Anda di halaman 1dari 68

JUBILEUM MARET 2022 | i

ii | JUBILEUM MARET 2022


Sumber: assets.kompasiana.com

Dari

Redaksi
Awal bulan ini, tepatnya Hari Rabu Abu tanggal 2 Maret 2022 kita menjalankan
Hari Puasa yang pertama. Hari Puasa kedua atau yang terakhir akan kita jalankan
pada Hari Jumat Sengsara dan Wafat Tuhan (Jumat Agung) tanggal 15 April 2022.
Sedangkan Hari Pantang dilangsungkan pada Hari Rabu Abu dan tujuh Jumat
selama masa Prapaskah sampai dengan Jumat Sengsara dan wafat Tuhan.
Dalam menjalankan puasa dan berpantang, mari kita mengingat ajaran Yesus
Kristus dalam Khotbah di Bukit seperti ditulis oleh Matius, “Dan apabila kamu
berpuasa, janganlah muram mukamu seperti orang munafik. Mereka mengubah
air mukanya, supaya orang melihat bahwa mereka sedang berpuasa. Aku berkata
kepadamu: sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya.” (Matius 6:16). Lebih
lanjut Yesus menambahkan, “Tetapi apabila engkau berpuasa, minyakilah kepalamu
dan cucilah mukamu, supaya jangan dilihat oleh orang bahwa engkau sedang
berpuasa, melainkan hanya oleh Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka
Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu.” (Matius
6:17-18).
Dalam kesempatan ini segenap redaksi mengucapkan selamat berpuasa dan
berpantang pada pembaca sekalian, sembari menyajikan beberapa rangkuman
materi pendalaman iman selama masa Prapaskah tahun ini. Semoga puasa dan
pantang tidak menghalangi semangat kita untuk menjadi Servus servorum Dei
(hamba dari segala hamba Allah) dalam keseharian.

Tahun Berdiri : Maret 2000


Pendiri : Mgr. Johannes Hadiwikarta (alm.) dan RD. Yosef Eka Budi Susila
SUSUNAN REDAKSI

Pelindung : Mgr. Vincentius Sutikno Wisaksono


Penasihat : RD. Yosef Eka Budi Susila
Pemimpin Umum : RD. Agustinus Tri Budi Utomo
Pemimpin Redaksi : RD. Alphonsus Boedi Prasetijo
Sekretaris Redaksi : S. Vondy Kumala
Redaktur Pelaksana : G. Adrian Teja, S. Vondy Kumala, Yung Setiadi
Editor : Yung Setiadi
Layout & Desain : Angelina Nina A.P, Agatha Felicia, Amelia Clementine, Stefani D.P
Distribusi : Yohanes Warsilan

Alamat Redaksi : Jl. Mojopahit 38-B Surabaya 60265


Telepon : (031) 5624141, (031) 5665061 ext. 21, 0812 5296 8051
Email : redaksi.jubileum@gmail.com

Rekening Bank : Mandiri - 140-00-1692964-9


Atas Nama : Pers Keuskupan Surabaya Gereja, Cabang Gedung Sampoerna
Penerbit : Pusat Pastoral Keuskupan Surabaya

Redaksi menerima kontribusi artikel sepanjang 500-1000 kata, dilengkapi foto dengan resolusi minimal
10 mp. Sertakan foto diri dan kartu identitas. Redaksi berhak menyunting artikel yang masuk.

JUBILEUM MARET 2022 | 1


COVER STORY 34 Susunan Koordinator
03 Citra Krismawati Lingkungan dan Pengurus
CAK KLOWOR Lingkungan
04 Misa Normal Kembali 38 Pasar Murah Santo Hilarius,
MIMBAR Klepu
DA F TA R I S I
06 Tradisi Puasa dalam Gereja 41 Melayani dengan Sukacita.
Katolik Rekoleksi Pengajar dan Panitia
KATEKESE Komuni Pertama Paroki HKY,
10 Ragam Pemaknaan dalam Surabaya
Tafsir Kitab Suci
SERBA-SERBI
LAPORAN UTAMA 44 Connecting Person. Gathering
16 Sosialisasi Bahan & Rekoleksi Pendamping BIAK
Pendalaman Iman Masa Kevikepan Madiun
Prapaskah 2022 47 Antara Iman dan Perang
51 Gereja yang Birokratis dan
22 SEJUK dalam Masa
Gereja yang Murah Hati
Prapaskah 2022
SEMINARIUM
LINTAS KOMISI
53 Festival Teologi 2022
25 Membangun Strategi
UNIVERSALIA
Pastoral Kaum Muda melalui
56 Pesan Paus Fransiskus untuk
Temu Moderatores Komisi OMK
Prapaskah 2022
LINTAS PAROKI
OBITUARI
27 Pengobatan Gratis untuk
62 RP. Filippo Catini, CM
Lansia di Paroki Regina Pacis,
Magetan RESENSI BUKU
30 Pelantikan Koordinator 63 Rohaniwan dan Sisi
Lingkungan dan Pengurus Manusiawinya
Lingkungan Paroki Santo
KOMIK
Hilarius, Klepu, Ponorogo
64 Valentine
32 Materi Pembekalan
Pegangan Koordinator
Lingkungan dan Pengurus
Fotografer : Lingkungan
Yohannes Edo

Model Cover :
Citra Krismawan

2 | JUBILEUM MARET 2022


Cover

Story

Citra Krismawan
Dulu, pepatah “Gantungkan cita-
citamu setinggi langit” tidak berlaku bagi
Citra Krismawan, Koordinator Tim Penyusun
bahan katekese Komisi Kateketik (Komkat)
Keuskupan Surabaya. Kondisi kesulitan
ekonomi keluarga sempat membuatnya
takut untuk mimpi terlalu tinggi. “Bercita-
cita menjadi guru agama Katolik, pertama
ya karena realistis itu tadi. Kedua, karena
terinspirasi oleh guru agama Katoliknya
sewaktu SMP. Pada masa-masa itu pula saya
mulai aktif di Gereja Santo Fransiskus Asisi
Mojorejo, Blitar. Jadi pengajar BIAK (Bina
Iman Anak Katolik), ikut Remaja Katolik
(Rekat), dan Orang Muda Katolik (OMK)
juga,” ungkapnya panjang lebar di kanal
OMK Suroboyo, Segmen 02 Episode 30, 14
Juli 2020. Selain Katekis Paroki Aloysius
Gonzaga (Algonz), Surabaya, alumni STKIP
Widya Yuwana, Madiun ini juga aktif sebagai
Sekretaris Komkat dan Sekretaris Kantor
Koordinasi Pastoral (KKP) Keuskupan Scan Me
Surabaya. “Mulai jadi katekis di Algonz sejak
1 Maret 2014, sempat ‘dipinjam’ oleh Paroki
Sakramen Mahakudus, Surabaya selama
setahun (2015-2016). Lalu sebagai Sekretaris
Komkat mulai 2016, sedangkan Sekretaris
KKP baru awal Februari tahun ini”. Menurut
Citra, satu hal yang menguatkan dirinya
untuk bertahan dan aktif sebagai katekis
adalah umat. “Saya tidak akan menjadi
katekis kalau tidak ada umat,” tegasnya.
Katekis Muda dari Mojorejo.
Jagongan bareng Mbak Citra tentang kehidupan
katekis di Algonz OMK Suroboyo. S02E30

JUBILEUM MARET 2022 | 3


Obrolan

Cak Klowor

Misa Normal Kembali


Bila kita berhenti karena lampu merah di beberapa perempatan kota
Surabaya, kita mendengarkan Pak Walikota memberi pengarahan kepada
masyarakat mengenai Protokol Kesehatan. Masyarakat dihimbau disiplin dan taat
demi memutus rantai penularan Covid-19. Barangkali di kota atau tempat lain
mempunyai cara sendiri. Namun Surabaya saat ini sudah dinyatakan level satu
sehingga peribadatan sudah boleh seratus persen.
“Kapan ya gereja kita dibuka dengan tempat duduk tidak lagi berjarak?“ tanya
Cak Widodo yang memang yang akhir-akhir ini menyarankan di buka saja seperti
waktu sebelum pandemi.
“Jangan di-los dulu lah. Mengingat masyarakat kita belum mempunyai disiplin
yang kuat. Barangkali ada yang ke pasar lupa pakai masker, lalu pergi ke gereja
membawa virus?”
“Oh, Cak Robert jangan berandai andai. Kita harus berdoa jangan terjadi hal-
hal yang menyulitkan kita. Mereka tentu sudah sangat rindu untuk pergi ke gereja.
Apalagi dalam merayakan Paskah. Kayaknya sudah dua kali kita tidak merayakan
Paskah dengan hadir di gereja, tahun 2020 dan 2021,” jawab Cak Widodo.
“Rabu tahun ini, siapa yang menyangka bahwa pada misa sore Rabu Abu
kehadiran umat di gereja melebihi kapasitas tempat duduk. Bahkan membludak
dua kali lipatnya. Karena pandemi, kapasitas tempat duduk yang disiapkan hanya
untuk 500 orang. Misa tiga kali, pagi dua kali dan sore sekali. Pagi dua kali sudah
penuh, yang sorenya yang hadi malah dua kalinya, sekitar seribu lebih umat,” cerita
Cik Lily.
“Iya nih. Panitia Paskah jadi kelabakan sehingga tidak sempat mengambil
kursi tambahan. Panitia khawatir kalau turun hujan, dan tidak mungkin umat
disuruh pulang. Akhirnya mereka duduk di bawah, meski di dalam gedung yang
masih dalam proses pembangunan. Setiap ada petak kosong, umat menempatinya,
meski mereka harus berdiri. Kata mereka yang penting dapat abu,” Cak Widodo
menambahkan.
“Saya kira hal itu menjadi pelajaran kita sebagai Panitia Paskah. Berapa
ketersediaan tempat duduk pada perayaan Paskah nanti. Kalau perlu menyewa
tenda lagi meski sudah ada gedung yang bisa menampung banyak tempat duduk.
Kalau memang tidak menyewa tenda, tempat duduk di dalam gedung lantai dua
jaraknya diatur sedemikian rupa sehingga bisa memuat tempat duduk lebih banyak,
mungkin jaraknya agak dibuat berdekatan,” usul Cik Lily.

4 | JUBILEUM MARET 2022


Ilustrasi perayaan Ekaristi pada masa pandemi dengan protokol kesehatan yang ketat. Sumber: photo.kontan.co.id

“Silahkan saja diatur, kan Menteri Dalam Negeri sudah mengumumkan bahwa
untuk penyelenggaraan ibadat sudah boleh seratus persen. Tahun ini masyarakat
boleh mudik dalam merayakan Idul Fitri. Syaratnya sudah vaksin ketiga,” kata Cak
Klowor.
“Lho, Cak. Yang ikut ibadat apa sama dengan yang mudik? Harus sudah ikut
vaksin ketiga? Kok dicampur tadi bicaranya? Berbicara tempat duduk di gereja
untuk ibadat, tiba tiba disambung soal mudik?” tanya Cik Lily
“Oh iya maaf. Maksudnya saya tadi memberi contoh bahwa kalau tahun lalu
kan pemerintah tidak membolehkan masyarakat mudik ketika perayaan Idul Fitri.
Tahun ini boleh, artinya kan sudah lebih longgar. Lha ibadat di gereja tentu juga
dilonggarkan, bisa seratus persen. Tapi dengan syarat harus sudah vaksin booster
saya kok tidak mendengar. Mengenai prokes, terutama memakai masker, harus
tetap digunakan ke mana pun kita pergi,” jawab Cak Klowor.
“Tapi, Cak. Bagaimana mengenai Paskah nanti? Tempat duduk apakah sudah
normal? Maksudnya kondisi sudah sama seperti sebelum pandemi, satu bangku
enam orang. Sehingga dalam gedung gereja bisa muat delapan ratus orang. Di
lantai dua gedung baru bisa sekitar 600 orang, tempat di sebelah sakristi dan ruang
dibelakangnya bisa 600 orang, ditambah ruangan sebelah Timur gereja bisa 300
orang, kan sudah cukup banyak. Sudah kira-kira 2.300 orang.” tanya Cik Lily.
“Memang rencana segera akan dinormalkan kembali. Tapi menurutku harus
dibicarakan dulu dengan para Romo dan pengurus DPP Cik,” kata Cak Klowor.
“Baik Cak, terimakasih informasinya,” ujar Cik Lily menutup obrolan sore ini.
(EBS)

JUBILEUM MARET 2022 | 5


Mimbar

Tradisi Puasa
dalam Gereja Katolik

Ilustrasi pantang dan puasa dalam Gereja Katolik. Sumber: katolikpedia.id

RD. Alphonsus Boedi Prasetijo


Ketua Komisi Komsos Keuskupan Surabaya
Tinggal di Pastoran Santo Yusup Karangpilang,
Surabaya

Setiap kali Pembacaan Surat Gembala Prapaskah di Keuskupan Surabaya,


akan disusul dengan pembacaan Peraturan Pantang dan Puasa. Sesuai dengan
Ketentuan Pastoral Keuskupan Regio Jawa 2017, Pasal 138 No 2b, tentang Hari
Tobat, peraturan puasa dan pantang ditetapkan sebagai berikut:
Yang pertama, “Hari Puasa tahun 2022 ini, dilangsungkan pada Hari Rabu Abu
tanggal 2 Maret 2022, dan Hari Jumat Sengsara dan Wafat Tuhan (Jumat Agung)
tanggal 15 April 2022. Hari Pantang dilangsungkan pada Hari Rabu Abu dan tujuh
Jumat selama masa Prapaskah sampai dengan Jumat Sengsara dan wafat Tuhan.”

