA, Flip
chart (lembar balik), Pedoman Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil, Pegangan
Fasilitator Kelas Ibu Hamil dan Buku senam Ibu Hamil (Kemenkes, 2011).
2. Tujuan Kelas Ibu Hamil
Tujuan Kelas Ibu Hamil berdasarkan Kemenkes RI (2011) adalah sebagai
berikut :
a. Tujuan Umum
Meningkatkan pengetahuan, merubah sikap dan perilaku ibu agar
memahami tentang Kehamilan, perubahan tubuh dan keluhan selama
kehamilan, perawatan kehamilan, persalinan, perawatan Nifas, KB pasca
persalinan, perawatan bayi baru lahir, mitos/kepercayaan/adat istiadat
setempat, penyakit menular dan akte kelahiran.
b. Tujuan Khusus
Berdasarkan Kemenkes RI (2011) tujuan khusus Kelas Ibu Hamil (KIH)
adalah sebagai berikut:
1) Terjadinya interaksi dan berbagi pengalaman antar peserta (ibu
hamil dengan ibu hamil) dan antar ibu hamil dengan petugas
kesehatan/bidan tentang kehamilan, perubahan tubuh dan keluhan
selama kehamilan, perawatan kehamilan, persalinan, Perawatan
Nifas, KB pasca persalinan, perawatan bayi baru lahir,
mitos/kepercayaan/adat istiadat setempat, penyakit menular dan akte
kelahiran.
2) Meningkatkan pemahaman, sikap dan perilaku ibu hamil tentang :
a) Kehamilan, perubahan tubuh dan keluhan (apakah kehamilan itu?,
perubahan tubuh selama kehamilan, keluhan umum saat hamil
dan cara mengatasinya, apa saja yang perlu dilakukan ibu hamil
dan pengaturan gizi termasuk pemberian tablet tambah darah
untuk penanggulangan anemia).
b) Perawatan kehamilan (kesiapan psikologis menghadapi
kehamilan, hubungan suami isteri selama kehamilan, obat yang
boleh dan tidak boleh dikonsumsi oleh ibu hamil, tanda bahaya
kehamilan.
c) Persalinan (tanda-tanda persalinan, tanda bahaya persalinan dan
proses persalinan, Inisiasi Menyusu Dini (IMD), perawatan nifas,
bagaimana menjaga kesehatan ibu nifas, tanda-tanda bahaya dan
penyakit ibu nifas).
d) KB pasca persalinan.
e) Perawatan bayi baru lahir (perawatan bayi baru lahir, pemberian
k1 injeksi, tanda bahaya bayi baru lahir, pengamatan
perkembangan bayi/anak dan pemberian imunisasi pada bayi baru
lahir).
f) Mitos/kepercayaan/adat istiadat setempat yang berkaitan dengan
kesehatan ibu dan anak.
g) Penyakit menular (IMS, informasi dasar HIV-AIDS dan
pencegahan dan penanganan malaria pada ibu hamil).
h) Akte kelahiran.
3. Sasaran Kelas Ibu Hamil
Peserta kelas ibu hamil berdasarkan buku panduan kelas ibu hamil
(Kemenkes, 2011) sebaiknya ibu hamil pada umur kehamilan 4 s/d 36
minggu,karena pada umur kehamilan ini kondisi ibu sudah kuat, tidak takut
terjadi keguguran, efektif untuk melakukan senam hamil. Jumlah peserta
kelas ibu hamilmaksimal sebanyak 10 orang setiap kelas. Suami/keluarga ikut
serta minimal 1kali pertemuan.
4. Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil
Penyelenggaraan kelas ibu hamil dapat di dilaksanakan oleh pemerintah,
swasta, LSM dan masyarakat. Berdasarkan panduan kelas ibu hamil
(Kemenkes, 2011) pelaksanaan kelas ibu hamil adalah sebagai berikut:
a. Fungsi dan Peran (Provinsi, Kabupaten dan Puskesmas) Pelaksanaan
kelas ibu hamil dikembangkan sesuai dengan fungsi dan peran pada
masing-masing level yaitu : Provinsi, Kabupaten dan Puskesmas.
b. Fasilitator dan Nara Sumber Fasilitator kelas ibu hamil adalah bidan atau
petugas kesehatan yang telah mendapat pelatihan fasilitator kelas ibu
hamil (atau melalui on the job training) dan setelah itu diperbolehkan
untuk melaksanakan fasilitasi kelas ibu hamil. Dalam pelaksanaan kelas
ibu hamil fasilitator dapat meminta bantuan nara sumber untuk
menyampaikan materi bidang tertentu. Nara sumber adalah tenaga
kesehatan yang mempunyai keahlian dibidang tertentu untuk mendukung
kelas ibu hamil (Kemenkes RI, 2011).
c. Sarana dan Prasarana Sarana dan prasarana yang diperlukan untuk
melaksanakan kelas ibu hamil berdasarkan Buku Kemenkes RI (2011)
adalah :
1. Ruang belajar untuk kapasitas 10 orang peserta kira-kira ukuran 4 m
x 5 m, dengan ventilasi dan pencahayaan yang cukup
2. Alat tulis menulis (papan tulis, kertas, spidol, bolpoin) jika ada
3. Buku KIA
4. Lembar Balik kelas ibu hamil
5. Buku pedoman pelaksanaan kelas ibu hamil
6. Buku pegangan fasilitator
7. Alat peraga (KB kit, food model, boneka, metode kangguru, dll) jika
ada
8. Tikar/karpet (matras)
9. Bantal, kursi(jika ada)
10. Buku senam hamil/CD senam hamil(jika ada) Idealnya kelengkapan
sarana dan prasarana seperti tersebut diatas, namun apabila tidak ada
ruangan khusus, dimanapun tempatnya bisa dilaksanakan sesuai
kesepakatan antara ibu hamil dan fasilitator. Sedangkan kegiatan
lainnya seperti senam hamil hanya merupakan materi tambahan
bukan yang utama (Kemenkes, 2011).
5. Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil
Pertemuan kelas ibu hamil dilakukan 3 kali pertemuan selama hamil atau
sesuai dengan hasil kesepakatan fasilitator dengan peserta. Pada setiap
pertemuan, materi kelas ibu hamil yang akan disampaikan disesuaikan
dengan kebutuhan dan kondisi ibu hamil tetapi tetap mengutamakan materi
pokok. Pada setiap akhir pertemuan dilakukan senam ibu hamil. Senam ibu
hamil merupakan kegiatan/materi ekstra di kelas ibu hamil, jika dilaksanakan,
setelah sampai di rumah diharapkan dapat dipraktikkan. Waktu pertemuan
disesuaikan dengan kesiapan ibu-ibu, bisa dilakukan pada pagi atau sore hari
dengan lama waktu pertemuan 120 menit termasuk senam hamil 15 - 20
menit (Depkes RI, 2009).
a. Pertemuan Kelas Ibu Hamil Ke 1 Setelah pertemuan pertama kelas ibu
hamil, peserta mampu (Depkes RI, 2009) :
1. Memahami apa yang disebut dengan kelas ibu hamil
2. Memahami bahwa kehadiran tepat waktu dan berpartisipasi aktif
penting untuk keberhasilan kelas ibu hamil
3. Memahami bahwa kelas ibu penting untuk meningkatkan
pengetahuan ibu tentang kehamilan, persalinan dan perawatan anak
4. Memahami bagaimana terjadinya kehamilan
5. Memahami adanya perubahan tubuh ibu selama kehamilan
6. Memahami bagaimana mengatasi berbagai keluhan saat hamil
7. Memahami apa saja yang harus dilakukan oleh ibu selama kehamilan
8. Memahami pentingnya makanan sehat dan pencegahan anemia saat
kehamilan
9. Memahami bahwa kesiapan psikologis diperlukan dalam
menghadapi kehamilan
10. Memahami bagaimana hubungan suami istri selama kehamilan
11. Mengetahui obat-obatan yang boleh dan tidak boleh dikonsumsi oleh
ibu semasa kehamilan
12. Mengetahui tanda-tanda bahaya pada kehamilan
13. Memahami perlunya perencanaan persalinan sejak awal agar dapat
memperlancar proses persalinan
b. Pertemuan Kelas Ibu Hamil Ke 2 Setelah sesi ke 2 ini peserta mampu
(Depkes RI, 2009) :
1. Mengetahui apa saja tanda-tanda persalinan telah dimulai
2. Mengetahui apa yang disebut dengan tanda-tanda bahaya pada
persalinan
3. Memahami proses persalinan yang dapat dialami oleh ibu dan
mengapa proses persalinan tersebut dipilih
4. Mengetahui tentang IMD dan cara melakukannya
5. Memahami apa yang harus dilakukan ibu pada masa nifas agar dapat
menjaga kesehatannya
6. Memahami apa yang harus dilakukan ibu pada masa nifas agar dapat
menjaga kesehatannya
7. Mengetahui tanda-tanda bahaya dan penyakit pada masa nifas
8. Memahami manfaat vitamin A dosis tinggi bagi ibu dan bayinya
9. Memahami bahwa setelah bersalin ibu perlu ikut program KB
10. Mengetahui dan memahami alat kontrasepsi dan cara kerjanya
c. Pertemuan Kelas Ibu Hamil Ke 3 Setelah sesi ke 3 ini peserta mampu 1
(Depkes RI, 2009) :
1. Mengetahui apa saja tanda-tanda bayi lahir sehat dan tanda bayi sakit
berat
2. Memahami apa yang harus dilakukan pada bayi baru lahir
3. Memahami manfaat pemberian vitamin K1 pada bayi baru lahir
4. Memahami apa saja tanda bahaya bayi baru lahir
5. Memahami manfaat pengamatan perkembangan bayi/anak
6. Memahami manfaat imunisasi dan mengetahui jadwal pemberian
imunisasi yang benarMemahami apa yang disebut dengan mitos dan
bagaimana mengatasinya
7. Memahami apa yang disebut IMS
8. Memahami apa itu HIV dan AIDS dan tahu bagaimana
menghindarinya
9. Memahami apa yang harus dilakukan jika ibu hamil terinfeksi HIV
10. Memahami apa yang disebut penyakit malaria dan tahu bagaimana
menghindarinya
11. Memahami pentingnya untuk segera mengurus akte kelahiran bagi
bayi yang baru lahir.
6. Monitoring dan Evaluasi
a. Monitoring
Monitoring dilakukan dalam rangka melihat perkembangan dan
pencapaian, serta masalah dalam pelaksanaan kelas ibu hamil, hasil
monitoring dapat dijadikaan bahan acuan untuk perbaikan dan
pengembangan kelas ibu hamil selanjutnya. Hal-hal yang perlu dimonitor
berdasarkan Kemenkes (2011) :
1. Peserta ( keadaan dan minat peserta, kehadiran peserta, keaktifan
bertanya)
2. Sarana prasarana (tempat, fasilitas belajar)
3. Fasilitator (persiapan, penyampaian materi, penggunaan alat bantu,
membangun suasana belajar aktif)
4. Waktu (mulai tepat waktu, efektif ).
b. Evaluasi
Evaluasi dilakukan untuk melihat keluaran dan dampak baik positif
maupun negatif pelaksanaan kelas ibu hamil berdasarkan indikator. Dari
hasil evaluasi tersebut bisa dijadikan sebagai bahan pembelajaran guna
melakukan perbaikan dan pengembangan kelas ibu hamil berikutnya.
Evaluasi oleh pelaksana (bidan/koordinator bidan) dilakukan pada setiap
selesai pertemuan kelas ibu. Evaluasi dilakukan untuk menilai
(Kemenkes, 2011) :
1. Evaluasi pada pelaksanaan kelas ibu hamil
2. Evaluasi kemampuan fasilitator pelaksanaan kelas ibu hamil
3. Ketrampilan memfasilitasi
4. Ketrampilan merangkum sesi
5. Penggunaan buku KIA pada pertemuan kelas ibu hamil
7. Indikator Keberhasilan
Indikator Keberhasilan Program Kelas Ibu Hamil berdasarkan Kemenkes
(2011) :
1. Petugas kesehatan sebagai fasilitator Kelas Ibu Hamil
2. Ibu hamil yang mengikuti Kelas Ibu Hamil
3. Suami /anggota keluarga yang hadir mengikuti Kelas Ibu Hamil
4. Kader yang terlibat dalam penyelenggaraan Kelas Ibu Hamil.

