Anda di halaman 1dari 72

Gereja dan Internet; Etika dalam Internet ; Perkembangan Cepat

Seri Dokumen Gerejawi No. 111

A. GEREJA DAN INTERNET


B. ETIKA DAN INTERNET
C. PERKEMBANGAN CEPAT

A & B. Dewan Kepausan untuk Komunikasi Sosial


22 Februari 2002

C. Surat Apostolik Paus Yohanes Paulus II


24 Januari 2005

Diterjemahkan oleh:
R.P. F.X. Adisusanto, SJ

Editor:
R.P. Andreas Suparman, SCJ & Bernadeta Harini Tri Prasasti

DEPARTEMEN DOKUMENTASI DAN PENERANGAN


KONFERENSI WALIGEREJA INDONESIA
Jakarta, September 2019

2 Seri Dokumen Gerejawi No. 111


Gereja dan Internet; Etika dalam Internet ; Perkembangan Cepat

Seri Dokumen Gerejawi No. 111

A. GEREJA DAN INTERNET


B. ETIKA DALAM INTERNET
C. PERKEMBANGAN CEPAT

A. & B. Dewan Kepausan untuk Komunikasi Sosial


22 Februari 2002

C. Surat Apostolik
Paus Yohanes Paulus II
24 Januari 2005

Diterjemahkan oleh : R.P. F.X. Adisusanto, SJ edisi bahasa Italia dari vatican.va
(dengan perbandingan bhs. Inggris & bhs. Perancis)

Editor : R.P. Andreas Suparman, SCJ & Bernadeta Harini Tri Prasasti

Hak Cipta Terjemahan


dalam bahasa Indonesia : © DOKPEN KWI

Diterbitkan oleh : Departemen Dokumentasi dan Penerangan KWI


Alamat : Jalan Cut Meutia 10, JAKARTA 10340
Telp./Faks.: (021) 31925757
E-mail: dokpen@kawali.org
Pembayaran Administrasi : 1. Rekening di KWI.
2. Bank.

Kebijakan tentang penerbitan terjemahan Seri Dokumen Gerejawi:

1. Departemen Dokpen KWI bertanggung jawab atas penentuan penerbitan dokumen dengan
berpedoman pada kriteria seleksi yang menyangkut:
a. Urgensi; b. Aktualitas; c. Relevansi; d. Kelengkapan; e. Harapan atau permintaan
kalangan tertentu; f. Pertimbangan pendanaan
2. Meskipun ada tata bahasa baku dalam bahasa Indonesia, namun setiap orang mempunyai
gaya bahasa sendiri, maka Departemen Dokpen KWI berusaha menghindari intervensi
dalam penerjemahan. Oleh karena itu, setiap isi terjemahan Seri Dokumen Gerejawi
menjadi tanggung-jawab penerjemah yang bersangkutan.
3. Bila timbul keraguan dalam penafsiran teks suatu dokumen, hendaknya dibandingkan
dengan teks asli / resmi.

Cetakan Pertama : September 2019

Isi di luar tanggung jawab Percetakan Grafika Mardi Yuana, Bogor.

Seri Dokumen Gerejawi No. 111 3


Gereja dan Internet; Etika dalam Internet ; Perkembangan Cepat

KATA PENGANTAR
“Kegembiraan dan harapan, duka dan kecemasan orang-orang
zaman sekarang,... merupakan kegembiraan dan harapan, duka dan
kecemasan para murid Kristus juga.” (GS 1)
Apa yang diserukan oleh para Bapa Konsili itu sekarang mendapat
perwujudan dan tantangan baru di zaman baru yang nyata seka-
rang ini, yakni “zaman internet.” Sebagaimana kita ketahui bahwa
internet memang memberikan kegembiraan dan harapan yang
begitu besar bagi banyak orang saat ini, namun sekaligus memba-
wa duka dan kecemasan yang sangat nyata.
Kumpulan tiga Dokumen yang kami sajikan ini, yakni “Gereja dan
Internet”, “Etika dalam Internet”, dan “Perkembangan Cepat” semo-
ga membantu kita semua untuk mampu memandang internet –
penemuan-penemuan teknologi yang mengagumkan– sebagai
“anugerah-anugerah Allah, sesuai rencana Penyelenggaraan Ilahi,
yang dimaksudkan untuk menyatukan manusia dalam ikatan per-
saudaraan, agar menjadi teman sekerja dalam rencana-rencana
penyelamatan-Nya”
“Gereja dan Internet” memberikan pemahaman tentang apa itu
internet serta pengaruhnya terhadap agama, khususnya Gereja.
Gereja diajak untuk menyikapi dengan tepat peluang dan tantangan
dari dunia internet itu. Semua orang dari segala lapisan di dalam
Gereja hendaknya menggunakan internet secara kreatif untuk
melaksanakan tanggung jawabnya dan juga untuk membantu
melaksanakan tugas perutusan Gereja.
“Etika dan Internet” mengingatkan kita bahwa “sarana komunikasi
sosial, yang dapat digunakan untuk kebaikan orang-orang dan
komunitas, dapat juga dipakai untuk mengeksploitasi, memani-
pulasi, menguasai, dan korupsi.” (no. 1). Oleh karena itu, Dokumen
ini memberikan pedoman etis bagaimana kita menggunakan
internet dengan baik dan benar agar selaras dengan maksud karya
penyelamatan Allah.

4 Seri Dokumen Gerejawi No. 111


Gereja dan Internet; Etika dalam Internet ; Perkembangan Cepat

“Perkembangan Cepat” adalah Surat Apostolik yang ditujukan oleh


Paus Yohanes Paulus II kepada para penanggung jawab komunikasi
sosial. Ia menegaskan bahwa “perkembangan cepat teknologi di
bidang media jelas merupakan salah satu tanda kemajuan dalam
masyarakat dewasa ini.” Media komunikasi memiliki peran penting
dalam pembentukan kepribadian seseorang, mempengaruhi pem-
bentukan pendapat umum yang sangat menentukan cara pikir dan
cara pandang manusia. Gereja bermaksud membantu mereka yang
bekerja dalam media untuk menjadikan media komunikasi sebagai
jalan untuk mencapai kesejahteraan umum dan berpusat kepada
pribadi manusia.

Selamat membaca.

Jakarta, 15 Agustus 2019

Andreas Suparman, SCJ


Ka. Dept. Dokpen KWI

Seri Dokumen Gerejawi No. 111 5


Gereja dan Internet; Etika dalam Internet ; Perkembangan Cepat

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ............................................................................................. 4


Daftar Isi ........................................................................................................... 6

A. GEREJA DAN INTERNET


Dewan Kepausan untuk Komunikasi Sosial
22 Februari 2002
I. Pengantar ..................................................................................... 9
II. Kesempatan dan Tantangan ................................................ 13
III. Rekomendasi dan Penutup .................................................. 20

B. ETIKA DALAM INTERNET


Dewan Kepausan untuk Komunikasi Sosial
22 Februari 2002
I. Pengantar ..................................................................................... 29
II. Internet ......................................................................................... 34
III. Beberapa Pokok Keprihatinan ........................................... 37
IV. Rekomendasi dan Penutup .................................................. 41

C. PERKEMBANGAN CEPAT
Surat Apostolik Paus Yohanes Paulus II
24 Januari 2005
I. Perkembangan Subur Setelah Terbitnya Dekret
“Inter Mirifica” ........................................................................... 49
II. Refleksi Injil dan Komitmen Perutusan .......................... 51
III. Perubahan Mentalitas dan Pembaruan Pastoral ........ 53
IV. Media Massa, Persimpangan Jalan Masalah-masalah
Sosial yang Besar ...................................................................... 56
V. Berkomunikasi dengan Daya Roh Kudus ....................... 59

6 Seri Dokumen Gerejawi No. 111


Gereja dan Internet; Etika dalam Internet ; Perkembangan Cepat

Seri Dokumen Gerejawi No. 111 7


Gereja dan Internet; Etika dalam Internet ; Perkembangan Cepat

Seri Dokumen Gerejawi No. 111

GEREJA DAN INTERNET

Dewan Kepausan untuk Komunikasi Sosial


22 Februari 2002

Diterjemahkan oleh:
R.P. F.X. Adisusanto, SJ

Penyunting:
R.P. Andreas Suparman, SCJ & Bernadeta Harini Tri Prasasti

DEPARTEMEN DOKUMENTASI DAN PENERANGAN


KONFERENSI WALIGEREJA INDONESIA
JAKARTA, September 2019

8 Seri Dokumen Gerejawi No. 111


Gereja dan Internet; Etika dalam Internet ; Perkembangan Cepat

DEWAN KEPAUSAN UNTUK KOMUNIKASI SOSIAL

GEREJA DAN INTERNET

I
PENGANTAR

1. Perhatian Gereja pada Internet merupakan ungkapan istimewa


atas perhatiannya yang sudah berlangsung lama terhadap media
komunikasi sosial. Dengan memandang media sebagai hasil proses
sejarah ilmu pengetahuan yang melaluinya umat manusia berkem-
bang “makin maju dalam penemuan sumber-sumber daya serta
nilai-nilai yang terdapat dalam seluruh alam ciptaan”,1 Gereja
kerap menyatakan keyakinannya, bahwa media komunikasi sosial,
sebagaimana ditegaskan oleh Konsili Vatikan II, merupakan “pene-
muan-penemuan teknologi yang mengagumkan”2 yang meski telah
melakukan banyak hal untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan
manusia, masih dapat berbuat lebih banyak lagi.
Dengan demikian, Gereja telah mengambil pendekatan yang pada
dasarnya positif terhadap media sosial.3 Bahkan ketika mengecam
penyalahgunaan-penyalahgunaan yang serius, dokumen-dokumen
Dewan Kepausan untuk Komunikasi Sosial telah berusaha keras

1 Yohanes Paulus II, Ensiklik Laborem Exercens, no. 25; bdk. Konsili
Vatikan II, Konstitusi Pastoral Gereja dalam Dunia Modern Gaudium et
Spes, n. 34.
2 Konsili Vatikan II, Dekrit tentang Upaya-Upaya Komunikasi Sosial Inter

Mirifica, n. 1.
3 Misalnya, Inter Mirifica; Pesan Paus Paulus VI dan Paus Yohanes Paulus

II pada Peringatan Hari Komunikasi Dunia; Dewan Kepausan untuk


Komunikasi Sosial, Ajaran Sosial Communio et Progressio, Pornografi dan
Kekerasan dalam Media Komunikasi: Tanggapan Pastoral; Ajaran Pastoral
Aetatis Novae, Etika dalam Iklan, Etika dalam Komunikasi.