6 | JUBILEUM MARET 2022


Yang kedua, “Yang wajib berpuasa ialah semua orang Katolik yang berumur
18 tahun sampai awal tahun ke-60. Sedang yang wajib berpantang ialah semua
orang Katolik yang berumur genap 14 tahun ke atas.”
Yang ketiga, “Puasa dalam arti yuridis, berarti makan kenyang hanya sekali
(satu kali) sehari. Pantang dalam arti yuridis berarti tidak makan daging atau
makanan lain yang disukai, dan tidak merokok. Berhubung peraturan puasa dan
pantang cukup ringan, maka sebaiknya agar secara pribadi atau bersama-sama
(dalam keluarga, biara, pastoran, lingkungan, seminari), menyepakati cara puasa
dan pantang yang dirasa lebih sesuai dengan semangat tobat dan matiraga yang
mau dinyatakan.”
Tiga pokok peraturan yuridis sesuai dengan ajaran gereja Katolik ini menjadi
pegangan dan pengingat untuk melestarikan tradisi puasa dalam Gereja Katolik.
Masa Prapaskah 40 hari itu ternyata hanya dua hari saja yang diwajibkan untuk
berpuasa, yakni pada hari Rabu Abu dan Jumat Agung. Secara yuridis hari puasa
bagi gereja Katolik bisa dipandang ringan sekali. Semoga kita tidak melupakannya.
Memang, kita temukan kewajiban untuk puasa dan pantang pada dua hari
yang membuka dan menutup Masa Prapaskah, yang ditetapkan oleh Conggregatio
Pro Cultu Divino, diberikan di Roma, di kedudukan Kongregasi Ibadat Ilahi, 16
Januari 1988, yang berbunyi, “Rabu Abu harus dijalani sebagai hari tobat dalam
seluruh Gereja, dengan pantang dan puasa” (no. 22) serta “Jumat Agung di seluruh
Gereja harus dijalani sebagai hari tobat, dan puasa serta pantang diwajibkan” (no.
60).
Dalam buku “Natal dan Paskah, Perayaan Liturgis Dalam Dua Lingkaran”
kita baca tentang tradisi berpuasa secara liturgis dalam gereja Katolik, bahwa
Masa Prapaskah yang dibuka pada hari Rabu Abu (Feria Quarta Cinerum), menjadi
hari pantang dan puasa, hari laku-tapa dan tobat bagi seluruh Gereja. RP. C.H.
Suryanugraha, OSC, penulis buku ini memberi catatan tentang mengapa pada
hari Rabu Abu (Feria Quarta, hari keempat dalam pekan)? “Tradisi kuno Gereja
mengisahkan bahwa Tuhan Yesus lahir pada hari Minggu, dibaptis pada hari Selasa,
dan mulai berpuasa di padang gurun pada hari Rabu.” Imam lulusan Pontificio
Instituto Liturgico Sant’ Anselmo, Roma, ini menambahkan, “Ada juga berdasarkan
kisah tentang Raja Salomo yang mulai membangun Bait Allah pada hari Rabu, maka
orang-orang Katolik pun menyiapkan tubuh mereka untuk menjadi Bait bagi Roh
Kudus dengan berpuasa pada hari awal Masa Puasa Agung, yang dimulai pada Hari
Rabu Abu.” (2021:52).
Pada Perayaan Liturgi Misa Rabu Abu kita hanyati tradisi puasa dengan
mendengarkan pewartaan Nubuat Yoel dalam bacaan pertama yang menggemakan
ajakan berpuasa secara radikal. “Tetapi sekarang juga,” demikianlah Firman
Tuhan, “berbaliklah kepada-Ku dengan segenap hatimu, dengan berpuasa, dengan
menangis dan mengaduh. Koyakkanlah hatimu dan jangan pakaianmu, berbaliklah
kepada Tuhan, Allahmu, sebab Ia pengasih dan penyayang, panjang sabar dan
berlimpah kasih setia dan Ia menyesal karena hukuman-Nya.” (Yoel 2:12-13).
Dalam Khotbah di Bukit Yesus mengajarkan kepada kita bagaimana kita
hendaknya berpuasa dengan benar seperti ditulis oleh Matius dalam Injilnya,

JUBILEUM MARET 2022 | 7


yakni: “Dan apabila kamu berpuasa, janganlah muram mukamu seperti orang
munafik. Mereka mengubah air mukanya, supaya orang melihat bahwa mereka
sedang berpuasa. Aku berkata kepadamu: sesungguhnya mereka sudah mendapat
upahnya.” (Matius 6:16). Lebih lanjut Yesus menambahkan, “Tetapi apabila
engkau berpuasa, minyakilah kepalamu dan cucilah mukamu, supaya jangan
dilihat oleh orang bahwa engkau sedang berpuasa, melainkan hanya oleh Bapamu
yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi
akan membalasnya kepadamu.” (Matius 6:17-18). Seperti halnya tentang berdoa
dan bersedekah/amal kasih, berpuasa merupakan perbuatan yang benar-benar
masuk wilayah pribadi, yakni urusan masing-masing kita dengan Allah sendiri
(bandingkan, Matius 6:3-4. 6).
Pada perayaan liturgi Misa Jumat Sesudah Rabu Abu kita diajak oleh Bunda
Gereja untuk mendengarkan pewartaan Nabi Yesaya mengenai puasa seturut
kehendak Allah. “Berpuasa yang Kukehendaki, ialah supaya engkau membuka
belenggu-belenggu kelaliman.” (Yesaya 58:6). Yesaya mengkritik praktik berpuasa
yang tidak benar (Yesaya 58:3-5). Dan dalam Injil Matius sekali lagi Yesus menyatakan
kapan saatnya para murid-Nya harus berpuasa, dengan kalimat: “Tetapi waktunya
akan datang mempelai itu diambil dari mereka dan pada waktu itulah mereka akan
berpuasa.” (Matius 9:15b).
Paus Leo Agung menulis khotbah tentang Masa Prapaskah dengan judul:
“Penyucian rohani dicapai dengan puasa dan karya amal”. Tulisan ini dapat kita baca
dalam buku kecil Ibadat Harian – Bacaan Ofisi Masa Prpaskah: Rabu Abu – Pekan
III, terbitan PWI Liturgi tahun 1982, yang diterjemahkan oleh Romo A. Soenarja,
SJ. Beberapa kalimat yang bicara tentang tradisi puasa dalam Gereja Katolik kami
kutip sebagai berikut: “Empat puluh hari yang ditetapkan oleh para rasul ini, harus
digunakan untk berpuasa. Ini tidak hanya berarti mengurangi makan, melainkan
memberantas semua kebiasaan jahat kita.” Lebih dalam lagi Paus Leo Agung
menulis, “Puasa rohani dan suci ini, sebaiknya kita kaitkan dengan pemberian
sedekah, yang disebut perbuatan amal, yang meliputi berbagai macam perbuatan
kasih yang terpuji. Maka semua orang beriman, kaya atau miskin, harus berlomba
meningkatkan kehidupan rohani mereka dengan semangat yang sama.” (hal. 20).
Tradisi puasa dalam gereja Katolik mungkin secara yuridis nampak
minimalis, yang waktunya pun hanya dua hari saja yang diwajibkan. Kiranya
kebijakan dari para uskup dalam Surat Gembalanya memberi semangat kepada umat
Katolik untuk secara kreatif menghayati masa puasa dan pantang dalam konteks
Retret Agung selama 40 hari. Pada point keempat ditulis, “Hendaknya diusahakan
agar setiap orang beriman kristiani, baik secara pribadi maupun bersama-sama,
mengusahakan pembaharuan hidup rohani, misalnya dengan rekoleksi, retret,
latihan rohani, tekun dalam ibadat jalan salib, meditasi, pengakuan dosa, adorasi,
dan tekun mendalami materi APP.”
Di Paroki Santo Yusup Karangpilang (SAYUKA) kami mempunya Tim Jalan
Sehat dan Bersepeda yang selama Masa Prapaskah mengajak umat di lingkungan
dan sekolah Katolik untuk mengadakan Safari Jalan Salib Sehat Prapaskah dengan
merenungkan tema: “Bersatu dengan Yesus dalam Ekaristi” sesuai dengan tema

8 | JUBILEUM MARET 2022


APP Keuskupan Surabaya 2022. Doa Safari Jalan Salib Sehat itu dibuka dengan
lagu “Bersatu Dalam Kristus” (Madah Bakti no. 243) dan diakhiri dengan lagu
“Ekaristi Sakramen Mahakudus” pada setiap perhentiannya. Jalan Salib Sehat ini
semoga menjadi kesempatan yang indah bagi kami untuk belajar mengikuti Tuhan
Yesus Kristus yang Ekaristis dengan tetap menjaga kesehatan dan solidaritas kasih.
+Berkah Dalem+

JUBILEUM MARET 2022 | 9


Sumber: unsplash.com

Katekese

RAGAM PEMAKNAAN
dalam Tafsir Kitab Suci

Fr. Gabriel Kristiawan Suhassatya


Mahasiswa Institut Yohanes Maria Vianney,
Surabaya

Berbicara mengenai iman, pasti tidak lepas ketiga sumbernya, yaitu Kitab
Suci, Tradisi Suci, dan Magisterium. Kitab Suci, telah direfleksikan secara mendalam
dalam Konsili Vatikan II dan Konstitusi Dogmatis Dei Verbum, adalah Wahyu Ilahi.
Melalui Kitab Suci, Allah menyebutkan bahwa Sabda-Nya adalah tunggal,
dan di dalam Kitab Suci, Ia mengungkapkan Diri seutuhnya. Sabda Allah yang satu
dan sama berada dalam semua Kitab yang ditulis oleh orang yang berbeda. Gereja
senantiasa menghormati Kitab-Kitab Suci sama seperti Tubuh Kristus sendiri.
Dalam Kitab Suci, Allah bersabda dengan bahasa manusia. Oleh sebab itu,
untuk dapat menyampaikan pesan dari Allah kepada umat manusia, dibutuhkan
penafsiran secara tepat dari para penafsir Kitab Suci.

10 | JUBILEUM MARET 2022


Penafsir dan penasfiran Kitab Suci
Untuk menafsirkan secara tepat pesan dari Allah, para penafsir Kitab Suci
harus menyelidiki dengan cermat pesan dari Allah melalui para pengarang suci
(hagiograf). Penyelidikan tersebut memperhatikan jenis-jenis sastra. Dalam
penafsiran terdapat aneka macam teks. Kebenaran dilukiskan dalam bentuk teks
yang bersifat historis, profetis, puitis, atau jenis lainnya.
Penafsiran Kitab Suci harus memahami keadaan zaman dan kebudayaan saat
teks tersebut disusun. Penafsir perlu memperhatikan cara-cara yang digunakan
pengarang dalam hal merasa, berbicara, bercerita, maupun cara-cara lain dalam
pergaulan antar manusia pada zaman itu.
Makna Ganda Kitab Suci
Seturut dengan tradisi kuno, makna Kitab Suci itu dapat bersifat ganda,
yakni makna harfiah dan makna spiritual. Makna spiritual sendiri dibagi menjadi
tiga, yakni makna alegoris, moralis, dan anagogis. Kesamaan yang mendalam dari
keempat makna tersebut menjadi kekayaan bagi pembacaan Kitab Suci yang hidup
di dalam Gereja.
Keempat makna ganda Kitab Suci dipaparkan pertama kali oleh Santo
Yohanes Kassianus (360-435 AD) yang menuliskan bahwa Yerusalem yang satu
dapat dipahami dalam empat cara berbeda. Secara harfiah Yerusalem dimaknai
sebagai kota Yahudi, dalam makna alegoris sebagai Gereja Kristus, dalam makna
anagogis sebagai kota Surgawi Allah ‘yang adalah Ibu dari semua umat beriman’
(Galatia 4:26), sedangkan dalam makna moral/tropologis sebagai jiwa manusia.
Santo Agustinus menjelaskan keempat makna tersebut dalam De Genesi ad
Litteram. Disebutkan bahwa dalam semua Kitab Suci, kita harus mempertimbangkan
kebenaran abadi yang diajarkan, fakta-fakta yang diriwayatkan, peristiwa masa

Melalui Kitab Suci, Allah menyebutkan bahwa


Sabda-Nya adalah tunggal, dan di dalam Kitab Suci, Ia
mengungkapkan Diri seutuhnya. Sabda Allah yang satu
dan sama berada dalam semua Kitab yang ditulis oleh
orang yang berbeda.

JUBILEUM MARET 2022 | 11


depan yang diprediksi, serta nilai atau nasihat yang diberikan.
Terdapat sebuah ungkapan pada Abad Pertengahan sebagai rangkuman dari
keempat makna ganda dari Kitab Suci yakni littera gesta docet, quid credas allegoria;
moralis quid agas, quo tendas anagogia” yang artinya: kata-kata mengajarkan
kejadian; gambaran apa yang harus kau percaya; moral apa yang harus kau lakukan;
ke mana kau harus berjalan, anagogi.
a. Makna Harfiah/ Literal
Makna harfiah merupakan makna yang dicantumkan oleh kata-kata Kitab
Suci dan ditemukan dengan penjelasan yang berpegang pada peraturan penafsiran
teks secara tepat. Setiap makna Kitab Suci berakar di dalam makna harfiah. Makna
harfiah atau literal ini berguna untuk mendeskripsikan makna yang tertulis dalam
teks, dan seringkali berhubungan dengan kepercayaan akan pewahyuan lisan. Hal
tersebut bukan sekadar dari pesan Kitab Suci, melainkan pula dari perkataan-
perkataan individu yang pesannya dibawa atau ditulis oleh orang-orang terpilih.
Melalui makna harfiah, kita dapat mengetahui arti dari kosakata dalam teks,
memahami bentuk-bentuk teks yang berkaitan dengan sastranya, menyelidiki
bahasa asli yang digunakan oleh pengarang, dan membongkar makna-makna
simbolis dari sebuah perumpamaan.
Makna harfiah memberikan pengertian yang paling sederhana sebab
menghubungkan perbuatan secara sederhana. Makna harfiah bukan sekadar makna
yang diberikan oleh pengarang saja, melainkan pesan Tuhan yang menandakan
maknanya melalui kata-kata.
Santo Thomas Aquinas menandaskan bahwa makna harfiah dari Kitab Suci
merupakan makna yang jelas yakni berkaitan erat dengan hal-hal yang menunjuk
pada kata-kata langsung. Apabila Kitab Suci berbicara tentang batu, makna
harfiahnya yakni batu dengan ciri-ciri yang keras dan berbatu tersebut.
Santo Agustinus memberikan penggambaran bahwa makna harfiah
mengambil pesan bahwa penulis Kitab Suci adalah Tuhan, yang dengan suatu
tindakan memahami segala sesuatu dengan intelektualitas-Nya. Secara harfiahnya,
satu kata yang terdapat dalam Kitab Suci seharusnya memiliki beberapa pengertian.
b. Makna Alegoris
Dalam makna alegoris, penafsir diajak untuk menemukan simbol-simbol
serta memaknai pesan yang tersirat dalam teks cerita secara lebih dalam. Kita
dapat memperoleh satu pengetahuan lebih dalam mengenai suatu kejadian.
Dalam makna alegoris, penafsir diajak untuk dapat memahami setiap peristiwa
dalam Kitab Suci dengan bagaimana mereka merujuk pada Kristus. Santo Thomas
memberikan penjelasan bahwa makna alegoris merupakan pemaknaan yang
diambil dengan perbandingan suatu peristiwa yang terjadi dalam Perjanjian Lama
dan penggambaran pada Perjanjian Baru.
Makna alegoris lebih mengacu pada makna yang tersembunyi di balik
permukaan teks. Pencarian untuk menemukan makna alegoris teks dapat
ditemukan dalam asalnya yakni bahasa Yunani. Para Penulis Suci menyusun karya
dengan menggunakan bahasa terselubung untuk dapat mempertahankan kisah-

12 | JUBILEUM MARET 2022


kisah lama, namun tetap membiarkan cerita tersebut berbicara pada zaman yang
baru. Sehingga dengan demikian perlu untuk menemukan makna di luar apa yang
dikatakan oleh penulis tersebut.
Melalui pemaknaan alegoris ini suatu kebenaran dapat terungkap yakni
terdapat misteri tersembunyi di masa silam yang saat ini hadir sebagai pewahyuan.
Philo dari Alexandria kerapkali menggunakan makna ini untuk mencari lebih
dalam terhadap teks. Selain itu pula ada Klemens dari Alexandria (150-215 AD) dan
tokoh Timur lainnya hingga abad keempat yang setia menggunakan pemaknaan ini
sebagai penfasiran Kitab Suci.
c. Makna Moral/ Tropologi
Melalui makna moral ini, pengarang ingin memberikan tuntunan mengenai
hal yang baik dan buruk serta mengajarkan kepada kita untuk memilih yang
baik dan menolak yang jahat. Makna Moral mengajarkan kepada umat beriman
mengenai bagaimana Yesus Kristus meminta Para Murid-Nya untuk mewartakan
Kerajaan Allah. Beberapa bagian dalam Kitab Suci mengajarkan dengan jelas
mengenai moral, seperti halnya ketika Yesus mengajarkan kepada para murid-Nya

Philo dari Alexandria yang kerap kali menggunakan makna alegoris untuk menyingkap teks Kitab Suci. Sumber: cdn.britannica.com

JUBILEUM MARET 2022 | 13


mengenai memberikan pipi yang lain apabila ada seseorang yang menampar pipi
kanannya (Matius 5:39).
Dr. Marcellino D’Ambrosio memberikan penjelasan bahwa makna moral
sangatlah penting bagi pembaca sehingga ia dapat menangkap pesan sekaligus
menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Santo Thomas Aquinas menegaskan
bahwa sejauh hal-hal yang dilakukan di dalam Kristus, atau sejauh ini sebagai hal-
hal yang menandakan Kristus dianggap sebagai pemaknaan moral mengenai apa
yang harus dilakukan berdasarkan Yesus Kristus.

