Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
SelamaT
MENYONGSONG
Penanggung Jawab
RD David Lerebulan
(Ketua Komisi Komsos Menyongsong
Keuskupan Bogor)
S
Kontributor inode II Keuskupan Bogor akan dilaksanakan
Paroki-paroki mulai 22 Februari 2019 sampai dengan 9
Desember 2019. Syn-hodos yang berarti berjalan
Desain dan Tata Letak bersama adalah etimologis dr sinode yg merupakan
Mentari Puteri Muliawan pertemuan uskup diosesan, para imam, biarawan-
Hari Sisworo biarawati dan umat awam untuk merayakan dan
merefleksikan perjalanan bersama hidup berimannya.
Pemasaran & Penjualan Sinode diadakan dengan maksud bersyukur atas
Komisi Komsos Keuskupan Bogor perjalanan bersama, mengatasi permasalahan pastoral
di tingkat paroki, dekanat dan keuskupan serta
Keuangan menemukan cara-cara baru dalam berpastoral.
Isabella Jany Dengan semangat Sukacita sebagai Communio
yg Injili, Peduli, Cinta Alam dan Misioner, dan
Sirkulasi & Distribusi dilandaskan dari dasar biblis tentang perjalanan dari
Komsos se-Keuskupan Bogor Yerusalem ke Emaus (Luk 24:13-35), maka Keuskupan
Sekretaris Paroki se-Keuskupan Bogor Sufragan Bogor bersiap menyambut Sinode untuk yg
kedua kalinya.
Alamat Redaksi & Usaha Majalah Mekar edisi kali ini pun menjadi edisi
Gedung Pusat Pastoral ‘perkenalan’ dengan Sinode. Kita akan dibawa masuk
Keuskupan Bogor ke dalam penghayatan semangat dalam Sinode
Jl. Kapten Muslihat No. 22 Bogor II, kilas balik dari sinode perana pada tahun 2002,
16122 serta harapan-harapan umat untuk sinode ini. Pada
Telp: (0251) 8313997 khususnya, majalah Mekar ini juga berfokus pada
Fax: (0251) 8359102 semangat peduli dan cinta alam. Bersama-sama,
E-mail: kita meninjau bagaimana Gereja mewujudnyatakan
mekarkeuskupanbogor@gmail.com kepeduliannya kepada sesama yang membutuhkan.
Selamat membaca dan menyongsong sinode.
Rekening BCA Welcome Sinode II Keuskupan Bogor 2019!
No. Rek: 166.035.2348
a.n. David Lerebulan &
Hartati Hambalie
Geliat Paroki
55 Lensa Mekar
29 St Franciskus Asisi 56 Wajah
Palabuhan Ratu
31 St Andreas Sukaraja
Desain Sampul
Hari Sisworo
32 Geliat Komisi
34 Liturgi
Sosok
36 Hari Sisworo
FOKUS
13 Konsep Logo
8 #Sinode2019 Sinode II Keuskupan Bogor
Berjalan Bersama dalam
Sukacita Injil 14 Doa dan Lagu Tema
Sinode II Keuskupan Bogor
R A L AT
Dalam tulisan berjudul Reverendus Dominus atau
Reverendus Pater di Majalah MEKAR Edisi 06 Tahun
XXXVI halaman 24 , tertulis:
Inspirasi iman
dan informasi
Rek. BCA 166.035.2348 keuskupan,
a.n. David Lerebulan & Hartati Hambalie
diantar langsung ke
mekarkeuskupanbogor@gmail.com pintu Anda.
Hubungi distributor kami
dan jadilah yang pertama
mendapatkan edisi-edisi
Hari Sisworo
terbaru Mekar.
0856-2131-883
G e m B a l a me NYa Pa
SINODE II:
Membangun Gereja
yang Berkobar-kobar Hatinya
oleh Kristus (bdk. Luk 24:32)
Bapak Ibu serta orang muda, anak-anak terkasih, serta para romo, bruder, suster!
Salam sukacita “Magnificat Anima Mea Dominum”.
S U R AT P E M AK L U M AN
tentang
S i node I I Ke u s ku pa n Bog or
Kita sedang memasuki masa indah dalam Liturgi Gereja kita ialah Masa Adven. Artinya kita sedang
mempersiapkan segala yang indah berupa memperkuat harapan kita, memperdalam cinta kita serta
meneguhkan iman berupa pertobatan kita dalam menyongsong peristiwa Natal, kelahiran Tuhan Kita Yesus
Kristus.
Diterangi oleh Maklumat kelahiran Tuhan Yesus Kristus yang dibacakan pada pembukaan Liturgi Malam
Natal, maka saya sebagai Uskup Diosesan Gereja Lokal Keuskupan Bogor memaklumkan bahwa:
1. Kita (Uskup, para imam, suster-bruder, awam) sebagai Gereja Keuskupan akan mengadakan SINODE
II Keuskupan Bogor. Sinode itu dilaksanakan di tingkat paroki, dekanat, Keuskupan sebagai suatu
perjalanan bersama selama 1 tahun.
2. Sinode akan dibuka pada Pesta Tahta Suci Santo Petrus, Jumat, 22 Februari 2019, saat kita bersamaan
merayakan syukur genap 5 tahun Penggembalaan kami sebagai Uskup Diosesan Bogor.
3. Tema Sinode: “SUKACITA SEBAGAI COMMUNIO YANG INJILI, PEDULI, CINTA ALAM DAN
MISIONER”. Pokok bahasan sebagai titik-masuk dalam tuturan bersama kita ialah “Gereja dan Keluarga
serta Pendidikan Katolik”, “Gereja dan Orang Muda Katolik” dan “Misi Gereja dalam kehidupan Sosial
Kemasyarakatan”.
5. Kuasa doa (Bdk EG 262): kita diminta untuk Adorasi dan berdoa mohon perlindungan Bunda Maria,
Bunda Penolong Abadi serta mendaraskan doa Sinode pada setiap Perayaan Ekaristi yang diadakan sejak
tanggal 9 Desember 2018 sampai 9 Desember 2019.
Maklumat ini disiarkan di paroki-paroki, biara-biara, pertapaan, sekolah-sekolah dalam Perayaan Ekaristi
Hari Minggu Adven II, tanggal 9 Desember 2018. Isi maklumat ini wajib dilaksanakan oleh semua imam,
bruder, suster, serta awam Katolik di Keuskupan Bogor.
Ilustrasi: patheos.com
P
erasaan yang amat manusiawi kita anggap menerima pewartaan Kita juga dapat belajar lebih berbelas
yang dialami Yesus ini banyak kita, justru malah menolak. Kendati kasih, sabar, dan memaafkan. Kalau
kita alami dalam karya pelayanan. demikian, kita harus memilih untuk kita belajar dari penolakan dan
Pengalaman penolakan itu bisa melanjutkan karya kita. Masih kurangnya pengakuan, kita dapat
membawa luka batin, tetapi hal itu ada banyak orang lain yang akan menjadi pembawa dan pewarta kabar
sesungguhnya tidak berpengaruh menerima, mendengarkan, dan baik dengan lebih baik. Cara kita
banyak. Memang kebutuhan akan menghargai kita. menangani kegagalan dan penolakan
penerimaan diri adalah sesuatu Barangkali dalam setiap peristiwa seringkali menjadi khotbah yang lebih
yang wajar bagi kita semua, tetapi penolakan itu, kita dapat menemukan baik daripada kita selalu berkhotbah
ketika kita menyadari bahwa hal ini kesempatan untuk belajar kerendahan dengan banyak kata-kata. Kesaksian
tidak selalu diperoleh dalam karya hati dan semakin menyadari bahwa hidup seseorang merupakan sebuah
pewartaan Kabar Gembira, maka kita kita hanyalah alat, hamba-hamba homili yang kuat.
dapat bersikap seperti Yesus. Dapat yang tak berguna, yang melakukan
terjadi bahwa orang-orang yang tawaran dan kehendak Guru kita.
Salam damai.
Selalu merupakan kegembiraan bagi-Ku untuk kembali ke Nazareth dan mengunjungi sanak
keluarga serta tempat-tempat yang Aku kenal sejak masa kecil-Ku. Aku selalu mendapat penerimaan
yang menyenangkan hati. Tetapi, ketika Aku mulai berbicara kepada mereka tentang hal yang sudah
Aku wartakan kepada banyak orang di tempat-tempat lain, Aku merasa orang menanggapinya secara
skeptis. Aku bisa melihat raut wajah mereka dan gerak-gerik mereka, Ibu! Aku tidak menduga bahwa
orang di sana menerima Aku seperti itu. Mereka tidak percaya bahwa Akulah anak Yosep tukang
kayu, dan dengan saudara-saudara kita yang mereka kenal. Mereka mempertanyakan bagaimana Aku
menjadi seperti itu.
Aku merasa terluka hati-Ku, tetapi Aku tidak dapat memaksakan mereka atau siapapun untuk
menerima visi, interpretasi-Ku terhadap hal-hal yang ada dan akan ada. Aku merasa terluka hati-Ku
sebab Aku menghendaki mereka untuk menerima rahmat yang Aku wartakan di tempat-tempat lain.
Namun Aku berpikir hal itu tidaklah mudah. Aku ingat apa yang dikatakan dalam Kitab Suci yang
menegaskan bahwa tidak ada seorangpun nabi yang diterima di kampung halamannya dan oleh
orang-orangnya sendiri.
Aku tidak mengharapkan bahwa nas Kitab Suci itu terjadi pada orang-orang sekota kita. Tetapi
sayangnya, itu terjadi. Sebegitu kenalnya mereka akan diri-Ku dan engkau serta bapa asuh-Ku Yosep
serta saudara-saudara lain menjadi penghalang bagi mereka untuk menerima Kabar Baik. Tetapi,
Ibu, tidak seluruhnya jelek. Aku masih bisa memberkati beberapa anak dan menggembirakan mereka.
Barangkali suatu hari nanti, mereka akan mengakui dan menerima bahwa Allah telah mengunjungi
umat-Nya.
Aku akan segera mengunjungi engkau lagi sejauh karya pewartaan-Ku memungkinkan.
Salam kasih-Ku
Yesus
P.S. Tolong jangan sampaikan hal ini kepada orang-orang sekota dan saudara-saudara kita.
Aku tidak menyalahkan mereka. Aku yakin selalu akan tiba saatnya yang tepat bagi mereka untuk
menerimanya. Ketika saat itu tiba, Ibu, mereka akan merasa bahagia bahwa seorang yang hebat datang
dari Nazareth.
#Sinode2019
Berjalan Bersama
dalam Sukacita Injil
Oleh: RD Habel Jadera *)
*) Penulis adalah imam Keuskupan Bogor dan anggota steering committee Sinode II Keuskupan Bogor.
σύνοδος
Paskalis Bruno Syukur memaklumkan
diadakannya Sinode Keuskupan Bogor yang
akan diadakan sepanjang tahun 2019.
Sinode ini dibuka pada tanggal 22 K EUS KUPAN BO GOR
Februari 2019, pada perayaan Pesta Takhta
Perjalanan bersama
Santo Petrus yang juga bertepatan dengan
para pelayan tertahbis
perayaan syukur 5 tahun penggembalaan
dan umat beriman
Mgr Paskalis sebagai Uskup Keuskupan
Bogor.
#Sinode2019 merupakan Sinode II
Keuskupan Bogor. Sinode pertama diadakan
pada tanggal 21-25 Oktober 2002. Berbeda
dengan Sinode 2002, yang bertujuan
untuk merumuskan visi dan misi serta arah
dasar keuskupan, #Sinode2019 ini lebih
merupakan suatu perayaan perjumpaan
umat se-keuskupan, untuk bersama-sama
merefleksikan dan mengevaluasi berbagai
Kata ‘sinode’, (Yunani: σύνοδος; Latin:
karya pastoral baik di tingkat paroki,
Councilium), terdiri dari dua kata: σύν (sµn =
dekanat maupun keuskupan. Tema
bersama; bersama dengan) dan ὁδός (hodós
#Sinode2019 adalah “Sukacita sebagai
= jalan, berjalan). Secara harafiah dapat
Communio yang Injili, Peduli, Cinta Alam
diartikan sebagai suatu upaya atau bentuk
dan Misioner.”
‘berjalan bersama’.
Dalam konteks ini, Sinode Keuskupan
Bogor dapat diartikan sebagai sebuah
perjalanan bersama yang dilakukan
para pelayan tertahbis (Uskup, Pastor
dan Diakon) dan umat beriman untuk
merefleksikan, mengevaluasi, menajamkan,
Communio
Untuk mewujudkan sinode sebagai suatu
perjalanan bersama yang dinamis, hidup,
dan berdaya transformatif, #Sinode2019
Injili dijiwai oleh Yesus Kristus yang kita temukan
dalam Injil, bersama dengan Bunda Maria
FOkUS
Semangat
Injili
Paus Fransiskus dalam Seruan Apostolik Yesus sendiri “bergembira dalam Roh Kudus”
Evangelii Gaudium mengatakan bahwa “sukacita (Luk 10:21). Pesan-Nya membawa sukacita bagi
Injil memenuhi hati dan hidup setiap orang kita, “semuanya itu Kukatakan kepadamu supaya
yang berjumpa dengan Yesus. Mereka yang sukacita-Ku ada di dalam kamu dan sukacitamu
menerima tawaran-Nya dibebaskan dari dosa, menjadi penuh” (Yoh 15:11). Janji Yesus kepada
penderitaan, kehampaan batin dan kesepian” (EG murid-Nya, “Kamu akan berdukacita, tetapi
1). #Sinode2019 hendaknya menjadi perjumpaan dukacitamu akan berubah menjadi sukacita” (Yoh
pribadi dengan Yesus Kristus, atau setidaknya 16:22). Para murid “bersukacita” melihat Yesus yang
terbuka untuk membiarkan Kristus menjumpai kita. bangkit (Yoh 20:20).