Indikator proses (Kemenkes, 2011) :

1. Fasilitator: manajemen waktu, penggunaan variasi metode pembelajaran,


bahasan penyampaian, penggunaan alat bantu, kemampuan melibatkan
peserta, informasi Buku KIA
2. Peserta: frekuensi kehadiran, keaktifan bertanya dan berdiskusi
3. Penyelenggaraan: tempat, sarana, waktu

Indikator output (Kemenkes, 2011) :

1. Peningkatan jumlah ibu hamil yang memiliki Buku KIA


2. Ibu yang datang pada K4
3. Ibu/keluarga yang telah memiliki Perencanaan Persalinan
4. Ibu yang datang untuk mendapatkan tablet Fe
5. Ibu yang telah membuat pilihan bersalin dengan Nakes
6. KN
7. IMD (Inisiasi Menyusu Dini)
8. Kader dalam keterlibatan penyelenggaraan
8. Pengertian Senam Ibu Hamil
Senam ibu hamil adalah jenis olahraga yang ringan untuk ibu hamil,
olahraga ini bisa dilakukan untuk ibu hamil yang usia kandungannya di atas 6
bulan. Usia kandungan di bawah perkembangan janin 6 bulan sebaiknya tidak
melakukan senam itu. Hal-hal yang berkaitan dengan senam hamil adalah
sebagai berikut :
1. Senam tersebut bertujuan untuk membuat ibu hamil siap dan melancarkan
persalinannya kelak.
2. Gerakan-gerakan senam yang ada di dalam senam hamil telah disesuaikan
dengan kondisi ibu hamil yang tidak bisa menerima olahraga
menggunakan fisik yang berat, sehingga gerakan senam ibu hamil
cenderung lemah dan ringan.
3. Konsultasi kehamilan dengan bidan dan dokter kandungan diperlukan
untuk memastikan bahwa kandungan ibu hamil sehat dan tidak
bermasalah.
4. Ada jenis ibu hamil yang tidak boleh melakukan senam meski usia
kandungannya sudah 6 bulan ke atas. Ibu hamil yang tidak boleh senam
adalah ibu hamil dengan mulut rahim yang lemah, kandungan lemah,
kandungan banyak ketuban dan dinding rahim lemah.
5. Alasan tidak boleh melakukan senam hamil karena senam hamil takutnya
bisa membahayakan kandungannya dan menimbulkan pendarahan

Senam ibu hamil sangat penting bagi ibu hamil yang akan segera
menjalani proses persalinan. Persalinan akan terasa menakutkan bagi ibu
hamil yang belum memiliki persiapan khusus. Terutama bagi ibu hamil yang
kondisi kesehatannya buruk selama kehamilan. Misalnya saja tensi tinggi, hb
rendah dan menderita komplikasi seperti asma, jantung dan maag. Oleh
karena itulah, senam hamil penting supaya ibu hamil tahu bagaimana caranya
melancarkan persalinan.