Yesus Kristus meminta Para Murid-Nya untuk mewartakan Kerajaan Allah. Sumber: alkitabonline.org

d. Makna Anagogis
Kita dapat melihat kenyataan dan kejadian dalam artinya yang abadi, yang
menghantar kita ke atas, ke tanah abadi (Yunani: “anagoge”). Makna anagogis
mencoba menghubungkan peristiwa dengan kematian, penghakiman terakhir,
neraka, dan surga. Pengertian ini sangat nyata dalam perumpamaan Yesus yang
melibatkan penghakiman di akhir waktu, seperti halnya pemisahan domba dan
kambing (Matius 25:31-46).
Makna anagogis menafsirkan hal-hal dalam Kitab Suci menandakan suatu hal
yang berhubungan dengan kemuliaan abadi. Makna anagogis ini tidak terbatas pada
keadaan kemuliaan di Surga, tetapi juga berkaitan dengan partisipasi kontemplatif
dalam realitas surgawi.
Relevansi
Penafsiran Kitab Suci berdasarkan keempat makna ganda Kitab Suci
membangun pemahaman iman umat secara lebih komprehersif terhadap wahyu
ilahi. Salah satu contoh pemahaman makna ganda Kitab Suci dilakukan oleh Santo
Agustinus. Dr. Marcellino D’Ambrosio mengutip salah satu eksegesis (usaha untuk
menafsirkan sesuatu) dari Santo Agustinus tentang perumpamaan Orang Samaria

14 | JUBILEUM MARET 2022


yang Baik Hati. Ia menggambarkan bahwa orang yang jatuh setelah dirampok adalah
seluruh umat manusia. Tokoh orang Samaria yang baik hati yang memberikan
pertolongan dan pengobatan adalah Tuhan Allah. Penyelidikan makna alegoris
lebih lanjut ialah mengidentifikasi orang-orang Yahudi yang tidak beriman, serta
imam dan orang Lewi yang lewat begitu saja. Gereja digambarkan sebagai rumah
penginapan, sakramen digambarkan dengan minyak dan anggur, dan bahkan
keledai mendapatkan makna sebagai daging Yesus Kristus yang diasumsikan dalam
inkarnasi.

Orang Samaria yang baik hati. Sumber: parokicikarang.or.id

Dalam Divino Afflante Spiritu, Paus Pius XII menegaskan kepada para
mahasiswa ilmu Kitab Suci Katolik bahwa para penafsir Katolik hendaknya
melakukan tugasnya, yakni menemukan dan menguraikan makna asli dari Kitab
Suci, serta mendefinisikan dengan jelas arti kata-kata Kitab Suci. Melalui penegasan
kepada para ilmu Kitab Suci tersebut, Paus Pius XII mengajak umat beriman untuk
memahami pesan Kitab Suci secara lebih dalam dan meyeluruh. Sebagaimana
mandat dari Dei Verbum dengan demikianlah “apa yang mau ditampakkan oleh
Allah dengan kata-kata mereka (para hagiograf) dapat ditangkap dengan baik” (Dei
Verbum, 12).

JUBILEUM MARET 2022 | 15


Laporan

Utama

Sosialisasi
BAHAN PENDALAMAN IMAN
Masa Prapaskah 2022

Yohanes Laurensius Bryan Michael Wijaya


Katekis Pusat Pastoral Keuskupan Surabaya

Narasumber, moderator, dan sebagian peserta Sosialisasi Bahan Pendalaman Iman Masa Prapaskah 2022. (Dok. Puspas/Komkat KS)

16 | JUBILEUM MARET 2022


Pertemuan Lokal dalam Zoom Mupas I (2009) dirumuskan Arah
Memasuki masa Prapaskah 2022, Dasar (Ardas) Keuskupan Surabaya,
Komisi Kateketik Keuskupan Surabaya yaitu Persekutuan Murid-murid
mengadakan Sosialisasi Bahan Kristus yang semakin Dewasa dalam
Pendalaman Iman Masa Prapaskah Iman, Guyub, Penuh Pelayanan, dan
2022. Sebenarnya kegiatan sosialisasi Misioner. Sedangkan Mupas II (2019)
ini direncanakan dengan pertemuan menetapkan pilihan strategi pastoral
secara tatap muka di Wisma Betlehem 10 tahun ke depan (2020-2030)
pada tanggal 12-13 Februari 2022 untuk mewujudkan Ardas Keuskupan
dan 19-20 Februari 2022. Namun Surabaya, yaitu Mendewasakan Paroki
karena peningkatan kasus covid-19, Berakar Lingkungan yang Hadir di
pertemuan tatap muka diganti dengan Tengah Masyarakat.
pertemuan online. Tahun 2020 yang ditentukan
Metode pertemuan online tahun pertobatan, sebenarnya
disepakati mengingat beberapa paroki merupakan waktu untuk melakukan
dan stasi dapat menyelenggarakan diseminasi Ardas sebagai hasil Mupas
zoom bareng. Pertemuan tatap muka II. Namun selama 2020 ini terhambat
dilaksanakan di paroki dan/atau di karena pandemi.
stasi masing-masing. Sebagai bagian tahap perwujudan
Kegiatan sosialisasi pilihan strategi pastoral 10 tahun
diselenggarakan 17-18 Februari 2022, ke depan, agenda tahun 2021-2024
masing-masing berlangsung dari jam adalah penguatan jati diri Gereja di
7 hingga 9 malam. Pada hari pertama Lingkungan/Stasi. Pelaksanaannya
diikuti oleh paroki-paroki luar kota dibagi menjadi dua tahap, yaitu 2021-
Surabaya. Kurang lebih ada 103 2022 sebagai tahap kemuridan dan
akun zoom yang bergabung, terlepas 2023-2024 sebagai tahap persekutuan.
dari adanya beberapa paroki yang Selanjutnya tahun 2025-2026 adalah
mengadakan nonton bersama. Pada tahap pendewasaan Gereja Paroki
hari kedua diikuti oleh 117 akun zoom untuk mewujudkan semakin dewasa
dari paroki-paroki di kota Surabaya, dalam Iman, dan tahun 2027-2030
ditambah beberapa paroki luar kota sebagai tahap penguatan kehadiran
Surabaya karena pada hari pertama Gereja di tengah masyarakat
tidak bisa mengikuti. Bertindak mewujudkan penuh pelayanan dan
sebagai narasumber adalah RD. Alexius misioner.
Kurdo Irianto, Ketua Komisi Kateketik Dalam empat tahun ini, kita
Keuskupan Surabaya, dimoderatori diajak untuk mewujudkan Persekutuan
oleh Citra Krismawati, Katekis Paroki Murid-murid Kristus dengan penguatan
Santo Aloysius Gonzaga, Surabaya. umat di Lingkungan dan Stasi. Dimulai
Hasil Musyawarah Pastoral II dari mengenal Yesus, Guru dan Tuhan
Sosialisasi pendalaman iman (2021), bersatu dengan Yesus, Guru
masa Prapaskah 2022 diawali dan Tuhan (2022), menghidupi
dengan mengingat kembali hasil Yesus dalam Keluarga (2023), dan
Musyawarah Pastoral (Mupas). Dalam menghidupi Gereja di Lingkungan/
Stasi (2024).

JUBILEUM MARET 2022 | 17


Tahun 2022: Bersatu dengan Yesus, dalam persekutuan. Selain itu, Ekaristi
Guru dan Tuhan merupakan sumber dan puncak hidup
Dalam kerangka fokus pastoral Gereja sendiri.
yang ditetapkan dalam Mupas II, Masa Prapaskah 2022: Dipersatukan
konteks tantangan di tahun ini Kristus dalam Persekutuan yang
adalah pengetahuan iman umat yang Dihidupi oleh Ekaristi
perlu disegarkan agar semakin umat Dengan lebih mendalami
menghayati ajaran Kristus. Maka Sakramen Ekaristi, umat dapat
bersatu dengan Yesus, Guru dan Tuhan merayakan Ekaristi dengan lebih sadar,
lebih ditekankan pada persatuan lebih aktif, dan mewujudkan buah-
Sakramental, terutama Sakramen buah Ekaristi dalam hidup sehari-hari.
Inisiasi dan Sakramen Penyembuhan. Kondisi pandemi yang
Hal Bersatu dengan Yesus, membuat sebagian besar umat
Guru dan Tuhan difokuskan lagi pada mengikuti Ekaristi secara virtual
Sakramen Ekaristi karena bersatu dapat berpotensi melemahkan
dengan Yesus yang paling sering pemahaman dan penghayatan iman
dialami dan dirayakan oleh Gereja akan Ekaristi. Kondisi pandemi juga

Sakramen inisiasi, salah satu persatuan sakramental untuk bersatu dengan Yesus, Guru, dan Tuhan. Sumber: kristusraja.gereja.cc

18 | JUBILEUM MARET 2022


Dengan lebih mendalami Sakramen Ekaristi, umat
dapat merayakan Ekaristi dengan lebih sadar, lebih
aktif, dan mewujudkan buah-buah Ekaristi dalam
hidup sehari-hari.

dapat mengaburkan penghayatan iman Sedangkan KGK merupakan kumpulan


umat akan hakekat Gereja sebagai ajaran iman Gereja Katolik yang disusun
persekutuan. sebagai konsekuensi pembaruan yang
Secara umum tujuan yang terjadi dalam Konsili Vatikan II.
diharapkan dalam menyadari hakekat Ringkasan materi pertemuan
persekutuan adalah: Pertama, Pendalaman Iman Masa Prapaskah
menegaskan kembali hakekat Gereja 2022
sebagai persekutuan yang dihidupi • Pertemuan 1: Hari Minggu adalah
oleh Ekaristi hari Minggu; Kedua, Hari Tuhan
mendorong umat untuk hadir dalam Hari Minggu merupakan hari Yesus
perayaan Ekaristi serta berpartisipasi Kristus menang atas maut dengan
penuh, aktif, dan sadar dalam perayaan bangkit dari kematian. Gereja
Ekaristi sebagai sumber dan puncak diajak untuk berkumpul sebagai
hidup persekutuan murid-murid persekutuan untuk menguduskan
Kristus; Ketiga, mewujudkan perutusan hidup dengan mendengarkan
umat sebagai rasul-rasul Yesus yang Sabda-Nya dan merayakan Ekaristi.
menghadirkan Gereja di tengah Oleh karena itu, hari Minggu
masyarakat; Keempat, memperkuat dirayakan oleh umat Katolik sebagai
kehidupan lingkungan atau stasi hari Tuhan.
sebagai cara hidup Gereja persekutuan • Pertemuan 2: Bersatu dalam
yang hadir di tengah masyarakat. Tuhan (Ritus Pembuka)
Dalam pendalaman Iman Masa Ritus Pembuka dalam perayaan
Prapaskah 2022, kita belajar dari Ekaristi berfungsi untuk
Ajaran Gereja dalam Konstitusi Liturgi menyatukan dan menyiapkan umat
dan Katekismus Gereja Katolik (KGK). beriman dalam mendengarkan
Konstitusi Liturgi merupakan salah Sabda Allah dan merayakan
satu dokumen yang dilahirkan sebagai Ekaristi. Dalam Ritus Pembuka,
buah pembaruan Gereja dalam Konsili hendaknya umat beriman ikut serta
Vatikan II dan menjadi pedoman dasar bernyanyi, menjawab doa, dan tata
bagi Gereja dalam merayakan Liturgi. gerak dengan sepenuh hati. Ritus

JUBILEUM MARET 2022 | 19


Pembuka dibuka dengan perarakan Dalam persembahan roti dan anggur
imam dan petugas liturgi menuju sebagai persembahan utama dalam
altar, ditutup dengan doa kolekta Ekaristi, umat diajak untuk belajar
atau doa pembuka. mempersembahkan diri.
• Pertemuan 3: Bersabdalah Tuhan, • Pertemuan 5: Inilah Tubuh-Ku,
Hamba-Mu Mendengarkan Inilah Darah-Ku (Liturgi Ekaristi
(Liturgi Sabda) II)
Dalam liturgi Sabda, Allah bersabda Doa Syukur Agung adalah puncak
ketika dibacakan kutipan Kitab Suci perayaan Ekaristi. Di sini Yesus yang
dari meja Sabda, sedangkan umat hadir dan mempersembahkan Tubuh
mendengarkan dan memberikan dan Darah-Nya untuk keselamatan
tanggapan dalam Mazmur, bait umat beriman. Yesus sebagai Imam
pengantar Injil, Kredo, dan doa Agung yang mempimpin seluruh
umat. doa dan sekaligus menjadi kurban

Dalam liturgi Sabda, Allah bersabda ketika dibacakan kutipan Kitab Suci dari meja Sabda. Sumber: www.parokimbk.or.id

• Pertemuan 4: Persembahanku bagi keselamatan kita dengan


dan Persembahanmu (Liturgi memberikan Diri-Nya. Atas perintah
Ekaristi I) Yesus, Gereja menghadirkan kembali
Liturgi Ekaristi diawali dengan Perjamuan Terakhir yang dilakukan
Persiapan Persembahan. Bersama Yesus bersama murid-Nya.
roti dan anggur, yang akan diubah • Pertemuan 6: Bersatu dengan
oleh Yesus menjadi Tubuh dan Darah- Kristus dan Diutus menjadi
Nya, juga persembahan lain seperti Berkat (Komuni Suci dan Ritus
kolekte. Doa-doa yang dari imam Penutup)
menyertai persiapan persembahan. Persatuan dengan Kristus dalam

20 | JUBILEUM MARET 2022


Ilustrasi Doa Syukur Agung. Sumber: unsplash.com

Perayaan Ekaristi dengan menerima Semoga pada proses pendalaman


Tubuh Kristus. Persatuan dengan iman masa Prapaskah 2002 ini,
Kristus disertai dengan Gereja-Nya umat Katolik Keuskupan Surabaya
yang kudus. Gereja adalah Tubuh mengalami pertobatan untuk hadir,
Kristus dan Kristus adalah Kepala berpartisipasi, merayakan dan bersatu
Gereja. Dengan menerima Tubuh dengan Yesus dalam Sakramen Ekaristi.
Kristus, kita dipersatukan dengan Scan Me
Gereja-Nya yang kudus. Persatuan
dengan Kristus dan Gereja-Nya
tentu membuahkan kesediaan
untuk diutus menjadi Saksi Kristus
dalam hidup sehari-hari. Dengan
demikian, Ekaristi yang kita rayakan,
kita teruskan dengan kesediaan Sosialisasi Bahan Pendalaman Iman Masa Prapaskah 2022
untuk “Menjadi Ekaristi, menjadi
Roti yang dipecah dan dibagikan
untuk banyak orang.”