Lewat #Sinode2019, Gereja Keuskupan Bogor #Sinode2019 harus dilakukan dalam
ingin mengajak kita semua menyadari bahwa “tak pimpinan Tuhan dan terang Injil. Karena “hanya
seorang pun dikecualikan dari sukacita yang dibawa berkat perjumpaan – atau perjumpaan yang
oleh Allah” (EG 3). dibarui – dengan kasih Allah ini, yang berkembang
#Sinode2019 merupakan sebuah pertemuan dalam suatu persahabatan yang memperkaya, kita
yang dilakukan karena kesadaran bersama betapa dibebaskan dari kesempitan dan keterkungkungan
Tuhan sungguh mencintai Gereja Keuskupan Bogor; diri” (EG 8).
bahwa Allah tidak pernah lelah mengampuni Pada akhirnya, semangat Injil ini memampukan
kita; kitalah orang-orang yang lelah mencari belas kita untuk semakin menyadari diri sebagai pewarta
kasihannya. Kristus yang mengajarkan kepada kita kabar sukacita Kristus itu, seorang misionaris Kristus.
untuk mengampuni “tujuh puluh kali tujuh kali” Santo Paulus menyadarkan pentingnya pewartaan
(Mat 18:22). Injil karena penyertaan kasih Kristus (bdk. 2 Kor
Injil yang adalah kabar sukacita itu terus menerus 5:14) dan dengan penuh keyakinan berseru
mengajak kita untuk bersukacita: Ketika Yesus “Celakalah aku, jika aku tidak memberitakan Injil”
memulai pelayanannya, Yohanes berseru “Itulah (1 Kor 9:16).
sukacitaku, dan sekarang sukacitaku itu penuh”
(Yoh 3:29).
Evangelii Gaudium 1
“Sukacita Injil memenuhi hati dan hidup
setiap orang yang berjumpa dengan Yesus.
”
10 MEKAR Edisi 01 Tahun XXXVI Januari–Februari 2019
S i NO de 2 0 1 9 k e U S k U Pa N B O G O R
Penuh
Sukacita
Semangat ini diinspirasi oleh teladan
dari Bunda Maria yang selalu bersukacita
dalam menjalankan perutusan dari Tuhan.
“Bersukacitalah!” adalah salam malaikat
kepada Maria (Luk 1:28); kunjungan Maria
Jiwaku
“
kepada Elisabet membuat Yohanes melonjak
kegirangan di dalam rahim ibunya (bdk. Luk
1:41).
memuliakan
Dalam nyanyian pujiannya, Maria
menyatakan “Jiwaku memuliakan Tuhan
dan hatiku bergembira karena Allah,
bergembira
dilakukan dalam suasana hati yang penuh
sukacita dan cinta - sama dengan sukacita
dan cinta Bunda Maria menanggapi panggilan
karena Allah,
Tuhan Allah. Seluruh umat beriman diharapkan
dapat memancarkan semangat ini sepanjang
perjumpaan dan kemudian diharapkan
Juruselamatku.
”
berlanjut seterusnya.
Dengan semangat Bunda Maria,
#Sinode2019 mengajak kita untuk
senantiasa bersukacita menanggapi
panggilan Tuhan dalam setiap perjumpaan
Lukas 1:46-47 dengan sesama.
Sukacita itu semakin jelas ketika kita
dengan penuh iman berseru;
“Aku ini hamba Tuhan, terjadilah padaku
menurut perkataan-Mu” (Luk 1:38).
Tetap
ed e r h a na
S
Sebagai sebuah perjumpaan, Dialog yang hidup dan
#Sinode2019 hendaknya dilakukan transformatif dalam sinode
dalam kesederhanaan. Sinode, sebagai semakin menyadari bahwa “Tuhan
wujud ‘berjalan bersama’, hendaknya memelihara orang-orang yang
tidak dibiaskan dengan berbagai hal sederhana” (Mzm 116:6). Karena
teknis. Bentuk acara, penyediaan itu hendaknya kita “sehati sepikir
sarana dan prasarana hendaknya dalam hidupmu bersama; janganlah
tidak menjadi kendala dalam proses kamu memikirkan perkara-perkara
perjumpaan yang otentik, spontan yang tinggi, tetapi arahkanlah
dan tidak terkesan dibuat-buat. dirimu kepada perkara-perkara yang
Pentingnya persiapan secara teknis sederhana. Janganlah menganggap
itu hendaknya tidak mengganggu dirimu pandai!” (Roma 12:16).
pentingnya perjumpaan, dialog dan
pertukaran pendapat dan pengalaman
berpastoral.
#Sinode2019!
Konsep
Logo
Sinode
DOA
SINODE 2019 KEUSKUPAN BOGOR
Tuhan Yesus Kristus, Putera Allah yang terkasih. Terangilah Melalui karya mereka, semoga kami, umat-Mu, disucikan
Gereja-Mu, khususnya Gereja Keuskupan Bogor agar dan dikuatkan dalam roh,
senantiasa mendengarkan dan mengikuti kehendak-Mu dan semakin menghidupi Injil, Kabar Sukacita Penebusan
yang suci. sehingga kami
semakin menjadi persembahan hidup bagi-Mu Allah yang
Engkaulah Gembala Utama dan penuntun langkah kami. maha kuasa.
Sertailah para gembala dan umat pilihan-Mu: Orang Tua
dan Orang Muda Katolik yang berkumpul bersama dalam Semoga,
Sinode ini. Kami mohon, kuduskanlah mereka semua Bunda Maria, Bunda Allah yang kudus dan Bunda Gereja,
dalam kebenaran dan kuatkanlah mendampingi kami semua, seperti ia menyertai para rasul
mereka dalam iman dan kasih. dengan kasih keibuannya dalam menciptakan persauda-
raan, sukacita dan kedamaian dalam tahun sinode ini,
Tuhan Yesus Kristus, dan dalam membaca tanda-tanda zaman,
Utuslah Roh Cinta kasih dan kebenaran kepada Uskup, khususnya kebutuhan-kebutuhan
para imam dan semua yang ikut serta dalam Sinode ini dan pastoral Keuskupan Bogor,
atas semua tugas dan tanggung jawab mereka. agar senantiasa memuliakan Allah yang agung dan
Buatlah mereka semakin terbuka atas Sabda-Mu; tuntunlah berbelas kasih,
jiwa-jiwa mereka Allah yang menyejarah.
dan ajarlah mereka kebenaran dari Roh Kudus.
Kemuliaan kepada Bapa, Putera dan Roh Kudus. Seperti
pada permulaan, sekarang, selalu dan sepanjang segala
abad. Amin
Verse 1
Hei kawan
Jangan ragu, jangan takut
Bersuka kar’na berjumpa
Foto: Aloisius Johnsis Kau saudara seiman
Verse 2
LAGU TEMA Bukalah mata, hati, dan pikiran
SINODE 2019 KEUSKUPAN BOGOR Maju dan melangkah pasti
Kita jalan bersama
Reff
Walking Together
Bersama Kristus Sang Sahabat
Engkau teman dan saudaraku
Dan alam pun bersorak sorai
Kar’na kita jalan bersama
Kenangan
yang Menguatkan
Oleh: RD Yohanes Driyanto*)
Setelah bersama Umat Yerusalem, 3. Menegaskan prinsip Terhadap iman dan moral yang
penatua-penatuanya, dan rasul-rasul Hal lain yang sangat mengesan ditetapkan dan disampaikan pemimpin
lain menyambut kedatangan Paulus, dan bagi saya perlu ditandaskan legitim, hendaknya berdasarkan
Barnabas, dan wakil-wakil umat secara khusus adalah dua pokok pertimbangan akal-budi dan didukung
yang datang bersama mereka, penting berkenaan dengan keputusan. kehendaknya umat melakukan apa
Petrus tampak secara tidak langsung Para wakil umat berkesempatan untuk yang diperintahkan. Dua hal terakhir
menegaskan diri sebagai pemimpin dengan bebas menyatakan pemikiran, ini dirumuskan dengan jelas dalam
(primus inter pares = yang pertama pendapat, dan pengalamannya. Kan. 752 Kitab Hukum Kanonik 1983.
dari yang sama). Mula-mula setiap Begitu juga para penatua atau Dengan prinsip itulah Gereja Katolik
orang dibiarkan untuk bebas berbicara pemimpin yang umumnya tetap terjaga keutuhan, kesatuan, dan
mengungkapkan pengalaman mempunyai keunggulan yang berupa tujuannya.
hidup dan imannya. Mereka diberi pengetahuan, kedudukan, atau
kesempatan untuk bertukar-pikiran.
Setelah waktu tertentu habis,
Petrus memberikan kesaksiannya.
Selanjutnya, Yakobus memberikan
pendapatnya. Akhirnya, oleh
pemimpin diambillah keputusan yang
tegas dengan mengatakan, “Sebab
adalah keputusan Roh Kudus dan
keputusan kami, supaya .... (Kis 15,
28).
Sebagai tindak lanjut dari
sidang itu, ditetapkanlah Yudas
dan Silas sebagai utusan yang
harus menyampaikan keputusan
kepada umat. Isi dari keputusan
itu adalah: Salam, ketidakharusan
bersunat (secara implisit), keharusan
menjauhkan diri dari makanan yang
dipersembahkan kepada berhala, dari
darah, dari daging binatang yang mati
dicekik, serta dari percabulan, dan RD Yohanes Driyanto (berjubah hitam) dalam Sinode Keuskupan Bogor 2002. (Foto: Panitia Sinode Keuskupan Bogor 2002)
akhirnya ucapan selamat dan penutup
(Kis 15, 23-29). pelayanan tertentu. Masing-masing 4. Upaya untuk semakin menjadi
Dari peristiwa itu Gereja diberi kesempatan untuk menyatakan yang seharusnya (Gereja)
Keuskupan mendapatkan contoh suaranya. Setelah semua itu terjadi Berbicara mengenai Gereja tidak
konkrit bagaimana sinode dijalankan. (dengan cara semestinya semua telah mungkin tidak berbicara mengenai
Secara umum sinode dapat dipahami didengarkan), keputusan akhir diambil proprietas-nya, yaitu: kehidupan,
sebagai pertemuan pemimpin dan atau ditetapkan oleh pemimpin yang kekudusan, dan misinya. Kehidupan
wakil-wakil umat untuk membahas berwenang. yang dimaksud adalah serangkaian
permasalahan dan menemukan bentuk Dua pokok penting yang saya kegiatan yang meliputi atau memuat
atau cara mengatasinya. Secara maksudkan berkaitan dengan itu hal-hal spiritual atau religius. Kegiatan
khusus dapat dengan mudah dipahami adalah sebagai berikut. Pertama, itu merupakan ungkapan, wujud,
bahwa dalam sinode ditegaskan: (1) terhadap keputusan yang secara atau bentuk pemahaman, perayaan,
penetapan permasalahan, (2) suasana legitim diambil itu umat Allah tidak dan penghayatan iman. Orang tidak
kegembiraan atau perayaan sinode, dituntut kesepakatan iman. Mengenai beriman umumnya hanya mengisi
(3) siapa yang diundang ke sinode, (4) iman dan moral, tidak harus umat hidupnya dengan makan-minum,
kebebasan peserta mengungkapkan menyetujui atau menerima ajaran bekerja, beristirahat, dan berekreasi.
pengalaman dan pengetahuan iman, yang ditetapkan dan disampaikan Orang beriman katolik akan
(5) setelah mendengarkan semua, oleh magisterium Gereja. Alasannya, menjelujuri kehidupannya dengan
keputusan diambil oleh pemimpin, iman adalah anugerah Tuhan. Tidak liturgi, perayaan sakramen, praktik
(6) penetapan beberapa orang mungkin orang memaksa atau dipaksa kesalehan, perbuatan tobat, dan
yang secara formal menyampaikan untuk mengimani ajaran tertentu. doa-doa lain.
keputusan, dan akhirnya (7) sukacita Kedua, terhadap keputusan Kekudusan menunjuk pada
umat beriman menerima hasil sidang. itu umat Allah dituntut ketaatan pengetahuan, pengalaman, dan
religius dari budi dan kehendaknya. keyakinan diri sebagai Gereja. Lebih
Landasan Menuju
Masa Depan Cerah
Oleh: RD Paulus Haruna*)
Hasil maha penting dan sangat fenomenal Sinode Keuskupan Bogor 2002
ialah terciptanya rumusan final Visi dan Misi Keuskupan Bogor. Berlandaskan
pada Visi dan Misi inilah Keuskupan Bogor melangkah Ianjut secara pasti
menuju masa depan yang cerah.
M
ulai dari awal Januari 1975 saya menetap di Bogor. Banyak hikmah yang dapat dipetik dari pelaksanaan
Tanggal 25 November 1985 saya ditahbiskan Sinode 2002, antara lain:
sebagai seorang imam diosesan Bogor. Tahun 2002 1. Dengan telah dimilikinya rumusan Visi dan Misi yang
saya bertugas sebagai rektor di seminari menengah Stella handal dan final, maka Keuskupan Bogor pun telah memiliki
Maris Bogor. Sejak dari awal menetap di Bogor, saya tidak acuan dan pedoman yang terang benderang, kokoh dan
pernah absen untuk menghadiri acara-acara pertemuan pasti dalam melaksanakan berbagai macam kegiatan
penting yang diselenggarakan oleh Keuskupan Bogor, dan kegerejaan demi menuju masa depan Keuskupan Bogor yang
saya menjadi seorang peserta Sinode 2002 itu. cerah dan bergairah.
Sejauh perjalanan hidup saya dan sejauh pengalaman 2. Bahwa melaksanakan hajatan yang sangat penting,
hidup saya di Keuskupan Bogor, berlangsungnya Sinode fundamental, dan akbar setingkat Sinode di Keuskupan
2002 merupakan salah satu acara pertemuan akbar dan Bogor itu bukanlah suatu yang mustahil. Di masa depan,
terbesar yang pernah terjadi di Keuskupan Bogor. Sinode Keuskupan Bogor pasti mampu dan senantiasa siap untuk
2002 yang diselenggarakan di Hotel Setia-Pacet, Cipanas itu menyelenggarakan sinode-sinode lain, sejauh sinode itu
dipimpin langsung oleh uskup Bogor Mgr Michael Cosmas memang benar-benar mendesak perlu dan memang harus
Angkur dan tim dengan melibatkan para narasumber, dilaksanakan demi yang terbaik bagi Keuskupan Bogor.
wakil umat dari seluruh paroki di Keuskupan Bogor, wakil 3. Pelaksanaan Sinode 2002 yang melibatkan berbagai
dari komisi-komisi di Keuskupan Bogor, wakil dari berbaga pihak dan berbagai potensi dari berbagai lapisan di
komunitas hidup bakti yang berkarya di Keuskupan Bogor, Keuskupan Bogor dapat menjadi gambaran atau potret
wakil dari kelompok-kelompok kategorial di Keuskupan atau tolak ukur untuk membuat suatu peta yang riil tentang
Bogor, pengamat, dan undangan lainnya. sejauh mana daya atau animo atau kekuatan Keuskupan
Selama berlangsungnya Sinode 2002 ini pemimpin Bogor sebagai suatu keuskupan yang mandiri dan misioner.
sidang, narasumber, dan seluruh peserta dilibatkan ke 4. Sinode 2002 telah melahirkan satu buku penting
dalam rangkaian pembicaraan yang serius dan mendalam, yang diberi nama "Keuskupan Bogor Menatap Masa Depan,
antara lain pembicaraan tentang Membangun persaudaraan Sinode 2002 dan Sewindu Uskup”. Dalam buku ini kita
Sejati di Tatar Sunda, Gambaran Situasi Keuskupan Bogor temukan dokumen-dokumen penting atau catatan-catatan
Sampai dengan Tahun 2002, Mendirikan Sebuah Gereja penting yang dapat menjadi acuan bagi siapa pun yang
Lokal, Membangun Sebuah Keuskupan Mandiri, Menatap hendak melaksanakan pembangunan dan pengembangan
Masa Depan, dan Menjadi Gereja yang Misioner. Akhirnya Keuskupan Bogor.
dari pembicaraan-pembicaraan dalam kelompok diskusi Membangun dan mengembangkan Keuskupan Bogor
dan sidang-sidang pleno, lahirlah rumusan final Visi dan harus dilaksanakan secara bijak dan cermat. Artinya, dalam
Misi Keuskupan Bogor sebagai salah satu hasil yang maha membangun dan mengembangkan Keuskupan Bogor, kita
penting dan sangat fenomenal dari Sinode Keuskupan Bogor harus berpijak juga pada keputusan-keputusan final Sinode
2002 itu. 2002, sehingga apa pun yang ditempuh mampu tepat
Visi : Keuskupan Bogor menjadi 'communio' dari aneka sasaran dan memberikan banyak manfaat bagi seluruh umat
komunitas basis yang beriman mendalam, sollder dan Keuskupan Bogor.
dialogal, memasyarakat dan misioner. Demikianlah tulisan serba singkat tentang Sinode 2002.
