Dari
Redaksi
Awal bulan ini, tepatnya Hari Rabu Abu tanggal 2 Maret 2022 kita menjalankan
Hari Puasa yang pertama. Hari Puasa kedua atau yang terakhir akan kita jalankan
pada Hari Jumat Sengsara dan Wafat Tuhan (Jumat Agung) tanggal 15 April 2022.
Sedangkan Hari Pantang dilangsungkan pada Hari Rabu Abu dan tujuh Jumat
selama masa Prapaskah sampai dengan Jumat Sengsara dan wafat Tuhan.
Dalam menjalankan puasa dan berpantang, mari kita mengingat ajaran Yesus
Kristus dalam Khotbah di Bukit seperti ditulis oleh Matius, “Dan apabila kamu
berpuasa, janganlah muram mukamu seperti orang munafik. Mereka mengubah
air mukanya, supaya orang melihat bahwa mereka sedang berpuasa. Aku berkata
kepadamu: sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya.” (Matius 6:16). Lebih
lanjut Yesus menambahkan, “Tetapi apabila engkau berpuasa, minyakilah kepalamu
dan cucilah mukamu, supaya jangan dilihat oleh orang bahwa engkau sedang
berpuasa, melainkan hanya oleh Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka
Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu.” (Matius
6:17-18).
Dalam kesempatan ini segenap redaksi mengucapkan selamat berpuasa dan
berpantang pada pembaca sekalian, sembari menyajikan beberapa rangkuman
materi pendalaman iman selama masa Prapaskah tahun ini. Semoga puasa dan
pantang tidak menghalangi semangat kita untuk menjadi Servus servorum Dei
(hamba dari segala hamba Allah) dalam keseharian.
Redaksi menerima kontribusi artikel sepanjang 500-1000 kata, dilengkapi foto dengan resolusi minimal
10 mp. Sertakan foto diri dan kartu identitas. Redaksi berhak menyunting artikel yang masuk.
Model Cover :
Citra Krismawan
Story
Citra Krismawan
Dulu, pepatah “Gantungkan cita-
citamu setinggi langit” tidak berlaku bagi
Citra Krismawan, Koordinator Tim Penyusun
bahan katekese Komisi Kateketik (Komkat)
Keuskupan Surabaya. Kondisi kesulitan
ekonomi keluarga sempat membuatnya
takut untuk mimpi terlalu tinggi. “Bercita-
cita menjadi guru agama Katolik, pertama
ya karena realistis itu tadi. Kedua, karena
terinspirasi oleh guru agama Katoliknya
sewaktu SMP. Pada masa-masa itu pula saya
mulai aktif di Gereja Santo Fransiskus Asisi
Mojorejo, Blitar. Jadi pengajar BIAK (Bina
Iman Anak Katolik), ikut Remaja Katolik
(Rekat), dan Orang Muda Katolik (OMK)
juga,” ungkapnya panjang lebar di kanal
OMK Suroboyo, Segmen 02 Episode 30, 14
Juli 2020. Selain Katekis Paroki Aloysius
Gonzaga (Algonz), Surabaya, alumni STKIP
Widya Yuwana, Madiun ini juga aktif sebagai
Sekretaris Komkat dan Sekretaris Kantor
Koordinasi Pastoral (KKP) Keuskupan Scan Me
Surabaya. “Mulai jadi katekis di Algonz sejak
1 Maret 2014, sempat ‘dipinjam’ oleh Paroki
Sakramen Mahakudus, Surabaya selama
setahun (2015-2016). Lalu sebagai Sekretaris
Komkat mulai 2016, sedangkan Sekretaris
KKP baru awal Februari tahun ini”. Menurut
Citra, satu hal yang menguatkan dirinya
untuk bertahan dan aktif sebagai katekis
adalah umat. “Saya tidak akan menjadi
katekis kalau tidak ada umat,” tegasnya.
Katekis Muda dari Mojorejo.