JUBILEUM MARET 2022 | 21


Laporan

Utama

SEJUK
dalam Masa Prapaskah 2022

Felixianus Ali
Kontributor Lepas

RD. Agustinus Tri Budi Utomo, memasang Abu di dahi umat di Gereja Katedral Hati Kudus Yesus Surabaya, pada Ibadat Rabu Abu, Rabu
sore, 2 Maret 2022 (Dok.: Felix Ali)

22 | JUBILEUM MARET 2022


Pembukaan Prapaskah dimulai adalah hakekat kita dari Allah. Ada 5
dengan Ibadat Rabu Abu, 2 Maret 2022. hal penting dalam masa Prapaskah
Di Gereja Katedral Hati Yesus, Surabaya yang disingkat dengan akronim SEJUK.
Misa Rabu Abu dipersembahkan RD. S bermakna sadar dan sesal.
Agustinus Tri Budi Utomo (Romo “Saat menerima abu di dahi, kita sadar
Didik) pukul 18.00 WIB. karena diingatkan kembali bahwa
Menurut Romo Didik, Rabu Abu 90 persen yang kita keluarkan dari
merupakan ritus spiritual orang Katolik kantong adalah untuk hal yang bersifat
yang memuncak pada Tri Hari Suci debu dan hal kedagingan. Manusia
(Kamis Putih, Jumat Agung dan Sabtu dari abu akan kembali menjadi abu,
Suci). Upacara atau ritus tobat setelah entah dimakamkan atau dikrematori
homili berupa penandaan abu di dahi setelah meninggal. Kita juga sadar
kita. Hal tersebut bermakna bahwa kita bahwa pakaian itu bukan lembaran
tidak boleh bersikap sombong karena baju, melainkan adalah hati. Apa yang
kita “diciptakan dari adalah abu dan bersifat kulit dan aksesoris berbeda
akan kembali ke tanah”. Sedangkan dengan hal yang bersifat hakiki, rohani,
nafas yang berada dalam abu tersebut serta jiwa. Jadi puasa bukan masalah

Ilustrasi Rabu Abu. Sumber: www.catholicforlife.com

JUBILEUM MARET 2022 | 23


Dengan memiliki sikap mau berkorban, kita
tidak akan putus asa dan terluka (kepahitan). Semua
ini akan bermuara pada kasih dalam kebangkitan
Kristus

mimik muka maupun makanan, tetapi tersebut kita lakukan agar kita menjadi
adalah masalah kesadaran hati,” jelas efisien dan efektif bagi keselamatan.
Romo Didik. Karena sadar, maka Jangan memboroskan diri dengan hal-
timbul rasa sesal. Kita sesali apa yang hal yang tidak membangun kehidupan.
salah. Sesal bukan berarti terpuruk di Sekali lagi jaga sikap ugahari
dalam kesedihan, bukan terperangkap (sederhana dan bersahaja) kita,” lanjut
di dalam kekecewaan. Sesal adalah Romo Didik.
kesadaran akan sesuatu yang salah, “Huruf akronim keempat, yaitu
lalu mengubahnya menjadi baik. ‘U’ adalah berarti upaya, sesuatu yang
Setelah sadar dan sesal, kita akan harus kita usahakan. Dalam masa
dibawa menuju ‘E’, Empati. Dengan prapaskah ini, tidak usah banyak
empati kita bisa merasakan apa yang berjanji dengan diri sendiri, namun kita
dirasakan sesama kita. Kita bisa selalu mengusahakan sesuatu dalam
merasakan penderitaan sesama seperti hidup ini. Selalu berusaha berbuat baik
apa, kita bisa merasakan penderitaan pada sesama. Berusaha meminta maaf
korban perang Rusia dan Ukraina. ketika melakukan kesalahan. Berusaha
“Empati membawa kita pada berbuat benar dan tidak mengulangi
huruf ‘J’, yaitu jaga diri kita. Karena kesalahan.”
kita bisa memiliki empati terhadap “Terakhir, ‘K’ yaitu Korban. Kita
sesama, baik pasangan, anak, murid, harus berani berkorban. Berkorban
tetangga, dan teman. Dengan empati, untuk mewujudkan perdamaian,
kita bisa merasakan bagaimana orang kebangkitan rohani, dan dunia yang
lain merasa tidak enak kalau disakiti, lebih baik. Dengan memiliki sikap
bagaimana merasakan orang susah mau berkorban, kita tidak akan putus
karena lagi tidak punya uang. Maka asa dan terluka (kepahitan). Semua
kita patut menjaga diri kita dengan ini akan bermuara pada kasih dalam
menjaga lidah, kata-kata, mata, nafsu, kebangkitan Kristus,” tandas Romo
dan keinginan-keinginan lainnya. Hal Didik.

24 | JUBILEUM MARET 2022


Lintas

Komisi

Membangun Strategi
Pastoral Kaum Muda
Melalui temu moderatores komisi omk

Vincentius Narra Bartyan


Katekis Pusat Pastoral Keuskupan Surabaya

Pandemi Covid-19 varian kehidupan menggereja. Hal senada


omicron atau gelombang ketiga tidak disampaikan oleh perwakilan OMK dari
menyurutkan semangat teman-teman Kevikepan Mojokerto dan Kevikepan
OMK untuk bertemu dalam acara Temu Surabaya (Utara, Barat, dan Selatan)
Moderatores yang diselenggarakan pada sesi sharing hari kedua.
oleh Komisi Kepemudaan Keuskupan
Surabaya. Sejak tanggal 4 hingga 6
Februari 2022. Para perwakilan OMK
dari semua kevikepan di Keuskupan
Surabaya berkumpul di Wisma Kartini,
Pacet untuk saling berbagi pengalaman
dan dinamikanya.
Pada hari pertama, para
perwakilan dari Kevikepan Madiun,
Blora, Kediri, dan Blitar menceritakan
dinamika yang telah dilakukan selama
masa pandemi yang berlangsung
selama dua tahun belakangan ini.
Secara garis besar, masing-masing
kevikepan telah mengupayakan banyak
hal untuk menghidupkan OMK yang
sempat “lumpuh” akibat pandemi Ketua Komkep Keuskupan Surabaya, RD. Silvester Elva
dengan berkarya dan menjalankan Permadi. Sumber: orangmudakatolik.net

kegiatan yang mendukung dinamika

JUBILEUM MARET 2022 | 25


Foto bersama para peserta Temu Moderatores Komisi OMK Surabaya yang diselenggarakan 4-6 Februari 2022 di Wisma Kartini, Pacet
(Foto: Vincentius Narra Bartyan).

Usai sesi sharing, Kemudian yang baik untuk membangun strategi


RD. Silvester Elva Permadi (Romo pastoral yang memadai bagi masing-
Elva) selaku Ketua Komisi Orang masing kevikepan dengan melihat
Muda Katolik mengajak peserta kebutuhan serta situasi dari OMK di
melihat hakekat, fungsi, dan tugas kevikepan masing-masing.
dari komisi, sekaligus diperkenalkan Strategi pastoral yang dibentuk
dengan perubahan nama komisi oleh masing-masing kevikepan
dari Komisi Kepemudaan menjadi dituangkan dalam program kerja
Komisi Orang Muda Katolik (KOMK). sebagai bagian dari Rencana Tindak
Apa yang dilakukan KOMK menjadi Lanjut (RTL) yang diharapkan mampu
jembatan penghubung bagi seluruh meningkatkan keterlibatan kaum
OMK Kevikepan dalam menyusun muda di tiap-tiap paroki yang ada di
program kerja. Diharapkan semua Keuskupan Surabaya.
OMK kevikepan dapat memberikan RTL yang disusun oleh masing-
sesuatu yang terbaik dalam pelayanan. masing kevikepan memberikan
Pada sesi ini seluruh peserta diajak sebagian gambaran panoramik
mengenal salib OMK yang terhubung mengenai apa yang mau dicapai oleh tiap
dengan situasi pandemi yang dihadapi kevikepan. Semoga Temu Moderatores
saat ini. KOMK dapat meningkatkan semangat
Acara temu moderatores Komisi pelayanan kepada OMK seluruh paroki
OMK menjadi sebuah momentum di Keuskupan Surabaya.

26 | JUBILEUM MARET 2022


Lintas

Paroki

Pengobatan Gratis
untuk Lansia
di Paroki Regina Pacis, Magetan

Suasana bakti sosial pada peringatan Hari Orang Sakit Sedunia di Paroki Regina Pacis, Magetan pada hari Minggu, 13 Februari 2022
(Dok. Komsos Regina Pacis).

Bertepatan dengan peringatan (lansia) pada Minggu pagi, 13 Februari


Hari Orang Sakit Sedunia, Paroki 2022. Kegiatan ini juga merupakan
Regina Pacis, Magetan mengadakan salah satu acara dalam rangkaian
bakti sosial konsultasi dan pengobatan perayaan pesta emas Paroki Regina
gratis untuk masyarakat lanjut usia Pacis yang tahun ini genap berusia 50
tahun.

JUBILEUM MARET 2022 | 27


Pada kegiatan ini, DPP Paroki Surabaya. Ditambah 2 orang Bidan
Regina Pacis Magetan bersama Romo Dyan Natalia dan Alexia Bero, serta
Paroki membentuk kepanitiaan 3 perawat Florida Hana Dwi Susanti,
yang terdiri dari seksi DPP, Bidang Vinsensia Windi Weningati, dan Wiwik
Kerasulan Umum, Seksi Lansia, Seksi Eviandri.
Pengembangan Sosial Ekonomi (PSE), Demi kelancaran kegiatan,
Seksi Kesehatan, seksi Komunikasi panitia minta para ketua lingkungan
Sosial (Komsos), Satgas Covid Paroki, agar mendata daftar calon lansia dari
PDPKK, hingga kelompok Para Marta. masing-masing lingkungan. Namun
Para nakes yang memberikan demikian, tidak menutup kesempatan
pelayanan adalah Dr. B. Pri Nirwoto bagi lansia yang sebelumnya tidak
Bawono, Sp.M dan dr. Yoki Simamora terdaftar untuk bisa memeriksakan
dari Magetan; Dr. Liliana Neni Isdwiyati kesehatannya. Tercatat jumlah lansia
dari Tuban; Dr. Ricky Wijaya Budiyanto yang berobat dan memeriksakan
dan dr. Bernadette Soubiraus dari kesehatan sebanyak 142 orang.

Paroki Regina Pacis, Magetan. Sumber: keuskupansurabaya.org

28 | JUBILEUM MARET 2022


Seluruhnya merupakan warga paroki, Tanggapan positif dari peserta
baik yang tinggal di dekat paroki baksos demikian terasa. “Pemeriksaan
maupun di stasi-stasi. kesehatan dan pengobatan untuk
Alur pemeriksaan dan konsultasi lansia sangat berguna. Kami berharap
kesehatan diawali dengan pengambilan tidak kali ini saja. Kalau bisa ya 3 bulan
nomor antrian. Kemudian melakukan atau 6 bulan sekali,” ujar Fransiskus
pendaftaran yang sekaligus masing- Madut. Tidak hanya menyalakan
masing peserta akan menerima lembar harapan untuk tetap sehat di masa
anamnese. Selanjutnya pengecekan pandemi, baksos ini juga dirasakan
suhu tubuh, tekanan darah dan berat sebagai wujud perhatian dan kasih
badan. Di meja berikutnya peserta sayang dari seluruh umat dan Romo
akan dilakukan pengecekan kadar Paroki. “Kami lansia sudah tidak bisa
gula darah dan asam urat. Setelah banyak berkarya. Dengan adanya
pemeriksaan oleh dokter, dan masing- kegiatan ini, kami merasa masih sangat
masing peserta diberi kesempatan dihargai, masih disayang umat dan
untuk konsultasi, baik kesehatan Romo,” ungkap Pudentiana.
umum ataupun kesehatan mata. Romo Kepala Paroki RD.
Dokter akan memberikan resep obat Antonius Wahyuliana, CM (Romo
apabila diperlukan. Bagi penerima Wahyu) berharap dengan pengobatan
resep langsung menuju pos bagian gratis ini dapat menjadi berkat bagi
obat. Selain mendapatkan obat sesuai lansia, agar tetap semangat dan sehat
resep dokter, juga mendapatkan di tengah pandemi ini. Romo Wahyu
multivitamin, makan siang, dan paket mengucapkan terima kasih kepada
souvenir berupa peralatan kebersihan seluruh panitia serta para pihak yang
diri. telah bekerja keras sehingga kegiatan
ini dapat terlaksana dengan baik.

Scan Me

Baksos Lansia 2022 Paroki Regina Pacis


(Seksi Komsos Paroki Regina Pacis, Magetan/Kristian Dwi Rahardianto)

JUBILEUM MARET 2022 | 29


Lintas

Paroki

Pelantikan
Koordinator Lingkungan dan
Pengurus Lingkungan
Paroki Santo Hilarius, Klepu, Ponorogo

Luciana Suryani
Sekretariat Paroki Santo Hilarius, Klepu, Ponorogo

Menjelang pelantikan para VII (07.00-08.30 WIB), 20 Februari


koordinator lingkungan dan pengurus 2022. Saat homili, Romo Warno
lingkungan di Paroki Santo Hilarius, membawakan sebuah cerita pendek
Klepu, Ponorogo, diselenggarakan yang diberi judul “Sapi dan Babi”.
pembekalan pada tanggal 18 Februari Diceritakan ada seorang ibu,
2022. Materi pembekalan yang berjudul sebut saja namanya Bu Katarina.
Pegangan Koordinator Lingkungan dan Pada suatu hari ia datang ke pastoran
Pengurus Lingkungan ini dibawakan dan bertanya kepada romo, “Romo,
oleh RD. Matheus Suwarno (Romo mengapa orang-orang, baik ibu-ibu,
Warno) selama kurang lebih 1 jam OMK, bahkan anak REKAT menyebut
(19.00-20.00 WIB). Dalam pembekalan saya pelit? Padahal jika saya mati harta
ini, ada 4 hal yang disampaikan, yaitu: benda saya 50% untuk anak saya dan
Istilah-istilah, Dewan Pastoral Paroki, 50% saya berikan untuk gereja.”
Koordinator Lingkungan dan Pengurus Menanggapi pertanyaan Bu
Lingkungan, dan Catatan. Katarina, Romo Paroki menceritakan
Pelantikan Koordinator dialog antara sapi dan babi. Babi
Lingkungan dan Pengurus Lingkungan merasa selama hidup tidak disukai
diadakan saat Misa Hari Minggu Biasa orang. Babi berkata kepada sapi:

30 | JUBILEUM MARET 2022


Gereja Santo Hilarius, Klepu, Ponorogo (Dok.: Sekretariat Paroki Santo Hilarius)

“Orang-orang selalu memuji badanmu Jawaban sapi, “Mungkin karena saya


yang bagus, matamu yang bening dan memberikan apa yang saya miliki
badanmu yang bersih; sedangkan ketika saya masih hidup, sedangkan
saya kotor. Padahal banyak orang engkau setelah kamu mati.” Menutup
suka daging saya, saya bisa digunakan cerita dalam homili, Romo Warno
untuk sate, daging guling, dan daging melemparkan pertanyaan yang
panggang. Bagaimana dengan engkau; bersifat reflektif pada para koordinator
engkau memberi susu dan membajak lingkungan dan pengurus lingkungan
sawah, mengapa tak seorangpun yang baru dilantik, “Kita memilih
menyukai aku?, mengapa demikian?” menjadi seperti sapi atau babi?”