Seri Dokumen Gerejawi No. 111 9


Gereja dan Internet; Etika dalam Internet ; Perkembangan Cepat

menjelaskan bahwa “sikap pembatasan atau penyensoran saja dari


pihak Gereja …. tidak cukup dan juga tidak tepat.”4
Dengan mengutip Ensiklik Miranda Prorsus dari Paus Pius XII
tahun 1957, Ajaran Pastoral tentang Sarana Komunikasi Sosial
Communio et Progressio, yang diterbitkan pada tahun 1971, meng-
garisbawahi aspek tersebut: “Gereja memandang sarana-sarana ini
sebagai ‘anugerah-anugerah Allah’, sesuai rencana Penyelenggara-
an Ilahi, dimaksudkan untuk menyatukan manusia dalam ikatan
persaudaraan, agar menjadi teman sekerja dalam rencana-rencana
penyelamatan-Nya”.5 Hal tersebut tetap menjadi pandangan kami,
dan itulah pandangan yang kami pegang tentang Internet.
2. Menurut Gereja, sejarah komunikasi manusia menyerupai
sebuah perjalanan yang panjang, yang menuntun umat manusia
“dari proyek Babel yang sombong, dengan akibat kekacauan dan
saling tidak memahami (bdk. Kej 11:1-9) sampai pada Pentakosta
dan karunia bahasa-bahasa: pemulihan komunikasi, yang berpusat
pada Yesus, melalui tindakan Roh Kudus.”6 Dalam hidup, wafat
dan kebangkitan Kristus, komunikasi antar manusia telah mene-
mukan cita-cita tertinggi dan model paling unggul di dalam Allah
yang telah menjadi manusia dan saudara.7
Media komunikasi sosial modern adalah faktor budaya yang berpe-
ran dalam sejarah ini. Sebagaimana dinyatakan oleh Konsili Vati-
kan II, “sungguhpun kemajuan duniawi harus dengan cermat dibe-
dakan dari pertumbuhan Kerajaan Kristus”, namun “kemajuan itu
sangat penting bagi Kerajaan Allah, sejauh dapat membantu untuk
mengatur masyarakat manusia secara lebih baik.”8 Dengan mem-
pertimbangkan media komunikasi sosial dari sudut pandang itu,
kami menemukan bahwa media komunikasi sosial “sangat mem-

4 Pornografi dan Kekerasan dalam Media Komunikasi, n. 30.


5 Communio et Progressio, n. 2.
6 Yohanes Paulus II, Pesan untuk Hari Komunikasi se-Dunia ke-34, 4 Juni

2000.
7 Bdk. Communio et Progressio, n. 10.
8 Konsili Vatikan II, Konstitusi Pastoral Gereja di Dunia Modern Gaudium

et Spes, no. 39.

10 Seri Dokumen Gerejawi No. 111


Gereja dan Internet; Etika dalam Internet ; Perkembangan Cepat

bantu untuk menyegarkan hati dan mengembangkan budi, dan


untuk menyiarkan serta memantapkan Kerajaan Allah.”9
Dewasa ini hal tersebut terutama berlaku pada Internet, yang
membantu membawa perubahan revolusioner dalam perdagang-
an, pendidikan, politik, jurnalisme, hubungan bangsa dengan bang-
sa dan budaya dengan budaya – perubahan tidak hanya dalam cara
orang-orang berkomunikasi, tetapi juga dalam cara mereka mema-
hami hidup mereka. Dalam dokumen pendamping, Etika dalam
Internet, kami membicarakan hal-hal ini dari dimensi moralnya.10
Dalam hal ini kami mempertimbangkan pengaruh Internet bagi
agama dan terutama bagi Gereja Katolik.
3. Gereja memiliki tujuan ganda sehubungan dengan media komu-
nikasi sosial. Tujuan pertama adalah mendorong perkembangan
dan penggunaannya yang tepat demi kemajuan umat manusia,
keadilan dan perdamaian – untuk pembangunan masyarakat di
tingkat lokal, nasional dan komunitas dalam terang kebaikan
bersama dan dalam semangat solidaritas. Mengingat sangat
pentingnya komunikasi sosial, Gereja mengusahakan “dialog yang
jujur dan penuh rasa hormat dengan mereka yang bertanggung
jawab terhadap media komunikasi”, sebuah dialog yang terutama
ditujukan untuk menyusun kebijakan media.11 “Di pihak Gereja
dialog ini mencakup usaha untuk memahami media komunikasi –
tujuannya, prosedurnya, bentuk dan jenisnya, struktur di dalam-
nya dan metodenya– dan juga memberikan dukungan dan dorong-
an kepada mereka yang berkarya di bidang media komunikasi.
Berdasarkan pemahaman dan dukungan yang simpatik ini, menja-
di mungkinlah memberikan usul-usul yang berarti untuk menghi-
langkan hambatan-hambatan bagi kemajuan manusia dan pewar-
taan Injil.”12
Tetapi, perhatian Gereja juga berhubungan dengan komunikasi di
dalam dan oleh Gereja sendiri. Komunikasi semacam itu lebih dari
sekadar latihan teknis, karena “mulai dari komunikasi kasih antar

9 Inter Mirifica, 2.
10 Dewan Kepausan untuk Komunikasi Sosial, Etika dalam Internet.
11 Aetatis Novae, 8.
12 Ibid.

Seri Dokumen Gerejawi No. 111 11


Gereja dan Internet; Etika dalam Internet ; Perkembangan Cepat

Pribadi-Pribadi ilahi dan juga dalam komunikasi Mereka dengan


kita”, dan dalam pemahaman bahwa komunikasi Tritunggal
“menjangkau umat manusia: Putra adalah Sabda, yang secara abadi
‘disabdakan’ oleh Bapa, dalam dan melalui Yesus Kristus, Putra dan
Sabda yang menjadi manusia, Allah mengomunikasikan Diri-Nya
dan penebusan-Nya kepada manusia, kaum perempuan dan kaum
laki-laki.”13
Allah melanjutkan berkomunikasi dengan umat manusia melalui
Gereja, pembawa dan penjaga pewahyuan-Nya. Hanya kepada
Kuasa Mengajar Gerejalah Allah mempercayakan tugas untuk
menafsirkan secara autentik sabda-Nya.14 Tambahan pula, Gereja
sendiri adalah communio, persekutuan orang-orang dan komuni-
tas-komunitas Ekaristis yang berasal dari dan mencerminkan per-
sekutuan Allah Tritunggal.15 Maka, komunikasi merupakan hakikat
Gereja. Itulah sebabnya, motivasi ini, lebih dari apa pun, menjelas-
kan mengapa “praktek komunikasi Gereja hendaknya patut dicon-
toh, yang mencerminkan standar yang tinggi dari kebenaran, per-
tanggungjawaban, kepekaan terhadap hak-hak manusia, serta
prinsip-prinsip dan norma-norma lain yang relevan.”16
4. Tigapuluh tahun yang lalu Communio et Progressio menunjukkan
bahwa “penemuan-penemuan terkini menawarkan kepada manu-
sia cara-cara baru perjumpaan dengan kebenaran injili.”17 Paus
Paulus VI mengatakan Gereja “merasa bersalah di hadapan Tuhan”
jika gagal menggunakan media komunikasi untuk evangelisasi.18
Paus Yohanes Paulus II menyebut media sebagai “Areopagus perta-
ma abad modern”, dan menyatakan bahwa “maka, tidaklah cukup
untuk menggunakan media itu hanya untuk menyebarluaskan pe-
san Kristiani dan ajaran autentik Gereja. Adalah perlu juga mengin-
tegrasikan pesan itu ke dalam ‘kebudayaan baru’ yang diciptakan

13 Etika dalam Komunikasi, n. 3.


14 Bdk. Konsili Vatikan II, Konstitusi Dogmatik tentang Wahyu Ilahi Dei
Verbum, n. 10.
15 Aetatis Novae, n. 10.
16 Etika dalam Komunikasi, n. 26.
17 Communio et Progressio, n. 128.
18 Seruan Apostolik Evangelii Nuntiandi, n. 45.

12 Seri Dokumen Gerejawi No. 111


Gereja dan Internet; Etika dalam Internet ; Perkembangan Cepat

oleh komunikasi-komunikasi modern.”19 Melakukan hal itu sangat-


lah penting dewasa ini, karena sarana komunikasi sosial tidak
hanya sangat kuat mempengaruhi apa yang dipikirkan oleh orang-
orang tentang hidup, tetapi juga secara luas “pengalaman manusia-
wi itu sendiri adalah suatu pengalaman yang berasal dari media
massa.”20
Semua ini berlaku juga bagi internet. Walaupun dunia komunikasi
sosial “terkadang tampak bertentangan dengan warta Kristiani, itu
juga memberi kesempatan unik untuk mewartakan kebenaran
Kristus yang menyelamatkan kepada seluruh keluarga umat manu-
sia. Pertimbangkan…. kemampuan positif internet untuk menya-
lurkan informasi dan ajaran yang bersifat religius melampaui
semua penghalang dan batas-batas. Begitu banyak orang yang
telah mewartakan Injil sebelum kita tentu tidak pernah dapat
membayangkan publik yang begitu luas…. Orang-orang Katolik
hendaknya jangan takut membukakan pintu dunia komunikasi
sosial bagi Kristus, sehingga Kabar Gembira-Nya dapat terdengar
dari atap-atap dunia.”21

II
KESEMPATAN DAN TANTANGAN

5. “Komunikasi di dalam dan oleh Gereja secara hakiki merupakan


komunikasi Kabar Baik dari Yesus Kristus. Merupakan suatu
pewartaan Injil sebagai sabda profetis, yang membebaskan, kepada
para pria dan wanita zaman sekarang. Juga merupakan kesaksian
mengenai kebenaran ilahi dan tujuan manusia yang transenden,
dalam menghadapi sekularisasi yang radikal ini. Komunikasi oleh
Gereja tadi merupakan kesaksian mengenai keadilan dan persatu-
an di antara para bangsa, orang-orang dan kebudayaan, yang dibe-

19 Ensiklik Redemptoris Missio, n. 37.


20 Aetatis Novae, n. 2.
21 Yohanes Paulus II, Pesan untuk Hari Komunikasi Dunia ke-35, 27 Mei,

2001, n. 3.

