Anda di halaman 1dari 64

Edisi 05 Tahun XXXVI September–Oktober 2019 MEKAR 1

Proficiat
ATAS TAHBISAN
PRESYBYTERAT

RD
YOSEF
IRIANTO
SEGU

2 MEKAR Edisi 05 Tahun XXXVI September–Oktober 2019


SUSUNAN REDAKSI

Pelindung
SALAM REDAKSI
Mgr Paskalis Bruno Syukur

Penanggung Jawab
RD David Lerebulan
(Ketua Komisi Komsos
Keuskupan Bogor)

Pemimpin Umum/Pemimpin Redaksi


RD Jeremias Uskono

Redaktur
KAMI
Aurelia Rani IKUTI :
a gram
Maria Dwi Anggraeni di Inst
or
sosbog
Kontributor @kom
Paroki-paroki

P
Desain dan Tata Letak
Mentari Puteri Muliawan aus Fransiskus telah menetapkan
Hari Sisworo bulan Oktober 2019 sebagai
Bulan Misi Luar BIasa. Melalui
Pemasaran & Penjualan momen ini, kita melihat kembali
Matheus Rico Herjuno perjalanan misi Gereja selama 100 tahun setelah
Paus Benediktus XV menerbitkan dokumen
Keuangan Maximum Illud yang revolusioner. Dokumen ini
Hartati Hambalie menekankan kembali bahwa pewartaan Kabar
Isabella Jany Gembira bukan hanya tugas para imam tertentu,
melainkan seluruh umat beriman.
Sirkulasi & Distribusi Menyambut Bulan Misi Luar Biasa, MEKAR
Komsos se-Keuskupan Bogor edisi ini menyoroti dua pelaku misi: imam dan
Sekretaris Paroki se-Keuskupan Bogor kaum muda. Dalam masa yang penuh tantangan
dari kemajuan teknologi, bagaimana para
Alamat Redaksi & Usaha imam kita menghayati hidup rohaninya sebagai
kaum tertahbis? Bagaimana kaum muda dapat
Gedung Pusat Pastoral
menemukan relevansi antara sukacita masa
Keuskupan Bogor
mudanya dengan panggilan bermisi dari Gereja?
Jl. Kapten Muslihat No. 22 Bogor
Secara khusus, MEKAR juga menampilkan
16122
sosok RD Yosef Irianto Segu, imam diosesan
Telp: (0251) 8313997
Keuskupan Bogor yang baru saja ditahbiskan
Fax: (0251) 8359102 pada 18 Oktober 2019. Kisah unik dari
E-mail: perjalanan panggilannya diharapkan mampu
mekarkeuskupanbogor@gmail.com mengilhami kita semua untuk semakin berani
menanggapi sapaan Allah.
Rekening BCA Selamat membaca! •
No. Rek: 166.035.2348
a.n. David Lerebulan &
Hartati Hambalie
2019 © MAJALAH MEKAR
Percetakan MAJALAH MEKAR menerima tulisan, artikel, reportase, foto, dan karikatur dari
PT Grafika Mardi Yuana umat. Syarat tidak mengandung SARA (Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan)
dan bermanfaat bagi umat (menambah pengetahuan wawasan, menginspirasi
Jl. Siliwangi No. 50 Bogor 16131
iman, keterampilan memecahkan masalah, menggugah emosi, menghibur,
menyentuh kepekaan etis dan estetis, dan lain-lain). Redaksi menunggu kiriman
Anda via e-mail mekarkeuskupanbogor@gmail.com.
Isi di luar tanggung jawab percetakan.

Edisi 05 Tahun XXXVI September–Oktober 2019 MEKAR 1


DAFTAR ISI
4 Gembala Menyapa
6 Surat Yesus

Laporan Khusus
16 UFO 2019

Opini
20 Siapkah Diriku Menerima
Panggilan-Nya?

Geliat Paroki
22 St Andreas Sukaraja

Geliat Komisi
24 Komisi Karya Misioner

Suara Tanah Misi


26 Keuskupan Tanjung Selor
Quinquenalle Imam Muda
di Samarinda
Sosok
32 Komik Katolik
RD Yosef Irianto Segu
33 Liturgi & Katekese 28
34 Kesehatan

36 Gaya Hidup

Geliat Keuskupan
38 Gerakan Masyarakat Sehat
41 Vikep Pendidikan

46 Internasional

49 Ragam

54 Sekilas Dokumen
Maximum Illud

2 MEKAR Edisi 05 Tahun XXXVI September–Oktober 2019


FOKUS

8 Kemurnian dan Selibat


Dua Hal Berbeda,
Satu Tujuan Sama

54 Sekilas Dokumen

54 Destinasi

55 Lensa Mekar

58 Pojok Sinode

60 Wajah

Desain Sampul
Kongres Misi
43 2019
Hari Sisworo

Foto-foto
Andrianto Sutrisno

Menyediakan jasa pembuatan


laporan keuangan dan
pajak pribadi dan badan,
jasa konsultasi dan asistensi
sistem keuangan perusahaan,
jasa pendampingan
pemeriksaan pajak. Hub
Yohana. Hp/Wa : 0815-11659971

Edisi 05 Tahun XXXVI September–Oktober 2019 MEKAR 3


G E M B A L A ME NYA PA

Orang Muda
di Mata
Paus Fransiskus:
Pembawa Pembaruan

Mgr Paskalis Bruno Syukur

P Pembaruan dapat
dilaksanakan dalam Gereja
dan dunia pada masa kini.
Karena itu, orang muda
bahwa perlu keberanian tulus
orang muda masa kini agar
bisa dan mampu menjawab
panggilan Tuhan untuk menjadi
jabatan lain dalam dunia ini.
Nasihat itu berbunyi:
“Dalam menegaskan
panggilanmu, janganlah
diharapkan sungguh terlibat imam. “Sejak awal (kehidupan mengabaikan kemungkinan
dalam kehidupan menggereja Gereja) martabat tertahbis untuk mempersembahkan
dan ikut serta menentukan dilaksanakan dalam tiga dirimu kepada Allah dalam
arah perkembangan dunia jenjang, yakni Uskup, imam imamat, dalam hidup religius
ini. Dalam tulisan ini, saya dan diakon. Tugas-tugas yang dan dalam bentuk-bentuk
membatasi pembicaraan diserahkan melalui Tahbisan pembaktian diri lainnya.
tentang peran orang muda mutlak perlu demi susunan Yakinlah bahwa jika kalian
dalam rangka membarui organis Gereja. Bila tidak ada mengenali panggilan Allah
Gereja. Gereja perlu terus Uskup, presbiter, dan diakon, dan mengikutinya, itu akan
menerus membarui diri. orang tidak dapat berbicara memberikan kepenuhan bagi
Karena itu, Gereja terus tentang Gereja” (KGK 1593). hidup kalian” (ChV 276).
menerus membutuhkan Dapat pula diungkapkan Paus Fransiskus mengajak
kehadiran dan keterlibatan bahwa krisis panggilan imam orang-orang muda untuk
orang muda, yang menurut dan hidup religius sedang membuka diri akan panggilan
Paus Fransiskus, mereka terjadi. Dalam konteks itulah, Tuhan, khususnya panggilan
adalah pembawa pembaruan. Paus Fransiskus mengundang yang berkaitan dengan
Salah satu jalan hidup Orang Muda dalam Surat menjadi imam, bruder dan
yang amat dibutuhkan oleh Apostolik “Christus Vivit” agar suster. Cara hidup seperti
Gereja masa kini ialah jalan tetap mempertimbangkan ini merupakan lanjutan dan
hidup imamat dan hidup panggilan Tuhan untuk menjadi pendalaman akan komitmen
religius. Memang disadari imam, di samping karier-karier mengikuti Kristus yang telah

4 MEKAR Edisi 05 Tahun XXXVI September–Oktober 2019


G E M B A L A ME NYA PA

dinyatakan oleh semua orang docendi), pelayanan sakramen, karierisme, arus hedonisme,
yang dibaptis dalam Gereja (munus sanctificandi), dan orang muda diberi kesempatan
Katolik. Mengikuti Kristus bimbingan pastoral (munus untuk melakukan discernment
adalah turning point yang satu regendi). panggilan menjadi imam.
dan sama untuk semua yang Ciri corak hidup imamat itu Karena itulah, kami
dibaptis. Namun panggilan dan merupakan suatu tantangan mengimbau semua keluarga
pilihan hidup imamat, hidup bagi orang muda masa kini. untuk tidak ragu-ragu
religius dan hidup bakti lainnya Pola hidup imamat merupakan berbicara tentang panggilan
memberi ciri corak khas salah satu jalan yang dapat menjadi imam, suster dan
pada panggilan hidup karena dihidupi untuk membawa bruder. Sekolah-sekolah
baptisannya. suatu pembaruan yang berarti Katolik perlu mempersiapkan
Katekismus Gereja Katolik bagi Gereja kita. Suatu sikap suatu program khusus agar
1565 menerangkan arti hidup heroik dibutuhkan untuk anak-anak sekolah melakukan
imamat: “Karena Sakramen menjawab panggilan Tuhan discernment panggilan
Tahbisan, imam mengambil menjadi imam. Sebab setiap khusus itu. Paroki-paroki
bagian dalam perutusan orang muda yang mengikuti melalui komisi panggilan dan
universal yang diserahkan panggilan ini mesti memiliki kepemudaan menyiapkan
Kristus kepada para Rasul. semangat iman yang kokoh, model pastoral orang muda,
Karunia rohani, yang oleh kerelaan meninggalkan status yang melibatkan mereka
imam telah diterima pada yang hebat di mata dunia, dan agar ikut bertanggung jawab
penahbisan mereka, tidak bahkan membutuhkan suatu membarui Gereja kita, agar
menyiapkan mereka untuk pengurbanan dari keinginan- lebih relevan dan bermakna
suatu perutusan yang terbatas keinginan pribadi maupun bagi bangsa dan tanah air kita.
dan dipersempit, tetapi untuk keluarga. Jiwa melayani Melalui program ini, orang
misi keselamatan yang luas sesama manusia mesti muda dapat melakukan
sekali dan universal “sampai tertanam dalam-dalam pada penegasan rohani akan
ke ujung bumi” (Kis 1:8)” (PO diri setiap orang muda yang panggilan menjadi imam,
10). ingin menjadi imam. suster dan bruder. Kami juga
Peristiwa tahbisan memberi Dengan melihat keberanian mengajak para imam, para
tugas kepada seorang orang muda setiap zaman, religius dan umat awam, para
yang ditahbiskan untuk sesungguhnya panggilan ahli dan bahkan orang-orang
melaksanakan imamat jabatan menjadi imam bukanlah muda berkualitas agar rela
yang berbeda dari imamat sesuatu yang mustahil mendampingi orang-orang
umum karena pembaptisan. digaungkan kepada orang- muda dalam proses penegasan
Imamat jabatan memberi orang muda Katolik pada era panggilan mereka. The last
wewenang khusus untuk digital 4.0. Tantangan bagi but not least, kita mohon dan
melayani umat beriman. Gereja kita ialah bagaimana berdoa selalu agar Tuhan
Pelayan yang ditahbiskan mengantar orang-orang muda memanggil orang-orang muda
melaksanakan pelayanannya masa kini agar di tengah untuk terus menjadi agen
untuk umat Allah melalui hiruk pikuk perkembangan pembawa pembaruan dalam
kegiatan mengajar (munus arus konsumerisme, arus Gereja-Nya. •

Edisi 05 Tahun XXXVI September–Oktober 2019 MEKAR 5


S U R AT Y E S U S

Lukisan Yesus memberi makan 5000 orang karya Giovanni Lanfranco. (Sumber: Wikimedia Commons)

Surat kepada Para Rasul


setelah Mukjizat Penggandaan Roti dan Ikan
Oleh: Mgr Paskalis Bruno Syukur

Mukjizat perbanyakan roti dan ikan dituturkan Yohanes dalam Yoh 6:5-13.

“Ketika Yesus memandang sekeliling-Nya dan melihat, bahwa orang banyak berbondong-bondong
datang kepada-Nya, berkatalah Ia kepada Filipus: “Di manakah kita akan membeli roti, supaya mereka
ini dapat makan?” Hal itu dikatakan-Nya untuk mencobai dia, sebab Ia sendiri tahu, apa yang hendak
dilakukan-Nya. Jawab Filipus kepada-Nya: “Roti seharga dua ratus dinar tidak akan cukup untuk mereka
ini, sekalipun masing-masing mendapat sepotong kecil saja.”
Seorang dari murid-murid-Nya, yaitu Andreas, saudara Simon Petrus, berkata kepada-Nya: “Di sini
ada seorang anak, yang mempunyai lima roti jelai dan dua ikan; tetapi apakah artinya itu untuk orang
sebanyak ini?” Kata Yesus: “Suruhlah orang-orang itu duduk.” Adapun di tempat itu banyak rumput.
Maka duduklah orang-orang itu, kira-kira lima ribu laki-laki banyaknya.
Lalu Yesus mengambil roti itu, mengucap syukur dan membagi-bagikannya kepada mereka yang duduk
di situ, demikian juga dibuat-Nya dengan ikan-ikan itu, sebanyak yang mereka kehendaki. Dan setelah
mereka kenyang Ia berkata kepada murid-murid-Nya: “Kumpulkanlah potongan-potongan yang lebih
supaya tidak ada yang terbuang.” Maka mereka pun mengumpulkannya, dan mengisi dua belas bakul
penuh dengan potongan-potongan dari kelima roti jelai yang lebih setelah orang makan”.

S
eperti halnya mukjizat-mukjizat penyembuhan dalam kerendahan hati dan keheningan.
(orang buta, orang lumpuh, dan yang lainnya), Makna angka-angka dalam Kitab Suci menarik
perbanyakan makanan juga merupakan salah satu untuk dipelajari: perhatikan lima roti versus 5000
tanda-tanda zaman Mesias. Zaman itu adalah zaman orang; dua ekor ikan versus upah 200 hari kerja; 12
berkelimpahan. Oleh kematian dan kebangkitan-Nya, bakul sisa disandingkan dengan 12 suku Israel atau 12
Yesus membawa kelimpahan, walau tidak dalam arti rasul. Apa makna angka-angka dalam Injil Yohanes?
berkelimpahan dalam pengertian materi, tetapi rahmat Apakah itu serupa dengan gambaran biji sesawi yang
dan anugerah yang tak terhitung banyaknya. kecil menjadi pohon besar, atau memberikan segelas
Rahmat dan berkat itu memenuhi umat manusia air bagi yang dahaga memperoleh balas jasa di surga,
melalui sakramen-sakramen, doa-doa dan kesaksian atau serupa dengan kegembiraan mendapatkan koin
dari orang-orang baik di mana mereka menjalani hidup yang hilang atau seorang anak yang telah kembali? •
penuh pengabdian, pelayanan dan malah menderita

6 MEKAR Edisi 05 Tahun XXXVI September–Oktober 2019


S U R AT Y E S U S

Para rasul-Ku terkasih, Sahabat-sahabat-Ku,


Salam damai.

Ketika Aku ingat bagaimana mukjizat itu terjadi, Aku tersenyum. Kalian begitu lucu karena
ketika Aku minta bagaimana kita harus memberi makan kepada ribuan orang yang mengikuti kita,
kalian mulai menghitung berapa banyak biayanya. Setelah Aku melakukan banyak mukjizat, yang
Kuharapkan jawaban dari kalian ialah “Guru, Engkau tahu apa yang harus dilakukan. Katakan saja
kepada kami bagian apa yang harus kami kerjakan”. Tetapi itu tidak terjadi. Malah kalian mau pergi
ke kampung-kampung terdekat dan membeli semua roti mereka. Aku melirik Yudas Iskariot dan
dia sedang menghitung jumlah uang yang kita perlukan. Apakah kalian berpikir akan mendapatkan
roti sebegitu banyak di sana pada hari itu?
Kemudian Andreas mengantar seorang anak laki-laki kepada-Ku. Dia mempunyai lima
roti dan dua ekor ikan. Aku tahu anak itu mempunyai hubungan keluarga dengan Mateus. Dia
disuruh ibunya untuk membeli roti dan ikan untuk makan malam mereka. Mateus agak enggan
memperlihatkan anak itu kepada-Ku sebab dia akan mendapat omelan kalau dia tidak membawa
apa-apa pulang ke rumah. Andreas sudah terlanjur mengantar anak itu ke hadapan-Ku. Kalian tahu
seluruh kisah itu; dengan lima roti dan dua ekor ikan, kita mampu memberi makan lebih dari 8000
orang, di antaranya 5000 orang laki-laki. Menghitung 5000 orang laki-laki di tengah para wanita dan
anak-anak tidaklah begitu mudah. Aku belum bisa membayangkan bagaimana kalian menghitung
begitu tepat dalam waktu yang singkat.
Mukjizat itu adalah cara-Ku untuk menerangkan betapa penting menaruh belas kasih kepada
orang-orang yang bekerja untuk kalian. Ketahuilah keperluan-keperluan mereka. Rancangkan
bagaimana kalian dapat menolong mereka. Dalam melaksanakan kewajiban ini, engkau tidak
tergantung pada besarnya dan banyaknya bantuan itu. Tidak seorang pun perlu memandang
kontribusinya amat kecil atau tidak tepat. Kasih dan kemurahan hatimu membuat mukjizat terjadi.
Walau misalnya lima roti dan dua ekor ikan tidak ada di sana, semangat kasih akan membuat
mukjizat yang sama tetap terjadi. Ingatlah bahwa Allah, Bapa surgawi, telah membuat segala
sesuatu dari ketiadaan.
Aku minta kalian untuk mengumpulkan sisa-sisa roti dan ikan untuk mengajarkan kalian
agar tidak membuang-buang makanan. Kumpulkan dan jadikanlah sisa-sisa roti dan ikan itu
sebagai hadiah dari penyelenggaraan Ilahi. Kita memiliki dua belas bakul penuh! Aku yakin
keluarga keponakan Mateus yang dengan sukarela memberikan lima roti dan dua ekor ikan
pasti bergembira. Dia malah membawa pulang ke rumah lebih daripada membeli dari uangnya
sendiri. Itulah efek memberi dengan tulus hati segala sesuatu kepada Allah. Engkau akan selalu
memperoleh seratus kali lipat sebagai kembaliannya. Semoga pelajaran dari mukjizat ini, yang
kemudian Aku terapkan dalam pernyataan-Ku tentang Roti Hidup, tetap kalian kenang dalam hati
dan pikiran. Tidak ada sesuatu yang dianggap sedikit atau sangat kecil yang kita serahkan kepada
Tuhan yang digunakan-Nya bagi kebutuhan banyak orang.

