Anda di halaman 1dari 3

Nama : Rizal Akbar Ales

NIM : 050241035
Tugas :

PERLINDUNGAN KONSUMEN MENURUT UU NO 8 TAHUN 1999


WN Estonia Pembobol ATM Bermodus Skimming di Bali Dibekuk Polisi
Denpasar - Seorang warga negara asing (WNA) asal Estonia, Dmitri Gaskov (35),
dibekuk Tim Resmob Ditreskrimum Polda Bali. Dmitri ditangkap atas kasus pembobolan
ATM bermodus skimming. "Tim Resmob Ditreskrimum Polda Bali telah berhasil ungkap
kasus transnational crime modus operandi mengambil uang nasabah bank dengan
menggunakan kartu putih (skimming), " Kata Direktur Reskrimum Polda Bali Kombes Dodi
Rahmawan, Selasa (23/6/2020). Pelaku melakukan aksinya di salah satu mesin ATM di Jalan
Teuku Umar Barat, Denpasar. Pelaku ditangkap kemarin, sat tepergok oleh polisi keluar-
masuk mesin ATM dengan lagak yang mencurigakan."Saat anggota Tim Resmob
Ditreskrimum Polda Bali melaksanakan patroli atensi Kring Sere melintas di Jalan Tenku
Umar Barat, melihat seorang orang asing dengan gerak-gerik mencurigakan keluar-masuk
mesin ATM salah satu bank. Pada saat itu tim Resmob melihat pelaku menarik uang pada
mesin ATM menggunakan kartu putih atau kartu palsu. Selanjutnya, tim Resmob
mengamankan pelaku tersebut," ungkap Rahmawan. Menurut Rahmawan pelaku sudah
melakukan aksinya beberapa kali di mesin ATM seputaran Denpasar. Sementara itu, wang
sebesar Rp 2 juta hasil skimming disita petugas kepolisian dan juga 48 kartu palsu yang
digunakan untuk mengambil uang di dalam mesin ATM. "Dari hail interogasi awal pelaku
mengakui telah melakukan pengambilan uang beberapa kali di mesin ATM yang ada di
seputaran Kota Denpasar menggunakan kartu ATM palsu," ujar Rahmawan.
Sumber berita : detikNews
Pertanyaan:
1. Salah satu bentuk kejahatan siber dalam dunia perbankan maupun e-commerce
adalah "skimming". Apa yang saudara ketahui tentang kejahatan "skimming"?
Bagaimana modusnya serta berikan pendapat saudara agar terhindar dari kejahatan
"skimming"
2. Berdasarkan kasus di atas, bagaimana penerapan jurisdiksi yang berlaku terhadap
WNA yang melakukan kejahatan siber di Indonesia? Apa dasar hukumnya? Berikan
analisis saudara.
3. Dalam kasus kejahatan siber yang dilakukan WNA di Indonesia, apakah negara asal
WNA tersebut dapat mengajukan permohonan mengadili di negara asalnya? Berikan
pendapat saudara.
Jawab :
1. Skimming adalah praktik pencurian yang merugikan para nasabah bank dengan cara
mencuri informasi data kartu ATM. skimming adalah praktik pencurian informasi
kartu kredit atau debit dengan cara menyalin informasi yang terdapat dalam strip
magnetik kartu kredit atau debit. Ketika berhasil mendapatkan informasi tentang kartu
debit atau kredit korban, pelaku bisa mengambil uang dari korban, melakukan
transaksi, atau menjual data nasabah ke pihak lain. Skimming ATM dilakukan dengan
memanfaatkan alat yang disebut dengan skimmer.
Dalam praktik skimming, pelaku melakukan pencurian data dengan menyalin
informasi yang terdapat dalam strip hitam magnetik pada kartu debit atau kredit.
Penyalinan data ini akan dilakukan oleh alat yang bernama skimmer. Pelaku telah
merancang skimmer untuk membuatnya menjadi menyerupai mulut mesin ATM
sehingga sulit untuk mengidentifikasi keberadaannya. Ketika kartu dimasukkan ke
mulut mesin ATM, skimmer akan langsung menyalin informasi yang ada pada kartu
tersebut. Bahkan, praktik kejahatan ini jadi makin mengerikan karena pelaku
meletakkan kamera tersembunyi. Kamera ini akan merekam nasabah bank ketika
mereka mengetikkan nomor pin mereka dan pin tersebut akan dimanfaatkan pelaku
untuk melancarkan kejahatannya.