Seri Dokumen Gerejawi No. 111 13


Gereja dan Internet; Etika dalam Internet ; Perkembangan Cepat

rikan dalam solidaritas dengan semua kaum beriman menghadapi


konflik dan perpecahan.”22
Karena mewartakan Kabar Baik kepada orang-orang yang diben-
tuk oleh budaya media komunikasi sosial menuntut pertimbangan
cermat tentang kekhasan media komunikasi sosial, maka Gereja
saat ini perlu memahami internet. Hal itu perlu untuk berkomuni-
kasi secara efektif dengan orang-orang, terutama orang-orang mu-
da, yang dipenuhi dengan pengalaman tentang teknologi baru ini,
dan juga untuk menggunakannya dengan baik.
Media komunikasi sosial memberi manfaat-manfaat penting dan
keuntungan-keuntungan dari perspektif religius: “Media komuni-
kasi sosial membawa berita-berita dan informasi mengenai peris-
tiwa-peristiwa keagamaan, gagasan-gagasan keagamaan, dan
tokoh-tokoh agama; media merupakan alat untuk evangelisasi dan
katekese. Dari hari ke hari media komunikasi sosial memberi
informasi, dorongan serta kesempatan untuk beribadat bagi orang-
orang yang terpaksa harus tinggal di rumah mereka atau lembaga
mereka.”23 Selain dari semua manfaat ini, ada juga yang kurang
lebih khas bagi internet. Internet menyediakan akses langsung dan
segera ke sumber-sumber penting religius dan spiritual – perpus-
takaan-perpustakaan besar, museum-museum dan tempat-tempat
ibadat, dokumen-dokumen Magisterium, tulisan-tulisan para Bapa
dan Doktor Gereja, serta kebijaksanaan religius berabad-abad.
Internet memiliki kemampuan luar biasa mengatasi jarak dan
isolasi dengan menghubungkan orang-orang dengan mereka yang
sama-sama mempunyai kehendak baik yang bergabung dalam
komunitas iman virtual untuk saling menyemangati dan memban-
tu satu sama lain. Gereja dapat memberikan pelayanan penting
kepada orang-orang Katolik maupun orang-orang bukan Katolik
dengan memilih dan menyampaikan data-data yang berguna mela-
lui internet.
Internet penting bagi banyak kegiatan dan program Gereja seperti
evangelisasi, termasuk baik reevangelisasi, evangelisasi baru dan
kegiatan-kegiatan tradisional misioner ad gentes, katekese dan

22 Aetatis Novae, n. 9.
23 Etika dalam Komunikasi, n. 11.

14 Seri Dokumen Gerejawi No. 111


Gereja dan Internet; Etika dalam Internet ; Perkembangan Cepat

bentuk-bentuk lain – pendidikan, berita-berita dan informasi,


pembelaan iman, pemerintahan, administrasi dan beberapa bentuk
bimbingan rohani dan pastoral.
Walaupun realitas virtual dunia maya tidak dapat menggantikan
komunitas antarpribadi yang autentik atau realitas sakramen-
sakramen dan liturgi atau pewartaan Injil seketika dan langsung,
internet dapat melengkapi hal-hal tersebut, mendorong orang-
orang untuk menghayati iman secara lebih penuh dan memper-
kaya kehidupan religius para pengguna. Internet juga merupakan
sarana bagi Gereja untuk berkomunikasi dengan kelompok-
kelompok tertentu, seperti orang-orang muda dan orang-orang
dewasa, orang lanjut usia dan mereka yang tidak bisa meninggal-
kan rumah karena sakit, orang-orang yang hidup di daerah-daerah
terpencil, para anggota badan-badan religius lain, yang mungkin
sulit dijangkau.
Semakin berkembanglah jumlah paroki, keuskupan, tarekat dan
lembaga yang terkait dengan Gereja, program-program, dan semua
jenis organisasi yang menggunakan internet untuk tujuan ini dan
lainnya. Proyek-proyek kreatif yang disponsori oleh Gereja ber-
langsung di beberapa tempat pada tingkat nasional dan regional.
Takhta Suci telah aktif di bidang ini selama beberapa tahun dan
terus meluaskan serta mengembangkan kehadirannya dalam inter-
net. Kelompok-kelompok yang berhubungan dengan Gereja yang
belum mengambil langkah masuk ke dunia maya didorong untuk
memikirkan kemungkinan melakukannya secepat mungkin. Kami
sangat menganjurkan pertukaran gagasan dan informasi tentang
internet di antara mereka yang sudah berpengalaman di bidang itu
dan mereka yang merupakan para pemula.
6. Gereja juga perlu mengerti dan menggunakan internet sebagai
sarana komunikasi internal. Untuk itu perlu diingat sifat khusus-
nya sebagai media yang langsung, seketika, interaktif dan parti-
sipatif.
Interaksi dua arah internet sedang memudarkan perbedaan lama
antara mereka yang menyampaikan dan mereka yang menerima

Seri Dokumen Gerejawi No. 111 15


Gereja dan Internet; Etika dalam Internet ; Perkembangan Cepat

warta,24 serta menciptakan situasi, di mana sekurang-kurangnya


secara potensial, setiap orang bisa melakukan kedua-duanya.
Maka, ini bukan lagi soal komunikasi masa lalu yang mengalir dari
satu arah dan dari atas ke bawah. Karena semakin banyak orang
memahami sifat khusus internet ini dalam bidang-bidang lain
kehidupan mereka, maka dapat diharapkan bahwa mereka meng-
gunakannya, bahkan di bidang agama dan Gereja.
Teknologinya baru, tetapi gagasannya tidak. Konsili Vatikan II
telah menyatakan hendaknya para anggota Gereja menyampaikan
kepada para pastor mereka “kebutuhan-kebutuhan dan keinginan-
keinginan mereka kepada para imam, dengan kebebasan dan ke-
percayaan, seperti layaknya bagi anak-anak Allah dan saudara-sau-
dara dalam Kristus”; pada kenyataannya, sesuai dengan pengeta-
huan, kemampuan, atau kedudukan mereka, orang-orang beriman
tidak hanya mempunyai hak, tetapi bahkan kewajiban “menyata-
kan pandangan mereka tentang hal-hal yang menyangkut kesejah-
teraan Gereja.”25 Communio et Progressio telah menyatakan, bahwa
sebagai “Tubuh yang hidup” Gereja “membutuhkan pendapat
umum, yang diperolehnya dari dialog antar anggota-anggota yang
berbeda.”26 Meskipun kebenaran-kebenaran iman “tidak bisa
diserahkan kepada penafsiran bebas pribadi-pribadi”, Instruksi
Pastoral mengamati bahwa “sangat luaslah cakupan pencarian,
yang di dalamnya dapat diwujudkan dialog internal itu.”27
Gagasan yang sama dikemukakan dalam Kitab Hukum Kanonik28
dan juga dalam dokumen-dokumen mutakhir Dewan Kepausan
untuk Komunikasi Sosial.29 Aetatis Novae menyebut komunikasi
dua arah dan pendapat umum sebagai “salah satu cara merealisasi-
kan secara konkret sifat Gereja sebagai communio”.30 Etika dalam
Komunikasi mengatakan: “Aliran informasi dua arah dan tukar
pandangan antara para pastor dengan umat beriman, kebebasan
24 Bdk. Communio et Progressio, n. 15.
25 Konstitusi Dogmatik tentang Gereja Lumen Gentium, n. 37.
26Communio et Progressio, n. 115.
27 Ibid., n.117.
28 Bdk. Kanon 212.2, 212.3.
29Bdk. Aetatis Novae, n. 10, Etika dalam Komunikasi, n. 26.
30 Aetatis Novae, n. 10.

16 Seri Dokumen Gerejawi No. 111


Gereja dan Internet; Etika dalam Internet ; Perkembangan Cepat

untuk mengungkapkan hal yang peka demi kebaikan komunitas


dan peranan Kuasa Mengajar Gereja dalam memupuk hal itu, dan
pendapat umum yang bertanggung jawab, semuanya merupakan
ungkapan penting dari ‘hak fundamental untuk berdialog serta
informasi dalam Gereja’ (Aetatis Novae, n.10; lih. Communio et
Progressio, n.20)”.31 Internet merupakan sarana teknologi yang
efektif untuk merealisasikan visi ini.
Jadi, kita memiliki alat yang dapat digunakan secara kreatif untuk
berbagai aspek administrasi dan pemerintahan. Bersamaan de-
ngan terbukanya saluran-saluran pengungkapan pendapat umum,
kami berpikir tentang kesempatan untuk berkonsultasi dengan
para pakar, mempersiapkan pertemuan-pertemuan, dan bekerja
sama dengan Gereja-gereja partikular dan dengan Tarekat-tarekat
Religius di tingkat lokal, nasional dan internasional.
7. Pendidikan dan pelatihan itu merupakan bidang lain yang
menguntungkan dan perlu. “Pada zaman sekarang ini setiap orang
memerlukan beberapa bentuk pendidikan media yang terus-
menerus, entah dengan studi pribadi atau ikut ambil bagian dalam
suatu program yang terorganisir atau kedua-duanya. Lebih dari
hanya sekedar mengajarkan mengenai teknik-teknik, pendidikan
bermedia membantu orang untuk membentuk standar dari selera
yang baik dan penilaian moral yang benar, salah satu segi dalam
pembentukan suara hati. Melalui sekolah-sekolah dan program-
program pendidikannya, Gereja hendaknya menyediakan pendi-
dikan bermedia semacam ini (lih. Aetatis Novae, n. 28; Communio et
Progressio, n. 107).”32
Pendidikan dan pelatihan mengenai internet harus menjadi bagian
dari program komprehensif pendidikan bermedia yang tersedia
bagi para anggota Gereja. Sedapat mungkin rencana pastoral
komunikasi sosial hendaknya menyediakan pelatihan ini dalam
pembinaan para seminaris, imam, religius, dan tenaga pastoral
awam serta para guru, orangtua, dan siswa.33