Yesus

Edisi 05 Tahun XXXVI September–Oktober 2019 MEKAR 7


FOKUS

Kemurnian
dan Selibat
Dua Hal Berbeda, Satu tujuan sama

K
onteks pembicaraan di sini adalah bentuk hidup
(forma vivendi) atau status hidup dalam Gereja
Katolik yang terdiri dari Klerikus (Clericus), Awam
(Laicus/Laica), dan Hidup Bakti (Vita Consecrata)
(kan. 207, §1-2). Klerikus yang biasa juga disebut
Pelayan Suci (Minister Sacer) adalah umat beriman Katolik
yang ditahbiskan (diakonat, presbiterat, dan episkopat: kan.
1009, §1). Awam adalah umat beriman Katolik yang tidak
ditahbiskan. Hidup Bakti adalah Klerikus atau Awam yang
mengikrarkan nasihat-nasihat injili dengan kaul atau ikatan
suci lain sehingga dengan cara istimewa dikonsekrasikan
(consecrantur) kepada Allah.
Dengan alasan demi Kerajaan Allah, Klerikus menjalani
Oleh: selibat, sedangkan para pemeluk Hidup Bakti mengikrarkan
kemurnian. Pengertian mengenai keduanya (selibat dan
RD Yohanes Driyanto kemurnian) tidak sama, tetapi praktiknya dalam kehidupan
Vikaris Judisial sehari-hari tampak tidak berbeda. Hakikat keduanya jelas,
tegas, dan pasti berbeda tetapi penghayatan akan keduanya
Keuskupan Bogor tampak sama sekurang-kurangnya di mata umat beriman
Katolik pada umumnya.
Penangkapan atau pemahaman yang demikian tidak jarang
berujung pada penyamaan secara begitu saja. Akibat lanjut
yang ditimbulkan adalah pengaburan arti atau maknanya.
Yang kabur umumnya tidak hanya menciptakan kebingungan,
tetapi juga membuat kesulitan dalam penerapannya. Lebih
tepatnya, akan ada kesulitan dalam penghayatannya.
Sebaliknya, penyampaian satu per satu secara jelas,
terperinci, dan tegas mengenai keduanya akan memberikan
pencerahan dan kelegaan. Lebih dari itu, terutama bagi
pelakunya keduanya akan lebih mudah untuk diterapkan atau
dihayati dalam kehidupan.

8 MEKAR Edisi 05 Tahun XXXVI September–Oktober 2019


K E M U R N I A N D A N S E L I B AT

Menyongsong hidup baru. RD Yosef Irianto Segu saat menerima tahbisan diakonat dari Mgr Paskalis Bruno
Syukur. Foto: Istimewa

Edisi 05 Tahun XXXVI September–Oktober 2019 MEKAR 9


FOKUS

D
alam konteks Hidup Bakti Jelas janji itu tidak bebas, apabila
Kemurnian
kemurnian adalah kaul. Melalui karena tekanan dan ketakutan itu pelaku
Kitab Hukum Kanonik 1983 tidak dapat memilih lain kecuali membuat
kan. 1191, §1, Gereja Katolik janji untuk menghindari kemungkinan
menyatakan: Kaul, yakni janji terjadinya akibat yang tidak ia kehendaki.
yang telah dipertimbangkan dan bebas Untuk itu, harus dipastikan juga tidak
mengenai sesuatu yang lebih baik dan adanya segala bentuk serupa, seperti
terjangkau yang dibuat kepada Allah, intimidasi, iming-iming, atau insentif
karena alasan keutamaan religi harus yang dapat menimbulkan pertanyaan,
dipenuhi. kebingungan, dan kekhawatiran
Hakikat kaul adalah janji. Karena itu, berlebihan.
kaul pastilah bukan sekadar angan-angan Janji itu mengenai sesuatu yang lebih
atau keinginan spontan yang umumnya baik dan terjangkau. Isi dari janji itu
tidak teratur dan sesaat. Tetapi, suatu adalah sesuatu yang tidak sekadar baik
tindakan kehendak, suatu keputusan, suatu atau tingkatnya sama dengan yang rata-
commitment. Sesuatu yang melibatkan rata. Jelas bukan kaul apabila sesuatu
seluruh diri yang meliputi fakultas kognitif, yang dijanjikan lebih buruk atau kurang
deliberatif, dan volitional. Fakultas kognitif berkualitas. Sesuatu itu harus mempunyai
menunjuk pada kemampuan intelektual kualitas di atas yang umum atau melebihi
untuk menangkap, memahami, atau yang rata-rata. Selain itu, sesuatu itu
mengerti. Fakultas deliberatif adalah daya bukanlah di luar jangkauan atau di atas
kritis yang memungkinkan orang untuk kemampuan. Haruslah sesuatu itu mungkin
menilai dan membanding-bandingkan. diraih, dilakukan, dicapai, diwujudkan,
Fakultas volitional berkenaan dengan atau digenggam.
tindakan kehendak atau menghendaki. Janji itu dibuat kepada Allah. Hampir
Janji itu telah dipertimbangkan. pasti janji itu dinyatakan lewat manusia
Artinya, janji itu tidak muncul dan dijadikan dan disaksikan oleh manusia. Tetapi,
keputusan secara begitu saja. Mengenainya janji itu ditujukan bukan kepada manusia.
telah terlebih dahulu dilakukan penilaian. Pihak lain kepadanya dibuat janji adalah
Telah dilihat, diukur, ditempatkan dalam Allah. Sangat mungkin implikasi dan
skala prioritas baik-buruknya, untung- risikonya langsung mengena pada sesama
ruginya, dan manfaat-mudaratnya. Pasti atau orang lain, tetapi semua akibat atau
juga telah diperhitungkan relevansi atau konsekuensinya yang utama adalah urusan
bahkan signifikansinya bagi kehidupan pembuat janji dan Allah sendiri.
diri sendiri, saudara-saudari seiman, Janji tersebut dibuat karena alasan
dan orang-orang lain pada umumnya. keutamaan religi. Hal ini menunjuk pada
Termasuk di dalamnya pasti telah maksud dan tujuan kaul. Latar belakang
dipikirkan berbagai hal baik implikasi atau kerangka besarnya adalah iman. Apa
maupun risikonya seandainya janji itu tidak yang akan dicapai adalah hal spiritual,
dibuat atau tidak dilakukan. keselamatan, atau kehidupan mulia dan
Janji itu bebas. Ini menunjuk pada kekal bersama Allah. Sangat jelas bahwa
pelaku atau subyeknya. Dikatakan bebas yang ingin diperjuangkan bukanlah
apabila terhadapnya tidak ada paksaan kedudukan, ketenaran, kekayaan yang
atau padanya tidak ada ketakutan cukup semuanya dapat diukur umumnya dengan
berat sehingga harus membuat janji itu. uang.
Paksaan yang dimaksud dapat berupa Sebaliknya, karena semua yang
tekanan (desakan atau dorongan) fisik atau duniawi itu justru berpotensi mengganggu,
mental. Ketakutan yang dimaksud adalah menghambat, atau menghalangi
kekacauan pikiran sebagai akibat dari pencapaian yang spiritual, semua itu
kemungkinan adanya bahaya atau sesuatu dilepaskan. Sekurang-kurangnya, pelaku
yang buruk lain karena tekanan fisik atau kaul berusaha tidak menggantungkan atau
moral itu. melekatkan diri pada semua itu.

10 MEKAR Edisi 05 Tahun XXXVI September–Oktober 2019


K E M U R N I A N D A N S E L I B AT

Hidup dalam persaudaraan. Momen-momen kebersamaan para


imam dan biarawan-biarawati Keuskupan Bogor.
Foto-foto: Komsos Keuskupan Bogor, Facebook Novisiat
Transitus OFM, Facebook Suster CB Indonesia,
Facebook Suster PRR

Akhirnya, janji itu harus dipenuhi. Ini bukan


pilihan, alternatif, atau sesuatu yang fakultatif. Tidak
ada alasan apa pun atau kuasa mana pun dapat
begitu saja mengganti, menambah, mengurangi, atau
membatalkannya kecuali dengan alasan yang masuk-
akal dan obyektif, serta oleh otoritas yang legitim
sebagai wakil Allah sendiri. Apabila kaul dipenuhi,
pelakunya dikatakan setia pada kaulnya. Apabila
kaul tidak dipenuhi tanpa alasan legitim, pelakunya
dinyatakan mengkhianati kaulnya.

Edisi 05 Tahun XXXVI September–Oktober 2019 MEKAR 11


FOKUS

Satu dari
Tiga Kaul
K
emurnian itu merupakan satu Seseorang itu disendirikan karena
dari tiga kaul. Dua kaul yang lain ditarik atau diambil dari orang-orang pada
adalah Ketaatan dan Kemiskinan. umumnya. Dalam bahasa umum dikatakan
Dengan tiga kaul itu seseorang bahwa ia dipanggil atau dipilih oleh Allah.
dikonsekrasikan (diterjemahkan Ia dipanggil ke dalam panggilan khusus.
dalam Bahasa Indonesia dibaktikan: bdk. Seseorang itu tidak lagi sama dengan umat
kan. 573, §1-2). Artinya, ia dihadirkan beriman Katolik yang lain. Ia mendapat hak
(continetur), dipersembahkan (offertur), dan dan kewajiban baru yang berbeda dari yang
disantap atau dihabiskan (sumitur) seperti telah diterimanya sewaktu pembaptisan.
yang terjadi pada Yesus Kristus dalam Seseorang itu selanjutnya dibuat beda
Perayaan Ekaristi. dari yang lain. Ia tidak hanya dituntut agar
Yang memeluk hidup bakti dimunculkan melebihi orang pada umumnya, tetapi juga
di tengah umat. Lebih dari itu, ia tidak melaksanakan norma yang lebih tinggi
dibiarkan tenggelam dalam anonimitas kualitasnya. Tidak boleh ia hanya sama
massa. Mengenainya ditegaskan identitasnya dengan orang tidak beriman atau pemungut
dalam kehidupan, kekudusan, dan misi cukai (bdk. Mt 5, 46-47). Tidak boleh juga
Gereja. Bersamaan dengan itu, ia dibuat hanya menjalankan norma cinta-kasih
baik, benar, dan indah untuk diserahkan pada umumnya tetapi dituntut untuk
kepada Allah. Ia dijadikan tanda atau bentuk melaksanakan Sabda Bahagia (Mt 5, 1-12).
syukur yang nyata dari manusia kepada Selanjutnya seseorang itu dikhususkan
Pencipta atau Pemberi semua anugerah. untuk kepentingan Allah. Ia tidak boleh lagi
Akhirnya, ia disantap atau dihabiskan agar memegang atau mempertahankan kehendak,
memberi hidup, kesehatan, dan kekuatan maksud, dan tujuannya sendiri. Ia harus
kepada orang lain. melepaskan semuanya itu dan memusatkan
Di sini tiga kaul itu adalah jalan yang perhatiannya untuk melaksanakan kehendak
ditempuh, cara yang digunakan, atau Allah.
sarana yang dipakai untuk sampai pada Dengan segenap hati, akal-budi, dan
tujuan. Dengan tiga kaul itu seseorang kekuatannya ia harus mengambil bagian
sengaja disendirikan, dibedakan dari yang dalam karya Allah. Karena yang dikehendaki
lainnya, dan dikhususkan oleh Tuhan untuk Allah adalah keselamatan bagi semua, ia
tujuan yang telah ditetapkanNya. Allah harus berjuang hingga akhir hayat dan siap
menghendaki agar setiap orang mengambil mengalami penderitaan agar setiap orang
bagian dalam hidupNya serta Yesus Kristus sampai kepada kehidupan bersama Allah itu.
menjadi yang sulung dan teladannya.

12 MEKAR Edisi 05 Tahun XXXVI September–Oktober 2019


K E M U R N I A N D A N S E L I B AT

Selibat
Selibat
B
erbeda dengan kemurnian yang adalah atau melawan kecenderungan untuk bercabang
satu dari tiga kaul bagi pemeluk Hidup hati. Dengan seluruh diri dia dapat erat bersatu
Bakti, selibat merupakan satu dari dengan Kristus.
beberapa kewajiban bagi Klerikus. Bersamaan dengan itu dia dapat
Demikian Gereja merumuskannya mendedikasikan diri secara lebih bebas untuk
dalam kan. 277, pelayanan kepada Allah dan sesama manusia.
Tidak ada pasangan atau anak yang menjadi
§1: Para klerikus terikat kewajiban untuk pemaksa dengan menarik atau mendorongnya.
memelihara tarak sempurna dan selamanya Tidak perlu ada ketakutan berarti akan risiko
demi Kerajaan Surga, dan karena itu terikat kehilangan hubungan baik dengan pasangan
selibat yang merupakan anugerah istimewa atau anak ketika membuat keputusan dalam
Allah; dengan itu para pelayan suci dapat lebih pelayanan. Bukan hanya dalam membuat
mudah bersatu dengan Kristus dengan hati tak keputusan, tetapi juga dalam melaksanakannya
terbagi dan membaktikan diri lebih bebas untuk dan mengevaluasi hasilnya.
pelayanan kepada Allah dan kepada manusia. Dalam hal ini, dapat dikatakan bahwa selibat
§2: Para klerikus hendaknya dengan cukup lebih erat dan lebih langsung terkait dengan
arif bergaul dengan orang-orang tertentu, jika pelaksanaan tugas, peran, fungsi, dan tanggung
pergaulan dengan mereka dapat membahayakan jawab daripada penghayatan bentuk hidup.
kewajibannya untuk memelihara tarak atau dapat Selibat lebih erat dan lebih langsung berkenaan
menimbulkan skandal bagi umat beriman. dengan misi (alasan keberadaan atau yang harus
§3: Uskup Diosesan berwenang menetapkan dilakukan) daripada identitas (jawaban atas
norma-norma yang lebih rinci dalam hal itu dan pertanyaan: siapa atau apa).
untuk mengambil keputusan mengenai ditaatinya Sebagai kewajiban, selibat tidak dapat
kewajiban dalam kasus-kasus khusus. dipisahkan dari kewajiban klerikus yang lain dan
juga hak-haknya. Kewajiban lain itu misalnya
Gereja menempatkan selibat (kan. 277) menyatakan hormat dan ketaatan kepada Paus
dalam konteks kewajiban dan hak Klerikus (kan. dan Ordinarisnya sendiri (kan. 273). Berkenaan
273-289). Penempatan demikian itu tidak hanya dengan harta-benda, Klerikus hendaknya
tepat dalam penulisan di dalam Kitab Hukum hidup sederhana dan menghindarkan diri dari
Kanonik, tetapi juga benar dalam kehidupan sesuatu yang memberi kesan kesia-sian (kan.
Klerikus. Dengan kewajiban itu ia memenuhi 282, §1). Harta-benda yang diterima dalam
kualifikasi sebagai Pelayan Suci dalam Gereja pelaksanaan jabatan gerejawi, setelah dikurangi
Katolik Roma. Dengan kewajiban itu ia memenuhi untuk penghidupan yang layak dan pemenuhan
satu dari beberapa syarat untuk dapat dengan tugas gerejawi, sisanya hendaknya digunakan
sah ditahbiskan. untuk kepentingan Gereja dan karya karitatif
Selibat di sini bukan sekedar nasihat, anjuran, (kan. 282, §2). Tidak ada kewajiban baginya
atau rekomendasi sederhana, tetapi norma untuk melepaskan hak milik pribadi, tetapi
atau hukum yang punya daya mewajibkan mesti menggunakannya untuk kebaikan secara
dan mengikat setiap Klerikus. Kegagalan atau bijaksana.
tidak dilaksanakannya secara semestinya tidak Langsung bertaut dengan kewajiban itu,
hanya memiliki risiko moral, tetapi benar-benar Klerikus berhak menerima remunerasi (gaji atau
dapat menimbulkan akibat yuridis. Tidak hanya balas jasa) yang sesuai dengan kedudukannya,
mengandung hukuman sosial, tetapi juga pidana. dengan memperhatikan hakikat tugasnya,
Selibat dipahami atau dimengerti sebagai keadaan, dan waktu, agar dapat memenuhi
pendukung yang sangat penting bagi tarak keperluan hidup serta memberi imbalan kepada
sempurna dan selamanya. Mengingat halnya mereka yang pelayanannya ia butuhkan (kan.
yang khusus, selibat ini diyakini sebagai anugerah 281, §1). Juga, hendaknya ada bantuan sosial
Tuhan yang sudah pasti dan nyata tidak mungkin untuk pemenuhan kebutuhannya terutama
lepas dari kehendakNya. Anugerah itu berfungsi sewaktu sakit, menjadi invalid, atau lanjut usia
untuk membuat Pelayan Suci menjadi lebih (kan. 282, §2). Pelaksanaan kewajiban selibat
mudah melekat pada Kristus dengan hati yang dibarengi dengan hak yang dapat dinikmatinya.
tidak terbagi. Ia tidak ditarik oleh pasangan atau Ada keseimbangan atau bahkan semacam
anak. Ia tidak usah bekerja keras meluruskan hati keadilan antara keduanya.

Edisi 05 Tahun XXXVI September–Oktober 2019 MEKAR 13


FOKUS

Tujuan y

K
emurnian merupakan kaul dan Singkatnya, keduanya berfungsi dalam upaya
membentuk seseorang menjadi pemeluk Hidup Bakti atau Klerikus untuk
pemeluk Hidup Bakti. Sedangkan menjadi seperti Yesus (in being like Jesus)
selibat merupakan kewajiban atau membuat dirinya semakin mirip dengan
yang harus dilaksanakan Klerikus. Yesus (making him or her-self more and more
Keduanya digunakan atau difungsikan similar with Jesus).
dalam mengambil bagian dalam tria Di bawah ini ditampakkan dalam skema
munera Christi (tugas, peran, fungsi, dan perbedaan yang merupakan kekhasan
tanggung jawab Kristus) yang sama. Mereka bentuk hidup dalam kebersamaannya
berlaku dan bertindak sebagai Raja yang sebagai Gereja, ekklesia (kumpulan orang
memerintah, Nabi yang mengajar, dan terpilih), dan kyriake (milik Allah). Sebagai
Imam yang menguduskan. Baik kemurnian Tubuh Kristus, setiap orang merupakan
maupun selibat berfungsi mendekatkan anggota dengan fungsi, peran, atau tugasnya
atau menyatukan mereka dengan Kristus. masing-masing.