Misi : Keuskupan Bogor menghadirkan Kerajaan Mari kita bangun dan kita kembangkan Keuskupan Bogor
Allah, dengan mengabdikan diri secara aktif dalam berlandaskan pada Visi dan Misi Keuskupan Bogor yang telah
meningkatkan keimanan dan martabat manusia melalui digariskan secara final pada penyelenggaraan Sinode 2002
pemberdayaan semua potensi. Keuskupan Bogor. Syalom.
Iklan RP
Caritas Indonesia,
Wujud Nyata Bela Rasa Gereja
Gereja Katolik dikenal secara konsisten melakukan kegiatan-kegiatan karitatif yang dilandasi oleh kasih kepada
mereka yang membutuhkan. Tidak jarang Gereja Katolik senantiasa hadir dalam memberikan bantuan-bantuan
kemanusiaan. Namun apakah bantuan Gereja Katolik hanya terbatas dengan mengumpulkan dana bantuan dan
sekedar mengirimkan bantuan tersebut kepada yang membutuhkan?
R
ealitanya, Gereja Katolik terus daerah terdampak bencana. pembentukan hati. (Deus Caritas Est,
melakukan pengabdiannya Seperti yang tertera dalam 31 a), Benedict XVI, 2015. Hal. 35. Seri
terhadap orang-orang yang Dokumen Gerejawi, ensiklik Deus Dokumen Gerejawi No. 83, 2007)
membutuhkan. Tidak hanya sekedar Caritas Est, Paus Emeritus Benedictus Kata “Caritas” berasal dari Bahasa
memberikan materi dan bantuan secara XVI menyatakan bahwa Caritas harus Latin yang berarti Cinta Kasih. Dari
fisik, namun juga menjangkau orang- profesional dalam setiap karyanya. penjabaran diatas dapat kita ketahui,
orang yang membutuhkan dengan ‘Mereka yang melakukan pengabdian Gereja Katolik begitu memberikan
perhatian dan tindakan nyata dalam terhadap orang-orang yang menderita perhatiannya dalam mewujudkan cinta
mendampingi serta ikut ambil bagian membutuhkan kompetensi professional: kasih dengan maksimal dan nyata.
untuk berbela rasa dan mengabdi mereka harus dididik sedemikian rupa, Gereja Katolik sungguh-sungguh hadir
kepada mereka yang membutuhkan agar dapat melaksanakan apa yang dan tidak hanya sekedar memberikan
kasih dan uluran tangan. tepat dengan cara yang tepat dan bantuan tetapi juga memberikan
Contohnya saja ketika terjadi dapat mengupayakan pemeliharaan pengabdian yang maksimal dalam
bencana alam, Gereja Katolik dengan berkelanjutan’ melayani sesama.
konsisten hadir. Tidak hanya sekedar Kemudian ia juga menambahkan, Caritas sebagai organisasi yang
berempati dengan mengucurkan dana ‘Kompetensi profesional adalah syarat bergerak dalam karya pelayanan
bantuan. Tetapi juga memaksimalkan pertama, yang mendasar, tetapi itu saja sosial memiliki mandat untuk menjadi
pelayanan yang terwujud dari bela tidak cukup. Caritas melayani manusia, lembaga yang profesional, namun
rasa sebagai sesama manusia. dan manusia selalu membutuhkan tetap memegang teguh prinsip-prinsip
Namun, mereka yang mengabdi lebih daripada penanganan yang dasar kemanusiaan. Profesionalisme
dalam pelayanan tersebut tidak melulu bersifat teknis. Mereka karya pelayanan Caritas ini dapat dilihat
hanya bermodalkan niat namun juga membutuhkan rasa kemanusiaan. pada Standar Manajemen dari Caritas
memaksimalkan diri dengan pendidikan Mereka membutuhkan perhatian. Maka International (Caritas Internationalis-
secara profesional. Mereka terlebih dari itu, para pengemban pelayanan Management Standard/CI-MS). Maksud
dahulu diberikan pelatihan dalam kasih tersebut membutuhkan selain dari Standar Manajemen ini adalah
menangani dan mengemban misi di pendidikan profesional, terutama untuk membantu anggota Konfederasi
Bencana Alam
dan Peranan Manusia
Foto: Celestien Palembangan
B
encana gempa bumi dan tsunami yang terjadi di Palu, yang selamat juga punya masalah lain: kekurangan
Sigi dan Donggala cukup mengejutkan saya. Saya pasokan makanan, air, bensin, dan listrik. Antrian mengular
tumbuh besar di Palu, dan banyak keluarga serta di setiap pom bensin yang tersebar di kota tersebut.
teman-teman saya yang masih tinggal di sana. Selama saya Seminggu sebelum bencana terjadi, saya masih
tumbuh besar di Palu, gempa bumi memang sering terjadi, sempat berkunjung ke beberapa tempat wisata di Palu,
namun saya tidak pernah melihat dampak bencana gempa kebanyakan dari tempat wisata itu ada di pesisir pantai.
di Palu yang sebesar ini. Seperti yang sudah diberitakan Suasananya tentu berbeda saat sebelum dan sesudah
di media, gempa bumi di Palu dan Donggala memberikan gempa. Palu, memiliki pesona alamnya tersendiri, kota
dampak kerusakan yang sangat besar, karena efek dari ini mulai bersolek dan berdandan, membuka diri untuk
gempa ini menyebabkan terjadinya tsunami dan likuifaki wisatawan asing dan lokal. Namun kini semua usaha
yang menelan banyak sekali korban jiwa. pembangunan itu terlihat sia-sia akibat bencana alam yang
Perjalanan untuk pulang kembali ke Palu bukan hal meluluhlantakkan Palu dan sekitarnya hanya dalam waktu
yang mudah. Dari Makassar, saya menempuh jalur darat satu malam.
untuk dapat memasuki Palu. Dengan menempuh jalur Saya mengunjungi beberapa tempat yang mengalami
darat, itu berarti saya harus melewati Donggala, daerah dampak yang cukup parah akibat bencana ini, salah
yang terletak di pinggir pantai dan mengalami kerusakan satunya adalah area Petobo yang terkena bencana
cukup parah akibat gempa dan tsunami. Pemukiman likuifaksi. Beberapa teman saya tinggal di area ini, dan
penduduk yang terletak di pesisir pantai sebagian besar sampai saat ini kabarnya pun belum diketahui. Akibat
hancur, tenda-tenda darurat berdiri dalam radius beberapa likuifaksi, tanah yang sebelumnya rata dan datar terlihat
meter saja antara satu dengan yang lainnya. Papan-papan bergelombang tidak beraturan dan membentuk seperti
bertulisakan “Di sini juga butuh bantuan logistik” atau bukit-bukit. Berdasarkan cerita dari masyarakat sekitar, saat
“Kami juga butuh bantuan” seakan menyinggung tindak likuifaksi terjadi, lumpur keluar dari dalam tanah kemudian
tanduk pemerintah dalam menghadapi persoalan pasokan rumah-rumah seperti tertelan masuk kedalam tanah.
logistic yang tidak merata di daerah-daerah yang terkena Kondisinya seakan tanah sedang mengaduk-aduk semua
dampak bencana. yang berada di atasnya. Aparat keamanan dan relawan-
Memasuki kota Palu, kondisinya tidak lebih baik. relawan membantu sekuat tenaga dengan perlengkapan
Bangunan runtuh di mana-mana, orang-orang sibuk lalu- evakuasi yang saat itu masih minim untuk mengevakuasi
lalang di sekitar reruntuhan. Relawan, aparat keamanan korban.
dan warga setempat sering kali terlihat berkumpul di Sebagai seorang beriman, saya kemudian sejenak
beberapa titik untuk melakukan proses evakuasi. Mereka berdoa bagi mereka yang menjadi korban dan keluarga
laPORaN kHUSUS
I
ndonesia merupakan daerah yang rawan bencana (disaster prone area). Kesadaran ini telah menyeruak manakala
berbagai kejadian bencana terjadi sambung-menyambung di Indonesia. Terakhir dengan gempa besar di Lombok serta
tsunami di Palu. Di antara komunitas pekerja kemanusiaan bahkan muncul gurauan menyayat hati yang mengatakan
bahwa Indonesia ini adalah “supermarket”-nya bencana. Untuk mengantisipasi dan merespons bencana-bencana ini, telah
dipahami secara jamak bahwa ini merupakan kerja besar semua elemen bangsa untuk bahu-membahu karena sama-sama
hidup di daerah yang rawan bencana.
Sebagai warga Gereja dan bangsa yang tergerak oleh semangat berbela rasa untuk membantu para penyintas
(survivors) bencana, umumnya orang akan berupaya membantu. Coba tebak, apa yang terlintas pertama kali dalam
benak orang-orang umumnya. Intensi baik untuk membantu perlu diiringi dengan pemahaman yang lebih luas mengenai
konteks bencana, siapa yang terdampak, apa yang menjadi kebutuhan, dan bagaimana menyalurkannya. Berikut
beberapa tips praktis bagi mereka yang tergerak hatinya untuk membantu.
Menjadi relawan. Menjadi relawan saat bencana bantuan darurat yang sebenarnya dibutuhkan oleh para
memerlukan energi yang besar. Kondisi fisik, waktu, penyintas di lokasi bencana? Jangan sampai bantuan
dan semangat dibutuhkan. Namun menjadi relawan, yang dikirimkan justru menjadi tidak bermanfaat dan
tidak berarti harus turun ke lokasi bencana. Kita bisa terbuang percuma. Kita harus mendapatkan informasi valid
saja menjadi penggalang dana (fundraiser) atau mengenai jenis kebutuhan di lapangan dan bagaimana
menghubungkan dengan sumber daya yang dibutuhkan. menyalurkannya. Kita harus memperhatikan pedoman-
Menjadi relawan yang terjun ke lapangan juga merupakan pedoman penanganan bencana karena didalamnya
opsi mulia untuk mewujudkan semangat berbela rasa juga menyebutkan bantuan darurat apa yang potensial
bagi para penyintas yang membutuhkan bantuan kita. dibutuhkan dalam tahap tertentu.
Namun demikian, menjadi relawan tidak cukup bermodal Menyalurkan dana lewat lembaga kemanusiaan.
hanya semangat dan niat baik saja. Perlu dipastikan bahwa Pilihan menyalurkan bantuan dalam bentuk uang melalui
relawan memiliki pengetahuan dan keterampilan sesuai lembaga kemanusiaan yang kompeten, terpercaya,
dengan yang dibutuhkan di lapangan. Jangan sampai dan transparan melalui pelaporannya, merupakan cara
relawan yang terjun ke lapangan malah menjadi beban yang sangat direkomendasikan. Mengapa? Karena ada
bagi orang lain. tenaga-tenaga pekerja kemanusiaan yang kompeten dan
Mengirimkan bantuan darurat. Mengirimkan akan menyalurkan bantuan dengan berdasarkan data
bantuan darurat sangat mungkin menemukan banyak yang sudah dicari di lapangan. Lembaga-lembaga tersebut
tantangan di hari-hari awal bencana. Apalagi jika juga secara transparan melaporkan dana yang terkumpul
dilakukan secara parsial tanpa berhubungan dengan dan sudah dimanfaatkan dalam bentuk apa serta siapa
pihak-pihak yang bisa memfasilitasi akses untuk penerima bantuannya.
pengiriman. Satu hal yang penting diperhatikan, apakah
*) Penulis pernah bergabung sebagai staf Karina KWI, sekarang bergiat dalam bidang tanggung jawab sosial perusahaan.
PROGRESS PEMBANGUNAN
SEMINARI Sejak 2016 hingga saat ini, Keuskupan
Bogor tengah mengelola sebuah proyek
besar yang meliputi pembangunan
Seminari Menengah Stella Maris,
RUMAH RETRET
ketiga gedung tersebut semakin
terlihat hasilnya. Berikut adalah galeri
dokumentasi proses dan perkembangan
terbaru dari proyek ini.