Jagongan bareng Mbak Citra tentang kehidupan
katekis di Algonz OMK Suroboyo. S02E30
Cak Klowor
“Silahkan saja diatur, kan Menteri Dalam Negeri sudah mengumumkan bahwa
untuk penyelenggaraan ibadat sudah boleh seratus persen. Tahun ini masyarakat
boleh mudik dalam merayakan Idul Fitri. Syaratnya sudah vaksin ketiga,” kata Cak
Klowor.
“Lho, Cak. Yang ikut ibadat apa sama dengan yang mudik? Harus sudah ikut
vaksin ketiga? Kok dicampur tadi bicaranya? Berbicara tempat duduk di gereja
untuk ibadat, tiba tiba disambung soal mudik?” tanya Cik Lily
“Oh iya maaf. Maksudnya saya tadi memberi contoh bahwa kalau tahun lalu
kan pemerintah tidak membolehkan masyarakat mudik ketika perayaan Idul Fitri.
Tahun ini boleh, artinya kan sudah lebih longgar. Lha ibadat di gereja tentu juga
dilonggarkan, bisa seratus persen. Tapi dengan syarat harus sudah vaksin booster
saya kok tidak mendengar. Mengenai prokes, terutama memakai masker, harus
tetap digunakan ke mana pun kita pergi,” jawab Cak Klowor.
“Tapi, Cak. Bagaimana mengenai Paskah nanti? Tempat duduk apakah sudah
normal? Maksudnya kondisi sudah sama seperti sebelum pandemi, satu bangku
enam orang. Sehingga dalam gedung gereja bisa muat delapan ratus orang. Di
lantai dua gedung baru bisa sekitar 600 orang, tempat di sebelah sakristi dan ruang
dibelakangnya bisa 600 orang, ditambah ruangan sebelah Timur gereja bisa 300
orang, kan sudah cukup banyak. Sudah kira-kira 2.300 orang.” tanya Cik Lily.
“Memang rencana segera akan dinormalkan kembali. Tapi menurutku harus
dibicarakan dulu dengan para Romo dan pengurus DPP Cik,” kata Cak Klowor.
“Baik Cak, terimakasih informasinya,” ujar Cik Lily menutup obrolan sore ini.
(EBS)
Tradisi Puasa
dalam Gereja Katolik
Katekese
RAGAM PEMAKNAAN
dalam Tafsir Kitab Suci
Berbicara mengenai iman, pasti tidak lepas ketiga sumbernya, yaitu Kitab
Suci, Tradisi Suci, dan Magisterium. Kitab Suci, telah direfleksikan secara mendalam
dalam Konsili Vatikan II dan Konstitusi Dogmatis Dei Verbum, adalah Wahyu Ilahi.
Melalui Kitab Suci, Allah menyebutkan bahwa Sabda-Nya adalah tunggal,
dan di dalam Kitab Suci, Ia mengungkapkan Diri seutuhnya. Sabda Allah yang satu
dan sama berada dalam semua Kitab yang ditulis oleh orang yang berbeda. Gereja
senantiasa menghormati Kitab-Kitab Suci sama seperti Tubuh Kristus sendiri.
Dalam Kitab Suci, Allah bersabda dengan bahasa manusia. Oleh sebab itu,
untuk dapat menyampaikan pesan dari Allah kepada umat manusia, dibutuhkan
penafsiran secara tepat dari para penafsir Kitab Suci.
Philo dari Alexandria yang kerap kali menggunakan makna alegoris untuk menyingkap teks Kitab Suci. Sumber: cdn.britannica.com
Yesus Kristus meminta Para Murid-Nya untuk mewartakan Kerajaan Allah. Sumber: alkitabonline.org
d. Makna Anagogis
Kita dapat melihat kenyataan dan kejadian dalam artinya yang abadi, yang
menghantar kita ke atas, ke tanah abadi (Yunani: “anagoge”). Makna anagogis
mencoba menghubungkan peristiwa dengan kematian, penghakiman terakhir,
neraka, dan surga. Pengertian ini sangat nyata dalam perumpamaan Yesus yang
melibatkan penghakiman di akhir waktu, seperti halnya pemisahan domba dan
kambing (Matius 25:31-46).