31 Etika dalam Komunikasi, n. 26.


32 Etika dalam Komunikasi, n. 25.
33 Aetatis Novae, n. 28.

Seri Dokumen Gerejawi No. 111 17


Gereja dan Internet; Etika dalam Internet ; Perkembangan Cepat

Terutama kepada orang-orang muda tidak hanya perlu diajari


menjadi orang-orang Kristiani yang baik sebagai “pembaca, pende-
ngar, atau penonton yang cakap, namun juga yang memberi
kemungkinan untuk menggunakan secara aktif segala kemung-
kinan bantuan yang ditawarkan oleh alat-alat komunikasi. Dengan
demikian orang-orang muda akan menjadi warga sepenuhnya dari
era komunikasi sosial, yang telah mulai pada zaman kita ini”34,
zaman di mana sarana komunikasi sosial dilihat “terutama sebagai
bagian dari suatu budaya yang masih berkembang, yang implikasi
sepenuhnya masih belum dimengerti dengan tepat.”35

Pengajaran tentang internet dan teknologi baru mencakup lebih


banyak dari pada sekadar mengajarkan hal-hal teknis. Orang-orang
muda perlu belajar bagaimana hidup baik dalam dunia maya, tahu
bagaimana mengambil keputusan yang tepat seturut kriteria moral
yang sehat tentang apa yang mereka temukan di sana, dan meng-
gunakan teknologi baru bagi perkembangan seutuhnya dan
kebaikan sesama.
8. Internet juga menimbulkan beberapa masalah khusus bagi
Gereja, di samping masalah yang bersifat umum, seperti dibahas
dalam Etika dalam Internet, sebagai lampiran dokumen ini.36
Sambil menekankan aspek-aspek positif internet, penting menjadi
jelas tentang apa yang negatif.
Pada tingkat yang sangat dalam, “dunia media sosial kadangkala
bisa tampak tidak jelas dan malah bersikap memusuhi iman dan
moral Kristen. Hal ini sebagian disebabkan oleh fakta bahwa
budaya media komunikasi secara sangat mendalam dipengaruhi
oleh gaya hidup postmodernisme sehingga yang menjadi kebenar-
an mutlak adalah bahwa tidak ada kebenaran mutlak atau bahwa,
kalau pun ada, kebenaran-kebenaran itu tak dapat dijangkau oleh
akal budi manusia dan, dengan demikian, menjadi tidak relevan.”37

34 Communio et Progressio, n. 107.


35 Yohanes Paulus II, Pesan untuk Hari Komunikasi Dunia ke-24, 1990.
36 Bdk. Etika dalam Internet.
37 Yohanes Paulus II, Pesan untuk Hari Komunikasi Dunia ke- 35, n. 3.

18 Seri Dokumen Gerejawi No. 111


Gereja dan Internet; Etika dalam Internet ; Perkembangan Cepat

Di antara masalah-masalah khusus yang ditimbulkan internet ialah


kehadiran situs-situs kebencian yang digunakan untuk menjelek-
jelekkan dan menyerang agama-agama serta kelompok-kelompok
etnis. Salah satu targetnya adalah Gereja Katolik. Seperti porno-
grafi dan kekerasan dalam media sosial, situs kebencian di internet
merupakan “dimensi paling gelap kodrat manusia yang dirusak
oleh dosa.”38 Bahkan, jika rasa hormat terhadap kebebasan ber-
ekspresi, sampai pada titik tertentu, bisa menuntut toleransi bah-
kan terhadap ujaran kebencian, kritik diri – dan, kalau diperlukan,
campur tangan otoritas publik–, harus menetapkan dan menerap-
kan batasan-batasan yang wajar pada apa yang boleh dikatakan.
Merebaknya situs-situs web yang menamakan diri Katolik mencip-
takan masalah jenis lain. Seperti telah kami katakan, hendaknya
kelompok-kelompok yang terkait dengan Gereja, hadir secara
kreatif dalam internet. Individu-individu dan kelompok-kelompok
tidak resmi yang telah termotivasi dan terinformasi dengan baik,
yang bertindak atas inisiatif mereka sendiri, punya hak yang sama
untuk berada di sana. Tetapi, inilah yang membingungkan, paling
tidak, yakni tidak membedakan antara penafsiran ajaran eksentrik,
praktik-praktik devosi yang berlebihan, dan pewartaan ideologi
yang berlabel “Katolik”, dari posisi autentik Gereja.
Berikut ini kami menyarankan sebuah pendekatan terhadap masa-
lah ini.
9. Masalah-masalah lainnya masih membutuhkan suatu refleksi.
Terkait dengan hal ini, kami sarankan penelitian dan studi lanjut,
termasuk “suatu antropologi dan teologi tentang komunikasi”39,
yang secara eksplisit merujuk pada internet. Bersama dengan studi
dan penelitian, perencanaan pastoral yang positif untuk pengguna-
an internet perlu dipromosikan.40
Misalnya, bagaimana banyaknya pilihan terhadap produk-produk
dan layanan dalam internet bisa memiliki efek pendorong, juga da-
lam hal agama, dan mengembangkan suatu pendekatan konsumer-

38 Pornografi dan Kekerasan dalam Media Komunikasi, n. 7.


39 Aetatis Novae, n. 8.
40 Bdk. Yohanes Paulus II, Surat Apostolik Novo Millennio Ineunte, n. 39.

Seri Dokumen Gerejawi No. 111 19


Gereja dan Internet; Etika dalam Internet ; Perkembangan Cepat

istik terhadap masalah-masalah iman. Data-data menimbulkan


pemikiran bahwa beberapa pengunjung situs web keagamaan
seolah-olah berada di dalam semacam supermarket, mengenali
dan memilih unsur-unsur perangkat keagamaan yang sesuai
dengan cita rasa pribadi mereka. “Kecenderungan pada beberapa
orang Katolik untuk selektif dalam ketaatan mereka” pada ajaran
Gereja adalah suatu masalah umum juga dalam konteks lain.41
Dibutuhkan lebih banyak informasi tentang besarnya masalah itu
di dalam internet.
Demikian pula, seperti telah disampaikan di atas, realitas virtual
dunia maya memiliki beberapa implikasi mencemaskan bagi aga-
ma dan juga bagi bidang-bidang kehidupan lainnya. Realitas virtual
tidak bisa menggantikan kehadiran nyata Kristus dalam Ekaristi,
realitas sakramental dari sakramen-sakramen lainnya, dan ibadah
yang dirayakan di dalam komunitas manusiawi dalam daging dan
darah. Tidak ada sakramen-sakramen dalam internet. Juga penga-
laman-pengalaman religius, yang ada karena rahmat Allah, tidak
cukup jika dipisahkan dari interaksi dunia nyata dengan orang-
orang beriman lainnya. Itulah aspek lain dari internet yang memer-
lukan studi dan refleksi. Pada saat yang sama, rencana pastoral
hendaknya memikirkan bagaimana menuntun orang-orang dari
dunia maya ke dalam komunitas nyata dan bagaimana, melalui
ajaran dan katekese, kemudian internet dapat dipergunakan untuk
mendukung dan memperkaya mereka dalam komitmen Kristiani
mereka.

III
REKOMENDASI DAN PENUTUP

10. Orang-orang beragama, sebagai bagian pengguna internet yang


berjumlah besar, dengan minat mereka masing-masing yang
khusus dan sah, ingin menjadi bagian dari proses yang memandu

41
Bdk. Yohanes Paulus II, Sambutan kepada para Uskup Amerika Serikat, n.
5, Los Angeles, 16 Septemeber , 1987.

20 Seri Dokumen Gerejawi No. 111


Gereja dan Internet; Etika dalam Internet ; Perkembangan Cepat

perkembangan masa depan sarana baru ini. Tentu, kadang-kadang


mereka akan terpaksa mengubah cara berpikir dan bertindak
mereka sendiri.
Juga penting bahwa orang-orang pada semua tingkatan Gereja
menggunakan internet secara kreatif untuk memenuhi tanggung
jawab mereka dan mengembangkan kegiatan Gereja. Menarik diri
dengan malu-malu karena takut pada teknologi atau karena alasan
lain tidak dapat diterima, terutama mengingat banyaknya kemung-
kinan-kemungkinan positif yang ditawarkan internet. “Cara-cara
memfasilitasi komunikasi dan dialog di antara para anggotanya
sendiri dapat memperkuat ikatan kesatuan di antara mereka. Ak-
ses seketika ke informasi memungkinkan Gereja memperdalam
dialog dengan dunia modern… Gereja dapat lebih siap memberi
informasi kepada dunia tentang “credo”nya dan menjelaskan
alasan-alasan sikapnya tentang masalah atau peristiwa apa pun.
Gereja dapat lebih jelas mendengar suara pendapat umum, dan
masuk ke dalam diskusi yang berkelanjutan dengan dunia seke-
lilingnya, dan dengan demikian lebih cepat melibatkan diri dalam
pencarian bersama untuk pemecahan banyak masalah kemanu-
siaan yang mendesak.”42
11. Maka, sebagai penutup refleksi ini, kami sampaikan kata-kata
peneguhan kepada berbagai kelompok, para pemimpin Gereja,
para petugas pastoral, para pendidik, para orangtua dan terutama
para orang muda.
Kepada para pemimpin Gereja: Orang-orang di dalam posisi kepe-
mimpinan di semua sektor Gereja perlu memahami sarana komu-
nikasi sosial, menerapkan pemahaman itu dalam perumusan pro-
gram-program pastoral terhadap komunikasi sosial43 bersama de-
ngan kebijakan-kebijakan konkret dan program-program di bidang
ini, dan dengan tepat menggunakan sarana komunikasi sosial. Jika
perlu, para penanggung jawab Gereja sendiri harus menerima pen-
didikan media massa. Sesungguhnya “Gereja akan dilayani dengan
baik kalau semakin banyak di antara mereka yang memiliki jabat-

42Yohanes Paulus II, Pesan untuk Hari Komunikasi Dunia ke-24, 1990.
43 Bdk. Aetatis Novae, nn. 23-33.