Penyerahan IMB
3 November 2016 Rapat para imam
14 Februari 2017
Rek. Mandiri
133 00 4555 4557
Rek. BCA
Narahubung:
Indrawati (0813-8608-5675)
Erly (0877-7029-6888)
Spiritualitas Kompas
Oleh: RP Epiphanius Maria, CSE
Foto: Aureliarani
K
ompas merupakan sebuah alat navigasi untuk Kiranya kata-kata rasul Yakobus dapat menjadi
menentukan arah. Kompas memberikan pegangan bagi kita dalam hal ini, yaitu untuk
rujukan arah tertentu sehingga sangat menyerahkan semua rencana kita ke dalam
membantu dalam bidang navigasi. Dengan bantuan Penyelenggaraan Tuhan. Jika Tuhan menghendaki
kompas, pengguna mempunyai akurasi kepastian hal itu terjadi, maka hal itu pun akan terjadi
yang lebih baik. Dalam menghadapi tahun baru (bdk. Yak 4:15). Sebab sesungguhnya kita tidak
2019 yang akan datang, tentunya kita mempunyai mengetahui apa yang terjadi esok hari. Kita hanya
impian dan harapan-harapan yang mengarah dapat menyandarkan seluruh pengharapaan kita
kepada sebuah perubahan besar dalam hidup. Ada kepada Tuhan. Itulah yang ingin disampaikan oleh
target tertentu yang ingin dicapai. Untuk mencapai rasul Yakobus.
impian dan tujuan tersebut, kita membutuhkan Kita sebagai manusia boleh saja merencanakan,
sebuah arah yang pasti. Dengan adanya arah yang tetapi semuanya harus diserahkan kepada
pasti, kita juga dapat menatap masa depan dengan penyelenggaraan Tuhan. Inilah arti hidup di dalam
keyakinan penuh. Lalu, apakah artinya spritualitas iman. Dalam iman, kita dapat melangkahkan kaki
arah yang dimaksud? menuju tahun baru dengan segala harapan yang
Tahun 2018 baru saja kita lewati, dan kita pun kita miliki. Iman menjadi kompas dengan arah
mulai mengarahkan pandangan menuju tahun yang pasti, bahwa bersama Tuhan kita dapat
yang akan datang, yaitu tahun 2019. Ada begitu mencapai tujuan dan menghadapi semua tantangan
banyak pengalaman-pengalaman yang telah dialami: yang ada selama tahun 2019. Iman itu pula yang
kesusksesan dan kegagalan dalam pekerjaan, memampukan kita untuk terus melangkah manakala
persahabatan, relasi atau dalam hal apa pun. Sudah kita menghadapi kesulitan-kesulitan yang tidak
menjadi hal yang lazim bahwa setiap tahun baru pernah kita pikirkan sebelumnya. Dengan iman, kita
kita selalu membuat rencana-rencana yang akan akan selalu bersyukur untuk segala sesuatu, baik
kita lakukan di tahun yang baru. Selain itu, kita juga yang menyenangkan maupun yang menyedihkan.
berniat untuk memerbaiki apa yang belum tercapai Oleh karena itu, mari kita jalani hari-hari kita di
atau pun belum memuaskan di tahun yang telah tahun baru ini dengan penuh iman. Kita serahkan
lewat. semua rencana kita kepada Tuhan, termasuk
Di sinilah makna spiritualitas arah seperti fungsi kegagalan-kegagalan yang akan terjadi. Dengan
pada sebuah kompas. Kita belajar untuk hidup memasuki lembaran tahun yang baru, kita pun
dalam keterarahan yang pasti. Artinya, tahun baru belajar untuk memulai lembaran baru dalam iman
2019 menjadi tahun yang dilalui dalam kepastian. unuk belajar mengandalkan Tuhan dalam segalanya.
Sebagai orang beriman, kita mempunyai landasan Semoga tahun baru ini menjadi tahun yang
dasar yang mengarahkan semua pengharapan membawa berkat dan rahmat yang melimpah bagi
kita pada Tuhan, yaitu iman. Dengan iman, kita kita semua.
mempunyai arah dan tujuan yang pasti dalam
menatap masa depan di tahun yang baru ini. Iman
inilah yang menjadi kompas yang menentukan arah
dan tujuan kita. Segala rencana dan niat baik yang
ingin kita raih hendaknya diserahkan sepenuhnya
dalam kerangka rencana Tuhan.
S
aat itu, tepat di Minggu Adven pertama, Palabuhan Ratu.
sekitar kurang lebih 40 jemaat yang Ketika ditanya
berkumpul untuk mengikuti Misa Ekaristi yang bagaimana
dipersembahkan oleh RD Christophorus Lamen Sani. pengalaman suka
Suara ramai kendaraan yang lalu lalang sama sekali dukanya selama
tidak mengurangi kekhusyukan ibadat di gereja kurang lebih 8
yang terletak di Jalan Kidang Kencana, Palabuhan bulan dipercaya
Ratu ini. menjadi Ketua Stasi,
Berada di bagian selatan Kota Sukabumi, Tugiyono awalnya
gereja yang masih berstatus stasi ini didirikan pada merasa ragu karena tidak
Lusia Sri Harjani & Tugiyono. (Foto: Maria)
tahun 1977 dan direnovasi pada 5 Oktober 2002 memiliki latar belakang
dan diberkati oleh Mgr Emeritus Michael Cosmas sebagai seorang pemimpin. Namun dukungan
Angkur, dan semenjak direnovasi belum ada orang-orang terdekatlah yang membuatnya yang
perubahan signifikan di gereja yang memiliki umat semula tidak bisa menjadi bisa dan menjalankan
sekitar 33 Kepala Keluarga (KK). amanatnya untuk mengelola stasi.
“Beberapa tahun lalu, Perayaan Ekaristi diadakan Pengabdian Tugiyono pun didukung oleh sang
2 kali dalam sebulan, ketika tidak ada Romo yang istri, Lusia Sri Harjani. Pasangan suami istri ini
datang untuk mempersembahkan Perayaan Ekaristi, tinggal cukup jauh dari gereja, namun semangat
katekis disinilah yang memberikan ibadat sabda. mereka dalam mengabdi dan melayani membuat
Namun beberapa bulan belakangan Perayaan jarak bukanlah suatu hambatan.
Ekaristi diadakan setiap minggu.” Tutur Agustinus Ketika MEKAR berkunjung ke stasi yang pernah
Paulus Tugiyono, Ketua Stasi St Franciskus Asisi menjadi salah satu destinasi pertemuan frater inter-
diosesan pada tahun 2013 ini, ada grup paduan kesederhanaan. Atas pengabdiannya tersebut, Mgr
suara yang beranggotakan Orang Muda Katolik Paskalis Bruno Syukur, Uskup Keuskupan Bogor,
(OMK) yang tengah berlatih ditemani oleh Bapak “menghadiahinya” sebuah rumah sederhana tepat
Tugiyono dan Bu Lusia. Meskipun saat itu malam di samping bangunan gereja yang kini ia tempati
sudah cukup larut, mereka tetap bersemangat bersama keluarganya guna menghabiskan masa
dalam berlatih olah vokal. tua.
“Mereka ini tinggalnya cukup jauh dari gereja, Regenerasi katekis di stasi memiliki
sekitar 7 kilometer. Namun, setiap Sabtu malam perkembangan cukup baik. Ia menyiapkan generasi
mereka berkumpul di gereja dan berlatih paduan muda untuk dapat meneruskan pengabdiannya.
suara.” Tutur Ibu Lusia. Ia juga berpesan agar para generasi muda tidak
Kesederhanaan dan keterbatasan tidak menjadi menjadikan hambatan dan kendala sebagai alasan
suatu kendala dalam semangat pelayanan mereka. dalam menyurutkan langkah dalam pelayanan.
Betapa banyak pengorbanan yang pastinya Baginya, apalah arti jabatan apabila tidak diimbangi
mereka berikan demi meraih sukacita melayani dengan semangat pelayanan.
Tuhan. Pada titik ini, pemberian diri secara utuh, Kehadiran dan pelatihan katekis yang memiliki
meskipun dari kekurangan sekalipun, menjadi suatu jiwa pelayanan tinggi kadang tidak diimbangi
pengingat bahwa Tuhan memilih orang-orang dengan perhatian khusus. Padahal kehadiran
yang mau menyerahkan dirinya secara total untuk katekis memiliki peranan penting dalam mencetak
mewartakankarya-Nya di bumi. generasi-generasi Gereja masa depan.
Saya Berdosa Jika Tidak Melayani Stasi Ini Harapan Menjadi Sebuah Paroki
Rambut yang memutih dan tubuh tua yang Harapan akan perubahan status dari stasi
semakin ringkih tidak menghalangi pengabdian menjadi paroki pastilah menjadi harapan, namun
seorang Natalis Yosep di Stasi St Franciskus Asisi hal ini kontradiktif dengan ketersediaan Sumber
sebagai seorang katekis. Ada semangat yang Daya Manusia (SDM) yang ada.
terpancar dari binar matanya ketika membicarakan Bapak Tugiyono berharap Keuskupan Bogor
mengenai pengalamannya menjadi seorang katekis dapat memberikan pelatihan dan dukungan
selama lebih kurang 45 tahun. secara moral bagi umat di stasi yang terletak di
Hampir separuh hidupnya, Ia mengabdi di kawasan wisata Palabuhan Ratu ini. Apalagi jika
Keuskupan Bogor khususnya di stasi kecil ini untuk harapan menjadi sebuah paroki dapat terwujud,
mengajar dan membina umat. Perkembangan Ia sangat berharap agar ada pelatihan khususnya
zaman dan perubahan di setiap lini kehidupan tidak dalam bidang pastoral bagi SDM yang ada di stasi
menyurutkan semangatnya melayani umat di stasi. tersebut.
“Saya akan berdosa kepada Tuhan jika tidak Di usia Keuskupan Bogor yang menginjak
melayani umat stasi ini.”ucapnya umur ke-70, Bapak Natalis sebagai saksi hidup
Semenjak tahun 1983 lika-liku perkembangan Stasi St Franciskus Asisi
hingga kini, Natalis juga berharap adanya perhatian khusus bagi
memberikan perkembangan stasi dan umat di Sukabumi
pelayanannya bagian selatan. Baginya, Keuskupan Bogor sudah
secara utuh berkembang begitu pesat namun Ia juga ingin
sebagai seorang agar daerah Palabuhan Ratu dijangkau juga
katekis. perkembangannya.
Perjuangannya Palabuhan Ratu memiliki tantangan sekaligus
bukanlah tanpa potensi tersendiri yang menjadi sebuah daya
hambatan, tarik dari Keuskupan Bogor. Perkembangan umat
bertahun- yang berada disana perlu didukung dengan
tahun ia dan pembinaan dan pendampingan secara konstan
keluarganya serta kepedulian dari pihak-pihak terkait. (Maria
hidup dalam Nathanael/MEKAR)
Respect to Others
Rekoleksi SD Mardi Waluya Bogor
di Bumi Maria Sareng Para Rasul
B
umi Maria Sareng Para Rasul di Paroki St Andreas “apakah dari keempat anak ini ada yang sama satu
Sukaraja, pada Senin pagi kedatangan 108 murid dengan yang lain, dilihat dari rambut, mata, hidung,
kelas 5 SD Mardi Waluya Bogor. Murid- murid ini mulut, telinga dan wajah secara keseluruhan?” Kemudi-
datang bersama wali kelas, guru dan beberapa staf an anak-anak dengan serentak menjawab “tidak sama!”
karyawan menggunakan angkot. Kedatangan para Anak-anak itu pun diminta duduk kembali dan
murid ke tempat ziarah dan jalan salib ini dalam rangka diberikan hadiah berupa biskuit. Romo Pera memberi
rekoleksi bersama RD Paulus Pera. Tema yang diangkat penjelasan bahwa semua anak itu unik karena berbeda
dalam rekoleksi ini adalah “Respect to Others”. Tema satu dengan yang lain. Kalian diciptakan hanya satu,
ini diangkat untuk menekankan pentingnya menghargai tidak ada duanya, bukan fotokopi, saling berbeda satu
dan menghormati perbedaan di antara mereka, serta sama lain.
mencintai keunikan diri mereka masing-masing. Maka dari perbedaan itu, anak-anak diminta untuk
Rekoleksi diawali dengan Jalan Salib, khususnya bagi bersyukur karena Tuhan Allah menciptakan manusia itu
anak-anak yang beragama Katolik dan Kristen Protestan. menurut gambar Allah, serupa atau secitra dengan Allah
Sebelum Jalan Salib dimulai, para murid dibagi menjadi itu sendiri. Perbedaan itu bukan berarti harus dipaksakan
tiga kelompok. Setiap kelompok didampingi oleh wali untuk menjadi sama satu dengan yang lain. Akan tetapi,
kelas dan guru. Sementara itu, anak-anak non-Kristen dari keunikan dan ketidaksamaan yang kita miliki ini, kita
menuju ruang aula yang ada di pastoran St Andreas diajak untuk menghargai dan menghormati hal tersebut.
untuk menonton film. Romo Pera menambahkan, bahwa kita punya tugas
Setelah para murid selesai melaksanakan Jalan Salib untuk menjaga bumi yang sudah Tuhan Allah berikan
serta berdoa kepada Bunda Maria, mereka dikumpulkan kepada kita dengan merawat dan mengurangi penggu-
untuk mengikuti rekoleksi bersama Romo Pera. Nampak naan plastik. Oleh sebab itu, Romo Pera berterima kasih
raut wajah gembira dan senang ketika mereka bernyanyi kepada anak-anak yang sudah membawa botol minum
bersama sebelum mendengarkan sharing dari Romo sendiri, serta galon air untuk isi ulang air minum yang
Pera. Kendati cuaca panas dan terik matahari mengenai telah disediakan oleh bapak dan ibu guru.
tubuh anak-anak ini, semangat mereka untuk mengikuti Rekoleksi ditutup dengan Perayaan Ekaristi yang
kegiatan rekoleksi di alam terbuka tetap tidak terpadam- dipersembahkan oleh Romo Pera. Dalam homilinya,
kan. Romo Pera mengatakan bahwa anak-anak belajar di
sekolah bertujuan untuk mewujudkan cita-cita dan
Menghargai perbedaan dan keunikan impian mereka sendiri. Maka, pergunakanlah apa yang
Sebelum sharing dimulai, Romo Pera meminta empat Tuhan Allah sudah berikan yaitu akal budi, pengetahuan
murid untuk tampil di depan. Anak-anak enggan untuk dari bapak dan ibu guru, serta bersyukur atas keunikan
maju ke depan karena mereka takut diberi tugas atau dan perbedaan yang kita miliki. Setelah perayaan Ekaristi
akan dikerjain oleh romo. Namun, setelah dijelaskan selesai, para murid foto bersama dengan Romo dan
bahwa mereka tampil di depan untuk mewakili dari bapak, ibu wali kelas serta para pengajar yang hadir.
teman-temannya di kelas 5 tersebut, barulah mereka Pak Ignas mewakili SD Mardi Waluya Bogor memberikan
berani maju dan berdiri di hadapan teman-temannya. ucapan terima kasih dan kenang-kenangan kepada
Selanjutnya, Romo bertanya kepada anak-anak semua, Romo Pera. (RD. Paulus Pera)
Panitia Lomba Kor OMK Keuskupan Bogor. (Foto: Komkep Keuskupan Bogor)
OMK A
wal Desember 2018 silam, Komisi
Kepemudaan (Komkep) Keuskupan Bogor
menyelenggarakan Lomba Paduan Suara
ATAS: Penampilan kelompok paduan suara OMK St Joseph Sukabumi. (Foto: OMK St Joseph)
KIRI: Keceriaan tim kor OMK St Matias Cinere usai pengumuman pemenang. (Foto: OMK St Matias)
Imam harus menggunakan pakaian khusus liturgi saat Kita berpuasa ketika...
memimpin Ekaristi. Mengacu pada Firman Tuhan dalam
Kel. 28:2-3, pakaian liturgi merupakan perhiasan kemuliaan
untuk menguduskan pemegang jabatan imam. Pakaian
liturgi imam terdiri dari alba, amik, singel, stola, kasula, Rabu Jumat
vellum, dan pluviale. Yang tidak disebutkan, termasuk Abu Agung
jubah warna apapun, bukanlah busana liturgi. Jubah
adalah pakaian sehari-hari para imam, seperti para
biarawan/biarawati yang memakainya dalam hidup Kita berpantang ketika...
sehari-hari.