Uskup
Pelayanan spiritual &
Klerikus Presbyter pelayanan gerejawi
(kan. 274, §1;
281, §1)
Diakon

Tarekat religius Penghayatan


Bentuk Hidup Hidup nasihat Injil dalam
Bakti persaudaraan
Tarekat sekular (kan. 573, §2)

Menikah Penjiwaan tata-dunia


Awam dengan nilai kristiani
(kan. 225, §2)
Sendiri

14 MEKAR Edisi 05 Tahun XXXVI September–Oktober 2019


K E M U R N I A N D A N S E L I B AT

n yan g Sama

Dengan kemurnian dan selibat, secara sungguh berusaha menghindari pelanggaran


lebih umum dan luas mereka masing-masing atas aturan, hukum, norma, atau yang
mengambil bagian dalam tiga proprietates dirumuskan sebagai kehendak Allah. Mereka
(yang harus ada) Gereja, yaitu: kehidupan berusaha untuk tidak melakukan dosa.
(kristiani), kekudusan, dan misi (bdk. Misi tidak berbeda dengan perutusan.
kan. 207, §2). Kehidupan menunjuk Ini merupakan alasan dari keberadaan
pada kegiatan-kegiatan yang merupakan umat beriman atau yang harus dilakukan di
ungkapan atau wujud iman, misalnya berdoa, suatu tempat, pada suatu waktu, dan dalam
menerima sakramen, pendalaman Kitab keadaannya secara aktual. Secara umum
Suci, beribadah bersama di lingkungan atau misi berarti mengasinkan masyarakat dan
wilayah, dan latihan kor gerejawi. menerangi dunia.
Kekudusan berkaitan dengan Secara khusus, misi adalah pewartaan
penghayatan diri sebagai pribadi yang kabar baik kepada semakin banyak orang.
dikasihi Tuhan. Karena itu perlu adanya Lebih daripada itu, misi adalah upaya agar
upaya agar umat beriman betul-betul tahu/ Injil menjiwai pola pikir, menjadi standar
mengerti, merasakan/mengalami, dan penilaian, dan norma perilaku manusia.
percaya/yakin bahwa dirinya dipilih Allah. Bersamaan dengan itu, dilakukan juga upaya
Hanya bila sampai pada tingkat demikian, inkulturasi Injil dan penginjilan kultur. •
orang beriman akan taat kepada Allah.
Selanjutnya, ia akan berusaha sungguh-

Edisi 05 Tahun XXXVI September–Oktober 2019 MEKAR 15


LAPORAN KHUSUS

Merawat Bumi sebagai


Rumah Kita Bersama
Sebuah Refleksi dan Liputan Unio Frater Projo (UFO) 2019

Teks dan Foto Fr Alexander Editya Pribadi

A
Keuskupan Bogor pada tahun ini, cara yang berlangsung setiap tahun
‘kebanjiran’ momentum persaudaraan yang ini dirayakan bergiliran oleh para
tak ada hentinya. Sejak suksesnya pertemuan Frater dari 6 Keuskupan se-Regio
Jawa. Untuk tahun ini UFO 2019
UNIO Para Imam se-Regio Jawa di Hotel Aston
adalah tahun kedua bagi Keuskupan
Sentul awal bulan Mei silam, dilanjutkan Bogor menjadi tuang rumah, yang terakhir kali
dengan pertemuan seminaris seminari diselenggarakan pada 2013 lalu. Jadi, Keuskupan
menengah regio jawa awal Juli, kini Keuskupan Bogor sebagai tuan rumah harus menunggu tiap 6
Bogor melalui para Fraternya menjadi tuan tahun sekali.
rumah UNIO FRATER PROJO (UFO) yang Keuskupan Bogor sebagai keuskupan yang
peduli akan lingkungan hidup mengangkat tema
bertempat di Mandalawangi, Cibodas.
ekologis sebagai arah dasar pertemuan UFO
tahun ini. Dengan tema : “Merawat Bumi sebagai
Rumah Kita Bersama” sesungguhnya berasal dari
Surat Pertobatan Ekologis Keuskupan Bogor 2015
yang ditulis oleh Mgr. Paskalis sebagai tanggapan
terhadap Ensiklik Laudato Si, yang dikeluarkan
oleh Paus kita, Bapa Suci Fransiscus.

16 MEKAR Edisi 05 Tahun XXXVI September–Oktober 2019


LAPORAN KHUSUS

Tema yang diangkat mencoba mengajak para Katedral Bogor oleh Bapa Uskup Mgr. Paskalis
Frater se-Regio Jawa untuk sadar dan peduli akan Bruno Syukur, Vikjen Keuskupan Bogor RD. Paulus
lingkungan sekitar yang dimulai dari hal-hal kecil. Haruna, RD. Robertus Untung dan RD Habel Jadera.
Panitia sendiri berharap dari kegiatan ini para Frater Selebrasi diawali dengan memotong pita dan balon,
dapat lebih peka dan berbela rasa akan kelestarian, foto bersama lalu perarakan meriah dengan para
kebersihan dan keberlangsungan kehidupan yang penari sunda dari sanggar Pak Ade, Guru kesenian
adil bagi Ibu bumi kita tercinta. Sebagai calon imam Sekolah Budi Mulia. Diiringi dengan musik irama
masa depan, harapannya Gereja juga turut andil dan Sunda dan gendang yang mengalun, peserta berjalan
berperan langsung dalam pemeliharaan lingkungan masuk ke Ruang Pertemuan di Puspas Lantai 4,
baik mikro maupun secara makro/global. tempat dimana acara dimulai.
UFO dimulai sejak 15 Juli hingga 18 Juli Pembukaan yang isinya penjelasan tema dan inti
2019, yang diikuti oleh 49 Frater dari Keuskupan acara, ditutup pada sesi pertama dengan nasihat
Agung Jakarta, Keuskupan Bogor, Keuskupan serta presentasi tentang “Merawat Bumi sebagai
Bandung, Keuskupan Agung Semarang, Keuskupan Rumah Kita Bersama” oleh Bapa Uskup. Hari
Purwokerto, Keuskupan Malang, Interdiosesan pertama pelaksanaan UFO ditutup dengan Misa
Keuskupan baik dari Keuskupan Agung Pontianak, Konselebrasi oleh Kuria Keuskupan, Tim Formatores,
Keuskupan Sintang, Keuskupan Ketapang, para pastor Katedral, para formator seminari tinggi.
Keuskupan Banjarmasin, Keuskupan Agung Mgr Paskalis menjadi selebran utama. Walaupun
Samarinda, Keuskupan Palangkaraya, Keuskupan acara dibungkus dengan konsep sederhana, tetapi
Tanjung Selor dan Keuskupan Medan. Walaupun dapat berlangsung khidmat, efisien dan tepat waktu.
bukan UFO akbar yang harus diikuti oleh seluruh Setelah itu para frater foto bersama dan berangkat
frater tiap seminari, tetapi UFO kali ini berlangsung bersama menggunakan truk tronton ke Cibodas
dengan meriah dan sesuai dengan harapan. untuk melanjutkan acara UFO.
Secara keseluruhan, pelaksanaan UFO di
Sederhana namun khidmat Keuskupan Bogor ini adalah acara kebersamaan
Kegiatan diawali dengan ramah tamah dan makan para frater untuk membahas bersama bagaimana
siang bersama di Lantai 3 Pusat pastoral Keuskupan “kita”, sebagai rohaniwan harus peduli akan
Bogor. Para frater diajak untuk beristirahat dan keberlangsungan lingkungan hidup. Peraturan
kembali berkenalan dengan masing-masing yang khas dari acara ini juga mengajak para Frater
peserta yang notabene terus berganti di setiap untuk bijak menggunakan produk sekali pakai.
penyelenggaraan UFO tiap tahunnya. Maka akan Maka panitia membekali masing-masing peserta
selalu ada kenalan baru dan berkesan di setiap dengan tumbler, sendok dan garpu sendiri, dilarang
berlangsungnya UFO. Acara kemudian dilanjutkan menggunakan plastik selama acara, produk kemasan
dan dibuka dengan selebrasi sederhana di depan serta dilarang membuang sampah sembarangan.

Edisi 05 Tahun XXXVI September–Oktober 2019 MEKAR 17


LAPORAN KHUSUS

Acara yang dilakukan pun disesuaikan dengan kebaikan alam selama ini?
konsep ekologis yang memperhatikan lingkungan, “Maka dari itu, para frater harus menjadi
mulai dari tracking bersama ke air terjun Cibeureum agen ekologis yang setia dari hal kecil, misalnya
sambil memungut sampah selama perjalanan, menghindari penggunaan barang plastik sekali
seminar daur ulang dan sharing bersama Sr. pakai, menghilangkan penggunaan sedotan, kresek,
Marisa, CB, yang dilanjutkan dengan diskusi malam produk plastik dan lebih peduli akan kebersihan dan
membahas niat dan motivasi ekologis. Esok harinya, komitmen bersama,” ujar Pastor Habel.
acara dilanjutkan dengan outbond kelompok serta Dari testimoni dan kesan-kesan para peserta
ditutup dengan menanam 100 pohon bersama, yang secara keseluruhan, UFO 2019 ini berjalan dengan
didukung oleh Lions Club Keuskupan Bogor. baik. Makanan, fasilitas serta tempat sangat
mendukung dan menjadi faktor penting bagi
Setia dari hal kecil kelancaran acara. Namun yang terpenting adalah
Acara puncak UFO 2019 ditutup dengan Ibadat para panitia frater Keuskupan Bogor mampu
Taize untuk mendoakan alam serta pentas Seni menampilkan persaudaraan antarfrater dan menjadi
yang menampilkan keseruan dan kreativitas antar tuan rumah yang ramah sebagai representasi kita
Keuskupan dan dihadiri oleh bintang tamu dari OMK sebagai Keuskupan Bogor, keuskupan yang dekat
Sukabumi yang menampilan kesenian daerah sebagai dengan sesama dan lingkungan hidup (tema Sinode
pemenang lomba seni se-dekanat selatan. Esok kita).
harinya perayaan UFO 2019 ditutup dengan Misa Tak lupa, mewakili para frater, panitia UFO 2019
Alam oleh RD. Habel Jadera. mengucapkan terima kasih bagi seluruh pendukung
Dalam homilinya, Pastor Habel mengatakan acara, sponsorship dan para donatur yang tidak
bahwa manusia dan alam adalah elemen yang satu bisa disebutkan satu per satu atas kesediaan dan
dan tak dapat terpisahkan. Sejak zaman Nabi Nuh kemurahan hatinya untuk berbuat baik, sehingga
hingga kini, alam telah membantu dan menjadi perhelatan Unio Frater Projo ini bisa berlangsung
tanda bahwa Allah hadir menyertai umat-Nya. dengan lancar. Semoga dengan momentum ini,
Ketika manusia malah mengeksploitasi alam secara kami calon imam di Keuskupan ini tetap setia dan
berlebihan, maka sungguh dipertanyakan, apakah termotivasi untuk ikut serta peduli dan mencintai
manusia lupa akan Allah? Bagaimana manusia alam ini sebagai wujud cinta akan anugerah panggilan
bisa tidak tahu diri dan lupa berterima kasih akan kami. Demi Kemuliaan Allah yang Maha Tinggi. •

18 MEKAR Edisi 05 Tahun XXXVI September–Oktober 2019


Pastor, DPP, DKP dan Umat LAPORAN KHUSUS

PAROKI HATI MARIA TAK BERNODA CICURUG

PROFICIAT
Tahbisan Presbiterat

RD YOSEF IRIANTO SEGU

Edisi 05 Tahun XXXVI September–Oktober 2019 MEKAR 19


OPINI

Sudah Siapkah
Diriku Menerima
Panggilan-Mu?
Teks Agatha Lydia Natania
Duta Bahasa Nasional 2018, Penerjemah Christus Vivit versi Bahasa Indonesia

“Rasanya, aku terpanggil untuk melakukan sesuatu yang hebat.. Tetapi, siapakah aku?”

S
etelah selesai menempuh pendidikan di “Semua orang beriman, dalam keadaan dan
bangku SMA dan perguruan tinggi, salah status apa pun juga, dipanggil oleh Tuhan untuk
satu pertanyaan yang sering mengusik menuju kesucian yang sempurna, seperti Bapa
adalah “mau lanjut ke mana?” Sering kali sendiri sempurna, masing-masing melalui jalannya
kita hanya tersenyum dan memutar otak sendiri.” Selain itu, kata panggilan pun tidak hanya
untuk mencari jawaban yang pas. Lebih dari itu, terbatas pada hidup bakti, namun panggilan Allah
pertanyaan ini pun mengacu pada isu “quarter-life dapat berupa panggilan kepada hidup, panggilan
crisis” yang sangat populer di kalangan orang kepada persahabatan dengan Dia, panggilan
muda karena mereka mulai bertanya-tanya tentang kepada kekudusan dan sebagainya.
tujuan hidup mereka.
Tujuan hidup erat kaitannya dengan kata Mengenal Yesus, mengenal diri
‘panggilan’. Tentu saja kata ini sudah tidak asing Seruan Apostolik Christus Vivit yang ditulis
lagi di telinga kita, terutama ketika kita berbicara dengan penuh cinta oleh Paus Fransiskus juga
mengenai panggilan hidup bakti (menjadi pastor, memuat pembahasan mengenai panggilan yang
biarawan/biarawati). Seolah-olah panggilan hanya secara khusus dibahas pada bab ke-8. Panggilan
ditujukan kepada orang-orang terpilih atau yang tersebut dapat berupa panggilan pada hidup bakti
terbaik dari yang paling hebat. Namun, saya (religius), panggilan untuk berkeluarga, maupun
memandang panggilan melalui sudut pandang panggilan untuk bekerja. Namun, yang pertama
yang muda, bahwa panggilan itu bersifat muda dan terutama, kita semua dipanggil untuk menjadi
dan senantiasa berada di dekat kita yang perlu sahabat Yesus. Saat ini, siapakah Yesus bagi kita?
dipelihara dan dikembangkan. Bagi saya, panggilan Paus Fransiskus ingin mengajak kita untuk
adalah sebuah perasaan yang menggerakkan untuk menerima Yesus layaknya seorang sahabat – orang
melayani sesuai dengan minat dan bakat yang kita yang bisa menjadi tempat untuk bercerita, di
miliki. kala senang maupun sedih. Yesus pun ingin
Panggilan bukanlah sesuatu hal yang eksklusif menjadi sahabat bagi semua orang, Yesus ingin
atau hanya ditujukan kepada orang-orang tertentu. mendengarkan curhat-an dari semua orang muda.
Sebaliknya, panggilan bersifat inklusif, yang Awalnya mungkin seseorang tidak merasa
ditujukan kepada setiap orang tanpa terkecuali. terpanggil pada hidup bakti, namun seiring
Seperti yang tercantum pada Konsili Vatikan II berjalannya waktu, perasaan itu dapat berubah.

20 MEKAR Edisi 05 Tahun XXXVI September–Oktober 2019


OPINI

Foto: Dok. Agatha Lydia

Seperti yang diceritakan oleh Paus Fransiskus, namun kita terlalu sibuk memikirkan hal lain.
sering kali ia bertemu dengan banyak orang Apakah hal ini berarti kita harus diam saja dan
muda yang merasa mendapatkan panggilan pada menunggu panggilan? Tentu tidak. Kita juga harus
hidup bakti, namun cenderung tidak percaya mengenal diri kita sendiri, terutama hal yang kita
atau tidak peduli. Namun pada kesempatan lain, sukai. Terkadang panggilan itu datang di saat yang
Paus Fransiskus kembali bertemu mereka, kali ini tidak kita duga, atau mungkin melalui orang lain
mereka sudah menjadi pastor, biarawan/biarawati. atau sebuah peristiwa tertentu. Maka, kita bisa
Bagi yang tidak merasa terpanggil untuk hidup mencari waktu dan keheningan untuk melakukan
bakti, hal ini bukan berarti bahwa kita tidak refleksi, berdoa, berbicara kepada Tuhan dan diri
mendapatkan panggilan. Membangun keluarga sendiri untuk mengenali panggilan kita di dunia ini.
atau melakukan pekerjaan juga merupakan Tentu saja, setelah memahami panggilan
panggilan karena inti utama dari panggilan terletak tersebut, kita juga harus memikirkan langkah
pada pelayanan misioner untuk orang lain. selanjutnya. Apabila banyak tantangan dan
Membangun keluarga adalah sebuah tugas mulia; rintangan datang, bukanlah tanda bahwa kita
bagaimana seseorang menjadi ayah, ibu, maupun salah dalam memahami panggilan itu. Sebaliknya,
anak yang melayani keluarganya. Selain itu, tantangan tersebut dapat membuat kita semakin
seseorang juga dapat terpanggil untuk melakukan maju dan berkembang, tentunya dengan selalu
pekerjaan; sebagai dokter, perawat, pegawai bersukacita dalam menggenapi panggilan-Nya.
pemerintahan, dosen maupun pengusaha. Paus Fransiskus berpesan bahwa Tuhan
Lalu, bagaimana cara menemukan panggilan memanggil kita untuk turut serta dalam karya
itu? Seperti pepatah, semakin kita mencari penciptaan dengan berpartisipasi berdasarkan
semakin sulit kita menemukan. Justru, salah satu kemampuan yang kita miliki untuk kebaikan
cara yang dapat kita lakukan adalah membuka hati bersama. Maka dari itu, untuk mewujudkan dan
dan pikiran kita untuk mendengar panggilan-Nya. memaknai panggilan pribadi kita, hendaknya kita
Mungkin panggilan itu sudah datang, namun kita membina dan meningkatkan pengembangan diri.
belum menyadarinya atau mungkin tidak yakin Dengan melakukan karya nyata di bidang yang kita
akan panggilan itu. Layaknya sebuah missed call tekuni dan memberikan yang terbaik dari kita, kita
(panggilan tidak terjawab), mungkin Tuhan telah sudah menggenapi panggilan Allah untuk melayani
memanggil kita dan memberikan tanda-tanda dan memberikan kontribusi di dunia ini. •

Edisi 05 Tahun XXXVI September–Oktober 2019 MEKAR 21


G E L I AT P A R O K I

Paroki ST ANDREAS SUKARAJA

Transformasi Menuju
Paroki Hijau

M
Teks Emanuel Ario Bimo Foto Dok. Paroki St Andreas Sukaraja

inggu, 21 Juli 2019 merupakan salah Paroki, pusat pertobatan ekologis


satu hari yang bersejarah bagi Paroki Di tengah berbagai persoalan ekologis yang
St Andreas Sukaraja Bogor (PSA). terjadi saat ini dan perilaku manusia yang cenderung
Pada tanggal tersebut, PSA berhasil eksploitatif terhadap bumi dan segala ciptaan-Nya,
menyelenggarakan Sinode II Keuskupan Paus Fransiskus melalui Ensiklik Laudato Si mengajak
Bogor di tingkat paroki di Gedung Pertemuan Simalem, umat Katolik untuk memandang Ibu Bumi (Mother
Bogor. Selain itu, di hari yang sama juga dilakukan Earth) sebagai saudari dan rumah kita bersama.
launching inisiatif transformasi PSA menuju Paroki Hijau Lebih lanjut lagi, Bapa Paus mengajak umat Katolik
dengan pemutaran video sambutan Uskup Bogor Mgr agar melakukan “pertobatan ekologis”, yaitu upaya
Paskalis Bruno Syukur dan RD Robertus Eeng Gunawan rekonsiliasi dengan segala ciptaan Tuhan dengan cara
selaku Pastor Paroki. memuliakan dan merawat serta menjaga saudari Bumi
Dalam video sambutannya, Bapa Uskup menyatakan dengan penuh kasih sayang sebagai aktualisasi iman
apresiasi dan dukungannya secara penuh terhadap kita.
komitmen PSA untuk bertransformasi menjadi Paroki Ajakan untuk mencintai dan merawat Bumi dalam
Hijau. Ia juga mendorong umat PSA agar melaksanakan Laudato Si diaktualisasikan oleh Mgr Paskalis, salah
pertobatan ekologis mulai dari tingkat individu, satunya dengan mendorong paroki-paroki yang
keluarga, paroki, dan kehidupan bermasyarakat bernaung di dalamnya agar menjadi “Paroki Hijau” atau
sebagai bagian dari jawaban konkret terhadap paroki yang ekologis. Suatu paroki dapat dikatakan
panggilan iman Katolik dan keprihatinan ekologis saat sebagai paroki yang ekologis jika di dalamnya tercipta
ini. Dalam video tersebut, Bapa Uskup juga secara sebuah interaksi timbal balik yang saling menyehatkan
simbolis menyerahkan bibit tanaman untuk ditanam antara imam, awam (umat), beserta seluruh lingkungan
di kawasan Bumi Maria Sareng Para Rasul (BMSPR) pendukung sekitarnya (flora, fauna, tanah, air,
yang dikelola oleh PSA sebagai lambang dimulainya lingkungan sosial, dan sebagainya).
transformasi PSA menuju Paroki Hijau. Melalui konsep ini, paroki diharapkan dapat menjadi
Sementara itu, Romo Eeng dalam video pusat dari gerakan pertobatan ekologis dan gaya hidup
sambutannya menyoroti berbagai persoalan ekologis ramah lingkungan bagi umatnya. Dari Paroki, umat
yang terjadi belakangan ini, dan mengajak segenap dapat meneruskan penerapan spiritualitas dan gaya
umat PSA dalam semangat solidaritas dan cinta akan hidup ekologis di lingkup keluarga serta masyarakat.
segala ciptaan Tuhan untuk melaksanakan inisiatif Dengan demikian, semangat mencintai saudari bumi
Paroki Hijau di PSA sebagai wujud aktualisasi iman dan segala ciptaan Tuhan akan menggema dan menjadi
Katolik umat PSA. suatu gerakan perubahan yang berdampak besar bagi
kelangsungan dan kelestarian bumi.