Seri Dokumen Gerejawi No. 111 21


Gereja dan Internet; Etika dalam Internet ; Perkembangan Cepat

an dan melakukan fungsi atas nama Gereja mendapatkan latihan


komunikasi.”44
Hal ini berlaku untuk internet dan juga untuk sarana-sarana komu-
nikasi sosial yang lebih tua. Para pemimpin Gereja wajib menggu-
nakan “kemampuan penuh ‘abad komputer’ untuk melayani pang-
gilan manusiawi dan transenden setiap orang, dan dengan demi-
kian meluhurkan Bapa, yang dari-Nya segala yang baik berasal.”45
Mereka harus menggunakan teknologi mengagumkan ini dalam
banyak aspek yang berbeda dari perutusan Gereja, sementara juga
menjajagi kemungkinan-kemungkinan kerja sama ekumenis dan
antaragama.
Suatu aspek khusus internet, seperti telah kita amati, mengenai
pertambahan jumlah –yang terkadang menciptakan kebingungan–
situs-situs web tidak resmi, yang menyebut diri mereka ‘Katolik’.
Sistem sertifikasi sukarela di tingkat lokal dan nasional di bawah
pengawasan perwakilan Magisterium mungkin berguna dalam
hubungan dengan bahan yang khusus bersifat ajaran atau kateke-
tis. Gagasan ini bukan untuk memberlakukan penyensoran, tetapi
untuk memberikan kepada para pengguna internet pedoman yang
terpercaya tentang apa yang sesuai dengan posisi autentik Gereja.
Kepada para petugas pastoral. Para imam, diakon, biarawan- biara-
wati, dan petugas pastoral awam hendaknya mempelajari sarana
komunikasi sosial untuk meningkatkan pemahaman mereka ten-
tang dampak komunikasi sosial terhadap individu-individu dan
masyarakat dan membantu mereka memperoleh metode komuni-
kasi yang disesuaikan dengan kepekaan dan minat orang-orang.
Pada zaman sekarang hal ini jelas mencakup pelatihan mengenai
internet, termasuk bagaimana menggunakannya dalam karya me-
reka. Situs web dapat juga digunakan untuk menawarkan pemba-
ruan teologi dan saran-saran pastoral.
Sedangkan mengenai personel Gereja yang terlibat langsung dalam
sarana komunikasi sosial, berlebihanlah mengatakan bahwa mere-
ka harus mendapatkan pelatihan profesional. Tetapi, mereka juga

44Etika dan Komunikasi, n. 26.


45Pesan untuk Hari Komunikasi Dunia ke-24, 1990.

22 Seri Dokumen Gerejawi No. 111


Gereja dan Internet; Etika dalam Internet ; Perkembangan Cepat

harus memperoleh pendidikan doktrinal dan spiritual, karena


“untuk memberi kesaksian tentang Kristus perlulah menjumpai-
Nya secara pribadi dan memupuk hubungan pribadi dengan Dia
melalui doa, Ekaristi dan Sakramen Rekonsiliasi, bacaan dan
refleksi akan sabda Allah, studi ajaran Kristiani, dan pelayanan
pada sesama.”46
Kepada para pendidik dan para katekis. Instruksi Pastoral Commu-
nio et Progressio berbicara tentang “kewajiban mendesak” sekolah-
sekolah Katolik untuk melatih para pemberi dan penerima komu-
nikasi sosial berdasarkan prinsip-prinsip Kristiani yang relevan.47
Pesan yang sama telah diulang berkali-kali. Pada zaman internet,
dengan jangkauan dan dampaknya yang luar biasa, kebutuhan itu
lebih mendesak daripada sebelumnya.
Universitas-universitas, kolese-kolese, sekolah-sekolah, dan pro-
gram-program pendidikan Katolik di semua tingkat hendaknya
memberikan kursus kepada berbagai macam kelompok –“para
seminaris, para imam, para bruder dan suster, dan para pemimpin
awam… para guru, para orangtua, dan para siswa”48–, juga pela-
tihan lebih lanjut dalam teknologi, manajemen, etika, dan hal-hal
kebijakan komunikasi kepada mereka yang menyiapkan diri untuk
berkarya di bidang komunikasi sosial atau yang memiliki peran
dalam pengambilan keputusan, termasuk mereka yang berkarya di
bidang komunikasi sosial bagi Gereja. Lebih lanjut, kami serahkan
persoalan dan permasalahan tersebut di atas kepada para pakar
dan peneliti dalam ilmu-ilmu yang relevan di lembaga-lembaga
perguruan tinggi Katolik.
Kepada para orangtua. Demi kebaikan anak-anak mereka, dan juga
demi mereka sendiri, orangtua harus “belajar menjadi pengamat,
pendengar dan pembaca yang jeli, dengan bertindak sebagai tela-
dan pengguna media yang bijak di rumah.”49 Sejauh menyangkut
internet, anak-anak dan orang-orang muda kerap kali lebih terbia-
sa dengan sarana ini daripada orangtua mereka. Meski demikian,

46 Pesan untuk Hari Komunikasi Dunia ke-34, 2000.


47 Communio et Progressio, n. 107.
48 Aetatis Novae, n. 28.
49 Etika dan Komunikasi, n. 25.

Seri Dokumen Gerejawi No. 111 23


Gereja dan Internet; Etika dalam Internet ; Perkembangan Cepat

orangtua sungguh-sungguh wajib membimbing dan mengawasi


anak-anak mereka dalam penggunaannya.50 Jika untuk itu berarti
harus mempelajari internet lebih banyak lagi daripada yang telah
dilakukan hingga saat ini, itu akan lebih baik.
Pengawasan orang tua hendaknya termasuk memastikan bahwa
teknologi penyaringan diterapkan dalam komputer yang disedia-
kan bagi anak-anak, jika hal tersebut memungkinkan dari segi
keuangan dan teknik, dengan tujuan melindungi mereka sejauh
mungkin dari pornografi, kekerasan seksual dan ancaman-ancam-
an lainnya. Pencarian dalam internet yang tidak diawasi hendak-
nya tidak diperbolehkan. Orangtua dan anak-anak hendaknya
mendiskusikan apa yang dilihat dan dialami dalam dunia maya.
Bertukar pikiran dengan keluarga-keluarga lain yang menghayati
nilai dan memiliki keprihatinan yang sama juga akan berguna.
Tugas utama orangtua adalah membantu anak-anak menjadi peng-
guna internet yang bertanggung jawab dan mampu untuk memilah
dan memilih.
Kepada anak-anak dan orang-orang muda. Internet adalah sebuah
pintu yang terbuka ke dunia yang memikat dan mengasyikkan
dengan pengaruh formatif yang kuat. Namun, tidak semua yang
ada di balik pintu itu sehat, aman dan benar. “Sesuai dengan umur
mereka dan keadaan, para anak-anak dan kaum muda hendaknya
terbuka terhadap pendidikan yang menyangkut media, dengan
menolak jalan yang mudah yaitu sikap pasif yang tidak kritis,
tekanan dari rekan-rekan seusia, serta tekanan komersial.”51
Orang-orang muda memiliki kewajiban menggunakan internet
dengan baik untuk diri mereka sendiri, orangtua, keluarga, teman,
pastor, guru, dan akhirnya untuk menaati Tuhan.
Internet menawarkan kepada orang-orang muda kemungkinan
besar untuk berbuat baik dan berbuat jahat kepada diri sendiri dan
kepada orang-orang lain. Internet dapat memperkaya hidup mere-
ka dengan cara yang sama sekali tak pernah dapat dibayangkan

50Bdk. Yohanes Paulus II, Seruan Apostolik Pasca Sinode Familiaris


Consortio, n. 76.
51Etika dalam Komunikasi, n. 25.

24 Seri Dokumen Gerejawi No. 111


Gereja dan Internet; Etika dalam Internet ; Perkembangan Cepat

oleh generasi-generasi sebelumnya, dan pada gilirannya memam-


pukan mereka untuk memperkaya hidup orang-orang lain. Inter-
net juga bisa menggiring mereka ke dalam konsumerisme, mem-
bangkitkan fantasi-fantasi pornografi dan kekerasan, serta
menyingkirkan mereka ke pengasingan patologis.
Orang-orang muda, seperti kerap kali dikatakan, merupakan masa
depan masyarakat dan Gereja. Penggunaan internet dengan baik
dapat membantu mempersiapkan mereka dalam mengemban
tanggung jawab mereka terhadap masyarakat dan Gereja. Tetapi
hal itu tidak terjadi secara otomatis. Internet bukan hanya sarana
hiburan dan kepuasan konsumen. Internet adalah sarana untuk
menyelesaikan pekerjaan yang berguna, dan orang-orang muda
harus mengerti hal ini dan menggunakannya demikian. Di dunia
maya, seperti di setiap tempat lainnya, orang-orang muda bisa ter-
panggil untuk berjalan melawan arus, melakukan budaya tanding-
an, bahkan untuk menderita penganiayaan demi kebenaran dan
kebaikan.
12. Kepada semua orang yang berkehendak baik. Akhirnya, kami
ingin menyampaikan sepatah kata tentang beberapa keutamaan
yang perlu dipupuk oleh setiap orang yang ingin menggunakan
internet dengan baik. Penggunaannya harus berdasarkan penilaian
riil terhadap isi internet.
Perlu sangat berhati-hati dalam menyimak dengan jelas implikasi-
implikasinya, kemampuan baik dan jahatnya sarana baru ini dan
untuk menanggapi secara kreatif tantangan-tantangan yang diha-
dapi dan kesempatan-kesempatannya yang ditawarkan.
Perlulah keadilan, terutama untuk menghilangkan “kesenjangan
digital”, kesenjangan informasi antara orang kaya dan orang mis-
kin di dunia dewasa ini.52 Hal ini menuntut komitmen, demi
kebaikan bersama internasional, dan “globalisasi solidaritas.”53
Perlulah kekuatan dan keberanian. Ini berarti mempertahankan
iman melawan relativisme agama dan moral, altruisme dan kemu-

52Bdk. Etika dan Internet, nn. 10, 17.


53Yohanes Paulus II, Sambutan kepada Sekretaris Jendral PBB dan kepada
Komisi Administratif Koordinasi PBB, n. 2, 7 April, 2000.

Seri Dokumen Gerejawi No. 111 25


Gereja dan Internet; Etika dalam Internet ; Perkembangan Cepat

rahan hati melawan konsumerisme individualistik dan kesusilaan


melawan sensualitas dan dosa.
Diperlukan keugaharian, pendekatan disiplin diri terhadap alat
teknologi yang luar biasa ini, internet, untuk menggunakannya
dengan bijak dan hanya untuk melakukan kebaikan.
Dalam berefleksi tentang internet, seperti tentang sarana komuni-
kasi sosial lainnya, kami mengingatkan bahwa Kristus adalah “Sang
Komunikator sempurna”,54 norma dan model pendekatan Gereja
terhadap komunikasi, dan juga isi, yang wajib dikomunikasikan
oleh Gereja. “Semoga orang-orang Katolik yang terlibat dalam
dunia komunikasi sosial memberitakan kebenaran Yesus dengan
lebih gembira dan berani dari atap-atap rumah, sehingga semua
orang, laki-laki dan perempuan, dapat mengenal kasih yang meru-
pakan pusat komunikasi, yang dilakukan Allah tentang Diri-Nya
dalam Yesus Kristus, yang selalu sama, kemarin, hari ini dan
selamanya.”55

Kota Vatikan, 22 Februari 2002, pada Pesta Takhta Santo Rasul


Petrus.