Senam hamil juga membuat otot ibu hamil rileks dan tenang, rasa rileks dan
tenang itu bisa mempengaruhi kondisi psikis ibu hamil. Rasa gugup dan
nerves saat akan mengalami masa persalinan bisa menimbulkan kerugian bagi
ibu hamil itu sendiri. Saat seseorang gugup, ibu hamil akan mengalami
penurunan Hb. Hb sangat penting untuk ibu hamil yang akan melahirkan,
sebab saat melahirkan ibu hamil bisa mengeluarkan banyak darah.

9. Manfaat Senam Ibu Hamil


Banyak ibu hamil jika tidak mengetahui manfaat senam yang
dilakukannya akan merasa malas untuk melakukan hal tersebut. Sebelum
mengetahui cara melakukan senam, sebaiknya ibu hamil mengetahui berapa
banyak manfaat yang akan ibu hamil dapatkan jika melakukan senam hamil
tersebut. Banyak ibu hamil yang salah kaprah, senam tidak boleh dilakukan
karena bisa membahayakan janin, membuat tubuh menjadi capek dan masih
banyak anggapan salah lainnya. Sebelum berprasangka negatif, mari kita
bahas apa saja yang menjadi manfaat senam ibu hamil :

1. Menjaga Kehamilan Ibu Hamil. Senam bermanfaat untuk menjaga


kesehatan dan kehamilan selama ibu hamil. Saat senam, ibu hamil akan
diajarkan bagaimana caranya untuk belajar dalam melatih berbagai otot
tertentu. Misalnya saja otot perut, otot paha dan otot panggul. Semakin
sering otot itu dilatih maka semakin sehat pula kondisi kesehatan ibu
hamil. (Baca juga : cara menjaga kehamilan agar tetap sehat)
2. Merilekskan Pikiran. Senam hamil yang dilakukan ibu hamil bisa
merilekskan ibu hamil. Baik pikiran maupun raga ibu hamil. Ibu hamil
yang sering melakukan senam akan lebih tenang saat menghadapi
persalinan. Tidak hanya itu saja relaksasi dalam gerakan senam bisa
membuat ibu hamil tidur nyenyak.
3. Melancarkan Persalinan. Senam hamil bisa melancarkan persalinan karena
saat senam, ibu hamil akan melatih otot yang bermanfaat untuk
melancarkan persalinan misalnya saja otot panggul dan otot paha.
4. Menambah Stamina Ibu Hamil. Senam juga bermanfaat untuk membuat
ibu hamil tidak lemah dan lesu. Senam bisa melatih dan menambah
stamina pada ibu hamil.
5. Meningkatkan Kinerja Otak Ibu Hamil. Saat melakukan senam hamil, ibu
hamil akan belajar untuk menghafal semua gerakan senam di dalam
memori otak ibu hamil tersebut. Kebiasaan menghafal bisa meningkatkan
kerja otak dan performa otak ibu hamil.
6. Melatih Pernafasan. Saat senam, ibu hamil akan diajarkan untuk melatih
pernafasan. Melatih pernafasan sangat diperlukan saat ibu hamil
menghadapi proses persalinan. Saat akan menghadapi persalinan, ibu
hamil harus pintar-pintar mengatur nafas. Pernafasan yang diajarkan saat
senam adalah pernafasan hidung, perut dan juga dada. Ketiga jenis
pernafasan itu bermanfaat untuk persalinan. (Baca juga : cara mengatasi
sesak nafas saat hamil)
7. Mengatasi Keluhan Kehamilan. Ibu hamil akan sering merasakan kram
perut, sakit punggung dan bengkak. Keluhan-keluhan itu bisa diatasi
dengan melakukan senam. Saat senam hamil ada gerakan peregangan.
Gerakan peregangan itu bermanfaat untuk mengatasi keluhan saat
kehamilan.
8. Berlatih Posisi Melahirkan Yang Baik. Senam hamil juga akan membantu
ibu hamil untuk berada di posisi melahirkan yang baik. Posisi melahirkan
yang benar akan membantu proses persalinan.
9. Menghindarkan Ibu Hamil Dari Kegemukan. Ibu hamil saat senam akan
dilatih berbagai macam gerakan dan latihan. Salah satu manfaat latihan
senam bagi ibu hamil adalah untuk menghindarkan dari
kegemukan. Bahaya obesitas bagi ibu hamil akan menyusahkan ibu hamil
saat persalinan.