22 MEKAR Edisi 05 Tahun XXXVI September–Oktober 2019


G E L I AT P A R O K I

Empat pendekatan
Dengan modal sosial yang dimilikinya dan tekad
yang kuat untuk menindaklanjuti arahan Bapa Uskup
Bogor, PSA menyatakan komitmennya untuk memulai
transformasi menjadi Paroki Hijau. Dari beberapa
hal yang telah lama dibudayakan di lingkup PSA
seperti pengurangan penggunaan plastik sekali pakai,
pembuatan lubang biopori, dan pengelolaan kawasan
BMSPR, PSA ingin melangkah lebih jauh lagi dalam
menjawab panggilan Allah untuk mengasihi bumi dan
segala ciptaan-Nya.
Ada 4 pendekatan yang dikedepankan PSA dalam
melaksanakan transformasi menuju Paroki Hijau,
yaitu pendekatan tata ruang, tata kelola, tata laku &
budaya, serta tata kerja sama. Pendekatan tata ruang
menitikberatkan pada penataan dan pemanfaatan
ruang yang ada di PSA dengan berorientasi pada
konsep ramah lingkungan, seperti penghijauan secara
organik terhadap lahan-lahan yang dikelola oleh PSA.
Pendekatan tata kelola berfokus pada penerapan
praktik-praktik ekologis dalam segala aktivitas
menggereja dan pengelolaan sumber daya gereja,
seperti penerapan sistem bank tanaman untuk
mengurangi penggunaan bunga potong dalam dekorasi
altar. Pendekatan tata laku dan budaya menitikberatkan RD Paulus Pera dan RD Robertus Eeng menanam bibit pemberian Mgr Paskalis Bruno
pada penanaman nilai-nilai dan pembiasaan perilaku- Syukur di area Bumi Maria Sareng Para Rasul.

perilaku ramah lingkungan pada umat, hingga akhirnya


diterapkan secara konsisten oleh umat dan menjadi dalam menghias altar atau digunakan pada kegiatan
bagian dari budaya dan spiritualitas umat PSA. lainnya.
Sementara itu, pendekatan tata kerja sama Setelah sekitar sebulan berselang, tepatnya pada
menyoroti penciptaan keterlibatan dan solidaritas yang tanggal 1 September 2019, PSA menyelenggarakan
tinggi antarumat PSA untuk bersama-sama menjaga seminar perdana paroki hijau dengan tema
kelestarian ekologis, serta pembangunan sinergi antara “Melestarikan Lingkungan Hidup dan Gaya Hidup
PSA dengan berbagai pemangku kepentingan eksternal Ramah Lingkungan” dengan Rosa Vivien Ratnawati
yang memiliki misi yang sama di bidang ekologi. (Direktur Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah, dan
Bahan Beracun Berbahaya Kementerian Lingkungan
Aksi lanjutan Hidup dan Kehutanan) sebagai narasumbernya.
Hingga saat ini, PSA telah mulai melaksanakan Seminar tersebut bertujuan untuk membangun
beberapa program dan kegiatan terkait Paroki Hijau. kesadaran sekaligus membekali umat PSA dengan
Pada tanggal 28 Juli 2019, PSA resmi mencanangkan pengetahuan dan kemampuan sebagai modal awal
kawasan bebas asap rokok di area gereja, pastoran, untuk turut menerapkan gaya hidup ramah lingkungan.
dan BMSPR yang disambut baik oleh seluruh umat Di akhir seminar, seluruh peserta diberikan tumbler dan
PSA. Selain itu, pada tanggal tersebut juga dilakukan reusable straw sebagai salah satu bekal untuk mulai
acara seremonial penanaman bibit tanaman pemberian menjalankan gaya hidup ramah lingkungan.
dari Bapa Uskup. Alumni Krisma PSA 2019 juga Program dan kegiatan transformasi PSA menuju
menyerahkan bibit-bibit tanaman kepada Pastor Paroki Paroki Hijau tidak hanya berhenti sampai di situ,
sebagai dukungan umat PSA dalam menyukseskan namun baru dalam tahap permulaan dari suatu proses
transformasi PSA menuju Paroki Hijau. transformasi yang terarah dan berkelanjutan. Untuk
Pada awal bulan Agustus 2019, PSA telah mulai itu, Tim Paroki Hijau PSA saat ini sedang dalam proses
melaksanakan pilot project program bank tanaman menyusun “Roadmap Transformasi PSA Menuju Paroki
dalam skala kecil, di mana umat diperkenankan untuk Hijau” yang nantinya akan disahkan oleh Bapa Uskup
menyumbang tanaman pot yang dapat digunakan untuk Bogor dan menjadi pedoman kebijakan transformasi
menghias altar dan gereja. PSA menuju Paroki Hijau.
Ke depannya, diharapkan penggunaan bunga potong Dengan adanya landasan kebijakan, komitmen umat
dapat semakin dikurangi dan akhirnya ditinggalkan. yang kuat, dan aksi nyata yang konkret, diharapkan
Tanaman-tanaman yang disumbangkan oleh umat cita-cita PSA menjadi Paroki Hijau akan mampu
dirawat oleh Paroki di ruang khusus bank tanaman terwujud dan memberi sumbangsih berarti bagi
agar senantiasa terpelihara dan layak untuk digunakan kelestarian bumi dan segala ciptaan-Nya. •

Edisi 05 Tahun XXXVI September–Oktober 2019 MEKAR 23


G E L I AT K O M I S I

Para anggota Apostolus Missionis bersama RD Alfonsus Sombolinggi dan Diakon Yosef Irianto Segu, Juni 2019. (Foto: Apostolus Missionis)

KOMISI KARYA MISIONER (KKM)

Sambut Bulan Misi Luar Biasa,


KKM Perbarui Komitmen
Teks dan Foto Maria Dwi Anggraeni

P
eralihan jabatan Ketua Komisi Karya Misioner wujud syukur
(KKM) Keuskupan Bogor dari RD Alfonsus karena bangga
Sombolinggi ke Diakon (kini Pastor) Yosef Irianto akan iman yang
Segu diadakan pada bulan Juni lalu, tepatnya pada 8 dimiliki, KKM terus
Juni 2019. Diakon Segu secara resmi menggantikan berkomitmen untuk
RD Alfons yang bertolak ke Roma untuk melanjutkan berkontribusi dalam
studinya. Tentunya, pergantian kepemimpinan ini pun mengambil bagian dalam
menghadirkan suasana dan arah baru dalam karya karya pelayanan yang berjiwa
pelayanan KKM. misioner.
Hingga saat ini, KKM masih terus belajar dan
meluruskan langkah tujuannya. Berawal dari gerakan Menyambut Bulan Misi Luar Biasa
dan semangat bermisi, anggota KKM yang terdiri dari Pada Bulan Oktober mendatang, Gereja Katolik
para orang muda Katolik (OMK) dari berbagai latar akan merayakan Bulan Misi Luar Biasa sekaligus
belakang ini berkarya dalam pelayanan bermisi secara memperingati 100 tahun diterbitkannya Surat
ad extra dan ad intra. Apostolik Maximum Illud. KKM mengambil bagian
Para OMK tersebut tergabung dalam gerakan dalam menyambut Bulan Misi Luar Biasa tersebut.
rasul misioner bernama Apostolus Missionis yang Beberapa kegiatan akan dilaksanakan dengan
dirintis di Paroki Keluarga Kudus-Cibinong. Para rasul harapan agar semangat misioner dapat digaungkan ke
misioner ini telah melalui berbagai tahap seleksi dan seluruh umat di Keuskupan Bogor. Kegiatan-kegiatan
pembekalan secara berkelanjutan, serta dilantik oleh ini terdiri dari renungan yang bertemakan misi,
Mgr Paskalis Bruno Syukur pada bulan Juni 2018. seminar, dan Perayaan Ekaristi untuk merayakan
Berlandaskan pemahaman dasar tentang bermisi, Bulan Misi Luar Biasa. •
yakni panggilan dari dalam yang merupakan suatu

24 MEKAR Edisi 05 Tahun XXXVI September–Oktober 2019


d
G E L I AT K E U S K U P A N

proficiat
Tahbisan Presbiterat
RD Yosef Irianto Segu

Keluarga KB, TK, SD, SMP


dan PERWAKILAN MARDI YUANA CICURUG
Edisi 05 Tahun XXXVI September–Oktober 2019 MEKAR 25
S U A R A TA N A H M I S I

KEUSKUPAN TANJUNG SELOR

Quinquennale:
Bina Lanjut dan Temu Kangen
Imam Muda di Samarinda
Teks dan Foto RD Bonifasius Heribertus Beke*) & RD Jeremias Uskono

*) Penulis adalah imam diosesan Keuskupan Bogor yang sedang menjalani misi di Keuskupan Tanjung Selor.

P
ara imam di Keuskupan Bogor memiliki Sukabumi, Cianjur, Cipanas, Cibadak dan
empat pertemuan persaudaraan. Keempat Cicurug), dekanat utara (Paroki St. Markus
pertemuan itu adalah temu imam, Depok Timur, St. Matheus Depok Tengah, St.
pertemuan UNIO, pertemuan dekanat dan Paulus Depok Lama, St. Herkulanus Depok
pertemuan BIM. Jaya dan St. Matias Cinere) dan dekanat tengah
Temu imam adalah pertemuan persaudaraan (BMV Katedral, Sukasari, Ciluar-Sukaraja,
yang paling besar, karena dihadiri oleh Cibinong, Kota Wisata, Megamendung, Parung,
seluruh imam, yakni imam diosesan, tarekat Gereja Mahasiswa dan Seminari).
dan kongregasi yang bertugas di Keuskupan Pertemuan BIM atau Bina Imam Muda
Bogor. Koordinator temu imam ini adalah RD adalah pertemuan para imam diosesan, tarekat
Marcellinus Wahyu Dwi Harjanto. dan konggregasi dengan usia tahbisan 0 – 10
Pertemuan UNIO adalah pertemuan tahun. Ketua BIM saat ini adalah RD Jeremias
hanya untuk para imam Diosesan Bogor. Uskono.
Ketua UNIO saat ini adalah RD Marselinus Berikut ini adalah kisah dari RD Bonifasius
Wisnu Wardhana. Sementara itu, pertemuan Heribertus Beke (Romo Boni), imam muda
dekanat adalah pertemuan komunitas di setiap Keuskupan Bogor yang saat ini sedang bertugas
dekanat. Di Keuskupan Bogor ada empat di Keuskupan Tanjung Selor. Baru-baru ini,
dekanat yakni dekanat barat (Paroki Serang Romo Boni mengikuti pertemuan Bina Imam
dan Rangkasbitung), dekanat selatan (Paroki Muda di Gereja Provinsi Samarinda.

S
ebanyak 43 imam muda dari berbagai ordo, tarekat dan kongregasi maupun diosesan di
provinsi Gereja Samarinda yang meliputi 4 keuskupan yakni: Keuskupan Agung Samarinda
(KASRI), Keuskupan Tanjung Selor, Keuskupan Palangkaraya, dan Keuskupan Banjarmasin
mengikuti Quinquennale. Pertemuan ini merupakan bina lanjut yang biasa disebut quinquennale,
yang berarti pertemuan imam-imam muda yang usia tahbisannya di bawah 5 tahun. Quinquennale
tahun ini di lakukan di Rumah Retreat Bukit Rahmat, Putak Tenggarong, Kalimantan Timur, mulai
19-27 Agustus 2019.

26 MEKAR Edisi 05 Tahun XXXVI September–Oktober 2019


S U A R A TA N A H M I S I

Kegiatan ini rutin dilakukan setiap tahunnya. yakni dosen liturgi di Fakultas Filsafat Unika
Tiap keuskupan bergantian menjadi tuan rumah. Parahyangan Bandung, Tim ILSKI (Institut Liturgi
Awalnya, kegiatan ini hanya diperuntukkan Sang Kristus Indonesia), Ketua Komisi Liturgi
bagi para imam muda dari tarekat MSF. Namun Keuskupan Bandung, dan Tim Komisi Liturgi
ketika dilihat baik, maka kegiatan ini diberikan KWI. Narasumber kedua adalah Simon Devung,
pula untuk semua imam muda di Provinsi Gereja seorang antropolog dan dosen di Sekolah Tinggi
Samarinda. Pastoran di Samarinda.
Kegiatan yang dulu didampingi oleh Romo A. Romo Riston dalam sesinya menyampaikan
Sutrisnaatmaka, MSF (sekarang menjadi Uskup bahwa seorang imam muda pasti memiliki
Palangkaraya) ini sudah berlangsung sejak tahun idealisme sendiri dalam berliturgi. Namun
1991, namun mulai aktif dan berjalan rutin sejak idealisme itu perlu didasari dengan pemahaman
akhir tahun 1990-an. Quinquennale ini pun yang baik tentang liturgi itu sendiri, jangan asal-
menjadi ajang studi bersama dan temu kangen asalan sehingga melupakan unsur universalitas
para imam muda. Mereka terdiri dari imam (berlaku sama di seluruh Gereja Katolik di
diosesan di 4 keuskupan, imam OFM, OMI, dunia) dan unsur unitas (satu dan sama).
MSF, MSC, CM, CICM, dan O’Carm. Bahkan Dalam praktik di paroki, banyak hal yang
tahun ini, ada 2 tenaga imam Filipina dari telah biasa dilakukan dalam liturgi, namun
kongregasi CICM yang membantu di Keuskupan belum tentu benar kaidahnya. Oleh karena itu,
Banjarmasin. para imam muda harus memulai membiasakan
Tema pertemuan Quinquennale ditentukan liturgi yang benar, bukan membenarkan liturgi
oleh pendamping. Pastor pendamping Imam yang biasa. Dengan demikian, liturgi sebagai
Muda saat ini adalah Pastor Doni MSF dan perayaan iman serta tindakan bersama imam
Pastor Iwan MSF. Tugas pendamping adalah dan umat benar-benar dirayakan secara
menentukan tema pertemuan untuk 5 tahun baik, benar dan indah. Keanggunan liturgi itu
ke depan. Maka, ketika mengikuti kegiatan dijaga untuk mengantar umat agar semakin
ini, minimal setiap imam akan ikut 2-3 kali menghayati imannya.
pertemuan dengan tema yang selalu berbeda. Tentunya, pertemuan ini dikemas dengan
Tema Quinquennale tahun ini adalah santai. Bahkan, para imam yang telah lulus pun
tentang liturgi dan inkulturasi. Narasumber ingin terus bergabung dalam kegiatan ini. Sebab
pertama yang dihadirkan adalah RP Riston pertemuan ini menjadi sarana untuk temu
Situmorang OSC, seorang imam muda OSC kangen, mengakrabkan serta menyatukan visi
yang dipercaya memegang beberapa tugas, untuk melayani umat di tanah Dayak. •

Edisi 05 Tahun XXXVI September–Oktober 2019 MEKAR 27


SOSOK

RD Yosef Irianto Segu

BERAWAL DARI
Celana Bahan
Robek
Tuhan tak pernah henti memanggil
umat-Nya untuk menjadi pelayan Gereja-
Nya. Panggilan ini pun bisa datang dalam
bentuk dan waktu yang tak terduga.

RD Yosef Irianto Segu, yang akrab disapa


sebagai Romo Segu dan baru ditahbiskan
sebagai imam diosesan Keuskupan Bogor
pada 18 Oktober 2019, punya cerita
menarik mengenai kisah panggilannya.

A
wal saya tertarik untuk menjalani
panggilan ini adalah karena dipicu
oleh celana bahan saya yang robek
saat akan melayani Perayaan
Ekaristi di Stasi Bunda Maria Ratu-
Sukatani Depok pada sekitar tahun 2000.Waktu
itu, imam yang memimpin Misa tidak bisa hadir.
Saya pun merasa dongkol karena saya harus
ganti pakaian biasa lagi, padahal saya sudah
siap tugas dan mengenakan pakaian misdinar.
Di waktu yang sama pula, kerinduan dari
umat yang berkumpul untuk merayakan Ekaristi
saat itu menjadi pupus. Ibadat Sabda yang
disajikan oleh petugas tidak mampu menghapus
lapar dan dahaga akan Perayaan Ekaristi. Di
dalam hati, saya berkata sambil bercanda, suatu
hari saya harus menjadi pemimpin Perayaan
Ekaristi agar tidak ada lagi korban celana
robek selanjutnya. Maha besar rencana Tuhan,
candaan tersebut justru menjadi langkah awal
perjalanan hidup panggilan saya.
Foto: Andrianto Sutrisno

28 MEKAR Edisi 05 Tahun XXXVI September–Oktober 2019


SOSOK


Situasi [merdeka] ini menjadi
tanda bahwa ada perobekan
terhadap egoisme diri.

Saya tidak lagi bertanya untuk


siapa dan di mana, namun jalani
sa ja semuanya dengan tulus
dan rendah hati, karena saya
milik umat beriman.

Foto: Andrianto Sutrisno

Dirobek Tuhan
Tahun 2005 menjadi awal petualangan
saya untuk menapaki jalan panggilan khusus
ini. Di awal masuk semester pertama hingga
ujian pertama kelas 1 SMA, saya merasa tidak
betah di seminari menengah karena jauh dari
orang tua. Selain itu, bukan hanya celana
bahan saja yang robek, tetapi juga pakaian
saya yang lain. Akan tetapi, ada yang menarik
saat pembagian hasil ujian semester pertama:
saya yang seumur hidup tidak pernah juara
kelas, tiba-tiba bisa juara kelas. Ternyata ada
robekan yang signifikan pada kebodohan saya
sehingga saya bisa juara kelas saat itu. Saya
menikmati situasi ini dan saya putuskan untuk
melanjutkan hidup di seminari.
Petualangan panggilan saya pun berlanjut
lewat proses diri yang dirobek oleh Tuhan.
Tuhan mengarahkan diri saya untuk merobek
alasan yang kurang mantap. Saya harus
mengalahkan sifat keras kepala saya akan
alasan yang tidak mantap itu.