John P. Foley Pierfranco Pastore

Ketua Sekretaris

54 Communio et Progressio, n. 11.


55 Pesan untuk Hari Komunikasi Dunia ke-35, n. 4.

26 Seri Dokumen Gerejawi No. 111


Gereja dan Internet; Etika dalam Internet ; Perkembangan Cepat

Seri Dokumen Gerejawi No. 111

ETIKA DALAM INTERNET

Dewan Kepausan untuk Komunikasi Sosial


22 Februari 2002

Diterjemahkan oleh:
R.P. F.X. Adisusanto, SJ

Penyunting:
R.P. Andreas Suparman, SCJ & Bernadeta Harini Tri Prasasti

DEPARTEMEN DOKUMENTASI DAN PENERANGAN


KONFERENSI WALIGEREJA INDONESIA
JAKARTA, September 2019

Seri Dokumen Gerejawi No. 111 27


Gereja dan Internet; Etika dalam Internet ; Perkembangan Cepat

28 Seri Dokumen Gerejawi No. 111


Gereja dan Internet; Etika dalam Internet ; Perkembangan Cepat

DEWAN KEPAUSAN UNTUK KOMUNIKASI SOSIAL


ETIKA DALAM INTERNET

I. PENGANTAR
1. “Revolusi dalam komunikasi sosial dewasa ini mencakup, lebih
daripada hanya revolusi teknologi, pembentukan kembali unsur-
unsur mendasar, yang dengannya orang-orang memahami dunia
sekelilingnya, dan membenarkan serta mengungkapkan apa yang
mereka pahami. Selalu tersedianya gambaran-gambaran dan ide-
ide, serta cepatnya penyampaian kedua hal itu bahkan dari benua
ke benua, mengakibatkan dampak, baik positif maupun negatif,
bagi perkembangan kejiwaan, moral dan sosial orang-orang, bagi
struktur dan berfungsinya masyarakat, komunikasi antarbudaya,
dan penerimaan serta penyampaian nilai-nilai, pandangan tentang
dunia, ideologi dan kepercayaan keagamaan.”56
Kebenaran kata-kata ini menjadi semakin jelas daripada sebelum-
nya selama sepuluh tahun terakhir ini. Saat ini tidak diperlukan
daya imajinasi kuat untuk membayangkan bumi sebagai bola dunia
yang berdengung dengan transmisi listrik - planet yang berceloteh,
yang berada di kesunyian ruang. Akibatnya, apakah manusia men-
jadi lebih bahagia dan lebih baik? Inilah pertanyaan etis yang diaju-
kan.
Untuk banyak hal, jawabannya ya. Sarana komunikasi sosial baru
merupakan alat yang berpengaruh bagi pendidikan dan pengayaan
budaya, bagi perdagangan dan keterlibatan politik, bagi dialog dan
pemahaman antarbudaya, serta sebagaimana telah ditegaskan da-
lam dokumen yang menyertai dokumen ini,57 sarana komunikasi
sosial itu dapat juga melayani soal-soal agama. Namun, ada sisi lain
dari mata uang logam. Sarana komunikasi sosial, yang dapat digu-

56 Dewan Kepausan untuk Komunikasi Sosial, Instruksi Pastoral Aetatis


Novae tentang Komunikasi Sosial pada ulang tahun ke-20 Communio et
progressio, n. 4.
57 Dewan Kepausan untuk Komunikasi Sosial, Gereja dan Internet.

Seri Dokumen Gerejawi No. 111 29


Gereja dan Internet; Etika dalam Internet ; Perkembangan Cepat

nakan untuk kebaikan orang-orang dan komunitas, dapat juga


dipakai untuk mengeksploitasi, memanipulasi, menguasai, dan
korupsi.
2. Internet adalah yang terakhir dan –dalam banyak aspek–
paling kuat dari antara sarana-sarana komunikasi, yakni telegram,
telepon, radio, televisi, yang bagi banyak orang dalam satu sete-
ngah abad terakhir ini semakin menghilangkan waktu dan ruang
sebagai penghalang komunikasi. Internet sudah membawa dampak
luar biasa bagi orang-orang, bangsa-bangsa, dan dunia, serta makin
meningkat dari hari ke hari.
Dalam dokumen ini kami ingin menyajikan pandangan Katolik ten-
tang internet, sebagai titik tolak keikutsertaan Gereja dalam dialog
dengan sektor-sektor masyarakat yang lain, terutama kelompok-
kelompok keagamaan lain, mengenai perkembangan dan penggu-
naan alat teknologi yang mengagumkan ini. Saat ini internet banyak
digunakan untuk hal-hal yang baik, dengan harapan yang lebih baik
lagi, tetapi banyak kerugian dapat terjadi juga karena penggunaan-
nya yang tidak tepat. Kebaikan atau keburukan yang akan dihasil-
kan, akan tergantung dari beberapa pilihan. Dalam penerapannya
Gereja menawarkan dua sumbangan yang amat penting: komit-
mennya terhadap martabat pribadi manusia dan tradisi kebijakan
moralnya yang telah lama.58
3. Seperti halnya dengan sarana komunikasi sosial lainnya, priba-
di dan komunitas masyarakatlah yang merupakan unsur utama
untuk penilaian etis terhadap internet. Sehubungan dengan pesan
yang disampaikan, proses komunikasi, isu-isu struktural dan sis-
temik dalam komunikasi, “prinsip etis mendasar adalah sebagai
berikut: pribadi manusia dan komunitas manusia merupakan tuju-
an dan ukuran dari penggunaan media komunikasi sosial. Komuni-
kasi hendaknya dilakukan oleh pribadi-pribadi kepada pribadi-pri-
badi demi keutuhan perkembangan pribadi”.59

58 Bdk. Dewan Kepausan untuk Komunikasi Sosial, Etika dalam


Komunikasi, n. 5.
59 Ibid., n. 21.

30 Seri Dokumen Gerejawi No. 111


Gereja dan Internet; Etika dalam Internet ; Perkembangan Cepat

4. Kesejahteraan umum, “keseluruhan kondisi-kondisi hidup ke-


masyarakatan, yang memungkinkan, baik kelompok-kelompok
maupun anggota-anggota perorangan, untuk secara lebih penuh
dan lebih lancar mencapai kesempurnaan mereka sendiri,”60 meru-
pakan prinsip dasar kedua yang bermanfaat bagi penilaian moral
terhadap komunikasi sosial. Hal itu harus dimengerti secara utuh
sebagai keseluruhan tujuan yang bersama-sama diusahakan untuk
dapat dicapai oleh para anggota komunitas, dan yang dilaksanakan
serta ditopang oleh keberadaan komunitas. Kesejahteraan indi-
vidu-individu tergantung pada kesejahteraan umum komunitas
mereka.
Keutamaan yang harus dilindungi dan dikembangkan oleh orang-
orang demi kesejahteraan umum adalah solidaritas. Hal ini bukan
perasaan “bela rasa yang tidak pasti dan dangkal” di hadapan kesu-
litan-kesulitan orang lain, tetapi inilah “tekad yang teguh dan tabah
untuk membaktikan diri kepada kesejahteraan umum, artinya: ke-
pada kesejahteraan semua orang dan setiap perorangan, karena ki-
ta ini semua sungguh bertanggung jawab atas semua orang.”61
Teru-tama saat ini solidaritas telah memiliki dimensi internasional
yang jelas dan kuat. Tepatlah membicarakan kesejahteraan umum
inter-nasional dan merupakan kewajiban untuk
memperjuangkannya.
5. Kesejahteraan umum internasional, keutamaan solidaritas,
revolusi dalam sarana komunikasi sosial, teknologi informasi dan
internet semuanya adalah kenyataan yang berhubungan dengan
proses globalisasi.
Pada umumnya, teknologi baru ini menggerakkan dan mendukung
globalisasi dengan menciptakan situasi, di mana “perdagangan dan
komunikasi tidak lagi dipaksakan di dalam batas-batas negara
asal.”62

60 Konsili Vatkan II, Gaudium et spes, n. 26; bdk. Katekismus Gereja Katolik,
n. 1906.
61 Yohanes Paulus II, Sollicitudo rei socialis, n. 38.
62 Yohanes Paulus II, Sambutan kepada Akademi Kepausan Ilmu-ilmu

Sosial, n. 2, 27 April 2001.

Seri Dokumen Gerejawi No. 111 31


Gereja dan Internet; Etika dalam Internet ; Perkembangan Cepat

Dampaknya sangat penting. Globalisasi dapat meningkatkan kese-


jahteraan dan mengembangkan kemajuan; membawa manfaat, se-
perti “efisiensi dan bertambahnya produksi… persatuan yang se-
makin besar di antara bangsa-bangsa… pelayanan yang lebih baik
kepada keluarga umat manusia.”63 Tetapi manfaat-manfaat itu be-
lum terbagi secara merata hingga saat ini. Beberapa individu, pe-
rusahaan komersial, dan negara-negara telah meningkat dengan
pesat, sementara yang lainnya masih tertinggal. Segala bangsa
hampir seluruhnya tersingkirkan dari proses tersebut, kehilangan
tempat di dalam dunia baru yang sedang terbentuk. “Globalisasi,
yang secara mendalam telah mengubah sistem ekonomi dengan
menciptakan peluang-peluang pertumbuhan yang tak terduga, juga
telah menyebabkan banyak orang tercampak di tepi jalan: peng-
angguran di negara-negara maju dan kemiskinan ekstrem pada be-
gitu banyak bangsa-bangsa di belahan bumi Selatan terus merin-
tangi berjuta-juta perempuan dan laki-laki dari kemajuan dan ke-
makmuran.”64
Jelaslah, tanpa keraguan sedikit pun, bahwa masyarakat, yang telah
masuk ke dalam proses globalisasi, melakukannya sebagai pilihan
bebas dan terinformasi. Padahal, “banyak orang, terutama yang ku-
rang beruntung, mengalami hal itu sebagai suatu yang dipaksakan
pada diri mereka daripada sebagai proses di mana mereka dapat
mengambil bagian secara aktif.”65
Di banyak bagian dunia, globalisasi memacu perubahan sosial yang
cepat dan luar biasa. Ini bukan hanya proses ekonomi, tetapi juga
proses budaya, dengan segala aspek positif maupun negatifnya.
“Orang-orang, yang menjadi subjek globalisasi, kerap menganggap-
nya sebagai banjir destruktif yang mengancam norma-norma sosial
yang telah melindungi mereka dan titik acuan-budaya yang telah
memberi mereka arah hidup… Perubahan-perubahan teknologi

63 Yohanes Paulus II, Seruan Apostolik Pasca-Sinode Ecclesia in America,


n. 20.
64 Yohanes Paulus II, Sambutan kepada Korps Diplomatik untuk Takhta

Suci, n. 3, 10 Januari 2000.