Cara Menghindari Skimming ATM


1. Periksa Mesin ATM Sebelum Digunakan. Biasakan untuk memeriksa terlebih
dahulu ATM sebelum melakukan transaksi, periksa bagian-bagian mesin seperti
mulut ATM dan daerah sekitar tombol PIN. Jika kamu menemukan ada sesuatu
yang janggal dan mencurigakan sebaiknya tidak melakukan transaksi di sana dan
melaporkannya ke pihak bank.
2. Jaga Kerahasiaan PIN. Saat melakukan transaksi, biasakan untuk menggunakan
satu tangan dan gunakan tangan lain untuk menutup supaya pelaku tidak
mengetahui PIN ATM dari rekaman kamera tersembunyi. PIN ATM juga
sebaiknya dibuat dengan kombinasi angka yang sulit ditebak.
3. Ganti PIN Secara Berkala. Cara ini juga dilakukan untuk meminimalisasi potensi
terjadinya kejahatan skimming. Dengan PIN yang diganti, pelaku akan kesulitan
untuk melancarkan kejahatannya.
4. Perhatikan Lokasi ATM. Lokasi ATM yang sepi dan tidak mendapat penjagaan
ketat biasanya menjadi sasaran empuk pelaku untuk melakukan kejahatannya.
Lebih baik lakukan transaksi yang dilengkapi perangkat keamanan lengkap seperti
CCTV dan satpam.
5. Pisahkan Rekening Utama dan Rekening Transaksi Cara ini bisa digunakan untuk
meminimalkan potensi kerugian jika terjadi kejahatan skimming. Simpanlah
sebagian besar tabunganmu di rekening utama dan lakukan transaksi dengan
rekening lainnya.
6. Mulai Berpindah ke Transaksi Mobile. Dengan perkembangan dunia digital yang
lebih maju, transaksi perbankan juga bisa dilakukan dengan cara baru, seperti
mobile banking atau internet banking. Cara ini bisa dilakukan untuk menghindari
potensi kejahatan skimming di ATM.

2. Prinsip keberlakuan hukum pidana Indonesia diatur dalam KUHP dan prinsip tersebut
didasarkan pada asas-asas yang berlaku secara internasional, antara lain ass
teritorialitas, asas nasionalitas aktif dan asas nasionalitas pasif. Berdasarkan asas
teritorial, hukum pidana Indonesia berlaku bagi setiap orang, baik WNI maupun
WNA yang melakukan tindak pidana di dalam wilayah Indonesia, baik wilayah darat
maupun laut. Prinsip ini disebut prinsip teritorial. Rung lingkup teritorial in diperluas
dengan mempersamakan kendaraan air dan pesawat udara yang menggunakan
bendera suatu negara sebagai bagian dari wilayah negara itu. Dalam KUHP, asas
teritorial diatur dalam Pasal 2 KUHP, sedangkan perluasan dari asas ini diatur dalam
Pasal 3 KUHP. Selengkapnya berbunyi sebagai berikut:
 Pasal 2 KUHP Ketentuan pidana dalam perundang-undangan Indonesia
diterapkan bagi setiap orang yang melakukan sesuatu tindak pidana di
Indonesia
 Pasal 3 KUHP Ketentuan pidana dalam perundang-undangan Indonesia
berlaku bagi setiap orang yang di luar wilayah Indonesia melakukan tindak
pidana di dalam kendaraan air atau pesawat udara Indonesia.
Jadi dalam kasus diatas kejahatan cyber dilakukan di Indonesia dan pelaku berada di
Indonesia aka jurisdiksi yang berlaku untuk WNA tersebut adalah juridiski Indonesia
berdasarkan aturan hukum yang berlaku di Indonesia maupun dalam Convention On
Cybercrine.
3. WNA tersebut dapat mengajukan permohonan mengadili di negara asalnya melalui
Kerjasama Internasional Dalam Mengatasi Konflik Yuirsdiksi. Berbagai cara dilakukan
oleh negara-negara untuk menyelesaikan permasalahan yurisdiksi, namun apabila
pelaku cybercrime berada di luar wilayah negara yang terkena dampak paling besar,
maka harus dipikirkan bagaimana cara membawa pelaku tersebut ke negara tersebut.
Cara yang biasa ditempuh oleh Negara-negara adalah melalui jalur kerjasama
internasional. Berikut adalah bentuk kerjasama internasional yang ditempuh negara-
negara untuk membawa pelaku cybercrime agar dapat di adili di negaranya
a. Ekstradisi dan Deportasi
b. Mutual Legal Assistance atau bantuan timbal balik
c. Transfer of Proceeding
Sumber :
M. Rafitrahim. (2012). Yurisdiksi Dan Transfer Of Proceeding Dalam Kasus Cybercrime.
Tesis. Universitas Indonesia.
Pamuji, R. A. (2018). Perlindungan Hukum Bagi Nasabah dan Tanggung Jawab Bank Dalam
Kasus Card Skimming. Jurnal Lex Renaissance, 3(1), 25–43.
https://doi.org/10.20885/jlr.vol3.iss1.art12

Anda mungkin juga menyukai