10. Gerakan Senam Ibu Hamil


Banyak gerakan senam yang dilakukan saat ibu hamil mengikuti senam
hamil. Tentunya semua gerakan itu memiliki tujuan dan manfaat masing-
masing. Tidak ada gerakan senam yang tidak ada manfaat dan tujuannya.
Berikut ini tips melakukan gerakan yang dilakukan saat senam hamil :
1. Posisi Duduk Dan Bersila
Gerakan senam duduk bersila seperti posisi yoga, cara menjaga
kehamilan agar tetap sehat yang sangat mudah di lakukan serta dimana saja.
Bersila adalah posisi yang baik saat hamil. Posisi ini baik karena posisi perut
tidak tertekan sehingga janin tidak terganggu atau terancam posisinya. Hal
yang ibu hamil lakukan saat posisi ini :
 Posisi pertama yang akan dilakukan adalah pemanasan.
 Pemanasan bisa dengan melakukan menggelengkan kepala ke kanan dan ke
kiri sebanyak 3 kali, gerakan kepala tengok kanan dan ke kiri sebanyak 3 kali.
Menundukkan dan juga menengadahkan kepala ke atas dan ke bawah
sebanyak 3 kali.
 Hal terakhir yang dilakukan saat posisi ini adalah dengan menggerakkan bahu
naik dan turun tiga kali.
 Ketika anda melakukan gerakan ini harap perhatikan bahwa badan harus
dalam posisi tegak agar janin di dalamnya tidak tertekan.
2. Melakukan Gerakan Relaks
Posisi ini juga akan dilakukan saat ibu hamil mengikuti senam hamil.
Gerakan relaks ini bertujuan untuk melakukan relaksasi atau membuat tubuh
ibu hamil menjadi santai dan relaks. Cara melakukannya adalah seperti ini :
 Posisi ibu hamil berbaring miring ke kanan, kepala ibu hamil ditopang
menggunakan bantal.
 Luruskan kaki kanan dan tekuklah bagian kaki kiri. Sehingga posisinya
adalah kaki kanan lurus dan kaki kiri tertekuk.
 Tarik nafas dalam-dalam dan hembuskan secara perlahan melalui hidung.
 Angkat kaki setinggi pinggul, kemudian turunkan. Tekuk ke arah perut.
 Gantilah posisi ibu hamil. Posisikan badan ibu hamil miring ke kiri.
 Lakukanlah gerakan ini sebanyak empat kali.
3. Gerakan Lengan Dan Punggung
Senam ini menggunakan gerakan lengan dan otot bagian punggung.
Diawali dengan lengan diluruskan sampai di atas kepala. Kedua lengan saling
berhadapan. Tahanlah posisi ini selama 20 detik. Setelah melampaui waktu
20 detik, regangkanlah kedua lengan selebar mungkin. Gerakan ini akan
efektif jika dilakukan sebanyak 5 kali.
4. Gerakan Senam Mengayuh Sepeda
Gerakan mengayuh sepeda ada di dalam gerakan senam hamil. Cara
melakukannya adalah sebagai berikut ini :
 Ibu hamil memposisikan tubuh dengan berbaring dan telentang.
 Kepala disangga menggunakan bantal.
 Luruskan kedua belah kaki, kemudian di tekuk ke atas. Gerakan tersebut bisa
diulangi sebanyak empat kali.
 Setelah melakukan gerakan tersebut sebanyak empat kali, ibu hamil memutar
kembali pergelangan kaki ke kiri dan ke kanan bergantian.
 Setelah pergelangan kaki di putar, gerakan kaki selanjutnya adalah
menggunakan gerakan kayuhan sepeda.
 Letakkan kedua tangan di samping tubuh. Gerakan kayuhan sepeda itu bisa
dilakukan sebanyak 8 kali.
5. Gerakan Otot Panggul
Senam ibu hamil menggunakan gerakan otot panggul. Fungsinya adalah
untuk menguatkan otot panggul selama persalinan. Kekuatan otot panggul
sangat dibutuhkan ibu hamil untuk mengejan saat persalinan. Cara
melakukannya adalah sebagai berikut ini :
 Posisikan tubuh ibu hamil dengan berbaring.
 Kedua kaki ditekuk dan kedua tangan diletakkan di samping tubuh.
 Perlahan namun pasti, tarik nafas dari dalam hidung dan tahanlah nafas
selama beberapa menit.
 Kencangkan otot panggul selama nafas ditahan. Cara menguatkan otot
panggul adalah dengan mengangkat panggul ke atas sambil menahan nafas.
 Hembuskan nafas secara perlahan dari mulut kemudian kembalikan bagian
panggul ke daerah semula.
 Ulangi sebanyak 4 kali.
6. Gerakan Punggung
Punggung bisa membantu ibu hamil selama persalinan. Cara senam hamil
menggunakan gerakan punggung adalah sebagai berikut ini :
 Posisikan tubuh ibu hamil dalam posisi merangkak dengan mensejajarkan
daerah bahu.
 Biarkan kedua lengan dan kedua kaki dibuka.
 Angkatlah bagian punggung, tundukkan kepala dengan melihat bagian dada.
 Tariklah nafas dalam-dalam. Tahan nafas dan pertahankan poisisi punggung
seperti tadi.
 Tahan selama beberapa detik.
 Hembuskan nafas secara perlahan kemudian kembalikan posisi punggung
seperti semula.
 Lakukan pengulangan sebanyak 6 kali.
7. Gerakan Menghilangkan Punggung Pegal
Ibu hamil sering merasakan pegal-pegal. Terutama ibu hamil dengan kondisi
perut yang sudah membesar. Ibu hamil perlu asupan kalsium yang cukup agar
tidak terkena oesteoporisis. Tidak hanya itu saja, punggung yang pegal-pegal
juga harus dihilangkan. Caranya adalah dengan melakukan hal-hal di bawah
ini :
 Posisikan tubuh ibu hamil dalam posisi merangkak.
 Tumpuan ada pada salah satu paha.
 Biarkan kaki yang tidak dijadikan tumpuan dengan posisi diengkungkan ke
atas.
 Tahanlah selama beberapa detik sesuai dengan kemampuan ibu hamil.
 Lakukanlah menggunakan tumpuan kaki secara bergantian.
8. Gerakan Senam Mencegah Sungsang
Ibu hamil akan dihadapkan dengan berbagai macam kondisi kehamilan.
Misalnya saja sungsang, luwat kidang dan masih banyak lagi lainnya. Kasus
kehamilan banyak yang terkena sungsang. Sungsang adalah kondisi
kehamilan dimana kepala janin tidak berada di jalan lahir, namun posisi bayi
malah melintang dari jalan lahir.
Banyak kondisi yang mengakibatkan hal ini, misalnya saja ibu hamil kurang
bergerak dan banyaknya air ketuban di dalam rahim. Air ketuban yang
banyak bisa membuat posisi janin dan bayi berubah-ubah. Sungsang ini
sangat dikhawatirkan para ibu, penyebabnya adalah ibu hamil tidak bisa
melahirkan dengan cara normal. Namun harus menggunakan operasi caesar.
Agar terhindar posisi bayi sungsang sebaiknya melakukan gerakan senam
seperti berikut ini :
 Posisikan tubuh dalam keadaan menungging.
 Tekuk tangan dan letakkan tangan di samping dada.
 Biarkan kaki dalam posisi terbuka.
 Letakkan kepala di depan dada dan bersentuhan dengan kasur.
 Tolehkan kepala ke samping kiri dan ke samping kanan.
 Setelah itu biarkan lengan terbuka di samping dada.
 Usahaka lengan memiliki posisi jauh dari dada.
 Pertahankan posisi ini dalam 10-15 menit.
 Aturlah nafas agar ibu hamil rileks saat melakukan ini.
9. Gerakan Senam Kegel
Salah satu senam ibu hamil yang terkenal adalah senam kegel. Senam ini
adalah senam yang bisa membantu ibu hamil selama proses persalinan.
Senam kegel adalah senam yang berfungsi untuk peregangan dan bisa untuk
menguatkan panggul si ibu hamil.
Menguatkan karena selama senam kegel bisa melatih otot panggul ibu hamil.
Kelebihan menguatkan otot dan syaraf panggul agar bisa melahirkan lebih
mudah. Senam ini juga bermanfaat untuk melatih otot pada uretra, rektum,
rahim dan juga kandung kemih. Cara melakukannya adalah :
 Gunakan posisi duduk atau berdiri.
 Jika duduk, letakkan tangan di kedua paha.
 Pejamkan mata dan aturlah pernafasan.
 Lakukan kegiatan ini selama 3-10 detik.
 Ibu hamil harus melakukan cara ini berulang-ulang. Sehari melakukan senam
ini sebanyak 4 kali dalam sehari.
10. Gerakan Senam Jongkok
Saat melakukan senam ibu hamil, ada gerakan senam yang jongkok. Gerakan
jongkok ini bermanfaat untuk menguatkan otot panggul dan otot paha ibu
hamil. Otot panggul dan otot paha yang kuat akan memudahkan ibu hamil
dalam persalinan.Berikut ini cara melakukan senam jongkok :
 Berdiri dengan luruskan posisi pungggung dan pelan pelan turunkan posisi
sampai ke dalam posisi jongkok.
 Tahanlah selama 10 detik dan kembali ke posisi berdiri.
 Ulangi gerakan ini sampai 5 kali dalam sehari.

Efek yang diberikan dan manfaat senam gerakan jongkok bagi ibu hamil
adalah untuk meregangkan otot sekitar pinggul dan pelviks agar longgar dan
lebih lentur.

Bagi anda yang merencanakan persalinan normal, gerakan senam hamil


yang satu ini jangan sampai ditinggalkan karena sangat penting perannya
untuk memberikan kemudahan saat persalinan.