Contohnya, pastor Fransiskan dalam kesehariannya
menggunakan jubah cokelat. Kalau pastor tersebut hendak
mempersembahkan Misa, maka ia boleh saja memakai Jumat
jubahnya, TETAPI harus mengenakan alba di atas
Rabu Jumat lainnya
Abu Agung pada masa
jubahnya. Alba (bahasa Latin dari ‘putih’) mengingatkan Prapaskah
kita akan komimten baptis dan kebangkitan; simbol
kesucian dan kemurnian yang menaungi jiwa imam yang
merayakan liturgi. Bagaimanakah aturan puasa dalam tradisi Gereja
Katolik? Apakah boleh berpuasa seperti tradisi
Muslim?
RD Yohanes Driyanto
KomLit Keuskupan Bogor:
HARI SISWORO
Menerjemahkan Sukacita
Lewat Bentuk dan Warna
Foto: Mentari
Sinode II Keuskupan Bogor yang dimulai pada Februari 2019 melibatkan seluruh elemen
keuskupan. Di tingkat paroki, dekanat, dan keuskupan, rangkaian pertemuan digagas untuk
mengupayakan perjumpaan yang penuh sukacita. Kegiatan terbesar keuskupan ini pun
memungkinkan umat awam untuk berkontribusi melalui talenta dan tugasnya masing-masing.
Hari Sisworo adalah salah satunya.
B
agi sebagian besar kaum muda Paroki BMV Dalam banyak kesempatan, Hari membantu
Katedral Bogor, sosok Hari Sisworo mungkin dalam pembuatan desain komunikasi visual untuk
sudah tidak asing lagi. Pasalnya, Hari telah kepanitiaan atau acara intragereja. Baru-baru ini,
cukup lama berkecimpung dalam pelayanan di Hari juga didaulat oleh organizing committee (OC)
paroki dan keuskupan. Sejak ia masih melajang dari Sinode II Keuskupan Bogor untuk menjadi
hingga kini telah membangun keluarga kecil, Hari desainer logo, flyer, spanduk, dan media komunikasi
yang berprofesi sebagai creativepreneur telah lainnya.
banyak membantu di Seksi Kepemudaan Paroki dan
Komisi Komsos Keuskupan Bogor. Sederhana, namun penuh sukacita
Ia mengawali pelayanannya dengan membuat Keterlibatan Hari dalam Sinode II Keuskupan
desain logo untuk Komisi Komsos Keuskupan Bogor Bogor bermula dari ajakan Agus Muhardi,
atas permintaan RD Yustinus Joned. Setelah itu, ia koordinator OC dalam sinode ini. Sama-sama berasal
pun bergabung dengan bagian litbang (penelitian dari Paroki BMV Katedral Bogor, keduanya telah
dan pengembangan) di Seksi Kepemudaan Paroki saling mengenal cukup lama dan bekerja sama
BMV Katedral Bogor untuk membantu Fabianus dalam beberapa acara.
Eko Eriyanto, ketua SKP saat itu. Dari sana, Hari pun “Sebagai umat awam, awalnya saya juga
terlibat dalam lebih banyak kegiatan, baik dalam tidak terlalu paham mengenai makna dan teknis
lingkup paroki maupun keuskupan. Sampai saat pelaksanaan sinode itu seperti apa. Namun setelah
ini pun, Hari terdaftar sebagai staf aktif di Komisi diajak untuk ikut rapat perdana dengan tim OC dan
Komsos Keuskupan Bogor. Romo David (Ketua Komsos Keuskupan Bogor saat
a
tim OC, Hari memiliki waktu empat hari untuk
merampungkan kreasi desain logonya. Selama
periode itu, Hari berusaha menggali ide untuk
a
desain logo dari tema-tema utama sinode yang
telah ditentukan oleh steering committee (SC).
Terlebih, saat itu ia juga sedang terlibat dalam
beberapa proyek lain, termasuk desain untuk
Lomba Kor OMK yang diselenggarakan oleh Komisi
Kepemudaan Keuskupan Bogor, serta layout cover
untuk majalah Mekar edisi berikutnya.
“Saya berusaha untuk membuat logo yang
sederhana, mudah diingat, tapi juga bisa betul-betul
merepresentasikan semangat-semangat yang Hari Sisworo (paling kiri) bersama tim SC dan OC Sinode II Keuskupan Bogor. (Foto: Mentari)
K E U S K U PA N A G AT S
J
uli 2018 menjadi pengalaman kering di tanah Asmat. Semua adalah stasi yang jauh jarak dan lokasinya dari
bersejarah dan pertama kali bagi rawa dan berlumpur. Sungai dan laut pusat keuskupan. Perjalanan pastoral
saya menginjakkan kaki di tanah menjadi medan pelayanan sehari-hari. pertama saya adalah ke paroki Bayun
Papua. Tepatnya tanah Agats-Asmat Jumlah umat Keuskupan Agats per dan Paroki Pirimapun. Dua Paroki
Papua. Perjalanan ditempuh dari Desember 2017 sekitar 58.781 jiwa yang ada di Wilayah Dekanat Pantai
Jakarta menuju Timika, Papua sekitar tersebar di 14 Paroki, 3 Kuasi Paroki dan Kasuari. Perjalanan menyusuri sungai
6 jam, dilanjutkan dengan pesawat sekitar 80 stasi. Sebagian besar umat dan melwati laut. Perjalanan menuju
jenis Caravan menuju Bandara Ewer, adalah masyarakat Asmat sendiri juga Paroki Bayun di tempuh dalam estimasi
Agats. Dari bandara Ewer masih harus beberapa masyarakat pendatang seperti waktu kurang lebih 4 jam, tetapi semua
melakukan perjalanan menggunakan Tual, Key, Tanimbar, NTT, Toraja dan tergantung cuaca, tergantung pasang
speedboat melwati sungai dan laut Makasar, juga pendatang dari jawa. surutnya air, tergantung tinggi rendahn-
dengan kecepatan 40 pk kurang lebih Dengan luas wilayah sekitar 37.000 km2 ya gelombang. Saat paling berat dan
50 menit untuk sampai di kota Agats. dan topografi alam yang begitu luas, sulit adalah saat mulai memasuki dan
Pengalaman yang begitu berkesan dan berat dan menantang bisa dibayangkan melewati muara-muara. Muara adalah
mengagumkan. Banyak hal baru dan bagaimana keras dan sulitnya medan pertemuan arus sungai dan arus laut
unik yang dijumpai dan dialami. pelayanan yang harus melalui sungai yang biasanya menimbulkan gelombang
Tanpa terasa sudah hampir 6 dan laut juga dengan jarak tempuh besar dan sulit dikendalikan.
bulan saya berada di tanah Asmat. paling jauh sekitar 6-7 jam perjalanan. Di rute perjalanan ini, pernah terjadi
Oleh Bapa Uskup Agats, Mgr Aloysius Keadaan umat dan masyarakat sendiri musibah, perahu yang dinaiki oleh
Murwito OFM, saya mendapat tugas masih banyak yang juga hidup dalam salah seorang pastor dan dua orang
menjadi Ketua Komisi Komunikasi Sosial situasi pra sejahtera dan beberapa suster dihantam ombak, mesin mati dan
Keuskupan Agats. Banyak peristiwa masih terbelakang dalam berbagai akhirnya terombang-ambing selama dua
dan pengalaman yang bisa menjadi aspek. Injil mulai dikenal di tanah Asmat hari sebelum akhirnya perahu terbalik
cerita untuk saya bagikan. Cerita yang oleh para misionaris MSC awalnya, dan seorang suster akhirnya meninggal
mungkin juga bisa semakin memurnikan dilanjutkan para misionaris OSC sejak dunia karena kelelahan untuk bertahan.
dan menguatkan setiap panggilan 60 tahun yang lalu. Keuskupan Agats Semoga Suster hidup damai abadi di
dan pelayanan pastoral bagi siapapun, sendiri sudah berusia 50 tahun. surga. Perjalanan kami sendiri saat
kapanpun dan dimanapun. Meskipun baru sekitar 6 bulan itu sangat diberkati meskipun hujan
Keuskupan Agats-Asmat tempat di tanah misi, saya cukup beruntung lebat sempat mewarnai. Sorenya kami
saya menjalani tugas misi sebagai karena telah melakukan “tourney” yaitu langsung melanjutkan perjalanan
Misionaris Domestik dari Keuskupan istilah visitasi atau kunjungan ke paroki menuju Paroki Pirimapun. Lokasi tidak
Bogor memang sangat unik. Hampir dan stasi. Beberapa paroki dan stasi terlalu jauh dan hanya kami tempuh
90 persen tidak ada daratan yang yang saya kunjungi termasuk paroki dan dalam waktu kurang lebih satu jam
Tetap Sehat
Oleh: dr. Caecilia Novie Roma Kartini Pardede*)
dalam
Masa Pantang dan Puasa
Oleh: dr. Caecilia Novie Kartini Pardede *)
M
emasuki masa pantang dan puasa, ada empat pilar 2. Membiasakan perilaku hidup bersih
dalam Prinsip Gizi Seimbang dari Kementerian Cucilah tangan dengan air dan sabun:
Kesehatan RI yang dapat kita terapkan untuk • Sebelum dan sesudah memegang makanan,
mendapatkan kesehatan yang prima. • Sesudah buang air besar dan menceboki bayi/anak,
• Sebelum memberikan ASI,
1. Mengonsumsi makanan beragam • Sesudah memegang binatang,
• Konsumsilah lima kelompok pangan setiap kali makan • Sesudah berkebun.
(makanan pokok, lauk pauk, sayuran, buah-buahan
dan air putih). Bersyukur dalam menikmati keragaman 3. Melakukan aktivitas fisik
makanan akan mendukung cara makan yang baik dan Aktivitas fisik dikategorikan cukup apabila latihan fisik
tidak tergesa-gesa sehingga makanan dapat diserap atau olahraga dilakukan selama 30 menit setiap hari, atau
tubuh lebih baik. minimal 3-5 hari dalam seminggu.
• Batasi konsumsi panganan manis, asin dan berlemak.
Konsumsi gula > 50 g (4 sendok makan), natrium/garam 4. Mempertahankan dan memantau Berat
> 2000 mg (1 sendok teh) dan lemak/minyak > 67 g (5 Badan (BB) normal
sendok makan) akan meningkatkan risiko hipertensi, Dalam Gereja Katolik, Puasa berarti makan kenyang hanya
stroke, diabetes dan serangan jantung. sekali sehari. Pemenuhan nutrisi hendaknya tetap mengacu
• Biasakan sarapan (mulai bangun pagi sampai jam 9). pada keanekaragaman pangan, akan tetapi dengan porsi
• Biasakan minum air putih yang cukup. yang mengacu pada makan kenyang hanya sekali sehari.
Air yang dibutuhkan tubuh sekitar 2 liter atau delapan Harap dibedakan dengan makan sekenyang-kenyangnya.
gelas sehari bagi orang dewasa yang melakukan Tolak ukurnya adalah pengendalian diri dan pemenuhan
kegiatan ringan pada kondisi temperatur harian. nutrisi yang seimbang.
Sedangkan mengenai pantang, secara umum umat
Visual Isi Piringku ini memilih untuk pantang daging. Jika Anda pun memilih untuk
menggambarkan anjuran pantang daging, Anda tetap dapat memenuhi nutrisi dengan
makan sehat: mengganti jenis bahan makanan. Misalnya, pemenuhan
• Separuh isi piring lauk pauk dapat Anda peroleh dari protein nabati (tempe,
dalam satu kali makan tahu, dan kacang-kacangan), atau jenis protein hewani yang
adalah sayur dan lain (ikan, ayam), serta tidak lupa untuk memenuhi asupan
buah (2/3 sayur + dengan sayur dan buah.
1/3 buah)
• Separuh lainnya
adalah makanan Keep healthy and
pokok dan lauk happy fasting!
pauk (2/3 makanan
pokok + 1/3 lauk
pauk). *) Penulis adalah dokter di Puskesmas Mekar Wangi Kota Bogor.
S
aat ini,di Keuskupan Bogor sedang mengelola
sebuah mega proyek pembangunan di Telaga
Kahuripan yang mencakup tiga gedung, yakni
Seminari Menengah Stella Maris, Rumah Kasih
UNIO, dan rumah retret. Pembangunan tersebut
membutuhkan dana yang tidak sedikit. Salah satu
upaya Keuskupan Bogor ialah bekerja sama dengan
pihak Christour untuk mengadakan ziarah ke Holy
Land dan Eropa. Hasil donasi dari peserta ziarah
akan digunakan untuk pembangunan mega proyek
tersebut.
Beberapa pastor Diosesan Bogor, termasuk saya
sendiri, ikut serta dalam kerja sama ini. Kami menjadi
Tuhan memang selalu ada dan
pembimbing dengan rute yang telah ditentukan.
bisa kita jumpai di mana saja.
Awal mula saya terpilih ke dalam kerja sama ini
Namun dalam perjalanan saya
ke Tanah Suci, perasaan saya adalah dengan alasan karena saya bertugas di
tergugah oleh pesona Tuhan yang Seminari Menengah Stella Maris Bogor. “Masa sih
saya jumpai di sana. mau enaknya aja menikmati gedung baru, ikut cari
dana juga dong!” begitu ungkapan canda salah
seorang rekan saya.
Saya terpilih menjadi pembimbing ziarah Holy
Buen Camino
Oleh: RD Yustinus Joned Saputra
Santiago de Compostela merupakan tempat ziarah rohani yang sangat populer setelah Roma dan
Yerusalem. Di dalam Katedral Compostela terdapat makam St Yakobus. Menurut sejarah, jenazah St Yakobus
dibawa oleh para pengusungnya dari Yerusalem menuju Santiago dengan berjalan kaki. Karena tidak
menemukan agen tur di Indonesia yang mengadakan perjalanan rohani dengan berjalan kaki ke Santiago de
Compostela, saya memutuskan untuk mengatur perjalanan sendiri dengan kelompok kecil (backpacker) yang
terdiri dari 5 orang pada bulan Oktober 2018. Kami menempuh rute utama Sarria-Santiago (115km) di Spanyol
sebagai syarat minimal untuk mendapatkan sertifikat bagi para peziarah camino.