JUBILEUM MARET 2022 | 31


Materi Pembekalan Pegangan
Koordinator Lingkungan
dan Pengurus Lingkungan
Paroki Santo Hilarius, Klepu,
Ponorogo

I. Istilah-IstilahDewan Pastoral Paroki (DPP)


1. Paroki
Paroki adalah persekutuan umat beriman dalam batas-batas wilayah
tertentu dalam lingkup keuskupan yang bersama-sama menggereja dan reksa
pastoralnya dipercayakan kepada pastor paroki dibawah otoritas Uskup.
2. Wilayah
Wilayah adalah sejumlah lingkungan yang berdekatan.
3. Lingkungan
Lingkungan adalah persekutuan umat beriman yang terdiri dari
beberapa keluarga yang berdekatan.
4. Stasi
Stasi adalah bagian dari paroki. Istilah ini biasanya digunakan di paroki
pinggiran kota dan paroki desa. Maka jarak stasi dari gereja paroki biasanya
agak jauh.
5. Kring
Kring adalah bagian dari stasi yang terdiri dari beberapa keluarga yang
berdekatan.
II. Dewan Pastoral Paroki (DPP)
1. DPP Harian
a. Romo Paroki
b. Romo Rekan
c. Sekretaris
d. Bendahara
e. Ketua Bidang
2. DPP Inti
a. DPP Harian
b. Ketua Seksi
c. Ketua Wilayah atau Koordinator Lingkungan

32 | JUBILEUM MARET 2022


3. DPP Pleno
a. DPP Inti
b. Ketua Lingkungan
c. Wakil-wakil organisasi, biara-biara, dan tokoh-tokoh lain
4. Seksi-Seksi: Badan yang dibentuk demi pelaksanaan suatu tugas pekerjaan
paroki.
III. Koordinator Lingkungan dan Pengurus Lingkungan
1. Tugas Koordinator Lingkungan
a. Mengkoordinasi kegiatan antar lingkungan.
b. Mewakili lingkungan-lingkungan yang berada di dalam lingkungannya di
dalam Dewan Pastoral Paroki.
c. Menyampaikan hasil rapat kepada pengurus lingkungan-lingkungan
yang berada dalam lingkungannya.
2. Tugas Pengurus Lingkungan
a) Menampung dan menyalurkan masalah-masalah yang ada dalam
lingkungan kepada Dewan Pastoral Paroki atau Pastor.
b) Mengadakan pendataan lingkungan.
c) Mengatur pertemuan-pertemuan lingkungan.
d) Mengadakan dan memimpin kegiatan umat lingkungannya sesuai dengan
keputusan dan kebijakan Dewan Pastoral Paroki.
e) Mengusahakan segala sesuatu yang perlu atau bermanfaat untuk
perkembangan hidup lingkungan dan hubungannya dengan masyarakat
sekitarnya.
IV. Catatan
1. Masa bakti Koordinator Lingkungan dan Pengurus Lingkungan untuk 1
periode adalah 3 tahun.
2. Koordinator Lingkungan dan Pengurus Lingkungan dapat di pilih untuk masa
bakti ke 2, jika diusulkan oleh umat Lingkungan dan wajib menyiapkan Kader
(Pengurus Lingkungan) periode berikutnya.

JUBILEUM MARET 2022 | 33


Susunan Koordinator
Lingkungan
dan Pengurus Lingkungan
Paroki Santo Hilarius, Klepu,
Ponorogo
Masa Bakti 20 Februari 2022 - 19 Februari 2025

Koordinator Lingkungan Timur:


Ketua : Robertus Arief Setiawan
Sekretaris : Veronika Sukarmi
Bendahara : Paulina Indah Puspitasari

Pengurus Stasi Santo Vincentius a Paulo, Sendang:


Ketua : Agustinus Candra Prasetya Wardana
Sekretaris : Yohanes Redig Prasetiyo
Bendahara : Bernadeta Retnawati
Seksi Liturgi : Yustina Martutik
Seksi Sosial : Albertus Didik Eko Wahono
Seksi Kematian : Stepanus Davit Handoko

34 | JUBILEUM MARET 2022


Pengurus Lingkungan Santo Yohanes Pembabtis, Sulingan:
Ketua : Yohanes Barta Yudistira
Sekretaris : Gregorius Ribut Danang Supriyanto
Bendahara : Petronella Laurina Rahayu
Seksi Liturgi : Yohanes Eko Yuwono
Seksi Sosial : Albertus Yoppi Purwahadi Prihatmoko
Seksi Kematian : Ignatius Epi Sugeng Sianto

Pengurus Lingkungan Santa Monika, Klepu:


Ketua : Stefanus Sutrisno
Sekretaris : Cesilia Dyah Krisnawati
Bendahara : Fransiska Sri Sunarti
Seksi Liturgi : Cornelius Dasar
Seksi Sosial : Yohanes Kuncoro
Seksi Kematian : Yustinus Suwito

Pengurus Lingkungan Santo Agustinus, Sambi Timur:


Ketua : Mariana Doni Koinul
Sekretaris : Stefanus Bonari
Bendahara : Rosalina Handayani
Seksi Liturgi : Margareta Rinani
Seksi Sosial : Tomas Darmin
Seksi Kematian : Petrus Darmaji

Koordinator Lingkungan Tengah:


Ketua : Agustinus Triwiyono
Sekretaris : Aloysius Dwi Cahyono
Bendahara : Thomas Senun

JUBILEUM MARET 2022 | 35


Pengurus Lingkungan Santo Markus, Sambi Barat:
Ketua : Agustinus Supriyono
Sekretaris : Lukas Sarwono
Bendahara : Yustinus Toimin
Seksi Liturgi : Thomas Senun
Seksi Sosial : Gregorius Dion Adi Wijaya
Seksi Kematian : Yulius Suyatno

Pengurus Lingkungan Santo Ignatius Loyola, Bendo:


Ketua : Yohanes Sartono
Sekretaris : Yohanes Edy Widodo
Bendahara : Agustinus Pujianto
Seksi Liturgi : Florentina Karti
Seksi Sosial : Maria Yuliana Dwi Mulyani
Seksi Kematian : Magdalena Supilah

Pengurus Lingkungan Santo Petrus, Mendung:


Ketua : Yohanes Jemarin
Sekretaris : Agustinus Agata Candra Waskita
Bendahara : Yohana Somiratin
Seksi Liturgi : Ignatius Suyono
Seksi Sosial : Paulus Sawaladi
Seksi Kematian : Lukas Sukatnu

Pengurus Lingkungan Santo Yohanes Rasul, Wareg:


Ketua : Antonius Endrik Setianto
Sekretaris : Stefanus Sardi
Bendahara : Ignatius Sukono
Seksi Liturgi : Tomas Budi Santoso
Seksi Sosial : Paulus Suprapto
Seksi Kematian : Romulus Miseni

36 | JUBILEUM MARET 2022


Koordinator Lingkungan Barat:
Ketua : Paulina Karti
Sekretaris : Yuliana Suyatmi
Bendahara : Ana Nofia Puji Rahayu

Pengurus Lingkungan Santa Luisa, Genengan:


Ketua : Paulus Budi Santoso
Sekretaris : Maria Bernadeta Mamiek Sriboediarti
Bendahara : Yustina Murtini
Seksi Liturgi : Mikael Tumari
Seksi Sosial : Andreas Sugiono
Seksi Kematian : Petrus Sutarno

Pengurus Lingkungan Santo Paulus, Ngapak:


Ketua : Yohanes Jarni
Sekretaris : Imakulata Anjariyah
Bendahara : Elisabet Eli Triana
Seksi Liturgi : Agustinus Darmanto
Seksi Sosial : Agustinus Purwanto
Seksi Kematian : Paulus Budi Santoso

Pengurus Lingkungan Santa Clara, Tanjung:


Ketua : Florentinus Sunyoto
Sekretaris : Luciana Suryani
Bendahara : Yustina Suminten
Seksi Liturgi : Brigita Dwi Ayu Dharwati
Seksi Sosial : Stefanus Agus Wijayanto
Seksi Kematian : Antonius Budi Setianto

Pengurus Stasi Santa Maria, Jurug:


Ketua : Agustinus Wiyono
Sekretaris : Brigitta Pudji Wahjuti
Bendahara : Teresia Marsuci
Seksi Liturgi : Wilfridus Jeramat
Seksi Sosial : Ignatius Suhardi
Seksi Kematian : Paulus Puja Wahyu Argo

JUBILEUM MARET 2022 | 37


Lintas

Paroki

Pasar Murah Jilid XI


Paroki Santo Hilarius,
Klepu, Ponorogo

Luciana Suryani
Sekretariat Paroki Santo Hilarius-Klepu

Salah satu ungkapan tobat ialah Aksi Puasa Pembangunan (APP)


yang diharapkan mempunyai nilai pembaharuan pribadi dan nilai solidari-
tas tingkat lingkungan, paroki, keuskupan, dan nasional. Hendaknya di se-
tiap paroki berdasarkan masukan dari lingkungan mengadakan kegiatan
sosial konkret yang membantu masyarakat, misalnya donor darah, pasar
murah dan lain-lain.
(Ketentuan Pastoral Keuskupan Regio Jawa 2017, pasal 138 No. 2.b ten-
tang Hari Tobat, peraturan puasa dan pantang pada ketentuan no. 5)

Pasar murah merupakan salah minyak goreng, mi instan dan garam


satu kegiatan rutin dua bulanan dapur dengan harga 25-30% lebih
Paroki Santo Hilarius, Klepu, murah dari harga pada umumnya.
Ponorogo sejak 17 Juli 2020. Pada Selain sembako juga dijual
hari Selasa 22 Maret 2022, Pasar pakaian layak pakai dan alat dapur
Murah sudah memasuki ‘Jilid XI’. atau barang apapun yang sangat
Pada kegiatan yang bertempat dibutuhkan oleh umat dan masyarakat
di aula paroki dan halaman pastoran terutama di pedesaan. Barang-barang
ini, biasanya panitia yang terdiri dari seperti pakaian layak pakai, alat
anggota WKRI DPC Santo Hilarius dapur, dan sebagainya diperoleh dari
dan RD. Ferdinandus Eltyson Prayudi sumbangan berbagai paroki, dari
(Romo Yudi) selaku Koordinator komunitas-komunitas, serta keluarga-
menyediakan 500-600 paket sembako keluarga di Keuskupan Surabaya.
yang terdiri dari beras, gula pasir,

38 | JUBILEUM MARET 2022


Suasana antrian Pasar Murah Jilid XI Paroki Santo Hilarius, Klepu, Ponorogo yang dilaksanakan Selasa pagi, 22 Maret 2022 (Dok.:
Sekretariat Paroki Santo Hilarius).

Karena banyak umat maupun


warga non Katolik sekitar paroki
yang kesulitan memperoleh sembako,
terutama minyak goreng maka
kehadiran pasar murah ini sangat
dinanti-nantikan. Hal ini bisa dilihat
antusiasme masyarakat dalam
menghadiri kegiatan pasar murah.
Untuk tetap menjaga
protokol kesehatan, panitia selalu
menganjurkan para peserta untuk
mengecek suhu, mencuci tangan dan
selalu menggunakan masker sebelum
memasuki area kegiatan. Selain itu juga
diterapkan sistem shift atau bergiliran
sesuai dengan wilayahnya sehingga
tidak terjadi kerumuman. Pasar murah
biasanya dimulai pukul 09.00-13.00
WIB sehingga setiap Wilayah (yang
terdiri dari 4 lingkungan dan Stasi)
diberi waktu satu jam untuk hadir. Hal
tersebut dicantumkan dalam kupon
yang dibagikan kepada calon pembeli.
Mengingat antusiasme
masyarakat, panitia berupaya terus
untuk mengadakan kegiatan pasar
murah. Tentunya keberlangsungan Kupon Pasar Murah yang dibagikan pada calon
pembeli (Dok.: Sekretariat Paroki St. Hilarius, Klepu)
kegiatan ini tidak lepas dari
dengan dukungan para donatur.
Rencananya Pasar Murah jilid XII
akan diadakan pada bulan Mei 2022.

JUBILEUM MARET 2022 | 39


Flyer Pasar Murah jilid X yang diselenggarakan 20 Januari 2022 (Dok.: Sekretariat Paroki St. Hilarius, Klepu)

40 | JUBILEUM MARET 2022


Lintas

Paroki

Melayani dengan Sukacita


Rekoleksi Pengajar dan Panitia Komuni Pertama
Paroki HKY, Surabaya

Daniel Gesang
Seksi Komsos
Paroki Hati Kudus Yesus, Surabaya

“Mengapa aku melayani?” adalah Menurut Diakon Adit, ada 3 hal


pertanyaan pemantik yang dilontarkan yang salah dalam pelayanan, yaitu:
Diakon Robertus Belarminus Aditya melayani dengan berharap imbalan,
Wahyu Nugraha (Diakon Adit) saat melayani berarti masuk Surga,
rekoleksi pembina BIAK dan Panitia melayani dengan menggampangkan.
Komuni Pertama Paroki Hati Kudus Ketiga hal tersebut dilemparkan
Yesus (HKY), Surabaya yang diadakan sebagai pertanyaan-pertanyaan
di Griya Samadi Resi Aloysii, Claket reflektif pada para peserta yang dibagi
pada tanggal 15-16 Januari 2022. menjadi 4 kelompok. Pernahkan kita
Pelayanan merupakan teladan melayani tetapi berharap imbalan?
yang diajarkan oleh Yesus Kristus Pernahkan kita melayani dengan
sendiri. Sebagaimana disebutkan dalam menggampangkan tugas? Pernahkah
Markus 10:43-45 bahwa “Tidaklah kita pelayanan yang disertai sikap iri
demikian di antara kamu. Barangsiapa hati, marah, kecewa ? Sesungguhnya
ingin menjadi besar di antara kamu, bagaimana kita harus melayani?
hendaklah ia menjadi pelayanmu, Siapakah teladan dalam pelayanan?
dan barangsiapa ingin menjadi yang Ada berbagai tanggapan
terkemuka di antara kamu, hendaklah dari 4 kelompok peserta terhadap
ia menjadi hamba untuk semuanya. pertanyaan-pertanyaan di atas.
Karena Anak Manusia juga datang Mengenai pelayanan dengan harapan
bukan untuk dilayani, melainkan untuk imbalan; Kelompok I, II, IV menganggap
melayani dan untuk memberikan berharap imbalan adalah sesuatu yang
nyawa-Nya menjadi tebusan bagi manusiawi, sedangkan Kelompok III
banyak orang.” (bandingkan Matius menganggap berharap imbalan adalah
20:26-28) tabu. Sedangkan mengenai teladan

JUBILEUM MARET 2022 | 41


Para peserta Rekoleksi Pengajar dan Panitia Komuni Pertama Paroki Hati Kudus Yesus, Surabaya. Acara berlangsung di Griya Samadi
Resi Aloysii, Celaket, 15-16 Januari 2022 (Dok.: Komsos HKY Surabaya)

dalam pelayanan, ada yang menjadikan dan bahwa aku tidak mempergunakan
Yesus Kristus sendiri sebagai teladan, hakku sebagai pemberita Injil.
ada pula orang tua dan guru. Sungguhpun aku bebas terhadap semua
Pelayanan dengan tulus dan sukacita orang, aku menjadikan diriku hamba
Sesi hari kedua diawali dengan dari semua orang, supaya aku boleh
paparan dasar dari pelayanan itu memenangkan sebanyak mungkin
sendiri, yaitu spiritualitas dalam orang.”
Katolik, yaitu: Tuhan adalah sang Mendapat kesempatan dalam
pemberi makna hidup, spiritualitas melakukan pelayanan bukanlah suatu
Tritunggal yang berpusat pada Kristus, kebetulan. Kita adalah murid-murid
kekudusan; serta iman, harapan, dan Kristus yang terpilih dan diutus. Oleh
kasih karena itu kita harus memiliki kharisma
Mengajar dan mendampingi pelayanan yang diperoleh dengan
pembinaan komuni pertama adalah memperluas khasanah pengalaman
wujud pelayanan dalam bidang iman dan pengetahuan.
pewartaan yang harus dilakukan Ada beberapa hal yang harus kita
dengan tulus dan sukacita. Sebagaimana miliki dalam membagikan pengalaman
yang tertulis dalam I Korintus 9:18- iman dan pengetahuan (Katolisitas),
19 bahwa: “Kalau demikian apakah yaitu mempu memahami konteks
upahku? Upahku ialah ini: bahwa aku pengajaran, mampu menjadi telinga
boleh memberitakan Injil tanpa upah, bagi murid, serta mempersiapkan

42 | JUBILEUM MARET 2022


sarana dan prasarana pengajaran yang Dalam menutup rekoleksi kali
menarik tentunya. ini, Diakon Adit berpesan pada para
Ada satu frasa dalam bahasa peserta, dalam hal ini tim katekese
Latin yang dapat menjadi dasar sikap agar tetap tunggal karep (satu tujuan/
kita dalam melayani, yaitu Servus satu hati), siap dibina oleh berbagai
servorum Dei yang berarti menjadi kesulitan, selalu membina relasi dengan
abdi dari segala abdi, atau hamba dari Tuhan dan sesama, siap melayani kapan
segala hamba Allah. Istilah ini sering pun, di mana pun pada anak atau umat
digunakan Paus Fransiskus dalam yang membutuhkan, serta menjadikan
menyebut dirinya. Kristus sebagai teladan utama.

