Anda di halaman 1dari 16

Kejahatan dalam Dunia Maya

Sayekti Hananingtyastuti 8010143


Riski Setyawan 8010133
Rizki Suci Febriyanti 8010134
Sa’dullah Ahmad 8010140
Shandi At Shen 8010147
Siti Nadhifah 8010150
Ahmad Fatih 8010009
Cybercrime

Cybercrime didefinisikan sebagai perbuatan


melanggar hukum yang memanfaatkan
teknologi komputer yang berbasis pada
kecanggihan perkembangan teknologi
internet.
Karakteristik Cybercrime

 Ruang Lingkup Kejahatan


 Sifat Kejahatan
 Pelaku Kejahatan
 Modus Kejahatan
 Jenis Kerugian yand Ditimbulkan
Karakteristik Cybercrime Berdasarkan
Cara Penanganannya
a.Cyberpiracy
Cyberpiracy adalah penggunaan teknologi komputer untuk
mencetak ulang software atau informasi, lalu mendistribusikan
informasi atau software tersebut lewat teknologi komputer.
b.Cybertrespass
Cybertrespass adalah penggunaan teknologi komputer untuk
meningkatkan akses pada system komputer suatu organisasi
atau individu.
c.Cybervandalism
Cybervandalism adalah penggunaan teknologi komputer untuk
membuat program yang menganggu proses transmisi
elektronik, dan menghancurkan data dikomputer
Jenis – jenis Cybercrime

 Carding
 Hacking
 Cracking
 Defasing
 Phising
 Spamming
 Malware
Modus Cybercrime
 Pencurian nomor kartu kredit
 Pengambilan situs web milik orang lain
 pencurian akses internet yang sering dialami oleh
ISP
 Kejahatan nama domain
 Persaingan bisnis menimbulkan gangguan bagi
situs saingannya,maka dari itu,dalam pemanfaatan
Teknologi Informasi kita selaku pengguna informasi
yang baik harus memiliki pandangan terhadap hak
social dalam penggunaan computer
Kerugian Cybercrime
  Pencemaran nama baik seperti kasus yang menimpa prita mulyasari yang
menulis keluh kesahnya terhadap pelayanan RS.Omni internasional
sehingga menyeretnya ke pengadilan walaupun akhirnya pihak
penggugat membatalkan gugatannya sehingga prita terbebas dari jeratan
hukum dan denda.
 Kehilangan sejumlah data sehingga menyebabkan kerugian yang tak
ternilai harganya terutama data yang bersifat sangat rahasia dan penting.
 Kerusakan data akibat ulah cracker yang merusak suatu system komputer
sehingga kinerja suatu lembaga yang bersangkutan menjadi kacau.
 Kehilangan materi yang cukup besar akibat ulah carder yang berbelanja
dengan kartu kredit atas identitas milik korban.
 Rusaknya software dan program komputer akibat ulah seseorang dengan
menggunakan virus komputer.
Penganggulangan Cybercrime

Saat ini regulasi yang dipergunakan sebagai dasar


hukum atas kasus-kasus cybercrimeadalah Undang-
undang Telekomunikasi transaksi elektronika dan Kitab
Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP). Namun
demikian, interpretasi yang dilakukan atas pasal-pasal
KUHP dalam kasus cybercrime terkadang kurang tepat
untuk diterapkan. Oleh karena itu urgensi pengesahan
RUU Cyberlaw perlu diprioritaskan untuk menghadapi
era cyberspace dengan segala konsekuensi yang
menyertainya termasuk
maraknya cybercrime belakangan ini.
Tips Mencegah Kejahatan di Dunia
Maya
 Be Smart
 Aman
 Hati-hati
 Tetap Diperbarui
 Pembayaran yang Aman
Contoh kasus dan hukumannya
 Penyebaran virus

Modus serangannya adalah selain menginfeksi virus akun yang bersangkutan


bahkan si pemiliknya terkena imbas. Karena si pelaku mampu mencuri nama dan
password pengguna, lalu menyebarkan pesan palsu yang mampu merugikan
orang lain, seperti permintaan transfer uang.

Adapun Hukum yang dapat menjerat Para Penyebar Virus tersebut tercantum
dalam UU ITE pasal 33 yaitu Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak atau
melawan hukum melakukan tindakan apa pun yang berakibat terganggunya
Sistem Elektronik dan/atau mengakibatkan Sistem Elektronik menjadi tidak
bekerja sebagaimana mestinya.