M
enjelang keberangkatan, kami saling mengingatkan tentu saja gereja-gereja kecil tempat para peziarah Katolik
untuk latihan fisik (jalan kaki) supaya terbiasa ketika mengikuti Misa. Kami beruntung karena diperbolehkan untuk
hari H nanti. Rute tambahan yang kami lakukan merayakan Misa untuk kelompok kecil kami di Iglesia Del
(Roma, Barcelona) menjadi bagian persiapan akhir dari Salvador, Sarria pada sore hari menjelang camino kami.
“retret” kami, karena kebanyakan perjalanan ke berbagai
tempat kami lakukan dengan berjalan kaki. Meleburkan ke-Aku-an
Sebagian orang mungkin akan merasa rugi kalau sudah Retret kami terbagi dalam beberapa etape: Sarria-
keluar uang ‘hanya’ untuk jalan kaki. Inilah keunikan Camino Portomarin (22 km), Portomarin-Palas de Rei (24 km), Palas
(bahasa Spanyol = jalan). Rute perjalanan ini juga dikenal de Rei-Arzua (29 km), Arzua-O Pedrouzo (20 km), dan O
dengan istilah The Way of James. Rutenya bukan cuma Pedrouzo-Compostela (20 km). Dengan berbekal tongkat dan
satu, namun tersebar. Ada yang dari Portugal, Perancis, dan kerang (simbol camino), kami bertekad untuk meleburkan ke-
berbagai titik di Spanyol. Seiring dengan semakin terkenalnya aku-an untuk bisa mengalami perjumpaan menggembirakan
rute Camino de Santiago, kini orang-orang yang menjalani dengan peziarah yang lain. Di setiap jalan yang dilalui, akami
rute tersebut bukan hanya peziarah kristiani yang mengenal akan berjumpa dengan ratusan peziarah, baik yang berjalan
St Yakobus saja namun, juga orang-orang dari berbagai latar kaki maupun yang menggunakan sepeda. Bersama mereka,
belakang agama dan budaya. Banyak orang yang menempuh kami akan mengikuti setiap petunjuk jalan yang mengarahkan
rute tersebut untuk alasan kesehatan, mencari waktu untuk kami pada tujuan yang sama: Santiago de Compostela.
kontemplasi, mencari inspirasi, dan berbagai alasan lainnya. Meskipun di setiap etape kami memulai dengan berjalan
Untuk menuju ke Sarria (Spanyol) kami melakukan bersama, dalam perjalanan kami akan terpencar hingga akhir
penerbangan Barcelona-Santiago, dilanjutkan perjalanan tiap etape. Inilah yang menjadikan camino kami memiliki
darat dari Santiago ke Sarria yang menjadi titik awal refleksi yang berbeda satu dengan yang lain. Setelah etape
perjalanan kami. Di Sarria, kami mengurus kartu Credencial pertama, saya mengingatkan bahwa kita diciptakan berbeda
Del Peregrino, semacam paspor bagi para peziarah. Kartu satu sama lain. Jangan samakan kekuatan dan kecepatan
ini nantinya akan diisi stempel dari tempat-tempat yang langkah kita sama satu sama lain, bahkan dengan peziarah
menyediakan stempel, seperti: Restoran, penginapan, dan yang lain. Biarkan kita tetap melangkah dengan kekuatan
Inspirasi Katolik
dalam Film
“The Incredibles”
S
iapa tak kenal film The memisahkan ciptaan dari Sang memiliki orang-orang spesial
Incredibles? Film keluarga Pencipta. di antara kita membuat kita
besutan Pixar ini merupakan “Dalam artian, saya lemah; bahwa kita bergantung
salah satu Tapi tahukah Anda, merasa seperti setiap kali saya pada orang-orang ini daripada
bahwa salah satu desainer utama menggunakan [lingkungan dunia mengandalkan diri kita sendiri,”
dari film ini merupakan seorang nyata] sebagai inspirasi, saya Metschan berkata.
Katolik, dan inspirasi untuk menggunakan [Tuhan] sebagai “Sebagaimana hal ini
cerita film ini datang dari iman inspirasi,” jelasnya. berkaitan dengan iman Katolik
Katoliknya? “Incredibles 2,” sekuel film kita, pahlawan [di dunia] saat ini
Sebagai perancang set visual “Incredibles” 2004, bercerita justru bukan merupakan sosok
di Pixar Animation Studios, mengenai petualangan keluarga dambaan kita,” katanya. “Mereka
Philip Metschen membantu pahlawan super yang hidup bukan pahlawan, karena sebagai
menciptakan visualisasi dalam dunia yang mulai Katolik, kita mencari kualitas lain
lingkungan “Incredibles 2,” kehilangan kepercayaan terhadap dalam diri seorang pahlawan.”
terutama rumah baru keluarga orang-orang berkemampuan luar Sebagai seorang seniman,
pahlawan super Parr. biasa. juga, Metschen merasa bahwa
Metschen mengatakan bahwa Salah satu aspek yang mudah baginya untuk menyadari
salah satu bagian favoritnya Metschen sukai dari kisah-kisah keberadaan inspirasi ilahi, dan
sebagai seorang perancang buatan Pixar adalah penekanan wawasan ini datang beserta
visual lingkungan adalah ketika hal penting dari tema yang rasa tanggung jawab untuk
ia menggali inspirasi dari dunia sangat universal, seperti keluarga, menciptakan sesuatu yang bisa
nyata, lalu menyaringnya melalui persahabatan, dan prinsip-prinsip berguna bagi orang lain.
pengalamannya sendiri “untuk pokok lainnya. “Sebagai seorang seniman,
menghasilkan dunia yang belum Meskipun cerita-ceritanya kita merasa telah diberikan
pernah ada - hal-hal fantastis bersifat sekuler, Metschen juga semacam keterampilan
yang belum pernah dilihat oleh mengatakan dia berpikir setiap khusus, atau cara memandang
siapa pun sebelumnya.” orang dapat membawa latar yang khusus tentang cara
“Saya adalah seseorang belakang keyakinannya sendiri melaksanakan hal-hal yang
yang suka berjalan-jalan di untuk menemukan manfaat dari baru, dan kita juga merasa
alam dan melihat dunia, kisah-kisah ini. bertanggung jawab bahwa
karena saya pikir ada narasi Dalam “Incredibles hal-hal yang kita buat akan
yang kuat di balik keberadaan 2,” misalnya, tujuan dari membawa dampak positif bagi
tempat-tempat ini,” katanya. penjahat dalam film adalah orang lain.” (Diterjemahkan
Metschen menambahkan, bahwa “menyingkirkan pahlawan super, bebas oleh Anang Gunawan/
baginya tidak mungkin untuk karena ada gagasan bahwa Komsos Keuskupan Bogor)
Dilansir dari https://www.catholicnewsagency.
com/news/incredibles-2-designer-says-gods-
creation-is-his-inspiration-33679
P
residen Republik Indonesia, Joko Widodo, menargetkan
swasembada pangan untuk 3 tahun kedepan. Gereja
Katolik menanggapinya dengan meluncurkan anggur
misa produksi dalam negeri. Selama ini, anggur misa yang
digunakan oleh Gereja Katolik di Indonesia merupakan
anggur yang diimpor dari kebun Sevenhill di Australia
Selatan. Kebun anggur Sevenhill didirikan pada tahun 1851
oleh dua orang pastor Jesuit, yaitu: RP Aloysius Kranewitter,
SJ dan RP Maximillian Klinkowstrom, SJ. Produksi anggur
Penandatanganan Nihil Obstat oleh Mgr Petrus Bodeng Timang. (Foto: Penerbit OBOR)
yang dihasilkannya baru diimpor sejak 1974 oleh Gereja
Katolik Indonesia untuk digunakan sebagai anggur Misa. Michael Fleming di RSUD Ade Mohammad Djoen, Sintang,
Setelah kurang lebih 44 tahun menjalani kerja sama Kalimantan Barat. Pertemuan itu kemudian mengarah pada
dengan Australia perihal anggur untuk Misa, Sababay Winery pembicaraan tentang anggur Misa dan peluang Sababay
di Kabupaten Gianyar, Bali menjadi saksi peluncuran anggur Winery. Pertemuan tidak disengaja itu kemudian berlanjut
misa produk dalam negeri. Peluncuran anggur Misa ini menjadi kunjungan ke Sababay Winery sekaligus melihat para
dibuka dengan Perayaan Ekaristi, dengan selebran utama petani binaan di Buleleng.
Mgr Petrus Bodeng Timang selaku Ketua Komisi Liturgi KWI, Setelah melewati itu semua, maka suatu peristiwa
didampingi Mgr Yustinus Harjosusanto, Mgr Paskalis Bruno penting tercatat di dalam buku sejarah Gereja Katolik
Syukur OFM, Mgr Antonius Subianto Bunjamin OSC, Mgr Indonesia, yakni pada hari Kamis (29/11/2018), Mgr Petrus
Silvester San, Mgr Christophorus Tri Harsono, Mgr Aloysius Bodeng Timang menandatangani dokumen Nihil Obstat
Sutrisnaatmaka MSF, RD Agustinus Surianto Himawan dan (pengesahan) anggur Misa, berikut dengan lampiran
RD Gusti Bagus Kusumawanta. ketentuannya yang kemudian diserahkan oleh Sekjen KWI
kepada Sababay Winery, sebagai panduan pengadaan
Dari gagasan menjadi kenyataan anggur Misa untuk tahap selanjutnya.
Sebelumnya, pada tahun 2011, tercetus gagasan Anggur Misa ini didistribusikan ke 37 keuskupan.
untuk berswasembada anggur misa. Dari gagasan itu Pertumbuhan umat di paroki dan keuskupan membawa
maka diadakanlah workshop anggur misa di Universitas dampak pada kebutuhan sarana peribadatan, khususnya
Sanata Dharma, Yogyakarta. Setelah itu, hanya Keuskupan anggur Misa. Kebutuhan akan anggur Misa per tiga tahun
Malang dan Ordo Karmel Indonesia yang serius menangani berkisar 88.000 – 105.600 liter anggur Misa dalam sekali
produk anggur misa lokal ini. Namun demikian, karena impor. Jelas angka ini begitu besar bagi pemerintah.
dinyatakan belum mencukupi standar, setiap dua tahun Dengan diluncurkannya anggur Misa produk dalam
sekali KWI tetap rutin memesan dan mendatangkan anggur negeri ini, berarti Gereja Katolik turut melakukan
misa dari Sevenhill, Australia Selatan. Pada tahun 2015, penghematan devisa. Hal ini menjadi bukti bahwa Gereja
Sababay Winery diajukan kepada KWI. Lalu pada tahun Katolik juga taat kepada negara, dan turut mendukung
2017, RD Agustinus Surianto, Direktur PSDM dan Pelayanan pemerintah untuk mendaulatkan NKRI, menghargai serta
Umum KWI yang bertugas menangani pengadaan anggur memberdayakan hasil jerih payah petani anggur lokal.
misa dari Sevenhills, Australia Selatan, bertemu dengan (Aureliarani/MEKAR)
Plastik...
Oh Plastik
A
pa yang ada di dalam benak Anda, ketika mendengar Kita harus sadar
kata plastik? Saat ini, benda yang terbuat dari bahan Menghentikan penggunaan plastik bukan jalan keluar
kimia polimer ini, kembali dipergunjingkan. Lalu, satu-satunya.Banyak tindakan praktis lain untuk mengurangi
apakah plastik yang harus disalahkan? pemakaian plastik. Misalnya, membawa kantung non-plastik
Pada Senin, 19 November 2018, sejumlah media massa saat berbelanja, tidak menggunakan sedotan plastik—bisa
nasional memberitakan seekor paus terdampar pantai barat menggunakan sedotan muatan ramah lingkungan, tidak
Kapota, wilayah Wangi-wangi di Kabupaten Wakatobi, membuang sampah sembarangan, dan belajar mendaur
Sulawesi Tenggara. Berbagai sumber melansir, di dalam ulang plastik.
perut ikan tersebut ditemukan sampah plastik seberat 5,9 Beberapa umat di Keuskupan Bogor sedikitnya sudah
kilogram sebagai penyebab kematiannya. Berlanjut, Kamis, melek dengan fenomena ini. Salah satunya Maria Stefanny
13 Desember 2018 seekor penyu mati terdampar di Pantai (28). Perempuan yang kerap dipanggil Fanny ini memiliki
Congot, Kabupaten Kulon Progo, DI Yogyakarta, di mana di gelanggang olahraga bulu tangkis Sangkuriang di Cibinong,
mulut penyu tersebut terdapat sampah plastik. Bogor.
Lagi-lagi, plastik! Di tempat itu, Fanny tidak menjual air mineral plastik
Polimer dan karbon sebagai molekul pembentuk plastik gelas. Ia mengatakan, meski penggunaan plastik masih
dapat menghambat pencernaan dan saluran nafas makhluk sulit dilepaskan oleh masyarakat, namun dia mulai dari hal
hidup. Senyawa tersebut dapat memberikan dampak buruk yang kecil. Baginya, menjual air mineral gelas adalah salah
pada tubuh. Polemik yang terjadi mengenai plastik tidak akan satu cara yang perlahan-lahan agar pengunjungnya tidak
pernah habisnya. Melalui fenomena-fenomena ini, kita sadar membuang sampah sembarangan.
dua hal. Pertama, plastik berbahaya bagi ekosistem dunia. Kesadaran adalah kuncinya, kata Fanny. Menurutnya,
Kedua, kita masih belum sadar bahwa bumi perlu dijaga. menanamkan kesadaran dari hal yang kecil adalah cara
Pada 5 Juni 2018—Hari Lingkungan Hidup Sedunia— paling awal untuk mengampanyekan hidup tanpa plastik.
Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Antonio Ia pun tidak segan-segan memarahi pengunjung yang
Guterres kembali mengimbau seluruh negara untuk membuang sampah sembarangan di area gelanggang
mengurangi penggunaan plastik. Pasalnya, setiap tahun tersebut.
terdapat 150 juta ton sampah plastik di laut. Jumlah tersebut “Intinya, berusaha untuk mengingatkanorang terdekat.
belum termasuk yang berada di daratan. Melihat masalah Tempat ini memang tidak sepenuhnya bebas dari plastik, tapi
ini, kita diajak untuk juga sadar. Plastik dapat memberikan memulai dari hal kecil itu penting. Baiknya Gereja maupun
pertolongan bagi kita, akan tetapi menjadi batu sandungan negara bersinergi untuk mencari jalan keluarnya,” kata
yang harus diselesaikan. Fanny.