Selesai dengan diri sendiri


Selama menjalani masa formasi,
tentu saja rasanya campur aduk; kadang Foto: Andrianto Sutrisno
suka dan kadang duka. Hingga saya pun

Edisi 05 Tahun XXXVI September–Oktober 2019 MEKAR 29


SOSOK

Foto: Andrianto Sutrisno

mematangkan alasan panggilan dengan kalimat


Yosef Irianto Segu “Selesai dengan diri saya”. Alasan ini muncul setelah
saya mengontemplasikan motto hidup saya, yaitu
Tempat, tanggal lahir
Sragen, 4 Juli 1990 “Kebenaran yang memerdekakan (Yoh 8:32)”. Saya
selesai, maka saya merdeka, karena saya berbuat
Riwayat pendidikan dan penugasan sesuatu yang benar.
1996-2002 : SDN Sukamaju 4 Depok Berbuat benar pun menuntut keselarasan
2002-2005 : SMPN 11 Depok
dengan kebaikan. Tentunya, situasi selesai atau
2005-2008 : Seminari Menengah
Stella Maris Bogor merdeka adalah situasi yang indah. Situasi ini
2009 : Tahun Orientasi Rohani menjadi tanda bahwa ada perobekan terhadap
Seminari Tinggi Petrus- egoisme diri. Konkretnya dalam pelayanan, adalah
Paulus Keuskupan Bogor
ketika saya tidak lagi bertanya untuk siapa dan di
2010-2014 : Skolastikat Seminari
Tinggi Petrus-Paulus mana, namun jalani saja semuanya dengan tulus
2014-2015 : Tahun Orientasi Pastoral dan rendah hati, karena saya milik umat beriman.
di Paroki St. Andreas Oleh karena itu, saya selalu berdoa dan mohon
Sukaraja-Bogor doa agar saya semakin selesai dengan diri saya.
2015-2017 : Teologan Seminari Tinggi
Petrus-Paulus Nilai ini tidak pernah berhenti untuk diperjuangkan,
2018 : Tahun Pastoral di Paroki karena tidaklah mudah mempertahankan komitmen
HMTB Cicurug dan untuk terus merobek hal-hal yang berlawanan pada
Kepala Perwakilan Mardi prinsip-prinsip panggilan khusus ini.
Yuana Cicurug
Selain itu, tahbisan di paroki asal yaitu St
2019 : Masa Diakonat, Kepala
Perwakilan Mardi Yuana Thomas Kelapa dua merupakan kebahagiaan
Cicurug dan Dirdios tersendiri. Di paroki ini, saya akan bertanya, siapa
Komisi KKI-KKM yang celananya robek saat ganti pakaian misdinar?
Semoga ia menjadi seorang imam. •

30 MEKAR Edisi 05 Tahun XXXVI September–Oktober 2019


SOSOK

dear
RD Segu...
Apa saja ucapan dari para
imam satu angkatan RD
Yosef Irianto Segu untuk
tahbisan presbyteratnya?

Selamat, Saudara Segu! Selamat menerima anugerah Tahbisan Imam.


Tuhan tidak pernah salah dalam memilih hambaNya.

3 kata untuk RD Yosef Segu: Disiplin, Sayang Mama

RD Andreas Arie Susanto

Selamat bergabung di jalan ini, Romo Segu. Selamat memasuki dunia baru
dengan segala tantangan dan berkatNya nanti.
Semoga selalu bersukacita dalam menjalani imamatnya.

3 kata untuk RD Yosef Segu: unik, enak, canggih

RD Agustinus Wimbodo Purnomo

Proficiat atas Tahbisan Presbyterat, Saudara Yosef Irianto Segu.


Hidup adalah pilihan, maka jalani pilihan hidup itu dengan sebaik-baiknya.
Semangat melayani di ladang Tuhan.

3 kata untuk RD Yosef Segu: tekun, ulet, fokus

RD Paulus Pera Arif Sugandi

Proficiat bagi RD Yosef Segu atas tahbisan presbiteratnya.


Semoga setia dan sukacita di dalam setiap perutusan yang diterima.

3 kata untuk RD Yosef Segu: tulus, suara berat, menarik

RD Dionnysius Yumaryogustyn Manopo

Edisi 05 Tahun XXXVI September–Oktober 2019 MEKAR 31


KOMIK SIMON-SIMIN
©2019 Seksi KOMSOS Paroki St. Joannes Baptista Parung
LINMAS

#2019
RAJIN
!
@komikkatolik MISA TUMAN!!

KOMIK
MAU NGAPAIN LU?
TERNAK LELE DI LAUT? 1 MON, KURANG 2
SIMON-SIMIN DALEM NIH...
GUA MAU
NGAMBIL
GAMBAR BUAT
REDAKSI
MEKAR
KEUSKUPAN KOK... KITA
GAYA LU... BOGOR
MACEM BISA NGOMONG
ORANG TAU NIH, DI DALEM AIR?
NAT-GEO AJA. BURU BANTUIN GUE... KOMiKUSNYA ANEH...

3
JABANG
BAYIK!!!
4 INI MAH
SAMPAH
PLASTIK
WAH IKAN
PARI...
SAMPERIN...
AMBIL
GAMBARNYA...
YA TUHAN...
KIAMAT
SUDAH DEKAT...

5 halo bang...
ngambil
gambar juga
di bawah
laut?
yuk
wah... samperin...
ada orang kita ngambil
lain... tanya... gambar???
orang saya
6 kejebak sampah
di sini, sudah
hampir 2 tahun!!!

7 selamat datang di mahakarya


TERBAIK MANUSIA DI abad ini!!!

astaga,
jadi kita yth,
terjebak komikus
seperti dia keluarkan
disini... kami!!!

32 MEKAR Edisi 05 Tahun XXXVI September–Oktober 2019


L I T U R G I & K AT E K E S E

SERBA-SERBI
Caeremoniarius
Teks RD Habel Jadera

Tahukah Anda bahwa Perayaan Ekaristi juga


ternyata memiliki Master of Ceremony (MC)?
Dalam Misa tertentu, tata Perayaan Ekaristi
dipandu oleh pemandu ibadat yang disebut sebagai
caeremoniarius.

Pengertian dan tugas


Penjabaran mengenai pengertian dan tugas
seorang caeremoniarius dapat kita temukan
dalam PUMR (Pedoman Umum Misale Romawi)
no 106:

“terutama untuk gereja-gereja katedral


atau gereja-gereja yang besar dianjurkan
agar ditunjuk seorang pelayan yang
mumpuni atau seorang caeremoniarius
(pemandu ibadat) untuk mempersiapkan
perayaan liturgi dengan baik, membagikan RD Dion Manopo dan RD Paulus Piter bertugas sebagai caeremoniarius
tugas kepada masing-masing pelayan dan pada Misa Krisma 2019 di Gereja BMV Katedral Bogor.
mengatur pelaksanaan perayaan, sehingga (Foto: Dok. Komsos Keuskupan Bogor)

berlangsung dengan indah, rapi dan


khidmat.”
hukumnya. Namun di saat yang bersamaan, ia
Peran caeremoniarius pun harus memiliki pengetahuan yang cukup
Peran caeremoniarius secara detail diatur secara pastoral sehingga dapat memahami apa
dalam buku pedoman perayaan ekaristi yang harus dilakukan agar perayaan tersebut
yang dipimpin oleh uskup (Caeremoniale sungguh-sungguh menjadi suatu perayaan yang
Episcoporum)1. sakral. Bukan hanya soal partisipasi umat,
Caeremoniarius sangat dibutuhkan dalam melainkan aspek devosional dan keindahan dari
Perayaan-perayaan liturgi yang dipimpin perayaan tersebut (CE 34).
oleh seorang uskup agar perayaan tersebut Agar semua petugas liturgi (paduan suara,
berlangsung dengan indah, sederhana dan para asisten, akolit, pelayan ekaristi dan para
teratur. Kehadiran caeremoniarius dalam konselebran) dapat menjalankan tugasnya
perayaan tersebut adalah untuk memastikan dengan baik, caeremoniarius hendaknya
segala persiapan yang dibutuhkan dalam berkoordinasi dan memberi info tentang apa
perayaan tersebut, memandu perayaan tersebut yang harus dilakukan oleh para petugas liturgi
dan berkoordinasi secara langsung dengan dalam perayaan tersebut (CE 35).
uskup dan para pelayan liturgis lainnya (CE 34).
Busana liturgi
Kriteria Busana liturgi seorang caeremoniarius
Seorang caeremoniarius adalah seseorang adalah jubah (hitam) dan superpli. Jika
yang memiliki pengetahuan yang baik tentang ia adalah seorang diakon, maka ia dapat
liturgi, khususnya karakteristik dan sejarah dari menggunakan dalmatika sebagai busana
perayaan-perayaan, serta aturan-aturan dan liturgisnya. •

1
Ceremoniale dei vescovi (versi Bahasa Italia)

Edisi 05 Tahun XXXVI September–Oktober 2019 MEKAR 33


K E S E H AT A N

Moringa,
Si Hijau
nan Ajaib
Moringa, yang dikenal dengan nama Kelor, ternyata memiliki beragam vitamin dan mineral yang
berguna bagi tubuh. Tanaman dengan nama ilmiah Moringa oleifera ini sering disebut sebagai miracle
tree. Moringa juga kini semakin populer sebagai superfood karena kemampuannya untuk memenuhi
asupan mineral yang diperlukan oleh tubuh tanpa efek samping yang berbahaya.

T
ubuh kita sangat membutuhkan penelitian menyebutkan bahwa tanaman ini bukan
mineral dalam proses metabolismenya. saja mengatasi defisiensi mineral, tetapi bisa juga
Kebutuhannya pun bervariasi, mulai dari menyembuhkan berbagai penyakit.
100 mg/hari sampai dengan 800 mg/hari Dari hasil penelitian, ditemukan bahwa tanaman
yang disebut makromineral. kelor memiliki senyawa kompleks yang mengandung
Umumnya, makromineral diperlukan untuk mineral-mineral yang dibutuhkan tubuh. Mineralnya
pembentukan jaringan. Di samping makromineral, terkandung dalam senyawa kompleks, bukan tunggal
kita juga perlu mikromineral yang berfungsi sebagai seperti kebanyakan suplemen.
katalisator dalam darah, serta regulasi hormon dan Selain sebagai katalisator (menguatkan unsur
proses enzimatik. yang lain), kelor juga berfungsi sebagai inhibitor
Kebutuhan mineral secara normal dapat dipenuhi (penghambat) efek negatif. Hal ini dikarenakan
oleh makanan yang kita konsumsi. Akan tetapi, pada penyerapan mineral dalam senyawa kompleks lebih
beberapa kasus diperlukan tambahan asupan mineral baik daripada unsur tunggal. Selain waktu penyerapan
untuk mencegah defisiensi mineral. yang efektif, efek negatif dari senyawa kompleks
Suplemen yang biasa ditemui di pasaran adalah dapat saling meniadakan, sehingga aman bagi tubuh.
suplemen besi, suplemen kalsium, dan suplemen Saat ini, suplemen mineral dari
kalium. Ketiga suplemen ini memang sangat kelor sangat mudah didapatkan.
membantu bagi para penderita defisiensi mineral Gerai Serambi Botani telah
tertentu, namun tentunya dengan arahan dosis menyediakan suplemen kelor
daro para ahli. Sangat berbahaya jika mengonsumsi dengan nama Serambi Botani
suplemen mineral tanpa pengawasan ahli, karena Moringa/ Serambi Botani Kelor.
justru bisa berdampak kurang baik untuk jaringan Anda dapat memilih Serambi
atau fungsi tubuh lainnya. Botani Moringa dalam bentuk
Untungnya, saat ini ada tanaman sumber mineral bubuk atau teh. Keduanya
yang telah menjadi kearifan lokal (kebiasaan diproduksi dari daun moringa
turun-menurun dari nenek moyang) yang khasiatnya bermutu tinggi dan dijamin
sudah terbukti secara saintifik, yakni kelor. Banyak higenitasnya. •

34 MEKAR Edisi 05 Tahun XXXVI September–Oktober 2019


K E S E H ATA N

ANEKA RESEP SEHAT BERBAHAN DASAR MORINGA (KELOR)

Omelette Moringa
Bahan:
1 butir telur
Tomat dan daun bawang secukupnya
Garam secukupnya
½ sendok teh Serambi Botani Moringa Powder
1 ½ sendok makan minyak

Cara membuat:
Kocok telur dalam mangkuk bersama garam, Moringa
Powder, irisan tomat dan daun bawang. Panaskan
minyak, masak dalam wajan sampai matang.

Banana Moringa
Smoothie
Bahan:
¼ sendok teh Serambi Botani Moringa Powder
2 sendok makan bubuk coklat
1 buah pisang
2 buah kurma
1 ½ cup susu non-dairy

Cara membuat:
Campurkan semua bahan ke dalam blender dan
haluskan. Smoothie siap dinikmati.

Teh Moringa Madu


Bahan:
Serambi Botani Moringa Tea
Madu Serambi Botani

Cara membuat:
Seduh Moringa Tea dengan air panas. Dinginkan
terlebih dahulu (bisa didiamkan atau tambahkan es
batu sampai suhu kamar). Setelah dingin, tambahkan
1 – 2 sendok madu. Aduk hingga merata. Tambahkan
es batu kembali jika diperlukan.

Edisi 05 Tahun XXXVI September–Oktober 2019 MEKAR 35


G AYA HI D U P

I
mam harus sehat. Karya pelayanan seorang
imam perlu didukung dengan kondisi prima
jiwa dan raganya. Dalam tubuh yang sehat,
tentunya segala karya tugas perutusan dan
pelayanan mampu dijalankan dengan baik dan
lancar. Sedih rasanya bila menyaksikan imam-imam
dalam usia masih produktif sudah mengalami
berbagai macam penyakit yang tidak murah biaya
pengobatannya.

Bersepeda
Setiap imam baiknya memiliki waktu untuk
berolahraga. Umumnya, aktivitas para imam yang
kurang gerak membuat imam-imam rentan terhadap
penyakit. Faktor makanan, pola istirahat serta
kebiasaan bergadang menambahkan risiko penyakit.
Gerak tubuh dalam kadar sewajarnya dapat
meminimalkan risiko penyakit. Keringat yang
dihasilkan lewat olahraga fisik diyakini sebagai cara
tubuh untuk mengeluarkan racun yang berbahaya.

untuk Sehat Sebagai seorang imam yang masih belia dalam


usia imamat, saya berupaya untuk selalu memiliki
waktu olahraga fisik. Saat masa pendidikan menjadi
dan Imamat imam, ketika masih menjadi frater, para calon
imam terbiasa bersepeda. Kebiasaan ini ada yang
berlanjut, tetapi tak sedikit pula yang terhenti.
Beberapa memilih olahraga sesuai dengan minat,
bakat, dan ketersediaan waktu.
Sedapat mungkin dalam satu minggu, untuk
Teks dan Foto RD David Lerebulan menjaga kesehatan, saya memilih meneruskan
kebiasaan bersepeda ini. Terkadang sendiri, namun
tak jarang juga mengajak beberapa umat. Kami
pernah juga membuat grup bersepeda kota Bogor
yang dinamakan Bogorides, bersama teman-teman
lintas iman yang dijumpai saat bersepeda.

36 MEKAR Edisi 05 Tahun XXXVI September–Oktober 2019


G AYA HI D U P

Untuk kesehatan dan pelayanan


Tujuan bersepeda bagi saya bukan untuk menjadi
atlet, namun agar tubuh memiliki aktivitas fisik
yang rutin. Hal menarik yang bisa saya temukan
saat bersepeda adalah bentangan pemandangan
alam, jalur-jalur hijau, dan senyum-sapaan bila
berpapasan dengan sesama pesepeda. Berfoto pun
menjadi salah satu tradisi wajib saat bersepeda.
Bahkan demi hasil foto, tak jarang saya meminta
tolong kepada siapa pun yang dijumpai untuk
membantu mengambilkan foto.
Hobi bersepeda pun akhirnya saya gabungkan
dengan pelayanan pastoral. Semenjak bertugas
di Paroki Santo Thomas - Kelapadua, bersepeda
menjadi salah satu cara untuk menuju Kuasi
Terkadang untuk memuaskan hobi bersepeda,
Paroki Bunda Maria Ratu - Sukatani. Misa pagi yang
ketika tidak ada jadwal pelayanan, seharian bisa saya
dirayakan pukul 05.30, ditempuh dengan bersepeda
gunakan untuk gowes. Perjalanan bersepeda terjauh
dari Mako Brimob - Kelapadua pada pukul 04.30.
yang pernah saya tempuh adalah dari Bogor ke Ancol.
Sesampainya di gereja, saya masih memiliki waktu
Menapaki jalanan menanjak dengan menggunakan
kurang lebih setengah jam untuk menormalkan
sepeda merupakan salah satu tantangan tersendiri.
kembali suhu tubuh sambil berganti pakaian.
Kulit menjadi belang itu biasa.
Sebuah pengalaman berkesan yang saya dapatkan
Saat ini, saya simpan satu sepeda di Puspas dan
lewat bersepeda adalah ketika gowes ke Panti Jompo
satu sepeda lagi di paroki. Dengan begitu, bila suatu
di kawasan Sentul, Panti Werda Gracelil. Gowes ini
waktu ingin menjajal track bersepeda di Bogor tidak
saya lakukan bersama dengan beberapa umat untuk
akan kesulitan.
sebuah aksi karitatif. Foto kami pun dipajang di salah
Lewat bersepeda, saya mendapat sehat, sahabat,
satu tempat makan di Sentul. Lewat bersepeda, saya
dan tentunya imamat yang awet. Bila tertarik untuk
bisa mendapatkan sahabat baru.
bersepeda bersama, silakan kontak saja via media
Lewat bersepeda, tubuh bukan hanya disehatkan.
Lebih dari itu, semoga dengan cara demikian imamat sosial. •
pun semakin dikuatkan. Tubuh yang sehat saya yakini
sebagai salah satu cara untuk memperpanjang usia @zonadavid
profesi apapun yang kita emban. David Lerebulan

Edisi 05 Tahun XXXVI September–Oktober 2019 MEKAR 37


G E L I AT K E U S K U P A N

Lawan Stunting, PERDHAKI Gandeng


Gereja melalui Gerakan Masyarakat Sehat
Teks dan Foto Maria Dwi Anggraeni

Di Asia Tenggara, Indonesia menempati urutan tertinggi kedua dalam kasus stunting. Stunting adalah kondisi
dimana anak mengalami gangguan pertumbuhan sehingga menyebabkan tubuhnya lebih pendek dibandingkan
teman seusianya. Stunting disebabkan akibat kekurangan gizi kronis, pola asuh yang tidak baik ataupun
karena kurangnya akses air bersih dan sanitasi. Masalah stunting mengakibatkan perkembangan otak dan fisik
terhambat dan anak akan mudah terserang penyakit.
Sebagai usaha pencegahan stunting, Kementerian Kesehatan RI menggandeng berbagai pihak untuk
memberikan edukasi di seluruh daerah. Baru-baru ini, Paroki Santa Maria Tak Bernoda (SMTB) Rangkasbitung
juga turut menjadi rekanan dalam upaya ini.

