12.1.1 Cybercrime
Cyber crime atau kejahatan dunia maya adalah suatu tindakan ilegal yang dilakukan
melalui jaringan komputer dengan media internet untuk mendapatkan keuntungan dengan
cara merugikan pihak lain.Kejahatan dunia maya ini bisa dilakukan dengan berbagai macam cara
dan tujuan yang beragam. Pada umumnya, kejahatan tersebut dilakukan oleh orang-orang yang
mengerti dan menguasai bidang teknologi informasi.(sumber,https://pid.kepri.polri.go.id/apa-itu-
cyber-crime/#:~:text=Bysusi%20susi&text=Kepri.polri.go.id,mengenal%20siapa%20korban%20atau
%20sasarannya.)
Menurut data yang dikumpulkan oleh comparitech.com, terdapat 153 juta malware baru pada
tahun 2021 dan 93,6% di antaranya mampu merubah kode penyusunnya, sehingga susah untuk
dideteksi. Selain itu, lebih dari 50% komputer yang sudah pernah terkena peretasan, berpeluang untuk
terkena peretasan lagi pada tahun yang sama.
Phishing
Gambar. 12.1
Phishing adalah tindakan penipuan online yang bertujuan untuk memancing Anda untuk
membocorkan data-data pribadi, seperti nomor kartu kredit, kode OTP dan lain sebagainya. Pelaku
tindak kejahatan ini biasanya menggunakan situs palsu yang menyerupai sebuah institusi untuk
mencuri identitas Anda.
Misalnya, pelaku mengirim email yang seolah menginginkan perusahaan Anda menjadi mitra. Dalam
email tersebut, pengirim mencantumkan tautan. Jika Anda mengklik tautan tersebut dan mengisi
informasi sensitif di halaman tersebut, maka data sensitif perusahaan Anda akan tercuri.
Serangan Ransomware
Gambar. 12.2
Ransomware adalah jenis malware yang dapat menyerang gawai seseorang dan membuat orang
tersebut tidak bisa mengakses gawainya sampai dia membayar sejumlah uang yang diinginkan oleh
pengirim malware tersebut. Tentu hal ini sangat merugikan pengguna internet, sebab ini artinya data-
data penting yang mereka simpan di gawai tersebut terancam hilang atau diperjualbelikan.
Bayangkan jika laptop perusahaan terkena ransomware dan data bisnis tidak bisa diakses sebelum
Anda membayar sejumlah uang. Sangat merepotkan, bukan?
Carding
Gambar. 12.3
Carding adalah kejahatan siber yang memanfaatkan data kartu kredit orang lain untuk bertransaksi.
Data kartu kredit tersebut dapat diperoleh dengan berbagai cara, misalnya meretas situs tempat Anda
menggunakan nomor kartu kredit untuk berlangganan dan menanamkan hardware khusus di balik
mesin EDC yang Anda gunakan untuk membayar di supermarket. Hardware khusus ini digunakan
untuk merekam data kartu yang telah Anda gesek dan mengirimkannya kepada oknum penipu terkait.
Cracking
Gambar. 12.4
Cracking adalah sebuah tindak kejahatan berupa cyber intrusion yang dilakukan dengan masuk ke
dalam sistem sebuah komputer atau software dengan cara menghapus sistem keamanan software atau
komputer tersebut. Tujuan dari cracker atau pelaku tindak pidana cracking ada berbagai macam, mulai
dari menanamkan malware, mencuri data, hingga membuat software bajakan. Cracking mirip dengan
hacking. Bedanya, tidak semua kegiatan hacking bertujuan buruk. Ada banyak hacker yang
menggunakan keahliannya untuk menilai sistem keamanan sebuah situs dan memberitahunya kepada
pemilik situs tersebut, seperti melakukan penetration testing.