Kalau demikian apakah upahku? Upahku ialah ini: bahwa


aku boleh memberitakan Injil tanpa upah, dan bahwa
aku tidak mempergunakan hakku sebagai pemberita
Injil. Sungguhpun aku bebas terhadap semua orang, aku
menjadikan diriku hamba dari semua orang, supaya aku
boleh memenangkan sebanyak mungkin orang.

1 Korintus 9:18-19

JUBILEUM MARET 2022 | 43


Paroki Santo Hilarius, Klepu, Ponorogo. Sumber ilustrasi: yomaps.net

Serba-

Serbi

Connecting Person
Gathering & Rekoleksi Pendamping
BIAK Kevikepan Madiun
di Paroki Santo Hillarius, Klepu

Willibrordus Sudi Wijana


Pendamping BIAK Santa Maria, Ponorogo

Riuh tepuk tangan terdengar diiringi senyum dan tawa peserta,


saat Felicitha Ignatia (Kak Feli), secara resmi Rekoleksi dan Gathering
Ketua Pendamping BIAK (Bina Iman Pendamping BIAK Kevikepan Madiun
Anak Katolik) Kevikepan Madiun dimulai pada hari Sabtu, 12 Februari
yang bertindak sebagai seksi acara 2022 pukul 17.00 WIB di ruang
mengumumkan bahwa hasil SWAB PCR pertemuan Paroki Santo Hilarius,
semua peserta adalah negatif. Dengan Klepu, Ponorogo.

44 | JUBILEUM MARET 2022


Tujuan dari acara yang bertema akrab dengan Yesus sebagai pribadi
Connecting People ini menjadi ajang yang menjadi semangat utama para
pertemuan dan perkenalan pendamping pendamping. Yesus bukan hanya
BIAK se-kevikepan Madiun agar untuk diketahui sebagai pengetahuan,
masing-masing pendamping saling tetapi juga dialami dalam pengalaman
menimba pengalaman dan inspirasi. sehari-hari. Sehingga pendamping
Diharapkan agar muncul karya atau BIAK membagikan pengalaman iman
pemikiran baru yang terwujud dalam kepada anak-anak. Selain itu, karena
lagu, yel-yel, dan permainan baru peran dan berkat yang dimiliki oleh
untuk kebutuhan pendampingan BIAK. masing-masing pendamping berbeda,
Melalui kegiatan ini pula, hendaknya para pendamping saling
diharapkan Romo Moderator semakin melengkapi, agar pelayanan akan
mengenal pengurus dan pendamping semakin maksimal jika dikerjakan
BIAK di tujuh paroki, yaitu: Santo bersama-sama”, jelas Romo Yudi.
Hilarius Klepu, Ponorogo; Santa Maria, Tema acara Connecting Person
Ponorogo; Santo Cornelius dan Mater yang diambil untuk ‘menyambung’
Dei, Madiun; Regina Pacis, Magetan; para pendamping BIAK yang memiliki
Santo Yosef, Ngawi; dan Paroki baru berbagai latar belakang, baik guru di
Kristus Raja, Ngrambe. Dari masing- sekolah, seorang ibu rumah tangga,
masing tersebut diwakili enam peserta mahasiswa, pengusaha, dan sebagainya.
termasuk panitia. Dalam pelaksanaan acara,
Dalam sambutannya, RD. berbagai nyanyian, tarian (gerak lagu),
Ferdinandus Eltyson Prayudi (Romo dan permainan (games), baik yang
Yudi) sebagai Moderator BIAK sudah dikenal maupun baru dibuat
menyampaikan betapa penting peran secara dadakan tercurah dalam acara
pendamping BIAK dalam penyiapan sehari semalam sebagai pemecah
generasi penerus dan perkembangan kebekuan (ice breaker).
Gereja. “Pertama, pendamping Beberapa permainan yang
harus mempunyai hubungan yang dilakukan antara lain Big Bomb dipandu

Foto bersama Gathering & Rekoleksi Pendamping BIAK Kevikepan Madiun di Paroki Santo Hilarius, Klepu, Ponorogo. Kegiatan
berlangsung 12-13 Februari 2022. (Dok.: kontributor)

JUBILEUM MARET 2022 | 45


Big Bomb, salah satu permainan dalam acara Igathering & Rekoleksi Pendamping BIAK Kevikepan Madiun di Paroki Santo Hilarius,
Klepu, Ponorogo, 12-13 Februari 2022 (Dok. Kontributor).

oleh kak Intan dari Paroki Santa Hilarius Klepu yang mengajarkan
Maria, Ponorogo. Big Bomb dilakukan kepercayaan pada teman, kesabaran,
di luar ruangan dan mengharuskan mendengarkan, dan kerja tim. Tampak
peserta permainan rela berbasah- suasana ceria seluruh peserta dalam
basah. Selanjutnya adalah permainan mengikuti setiap permainan.
Keindahan Berbagi yang cukup Connecting Person ditutup
inspiratif dan disajikan oleh Teressa dengan misa Minggu siang (12.00
Rugabi Dhammawanti (Kak Gabi) dari WIB), 13 Februari 2022 yang dipimpin
Paroki Santo Yosep, Ngawi. Permainan oleh oleh Romo Yudi. Dalam sesi foto
ini mengajarkan peserta untuk bersama terdengar beberapa peserta
peduli dan berempati pada sesama di saling bertanya, “Kapan ya bisa ketemu
sekitarnya. Ada permainan berjalan lagi?” Tampaknya gathering dan
dengan mata tertutup yang dipandu rekoleksi ini menjadi saat indah dan
Aulia Okta Putri (Kak Aulia) dari Santo mengesankan bagi para kakak-kakak
pendamping BIAK Kevikepan Madiun.

46 | JUBILEUM MARET 2022


Ilustrasi perang. Sumber:unsplash.com

Serba-serbi

Antara Iman dan Perang


Frederikus Admajaya Ndalung, S. Fil
Pengajar SD Katolik Santo Yosef, Kediri
Alumni STFT Widya Sasana, Malang

Iman dan perang merupakan dua fenomen yang bertolak belakang. Iman
menuntun manusia untuk menciptakan perdamaian, keharmonisan, membangun
kasih peraudaraan, menempatkan manusia di atas segala-galanya. Kesadaran iman
tersebut tidak terlepas dari kehendak Allah sebagai sumber cinta. Perang menuntun
manusia pada tindakan kekerasan yang mengakibatkan terjadi kematian fisik dan
kecacatan mental manusia. Ukraina dan Rusia merupakan dua negara beriman
yang sedang berada dalam situasi peperangan. Mengapa hal itu bisa terjadi?
Perang
Perang merupakan fenomen dalam sejarah kehidupan manusia. Manusia
adalah pencipta dan pelaku perang itu sendiri. Mengapa manusia berperang?
Perang terjadi karena faktor politik, ekonomi, sosial dan sebagainya. Keputusan
untuk berperang tentu menjadi polemik. Pada satu sisi, keputusan perang
melanggar hak asasi manusia, secara khusus hak hidup. Dalam perang tentu yang
dipertaruhkan adalah nyawa manusia. Ketika seseorang gugur dalam medan perang
hak hidupnya dicabut dari lingkaran komunitasnya, negara, keluarga, anak, istri dan

JUBILEUM MARET 2022 | 47


sebagainya. Satu orang yang gugur bisa meninggalkan luka bagi orang-orang yang
menyanyanginya dan kehormatan duniawi bagi profesinya. Pada sisi lain, perang
dipandang sebagai solusi puncak karena ketidakkesepakatan dua komunitas yang
bertikai. Dalam hal ini, mereka berperang untuk menunjukkan siapa yang lebih
kuat dan sekaligus untuk melempiaskan kemarahan terhadapnya musuhnya.
Perang, seperti antara Rusia dan Ukraina terjadi antara dua negara yang
memiliki kedaulatannya masing-masing. Perang kedua negara tersebut lebih
dipengaruhi oleh faktor politik. Perbedaan pandangan politik kedua negara “kulit
putih” itu tentu tidak berlangsung singkat tetapi sudah berlangsung lama. Negosiasi
demi negosiasi tetapi belum menemukan keputusan yang seimbang. Perang
yang terjadi bisa dikatakan sebagai akumulasi dari rasa benci dan pelampiasan
kemarahan yang tidak terbendung. Bisa jadi bagi kedua negara tersebut perang
sebagai bentuk pemecahan atas persoalan yang mereka alami.
Berbagai kecaman yang datang dari berbagai negara lain merupakan
ungkapan kesadaran manusia akan nilai hidup dan kebebasan warga masyarakat
kedua negara. Masyarakat kedua negara tersebut tentu ingin menikamati kehidupan
mereka, menata masa depan bagi anak-anak, meniti karir bagi kaum muda, dan
sebagainya.
Perang selalu membawa berbagai dampak negatif bagi negara yang berperang.
Pada sisi ekonomi terasa pada akses transaksi perdagangan berhenti, pasar tidak
berjalan lancar, yang tentunya membawa penderitaan bagi masyarakat. Pada sisi
sosial, terjadi retaknya relasi sosial antara dua negara bersengketa maupun dalam
negara itu sendiri. Bisa jadi menimbulkan protes dari masyarakat sipil kepada
pemerintah yang berujung chaos atau kehancuran. Dari sisi fisik dan psikologis,
dampak terjadinya perang terasa bagi mereka yang mengalami luka-luka, cacat,
gangguan psikologis (trauma), dan sebagainya. Singkat kata, perang membawa
kehancuran.
Saat ini, kita menyaksikan penderitaan masyarakat, baik Ukraina maupun
Rusia. Gambaran penderitaan mereka tentu menjadi teguran bagi kita bahwa
perang itu bukan solusi atas persoalan tetapi membawa masalah yang lebih serius.
Iman
Secara sederhana kita memahami iman sebagai percaya dan taat kepada Allah.
Kita percaya sebab Allah merupakan sumber hidup manusia dan sekaligus pemberi
perintah untuk dilakukan manusia. Taat kepada Allah dalam arti kita melaksanakan
apa yang menjadi perintah-Nya. Dengan demikian, secara objektif orang beriman
mempunyai suatu landasan hidup yang menuntun mereka pada suatu tindakan
subjektif yaitu sikap saling menghargai, menghormati satu terhadap yang lain.
Persoalan yang muncul dalam penghayatan iman ketika ada faktor eksternal
dimasukan ke dalam penghyatan iman itu. Ketika sepuluh perintah Allah diberikan
Allah kepada Musa, Allah mengingatkan supaya jangan ditambahkan atau dikurangi.
Yesus menegaskan hal itu, dengan suatu pernyataan, siapa yang menghilangkan
satu kata pun dari Hukum Taurat, orang tersebut akan mengalami hukuman.
Yesus sendiri pun datang bukan untuk menguranginya tetapi untuk menggenapi.
Dengan demikian, ketika penghayatan iman terkontaminasi dengan kepentingan

48 | JUBILEUM MARET 2022


spiritualitas egosentris, maka penghayatan tersebut berorientasi pada kenikmatan
dunia yang menjerumuskan manusia pada tindakan amoral dan merendahkan nilai
kemanusiaan.
Kita mengenal Ukraina dan Rusia sebagai negara yang beriman. Pemimpin
dan masyarakatnya percaya kepada Allah sebagai sumber kehidupan dan
penuntun kehidupan manusia. Mestinya mereka mempunyai landasan spiritual
yang menuntun sikap mereka pada apa yang menjadi perintah Allah. Gambaran
tersebut serentak mengarahkan logika kita pada suatu titik cerah yaitu negara-
negara tersebut senantiasa mampu membangun sikap saling menghormati dan
menghargai sesamanya, menghargai kedaulatan negara lain dan sebagainya.
Terkait dengan perang Ukraina dan Rusia saat ini, logika yang kita
bangun sekejap runtuh. Perang bukanlah perintah Allah. Perang merupakan
kehancuran manusia. Perang merupakan egosentris manusia. Tetapi itu terjadi
dalam penghayatan iman manusia. Penghayatan iman jadinya hanya merupakan
penghayatan di tanah berbatu dan berduri. Ketika godaan egosentris datang,
runtuhlah penghayatan imannya. Ukraina dan Rusia berada dalam godaan
egosentris. Perang yang mereka lakukan merenggut banyak nyawa, menimbulkan
sengsara, dan merendahkan nilai kemanusiaan.
Iman terkontaminasi dengan kepentingan politik “hitam”. Padahal hakekat
politik yang baik adalah membangun, menjamin kebebasan, memberi ruang
ekpsresi talenta manusia. Politik menjadi monster yang beringas ketika pelakunya
menjunjung tinggi egosentris demi kepentingan satu pihak.

Perang itu bukan solusi atas persoalan


tetapi membawa masalah yang lebih
serius.

JUBILEUM MARET 2022 | 49


Sumber ilustrasi : www. aussiedlerbote.de

Perjuangan Cinta
Perang menimbulkan kecaman dari berbagai pihak yang mencintai orang
tua, anak-anak, tanah kelahiran, kedamaian, keharmonisan. Paus Fransiskus turut
memberikan dukungan spiritual demi perdamaian Rusia dan Ukraina.
Perang bukanlah solusi untuk menyelesaikan persoalan, alih-alih menambah
persoalan. Negosiasi dari hati ke hati merupakan jalan terbaik untuk menemukan
jalan keluar. Negosiasi bewujud dialog dapat menghasilkan mengambil keputusan
elok tanpa ada pihak yang dirugikan. Dari dialog kita bisa memahami apa yang
menjadi kebutuhan pihak lain, dan pada akhirnya kita membangun sikap saling
menghargai.
Rasul Paulus pernah mengatakan “Kalahkanlah kejahatan dengan kebaikan”
(lihat Roma 12:21). Perang merupakan kejahatan yang menjelma dalam diri
manusia. Kebaikan adalah iman yang menuntun kita untuk mencintai Allah dan
sesama.
Iman perlu dinyatakan dalam keseharian. “Jika iman itu tidak disertai tanpa
perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati,” ujar Rasul Yakobus (lihat
Yakobus 2:17). Sikap saling menghargai, menghormati adalah ekspresi iman
yang nyata. Lakukanlah apa yang kau kehendaki agar orang lain melakukannya
kepadamu.