B
erbagai upaya dilakukan oleh Kementerian berperan aktif dalam upaya pembangunan kesehatan
Kesehatan (KEMENKES) RI untuk fokus masyarakat.
dalam penurunan angka stunting, seperti Berbagai program pelayanan PERDHAKI terbukti
perlindungan kesehatan dengan memberikan ikut andil dalam peningkatan bidang kesehatan dan
edukasi mengenai asupan gizi yang baik, memperjuangkan nilai-nilai martabat manusia dan
edukasi mengenai pola asuh yang baik, praktek keluhuran hidup dalam pelayanan kesehatan di
pemberian makan pada bayi dan anak, mengupayakan Indonesia. Fungsi dan tugas pokok PERDHAKI salah
ketersediaan sanitasi air yang bersih dan jamban satunya adalah memberi pengarahan dalam pelayanan
sehat, serta edukasi pemberian imunisasi dasar kesehatan pada masyarakat dengan memperhatikan
lengkap yang merupakan hak dasar anak. segi-segi spiritual, moral dan sosial.
Tentu, KEMENKES tidak berjalan sendiri namun
juga mengajak kerjasama antar multisektor untuk Orientasi dan Praktik
terlibat aktif dalam program ini agar gaung gerakan Kasus stunting di Provinsi Banten cukup tinggi
Indonesia Sehat dapat diinformasikan ke seluruh sehingga perlu penanganan yang komprehensif
masyarakat. dengan melibatkan berbagai komponen mulai dari
Salah satu yang menjalin kemitraan dengan Kepala Daerah, Dinas Kesehatan, petugas medis,
KEMENKES adalah Persatuan Karya Dharma posyandu, tokoh agama dan masyarakat.
Kesehatan Indonesia (PERDHAKI). PERDHAKI Melalui Pertemuan Orientasi Gerakan Masyarakat
merupakan wadah koordinasi Rumah Sakit dan Klinik Sehat, PERDHAKI berharap dapat meningkatkan
Katolik di Indonesia yang mengupayakan nilai-nilai peran serta Gereja dalam mendukung gerakan
Kristiani senantiasa menjiwai pelaksanaan karya masyarakat hidup sehat. Diharapkan dalam
kesehatan serta mengupayakan agar anggotanya pertemuan ini, para peserta yang hadir dapat

38 MEKAR Edisi 05 Tahun XXXVI September–Oktober 2019


G E L I AT K E U S K U P A N

mengetahui Gerakan masyarakat sehat (Germas), Hari kedua diisi dengan berbagai praktik,
stunting dan imunisasi. seperti cara berkomunikasi dalam mempromosikan
Dalam pertemuan ini pula para peserta yang kesehatan kepada masyarakat yang dibawakan
merupakan umat Katolik di Paroki Santa Maria Tak oleh Theresia Irawati dari Direktorat Promosi
Bernoda-Rangkasbitung serta Umat stasi Parung Kesehatan-KEMENKES. Ada juga praktik memasak
Panjang ini disiapkan menjadi fasilitator yang terjun makanan yang bergizi seimbang yang dibawakan oleh
langsung ke masyarakat untuk memberikan edukasi perwakilan dari RS Misi Lebak, Dina Yolanda S.Gz.
dan mendorong agar masyarakat dapat memulai Metode penyuluhan berdasarkan proses
menjalankan pola hidup sehat. komunikasi dibawakan oleh Medawati Silalahi yang
Pertemuan yang diadakan di Hotel Bumi merupakan perwakilan dari PERDHAKI. Peserta pun
Katineung, Rangkasbitung, Lebak-Banten pada diajak untuk menyusun Rencana Tindak Lanjut yang
tanggal 26-28 Agustus 2019 ini merupakan kelanjutan nantinya akan dijalankan sesuai dengan peranan
kemitraan antara PERDHAKI dan KEMENKES. mereka sebagai WKRI, Petugas Kesehatan, OMK dan
Setelah sebelumnya melakukan kemitraan dalam agen penyuluhan di masyarakat.
program tanggap darurat bencana yang bertempat
di Pandeglang, Banten. Lalu, Penyuluhan mengenai Berlandaskan cinta kasih
stunting di Labuan yang merupakan program pasca- Mgr Paskalis Bruno Syukur turut memberikan
tsunami dan juga penyuluhan stunting di Kabupaten materi mengenai peran Gereja dalam upaya gerakan
Sumur, Banten. masyarakat sehat yang dibawakan pada hari ketiga.
Pada hari pertama pertemuan, para peserta Uskup Keuskupan Bogor tersebut menekankan 3
diajak untuk memahami tentang stunting, imunisasi prinsip dasar dalam pelayanan masyarakat yang
serta Germas, materi tersebut diberikan oleh antara lain adalah;
Mahmud, S.E., M.Kes yang merupakan anggota Pertama, Iman akan Yesus Kristus mestilah menjadi
Dinas Kesehatan Provinsi Banten. Materi mengenai sebuah gerakan kepentingan manusia. Iman harus
kemitraan PERDHAKI dan KEMENKES dalam program menjadi sebuah gerakan. Iman akan membuat kita
Germas menjadi materi selanjutnya yang dibawakan terdorong melakukan sesuatu dengan berlandaskan
oleh Direktur Eksekutif PERDHAKI dr. Felix Gunawan. cinta kasih terhadap makhluk ciptaan-Nya.

Edisi 05 Tahun XXXVI September–Oktober 2019 MEKAR 39


G E L I AT K E U S K U P A N

Kedua, Antropologi Kristiani yang Mgr Paskalis juga menekankan akan pelayanan
sehat yaitu dengan memandang Gereja dalam gerakan hidup sehat yang sifatnya
manusia secara holistik. menyeluruh haruslah bercorak promotif dengan
Artinya, dalam melakukan mempromosikan pola hidup sehat. Selain promotif,
pelayanan kesehatan kita ada pula corak yang preventif, yaitu upaya
perlu memperlakukan pencegahan agar orang tidak sakit. Corak kuratif
manusia lain atas dasar berarti perawatan untuk penyembuhan. Sementara
kemanusiaan dan itu, corak rehabilitatif berfokus pada pemulihan
cinta kasih, bukannya badan dan pendampingan rohani terhadap pasien.
melihat manusia lain
sebatas pada orientasi Peran aktif umat
agama, suku atau Ignatius Daria, selaku perwakilan PERDHAKI
ras yang dimiliki. Jika Wilayah Jabar-Banten yang turut hadir dalam
memiliki cara pandang yang pertemuan, berharap agar umat di Keuskupan
keliru, maka ini bertentangan Bogor dapat lebih berperan aktif dalam kegiatan
dengan apa yang menjadi prinsip kemasyarakatan khususnya di bidang kesehatan.
iman dalam karya pelayanan. Keuskupan Bogor sendiri telah lama
Ketiga, Kosmologi Kristiani yang sehat yaitu mengupayakan Germas yang menjadi sebuah
ekologi holistik. Dalam konteks ini adalah kita program yang terus digiatkan hingga saat ini melalui
memiliki prinsip bahwa jika manusia sehat, maka anjuran makanan yang berbahan pokok dari pangan
lingkungan juga sehat. Hal ini merujuk kepada peran lokal yang memiliki nilai gizi yang tinggi, dan
ekosistem yang juga perlu kita perhatikan. Dengan pengadaan green parish, ada pula paroki-paroki yang
menjaga lingkungan hidup seperti merawat alam, menggerakan pembudidayaan tanaman sehat serta
mengupayakan sanitasi yang bersih serta menjamin membangun kebun eco laudato si di Kahuripan yang
kelangsungan makhluk hidup lainnya maka terjadi bertujuan untuk dapat mengedukasi pola hidup sehat
keseimbangan dan harmonisasi. sejak dini. •

40 MEKAR Edisi 05 Tahun XXXVI September–Oktober 2019


G E L I AT K E U S K U P A N

Mengenal

VIKARIS EPISKOPAL
Pendidikan
Teks dan Foto RD Habel Jadera

Dalam menjalankan kuasanya sebagai pemimpin


Gereja Partikular atau Keuskupan, Uskup Diosesan
dibantu oleh para pastor dan umat beriman di
keuskupannya. Kuasa yang dimiliki oleh seorang
Uskup Diosesan dapat diberikan juga kepada
beberapa pastor. Sejak Februari 2019,
Uskup Bogor Mgr Paskalis Bruno Syukur
memberikan kuasanya kepada seorang pastor
Dok. Pribadi

untuk menjadi Vikaris Episkopalis Pendidikan, yaitu


RD Robertus Untung Hatmoko.

V
ikaris Episkopalis adalah seorang pastor yang kesejahteraan masyarakat. Melalui pendidikan, Gereja
diberi kuasa untuk mewakili sebagian tugas dan ikut ambil bagian dalam proses pendewasaan pribadi
wewenang Uskup Diosesan dalam suatu wilayah manusia.
atau sektor yang lebih sempit atau untuk kelompok
yang spesifik. Vikaris Episkopalis diangkat dengan Kerja sama komprehensif
bebas oleh Uskup Diosesan dan dapat diberhentikan Keuskupan Bogor memiliki banyak lembaga
dengan bebas olehnya. pendidikan Katolik dan insan pendidikan Katolik.
Vikaris Episkopalis mempunyai kuasa ordinaria Lembaga pendidikan Katolik yang ada di Keuskupan
yang sama dengan Vikaris Jenderal, hanya Bogor meliputi Play Group (PG), Taman Kanak-Kanak
pelaksanaannya tidak bersifat umum, tetapi mewakili (TK), Sekolah Menengah (SD, SMP, SMA, dan SMK),
Uskup Diosesan untuk bagian tertentu dari keuskupan. dan AKPER. Sedangkan insan pendidikan Katolik
Vikaris Episkopalis Pendidikan dipilih oleh Uskup meliputi pendidik (guru dan dosen) dan peserta didik
Diosesan untuk membantu tugasnya dalam menangani (pelajar dan mahasiswa) yang bekerja dan belajar di
pendidikan di suatu keuskupan. Karena pendidikan luar lembaga pendidikan Katolik.
Katolik di Keuskupan Bogor menjadi salah satu bagian Beberapa unsur pendidikan yang harus diperhatikan
penting dalam karya pastoral, Mgr Paskalis pun dalam peningkatan kualitas pendidikan adalah
memberikan kuasa episkopal dalam bidang pendidikan pengelolaan sumber daya manusia, sarana-prasarana,
kepada RD Untung. materi atau bahan ajar, metode, pembiayaan, dan
Tugas utama Vikaris Episkopalis Pendidikan promosi. Hal-hal inilah yang menjadi fokus dari tugas
adalah membantu Uskup Diosesan untuk memberikan seorang Vikaris Episkopalis Pendidikan.
pelayanan dan perhatian khusus pada peningkatan Dalam menjalankan tugasnya, Vikaris Episkopalis
kualitas Pendidikan Katolik di Keuskupan Bogor. Pendidikan akan membangun konsolidasi dan bekerja
Pendidikan Katolik merupakan media pewartaan sama dengan pihak-pihak yang berkaitan secara
Gereja dan sarana untuk mampu menyelamatkan umat langsung dan tidak langsung dengan pendidikan
manusia. Katolik. Pihak yang terkait ini adalah pemerintah
Sebagaimana tujuan pendidikan nasional, Gereja atau Dinas Pendidikan setempat, perguruan tinggi,
juga turut mencerdaskan kehidupan Bangsa Indonesia masyarakat, lembaga pendidikan Katolik, dan Gereja,
yang berdasarkan pada UUD 1945, Pancasila, dan terutama umat beriman yang peduli dan memberikan
Magisterium. Adapun tujuan pendidikan Katolik perhatian pada dunia pendidikan. •
adalah mencapai pembinaan pribadi manusia demi

Edisi 05 Tahun XXXVI September–Oktober 2019 MEKAR 41


NASIONAL

Mengenang
Mgr John Philip Saklil
Pembawa Harapan bagi Umat di Papua

“Parate Viam Domini,” siapkan jalan bagi Tuhan.


“Seka kiri, seka kanan, goyang kiri, goyang kanan.”
“Orang Papua, stop jual tanah dan dusun! kam
dengare!”
Banya....k sekali cerita!
Kedekatannya, keceriaannya, semangatnya...
Masalah demi masalah, derita demi derita, Bapa
menerimanya, menampung dan membereskannya.
Ya! Demi kami, Bapa rela dan ikhlas mengemban
tugas ini.

Foto: Dokpen KWI

I
tulah sepenggal puisi yang dibacakan oleh Merpani OMK dengan sangat baik.
Nelwan Sisilia, Orang Muda Katolik (OMK) yang "Kami biasa memanggil beliau dengan sebutan
berasal dari Keuskupan Timika. Puisi tersebut ia Bapa. Bapa mengajarkan kami membuat kegiatan-
bacakan disela-sela seremoni penutup Kongres Misi kegiatan untuk masyarakat, Gereja, dan untuk orang-
2019 di Hotel Mercure Convention Center, Ancol, orang yang membutuhkan. Bapa selalu berpesan agar
Jakarta Utara. Dengan apik dan emosional, Pani, kami tidak membuat kegiatan yang berfokus pada
sapaan akrabnya, membacakan puisi yang berjudul kesenangan suatu kelompok semata," kenang gadis
"Rest in Paradise" tersebut untuk mendeskripsikan yang berprofesi sebagai guru konseling di Sekolah
betapa ia kehilangan sosok Mgr John Philip Saklil yang Menengah Agama Katolik St Ignatius, Timika ini.
wafat pada hari Sabtu, 3 Agustus 2019.
Kabar duka tersebut diumumkan oleh RD Markus Sosok bijaksana
Nur Widipranoto selaku sekretaris Komisi Karya Bagi yang mengenalnya secara personal, Mgr
Misioner Konferensi Waligereja Indonesia (KKM-KWI) John Philip Saklil merupakan sosok yang sangat
ditengah kegiatan Kongres Misi 2019. Romo Nurwidi menginspirasi. Uskup yang ditahbiskan pada 18 April
pun mengajak seluruh peserta yang hadir saat itu 2004 itu amat vokal dan konsisten menyuarakan
untuk mendoakan yang terbaik bagi kepergian Uskup hak-hak masyarakat Papua. Tidaklah heran jika
Keuskupan Timika tersebut. banyak yang merasa kehilangan atas kepergian sang
Bagi Pani, sosok Mgr Saklil merupakan sosok yang gembala yang dikenal sebagai orang yang bijaksana
tidak pernah memperlihatkan kegundahan, kesedihan serta memberi harapan kepada umat di Papua.
ataupun rasa sakitnya. OMK yang aktif di berbagai Selain sebagai seorang Uskup Keuskupan Timika,
kegiatan pelayanan gereja seperti OMK, pembina Mgr Saklil baru saja ditunjuk oleh Paus Fransiskus
misdinar dan kor ini, mengingat betul betapa Uskup sebagai Administrator Apostolik Keuskupan Agung
yang kerap dipanggil 'Gaiyabi' ini memperhatikan Merauke pada tanggal 27 Juli 2019. Ia juga tengah
menjabat sebagai Ketua Pengembangan Sosial
Ekonomi KWI. Mgr Saklil juga pernah menjabat
sebagai Ketua Komisi Kepemudaan KWI pada tahun
2008-2015.
Kerendahan hati dan sikapnya yang laksana
seorang bapak yang penuh kasih meninggalkan
kenangan manis sekaligus duka mendalam bagi
mereka yang mengenalnya. Selamat jalan Mgr John
Philip Saklil, berbahagialah bersama Bapa di Surga.
Doakan kami yang masih harus berjuang menjalani
peziarahan hidup kami di dunia. • Maria Dwi Anggraeni

Potret kedekatan Mgr Saklil dengan para OMK. (Foto: Dok. Merpani Nelwan Sisilia)

42 MEKAR Edisi 05 Tahun XXXVI September–Oktober 2019


NASIONAL

KONGRES MISI 2019


Foto: Dokpen KWI

Menggaungkan
Gairah Misioner
melalui Kongres Misi
Reporter Maria Dwi Anggraeni

Situasi misioner Gereja Indonesia yang terjadi akhir-akhir ini menjadi


perhatian khusus Kongres Misi 2019 yang berlangsung pada 1-4 Agustus
2019 lalu di Hotel Mercure Convention Center, Ancol, Jakarta Utara.
Kongres Misi 2019 dibuka dengan Perayaan Ekaristi yang dipimpin
oleh Duta Besar Vatikan untuk Indonesia Mgr Piero Pioppo, lalu
dilanjutkan dengan sambutan-sambutan yang mengarahkan peserta
menjadi satu Keluarga Misi.

K
ongres berskala nasional yang diadakan oleh Tugas misi secara konkret dan kontekstual
Komisi Karya Misioner (KKM) Konferensi Dalam pengantar umum, Mgr Aloysius Maryadi
Waligereja Indonesia (KWI) ini merupakan Sutrisnaatmaka MSF selaku ketua KKM KWI
sebuah sarana kegiatan refleksi bersama mengatakan bahwa menjelang seabad diterbitkannya
mengenai karya misioner dalam berbagai Maximum Illud, pada 22 Oktober 2017 Paus Fransiskus
segi kehidupan di dalam Gereja Indonesia. Selain itu, menulis surat kepada Fernando Kardinal Filone, Prefek
kongres ini juga diadakan sebagai rapat pleno luar untuk Propaganda Fide berkenaan tentang Perayaan
biasa dalam menyambut Bulan Misi Luar Biasa sebagai Satu Abad dikeluarkannya Surat Apostolik itu.
perayaan 100 tahun Surat Apostolik Maximum Illud Memang tugas mewartakan Injil, yang bisa
pada bulan Oktober 2019. diistilahkan dengan menginjili/bermisi/evangelisasi,
Dengan mengusung tema 'Dibaptis dan Diutus merupakan tugas utama Gereja. Mengingat betapa
Menginjili Dunia', dalam kegiatan yang berlangsung pentingnya tugas pewartaan Injil itu, maka Paus
selama empat hari ini, peserta diajak untuk Fransiskus mengajak seluruh Gereja untuk merayakan
merefleksikan, membagikan mengenai kegiatan Bulan Misi Luar Biasa pada bulan Oktober 2019.
bermisi, serta bersama-sama berdiskusi tentang Pada tingkat Konferensi Waligereja Indonesia,
bagaimana membangkitkan kesadaran dan gairah Komisi Karya Misioner yang membidangi kegiatan misi
misioner untuk berkarya sebagai murid-murid yang awalnya akan mengadakan pertemuan rapat pleno lima
diutus. tahunan. Rencana ini kemudian disesuaikan dengan
Hal yang ditekankan adalah bahwa karya misi perayaan satu abad Maximum Illud, sehingga menjadi
bukanlah suatu proyek, melainkan tindakan nyata Kongres Misi.
yang dilakukan sehari-hari di dalam kehidupan kita, Uskup Keuskupan Palangkaraya itu juga
baik sebagai warga Gereja maupun dalam lingkungan menjelaskan bahwa Kongres Misi 2019 mencoba
bermasyarakat yang majemuk. menjabarkan tugas misi secara konkret dan
kontekstual, baik dari segi tempat Gereja di Indonesia