11. Gerakan Otot Perut Dan Punggung


Otot perut dan otot punggung juga bermanfaat untuk membantu ibu
hamil selama proses persalinan. Selain memudahkan untuk persalinan,
gerakan ini bisa digunakan untuk meredakan sakit pinggang. Cara
melakukannya adalah :
 Miringkan bagian panggul, bisa miring ke kanan maupun ke kiri.
 Saat memiringkan panggul sambil meningkatkan kekuatan otot perut.
 Ubah posisi menjadi merangkak dengan posisi kepala disejajarkan dengan
punggung.
 Ubah posisi kepala menjadi tengadah.
 Tarik nafas dan lepaskan secara pelan-pelan.
 Lakukan secara santai.
 Lakukan secara rutin.
12. Gerakan Senam Kupu-Kupu
Gerakan senam ibu hamil kupu-kupu disebut dengan senam tailor. Posisi
kupu-kupu selain dalam senam ibu hamil juga bsia ditemukan dalam gerakan
yoga. Cara menggunakannya adalah sebagai berikut ini:
 Duduk di lantai.
 Punggung lurus dan menempel ke dinding.
 Kedua telapak kaki saling bersentuhan.
 Dorong lutut ke bagian bawah hingga lutut menyentuh lantai.
 Lakukanlah posisi ini selama 10-20 detik. Kemudian lakukan secara
berulang-ulang.
 Manfaatnya adalah untuk menghilangkan stress pada bagian punggung ibu
hamil. Hal itu juga bermanfaat untuk melatih otot paha agar kuat.
C. PELAYANAN ASUHAN STANDAR ANTENATAL
Pelayanan ANC minimal 5T, meningkat menjadi 7T, dan sekarang menjadi 12T,
sedangkan untuk daerah gondok dan endemik malaria menjadi 14T, yakni :
1. Timbang berat badan tinggi badan
Tinggi badan itu dikategorikan adanya resiko apabila hasil pengukuran <
145 cm. Berat badan ditimbang setiap ibu datang atau berkunjung untuk
memenuhi kenaikan BB dan penurunan BB. Kenaikan ibu hamil normal rata-
ratanya 6,5 kg sampai 16 kg (Saryono, 2010).
2. Tekanan Darah
Diukur setiap kali ibu datang atau berkunjung, deteksi tekanan darah yang
cenderung naik diwaspadai adanya gejala hipertensi dan preeklamsi. Abila turun
dibawah normal berkisar systole/diastole : 110/80 – 120/80 mmHg.
3. Pengukuran tinggi fundus uteri
Menggunakan pita sentimeter, letakkan titik no pada tepi atas sympisis dan
rentangkan sampai fundus uteri (tidak boleh ditekan).
No. Tinggi fundus uteri (cm) Umur kehamilan dalam minggu
1. 12 cm 12
2. 16 cm 16
3. 20 cm 20
4. 24 cm 24
5. 28 cm 28
6. 32 cm 32
7. 36 cm 36
8. 40 cm 40

4. Pemberian tablet tambah darah ( Tablet Fe)


Untuk memenuhi kebutuhan volume darah pada ibu hamil dan nifas,
karena masa kehamilan kebutuhan meningkat sering dengan pertumbuhan janin.
5. Pemberian imunisasi TT
Untuk melindungi dari tetanus neonatorium. Efek samping TT yaitu nyeri,
kemerah-merahan dan bengkak untuk 1-2 hari pada tempat penyuntikan.
Imunisasi Interval % Perlindungan Masa
Perlindungan
TT 1 Pada kunjungan 0 % Tidak ada
ANC pertama
TT 2 4 minggu setelah 80 % 3 Tahun
TT 1
TT 3 6 bulan setelah TT 95 % 5 Tahun
2
TT 4 1 tahun setelah TT 99 % 10 Tahun
3
TT 5 1 tahun setelah TT 99 % 25 Tahun seumur
4 hidup