Makna anagogis menafsirkan hal-hal dalam Kitab Suci menandakan suatu hal
yang berhubungan dengan kemuliaan abadi. Makna anagogis ini tidak terbatas pada
keadaan kemuliaan di Surga, tetapi juga berkaitan dengan partisipasi kontemplatif
dalam realitas surgawi.
Relevansi
Penafsiran Kitab Suci berdasarkan keempat makna ganda Kitab Suci
membangun pemahaman iman umat secara lebih komprehersif terhadap wahyu
ilahi. Salah satu contoh pemahaman makna ganda Kitab Suci dilakukan oleh Santo
Agustinus. Dr. Marcellino D’Ambrosio mengutip salah satu eksegesis (usaha untuk
menafsirkan sesuatu) dari Santo Agustinus tentang perumpamaan Orang Samaria
Dalam Divino Afflante Spiritu, Paus Pius XII menegaskan kepada para
mahasiswa ilmu Kitab Suci Katolik bahwa para penafsir Katolik hendaknya
melakukan tugasnya, yakni menemukan dan menguraikan makna asli dari Kitab
Suci, serta mendefinisikan dengan jelas arti kata-kata Kitab Suci. Melalui penegasan
kepada para ilmu Kitab Suci tersebut, Paus Pius XII mengajak umat beriman untuk
memahami pesan Kitab Suci secara lebih dalam dan meyeluruh. Sebagaimana
mandat dari Dei Verbum dengan demikianlah “apa yang mau ditampakkan oleh
Allah dengan kata-kata mereka (para hagiograf) dapat ditangkap dengan baik” (Dei
Verbum, 12).
Utama
Sosialisasi
BAHAN PENDALAMAN IMAN
Masa Prapaskah 2022
Narasumber, moderator, dan sebagian peserta Sosialisasi Bahan Pendalaman Iman Masa Prapaskah 2022. (Dok. Puspas/Komkat KS)
Sakramen inisiasi, salah satu persatuan sakramental untuk bersatu dengan Yesus, Guru, dan Tuhan. Sumber: kristusraja.gereja.cc
Dalam liturgi Sabda, Allah bersabda ketika dibacakan kutipan Kitab Suci dari meja Sabda. Sumber: www.parokimbk.or.id
Utama
SEJUK
dalam Masa Prapaskah 2022
Felixianus Ali
Kontributor Lepas
RD. Agustinus Tri Budi Utomo, memasang Abu di dahi umat di Gereja Katedral Hati Kudus Yesus Surabaya, pada Ibadat Rabu Abu, Rabu
sore, 2 Maret 2022 (Dok.: Felix Ali)
mimik muka maupun makanan, tetapi tersebut kita lakukan agar kita menjadi
adalah masalah kesadaran hati,” jelas efisien dan efektif bagi keselamatan.
Romo Didik. Karena sadar, maka Jangan memboroskan diri dengan hal-
timbul rasa sesal. Kita sesali apa yang hal yang tidak membangun kehidupan.
salah. Sesal bukan berarti terpuruk di Sekali lagi jaga sikap ugahari
dalam kesedihan, bukan terperangkap (sederhana dan bersahaja) kita,” lanjut
di dalam kekecewaan. Sesal adalah Romo Didik.
kesadaran akan sesuatu yang salah, “Huruf akronim keempat, yaitu
lalu mengubahnya menjadi baik. ‘U’ adalah berarti upaya, sesuatu yang
Setelah sadar dan sesal, kita akan harus kita usahakan. Dalam masa
dibawa menuju ‘E’, Empati. Dengan prapaskah ini, tidak usah banyak
empati kita bisa merasakan apa yang berjanji dengan diri sendiri, namun kita
dirasakan sesama kita. Kita bisa selalu mengusahakan sesuatu dalam
merasakan penderitaan sesama seperti hidup ini. Selalu berusaha berbuat baik
apa, kita bisa merasakan penderitaan pada sesama. Berusaha meminta maaf
korban perang Rusia dan Ukraina. ketika melakukan kesalahan. Berusaha
“Empati membawa kita pada berbuat benar dan tidak mengulangi
huruf ‘J’, yaitu jaga diri kita. Karena kesalahan.”
