Definisi
Penyebab
(1) bisa langsung terjadi pada saat pemasangan, yaitu pada kondisi khusus dimana
dinding rahim lunak, atau posisi rahim yg terlalu menekuk ke depan (hiperantefleksi),
ataupun ke belakang (hiperretrofleksi)
(2) bisa juga dikemudian hari karena aktivitas fisik yg berlebihan, contoh:
olahraga/aktivitas yg sering membuat guncangan di sekitar panggul
(3) konsistensi dan fleksibilitas rahim, jenis dan kekakuan dari IUD serta keterampilan
tenaga ahli
(4) selebihnya penyebab tidak diketahui. Dan mitos tentang pijat di perut dapat
menyebabkan translokasi IUD itu tidak benar. Bila posisi IUD benar, tidak akan
menyebabkan pindahnya IUD hanya karena pijat. Yang harus diketahui, segala
macam nyeri perut, ataupun gejala yg tidak mengenakkan di perut, sebaiknya
memang tidak dipijat karena apabila ternyata sudah ada translokasi IUD ini, malah
dapat memperparah kondisi translokasi IUD yg terjadi. (dr M Nurhadi Rahman,
SpOG, 2013)
Gejala
a. Bisa juga terjadi nyeri perut bagian bawah yang menjalar sampai pinggang yg
hilang timbul
b. bisa juga terjadi buang air besar yg disertai bercak darah (bila menembus saluran
cerna), atau buang air kecil yg nyeri dan ditemukan adanya radang saluran kecing
yg tak kunjung sembuh.
c. Tidak teraba atau terlihatnya benang di portio
Bahkan untuk sebagian orang, translokasi IUD bisa tidak bergejala sama sekali.
Perforasi dengan translokasi IUD sebagian besar tidak menimbulkan gejala. Sebagian
besar baru diketahui setelah beberapa kali dilakukan pemeriksaan ulang, dimana benang tidak
terlihat. Dalam hal ini pada pemeriksaan dengan sonde uterus atau mikrokuret tidak dirasakan
AKDR dalam rongga uterus. Jika ada kecurigaan kuat tentang terjadinya perforasi, sebaiknya
dibuat foto Roentgen, dan jika tampak di foto AKDR dalam rongga panggul, hendaknya
dilakukan histerografi untuk menentukan apakah AKDR terletak di dalam atau di luar
caavum uteri. Dewasa ini dapat ditentukan dengan USG transvaginal dan transabdominal.
Dari beberapa kasus yang dilaporkan mengenai perforasi uterus dengan translokasi
IUD ke rectosigmoid, pada anamnesa pasien mengeluh sakit punggung menetap dan sakit
saat buang air besar. Pada pemeriksaan klinis didapatkan nyeri tekan saat palpasi pada perut
bagian bawah. Pada pemeriksaan dengan inspikulo tidak tampak benang IUD, pemeriksaan
bimanual bisa disertai nyeri goyang porsio dan nyeri tekan pada daerah adneksa. Pada
pemeriksaan USG umumnya uterus terkesan normal, tampak IUD diluar cavum uterus
dengan pemeriksaan pelvix X-ray.
Pencegahan
Sebelum pemasangan IUD, pastikan bahwa syarat untuk pemasangan IUD terpenuhi,
diantaranya:
a. tidak ada infeksi/keputihan yang terus menerus
b. tidak ada perdarahan yang abnormal/tidak diketahui penyebabnya
c. pemeriksaan fisik sebelumnya menunjukkan sehat dan rahim dalam kondisi normal.
Setelah pemasangan IUD, walaupun masa pakai IUD itu lama (5/8/10 tahun), pastikan
kontrol secara teratur, setidaknya 6 bulan sekali. Bila ada gejala yg tidak mengenakkan,
segera ke dokter. Dan tepati lama penggunaannya. Bila memang hanya 5 tahun, jangan
dilanjutkan lebih dari 5 tahun. Dan jangan lupa meminta dan mengingatkan untuk
melakukan konfirmasi letak IUD dengan USG setelah pemasangan bila memungkinkan.
Penanggulangan
Sebelum dilakukan tindakan, pastikan tahu dimana posisi IUD yg mengalami translokasi.
Banyak cara menentukan posisi IUD:
1. Foto rontgen abdomen (perut) dengan penanda didalam rahim, sehingga bisa diukur
berapa jauh posisi IUD berpindah dari posisi normal secara 3 dimensi. Kadang
diperlukan CT-Scan/MRI.
2. Bila curiga masuk kedalam saluran cerna bawah bisa dilakukan kolonoskopi (kamera
kecil dari anus untuk mencari IUD), bila curiga berpindah ke kandung kemih dengan
sistoskopi (kamera kecil untuk melihat kandung kemih dari saluran kencing)
3. Bila fasilitas tersedia, bisa dilakukan tindakan office hysteroscopy ( kamera kecil yg
masuk melalui mulut rahim, dan dilakukan di poliklinik/tanpa pembiusan), untuk
melihat posisi IUD masih ada didalam rahim, atau hanya terlihat sebagian, atau
memang sudah benar benar tidak ada di dalam rahim. Bila dengan office hysteroscopy
IUD tidak tampak, sedangkan dari foto rontgen tampak, kemungkinan besar IUD
berada diluar rahim. Laparoskopi dipertimbangkan untuk menegakkan diagnosis
sekaligus mengambil IUD yang salah tempat itu. (dr M Nurhadi Rahman, SpOG,
2013)
1. Apabila IUD hanya menembus sebagian kecil, dan sebagian besarnya masih berada di
dalam rahim maka tindakan yang diperlukan adalah dengan office hysterocopy
(kamera kecil+alat yang masuk ke dalam rahim) yang diperkirakan butuh waktu 15
menit tanpa pembiusan
2. Dengan laparoskopi (kamera kecil+alat yang masuk ke dalam perut) + alat rontgen
portable C-arm karena IUD yg mungkin menempel di usus di dalam perut, tertutup
lemak usus yang perlu waktu berjam-jam
Translokasi IUD memang tidak sampai berakibat fatal, tetapi gejala yg dirasakan
tentunya juga akan mengganggu aktivitas sehari-hari. Jadi, apapun alat KB yg dipilih
tentunya juga memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Pahami dengan baik,
diskusikan, dan patuhi petunjuk dokter/tenaga kesehatan utk meminimalkan efek samping
yang terjadi.
Dafpus:
Okayasa, I Nyoman, dkk. 2006. Laporan Kasus Translokasi AKDR cooper T-380A dan Perforasi uterus.
Bagian Obstertri dan Ginekologi FK- Universitas Hasanudin
dr. M. Nurhadi Rahman, SpOG. 2013. histeroskopi dan laparoskopi ginekologi. Yogyakarta.