6. Pemeriksaan Hb
Pemeriksaan Hb dilakukan pada kunjungan ibu hamil yang pertama kali,
lalu dipaksa lagi menjelang peralinan. Pemeriksaan Hb adalah salah satu upaya
untuk mendeteksi anemia pada ibu hamil.
7. Pemeriksaan protein urine
Untuk mengertahui adanya protein dalam urine ibu hamil. Protein urine ini
untuk mendeteksi ibu hamil kearah preeklamsi.
8. Pengambilan darah untuk pemeriksaan VDRL
Pemeriksaan Veneral Desease Research Laboratory (VDRL) untuk
mengetahui adanya treponema,pallidum/ penyakit menular seksual, anatar lain
syphilis.
9. Pemeriksan urine reduksi
Dilakukan pemeriksaan urine reduksi hanya kepada ibu dengan ibu dengan
indikasi penyakit gula / DM atau riwayat penyakit gula pada keluarga ibu dan
suami.
10. Perawatan payudara
Meliputi senam payudara, perawatan payudara, pijat tekan payudara yang
ditunjukkan kepada ibu hamil. Manfaat perawatan payudara adalah :
a. Menjaga kebersihan payudara, terutama puting susu
b. Mengencangkan serta memperbaiki bentuk puting susu (pada puting susu
terbenam)
c. Merangsang kelenjar-kelenjar susus sehingga produksi ASI lancar
d. Mempersiapkan ibu dalam laktasi
Perawaan payudara dilakukan 2 kali sehari sebelum mandi dan mulai pada
kehamilan 6 bulan.
11. Senam ibu hamil
Bermanfaat bagi ibu dalam persalinan dan mempercepat pemulihan setelah
melahirkan serta mencegah sembelit.
12. Pemberian obat malaria
Pemberian obat malaria diberikan khusus untuk pada ibu hamil didaerah
endemik malaria atau kepada ibu dengan gejala khas malaria yaitu panas tinggi
disertai menggigil.
13. Peberian kapsul minyak beyodium
Kekurangan yodium dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan dimana
tanah dan air tidak mengandung unsur yodium. Akibat kekurangan yodium dapat
mengakibatkan gondok dan kretin yang ditandai dengan :
a. Gangguan fungsi mental
b. Gangguan fungsi pendengaran
c. Gangguan pertumbuhan
d. Gangguan kadar hormon yang rendah
14. Temu wicara
1. Definisi konseling
Adalah suatu bentuk wawancara (tatap muka) untuk menolong orang lain
memperoleh pengertian yang lebih baik mengenai dirinya dalam ushanya untuk
memahami dan mengatasi permaslaahn yang sedang tejadi.
2. Prinsip-prinsip konseling
Ada 5 prinsip pendekatan kemanusiaan, yaitu :
a. Keterbukaan
b. Empati
c. Dukungan
d. Sikap dan respon positif
e. Setingkat atau sama sederajat
3. Tujuan konseling pada antenatal care
a. Membantu ibu hamil memahami kehamilannya dan sebagai upaya
preventif terhadap hal-hal yang tidak diinginkan.
b. Membantu ibu hamil untuk menemukan kebutuhan asuhan kehamilan,
penolong persalinan yang bersih dan aman atau tindakan klinik yang
mungkin diperlukan (Sayono, 2010)
D. EVIDENCED BASED DALAM ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN
(Antenatal Care)
1. EVIDENCE BASED MIDWIFERY (PRACTICE)
EBM didirikan oleh RCM dalam rangka untuk membantu
mengembangkan kuat profesional dan ilmiah dasar untuk pertumbuhan tubuh
bidan berorientasi akademis. EBM secara resmi diluncurkan sebagai sebuah jurnal
mandiri untuk penelitian murni bukti pada konferensi tahunan di RCM Harrogate,
Inggris pada tahun 2003 (Hemmings et al, 2003). Itu dirancang ‘untuk membantu
bidan dalam mendorong maju yang terikat pengetahuan kebidanan dengan tujuan
utama meningkatkan perawatan untuk ibu dan bayi ‘(Silverton, 2003).
EBM mengakui nilai yang berbeda jenis bukti harus berkontribusi pada
praktek dan profesi kebidanan berorientasi komunitas. Jurnal kualitatif mencakup
aktif serta sebagai penelitian kuantitatif, analisis filosofis dan konsep serta
tinjauan pustaka terstruktur, tinjauan sistematis, kohort studi, terstruktur, logis dan
transparan, sehingga bidan benar dapat menilai arti dan implikasi untuk praktek,
pendidikan dan penelitian lebih lanjut.
Menurut Sackett et al. Evidence-based (EB)adalah suatu pendekatan
medik yang didasarkan pada bukti-bukti ilmiah terkini untuk kepentingan
pelayanan kesehatan penderita. Dengan demikian, dalam prakteknya, EB
memadukan antara kemampuan dan pengalaman klinik dengan bukti-bukti ilmiah
terkini yang paling dapat dipercaya.
Pengertian lain dari evidence based adalah proses yang digunakan secara
sistematik untuk menemukan, menelaah/me-review, dan memanfaatkan hasil-hasil
studi sebagai dasar dari pengambilan keputusan klinik.
Jadi secara lebih rincinya lagi, EB merupakan keterpaduan antara :
a. bukti-bukti ilmiah, yang berasal dari studi yang terpercaya (best research
evidence)
b. keahlian klinis (clinical expertise)
c. nilai-nilai yang ada pada masyarakat (patient values).
Publikasi ilmiah adalah suatu pempublikasian hasil penelitian atau sebuah
hasil pemikiran yang telah ditelaaah dan disetujui dengan beberapa petimbangan
baik dari acountable aspek metodologi maupun accountable aspek ilmiah yang
berupa jurnal, artikel, e-book atau buku yang diakui.
Penggunaan kebijakan dari bukti terbaik yang tersedia sehingga tenaga
kesehatan (Bidan) dan pasien mencapai keputusan yang terbaik, mengambil data
yang diperlukan dan pada akhirnya dapat menilai pasien secara menyeluruh dalam
memberikan pelayanan kehamilan(Gray, 1997).
Praktek kebidanan sekarang lebih didasarkan pada bukti ilmiah hasil
penelitian dan pengalaman praktek terbaik dari para praktisi dari seluruh penjuru
dunia. Rutinitas yang tidak terbukti manfaatnya kini tidak dianjurkan lagi.
2. BUKTI KLINIS PADA PELAYANAN KEHAMILAN
Fokus lama ANC :
a. Mengumpulkan data dalam upaya mengidentifikasi ibu yang beresiko
tinggi dan merujuknya untuk mendapatkan asuhan khusus.
b. Temuan-temuan fisik (TB, BB, ukuran pelvik, edema kaki, posisi &
presentasi janin di bawah usia 36 minggu dsb) yang memperkirakan
kategori resiko ibu.
c. Pengajaran /pendidikan kesehatan yang ditujukan untuk mencegah
resiko/komplikasi
Pendekatan resiko mempunyai prediksi yang buruk karena kita tidak bisa
membedakan ibu yang akan mengalami komplikasi dan yang tidak.
Banyak ibu yang digolongkan dalam kelompok resiko tinggi tidak pernah
mengalami komplikasi, sementara mereka telah memakai sumber daya
yang cukup mahal dan jarang didapat. Penelitian menunjukkan bahwa
pemberian asuhan khusus pada ibu yang tergolong dalam kategori resiko
tinggi terbukti tidak dapat mengurangi komplikasi yang terjadi (Enkin,
2000 : 22). Sementara, bagi Bumil kelompok Resiko Rendah :
 tidak diberi pengetahuan tentang Resti
 tidak dipersiapkan mengatasi kegawatdaruratan obstetric
 Memberikan keamanan palsu sebab banyak ibu yang tergolong
kelompok resiko rendah mengalami komplikasi tetapi tidak pernah
diberitahu bagaimana cara mengetahui dan apa yang dapat
dilakukannya
 Pelajaran yang dapat diambil dari pendekatan resiko :adalah bahwa
setiap bumil beresiko mengalami komplikasi yang sangat tidak bisa
diprediksi sehingga setiap bumil harus mempunyai akses asuhan
kehamilan dan persalinan yang berkualitas. Karenanya, fokus ANC
perlu diperbarui (refocused) agar asuhan kehamilan lebih efektif
dan dapat dijangkau oleh setiap wanita hamil.
3. ISI REFOCUSING ANC:
Penolong yang terampil/terlatih harus selalu tersedia untuk :
a. Membantu setiap bumil & keluarganya membuat perencanaan persalinan :
petugas kesehatan yang terampil, tempat bersalin, keuangan, nutrisi yang
baik selama hamil, perlengkapan esensial untuk ibu-bayi).
b. Membantu setiap bumil & keluarganya mempersiapkan diri menghadapi
komplikasi (deteksi dini, menentukan orang yang akan membuat
keputusan, dana kegawatdaruratan, komunikasi, transportasi, donor darah,)
pada setiap kunjungan.
c. Melakukan skrining/penapisan kondisi-kondisi yang memerlukan
persalinan RS (riwayat SC, IUFD, dsb). Ibu yang sudah tahu kalau ia
mempunyai kondisi yang memerlukan kelahiran di RS akan berada di RS
saat persalinan, sehingga kematian karena penundaan keputusan,
keputusan yang kurang tepat, atau hambatan dalam hal jangkauan akan