Edisi 05 Tahun XXXVI September–Oktober 2019 MEKAR 43


NASIONAL

Dok. Komisi KKM Keuskupan Bogor


maupun dari segi konteks zaman millenial ini. Wakil-
wakil yang datang dari semua Keuskupan di Indonesia
kiranya bisa menjadi 'corong penguat' dari hasil
kongres nantinya. beberapa topik seperti misi dalam Pusaran Revolusi
Lanjutnya, Kongres Misi 2019 juga menjadi momen Industri 4.0, budaya digital, keutuhan ciptaan, serta
untuk melihat sejauh mana kesadaran bermisi dalam pendalaman mengenai agama, politik, serta gerakan
Gereja dimengerti, dihayati dan dilaksanakan dalam nasional dan transnasional.
hidup sehari-hari. Dengan hadirnya wakil-wakil dari
semua keuskupan, maka diharapkan akan diperoleh Berlanjut dan bersambung
pandangan yang lebih luas dan mendalam mengenai Tentunya, Kongres Misi ini hanyalah awal dari
arti, maksud dan tujuan kegiatan misi Gereja di gerakan-gerakan misioner yang berkelanjutan. Hasil
Indonesia. yang diharapkan dari diadakannya kongres ini antara
lain adalah:
Bangkitnya kesadaran dan gairah misioner (1) menyadari pentingnya ikut ambil bagian dalam
Dalam sesi materi dan sharing, para narasumber Yesus Kristus di dalam Gereja melalui perwakilan dari
mengenai berbagai macam aspek yang terkait keuskupan-keuskupan,
dengan tugas misi di dunia. Aspek-aspek ini misalnya (2) merumuskan program yang disepakati dan
konteks sosio-kultural Indonesia, kemiskinan dan menindaklanjuti apa yang menjadi keputusan dan
agama-agama, serta pusaran Revolusi Industri. Dalam rekomendasi dari Kongres Misi,
beberapa sesi, peserta juga melakukan tanya-jawab, (3) wawasan arti dan hidup bermisi semakin luas
serta diskusi kelompok untuk memperdalam wawasan dan mendalam dan dapat mengisi Bulan Misi yang
ke-Indonesiaan melalui perwakilan keuskupan- diadakan setiap tahun di dalam seluruh Gereja dengan
keuskupan yang hadir. lebih konkret dan tepat guna sesuai dengan kebutuhan
Hal yang paling ditekankan dalam kongres ini Gereja setempat, serta
adalah pemahaman mengenai misi secara ad extra (4) meninjau dan mengevaluasi tindak lanjut dalam
dan ad intra. Misi ad intra berkaitan langsung dengan bermisi, sehingga kegiatan dapat berkesinambungan
soal-soal hidup beriman; yakni pewartaan Injil yang dan secara periodik meningkatkan efisiensinya,
menuntut pertobatan sampai pada baptisan, tingkat sehingga memiliki dampak positif untuk perkembangan
katekese selanjutnya untuk memperdalam iman, Gereja di Indonesia, dalam hubungannya dengan
segi-segi internal Gereja, serta ibadat dan perayaan- masyarakat dan seluruh bangsa Indonesia.
perayaan sakramen yang perlu ditingkatkan. Dalam kongres misi 2019 ini Keuskupan Bogor
Dalam konteks ad intra, misi bisa dikelompokkan diwakili oleh RD Paulus Haruna (Vikaris Jenderal), RD
lagi menjadi kategori aktif dan kategori hidup Habel Jadera (Formator Seminari Tinggi St Petrus-
kontemplatif. Misionaris aktif tentu saja terjun Paulus dan misiolog), Diakon Yosef Irianto Segu (Ketua
langsung dalam berbagai kegiatan pastoral, katekese, KKI KKM), serta dua orang anggota KKM. Melalui
pendidikan, sosial-ekonomi, dan lain-lain. Dalam keikutsertaan dalam kegiatan ini, Keuskupan Bogor
keaktifan ini pun, kita masih bisa membedakan antara mempertegas komitmennya untuk ikut merealisasikan
yang aktif dalam bidang hidup beriman, dan yang rencana-rencana yang akan diadakan pada Bulan Misi
lainnya dalam bidang kemanusiaan. Luar Biasa, serta berupaya untuk terus menggemakan
Sedangkan misi ad extra dikaitkan dengan semangat misioner. •

44 MEKAR Edisi 05 Tahun XXXVI September–Oktober 2019


NASIONAL

Proficiat
Tahbisan Presbiterat
RD Yosef Irianto Segu

Edisi 05 Tahun XXXVI September–Oktober 2019 MEKAR 45


INTERNASIONAL

100 Tahun
Lukisan Paus Benediktus XV. (Foto: Orbis Catholicus Travel Blog)

Maximum Illud,
Pengingat Misi
Pewartaan Gereja

P
aus Fransiskus mencanangkan bulan Oktober menyelamatkan melalui misi universal Gereja.
mendatang sebagai Eximius Missionis Mensis atau Dokumen Maximum Illud dikeluarkan pada tahun
Bulan Misi Luar Biasa. Hal ini Paus ungkapkan 1919, di tengah terjadinya perang dunia, yang oleh
dalam suratnya yang ia kirimkan kepada Prefek Paus Benediktus XV disebut sebagai ‘pembantaian
Kongregasi untuk Evangelisasi Bangsa-bangsa. yang tidak berguna’. Ia mengakui bahwa perlu
Surat tersebut menyatakan bahwa perayaan Bulan adanya pendekatan yang lebih Injili terhadap tugas
Misi Luar Biasa ini bertujuan untuk meningkatkan para misionaris di dunia, sehingga tugasnya akan
kesadaran akan mission ad gentes dan membangun dimurnikan dari segala nuansa kolonial dan dijauhkan
kembali semangat transformasi misionaris dari dari tujuan nasionalistis semata yang terbukti sangat
kehidupan Gereja serta kegiatan pastoral. menghancurkan.
Dalam suratnya, Paus Fransiskus menulis bahwa “Gereja Allah itu universal; dia tidak asing bagi
mission ad gentes adalah tugas penting, dan bahwa siapa saja,” tulisnya. Ia dengan tegas menyerukan
Gereja bersifat misionaris. Lebih lanjut, ia menuliskan penolakan terhadap misi yang dilakukan atas
bahwa misi Kristus Sang Penebus yang dipercayakan nama kepentingan pribadi atau kelompok tertentu.
kepada Gereja masih sangat jauh dari selesai. Menurutnya, pewartaan kasih Tuhan Yesus hanya
Paus Fransiskus mengungkapkan pula harapannya dapat disebarkan oleh kekudusan hidup seseorang
agar Bulan Misi Luar Biasa pada Oktober 2019 ini dan perbuatan baik. Hal tersebut adalah satu-satunya
dapat menjadi bukti nyata dari rahmat yang berlimpah tujuan kegiatan misionaris.
dan berbuah, menjadi awal gerakan-gerakan nyata, Paus Benediktus XV juga menyerukan bahwa
dan terutama meningkatkan doa yang menjadi jiwa misionaris yang sejati selalu sadar bahwa dia bukan
dari semua kegiatan misionaris. bekerja sebagai agen dari negerinya, melainkan duta
“Semoga bulan ini juga mendorong pewartaan Injil, Kristus. “Semua orang yang memandangnya haruslah
refleksi alkitabiah dan teologis tentang misi Gereja, melihat dengan jelas bahwa dia [misionaris] membawa
karya-karya amal Kristen, dan praktik kerja sama iman, yang tidak asing bagi bangsa manapun di
serta solidaritas antar Gereja, sehingga semangat muka bumi, karena iman ini merangkul semua orang
misionaris dapat dihidupkan kembali,” tulisnya. yang menyembah Allah dalam Roh dan kebenaran,”
tulisnya. Pesan yang ia tulis tersebut ditujukan kepada
Penginjilan sebagai panggilan seluruh anggota Gereja, yang pada hakikatnya
Bulan Misi Luar Biasa yang jatuh pada bulan merupakan misionaris, dan khususnya bagi pelaksana
Oktober 2019 dipilih untuk menandai peringatan 100 karya misi.
tahun Surat Apostolik Benediktus XV, yaitu dokumen Melalui peringatan 100 tahun Surat Apostolik
Maximum Illud yang berisi tentang kegiatan para Maximum Illud ini, kita semua umat Katolik diingatkan
misionaris di seluruh dunia. Surat Apostolik Maximum untuk membangkitkan kembali kesadaran seluruh
Illud menyerukan kepada umat untuk melampaui Gereja akan jati dirinya sebagai umat beriman yang
batas-batas bangsa dan memberikan kesaksian. dipanggil untuk diutus. Misi untuk mewartakan Injil,
Dengan semangat kenabian dan keberanian Injili, umat yang merupakan rahmat dan panggilan, merupakan
didorong untuk peka kepada kehendak Allah yang identitas Gereja yang terdalam. • Maria Dwi Anggraeni

46 MEKAR Edisi 05 Tahun XXXVI September–Oktober 2019


INTERNASIONAL

Mgr Ignatius Suharyo,


Kardinal Baru
Foto: Dokpen KWI & Komsos KAJ

dari Indonesia

K
abar gembira bagi Indonesia datang dari • Mgr Fridolin Ambongo Besungu, Uskup Agung
Vatikan. Paus Fransiskus telah mengumumkan Kinshasa;
nama-nama kardinal baru yang salah satunya • Mgr Jean-Claude Hollerich, Uskup Agung
berasal dari Indonesia. Ia adalah Mgr Ignatius Suharyo Luxembourg;
Hardjoatmodjo. • Mgr Álvaro Leonel Ramazzini Imeri, Uskup
“Pada tanggal 5 Oktober mendatang, kami akan Huehuetenango;
menyelenggarakan Konsistori (sidang para kardinal • Mgr Matteo Zuppi, Uskup Agung Bologna;
yang dipimpin oleh Paus, red.) untuk mengangkat • Mgr Cristóbal López Romero, Uskup Agung
sepuluh kardinal baru,” ujar Paus Fransiskus dalam Rabat;
pesan selepas memimpin Doa Angelus di Lapangan • Pastor Michael Czerny, S.J., Wakil
Santo Petrus, Vatikan pada Minggu, 1 September Koordinator Seksi Migran dalam Departemen
2019. Layanan Pengembangan Manusia Integral;
Paus Fransiskus juga mengumumkan 3 uskup • Mgr Michael Louis Fitzgerald, Uskup Agung
emeritus dan uskup agung emeritus yang termasuk Emeritus Nepte;
dalam daftar tersebut. • Mgr Sigitas Tamkevičius, Uskup Agung
Menurut Paus Fransiskus, para kardinal baru Emeritus Kaunas;
ini dipilih berdasarkan latar belakang mereka yang • Mgr Eugenio Dal Corso, Uskup Emeritus
mencerminkan panggilan misi Gereja. Negara asal dan Benguela.
tempat berkarya para kardinal baru ini menunjukkan
sifat dari tugas utama Gereja, yakni untuk terus Saat ini, Mgr Ignatius Suharyo menjabat
mewartakan cinta kasih kepada semua orang di sebagai Uskup Agung Jakarta. Selain itu, ia juga
seluruh dunia. merupakan Uskup TNI-POLRI/OCI sekaligus
Ke-13 kardinal baru tersebut adalah: Ketua Konferensi Waligereja Indonesia (KWI).
• Mgr Miguel Ángel Ayuso Guixot, Ketua Dewan Dengan pengangkatannya, Mgr Suharyo pun
Kepausan untuk Dialog Antaragama; menjadi kardinal ketiga dari Indonesia, mengikuti
• Mgr José Tolentino Calaça de Mendonça, Ahli jejak Justinus Kardinal Darmojuwono dan Julius
Perpustakaan Gereja Katolik; Kardinal Darmaatmadja.
• Mgr Ignatius Suharyo Hardjoatmodjo, Uskup Proficiat Mgr Suharyo dan Gereja Indonesia!
Agung Jakarta; Mari kita doakan agar para kardinal ini dapat
• Mgr Juan de la Caridad García Rodríguez, menjalankan perutusan barunya serta membawa
Uskup Agung Havana; kebaikan bagi Gereja dan dunia. • Mentari

Edisi 05 Tahun XXXVI September–Oktober 2019 MEKAR 47


Proficiat
FOKUS

Tahbisan Presbiterat
RD Yosef Irianto Segu

48 MEKAR Edisi 05 Tahun XXXVI September–Oktober 2019


RAGAM

Foto: Stephanie Siagian

SAHABAT LAPAS

Bersukacita dalam Kesukaran

S
elasa (10/09/2019), Pengurus Sahabat Ulang Tahun”
Lapas-Keuskupan Bogor kembali mengadakan yang dinyanyikan
kunjungan dan pelayanan ke Rutan Kelas oleh umat
IIB, Cilodong, Depok. Setelah melalui rangkaian dan warga
pemeriksaan, pada pukul 09.00 rombongan pun binaan makin
memasuki Gereja Oikumene “Anugerah”. Sebelum memeriahkan
memulai Perayaan Ekaristi, RD Antonius Dwi Haryanto ulang tahun
selaku Pastor Paroki Santo Ignatius Loyola, Semplak dari Annette
yang saat itu mendampingi pelayanan dan kunjungan Siagian (Pengurus
pun memberi kesempatan pada para warga binaan Sahabat Lapas),
untuk melakukan pengakuan dosa. Sementara itu, Veronica, dan
para warga binaan yang lain diajak untuk melantunkan Stephanus (warga
puji-pujian oleh para Pengurus Sahabat Lapas. binaan).
Dalam homilinya yang mengacu pada Bacaan Injil Setelah
Lukas 6: 12-19, Romo Anton mengajak umat dan para itu, kegiatan
warga binaan untuk senantiasa bersukacita sebagai dilanjutkan
pengikut Yesus Kristus. Meski begitu banyak masalah dengan menikmati
dan kesulitan yang dihadapi, namun hendaknya itu nasi kuning dan berbagai lauk-pauknya sebagai menu
tidak menghalangi umat dan para warga binaan untuk makan siang. Pengurus juga mengadakan lelang hasil
bersukacita. Para warga binaan yang saat ini sedang kerajinan para warga binaan. Kerajinan ini merupakan
mendiami rutan pun hendaknya bersukacita dan tidak buah karya dari warga binaan yang mengikuti
merasa tinggal dalam suatu tempat yang mengerikan. pelatihan. Hasil penjualannya akan digunakan untuk
Romo Anton juga mengimbau para pengurus berbagai kegiatan dan perayaan besar, seperti Natal
Sahabat Lapas dan umat yang rutin berkunjung untuk dan Paskah.
melayani para warga binaan dengan sukacita karena Tak terasa waktu telah menunjukkan pukul
telah menerima berkat dari Yesus Kristus. Selain itu, 12.00. Saatnya untuk berpisah untuk kemudian
hendaknya kita tidak hanya berbagi sukacita kepada bertemu kembali pada bulan depan. Sebelum pulang,
umat yang seiman saja, namun juga bagi yang tidak pengurus Sahabat Lapas dan umat foto bersama dan
seiman dalam naungan Pancasila sebagai dasar negara bersalaman dengan para warga binaan.
Indonesia. Mungkin tak banyak yang merayakan ulang
tahun di rutan atau lapas, namun bersukacita dan
Perayaan sederhana mensyukuri berkat serta penyertaan Tuhan selama ini
Usai Perayaan Ekaristi, acara dilanjutkan dengan bersama mereka di sana, tentu meninggalkan kesan
ramah tamah sekaligus perayaan ulang tahun. tersendiri.
Pengurus dan warga binaan yang ulang tahunnya Semoga kita senantiasa bersukacita sebagai
berdekatan merayakan bersama-sama. Acara tiup pengikut Yesus Kristus karena Dia sungguh baik bagi
lilin dan potong kue tart dengan diiringi lagu “Selamat kita. • Stephanie Annette Siagian

Edisi 05 Tahun XXXVI September–Oktober 2019 MEKAR 49


RAGAM

PDPKK ST MARIA FATIMA

Menyelami Mukjizat Roh Kudus

P
ersekutuan Doa Pembaruan Karismatik Katolik peristiwa yang terjadi di dalam hidup sebagai sebuah
(PDPKK) Santa Maria Fatima Paroki BMV pembelajaran bermakna akan rahmat keselamatan
Katedral Bogor telah genap berusia 25 tahun. yang Tuhan berikan. Ia mengingatkan umat untuk
Didirikan pada tanggal 20 Mei 1994 oleh Limamiguna, berhati-hati dalam memaknai tiap hal yang terjadi
hingga saat ini PDPKK St Maria Fatima rutin dalam hidup kita.
melakukan pertemuan pada hari Selasa pukul 18.00- “Mukjizat-mukjizat yang terjadi di dalam hidup
20.00 di Aula Gereja Paroki BMV Katedral Bogor. manusia senantiasa hadir dengan cara-cara yang
PDPKK ini juga sering melaksanakan kegiatan seperti indah. Meskipun terkadang mukjizat itu hadir bukan
Kebangkitan Rohani Katolik (KRK), pelayanan doa dengan cara yang terpikirkan oleh manusia,” ungkap
untuk orang sakit, pelayanan di penjara, serta terlibat Uskup Keuskupan Bandung ini.
aktif dalam berbagai kegiatan di paroki. Menurut Mgr Antonius, orang beriman akan
Usia 25 tahun bukanlah waktu yang sebentar mengatakan bahwa seluruh hal yang ia miliki
dalam menapaki langkah. Tentu banyak sekali adalah mukjizat dan rahmat dari penyertaan Tuhan.
hambatan yang dihadapi, namun rahmat kesetiaan Sebaliknya, orang tidak beriman berpikir bahwa
menjadi suatu kekuatan yang diberikan Tuhan kepada segala kesuksesan dan keberhasilannya adalah berkat
para anggota PDPKK St Maria Fatima ini untuk terus kekuatannya sendiri.
menjadi suatu gerakan positif melalui doa dan puji- "Roh Kudus tetap bekerja dalam hidup kita, karya
pujian yang mereka lantunkan. Roh Kudus amat nyata. Hidup layak dalam Roh adalah
mati dalam daging. Mereka yang hidup dalam daging
Mukjizat itu nyata tidak mungkin berkenan kepada Allah. Orang yang
Dalam perayaan ulang tahun ke-25 yang bertajuk hidup dalam Roh Allah yang akan dapat menebarkan
'Tebarkan Api Roh Kudus', PDPKK St Maria Fatima kasih Allah kepada sesama. Orang ini akan berbelas
ingin mengungkapkan rasa syukurnya atas perjalanan kasih seperti apa yang dilakukan Yesus," pungkasnya.
panjang yang dilalui. Berkat Rahmat kesetiaan Tuhan, Usai Perayaan Ekaristi, acara dilanjutkan dengan
PDPKK St Maria Fatima mampu menjadi sebuah Kebangkitan Rohani Katolik (KRK) yang dibuka oleh
persekutuan doa yang melayani Tuhan melalui sesama penampilan band 'The Gantengs', yang terdiri dari RD
dan dalam bertumbuh melewati setiap perjuangan. Jeremias Uskono, RD Habel Jadera, Fr Richard Patty
Rangkaian acara yang digelar di Podium Function dan Andreas Tricahyo.
Hall Lippo Plaza Ekolakasari pada hari Sabtu Peserta KRK dibawa untuk semakin memasuki
(7/9/2019) lalu ini meliputi Misa Perayaan Syukur yang suasana khidmat melalui nyanyian-nyanyian yang
dipersembahkan oleh Mgr Paskalis Bruno Syukur dan dipandu oleh George Ancello Ganda, worship
Uskup Bandung, Mgr Antonius Subianto Bunjamin. leader dari BPK PKK Keuskupan Agung Jakarta.
Kedua uskup ini didampingi juga oleh 10 Imam Sesi renungan dibawakan oleh Vincentius Tjahjono
Diosesan Keuskupan Bogor. Santoso, seorang pewarta dari Keuskupan Agung
Dalam homilinya, Mgr Antonius Subianto Bunjamin Semarang.• Maria Dwi Anggraeni
mengajak umat yang hadir untuk merefleksikan setiap

50 MEKAR Edisi 05 Tahun XXXVI September–Oktober 2019


RAGAM

Proficiat
Tahbisan Presbiterat
RD Yosef Irianto Segu

Drg. Ignatius Lioe Teddy


Edisi 05 Tahun XXXVI September–Oktober 2019 MEKAR 51
RAGAM

Foto: Aureliarani

KOMISI KERAWAM

Bergerak Keluar, Menimba ke Dalam


termasuk kelompok saya adalah musuh. Komunalisme
tidak mengenal baik dan benar, tetapi menang dan
mengalahkan. Sedangkan ketamakan dalam bahasa
zaman kini adalah korupsi, atau mengambil dan
merampas hak orang lain.

