Anda di halaman 1dari 6

Kasus Pembobolan ATM dengan Teknik Skimming

Oleh: Ahmad Maulana Saputro

NIM: 20161113013

INDONESIA BANKING SCHOOL

FALKULTAS EKONOMI

MANAJAMEN KEUANGAN DAN PERBANKAN SYARIAH


Terkait kembali maraknya pembobolan mesin anjungan tunai mandiri (ATM) dengan modus
skimming belakangan ini, Polri menyebut mesin ATM yang terletak di tempat umum lebih
rawan dipasang skimmer (alat penyalin data nasabah). Pasalnya, lokasi di tempat umum tersebut
kerap tidak diawasi oleh petugas keamanan.

"Pelaku-pelaku skimming ini meletakkan alat-alatnya pada ATM-ATM yang jarang dilakukan
kontrol oleh manajemen public area tersebut dan perbankan. Maksudnya, katakanlah pertokoan
yang ada di tempat-tempat terpencil waralaba yang ada," ujar Kepala Biro Penerangan
Masyarakat Polri Brigadir Jenderal Polisi Mohammad Iqbal di Mabes Polri, Jakarta, Senin
(19/3).

Salah satu kasus skimming yang diungkap kepolisian adalah skimming yang dilakukan oleh
empat warga negara asing. Alat skimming dipasang di tempat-tempat dengan keramaian
pengguna ATM, tapi minim pengawasan seperti di titik wisata. Iqbal membenarkan bahwa para
pelaku memang kerap mengincar mesin ATM dengan intensitas transaksi tinggi. "Jadi tempat
yang berpotensi perputaran uang," ujar dia.

Untuk itu, Iqbal mengimbau agar para nasabah lebih berhati-hati dalam menggunakan ATM di
mesin yang terletak di tempat umum. Ia menyebutkan, modus ini sebenarnya bukan modus yang
baru. Pada 2016, modus skimming ini juga pernah marak. Kepolisian saat itu juga melakukan
penangkapan.

Namun, seiring berkembangnya waktu, skimming yang dilakukan juga mengalami perubahan.
"Sekarang mereka pakai modus skimming lusa bisa ada saja (modus baru) karena semakin
canggihnya teknologi semakin canggih juga pelaku-pelaku mempelajari itu," ujar Iqbal.

Sebelumnya, empat warga negara asing (WNA) asal Rumania dan Hungaria dibekuk Polda
Metro Jaya karena melakukan pembobolan ATM BRI lewat dengan modus skimming. Tiga
pelaku yang merupakan WNA asal Rumania, yakni Caitanovici Andrean Stepan, Raul Kalai alias
Lucian Meagu, dan Ionel Robert Lupu.

Satu WNA asal Hungaria adalah Ferenc Hugyec dan satu WNI adalah Milah Karmilah. Polisi
menyebut mereka telah melakukan skimming selama setahun ini. Alat skimmer dipasang di
berbagai kota di Indonesia.

Pengamat IT dan Siber Institut Teknologi Bandung Kun Arief Cahyantoro mengatakan,
maraknya penggunaan mesin nontunai bukan hanya di lingkungan bank, melainkan di
lingkungan pihak ketiga, misalnya minimarket dan toko atau restoran. "Dengan begitu, akan
meningkatkan potensi terjadinya kasus-kasus seperti ini," ujarnya, Ahad (18/3) malam.

Maka itu, menurut dia, perbankan harus segera membuat SOP yang ketat untuk pengawasan
penggunaan mesin cashless (nontunai) oleh pihak ketiga. Selain itu, bank juga harus memberikan
edukasi kepada nasabah dan masyarakat bahwa bank memiliki jaminan yang transparan dan
mudah.

"Hal itu karena ada pemahaman bahwa sistem apa pun tidak akan mampu memberikan
keamanan 100 persen. Namun, ketidakamanan tersebut menjadi tidak berakibat sedikit pun
karena adanya jaminan kehilangan sebesar apa pun, tetap akan diganti oleh pihak bank," kata
Kun Arief.