65 Sambutan kepada Akademi Kepausan Ilmu-ilmu Sosial, n. 2.

32 Seri Dokumen Gerejawi No. 111


Gereja dan Internet; Etika dalam Internet ; Perkembangan Cepat

dan hubungan-hubungan kerja bergerak terlalu cepat untuk bisa


diikuti oleh budaya-budaya.”66
6. Salah satu dampak utama deregulasi tahun-tahun terakhir ini
adalah pergeseran kekuasaan dari negara nasional ke korporasi
transnasional. Pentinglah korporasi-korporasi ini didorong dan
dibantu untuk menggunakan kekuatannya demi kebaikan umat
manusia. Hal ini menunjukkan perlunya lebih banyak komunikasi
dan dialog di antara mereka dengan lembaga-lembaga terkait, se-
perti Gereja.
Komitmen yang teguh untuk melaksanakan solidaritas demi pela-
yanan kesejahteraan umum dalam dan antarbangsa harus mem-
bentuk dan menuntun kita dalam penggunaan teknologi informati-
ka yang baru ini dan internet. Teknologi ini bisa menjadi sarana
untuk memecahkan masalah-masalah kemanusiaan, dengan me-
ningkatkan pengembangan manusia seutuhnya, menciptakan dunia
yang dikuasai oleh keadilan, kedamaian dan kasih. Seperti, lebih
dari tigapuluh tahun yang lalu, dinyatakan oleh Instruksi Pastoral
tentang Sarana-sarana Komunikasi Sosial Communio et progressio,
sarana yang tersebut di atas memiliki kemampuan untuk menjamin
bahwa setiap orang di mana pun di muka bumi “berpartisipasi da-
lam masalah-masalah berat dan kesulitan-kesulitan yang dihadapi
oleh setiap orang dan seluruh masyarakat.”67
Ini mengejutkan. Internet dapat membantu mewujudkan cita-cita
ini menjadi kenyataan bagi orang-orang, kelompok-kelompok,
bangsa-bangsa, dan seluruh umat manusia, jika digunakan dalam
terang prinsip-prinsip etika yang jelas dan sehat, khususnya
keutamaan solidaritas. Hal itu akan bermanfaat bagi semua orang,
karena “saat ini kita mengetahui lebih dari masa lalu, bahwa kita
tidak akan pernah merasa bahagia dan damai tanpa satu sama lain,
dan kurang dirasakan bila seorang bermusuhan dengan yang
lain.”68 Hal tersebut akan menjadi ungkapan spiritualitas perseku-
tuan yang melibatkan "kemampuan untuk memandang apa pun

66 Ibid., n. 3.
67 Komisi Kepausan untuk Komunikasi Sosial, Instruksi Pastoral tentang
Sarana-sarana Komunikasi Sosial, Communio et progressio, n. 19.
68 Sambutan kepada Korps Diplomatik, n. 4.

Seri Dokumen Gerejawi No. 111 33


Gereja dan Internet; Etika dalam Internet ; Perkembangan Cepat

yang positif pada sesama, menyambutnya baik dan menghargainya


sebagai karunia dari Allah,” beserta kemampuan “memberi ruang
bagi para saudara-saudari kita, dengan saling menanggung ‘beban
seorang dan lainnya’ (Gal. 6:2) dan menolak pencobaan-pencobaan
cinta diri yang terus-menerus menyerang kita.”69
Merebaknya internet juga menimbulkan sejumlah persoalan etis
tentang hal-hal seperti privasi, keamanan dan kerahasiaan data,
hak cipta dan hak kekayaan intelektual, pornografi, situs-situs yang
membangkitkan kebencian, penyebaran gosip dan fitnah yang ber-
kedok berita, dan banyak lainnya. Secara singkat, kami akan mem-
bicarakan beberapa dari hal tersebut di bawah ini, sambil menga-
kui perlunya analisa dan diskusi terus-menerus oleh pihak-pihak
yang bersangkutan.
Akan tetapi, hendaknya kita tidak memandang internet hanya seba-
gai sumber masalah, tetapi juga sebagai sumber manfaat bagi umat
manusia. Tetapi manfaat itu hanya dapat terwujud sepenuhnya bila
masalah-masalah yang ada bisa diselesaikan.

II. INTERNET
7. Internet memiliki sifat-sifat yang luar biasa. Internet bersifat
instan, seketika, mendunia, terdesentralisasi, interaktif, berkem-
bang tanpa batas dalam hal isi dan jangkauan, fleksibel dan sangat
adaptif. Internet itu egaliter, dalam arti bahwa siapa pun dengan
peralatan seperlunya dan kemampuan teknik yang biasa dapat
hadir secara aktif di dalam dunia maya, menyampaikan pesannya
ke dunia, dan minta didengarkan. Internet memungkinkan orang
menjadi anonim, bermain peran, dan hanyut dalam khayalan di
suatu komunitas. Sesuai dengan selera masing-masing pengguna,
internet cocok baik untuk partisipasi aktif maupun penyerapan
pasif di dunia yang “berisikan rangsangan-rangsangan yang bersi-
fat egois dan mementingkan diri sendiri.”70
Internet dapat dipergunakan untuk mendobrak keterasingan indi-
vidu dan kelompok-kelompok atau mengintensifkannya.

69 Yohanes Paulus II, Surat Apostolik Novo millennio ineunte, n. 43.


70 Etika dalam Komunikasi, n. 2.

34 Seri Dokumen Gerejawi No. 111


Gereja dan Internet; Etika dalam Internet ; Perkembangan Cepat

8. Konfigurasi teknologi yang mendasari internet berkaitan erat


dengan aspek-aspek moralnya: orang-orang cenderung untuk
menggunakan internet sesuai dengan cara internet tersebut diran-
cang dan untuk merancangnya dengan cara yang sesuai dengan
berbagai macam penggunaannya. Sebenarnya sistem ‘baru’ ini di-
mulai pada tahun 1960-an, persisnya pada tahun-tahun perang
dingin, ketika itu dimaksudkan untuk menggagalkan serangan nu-
klir dengan menciptakan jaringan komputer-komputer penyimpan
data-data penting yang disebar di berbagai tempat. Desentralisasi
adalah kunci dari sistem ini karena dengan cara itu, paling tidak
demikian dipikirkan, hilangnya satu atau bahkan banyak komputer
tidak secara otomatis berarti hilangnya seluruh data itu.
Pandangan idealistis mengenai pertukaran informasi dan ide-ide
yang bebas telah memainkan peran positif dalam perkembangan
internet. Namun demikian, konfigurasinya yang desentralistis dan
begitu juga Jaringan Mendunia yang desentralistis pada akhir tahun
’80-an terbukti sesuai dengan cara berpikir yang berlawanan de-
ngan apa pun yang berbau peraturan sah bagi tanggung jawab pu-
blik. Maka, timbullah individualisme berlebihan mengenai internet.
Dikatakan bahwa hal tersebut merupakan sebuah kerajaan baru,
negeri dunia maya yang mengagumkan, di mana setiap jenis ung-
kapan diperbolehkan dan satu-satunya hukum adalah kebebasan
total setiap orang untuk melakukan apa yang diinginkannya. Tentu
saja ini berarti bahwa satu-satunya komunitas yang hak-hak dan
kepentingan-kepentingannya sungguh diakui di dunia maya adalah
komunitas penganut paham kebebasan individu yang radikal. Saat
ini konsep tersebut masih mempengaruhi beberapa kalangan, yang
didukung oleh argumen-argumen paham kebebasan individu yang
khas, juga dipergunakan untuk mempertahankan pornografi dan
kekerasan dalam media pada umumnya.71
Meskipun para individualis radikal dan para pengusaha secara jelas
merupakan dua kelompok yang sangat berbeda, ada kesesuaian
kepentingan di antara mereka, yang menghendaki internet menjadi
tempat bagi hampir setiap bentuk ungkapan, tak peduli betapa bu-

71Dewan Kepausan untuk Komunikasi Sosial, Pornografi dan Kekerasan


dalam Media Komunikasi: Sebuah Tanggapan Pastoral, n. 20.

Seri Dokumen Gerejawi No. 111 35


Gereja dan Internet; Etika dalam Internet ; Perkembangan Cepat

ruk serta destruktifnya, serta mereka yang menghendaki internet


menjadi saluran komersial dari model neo-liberal yang “mengang-
gap keuntungan dan hukum pasar sebagai ukuran mutlak, dengan
mengorbankan martabat dan kehormatan pribadi-pribadi dan
bangsa-bangsa.”72
9. Perkembangan teknologi informasi yang dahsyat telah me-
ningkatkan kemampuan komunikasi yang luar biasa dari segelintir
orang dan kelompok yang beruntung. Internet dapat membantu
orang-orang menggunakan kebebasan dan demokrasi secara ber-
tanggung jawab, memperlebar rentang pilihan-pilihan yang terse-
dia di berbagai bidang kehidupan, memperluas wawasan pendi-
dikan dan kebudayaan, menghilangkan pemisahan-pemisahan, me-
majukan pengembangan manusia dengan banyak cara. “Aliran
bebas gambaran-gambaran dan pembicaraan-pembicaraan pada
skala dunia mengubah tidak hanya hubungan-hubungan politik dan
ekonomi di antara bangsa-bangsa, tetapi juga pemahaman kita ten-
tang dunia itu sendiri. Fenomena ini menawarkan banyak kemung-
kinan yang tak terpikirkan hingga saat ini.”73 Jika didasarkan pada
nilai-nilai bersama, yang berakar pada kodrat manusia, dialog
antarbudaya, yang dimungkinkan oleh internet dan sarana komuni-
kasi sosial lainnya, dapat menjadi “sarana istimewa untuk memba-
ngun peradaban kasih.”74
Tetapi, itu bukan semuanya. “Secara paradoks, justru kekuatan-ke-
kuatan yang dapat mengantar menuju komunikasi yang lebih baik,
dapat juga menuntun pada semakin meningkatnya pengasingan
dan pemusatan diri.”75 Internet dapat menyatukan orang-orang,
tetapi juga dapat memisahkan mereka, baik sebagai perseorangan
maupun sebagai kelompok-kelompok yang tidak percaya satu sama
lain, dan terpisah oleh ideologi, politik, kepemilikan, ras dan ke-
bangsaan, perbedaan antargenerasi, dan bahkan agama. Internet
sudah digunakan secara agresif, hampir seperti senjata perang, dan

72 Ecclesia in America, n. 56.


73 Sambutan untuk Perayaan Hari Perdamaian Dunia 2001, n. 11.
74 Ibid., n. 16.
75 Yohanes Paulus II, Pesan untuk Hari Komunikasi Dunia ke-33, n. 4, 24

Januari 1999.