dapat dicegah.
d. Mendeteksi & menangani komplikasi (preeklamsia, perdarahan
pervaginam, anemia berat, penyakit menular seksual, tuberkulosis,
malaria, dsb).
e. Mendeteksi kehamilan ganda setelah usia kehamilan 28 minggu, dan
letak/presentasi abnormal setelah 36 minggu. Ibu yang memerlukan
kelahiran operatif akan sudah mempunyai jangkauan pada penolong yang
terampil dan fasilitas kesehatan yang dibutuhkan.
 Memberikan imunisasi Tetanus Toxoid untuk mencegah kematian
BBL karena tetanus.
 Memberikan suplementasi zat besi & asam folat. Umumnya anemia
ringan yang terjadi
f. Pencegahan/ terapi preventif pada bumil adalah anemia defisiensi zat besi
& asam folat.
g. Untuk populasi tertentu:
 Profilaksis cacing tambang (penanganan presumtif) untuk
menurunkan insidens anemia berat, malaria untuk menurunkan
resiko terkena malaria di daerah endemic
 Suplementasi yodium
 Suplementasi vitamin A
4. ISSU – ISSU TERKINI DALAM KEHAMILAN.
a. Keterlibatan klien dalam perawatan diri sendiri (self care)
Kesadaran dan tanggung jawab klien terhadap perawatan diri sendiri
selama hamil semakin meningkat. Klien tidak lagi hanya menerima
dan mematuhi anjuran petugas kesehatan secara pasif.
Kecenderungan saats ini klien lebih aktif dalam mencari informasi,
berperan secara aktif dalam perawatan diri dan merubah perilaku untuk
mendapatkan outcome kehamilan yang lebih baik. Perubahan yang
nyata terjadi terutama di kota-kota besar dimana klinik ANC baik itu
milik perorangan, yayasan swasta maupun pemerintah sudah mulai
memberikan pelayanan kursus/kelas prapersalinan bagi para calon ibu.
Kemampuan klien dalam merawat diri sendiri dipandang sangat
menguntungkan baik bagi klien maupun sistem pelayanan kesehatan
karena potensinya yang dapat menekan biaya perawatan.
Dalam hal pilihan pelayanan yang diterima, ibu hamil dapat memilih
tenaga profesional yang berkualitas & dapat dipercaya sesuai dengan
tingkat pengetahuan dan kondisi sosio-ekonomi mereka.
b. ANC pada usia kehamilan lebih dini
Data statistik mengenai kunjungan ANC trimester pertama
menunjukkan peningkatan yang signifikan. Hal ini sangat baik sebab
memungkinkan profesional kesehatan mendeteksi dini dan segera
menangani masalah-masalah yang timbul sejak awal kehamilan.
Kesempatan untuk memberikan pendidikan kesehatan tentang
perubahan perilaku yang diperlukan selama hamil juga lebih banyak.
c. Praktek yang berdasarkan bukti (evidence-based practice)
Praktek kebidanan sekarang lebih didasarkan pada bukti ilmiah hasil
penelitian dan pengalaman praktek terbaik dari para praktisi dari
seluruh penjuru dunia. Rutinitas yang tidak terbukti manfaatnya kini
tidak dianjurkan lagi. Sesuai dengan evidence-based practice,
pemerintah telah menetapkan program kebijakan ANC sebagai berikut:
1) Kunjungan ANC Dilakukan minimal 4 x selama kehamilan :
Trimester I Sebelum 14 minggu – Mendeteksi masalah yg dapat ditangani
sebelum membahayakan jiwa.
a) Mencegah masalah, misal : tetanus neonatal, anemia, kebiasaan tradisional
yang berbahaya
b) Membangun hubungan saling percaya
c) Memulai persiapan kelahiran & kesiapan menghadapi komplikasi.
d) Mendorong perilaku sehat (nutrisi, kebersihan , olahraga, istirahat, seks,
dsb).
Trimester II
14 – 28 minggu – Sama dengan trimester I ditambah : kewaspadaan
khusus terhadap hipertensi kehamilan (deteksi gejala preeklamsia, pantau
TD, evaluasi edema, proteinuria)
Trimester III
28 – 36 minggu – Sama, ditambah : deteksi kehamilan ganda.
Setelah 36 minggu – Sama, ditambah : deteksi kelainan letak atau kondisi
yang memerlukan persalinan di RS.
2) Pemberian suplemen mikronutrien :
Tablet mg (= zat besi 60yang mengandung FeSO4 320 g sebanyak 1
tablet/hari mg) dan asam folat 500 segera setelah rasa mual hilang.
Pemberian selama 90 hari (3 bulan). Ibu harus dinasehati agar tidak
meminumnya bersama teh / kopi agar tidak mengganggu penyerapannya.
3) Imunisasi TT 0,5 cc
Interval Lama perlindungan % perlindungan
 TT 1 Pada kunjungan ANC pertama
 TT 2 4 mgg setelah TT 1 3 tahun 80%
 TT 3 6 bln setelah TT 2 5 tahun 95%
 TT 4 1 tahun setelah TT 3 10 tahun 99%
 TT 5 1 tahun setelah TT 4 25 th/ seumur hidup 99%
5. HAL-HAL YANG KURANG EFEKTIF DILAKUKAN
Standar anc menurut arifin (1996) mengenai standar pelayanan.
Pelayanan ANC minimal 5T meningkat menjadi 7T dan sekarang 12 T.
a. 5T
 Tinggi badan
 Tekanan darah
 TFU
 TT
 Tablet besi
b. 7T
 Tes PMS
 Temu wicara
c. 12 T
 Test HB
 TEST PROTEIN URINE
 PERAWATAN PAYUDARA
 TES REDUKSI URINE
 PEMELIHARAAN TINGKAT KEBUDAYAAN.
d. 14 T
 Terapi yodium kapsul
 Terapi anti malaria.
6. PERHITUNGAN DJJ
Dahulu perhitungan DJJ adalah dengan 15 detik dikalikan 4. Tapi sekarang
perhitungan dilakukan satu menit penuh.
7. POLA ASUHAN KEHAMILAN
Evidence Based Tentang Tradisi Masa Kehamilan :
a. Seorang dukun yang ketika ada masyarakat hamil periksa dan ketika
diperiksa diprediksi oleh si dukun letak janinnya sungsang. Kemudian si
dukun melakukan tindakan pemutaran janin dengan manual. Tindakan ini
dilakukan karena diyakini akan merubah posisi janin.
Fakta: Tindakan merubah posisi dengan memutar tidak efektif dilakukan dan
berpotensi besar terjadinya komplikasi yang tidak diinginkan, karena hal ini
erat kaitannya dengan letak plasenta yang tidak diketahui dukun tersebut. Jika
nanti proses pemutarannya salah atau tidak sesuai dengan keadaan di intra
uteri maka akan mengakibatkan perdarahan, rupture plasenta, solutio
plasenta. Sehingga hal ini lebih membahayakan, karena bisa menyebabkan
kematian ibu dan janin.
b. Ibu hamil dan suaminya dilarang membunuh binatang. Sebab, jika itu
dilakukan, bisa menimbulkan cacat pada janin sesuai dengan perbuatannya
itu.
Fakta: Tentu saja tak demikian. Cacat janin disebabkan oleh
kesalahan/kekurangan gizi, penyakit, keturunan atau pengaruh radiasi.
Sedangkan gugurnya janin paling banyak disebabkan karena penyakit,
gerakan ekstrem yang dilakukan oleh ibu (misal benturan) dan karena
psikologis (misalnya shock, stres, pingsan). Tapi, yang perlu diingat,
membunuh atau menganiaya binatang adalah perbuatan yang tak bisa
dibenarkan.
c. Membawa gunting kecil / pisau / benda tajam lainnya di kantung baju si Ibu
agar janin terhindar dari marabahaya
Fakta: Hal ini justru lebih membahayakan apabila benda tajam itu melukai si
Ibu.
d. Ibu hamil tidak boleh keluar malam, karena banyak roh jahat yang akan
mengganggu janin.
Fakta: secara psikologis, Ibu hamil mentalnya sensitif dan mudah takut
sehingga pada malam hari tidak dianjurkan bepergian. Secara medis-biologis,
ibu hamil tidak dianjurkan kelaur malam terlalu lama, apalagi larut malam.
Kondisi ibu dan janin bisa terancam karena udara malam kurang bersahabat
disebabkan banyak mengendapkan karbon dioksida (CO2).
e. Ibu hamil dilarang melilitkan handuk di leher agar anak yang dikandungnya
tak terlilit tali pusat.
Fakta: Ini pun jelas mengada-ada karena tak ada kaitan antara handuk di leher
dengan bayi yang berada di rahim. Secara medis, hiperaktivitas gerakan bayi,
diduga dapat menyebabkan lilitan tali pusat karena ibunya terlalu aktif.
f. Ibu hamil tidak boleh benci terhadap seseorang secara berlebihan, nanti
anaknya jadi mirip seperti orang yang dibenci tersebut.
Fakta: Jelas ini bertujuan supaya Ibu yang sedang hamil dapat menjaga
batinnya agar tidak membenci seseorang berlebihan.
g. Ibu hamil tidak boleh makan pisang yang dempet, nanti anaknya jadi kembar
siam.
Fakta: Secara medis-biologis, lahirnya anak kembar dempet / kembar siam
tidak dipengaruhi oleh makanan pisang dempet yang dimakan oleh ibu hamil.
Jelas ini hanyalah sebuah mitos.
h. Ngidam adalah perilaku khas perempuan hamil yang menginginkan sesuatu,
makanan atau sifat tertentu terutama di awal kehamilannya. Jika tidak dituruti
maka anaknya akan mudah mengeluarkan air liur.