Ia menilai, pemerintah pun harus turut berperan dalam mencegah modus skimming. Pemerintah,
menurut dia, seharusnya membuat kebijakan penggunaan kartu debit, mesin nontunai, serta pihak
ketiga.
"Misal, pembatasan fitur pada mesin cashless (nontunai). Aturan seperti ini pernah diterapkan
pada kartu uang elektronik, yang mana kartu uang elektronik tidak boleh gabung dalam kartu
debit. Lalu, pada kartu uang elektronik diterapkan limit maksimum saldo yang bisa disimpan di
dalamnya," katanya.

Lebih lanjut, Kun Arief mengingatkan nasabah agar saat ini tetap mengikuti apa yang telah
diedukasi oleh pihak bank dalam penggunaan kartu debit atau kredit, seperti pengetikan nomor
pin secara tertutup dengan tangan.

"Kemudian jangan memberikan pin kepada siapa pun yang berusaha memberikan bantuan untuk
melaksanakan transaksi dengan pin tersebut. Meski begitu, nasabah tidak perlu mengurangi
transaksinya di pihak ketiga atau merchant," katanya.
Tips Bagi Operator ATM Untuk Mencegah Skimming

Pihak perbankan harus secara rutin memberikan informasi dan sosialisasi terhadap nasabah
untuk selalu berhati-hati menggunakan kartu ATM, bagaimana mengenali ruang ATM standar,
cara menggunakan ATM yang aman, serta call center untuk layanan informasi pengaduan
terhadap pemilik kartu ATM.

Pihak penyedia mesin ATM juga melakukan pencegahan dengan cara melakukan pengecekan
secara intensif dan rutin terhadap mesin-mesin ATM yang dioperasikan. Selain itu, diperlukan
inspeksi terhadap bentuk fisik dari ATM dan ruangannya agar bisa mendeteksi adanya alat-alat
non-standar yang dipasang di sekitar lokasi secara cepat.

Penggunaan alat-alat anti skimming juga harus dipasang oleh pengelola mesin ATM pada mesin
ATM maupun di luar mesin ATM, seperti CCTV.

Solusi lainnya adalah meningkatkan standar pengamanan pada kartu ATM/debit dengan standar
Europay Mastercard Visa (EMV), yaitu standard yang dibangun oleh konsorsium prinsipal
Mastercard dan Visa yang telah dijadikan sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan standar
bagi transaksi elektronik dan mencegah kejahatan skimming.

Kartu EMV dirancang untuk mengurangi kejahatan skimming dengan memasang cip EMV pada
kartu.

“Cip EMV memberikan kode unik untuk setiap transaksi,” tutur Yudi.

Kodenya berbeda dengan kartu strip magnetik yang menggunakan informasi kartu ATM untuk
memproses setiap pembayaran. Hanya saja, migrasi dari model kartu berbasis magnetik ke
sistem cip EMV cukup mahal sehingga tidak semua penyedia jasa kartu ATM memilih teknologi
ini.
Tips Bagi Nasabah ATM Untuk Mencegah Skimming

Dia juga membagikan tips bagi nasabah agar terhindar dari kejahatan skimming.

Pertama, kartu ATM yang digunakan diusahakan yang menggunakan cip EMV.

Kedua, transaksi hanya dilakukan di ruang ATM yang lokasinya terpantau keamanannya,
terutama di kantor-kantor perbankan.

Ketiga, melakukan pemantauan dengan seksama kondisi sekitar ruang ATM serta apabila ada
benda yang mencurigakan dan tidak yakin dengan fungsi benda tersebut sebaiknya tidak
melakukan transaksi di mesin ATM tersebut.

Keempat, nasabah memonitor akun perbankan pribadinya, sehingga apabila ada transaksi
penarikan uang yang mencurigakan dan diragukan segera melaporkan kepada pihak bank.

Anda mungkin juga menyukai