kita bisa memiliki empati terhadap “Terakhir, ‘K’ yaitu Korban. Kita
sesama, baik pasangan, anak, murid, harus berani berkorban. Berkorban
tetangga, dan teman. Dengan empati, untuk mewujudkan perdamaian,
kita bisa merasakan bagaimana orang kebangkitan rohani, dan dunia yang
lain merasa tidak enak kalau disakiti, lebih baik. Dengan memiliki sikap
bagaimana merasakan orang susah mau berkorban, kita tidak akan putus
karena lagi tidak punya uang. Maka asa dan terluka (kepahitan). Semua
kita patut menjaga diri kita dengan ini akan bermuara pada kasih dalam
menjaga lidah, kata-kata, mata, nafsu, kebangkitan Kristus,” tandas Romo
dan keinginan-keinginan lainnya. Hal Didik.
Komisi
Membangun Strategi
Pastoral Kaum Muda
Melalui temu moderatores komisi omk
Paroki
Pengobatan Gratis
untuk Lansia
di Paroki Regina Pacis, Magetan
Suasana bakti sosial pada peringatan Hari Orang Sakit Sedunia di Paroki Regina Pacis, Magetan pada hari Minggu, 13 Februari 2022
(Dok. Komsos Regina Pacis).
Scan Me
Paroki
Pelantikan
Koordinator Lingkungan dan
Pengurus Lingkungan
Paroki Santo Hilarius, Klepu, Ponorogo
Luciana Suryani
Sekretariat Paroki Santo Hilarius, Klepu, Ponorogo
Paroki
Luciana Suryani
Sekretariat Paroki Santo Hilarius-Klepu
Paroki
Daniel Gesang
Seksi Komsos
Paroki Hati Kudus Yesus, Surabaya
dalam pelayanan, ada yang menjadikan dan bahwa aku tidak mempergunakan
Yesus Kristus sendiri sebagai teladan, hakku sebagai pemberita Injil.
ada pula orang tua dan guru. Sungguhpun aku bebas terhadap semua
Pelayanan dengan tulus dan sukacita orang, aku menjadikan diriku hamba
Sesi hari kedua diawali dengan dari semua orang, supaya aku boleh
paparan dasar dari pelayanan itu memenangkan sebanyak mungkin
sendiri, yaitu spiritualitas dalam orang.”
Katolik, yaitu: Tuhan adalah sang Mendapat kesempatan dalam
pemberi makna hidup, spiritualitas melakukan pelayanan bukanlah suatu
Tritunggal yang berpusat pada Kristus, kebetulan. Kita adalah murid-murid
kekudusan; serta iman, harapan, dan Kristus yang terpilih dan diutus. Oleh
kasih karena itu kita harus memiliki kharisma
Mengajar dan mendampingi pelayanan yang diperoleh dengan
pembinaan komuni pertama adalah memperluas khasanah pengalaman
wujud pelayanan dalam bidang iman dan pengetahuan.
pewartaan yang harus dilakukan Ada beberapa hal yang harus kita
dengan tulus dan sukacita. Sebagaimana miliki dalam membagikan pengalaman
yang tertulis dalam I Korintus 9:18- iman dan pengetahuan (Katolisitas),
19 bahwa: “Kalau demikian apakah yaitu mempu memahami konteks
upahku? Upahku ialah ini: bahwa aku pengajaran, mampu menjadi telinga
boleh memberitakan Injil tanpa upah, bagi murid, serta mempersiapkan
1 Korintus 9:18-19
Serba-
Serbi
Connecting Person
Gathering & Rekoleksi Pendamping
BIAK Kevikepan Madiun
di Paroki Santo Hillarius, Klepu
Foto bersama Gathering & Rekoleksi Pendamping BIAK Kevikepan Madiun di Paroki Santo Hilarius, Klepu, Ponorogo. Kegiatan
berlangsung 12-13 Februari 2022. (Dok.: kontributor)
oleh kak Intan dari Paroki Santa Hilarius Klepu yang mengajarkan
Maria, Ponorogo. Big Bomb dilakukan kepercayaan pada teman, kesabaran,
di luar ruangan dan mengharuskan mendengarkan, dan kerja tim. Tampak
peserta permainan rela berbasah- suasana ceria seluruh peserta dalam
basah. Selanjutnya adalah permainan mengikuti setiap permainan.
