NIM : 050241035
Tugas :
2. Prinsip keberlakuan hukum pidana Indonesia diatur dalam KUHP dan prinsip tersebut
didasarkan pada asas-asas yang berlaku secara internasional, antara lain ass
teritorialitas, asas nasionalitas aktif dan asas nasionalitas pasif. Berdasarkan asas
teritorial, hukum pidana Indonesia berlaku bagi setiap orang, baik WNI maupun
WNA yang melakukan tindak pidana di dalam wilayah Indonesia, baik wilayah darat
maupun laut. Prinsip ini disebut prinsip teritorial. Rung lingkup teritorial in diperluas
dengan mempersamakan kendaraan air dan pesawat udara yang menggunakan
bendera suatu negara sebagai bagian dari wilayah negara itu. Dalam KUHP, asas
teritorial diatur dalam Pasal 2 KUHP, sedangkan perluasan dari asas ini diatur dalam
Pasal 3 KUHP. Selengkapnya berbunyi sebagai berikut:
Pasal 2 KUHP Ketentuan pidana dalam perundang-undangan Indonesia
diterapkan bagi setiap orang yang melakukan sesuatu tindak pidana di
Indonesia
Pasal 3 KUHP Ketentuan pidana dalam perundang-undangan Indonesia
berlaku bagi setiap orang yang di luar wilayah Indonesia melakukan tindak
pidana di dalam kendaraan air atau pesawat udara Indonesia.
Jadi dalam kasus diatas kejahatan cyber dilakukan di Indonesia dan pelaku berada di
Indonesia aka jurisdiksi yang berlaku untuk WNA tersebut adalah juridiski Indonesia
berdasarkan aturan hukum yang berlaku di Indonesia maupun dalam Convention On
Cybercrine.
3. WNA tersebut dapat mengajukan permohonan mengadili di negara asalnya melalui
Kerjasama Internasional Dalam Mengatasi Konflik Yuirsdiksi. Berbagai cara dilakukan
oleh negara-negara untuk menyelesaikan permasalahan yurisdiksi, namun apabila
pelaku cybercrime berada di luar wilayah negara yang terkena dampak paling besar,
maka harus dipikirkan bagaimana cara membawa pelaku tersebut ke negara tersebut.
Cara yang biasa ditempuh oleh Negara-negara adalah melalui jalur kerjasama
internasional. Berikut adalah bentuk kerjasama internasional yang ditempuh negara-
negara untuk membawa pelaku cybercrime agar dapat di adili di negaranya
a. Ekstradisi dan Deportasi
b. Mutual Legal Assistance atau bantuan timbal balik
c. Transfer of Proceeding
Sumber :
M. Rafitrahim. (2012). Yurisdiksi Dan Transfer Of Proceeding Dalam Kasus Cybercrime.
Tesis. Universitas Indonesia.
Pamuji, R. A. (2018). Perlindungan Hukum Bagi Nasabah dan Tanggung Jawab Bank Dalam
Kasus Card Skimming. Jurnal Lex Renaissance, 3(1), 25–43.
https://doi.org/10.20885/jlr.vol3.iss1.art12