OTP Fraud
Gambar. 12.5
One-time password atau OTP adalah serangkaian kode sekali pakai yang dikirimkan oleh sistem ke
nomor handphone atau email yang terdaftar di sistem tersebut. Tujuan dari pengiriman kode OTP ini
adalah untuk pengamanan ganda. Namun sayangnya, saat ini banyak juga penipu yang menggunakan
kode ini untuk melakukan tindak kejahatan. Modusnya adalah Anda akan dihubungi oleh penipu
tersebut melalui WhatsApp atau telepon dengan mengaku dari pihak bank. Penipu lantas mengatakan
kalau kartu Anda sedang mengalami masalah dan menawarkan bantuan. Salah satu syarat bantuan
tersebut adalah menyebutkan kode OTP palsu yang dikirimkan ke nomor handphone atau email Anda.
Jika Anda menyebutkan kode tersebut, maka bisa jadi aplikasi mobile banking Anda tidak bisa
digunakan lagi atau saldonya habis.
Cyberbullying
Media yang digunakan untuk melakukan cyber crime tidak hanya media dengan teknologi tinggi.
Salah satu jenis kejahatan siber yang bisa dilakukan oleh siapapun dengan gawai apapun dan tetap
berbahaya adalah cyberbullying atau perundungan online. Bahkan, tidak jarang akibat perundungan
oleh netizen, seseorang bisa mengakhiri hidupnya sendiri.
Kejahatan konten
Gambar. 12.6
Cyber crime juga melingkupi kejahatan yang melibatkan konten, mulai dari plagiasi konten hingga
sengaja menjiplak website atau menyebarkan informasi-informasi tidak benar (hoax) di internet.
(Sumber, https://www.linknet.id/article/cyber-crime)
Sistem Analisis, merupakan orang yang bertugas menganalisis sistem yang ada, kelebihan
dan kekurangannya, sampai studi kelayakan dan desain sistem yang dikembangkan.
Programer, merupakan orang yang bertugas mengimplementasikan rancangan sistem
analisis, yaitu membuat program (baik apliaksi maupun sistem operasi) sesuai sistem yang
dianalisis sebelumnya.
Web designer, merupakan orang yang melakukan kegiatan perencanaan, termaksud studi
kelayakan, analisis dan desain terhadap suatu proyek pembuatan aplikasi berbasis web.
Web programer, merupakan orang yang bertugas mengimplementasikan rancangan web
designer yaitu membuat program berbasis web sesuai program yang telah dirancang
sebelumnya.
Technical Engineer, sering juga disebut teknisi, yaitu orang yang berkecimpung
dalam bidang teknik, baik dalam pemeliharaan maupun perbaikan perangkat
sistem komputer.
Network Engineer, adalah orang yang berkecimpung dalam bidang teknisi
jaringan dan maintenance sampai pada troubleshooting-nya.
c. Kelompok Ketiga, adalah mereka yang berkecimpung dalam operasional
sistemsistem informasi. Pada lingkup kelompok ini, terdapat pekerjaan-pekerjaan
seperti :
EDP Operator, adalah orang yang bertugas mengoperasikan program-program
yang berhubungan dengan electronic data processing dalam lingkungan
perusahaan dan organisasi lainnya.
Sistem administrator, orang yang bertugas melakukan administrasi terhadap
sistem, memiliki kewenangan menggunakan hak akses terhadap sistem, serta
operasional sebuah sistem.
Mis Director, merupakan orang yang memiliki wewenang paling terhadap sebuah
sistem informasi, melakukan manajemen terhadap sistem tersebut secara
keseluruhan baik perangkat keras, perangkat lunak maupun sumber daya
manusia.
Testable/Certificable
Klasifikasi pekerjaan harus bersifat testable, yaitu fungsi yang didefinisikan dapat diukur atau
diuji.
Applicable
Fungsi yang didefinisikan harus dapat diterapkan pada region masing-masing.
(Sumber,https://repository.unikom.ac.id/69124/1/pertemuan%206-%20Profesional%20di
%20bidang%20IT.pdf)