Keindahan Berbagi yang cukup Connecting Person ditutup
inspiratif dan disajikan oleh Teressa dengan misa Minggu siang (12.00
Rugabi Dhammawanti (Kak Gabi) dari WIB), 13 Februari 2022 yang dipimpin
Paroki Santo Yosep, Ngawi. Permainan oleh oleh Romo Yudi. Dalam sesi foto
ini mengajarkan peserta untuk bersama terdengar beberapa peserta
peduli dan berempati pada sesama di saling bertanya, “Kapan ya bisa ketemu
sekitarnya. Ada permainan berjalan lagi?” Tampaknya gathering dan
dengan mata tertutup yang dipandu rekoleksi ini menjadi saat indah dan
Aulia Okta Putri (Kak Aulia) dari Santo mengesankan bagi para kakak-kakak
pendamping BIAK Kevikepan Madiun.
Serba-serbi
Iman dan perang merupakan dua fenomen yang bertolak belakang. Iman
menuntun manusia untuk menciptakan perdamaian, keharmonisan, membangun
kasih peraudaraan, menempatkan manusia di atas segala-galanya. Kesadaran iman
tersebut tidak terlepas dari kehendak Allah sebagai sumber cinta. Perang menuntun
manusia pada tindakan kekerasan yang mengakibatkan terjadi kematian fisik dan
kecacatan mental manusia. Ukraina dan Rusia merupakan dua negara beriman
yang sedang berada dalam situasi peperangan. Mengapa hal itu bisa terjadi?
Perang
Perang merupakan fenomen dalam sejarah kehidupan manusia. Manusia
adalah pencipta dan pelaku perang itu sendiri. Mengapa manusia berperang?
Perang terjadi karena faktor politik, ekonomi, sosial dan sebagainya. Keputusan
untuk berperang tentu menjadi polemik. Pada satu sisi, keputusan perang
melanggar hak asasi manusia, secara khusus hak hidup. Dalam perang tentu yang
dipertaruhkan adalah nyawa manusia. Ketika seseorang gugur dalam medan perang
hak hidupnya dicabut dari lingkaran komunitasnya, negara, keluarga, anak, istri dan
Perjuangan Cinta
Perang menimbulkan kecaman dari berbagai pihak yang mencintai orang
tua, anak-anak, tanah kelahiran, kedamaian, keharmonisan. Paus Fransiskus turut
memberikan dukungan spiritual demi perdamaian Rusia dan Ukraina.
Perang bukanlah solusi untuk menyelesaikan persoalan, alih-alih menambah
persoalan. Negosiasi dari hati ke hati merupakan jalan terbaik untuk menemukan
jalan keluar. Negosiasi bewujud dialog dapat menghasilkan mengambil keputusan
elok tanpa ada pihak yang dirugikan. Dari dialog kita bisa memahami apa yang
menjadi kebutuhan pihak lain, dan pada akhirnya kita membangun sikap saling
menghargai.
Rasul Paulus pernah mengatakan “Kalahkanlah kejahatan dengan kebaikan”
(lihat Roma 12:21). Perang merupakan kejahatan yang menjelma dalam diri
manusia. Kebaikan adalah iman yang menuntun kita untuk mencintai Allah dan
sesama.
Iman perlu dinyatakan dalam keseharian. “Jika iman itu tidak disertai tanpa
perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati,” ujar Rasul Yakobus (lihat
Yakobus 2:17). Sikap saling menghargai, menghormati adalah ekspresi iman
yang nyata. Lakukanlah apa yang kau kehendaki agar orang lain melakukannya
kepadamu.
Serba-serbi
Sekitar 2 tahun lalu, seorang ibu mengayuh sepedanya di tengah hujan untuk
bertemu dengan ketua lingkungan. Ia ingin agar dibantu dalam proses pemakaman
suaminya secara Katolik. Usut punya usut, suaminya adalah seorang Katolik yang
sudah lama tidak pergi ke gereja, juga tak pernah ikut doa lingkungan. Sama dengan
suaminya, ibu itu juga sudah lama tidak pernah ikut kegiatan gereja.