50 | JUBILEUM MARET 2022


Sumber gambar: www.st-peters-basilica-tickets.com

Serba-serbi

Gereja yang Birokratis


dan Gereja yang Murah Hati
Fr. Kristoforus Krisna Setiawan
Mahasiswa Institut Yohanes Maria Vianney
Surabaya

Sekitar 2 tahun lalu, seorang ibu mengayuh sepedanya di tengah hujan untuk
bertemu dengan ketua lingkungan. Ia ingin agar dibantu dalam proses pemakaman
suaminya secara Katolik. Usut punya usut, suaminya adalah seorang Katolik yang
sudah lama tidak pergi ke gereja, juga tak pernah ikut doa lingkungan. Sama dengan
suaminya, ibu itu juga sudah lama tidak pernah ikut kegiatan gereja.
Usai bertemu ketua lingkungan, ibu tersebut menerima kenyataan pahit. Si
ketua lingkungan tidak bisa membantu proses pelayanan pemakaman karena ibu
itu tidak memiliki surat-surat untuk administrasi pemakaman secara Katolik. Sang
ketua lingkungan khawatir akan “dihujat” oleh umat yang lain dengan kata-kata,
“Tidak pernah aktif di Gereja kok tiba-tiba kalau mati butuh bantuan Gereja”. Sang
ibu pun pulang dan mencari tempat lain yang bisa memberikan layanan pemakaman
suaminya.
Mungkin kita akan mengerutkan dahi mendengar kisah yang benar-benar
terjadi seperti itu. Bisa jadi kita juga akan mengalami hal serupa. Saat hendak
mengurus kematian, meminta Sakramen Pengurapan, atau hal lainnya, kita bisa
terhalang oleh proses yang panjang dan kadang terkesan rumit. Surat A, iuran B,
administrasi C, dan lain-lain yang harus dimiliki sebelumnya untuk mengurus
sesuatu. Sebenarnya kelengkapan administratif memang bertujuan positif,
demi kerapian dan ketertiban pelayanan, agar LPJ bisa disusun dengan rapi dan
dipertanggungjawabkan dengan baik. Tapi masalahnya seringkali hal-hal demikian
dilakukan dengan sangat ketat sehingga rentan jatuh pada sikap birokratis.

JUBILEUM MARET 2022 | 51


Gereja yang Birokratis
Gereja yang terlalu birokratis adalah Gereja yang lupa akan jatidirinya sebagai
lembaga yang kelihatan (visible) sekaligus tak kelihatan (invisible). Seolah, Gereja
menjadi lembaga formal bak kantor dinas pemerintahan, yang peraturan dan
syarat administrasinya bersifat kaku dan mutlak diikuti agar umat disebut sebagai
anggota Gereja yang taat.
Gereja yang terlalu birokratis seakan menjadi Gereja yang pongah dan
dangkal sehingga lupa akan tujuannya untuk menjadi rumah bagi semua orang,
khususnya mereka yang lemah dan tersingkir. Beberapa contohnya adalah jika
tidak bisa memakai google form, maka tidak bisa mengikuti pelajaran komuni
pertama; jika tidak mengurus administrasi kematian, maka tak boleh dimakamkan
secara Katolik; jika tidak punya surat bukti warga lingkungan sekitar, maka tidak
bisa menerima pelayanan sakramental. Jika Gereja masih sibuk dengan hal-hal
birokratis, maka apa bedanya Gereja dengan kantor pemerintahan yang terkenal
dengan basa-basi formalitasnya?
Gereja yang terlalu birokratis juga kadangkala mempersulit umat yang ingin
bertemu dengan Romo. “Apakah sudah buat janji? Apakah sudah ada izinnya? Apakah
sudah dirujuk oleh ketua lingkungan?”. Beberapa pertanyaan itu dasarnya memang
membantu ketertiban pelayanan Gereja. Tapi perlu disadari bahwa ada umat yang
minder untuk datang ke pastoran dan tidak tahu siapa pengurus lingkungannya.
Mungkin karena umat tersebut adalah orang perantauan atau baru mengenal iman
Katolik.
Gereja yang Murah Hati
Gereja bukanlah hakim atau lembaga penghukum orang-orang yang tidak
taat atau tidak aktif mengikuti kegiatan keagamaan. Paus Fransiskus berulang
kali menegaskan dalam homili-homilinya agar Gereja mau keluar dari dirinya dan
mencari domba-domba yang menderita. Alih-alih arogan dan birokratis, Gereja
mestinya berusaha menampilkan hidup dengan semangat kasih dan wajah yang
murah hati demi merangkul semua orang. Bahkan siap menerima orang-orang
yang datang kepadanya agar mereka bisa merasakan kasih Allah. Lebih tegas
bahwa Gereja harus “berkeringat, kotor, bahkan berdarah” dalam pelayanannya
demi keselamatan jiwa-jiwa (cura animarum).
Di sisi lain, terkait proses administrasi Gereja yang tertib sebagaimana instansi
pada umumnya. Gereja merupakan lembaga administratif yang memiliki organisasi
terstruktur dan jelas. Jiwa administrasi terutama adalah berjiwa pelayanan. Dari
akar bahasa Latin, ad- berarti untuk dan ministrare berarti ‘melayani’. Maka, hakikat
proses administrasi adalah untuk melayani, bukan menghakimi.
Akhirukallam, tulisan ini hanyalah refleksi agar kita tidak menjadi anggota
Gereja yang birokratis. Kita adalah Gereja yang murah hati, tapi tidak murahan.
Kita adalah Gereja yang melayani semua orang, termasuk yang dipinggirkan,
sakit, hingga yang sudah lama tidak berdoa. Semoga semua orang akan semakin
merasakan kasih Kristus di dunia melalui hadirnya Gereja.

52 | JUBILEUM MARET 2022


Seminarium

Festival Teologi 2022

Ilustrasi buku teologi. Sumber ilustrasi www.worthpoint.com

Fr. Gabriel Gallileo


Mahasiswa Institutum Theologicum Ioannis
Mariae Vianney Surabayanum

Mulai 21 November 2021 Beberapa kegiatan yang


hingga 24 Januari 2022 lalu, Institut diselenggaran adalah lomba bercerita
Yohanes Maria Vianney, Surabaya yang diikuti siswa-siswi Katolik yang
menyelenggarakan rangkaian acara berada di wilayah Keuskupan Surabaya,
Festival Teologi 2022. Kedepannya, lomba esai mahasiswa-mahasiswi
Festival Teologi bakal menjadi rutinitas tingkat nasional, dan puncaknya
tahunan untuk menciptakan kultur adalah seminar Hermeneutika:
akademis, baik bagi para dosen, Suatu Pandangan Panoramik untuk
dan mahasiswa; sekaligus untuk Belajar Filsafat dan Teologi yang
membangun ketertarikan umat dalam diselenggarakan Senin pagi, 24 Januari
belajar teologi. Tema yang diusung 2022, bertepatan dengan hari studi
adalah “Sakramen-Sakramen dalam Santo Aquinas, bertempat di Ruang
Gereja Katolik”. Teater Timur Universitas Katolik Widya

JUBILEUM MARET 2022 | 53


Ilustrasi Santo Yohanes Paulus II sebagai patron bagi Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya.
Sumber ilustrasi : www.renunganhariankatolik.id

Mandala Surabaya (UKWMS) Kampus (UKWMS). Penyerahan surat deklarasi


Pakuwon City. ini serahkan oleh Vikaris Jenderal
Dalam lomba bercerita, Juara I Keuskupan Surabaya RD. Yosef Eko
diraih oleh Elisabeta Luon Mega dari Budi Susilo kepada Rektor Universitas
SMAK Santo Stanislaus, Surabaya; Katolik Widya Mandala Surabaya Drs.
Juara II Michael Marcellino dari SMAK Kuncoro Foe, G.Dip.Sc., Ph.D.
Santo Hendrikus, Surabaya; dan Juara Harapan Mgr. Sutikno,
III Virginia Tarida dari SMAK Karitas 3, sebagaimana disampaikan Romo Eko,
Surabaya. Sedangkan dalam lomba esai, dengan dijiwai oleh Santo Yohanes
Juara I diraih Gregorius Peitra dari BRI Paulus II, seluruh gerak dan suasana
Institute, Jakarta; Juara II Feby Cantika akademis di Universitas Katolik Widya
dari Perbanas Institute, Jakarta; dan Mandala Surabaya akan semakin
Juara III Ignasius Rio dari STKIP Widya terbuka terhadap dialog dan diskusi
Yuwana, Madiun. dengan banyak pihak. Pemilihan
Sebagai bagian dari rangkaian Santo Yohanes Paulus II sebagai
Festival Teologi 2022, Uskup Surabaya patron universitas menjadi semangat
Mgr. Vincentius Sutikno Wisaksono menyadari peranan iman dan akal budi
mendeklarasikan Santo Yohanes Paulus demi memperoleh kebenaran yang
II sebagai patron bagi Universitas sejati, seperti yang diungkapkan oleh
Katolik Widya Mandala Surabaya Santo Yohanes Paulus II dalam Fides et

54 | JUBILEUM MARET 2022


Fr. Vincentius Agsuko Wiguna, RP. Emmanuel Prasetyono, CM, dan RD. Stefanus Iswadi Prayidno; sebagai moderator, pembawa materi,
dan penanggap materi seminar Hermeneutika: Suatu Pandangan Panoramik untuk Belajar Filsafat dan Teologi yang diselenggarakan
Senin (24/1) sebagai puncak rangkaian acara Festival Teologi 2022 yang diselenggarakan Institutum Theologicum Ioannis Mariae
Vianney Surabayanum. (Dok.: Imavi/Galileo)

Ratio bahwa “iman dan akal budi adalah memiliki wawasan yang luas akan
seperti dua sayap yang oleh keduanya imannya, serta mampu menemukan
jiwa manusia tiba kepada kontemplasi kebenaran-kebenaran melalui
kebenaran”. penalaran yang logis dari pergulatan
Menurut saya, antusiasme para iman setiap hari.
peserta lomba cukup tinggi, baik pada Semoga Festival Teologi ini
lomba bercerita maupun esai. Hal menjadi wadah bagi kita semua untuk
tersebut tampak dari tema maupun memliki budaya belajar dan semakin
kajian persoalan yang diangkat dekat dengan kebenaran Tuhan.
oleh seluruh peserta lomba. Semua Sampai jumpa di Festival Teologi tahun
memberikan gambaran kehadiran depan. Non scholae sed vitae discimus!
nyata Gereja dalam kehidupan, (Kita belajar bukan untuk sekolah
sekaligus gambaran pergulatan iman melainkan untuk hidup).
orang Katolik dalam keseharian.
Antusiasme peserta menjadi
motivasi dan harapan agar umat, baik
orang muda maupun dewasa semakin

JUBILEUM MARET 2022 | 55


Universalia

Pesan Paus Fransiskus


untuk Prapaskah 2022

“Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik, karena


apabila sudah datang waktunya, kita akan menuai,
jika kita tidak menjadi lemah. Karena itu, selama
masih ada kesempatan bagi kita, marilah kita
berbuat baik kepada semua orang”
(Galatia 6:9-10)

Saudara-saudari terkasih,
Prapaskah adalah waktu yang baik untuk pembaruan pribadi dan komunitas,
karena membawa kita pada misteri paskah, wafat, dan kebangkitan Yesus Kristus.
Untuk perjalanan Prapaskah kita di tahun 2022, ada baiknya kita merenungkan
nasihat Santo Paulus kepada jemaat di Galatia: “Janganlah kita bosan berbuat baik,
karena pada waktunya kita akan menuai panen kita, jika kita tidak menyerah. Jadi,
selagi ada kesempatan (kairos), marilah kita berbuat baik kepada semua orang”
(Galatia 6:9-10).

56 | JUBILEUM MARET 2022


Sumber ilustrasi: www.biblestudytools.com

1. Menabur dan menuai


Dengan kata-kata ini, Rasul membangkitkan gambaran tentang menabur dan
menuai, yang sangat disayangi oleh Tuhan Yesus (lihat Matius 13). Santo Paulus
berbicara kepada kita tentang kairós: waktu yang tepat untuk menabur kebaikan
mengingat panen di masa depan. Apakah arti “waktu yang tepat” ini bagi kita?
Prapaskah tentu saja merupakan waktu yang tepat, tetapi demikian pula seluruh
keberadaan kita, yang dalam beberapa hal merupakan gambaran dari Prapaskah.
(1) Terlalu sering dalam hidup kita, keserakahan, kesombongan, dan keinginan
untuk memiliki, mengumpulkan, dan mengkonsumsi lebih banyak, seperti yang
kita lihat dari kisah orang bodoh dalam perumpamaan Injil, yang mengira hidupnya
aman dan tenteram karena biji-bijian yang melimpah dan barang-barang yang dia
simpan di lumbungnya (lihat Lukas 12:16-21). Masa Prapaskah mengajak kita
untuk bertobat, pada perubahan pola pikir, agar kita tidak mencari kebenaran
dan keindahan hidup dalam ‘memiliki’ tetapi dalam ‘memberi’, tidak lebih dalam
mengumpulkan seperti menabur dan berbagi kebaikan.
Yang pertama menabur adalah Tuhan sendiri, yang dengan kemurahan
hati yang besar “terus menabur benih kebaikan yang berlimpah dalam keluarga
manusia kita” (Fratelli Tutti, 54). Selama masa Prapaskah kita dipanggil untuk
menanggapi karunia Allah dengan menerima firman-Nya, yang “hidup dan aktif”
(Ibrani 4:12). Mendengarkan firman Tuhan secara teratur membuat kita terbuka
dan patuh pada pekerjaan-Nya (lihat Yakobus 1:21) dan menghasilkan buah dalam
hidup kita. Dengan begitu kita dibawa kepada sukacita yang besar, bahkan lebih
lagi, kita dipanggil untuk menjadi rekan kerja Allah (lihat I Korintus 3:9). Dengan
memanfaatkan waktu sekarang dengan baik (lihat Efesus 5:16), kita juga dapat
menabur benih kebaikan. Panggilan untuk menabur kebaikan ini tidak harus dilihat
sebagai beban tetapi anugerah, di mana Sang Pencipta menginginkan kita untuk
secara aktif bersatu dengan kebaikan-Nya yang melimpah.
Bagaimana dengan hasil panennya? Bukankah kita menabur benih untuk
menuai? Tentu saja! Santo Paulus menunjukkan hubungan yang erat antara menabur
dan menuai ketika dia berkata: “Orang yang menabur sedikit, akan menuai sedikit
juga, dan orang yang menabur banyak, akan menuai banyak juga” (II Korintus 9:6).
Tapi panen macam apa yang sedang kita bicarakan? Buah pertama dari kebaikan
yang kita tabur muncul dalam diri kita dan kehidupan kita sehari-hari, bahkan