i. Dilarang makan nanas, nanas dipercaya dapat menyebabkan janin dalam
kandungan gugur.
Fakta: Secara medis-biologis, Getah nanas muda mengandung senyawa yang
dapat melunakkan daging. Tetapi buah nanas yang sudah tua atau disimpan
lama akan semakin berkurang kadar getahnya. Demikian juga nanas olahan.
Yang pasti nanas mengandung vitamin C (asam askorbat) dengan kadar tinggi
sehingga baik untuk kesehatan.
j. Jangan makan buah stroberi, karena mengakibatkan bercak-bercak pada kulit
bayi.
Fakta: Tak ada kaitan bercak pada kulit bayi dengan buah stroberi. Yang
perlu diingat, jangan makan stroberi terlalu banyak, karena bisa sakit perut.
Mungkin memang bayi mengalami infeksi saat di dalam rahim atau di jalan
lahir, sehingga timbul bercak-bercak pada kulitnya.
k. Jangan makan ikan mentah agar bayinya tak bau amis.
Fakta: Bayi yang baru saja dilahirkan dan belum dibersihkan memang sedikit
berbau amis darah. Tapi ini bukan lantaran ikan yang dikonsumsi ibu hamil,
melainkan karena aroma (bau) cairan ketuban. Yang terbaik, tentu saja makan
ikan matang. Karena kebersihannya jelas terjaga ketimbang ikan mentah.
l. Jangan minum air es agar bayinya tak besar. Minum es atau minuman dingin
diyakini menyebabkan janin membesar atau membeku sehingga
dikhawatirkan bayi akan sulit keluar.
Fakta: Sebenarnya, yang menyebabkan bayi besar adalah makanan yang
bergizi baik dan faktor keturunan. Minum es tak dilarang, asal tak berlebihan.
Karena jika terlalu banyak, ulu hati akan terasa sesak dan ini tentu membuat
ibu hamil merasa tak nyaman. Lagipula segala sesuatu yang berlebihan akan
selalu berdampak tak baik.
m. Wanita hamil dianjurkan minum minyak kelapa (satu sendok makan per hari)
menjelang kelahiran. Maksudnya agar proses persalinan berjalan lancar.
Fakta: Ini jelas tidak berkaitan. Semua unsur makanan akan dipecah dalam
usus halus menjadi asam amino, glukosa, asam lemak, dan lain-lain agar
mudah diserap oleh usus.
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Hartanti Bahar Amd,keb dengan judul
Kondisi sosial budaya berpantang makanan dan implikasinya pada kejadian
anemia ibu hamil (Studi kasus pada masyarakat pesisir Wilayah Kerja
Puskesmas Abeli di Kota Kendari) Tahun 2010. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa makanan yang dipantang oleh ibu hamil selama masa
kehamilan terdiri atas golongan hewani, golongan nabati dan gabungan dari
keduanya (golongan nabati dan hewani).
Makanan yang dipantang ibu hamil dari golongan hewani adalah cumi-cumi,
gurita, kepiting, daging, kepiting dan udang yang baru ganti kulit, ikan pari,
ikan yang tidak memiliki lidah, ikan yang memiliki banyak duri
(terundungan) dan telur bebek. Kepercayaan berpantang makan ini didasarkan
atas hubungan asosiatif antara bahan makanan tersebut menurut bentuk atau
sifatnya dengan akibat buruk yang akan ditimbulkan bagi ibu dan bayi yang
akan dilahirkan. Ibu hamil berpantang makan cumi-cumi sebab cumi-cumi
berjalan maju mundur diasosiasikan dengan proses melahirkan yang sulit di
pintu lahir, bayi akan menyulitkan persalinan dengan maju mundur pada saat
proses kelahiran.
Kepiting dilarang karena dikhawatirkan anak akan nakal dan suka menggigit
jika besar. Gurita dilarang sebab bersifat lembek diasosiasikan dengan bayi
yang juga akan lemah fisiknya seperti gurita. Kepiting dan udang yang baru
ganti kulit dilarang sebab bertekstur lembek tidak bertulang diasosiasikan
dengan anak yang juga akan lemah tak bertulang jika lahir, begitu juga
dengan ikan pari dipantang karena memiliki tulang lembut dipercayai akan
menyebabkan bayi juga bertulang lembut, daging dipantang karena
dikhawatirkan ibu akan kesulitan melahirkan jika bayinya terlalu sehat, ikan
yang bemiliki banyak duri (terundungan) dilarang karena akan menyebabkan
perasaan ibu hamil tidak enak dan menimbulkan rasa panas selama
kehamilan, telur bebek dipantang karena akan menyulitkan persalinan.
Makanan yang dipantang oleh ibu hamil dari golongan nabati adalah mangga
macan, durian, nenas, nangka, sayur rebung, pisang kembar, daun kelor,
nangka muda, kelapa muda, pepaya muda, terong dan tebu.
Ibu hamil berpantang makan mangga macan, durian, nenas, dan nangka
karena dianggap bersifat panas dikaitkan dengan keyakinan dikotomi panas
dingin. Ibu hamil dianggap dalam kondisi dingin sehingga tidak boleh makan
makanan yang sifatnya panas sebab dapat menyebabkan keguguran
kandungan pada umur kehamilan muda.
Kelapa muda dipantang pada awal kehamilan karena dapat mengakibatkan
keguguran, rebung dilarang karena dikhawatirkan akan menyebabkan anak
memiliki banyak bulu/rambut jika lahir, pisang kembar dipantang
diasosiasikan anak juga akan kembar jika lahir, daun kelor dilarang karena
mengandung getah yang pedis yang akan menyebabkan rasa sakit dalam
proses kelahiran dikenal dengan sebutan “getah kelor”, juga karena daun
kelor yang berakar diasosiasikan dengan ari-ari bayi yang juga akan berakar.
Ibu hamil berpantang mengkonsumsi nangka muda karena nangka muda juga
memiliki getah yang akan menyebabkan rasa sakit dalam proses kelahiran.
Pepaya muda dipantang karena dapat menyebabkan gatal-gatal pada ibu
hamil dan bayi yang ada didalam kandungan. Terong dilarang karena juga
dapat mengakibatkan gatal-gatal pada ibu dan bayinya. Tebu dilarang karena
akan menyebabkan rasa sakit karena ibu akan mengeluarkan banyak air
mendahului proses kelahiran diasosiasikan dengan tebu yang juga
mengandung banyak air.
8. PERAN, FUNGSI DAN TANGGUNGJAWAB BIDAN DALAM ASUHAN
KEHAMILAN
1. Peran bidan dalam asuhan kehamilan :
a. Peran sebagai pelaksana
 Tugas mandiri
 Tugas kolaborasi
 Tugas merujuk
Fungsi bidan sebagai pelaksana mencakup:
 Melakukan bimbingan dan penyuluhan kepada individu, keluarga,
serta masyarakat (khususnya kaum remaja) pada masa
praperkawinan.
 Melakukan asuhan kebidanan untuk proses kehamilan normal,
kehamilan dengan kasus patologis tertentu, dan kehamilan dengan
risiko tinggi.
 Menolong persalinan normal dan kasus persalinan patologis
tertentu.
 Merawat bayi segera setelah lahir normal dan bayi dengan risiko
tinggi.
 Melakukan asuhan kebidanan pada ibu nifas.
 Memelihara kesehatan ibu dalam masa menyusui.
 Melakukan pelayanan kesehatan pada anak balita dan pcasekolah
 Memberi pelayanan keluarga berencanasesuai dengan
wewenangnya.
 Memberi bimbingan dan pelayanan kesehatan untuk kasus
gangguan sistem reproduksi, termasuk wanita pada masa
klimakterium internal dan menopause sesuai dengan
wewenangnya.
b. Peran sebagai pengelola
1. Fungsi bidan sebagai pengelola mencakup: Mengembangkan
konsep kegiatan pelayanan kebidanan bagi individu, keluarga,
kelompok masyarakat, sesuai dengan kondisi dan kebutuhan
masyarakat setempat yang didukung oleh partisipasi
masyarakat.
2. Menyusun rencana pelaksanaan pelayanan kebidanan di
lingkungan unit kerjanya.
3. Memimpin koordinasi kegiatan pelayanan kebidanan.
4. Melakukan kerja sama serta komunikasi inter dan antarsektor
yang terkait dengan pelayanan kebidanan
5. Memimpin evaluasi hasil kegiatan tim atau unit pelayanan
kebidanan.
c. Peran sebagai pendidik
Fungsi bidan sebagai pendidik mencakup:
1. Memberi penyuluhan kepada individu, keluarga, dan
kelompok masyarakat terkait dengan pelayanan kebidanan
dalam lingkup kesehatan serta keluarga berencana.
2. Membimbing dan melatih dukun bayi serta kader kesetan
sesuai dengan bidang tanggung jawab bidan.
3. Memberi bimbingan kepada para peserta didik bidan dalam
kegiatan praktik di klinik dan di masyarakat.
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan

3.2. Saran
Demikianlah pemaparan makalah ini semoga bermanfaat bagi yang
mempelajarinya, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan untuk
perbaikan dimasa yang akan datang.

Anda mungkin juga menyukai