Di Indonesia pun gerakan tanpa plastik kencang Pendapat senada pun dilontarkan oleh penggiat alam
digaungkan. Sebagai contoh, Wali Kota Bogor Bima Arya, Perkumpulan Tokek Belang Antonius Indrabayu (27). Laki-laki
melarang semua instansi, pusat perbelanjaan, dan kantor yang biasa naik gunung ini mengatakan, manusia harus
publik untuk tidak lagi menggunakan kantung plastik. mengalami dulu, baru sadar.
Dengan jargonnya Botak—Bogor tanpa kantung plastik— “Kesadaran ini masih perlu dipupuk sejak kecil. Mungkin
Bima Arya pun dengan serius melihat dilema yang terjadi. warga harus diajak untuk naik gunung dulu, agar paham
“Saya juga membotaki rambut saya agar warga tahu bahwa lingkungan yang bersih seperti apa? Lainnya, banyak
saya pun serius mengurangi kantong plastik,” kata Bima Arya kita temui orang sembarangan buang sampah di jalan.
saat ditemui pada akhir Desember 2018. Bukan hanya itu, Tampaknya, keluarga harus mengedukasi hal tersebut,” kata
beberapa restoran pun kini ikut tidak menyediakan plastik, Bayu. (Johannes de Deo CC)
khususnya sedotan. Bagaimana dengan kita?
Cicilia Mursinto (tengah) bersama para anggota Perwari. (Foto: Dok. Cicilia Mursinto)
P
erwari (Persatuan Wanita Republik Indonesia)
mengadakan bakti sosial berupa pengobatan gratis
di Pesantren Tahfidz Daarul Qur’an Cariu Bogor pada
Selasa, 20 November 2018. Kegiatan baksos ini merupakan
hasil kerja sama Perwari dengan Yayasan Aljannah, Yayasan
Islam Putra Tanjung (YIPT), dan Chaerul Tanjung ARSA
Foundation (CT ARSA). Sekitar 250 peserta yang merupakan
warga sekitar pesantren begitu antusias mengikuti
pengobatan gratis ini.
Dari YIPT dan CT ARSA, Perwari mendapatkan bantuan
fasilitas berupa obat-obatan, mobil kesehatan gigi, mobil
pintar (perpustakaan Islam), dokter gigi, dan dokter
umum. Sementara itu, konsumsi, goodie bag, dan piagam
untuk YIPT dan CT ARSA disiapkan oleh yayasan Aljannah. Suasana pengobatan gratis yang diselenggarakan Perwari. (Foto: Dok. Cicilia Mursinto)
Kegiatan ini juga didukung oleh puskesmas setempat
yang menyediakan satu orang perawat untuk menangani benaknya mengenai berbagai kendala yang harus ia hadapi,
pasien. Sambil menunggu giliran konsultasi, para pasien misalnya saat ia harus memilih jenis transportasi yang aman
membaca aneka buku rohani Islam. Perwakilan dari bidang untuk menuju ke tempat kerjanya. Bahkan ia pun pernah
sosial Gabungan Organisasi Wanita (GOW) juga turut hadir menumpang kendaraan organisasi masyarakat (ormas)
memberikan dukungan bagi Perwari dalam kegiatan ini. non-partai.
Karena status non-Muslim yang disandang Cicilia dalam
Ladang pewartaan komunitasnya, ia pun sering mendapat pertanyaan seputar
Sebagai salah satu organisasi wanita tertua di Indonesia iman Katolik dari orang-orang sekitarnya. Biasanya, mereka
yang telah ada sejak era kemerdekaan, Perwari selalu akan bertanya mengenai asal gereja, perbedaan Kristen
aktif berkontribusi dalam bidang pendidikan, kesehatan, Protestan dan Kristen Katolik, apakah orang Katolik hanya
lingkungan hidup, serta perlindungan dan pemberdayaan beribadah di hari Minggu, dan lain sebagainya.
wanita. Untuk tahun 2019, Perwari juga telah menjalin Cicilia mengakui bahwa selama ini banyak ‘kerikil’ yan
kerja sama dengan beberapa organisasi lain untuk kembali harus ia hadapi, namun ia tetap menikmati pekerjaannya.
mengadakan pengobatan gratis bagi kaum dhuafa di sekitar Menurut Cicilia, untuk bekerja di bidang pelayanan
Depok. masyarakat memerlukan kesabaran, serta harus pandai
Cicilia Mursinto, Wakil Ketua Perwari, mengaku bahwa menempatkan diri untuk memahami orang-orang yang
ia memikirkan banyak pertimbangan saat akan terjun dilayani. “Perbedaan keyakinan di antara kami tidak jadi
di pelayanan masyarakat seperti ini. Salah satu faktor masalah. Pertanyaan-pertanyaan mereka selalu saya jawab
terbesarnya adalah karena di Perwari ia merupakan satu- dengan senang hati, karena ini bisa jadi pewartaan di ladang
satunya anggota yang non-Muslim. Sempat terbersit juga di masyarakat,” tuturnya. (Aureliarani/Mentari/MEKAR)
B
anyak umat yang belum mengetahui makna Banyak umat yang mengutarakan kepadanya
sinode. Ketika mereka mendengar kata bahwa kualitas pendidikan sekolah negeri lebih
tersebut, muncul berbagai spekulasi mengenai baik dibandingkan sekolah Katolik. Maka dari itu,
sinode. Mulai dari kalangan orang muda hingga Asteria berharap arah pastoral keuskupan nantinya
orang dewasa masih sangat membutuhkan dapat memperhatikan kualitas pendidikan di sekolah
pemahaman mengenai sinode. Padahal, sebagai Katolik.
sebuah perjalanan bersama, sinode keuskupan “Mungkin banyak sekolah Katolik yang perlu
membutuhkan partisipasi aktif dari seluruh umat membenahi kualitasnya dalam hal akademis,
beriman. kegiatan dan pendidikan iman. Lain halnya
Sebagai contoh orang muda yang bertanya juga, sekolah-sekolah Katolik perlu menghidupi
demikian ialah umat Paroki Keluarga Kudus, kembali spiritualitas santo-santa pelindung dalam
Cibinong, Virgiawan (22 tahun). pendidikannya. Bisa jadi hal ini, menjadi daya tarik
Ia bertanya tentang arti sinode. bagi umat untuk menyekolahkan anaknya di sekolah
“Sinode? Apa itu? Apakah itu Katolik,” kata Asteria yang merupakan seorang
nama tempat?” Umat lainnya pengajar di SMA Budi Mulia Bogor.
yakni, Aloisius Johnsis (25) pun Senada dengan Asteria, katekis muda Paroki
mengaku sering mendengar Keluarga Kudus Cibinong, Monica Apriyani (25)
kata sinode, namun belum mengatakan, Sinode kedua Keuskupan Bogor
memahaminya dengan jelas. ini hendaknya dapat mengarahkan umat agar
Johnsis mengatakan, ia hanya merasul di tengah masyarakat. Ia melihat, krisis
sedikit mengetahui bahwa sinode atau permasalahan yang dimiliki oleh umat Katolik
adalah pertemuan yang hasilnya adalah takut untuk mewartakan. Takut dan antipati,
akan menjadi arah dasar keuskupan. begitu kata Monic adalah tantangan
Aloisius Johnsis. “Saya tahu, kalau sinode itu rapat untuk yang harus dilalui oleh orang Katolik,
(Foto: Dok. Pribadi)
menentukan arah keuskupan. Nantinya Tidak menutup kemungkinan,
ngapain, saya belum tahu,” ucap Johnsis umat di Keuskupan Bogor pun
yang berasal dari Paroki BMV Katedral Bogor. memiliki keprihatinan yang
Pemahaman mengenai sinode ini sudah menjadi sama. Umat masih takut terlibat
tanggung jawab para imam dan katekis di paroki aktif di dalam kegiatan sosial
masing-masing. Mereka dipanggil untuk menjadi masyarakat dan tidak berani
pewarta bagi umatnya, terutama OMK, agar mengatakan, “Saya Katolik!”
memahami sinode. Maka, ia sangat senang
akan adanya sinode kedua ini,
Harapan umat sekaligus berharap agar Keuskupan
Meski umat Keuskupan Bogor terbagii antara Bogor dapat mengajak para umat
Monica Apriyani. (Foto: OMK PKKC)
yang telah dan belum memahami makna sinode, bertransformasi. Artinya, umat
para umat berharap Keuskupan Bogor memiliki diajak untuk berubah menjadi lebih
pastoral yang seirama dengan perkembangan mencintai sesama, mencintai alam, mencintai
zaman. kehidupan, dan tentunya mengimani secara
Umat Paroki Santo Matias, Cinere, Asteria sepenuhnya kepada Allah.
Erlyna (31) berharap Keuskupan Bogor dapat “Umat perlu diarahkan, dibimbing, dan
lebih memperhatikan kualitas pendidikan di didorong agar menjadi lebih baik lagi. Dengan
sekolah Katolik. Banyak umat yang tidak memilih adanya Sinode kedua Keuskupan Bogor ini, imam
sekolah Katolik untuk pendidikan anaknya. Hal itu harus mensosialisasikan dan mengajak umat untuk
terlihat dari jumlah siswa-siswi Katolik lebih sedikit menghidupi visi dan misi Keuskupan yang baru
dibandingkan siswa-siswi yang beragama lain. nantinya,” kata Monica. (Johannes de Deo CC)
Mgr Paskalis Bruno Syukur bersama tim pelaksana sinode dari Dekanat Tengah. (Foto: Mentari)
K
euskupan Bogor segera bersiap untuk
menyelenggarakan Sinode II Keuskupan Bogor.
Sinode yang akan diadakan sepanjang tahun 2019
ini merupakan salah satu upaya Keuskupan Bogor untuk WKRI Cabang St Thomas Kelapa Dua. (Foto: Wiek)
menyamakan kembali gerak langkah seluruh elemen
K
keuskupan. anker leher rahim adalah pembunuh nomor satu
Sinode ini akan dimotori oleh dua tim utama, yakni bagi perempuan di Indonesia. Kanker leher rahim
tim pengarah/steering commitee (SC) dan tim pelaksana/ atau sering disebut kanker serviks adalah kanker
organizing committee (OC). Sabtu (15/12/2018), tim SC dan yang muncul pada leher rahim wanita, leher rahim yang
OC menyelenggarakan pembekalan bagi para tim pelaksana berfungsi sebagai pintu masuk menuju rahim dan vagina.
tiap paroki. Sekitar 150 peserta yang terdiri dari pastor Menurut survey dari yayasan Kanker Indonesia, tiap hari di
paroki, perwakilan DPP dan DKP serta OMK dari tiap paroki Indonesia ada sekitar 40 wanita yang terdiagosa menderita
di Keuskupan Bogor mengikuti kegiatan ini di Aula Puspas. kanker serviks, dan 20 wanita diantaranya meninggal dunia
Mereka disiapkan untuk menjadi tim pelaksana yang akan karena kanker serviks.
menyelenggarakan sinode pada tingkat paroki dan dekanat. Berangkat dari keprihatinan itu, WKRI Cabang St.
Tema utama dari sinode ini adalah Sukacita sebagai
Thomas serentak berkeinginan mengajak para perempuan
Communio yang Injili, Peduli, Cinta Alam, dan Misioner,
untuk sadar akan kesehatan diri, khususnya mengenai
Dalam sambutannya Mgr Paskalis menekankan pentingnya
kanker leher rahim.
peranan awam dalam perkembangan Gereja. Ia juga
Sabtu, 15 Desember 2018, menjadi waktu yang dipilih
mendorong agar melalui sinode ini, iman Katolik umat
terus bertumbuh seiring dengan pertumbuhan kemampuan
untuk mengadakan kegiatan pemeriksaan pap smear
profesional. deteksi dini kanker leher rahim, program kerjasama yang
Hal senada juga diungkapkan oleh Anton Sulis, ditawarkan oleh Laboratorium Klinik Prodia dan BPJS
perwakilan awam dalam SC. “Teknis pelaksanaan sinode Kesehatan ini akan menanggung biaya pemeriksaannya.
ini disesuaikan dengan kemampuan masing-masing paroki, Kegiatan dilaksanakan di klinik Bidan Susiana Suandi,
dengan fokus pada tema yang telah ditentukan SC dan Mekarsari-Depok, terbuka untuk umum, bukan hanya
melibatkan umat sebanyak mungkin,” ujarnya dalam sesi untuk umat WKRI cabang St. Thomas Kelapadua saja. Se-
penjelasan tema sub bahasan. lain untuk mengajak perempuan peduli, dengan kegiatan
Kegiatan pembekalan tim pelaksana diisi dengan ini, WKRI St Thomas ingin berbagi kepada sesama kaum
beberapa sesi, antara lain penjelasan landasan Alkitabiah perempuan tanpa membeda-bedakan. Semua perempuan
pelaksanaan sinode oleh RD Yohanes Driyanto, pokok-pokok Indonesia harus sehat, dan sadar akan bahaya penyakit
pikiran sinode oleh RD Habel Jadera, kilasan dokumen- kanker leher rahim. Indahnya berbagi dan bertoleransi.
dokumen Gereja yang menjadi landasan sinode oleh RD Kegiatan yang dimulai pukul 09.00 ini, berakhir pada
Nikasius Jatmiko, dan penjelasan teknis untuk koordinasi pukul 13.00 WIB, dengan jumlah peserta 76 orang. Ke
kegiatan oleh Koordinator OC Mikael Agus Muhardi. Selain depan, kegiatan seperti ini akan diagendakan secara rutin
itu, para peserta juga diperkenalkan pada doa dan lagu tema oleh WKRI Cabang St Thomas, dengan harapan setiap
resmi dari sinode ini. tahunnya akan lebih banyak peserta yang sadar akan
Sinode II Keuskupan Bogor akan dibuka pada 22 Februari pentingnya menjaga kesehatan, dan sadar serta mau turut
2019, bertepatan dengan Pesta Takhta Suci Santo Petrus memeriksakan diri. (Aureliarani/MEKAR)
sekaligus genapnya lima tahun penggembalaan Mgr Paskalis
sebagai Uskup Keuskupan Bogor. (Mentari/MEKAR)
Pesan Sahabat
RD Agustinus Wimbodo Purnomo
Selamat ya Diakon Segu atas
penerimaan tahbisan diakonatnya. Tetap
semangat dan selamat melayani serta
menekuni karya Allah yang boleh kita
terima sebagai orang-orang tertahbis.