Gerakan seluruh umat


Pada akhir pertemuan ini, seluruh peserta sepakat
untuk merajut kebangsaan dan turut menghambat
gerakan serta paham radikalisme, serta mendorong

“J
umat Katolik yang potensial dan Pancasilais untuk
ika kita mau memberikan cinta kita yang maju menjadi kepala daerah di 2020. Dialog dengan
utuh dan mau merawatnya, maka kesetiaan semua pihak: lembaga pemerintah, tokoh keagamaan,
iman kita harus menjadi landasan pijak tokoh adat dan masyarakat pada umumnya juga
kita, sebagai tanggung jawab dan dedikasi yang sungguh diupayakan.
dipercayakan kepada kita oleh Yesus sebagai Tuhan Peserta juga berkomitmen untuk meningkatkan
dan Guru kita,” ujar Ketua Komisi Kerasulan Awam pendidikan politik dan sosialisasi pemilu, seraya
Konferensi Waligereja Indonesia (Kerawam KWI), Mgr memperkenalkan politik berbangsa dan bernegara
Vincensius Sensi Potokota, pada homilinya di Misa kepada imam dan kaum religius. Dalam hal ini,
penutupan Rapat Pleno Komisi Kerawam KWI yang diperlukan kerja sama antara komisi-komisi dan
bertema “Gereja Katolik Merawat Keindonesiaan”. seminari dalam mengajak semua umat untuk merawat
Rapat Pleno ini dilaksanakan pada tanggal 20 kebangsaan.
hingga 23 Agustus 2019 di Hotel Trinity, Jakarta “Bergeraklah keluar, tapi jangan lupa juga menimba
Pusat. Ketua Kerawam dari tiap-tiap keuskupan ke dalam. Keluar adalah ekspresi dari iman kita.
(37 orang), perwakilan dari tiap-tiap ormas dan Bukan sekedar aktivisme, tetapi memang digerakkan
paguyuban umat (12 orang), dan Pengurus Kerawam oleh kesadaran akan aktualisasi iman,” ajak RD PC
KWI (13 orang) hadir dalam pleno ini. Para Siswantoko, Sekretaris Komisi Kerawam KWI.
narasumber seperti Prof Dr Komaruddin Hidayat, Ketua Komisi Kerawam Keuskupan Bogor, RD
Prof Adrianus Meliala, Dr Imdadun Rahmat, Savic Dionysius Adi Tejo Saputro, turut menanggapi hal
Ali, Yunarto Wijaya, Ary Nurcahyo, Alissa Wahid, ini. “Dalam menghadapi situasi dan kondisi saat ini,
Muliawan Margadana dan Sebastian Salang juga kita tidak bisa berdiam dalam zona nyaman. Saatnya
berpartisipasi. bergerak dan melawan radikalisme. Maka perlu
Sebelumnya, pada Misa pembuka (20/8/2019), Mgr sebuah strategi untuk mengupayakan hal tersebut,
Ignatius Suharyo, Uskup Keuskupan Agung Jakarta, minimal dalam hal yang sederhana sebagai umat
juga berpesan bahwa bahaya yang perlu dicermati Katolik tanpa ragu dan takut menyuarakan dan
saat ini adalah komunalisme dan ketamakan. menanamkan nilai-nilai kebinekaan”, tukasnya.
Komunalisme yaitu pemikiran bahwa yang bukan • Aureliarani

52 MEKAR Edisi 05 Tahun XXXVI September–Oktober 2019


RAGAM
SEMINAR TEOLOGI KATOLIK

Memahami Keragaman melalui


Perspektif Teologi Katolik
Foto: Maria Dwi Anggraeni

P
otret keberagaman di Indonesia tentunya Romo Heru membagikan beberapa langkah
tidak pernah lepas dari kemajemukan hidup taktis strategis yang dapat dilakukan di tengah
masyarakatnya sejak dulu kala. Namun, tidak keragaman:
dapat dimungkiri bahwa ada saja gesekan yang Pertama, menyadari Kristus sebagai visi dasar.
terjadi akibat orientasi agama, ras ataupun suku. Kita perlu menyelami keputusan Yesus Kristus
Aksi-aksi intoleransi dan radikalisme yang terjadi untuk masuk dalam sejarah manusia, termasuk
akhir-akhir ini menjadi keprihatinan yang disorot segala kompleksitas serta keragamannya. Dalam
oleh Gereja Indonesia. keputusan itu, Yesus Kristus telah mengosongkan
RP JB Heru Prakosa, SJ dalam Seminar Teologi diri. Maka sebagai umat-Nya, sikap kerendahan
Katolik dalam Perspektif yang Lain, mengajak hati Yesus Kristus dapat dijadikan sebagai
peserta untuk memahami munculnya realitas landasan hidup di tengah masyarakat.
radikalisme yang terjadi saat ini. Tentu ada banyak Kedua, kesaksian sebagai arah dasar. Kita
faktor kepentingan yang menjadi latar belakang dapat elajar dari dinamika para murid Yesus dalam
radikalisme seperti agama, politik, sosial, ekonomi, pergulatan dan transformasi batin mereka ketika
sosial dan budaya. mewartakan ajaran-Nya. Mereka beralih dari sikap
Perasaan-perasaan tertekan, kehilangan self-centered (hanya memikirkan kepentingan diri
orientasi, kekacauan, kemarahan, ketertutupan sendiri) kepada common good (mengutamakan
dan arah menuju ekstremisme menjadi suatu kepentingan umum). Para murid menemukan
bentuk mekanisme pembelaan diri guna kehadiran Kristus dan menghadirkan Dia, bahkan
menyelamatkan atau mempertahankan identitas di antara mereka yang tidak mengimani Dia.
dan prinsip agama. Ketiga dan keempat, formasi dan karitas
sebagai langkah konkret. Pemberian pendidikan
Belajar dari para murid Yesus teologi yang kontekstual dan mengenal keragaman
Gereja Katolik sudah lama menyikapi dijadikan sebagai locus theologicus. Karya
keberagaman dan menghormati agama-agama di kemanusiaan dijadikan sebagai sebuah kesempatan
luar Gereja Katolik. Dalam penyampaiannya di untuk kolaborasi lintas kelompok.
seminar yang diadakan di Aula Magnificat lantai Dan yang terpenting dari semua itu, adalah
4 Pusat Pastoral Keuskupan Bogor pada Minggu sikap berani mengambil risiko. Sebagai umat
(11/8/2019), Romo Heru mengajak peserta yang Kristus, kita perlu berkomitmen mengambil
hadir untuk memahami realitas keragaman yang langkah serta pilihan konkret dan sadar untuk
ada di Indonesia. Pemahaman yang tepat akan menjadi pribadi yang inklusif dalam kehidupan
menjadi sebuah sarana untuk mematangkan dan bermasyarakat. • Maria Dwi Anggraeni
meneguhkan iman yang dimiliki.

Edisi 05 Tahun XXXVI September–Oktober 2019 MEKAR 53


S E K I L AS DOKUME N

MAXIMUM ILLUD
S U R AT A P O S T O L I K PA U S B E N E D I K T U S X V T E N TA N G M I S I
Teks RD Habel Jadera

Dokumen apakah ini?


Maximum Illud (MI) adalah Surat Apostolik Paus Benediktus XV yang dipromulgasikan pada
tanggal 30 November 1919. Isinya menyoroti aktivitas misi penyebaran iman Katolik di seluruh
dunia. Seperti dokumen-dokumen Gereja lainnya, judul MI diambil dari kata-kata pertama
dokumen tersebut, yang dalam Bahasa Inggris diterjemahkan sebagai “That Momentous”.

Mengapa dokumen ini revolusioner?


MI dikeluarkan pada akhir Perang Dunia I–perang yang sangat mempengaruhi cara
beriman dan hidup keagamaan bangsa Eropa dan Amerika. Benediktus XV menyadari bahwa
pergerakan penyebaran iman akan segera berakhir di zaman kolonial. Tiga aspek penting misi
yang ditekankan pada saat itu adalah Congregationalism (munculnya kongregasi-kongregasi
yang secara khusus ditugaskan untuk bertanggung jawab dalam tugas misi penyebaran Iman di
seluruh dunia), Nationalism (Munculnya kesadaran akan pentingnya imam-imam lokal dalam
tugas internalisasi iman di daerah masing-masing), dan Superioritas Bangsa Barat.
Dokumen ini disebut revolusioner karena Paus Benediktus XV dengan tegas menitikberatkan
pentingnya pertumbuhan, pendidikan serta perkembangan imam lokal (imam diosesan) dalam
tugas perutusan misi Gereja (MI 14). Sebelumnya Tugas Misi Gereja diberikan sebagai ‘mandat’
Vatikan kepada kongregasi tertentu saja (ius commisionis). Dengan demikian, MI merupakan
terobosan baru Gereja dalam mewartakan Injil di dunia.
Benediktus XV juga menekankan peran Propaganda Fide (sekarang Congregazione per
l’Evangelizzazione dei Popoli) sebagai Kongregasi Suci yang bertanggung jawab bagi seluruh
karya perutusan misi Gereja di seluruh dunia. Pengajaran tentang Misi menjadi sesuatu
yang diwajibkan untuk para seminaris di sekolah-sekolah Kepausan Propaganda Fide (MI
23). Dan secara tegas, Paus Benediktus juga menekankan pentingnya pengetahuan dan
penguasaan bahasa lokal bagi seorang misionaris yang akan menjalankan tugas misinya (MI 24).
Menurutnya, melalui bahasa ‘pertobatan itu ditunjukkan’ (MI 24).

KONSEP MISI Misi: Tugas Bersama


Benediktus XV juga menyadari
Benediktus mengawali Dokumen ini
pentingnya tugas para misionaris
dengan mengutip amanat agung perutusan
dan seluruh umat beriman dalam
dalam Injil Markus.
pewartaan Kabar Gembira.
Misi suci ini akan memiliki masa
Misi berarti:
depan jika para petugas misioner
“Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah
menjalankan tugasnya secara
Injil kepada seluruh mahkluk.”
bertanggung jawab (MI 41).
(Mrk 16:15)

Menurutnya, Injil itu harus dikabarkan Scan QR Code ini untuk


karena “sampai sekarang masih terbilang membaca teks lengkap
jumlah mereka yang tinggal di dalam Maximum Illud
kegelapan dan bayang-bayang maut” (MI 6). (Bahasa Indonesia).

54 MEKAR Edisi 05 Tahun XXXVI September–Oktober 2019


RD Yohanes Suparta membawakan rekoleksi untuk para frater Mgr Paskalis Bruno Syukur bersama para peserta pembinaan keluarga Katolik.
Seminari Tinggi St Petrus-Paulus. (Foto: RD Habel Jadera) (Foto: Istimewa)

Felicia Permata Hanggu (paling kanan), OMK PKKC, mewakili


Indonesia di Filipina. (Foto: Dok. Felicia)

RD Paulus Haruna dan RD Dionysius Adi memimpin Misa Hari Raya


RD Alfonsus Sombolinggi bersama para anggota Santa Perawan Maria Diangkat ke Surga, yang dihadiri siswa
Apostolus Missionis. (Foto: Maria Dwi Anggraeni) dan guru sekolah-sekolah Maria di Depok. (Foto: Istimewa)

Perwakilan Komisi KKM Keuskupan Bogor bersama para perwakilan dari keuskupan lain Para imam dan frater Keuskupan Bogor bersama Lisa A Riyanto dalam acara Malam Persembahan
dalam Kongres Misi 2019. (Foto: Komisi KKM Keuskupan Bogor) Kasih Paroki St Maria Fatima Sentul City. (Foto: Istimewa)

Mgr Paskalis Bruno Syukur menjadi narasumber dalam kegiatan orientasi


WKRI DPC BMV Katedral Bogor merayakan 17 Agustus. (Foto: Istimewa) Germas di Rangkasbitung. (Foto: Maria)
DE ST I N AS I

PESONA

Bukit Rhema
Teks Fr Alexander Editya

SAAT berlibur ke Jogja-Magelang, ke mana


biasanya Anda berkunjung? Keraton, Malioboro, Candi
Borobudur? Saya rekomendasikan satu destinasi yang
tak kalah menarik: Bukit Rhema di Magelang.
Pengalaman saya melakukan wisata ke bukit ini
sebenarnya didasarkan oleh film AADC (Ada Apa
Dengan Cinta 2).Ketika adegan Rangga bersama Cinta
melihat matahari terbit menginspirasi banyak orang
untuk naik ke atas gereja yang berbentuk kepala
merpati dengan mahkotanya itu, segera saja banyak
agen travel maupun wisatawan mengagendakan tempat
ini sebagai salah satu destinasi wisata favorit.

56 MEKAR Edisi 05 Tahun XXXVI September–Oktober 2019


DE ST I N AS I

B
ukit Rhema atau yang lebih orang datang berduyun-duyun dari segala
dikenal dengan nama Gereja suku bangsa ke Bukit Rhema untuk melihat
Ayam Magelang dibangun pada kebaikan Tuhan.2
tahun 1992 oleh Daniel Alamsjah. Saat ini, Bukit Rhema yang dikenal
Daniel Alamsjah menerima dengan nama Gereja Ayam Borobudur
visi pada tahun 1988 untuk membangun memiliki 7 lantai, masing-masing lantai
Rumah Doa bagi Segala Bangsa setelah doa akan memiliki “story telling” yang berbedam
semalaman di tempat di mana Bukit Rhema seperti menceritakan Perjalanan Spiritual
dibangun. Ia mendapat pesan dari Tuhan Manusia, Makna Doa, Kebaikan Tuhan,
untuk membangun sebuah rumah ibadah Mukjizat, dan Kearifan Lokal. Semua ini
dengan bentuk burung merpati. dituangkan dalam lukisan yang saling
"Mungkin karena saya umat Kristen, berhubungan dan memiliki pesan moral
banyak orang berpikir saya sedang bagi pengunjung.3
membangun sebuah gereja. Tapi Bukit Rhema yang berlokasi di Dusun
saya tegaskan itu bukan gereja. Saya Gombong, Desa Kembanglimus, Kecamatan
membangun sebuah rumah doa tempat bagi Borobudur ini sangat dekat dengan lokasi
orang-orang yang percaya kepada Tuhan," Candi Borobudur, dan kini terus berkembang
kata pria berusia 68 tahun itu.1 Daniel di Magelang menjadi wisata religi, wisata
berkeyakinan bahwa akan ada banyak edukasi dan wisata alam.

Bukit Rhema sebagai Rumah Doa Segala


Religi Bangsa memiliki fasilitas ruang-ruang doa
pribadi.

Bukit Rhema juga memiliki fungsi edukasi


yang artistik. Edukasi tentang bahaya
Seni & narkoba, bahaya merokok dan edukasi
Edukasi tentang nasionalisme dituangkan pada aneka
lukisan dinding yang menarik.

Lokasinya yang berada di atas perbukitan


dan dikelilingi pegunungan menjadikan Bukit
Alam Rhema memiliki pemandangan yang indah.
Tak heran, Bukit Rhema menjadi salah satu
spot melihat sunrise terindah di Magelang.

Jam buka:
Selain itu Bukit Rhema (Gereja Ayam)
juga menjadi salah satu penggerak desa Bukit Senin-Jumat 06.00-16.30
Sabtu-Minggu 05.00-16.30
wisata Borobudur dan ekonomi kerakyatan Harga tiket masuk:
melalui bundling tiket masuk Bukit Rhema Rhema Rp 20.000 (termasuk snack)
dengan Singkong Desa (Latela Gombong
Cassava. Latela Gombong Cassava Untuk naik ke Bukit Rhema, anda harus
merupakan singkong yang dihasilkan berjalan dulu 100 meter dari tempat parkir
dan diproses warga sekitar Bukit Rhema. atau menaiki jeep yang sudah disediakan
Singkong ini populer sebagai oleh-oleh yang dengan membayar Rp 7.000/orang untuk
diminati oleh para wisatawan Bukit Rhema. sekali jalan.
Akses menuju tempat ini sebenarnya sulit
bila memilih menggunakan angkutan umum. Bagi Anda yang ingin menikmati sunrise,
Selain karena tidak ada trayek angkutan harus melakukan reservasi terlebih dahulu
yang melewati tempat ini, saya sarankan melalui pengurus Bukit Rhema di nomor
anda menyewa mobil atau menggunakan 082330035288 atau 081215535806
kendaraan pribadi. • khusus di hari Sabtu dan Minggu.

Edisi 05 Tahun XXXVI September–Oktober 2019 MEKAR 57


POJOK SINODE

#Sinode2019
T ing k at D E K A N A T
Perhelatan #Sinode2019 telah
memasuki tingkat dekanat. Usulan
rumusan kebijakan yang disusun
berdasarkan sinode tingkat paroki
didiskusikan kembali dengan para
perwakilan umat tiap paroki.

Dekanat Barat
Serang, 24 Agustus 2019

Dekanat Selatan
Sukabumi, 8 September 2019

58 MEKAR Edisi 05 Tahun XXXVI September–Oktober 2019


POJOK SINODE

Edisi 05 Tahun XXXVI September–Oktober 2019 MEKAR 59


WA J A H

Felicia Permata Hanggu


Menemukan Suara Tuhan

G
empuran masalah yang Forum ini mengusung tema peduli terhadap anak muda
datang bertubi-tubi “Love, Power, and Grace: dengan segala problematikanya.
kadangkala membuat kita Conversation on Spirituality with the Yesus tidak pernah diam dan
sulit mendengarkan kehendak Young People”. Tema ini diambil meninggalkan, namun terus hadir
Tuhan dalam hidup kita. Oleh sebagai bentuk respons atas Surat dan menemani melalui Gereja-Nya.
karena itu, Felicia Permata Apostolik Paus Fransiskus kepada “Kisah hidup kita adalah
Hanggu merasa beruntung dapat anak muda dan seluruh dunia yaitu konten influence bagi dunia. Jadi,
mendalami bagaimana cara Christus Vivit. aku pribadi ingin semua anak
untuk selalu terhubung dengan Dalam forum ini, Felicia menjadi muda mengetahui bahwa segala
Tuhan melalui forum ke-19 yang satu di antara empat perwakilan pengalaman pahit dan manis yang
diselenggarakan Institute of kaum muda Indonesia yang hadir kamu alami dapat menjadi alat
Spirituality in Asia (ISA) di Filipina sebagai peserta. Felis, sapaan mewartakan Kabar Sukacita,” tutur
pada akhir Juli hingga awal Agustus akrabnya, merupakan OMK yang gadis berkacamata itu.
lalu. berasal dari Paroki Keluarga Kudus Felicia pun mengajak seluruh
Cibinong. kaum muda untuk berhenti
Dalam forum tersebut, Felicia berkubang dalam kepahitan, dan
dan rekan-rekannya banyak mulai mencoba menemukan suara
mendengarkan kisah inspiratif Tuhan. Menurutnya, ada misi yang
dan juga bertukar pikiran dengan hendak Tuhan berikan melalui
peserta dari negara lain. Di sana, situasi hidup yang sulit.
ia menemukan bahwa budaya “Jangan takut, rengkuhlah
menentukan cara seseorang pengalaman tidak menyenangkan
menghayati imannya. itu! Jadilah pensil kecil di tangan
Tuhan yang mewarnai dunia!”
Gereja yang peduli anak muda pesan alumnus Universitas Katolik
Dari forum tersebut, Felicia Parahyangan Bandung ini. • Maria
Foto: Dok. Pribadi belajar bahwa Gereja benar-benar Dwi Anggraeni

60 MEKAR Edisi 05 Tahun XXXVI September–Oktober 2019

Anda mungkin juga menyukai