JUBILEUM MARET 2022 | 57


dalam tindakan kebaikan kecil kita. Di dalam Tuhan, tidak ada tindakan kasih, tidak
peduli seberapa kecil, dan tidak ada “usaha yang murah hati” yang akan hilang
(lihat Evangelii Gaudium, 279). Sama seperti kita mengenali pohon dari buahnya
(lihat Matius 7:16, 20), demikian pula kehidupan yang penuh dengan perbuatan
baik memancarkan terang (lihat Matius 5:14-16) dan membawa keharuman
Kristus ke dunia (lihat II Korintus 2:15). Melayani Allah dalam kebebasan dari
dosa menghasilkan buah pengudusan untuk keselamatan semua orang (lihat Roma
6:22).
Sebenarnya, kita hanya melihat sebagian kecil dari buah yang kita tabur,
karena, menurut peribahasa Injil, “yang satu menabur, yang lain menuai” (Yohanes
4:37). Ketika kita menabur untuk kepentingan orang lain, kita berbagi dalam
kasih Tuhan sendiri yang murah hati: “Sungguh mulia menempatkan harapan
kita pada kekuatan tersembunyi dari benih kebaikan yang kita tabur, dan dengan
demikian memulai proses yang buahnya akan dituai oleh orang lain. ” (Fratelli
Tutti, 196). Menabur kebaikan untuk kepentingan orang lain membebaskan kita
dari kepentingan pribadi yang sempit, menanamkan tindakan kita dengan cuma-
cuma, dan menjadikan kita bagian dari cakrawala rencana kebaikan Tuhan yang
luar biasa.
Firman Tuhan memperluas dan meninggikan visi kita: itu memberitahu kita
bahwa panen yang sebenarnya adalah eskatologis, panen dari hari terakhir yang
tidak akan mati. Buah matang dari kehidupan dan tindakan kita adalah “buah untuk
hidup yang kekal” (Yohanes 4:36), “harta di surga” kita (Lukas 12:33; 18:22). Yesus
sendiri menggunakan gambar benih yang mati di dalam tanah untuk menghasilkan
buah sebagai simbol misteri kematian dan kebangkitan-Nya (lihat Yohanes 12:24);
sementara Santo Paulus menggunakan gambaran yang sama untuk berbicara
tentang kebangkitan tubuh kita:
“Apa yang ditaburkan dalam kebinasaan, dibangkitkan dalam
ketidakbinasaan. Yang ditaburkan dalam kehinaan, dibangkitkan dalam
kemuliaan. Yang ditaburkan dalam kelemahan, dibangkitkan dalam kekuatan. Yang
ditaburkan adalah tubuh alamiah, yang dibangkitkan adalah tubuh rohaniah” (I
Korintus 15:42-44).
Harapan kebangkitan adalah terang besar yang dibawa Kristus yang bangkit
ke dunia, karena “jika harapan kita di dalam Kristus hanya untuk hidup ini, kita
adalah orang yang paling menyedihkan dari semua orang. Akan tetapi, sesungguhnya
Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati, sebagai yang sulung dari semua
orang yang telah meninggal” (I Korintus 15:19-20). Mereka yang secara erat bersatu
dengan Dia dalam kasih “dengan mati seperti kematiannya” (Roma 6:5) juga akan
dipersatukan dengan kebangkitan-Nya untuk hidup yang kekal (lihat Yohanes
5:29). “Pada waktu itu orang jujur ​​akan bercahaya seperti matahari dalam Kerajaan
Bapa mereka” (Matius 13:43).
2. “Jangan sampai kita lelah berbuat baik”
Kebangkitan Kristus menghidupkan harapan duniawi dengan “pengharapan
besar” kehidupan kekal, menanam benih keselamatan di zaman kita sekarang (lihat
Benediktus XVI, Spe Salvi, 3; 7). Kekecewaan yang pahit atas mimpi-mimpi yang

58 | JUBILEUM MARET 2022


Sumber ilustrasi: answersingenesis.org

hancur, keprihatinan yang mendalam terhadap tantangan-tantangan di depan dan


keputusasaan karena kemiskinan sumber daya kita, dapat membuat kita tergoda
untuk mencari perlindungan dalam keegoisan dan ketidakpedulian terhadap
penderitaan orang lain. Memang, bahkan sumber daya terbaik kita memiliki
keterbatasan: “Orang muda menjadi lelah dan letih, orang muda tersandung
dan jatuh” (Yesaya 40:30). Namun Tuhan “memberi kekuatan kepada yang lelah,
dia menguatkan yang tak berdaya… Mereka yang berharap kepada Tuhan akan
mendapatkan kembali kekuatan mereka, mereka akan terbang dengan sayap
seperti rajawali; meskipun berlari tidak akan menjadi lelah, meskipun berjalan
tidak akan pernah lelah (Yesaya 40:29, 31). Masa Prapaskah memanggil kita untuk
menempatkan iman dan harapan kita kepada Tuhan (lihat I Petrus 1:21), karena
hanya jika kita mengarahkan pandangan kita pada Kristus yang bangkit (lihat
Ibrani 12:2) barulah kita dapat menanggapi seruan Rasul, “Janganlah kita bosan
berbuat baik” (Galatia 6:9).
Jangan sampai kita bosan berdoa. Yesus mengajar kita untuk “berdoa selalu
tanpa lelah” (Lukas 18:1). Kita perlu berdoa karena kita membutuhkan Tuhan.
Berpikir bahwa kita tidak membutuhkan apa pun selain diri kita sendiri adalah
ilusi yang berbahaya. Jika pandemi telah meningkatkan kesadaran akan kerapuhan
pribadi dan sosial kita sendiri, semoga Prapaskah ini memungkinkan kita untuk
mengalami penghiburan yang diberikan oleh iman kepada Tuhan, yang tanpanya kita
tidak dapat berdiri teguh (lihat Yesaya 7:9). Tidak ada yang mencapai keselamatan
sendirian, karena kita semua berada di perahu yang sama, di tengah badai sejarah;
(2) dan tentu saja tidak ada yang mencapai keselamatan tanpa Allah, karena hanya
misteri Paskah Yesus Kristus yang menang atas air gelap kematian. Iman tidak
melepaskan kita dari beban dan kesengsaraan hidup, tetapi itu memungkinkan
kita untuk menghadapinya dalam kesatuan dengan Allah di dalam Kristus, dengan
harapan besar yang tidak mengecewakan, yang janjinya adalah kasih yang Allah
telah curahkan ke dalam hati kita melalui Roh Kudus. (lihat Roma 5:1-5).

JUBILEUM MARET 2022 | 59


Janganlah kita bosan mencabut kejahatan dari kehidupan kita. Semoga
puasa jasmani yang disebut Prapaskah kita membentengi semangat kita untuk
berperang melawan dosa. Janganlah kita bosan memohon pengampunan dalam
Sakramen Tobat dan Rekonsiliasi, karena mengetahui bahwa Tuhan tidak pernah
lelah mengampuni. (3) Janganlah kita menjadi lelah berjuang melawan nafsu,
kelemahan yang mendorong keegoisan dan semua kejahatan, dan dalam perjalanan
sejarah menemukan berbagai cara untuk memikat pria dan wanita ke dalam dosa
(bandingkan Fratelli Tutti, 166). Salah satunya adalah kecanduan media digital,
yang memiskinkan hubungan manusia. Prapaskah adalah waktu yang tepat untuk
melawan godaan-godaan ini dan sebagai gantinya memupuk bentuk komunikasi
manusia yang lebih integral (ibid., 43) yang terdiri dari “perjumpaan otentik” (ibid.,
50), tatap muka dan secara langsung.
Janganlah kita bosan berbuat baik dalam amal aktif terhadap tetangga kita.
Selama masa Prapaskah ini, semoga kita mempraktekkan sedekah dengan memberi
dengan sukacita (lihat II Korintus 9:7). Allah yang “menyediakan benih bagi penabur
dan roti untuk dimakan” (II Korintus 9:10) memungkinkan kita masing-masing
tidak hanya memiliki makanan untuk dimakan, tetapi juga bermurah hati dalam
berbuat baik kepada orang lain. Meskipun benar bahwa kita memiliki seluruh
hidup kita untuk menabur kebaikan, marilah kita mengambil keuntungan khusus
dari masa Prapaskah ini untuk merawat mereka yang dekat dengan kita dan untuk
menjangkau saudara-saudari kita yang terluka di sepanjang jalan kehidupan (lihat
Lukas 10:25-37). Prapaskah adalah waktu yang baik untuk mencari -dan bukan
untuk menghindari- mereka yang membutuhkan; untuk menjangkau -dan tidak
mengabaikan- mereka yang membutuhkan telinga yang simpatik dan kata-kata
yang baik; untuk mengunjungi -dan tidak meninggalkan- mereka yang kesepian.
Marilah kita mempraktekkan panggilan kita untuk berbuat baik kepada semua,
dan meluangkan waktu untuk mengasihi yang miskin dan membutuhkan, mereka
yang ditinggalkan dan ditolak, mereka yang didiskriminasi dan terpinggirkan
(bandingkan, Fratelli Tutti, 193).
3. “Jika kita tidak menyerah, kita akan menuai panen kita pada waktunya”
Setiap tahun selama masa Prapaskah kita diingatkan bahwa “kebaikan,
bersama dengan cinta, keadilan dan solidaritas, tidak dicapai sekali dan untuk
selamanya; mereka harus diwujudkan setiap hari” (ibid., 11). Marilah kita meminta
Tuhan untuk memberi kita ketekunan petani yang sabar (lihat Yakobus 5:7), dan
untuk bertekun dalam berbuat baik, selangkah demi selangkah. Jika kita jatuh, mari
kita ulurkan tangan kita kepada Bapa, yang selalu mengangkat kita. Jika kita tersesat,
jika kita disesatkan oleh bujukan si jahat, janganlah kita ragu untuk kembali kepada
Allah, yang “pemurah dalam mengampuni” (Yesaya 55:7).
Dalam masa pertobatan ini, ditopang oleh kasih karunia Allah dan oleh
persekutuan Gereja, janganlah kita menjadi lelah untuk berbuat baik. Tanah
disiapkan dengan puasa, disiram dengan doa dan diperkaya dengan amal. Marilah
kita percaya dengan teguh bahwa “jika kita tidak menyerah, kita akan menuai panen
kita pada waktunya” dan bahwa, dengan karunia ketekunan, kita akan memperoleh
apa yang dijanjikan (lihat Ibrani 10:36), untuk keselamatan dan keselamatan orang

60 | JUBILEUM MARET 2022


lain (lihat I Timotius 4:16). Dengan memupuk kasih persaudaraan terhadap semua
orang, kita dipersatukan dengan Kristus, yang memberikan hidup-Nya demi kita
(bandingkan II Korintus 5:14-15), dan kita diberi kesempatan mencicipi sukacita
kerajaan surga, ketika Allah menghendakinya. menjadi “segalanya” (I Korintus
15:28).
Semoga Perawan Maria, yang mengandung Juruselamat di dalam rahimnya
dan “merenungkan semuanya ini di dalam hatinya” (Lukas 2:19), memperoleh bagi
kita karunia kesabaran. Semoga dia menemani kita dengan kehadiran keibuannya,
sehingga musim pertobatan ini dapat menghasilkan buah keselamatan abadi.

Roma, Santo Yohanes Lateran, 11 November 2021,


Peringatan Santo Martin, Uskup.

Fransiskus

(1) Lihat Saint Agustin, Serm. 243, 9,8; 270, 3; En. di Ps. 110, 1.
(2) lih. Momen Doa Luar Biasa yang dipimpin oleh Paus Fransiskus (27 Maret 2020).
(3) Lihat Angelus, 17 Maret 2013.

Scan Me

Dokpen KWI - Pesan Paus Fransiskus untuk Prapaskah 2022

JUBILEUM MARET 2022 | 61


Obituari

RP. Filippo Catini, CM

Misionaris Lazaris asal Italia, RP. Filippo Catini, CM


yang biasa dipanggil Romo Catini lahir dari pasangan
Ludovik dan Palmira di Rieti, Italia, 21 November 1933.
Beliau dipanggil Tuhan pada hari Sabtu, 5 Maret 2022,
pukul 12.05 WIB di Rumah Sakit Vincentius a Paulo (RKZ),
Surabaya. Jenasahnya dimakamkan di Graha Martani Santo
Vinsensius, Puhsarang, Kediri.
Romo Catini ditahbiskan menjadi imam di Piacenza, Italia, 16 Juni 1962. Saat
bermisi di Indonesia, pertama kali bertugas sebagai Romo Kepala Paroki Santo
Yosef, Ngawi (1968-1973), kemudian Kepala Paroki Paroki Santo Willibrordus,
Cepu (1974-1979) sekaligus Pjs. Superior Domus Cepu (1978). Saat berpindah ke
Madiun, Romo Catini menjadi romo rekan di Paroki Santo Cornelius, Madiun (1979-
1985) sambil menjadi Ekonom Domus Madiun (1980-1985), Pjs. Superior Domus
Madiun (1981), dan Pengurus Yayasan Yohanes Gabriel, Madiun (1981-1985).
Pada tahun 1985, Romo Catini berpindah ke Surabaya menjadi Romo Kepala
Paroki Santo Mikael Perak, Surabaya (1985-1990). Kemudian balik ke Ngawi
sebagai Romo Rekan Paroki Santo Yosef, Ngawi, khususnya untuk pelayanan Stasi
Ngrambe (1990-1995). Lalu menjadi Romo Kepala Paroki Regina Pacis, Magetan
(1995-1996), kemudian Direktur Rumah Retret Domus Mariae Sarangan (1996-
2009) dan Ekonom Domus Madiun (2004-2007).
Saat Purnakarya Romo Catini memilih tinggal di Rumah Retret Domus Mariae
Sarangan (2009-2011) hingga Purnatugas pada tahun 2011. Kemudian beliau
tinggal di Komunitas Kepanjen 9, Surabaya hingga akhir hidupnya.
Pada Pesta HUT Kongregasi Misi ke-405, 25 Januari 2022 di Komunitas
Kepanjen 9, RD. Antonius Padua Dwi Joko, Rektor Seminari Tinggi Providentia
Dei Surabaya memberikan kesaksian tentang Romo Catini saat bertugas di stasi
Ngrambe dan sekitarnya: “Meskipun Romo Catini sudah pindah ke Domus Mariae
Sarangan, namun umat stasi Ngrambe selalu bertanya, ‘Kapan Romo Catini datang?’.
Umat di Ngrendeng, Sine, Banjaran, Pondok selalu mengenang dengan penuh
sukacita. Dan Romo Catini tentu mengalami rahmat kekudusan dari Tuhan. Makin
sepuh, makin bijaksana dan makin menampakkan semangat Vincensius-nya. Tuhan
memberkati segala yang baik pada Romo Catini.” (Boedi Raden/JUB).

62 | JUBILEUM MARET 2022


Resensi

Buku

Rohaniwan dan Sisi Manusiawinya

Judul :
Pengolahan Kepribadian Calon
Imam, Biarawan dan Biarawati
(Sumbangan Ilmu Psikologi bagi
Formasio)
Penulis : RD. Stefanus Cahyono
Dimensi : 21 x 15 cm, 144 halaman.
Penerbit : Dioma, Malang.
Rilis : 2021

Kompleksitas dan keunikan manusia dijelaskan dengan gamblang di dalam


beberapa kajian ilmu pengetahuan, di antaranya: Antropologi, Sosiologi, Filsafat,
Psikologi, dll. Selain terdiri dari hal fisik, manusia juga terdiri dari hal rohani yang
terkait erat dengan jiwa. Psikologi, sebagai sebuah bidang ilmu pengetahuan yang
secara khusus menyelami perkembangan jiwa manusia memberikan sumbangan
nyata bagi kehidupan manusia.
Para Rohaniwan pun tidak lepas dari sisi manusiawinya karena mereka
adalah manusia yang sama. Kenyataannya, pembinaan calon imam, biarawan dan
biarawati terdiri atas banyak aspek, seperti: Kemanusiaan, Intelektual, Hidup
berkomunitas, Hidup pastoral, dan Hidup spiritualitas. Pembinaan hidup spiritual
menjadi tujuan utama dari pembinaan karena mereka memang disiapkan menjadi
pribadi yang memiliki kualitas rohani lebih mumpuni untuk dapat memimpin,
mengajar, membimbing, mengarahkan, dan mendampingi umat kepada pemahaman
dan penghayatan iman kristiani yang benar dan mendalam (hal. 5).
Buku ini menyajikan empat bab yang akan menuntun pembaca menuju
pada pemahaman kemanusiaan dari segi psikologi kepribadian. Setiap babnya
akan mengupas apa dan bagaimana kepribadian itu terbentuk dan masuk ke
dalam kategori-kategori yang tersedia sehingga dapat membantu perkembangan
kepribadian. Dengan mengetahui dan mendalami kepribadian, kita akan menjadi
semakin paham dan penuh dalam mengolah sisi spiritualitas dan hal ini menjadi
sumbangan penting bagi perkembangan iman kaum religius maupun umat.
(Aloysius Reza)

JUBILEUM MARET 2022 | 63


64 | JUBILEUM MARET 2022
JUBILEUM MARET 2022 | 65
66 | JUBILEUM MARET 2022

Anda mungkin juga menyukai