Pelanggaran UU ITE ini akan dikenakan denda 1 ( Satu ) Milliar rupiah.


  spyware

spy yang berarti mata-mata dan ware yang berarti program, maka
spyware yang masuk dalam katagori malicious software ini, memang
dibuat agar bisa memata-matai komputer yang kita gunakan

Pelakunya dapat dijerat UU ITE Pasal 27 (1) yaitu setiap orang dilarang
menggunakan dan atau mengakses komputer dan atau sistem
elektronik dengan cara apapun tanpa hak, untuk memperoleh,
mengubah, merusak, atau menghilangkan informasi dalam komputer
dan atau sistem elektronik.

Dengan hukuman pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun dan/atau


denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).
 Thiefware

Difungsikan untuk mengarahkan pengunjung situs ke situs lain yang mereka kehendaki.

Pelakunya dapat dijerat UU ITE Pasal 31 (1) yaitu setiap orang dilarang menggunakan dan atau
mengaskses komputer dan atau sistem elektronik secara tanpa hak atau melampaui
wewenangnya untuk memperoleh keuntungan atau memperoleh informasi keuangan dari
bank sentral, lembaga perbankan atau lembaga keuangan, penerbit kartu kredit, atau kartu
pembayaran atau yang mengandung data laporan nasabahnya.

Atau 

Pasal 31 (2) yaitu setiap orang dilarang menggunakan dan atau mengakses dengan cara
apapun kartu kredit atau kartu pembayaran milik orang lain secara tanpa hak dalam transaksi
elektronik untuk memperoleh keuntunga.

Dengan hukuman pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan/atau denda paling
banyak Rp800.000.000,00 (delapan ratus juta rupiah).
 Cyber Sabotage and Exortion

Kejahatan ini dilakukan dengan membuat gangguan, perusakan atau


penghancuran terhadap suatu data, program komputer atau sistem
jaringan komputer yang terhubung dengan Internet.

Pelakunya dapat dijerat UU ITE Pasal 27 (1) yaitu setiap orang dilarang
menggunakan dan atau mengakses komputer dan atau sistem elektronik
dengan cara apapun tanpa hak, untuk memperoleh, mengubah, merusak,
atau menghilangkan informasi dalam komputer dan atau sistem elektronik.

Dengan hukuman pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun dan/atau


denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).
 
Carding

Salah satu jenis cyber crime yang terjadi di Bandung sekitar Tahun 2003.
Carding merupakan kejahatan yang dilakukan untuk mencuri nomor
kartu kredit milik orang lain dan digunakan dalam transaksi
perdagangan di internet. Para pelaku yang kebanyakan remaja
tanggung dan mahasiswa ini, digerebek aparat kepolisian setelah
beberapa kali berhasil melakukan transaksi di internet menggunakan
kartu kredit orang lain. Para pelaku, rata-rata beroperasi dari warnet-
warnet yang tersebar di kota Bandung. Mereka biasa bertransaksi
dengan menggunakan nomor kartu kredit yang mereka peroleh dari
beberapa situs. Namun lagi-lagi, para petugas kepolisian ini menolak
menyebutkan situs yang dipergunakan dengan alasan masih dalam
penyelidikan lebih lanjut.
 Perjudian On-Line

Pelaku menggunakan sarana internet untuk melakukan perjudian. Seperti


yang terjadi di Semarang, Desember 2006 silam. Para pelaku melakukan
praktiknya dengan menggunakan system member yang semua
anggotanya mendaftar ke admin situs itu, atau menghubungi HP ke
0811XXXXXX dan 024-356XXXX. Mereka melakukan transaki online lewat
internet dan HP untuk mempertaruhkan pertarungan bola Liga Inggris,
Liga Italia dan Liga Jerman yang ditayangkan di televisi. Untuk setiap
petaruh yang berhasil menebak skor dan memasang uang Rp 100 ribu bisa
mendapatkan uang Rp 100 ribu, atau bisa lebih. Modus para pelaku
bermain judi online adalah untuk mendapatkan uang dengan cara instan.
Dan sanksi menjerat para pelaku yakni dikenakan pasal 303 tentang
perjudian dan UU 7/1974 pasal 8 yang ancamannya lebih dari 5 tahun.
 Kejahatan Jual Beli Online melalui Internet.
 AKPB Audie Latuheru
Kasus jual beli bayi di sebuah situs jual beli. Kasus ini
mencuat setelah iklan penjualan anak usia 18 bulan dengan
harga 10 juta ini muncul di sebuah situs jual-beli online
tokobagus.com
kasus ini masih dalam proses penyelidikan polisi. Menurut
AKBP Audie Latuheru, SIK , pihak polisi sudah melakukan
koordinasi untuk mengecek untuk mendapatkan IP
addressnya. Akan tetapi karena tidak adanya proses log in
maka proses pengungkpan sulit dilakukan. Sehingga sampai
sekarang pun belum diketahui siapa pelakunya.

Anda mungkin juga menyukai