Usai bertemu ketua lingkungan, ibu tersebut menerima kenyataan pahit. Si
ketua lingkungan tidak bisa membantu proses pelayanan pemakaman karena ibu
itu tidak memiliki surat-surat untuk administrasi pemakaman secara Katolik. Sang
ketua lingkungan khawatir akan “dihujat” oleh umat yang lain dengan kata-kata,
“Tidak pernah aktif di Gereja kok tiba-tiba kalau mati butuh bantuan Gereja”. Sang
ibu pun pulang dan mencari tempat lain yang bisa memberikan layanan pemakaman
suaminya.
Mungkin kita akan mengerutkan dahi mendengar kisah yang benar-benar
terjadi seperti itu. Bisa jadi kita juga akan mengalami hal serupa. Saat hendak
mengurus kematian, meminta Sakramen Pengurapan, atau hal lainnya, kita bisa
terhalang oleh proses yang panjang dan kadang terkesan rumit. Surat A, iuran B,
administrasi C, dan lain-lain yang harus dimiliki sebelumnya untuk mengurus
sesuatu. Sebenarnya kelengkapan administratif memang bertujuan positif,
demi kerapian dan ketertiban pelayanan, agar LPJ bisa disusun dengan rapi dan
dipertanggungjawabkan dengan baik. Tapi masalahnya seringkali hal-hal demikian
dilakukan dengan sangat ketat sehingga rentan jatuh pada sikap birokratis.
Ratio bahwa “iman dan akal budi adalah memiliki wawasan yang luas akan
seperti dua sayap yang oleh keduanya imannya, serta mampu menemukan
jiwa manusia tiba kepada kontemplasi kebenaran-kebenaran melalui
kebenaran”. penalaran yang logis dari pergulatan
Menurut saya, antusiasme para iman setiap hari.
peserta lomba cukup tinggi, baik pada Semoga Festival Teologi ini
lomba bercerita maupun esai. Hal menjadi wadah bagi kita semua untuk
tersebut tampak dari tema maupun memliki budaya belajar dan semakin
kajian persoalan yang diangkat dekat dengan kebenaran Tuhan.
oleh seluruh peserta lomba. Semua Sampai jumpa di Festival Teologi tahun
memberikan gambaran kehadiran depan. Non scholae sed vitae discimus!
nyata Gereja dalam kehidupan, (Kita belajar bukan untuk sekolah
sekaligus gambaran pergulatan iman melainkan untuk hidup).
orang Katolik dalam keseharian.
Antusiasme peserta menjadi
motivasi dan harapan agar umat, baik
orang muda maupun dewasa semakin
Saudara-saudari terkasih,
Prapaskah adalah waktu yang baik untuk pembaruan pribadi dan komunitas,
karena membawa kita pada misteri paskah, wafat, dan kebangkitan Yesus Kristus.
Untuk perjalanan Prapaskah kita di tahun 2022, ada baiknya kita merenungkan
nasihat Santo Paulus kepada jemaat di Galatia: “Janganlah kita bosan berbuat baik,
karena pada waktunya kita akan menuai panen kita, jika kita tidak menyerah. Jadi,
selagi ada kesempatan (kairos), marilah kita berbuat baik kepada semua orang”
(Galatia 6:9-10).
Fransiskus
(1) Lihat Saint Agustin, Serm. 243, 9,8; 270, 3; En. di Ps. 110, 1.
(2) lih. Momen Doa Luar Biasa yang dipimpin oleh Paus Fransiskus (27 Maret 2020).
(3) Lihat Angelus, 17 Maret 2013.
Scan Me
Buku
Judul :
Pengolahan Kepribadian Calon
Imam, Biarawan dan Biarawati
(Sumbangan Ilmu Psikologi bagi
Formasio)
Penulis : RD. Stefanus Cahyono
Dimensi : 21 x 15 cm, 144 halaman.
Penerbit : Dioma, Malang.
Rilis : 2021