K
amis (6/12/2018) di Gereja Hati Maria Tak Bernoda Sebagai teman sebelah kamar selama
Cicurug digelar tahbisan diakonat bagi Fr Yosef Irianto menjalani studi pascasarjana di Seminari Tinggi
Segu. Frater yang berasal dari Kuasi Paroki Bunda Maria St Petrus-Paulus Bandung, saya sangat terbantu
Ratu ini menjalani masa pastoral di tempat ia ditahbiskan karena kehadiran beliau. Banyak tegur-sapa, sharing
menjadi diakon. Mgr Paskalis (selebran) didampingi tiga pengalaman, serta riuh diskusi yang boleh tercipta saat
imam lainnya: RD Dionysius Adi Tejo (Pastor Paroki St itu. Tetap menjadi pribadi Segu yang hangat.. Pesan
Thomas Kelapa Dua), RD Thomas Saidi (Pastor Paroki HMTB sahabat sebelah kamar: suaranya jangan diberat-bera-
Cicurug), RD Nikasius Djatmiko (Rektor Seminari Tinggi St tin bro, hahaha.. Selamat ya sekali lagi!
Petrus Paulus)dan RD Marselinus Wahyu DH (Pastor Paroki St
Markus Depok Timur).
Dalam homilinya, Mgr Paskalis menekankan pentingnya RD Dionnysius Y Manopo
seorang diakon (dan juga para imam) untuk menjaga Diakon Segu adalah orang yang
kekudusan. “Doa (brevir) dan misa kudus menjadi obat baik, perhatian dan pekerja keras. Dia
kekudusan. Bila kita tidak doa dan adorasi, maka kita akan tak segan-segan menyusahkan diri untuk
lelah dalam pelayanan dan pekerjaan kita, yang akhirnya membantu orang lain. Hal yang paling
akan membawa kita untuk mencari kompensasi”, tegasnya. saya kagumi adalah kemauan dan kemam-
Puluhan imam diosesan Bogor, biarawati dan juga puannya untuk mendekati dan membantu orang-orang
umat memenuhi gereja yang terletak di Jalan Siliwangi ini. yang miskin dan lemah yang ada di sekitarnya.
Panitia Tahbisan Diakon adalah OMK Paroki Cicurug yang Proficiat untuk saudara Yosef Segu yang telah
berkolaborasi dengan Wanita Katolik. Romo Thomas Saidi menerima tahbisan diakonat.. Semoga Diakon Yosef
sebagai pastor paroki mengungkapkan rasa bangganya Segu senantiasa diberkati Tuhan dengan kesetiaan dan
bahwa Paroki HMTB Cicurug yang memasuki usianya ke-67 sukacita dalam pelayanannya.
boleh menjadi tuan rumah tahbisan untuk pertama kalinya.
Rangkaian acara tahbisan diakon pun dilengkapi dengan RD Paulus Pera Arif Sugandi
pemotongan tumpeng sebagai ungkapan syukur HUT paroki Selamat atas tahbisan diakonatnya
dan dilanjutkan aneka hiburan dari BIA dan OMK. Perutusan Fr Yosef Segu. Walaupun tahbisannya
Diakon Segu selain bertugas di Paroki HMTB juga diangkat belakangan, tetapi kita tetap satu
menjadi Kepala Perwakilan Yayasan Mardi Yuana Cicurug. angkatan di seminari menengah maupun
Selamat atas rahmat tahbisan diakonat kepada Fr Segu. seminari tinggi. Semangat terus dalam
(RD David) panggilan dan tetap setia menjalaninya.
K T
eterbatasan bukan menjadi pembatas. Demikianlah epat pada tanggal 9 Desember 2018 lalu, Keuskupan
tema yang diangkat dalam misa konselebrasi kaum Bogor genap berusia 70 tahun. Kegembiraan ini
disabilitas yang dipersembahkan oleh Mgr Paskalis dirayakan dengan sukacita, salah satunya di Paroki
bersama lima imam lainnya ( RD Jeremias Uskono, RD Diony- Keluarga Kudus Cibinong (selanjutnya disingkat PKKC).
sius, RD Alforinus Gregorius Pontus OFM, RD David, dan RD Menurut sejarahnya, PKKC mengalami perkembangan
Rudi Hartono (KAJ) di Aula Puspas (Minggu, 9/12/18). Para yang cukup dinamis dan memiliki perjalanan yang ikut andil
umat berkebutuhan khusus (UBK ) bersama dengan keluarga dalam bagian di Keuskupan Bogor. Diresmikan oleh Mgr
mereka hadir merayakan Misa Adven II ini dengan penuh Geise, OFM dengan nama pelindung Keluarga Kudus pada
sukacita. Mereka berasal bukan hanya dari Keuskupan Bogor tanggal 5 Juli 1975, paroki ini melahirkan beberapa paroki
tetapi juga dari Keuskupan Agung Jakarta. dan stasi yang kini tersebar di wilayah dekanat barat dan
Demikian istimewanya misa ini karena beberapa petugas dekanat utara, seperti St Thomas Klapa Dua Depok, St
liturgi pun (lektor dan petugas doa umat) adalah UBK. “Kita Matheus Depok Tengah, St Markus Depok Timur, St Andreas
diajak bersukacita karena Tuhan ingat dan memperhatikan Sukaraja, St Arnoldus Jonggol dan Stasi St Vincentius
umat-Nya”, papar Mgr Paskalis dalam homilinya yang Gunung Putri.
mengajak semua orang bersukacita. “Saya senang banyak Dilansir dari laman parokikeluargakuduscibinong.id,
imam hadir di sini. Ini menandakan bahwa Gereja memberi atas restu Mgr. N. Geise OFM. pada tahun 1967 pastor
perhatian terhadap kaum disabilitas”, tambahnya. Koopmann OFM dan beberapa umat membeli sebidang
Mgr Paskalis mengilustrasikan kehadiran KOMPAK tanah di Cibinong (sekarang disebut Pasar Lama) seluas 63
(Kelompok Orang Mau Pelajari Ajaran Kristus) sebagai orang- m2. Di atas tanah inilah dibangun sebuah kapel sederhana
orang yang membukakan jalan bagi UBK untuk mengalami yang terbuat dari bilik dengan ukuran 7 x 8 M. yang
sapaan dan kehadiran Tuhan. Mgr Paskalis berterima kasih diberkati oleh Mgr. N Geise, OFM.
kepada KOMPAK sebagai kumpulan orang-orang yang Karena sejarah tersebutlah PKKC merayakan ulang
membaktikan diri untuk menjadi katekis bagi UBK. tahun ke-70 Keuskupan Bogor dengan sukacita. Tepat
Kehadiran KOMPAK di Keuskupan Bogor yang memasuki setelah perayaan Ekaristi di minggu advent yang kedua,
usianya yang kedua sungguh merupakan anugerah di saat RD Agustinus Suyatno selaku Pastor Paroki mengajak umat
Gereja partikular tengah mencari format bagi pelayanan untuk merayakannya bersama.
pastoral kaum disabilitas. Ini pun sekaligus menjadi hadiah Sebelum memberikan berkat penutup, Romo Yatno
bagi Keuskupan Bogor yang merayakan ulang tahunnya mengenalkan para perwakilan dari PKKC yang ambil
ke-70 (9/12/2018) berkarya di tanah pasundan terhitung bagian dalam kepanitiaan Sinode Keuskupan Bogor. Beliau
sejak statusnya sebagai prefektur apostolik. mengatakan bahwa Sinode mempunyai makna sebagai
Misa yang diselenggarakan hari ini sekaligus juga dalam pertemuan antara pelayan Gereja dan umat untuk melihat
rangka peringatan hari disabilitas yang dirayakan secara perjalanan Keuskupan Bogor, perjalanan bersama menata
universal pada 3 Desember silam. Selain Misa, acara kaum diri untuk perjalanan Keuskupan Bogor ke masa yang akan
disabilitas ini diisi dengan pentas seni (tari, nyanyi, puisi datang agar masa depan berjalan lebih baik.
dan parodi) yang disuguhkan luar biasa oleh orang-orang Untuk itulah menjadi amat penting PKKC ikut ambil
yang memiliki berkat khusus ini. Hadir pula UBK lintas iman bagian dalam sinode Keuskupan. Romo Yatno bersama-sama
yang menandai tumbuhnya toleransi yang indah. Sungguh dengan para perwakilan tersebut memotong nasi tumpeng,
dalam perayaan ini kaum disabilitas bukan hanya melampaui dan ia mengajak umat menyanyikan lagu ‘selamat ulang
keterbatasan tetapi juga mengalami dan menyalurkan energi tahun’ untuk merayakan ulang tahun Keuskupan Bogor.
tak terbatas. (RD David) (Maria Nathanael/MEKAR)
Perayaan syukur atas tahbisan presbyterat RD Agustinus Perayaan Ulang Tahun Paroki Hati Maria Tak Bernoda Cicurug.
Wimbodo Purnomo. (Foto: Komsos St Thomas) (Foto: Komsos Keuskupan Bogor)
Para imam Keuskupan Bogor berekreasi bersama setelah mengikuti Temu Imam di Cisarua. OMK berkompetisi dalam acara One Day OMK Dekanat Utara. (Foto: OMK St Paulus Depok)
(Foto: Istimewa)
T
itik terendah dalam hidup bisa pelayanan dengan menulis di warta harus melalui medan yang berbahaya,
menjadi titik balik untuk kita paroki dan bergabung sebagai lektor. serta beradaptasi terhadap perbedaan
semakin mengenal Allah. Hal itulah Dari sana, Maria yang sehari-hari budaya dengan masyarakat di sana.
yang memotivasi Maria Nathanael, OMK bekerja sebagai freelancer di sebuah Bagi Maria, bermisi berarti
dari Paroki Keluarga Kudus Cibinong media daring pun terlibat dalam melepaskan segala keegoisan dan
yang menjadi salah satu anggota banyak kegiatan pelayanan, salah membuka diri untuk melayani sesama
Apostolus Missionis (AM), untuk satunya adalah AM yang diinisiasi pada dengan tulus sesuai dengan talenta
berkarya di paroki dan keuskupan. Desember 2017. yang diberikan Tuhan. Maka, seluruh
Tak ingin terus terpuruk karena Kala itu, RD Alfonsus Sombolinggi kesulitan yang dialami selama bermisi
peristiwa buruk, perempuan kelahiran ‘menantang’ para OMK di Paroki tidak menghentikannya untuk berdoa
17 Oktober ini memilih untuk memulai Keluarga Kudus Cibinong untuk dan bersyukur kepada Tuhan.
menjadi misionaris bagi umat Katolik di Untuk Keuskupan Bogor yang
pedalaman. Setelah menjalani diskresi memasuki usia ke-70 dan akan
selama beberapa waktu, Maria pun menggelar Sinode II, Maria berharap
memberanikan diri untuk mendaftar akan ada semakin banyak OMK
dan mengikuti seluruh proses hingga yang mau terlibat aktif dalam
menjadi bagian dari AM. mengembangkan Keuskupan
Bogor sebagai tempat bermisi yang
Berani bermisi menggemakan toleransi. “Semoga
Maria mengakui bahwa pengalaman Sinode ini dapat berjalan dengan baik
keluar dari zona nyaman adalah hal dan didukung oleh seluruh elemen
paling berkesan dari keterlibatannya keuskupan, dan dengan demikian
sebagai misionaris dalam AM. Salah Keuskupan Bogor dapat selalu menjadi
satunya adalah saat ia dan teman- pewarta kebaikan Tuhan di bumi
temannya bermisi ke pedalaman di tempat kita berpijak,”ujarnya.
Kalimantan Utara, di mana mereka
“K
alau siang jadi tukang kopi, tawaran itu untuk menggelitik saya
kalau malam jadi tukang supaya berkarya di ‘rumah’ saya sendiri:
copy...paste dan edit artikel.” Gereja Katolik,” tuturnya menceritakan
Kalimat ini begitu lekat dengan salah keterlibatannya di dunia pelayanan.
satu pengelola situs keuskupanbogor. Sejak saat itu ia mulai mencari
org yaitu Mentari Puteri Muliawan. Di informasi terkait pelayanan dan
tengah kesibukannya sebagai pengelola bergabung dengan OMK Paroki St
di sebuah kedai kopi di Bogor, Mentari Fransiskus Asisi, Sukasari. Setelah
masih menyediakan waktunya untuk bergabung di OMK, ia pun mendapat
memberikan pelayanan dan terlibat aktif kesempatan untuk melayani di Komkep.
di Komisi Komunikasi Sosial (Komsos) Kesempatan itu digunakannya pula
Keuskupan Bogor. untuk melayani lebih banyak OMK di
Gadis kelahiran 24 Januari 1994 ini Keuskupan Bogor, termasuk melalui
memulai pelayanannya di OMK sejak perhelatan Bogor Youth Day 2015.
tahun 2013. Setelah itu, tepatnya di
tahun 2014 hingga 2015, ia tergabung Memilih fokus di Komsos bisa ia laksanakan beriringan dengan
dan berkarya di Komisi Kepemudaan Mentari berusaha untuk tidak pekerjaannya sehari-hari.
(Komkep) Keuskupan Bogor. ‘maruk’ dan melibatkan diri dalam Bagi Keuskupan Bogor yang telah
“Titik baliknya adalah saat saya terlalu banyak kegiatan pelayanan. berusia ke-70 tahun, Mentari berharap
kuliah di salah satu universitas yang Baginya, keinginan untuk banyak agar Keuskupan Bogor dapat semakin
ajaran Kristen Protestannya sangat melayani memang baik, tapi kadang menunjukkan identitasnya sebagai
kuat, dan saat itu saya ditawari untuk malah menjadi jebakan yang Gereja yang dialogal; semakin mantap
bergabung dalam banyak sekali membuat pelayanan tidak terfokus untuk menjadi perwujudan kasih
kegiatan anak mudanya. Tawaran- dan tidak maksimal. Seperti saat ini, Allah dan pembawa damai di tengah
tawaran itu menarik hati saya, namun ia memilih untuk fokus di Komsos masyarakat yang majemuk.
Roh Kudus justru menggunakan karena jenis kegiatan pelayanannya
&
2019
Property Cargo
Motor
Engineering
Vehicle
Miscellaneous
AXA Tower Kuningan City, 32nd Floor, Suite 01. Jln. Prof. Dr. Satrio Kav. 18 - Jakarta 12940
Tel : +62 21 - 300 51888 | Fax : +62 21 - 300 51889
www.cakrawalaproteksi.com
Alam Sutera - Bali - Bandung - Banjarmasin - Bengkulu - Bogor - Cilegon - Cirebon - Jakarta - Jambi -
Jember - Kelapa Gading - Karawang - Kendari - Lampung - Lombok - Makassar - Malang - Manado -
Medan - Palangkaraya - Palembang - Pekanbaru - Palu - Pare-Pare - Ponnanak - Purwokerto -
Samarinda - Semarang - Solo - Surabaya - Yogyakarta