36 Seri Dokumen Gerejawi No. 111


Gereja dan Internet; Etika dalam Internet ; Perkembangan Cepat

orang-orang sudah membicarakan bahaya ‘terorisme siber’. Men-


jadi suatu ironi yang menyedihkan bahwa alat komunikasi ini, yang
berpotensi sangat besar untuk menyatukan orang-orang, kembali
ke keadaan semulanya pada Perang Dingin dan menjadi kancah
konflik internasional.

III. BEBERAPA POKOK KEPRIHATINAN


10. Apa yang sudah kami katakan sejauh ini berisi beberapa pokok
keprihatinan tentang internet.
Salah satu yang sangat penting adalah apa yang saat ini disebut
“digital divide” (kesenjangan digital), sebuah bentuk diskriminasi
yang membedakan si kaya dari si miskin, di antara bangsa-bangsa
dan di dalam bangsa-bangsa, berdasarkan adanya akses atau ketia-
daan akses kepada teknologi informasi baru ini. Dalam pengertian
ini, kesenjangan digital adalah versi terbaru dari kesenjangan lama
antara si kaya dan si miskin informasi.
Ungkapan kesenjangan digital menegaskan kenyataan bahwa
orang-orang, kelompok-kelompok, bangsa-bangsa harus memiliki
akses kepada teknologi baru ini agar dapat mengambil bagian da-
lam manfaat-manfaat yang dijanjikan oleh globalisasi dan perkem-
bangan, dan tidak tertinggal jauh di belakang. Pentinglah “bahwa
kesenjangan antara mereka yang memperoleh manfaat dari sarana
informasi dan ekspresi baru serta mereka yang belum memiliki
akses ke hal-hal itu… tidak menjadi sumber lain dari ketimpangan
dan diskriminasi yang tidak terkendali.”76 Harus ditemukan cara-
cara untuk membuat internet mudah diakses oleh kelompok-ke-
lompok yang kurang beruntung, entah secara langsung atau seti-
dak-tidaknya dengan menautkannya ke sarana komunikasi tradisi-
onal yang lebih murah. Dunia maya harus menjadi sumber infor-
masi dan pelayanan yang dapat diakses oleh semua orang dengan
cuma-cuma, dan dalam berbagai bahasa. Lembaga-lembaga publik
mempunyai tanggung jawab khusus untuk menciptakan dan me-
melihara situs-situs semacam ini.

76 Yohanes Paulus II, Pesan untuk Hari Komunikasi Dunia ke-31, 1997.

Seri Dokumen Gerejawi No. 111 37


Gereja dan Internet; Etika dalam Internet ; Perkembangan Cepat

Sementara ekonomi global terbentuk, Gereja berupaya “agar peme-


nang dalam proses ini adalah kemanusiaan secara menyeluruh,”
dan bukan hanya “segelintir orang kaya yang menguasai ilmu, tek-
nologi, komunikasi, dan sumber-sumber alam di planet ini.” Gereja
menginginkan “globalisasi yang melayani seluruh pribadi dan se-
mua orang.”77
Sehubungan dengan hal ini, hendaknya diingat bahwa sebab-sebab
dan dampak-dampak kesenjangan ini bukan hanya bersifat ekono-
mis, tetapi juga teknis, sosial, dan budaya. Maka, misalnya, ada
“kesenjangan” lain yang merugikan kaum perempuan, dan hal itu
juga harus dihilangkan.
11. Khususnya, kami peduli pada dimensi-dimensi budaya dari apa
yang saat ini sedang terjadi. Terutama, sebagai sarana yang kuat
dari proses globalisasi, teknologi informasi yang baru dan internet
menyampaikan dan membantu menanamkan seperangkat nilai-ni-
lai budaya –cara berpikir tentang hubungan sosial, keluarga, aga-
ma, kondisi kemanusiaan– yang daya tarik dan kebaruannya dapat
menantang dan menundukkan budaya-budaya tradisional.
Dialog dan pengayaan antarbudaya tentu sangat diinginkan.
Memang, “terutama dialog antarbudaya saat ini dibutuhkan karena
dampak teknologi komunikasi baru terhadap kehidupan orang-
orang dan bangsa-bangsa.”78 Tetapi dialog ini harus bergerak dari
dua arah. Sistem-sistem budaya harus banyak belajar satu sama
lain, dan melulu memaksakan pandangan tentang dunia, nilai-nilai,
dan bahkan bahasa dari satu budaya pada budaya lain bukanlah
dialog, melainkan penjajahan budaya.
Terutama, dominasi budaya menjadi masalah serius bila budaya
yang dominan membawa nilai-nilai palsu dan bertentangan dengan
kebaikan sejati orang-orang dan kelompok-kelompok. Demikian
halnya, internet, bersamaan dengan sarana komunikasi sosial lain-
nya, menyampaikan pesan yang sarat dengan nilai khas budaya
sekularBarat kepada orang-orang dan masyarakat-masyarakat
yang dalam banyak kasus tidak mampu mengevaluasi dan mem-

77 Sambutan kepada Akademi Kepausan Ilmu-ilmu Sosial, n. 5.


78 Ibid., n. 11.

38 Seri Dokumen Gerejawi No. 111


Gereja dan Internet; Etika dalam Internet ; Perkembangan Cepat

bandingkannya. Hal ini menimbulkan masalah serius, misalnya da-


lam konteks perkawinan dan kehidupan keluarga, yang tengah
mengalami “krisis radikal dan tersebar luas”79 di banyak bagian
dunia.
Dalam keadaan seperti ini kepekaan budaya dan rasa hormat terha-
dap nilai-nilai serta kepercayaan bangsa lain merupakan keharus-
an. Dialog antarbudaya yang melindungi budaya-budaya, sebagai
“ungkapan historis yang bermacam ragam dan cemerlang dari ke-
satuan asali keluarga umat manusia” serta “saling pemahaman dan
persekutuan mereka”80 perlu untuk membangun dan memperta-
hankan perasaan solidaritas internasional.
12. Masalah kebebasan berekspresi dalam internet juga kompleks
dan menimbulkan serangkaian keprihatinan lebih lanjut.
Kami sangat mendukung kebebasan berekspresi dan pertukaran
gagasan. Kebebasan untuk mencari dan menyelidiki kebenaran
merupakan hak asasi manusia,81dan kebebasan berekspresi adalah
batu penjuru demokrasi. “Manusia, seraya mengindahkan tata nilai
moral serta kepentingan masyarakat, dapat dengan leluasa menye-
lidiki kebenaran dan menyatakan serta menyiarkan pendapat-
nya… manusia harus mendapat informasi tentang peristiwa-peris-
tiwa umum dengan kebenaran”82 Dan pendapat umum, “ungkapan
esensial kodrat manusia yang diorganisasi dalam masyarakat”,
mutlak menuntut “kebebasan untuk mengungkapkan perasaan dan
pikirannya sendiri.”83
Mengingat tuntutan demi kebaikan bersama, kami menyesalkan
upaya otoritas publik untuk memblokir akses informasi di internet
atau di dalam sarana komunikasi sosial lainnya, karena hal itu di-
anggap mengancam atau menyulitkan mereka, untuk memanipulasi
publik dengan propaganda dan informasi salah atau untuk mengha-
langi kebebasan berekspresi dan berpendapat yang sah. Dalam hal

79 Novo millennio ineunte, n. 47.


80 Pesan untuk Hari Perdamaian Dunia 2001, n. 10.
81 Yohanes Paulus II, Centesimus annus, n. 47.
82 Gaudium et spes, n. 59.
83 Communio et progressio, nn. 25, 26.

Seri Dokumen Gerejawi No. 111 39


Gereja dan Internet; Etika dalam Internet ; Perkembangan Cepat

ini, rezim otoriter adalah pelanggar yang paling jahat, tetapi masa-
lahnya juga ada dalam demokrasi liberal, di mana akses ke sarana
komunikasi sosial untuk berpolitik kerap tergantung pada kekaya-
an, dan di mana para politisi dan penasihat mereka tidak menghor-
mati kebenaran dan kesetiaan, dengan memfitnah para lawan
mereka dan memperkecil masalah-masalah ke dimensi-dimensi
yang tidak penting.
13. Seperti sudah kerap kali ditekankan, jurnalisme sedang meng-
alami perubahan mendalam dalam keadaan terkini. Kombinasi an-
tara teknologi baru dan globalisasi telah “meningkatkan kemampu-
an sarana komunikasi sosial, tetapi juga menaikkan kecenderungan
ke tekanan ideologi dan perdagangan”84 dan hal ini berlaku juga
bagi jurnalisme.
Internet adalah alat yang sangat efektif untuk menyampaikan kabar
dan informasi secara cepat kepada orang-orang. Tetapi persaingan
ekonomi dan kehadiran jurnalisme online sepanjang waktu juga
berkontribusi pada sensasionalisme dan penyebaran rumor, pen-
campuran berita-berita, publikasi dan pertunjukan, dan pada ke-
merosotan yang nyata atas kronik dan komentar yang serius. Jur-
nalisme yang jujur sangat penting untuk kebaikan bersama bangsa-
bangsa dan komunitas internasional. Masalah-masalah yang terli-
hat jelas dalam praktik jurnalisme di internet ini memerlukan sebu-
ah penyelesaian yang cepat dari pihak para wartawan sendiri.
Informasi di internet yang luar biasa banyaknya, yang sebagian
besar tidak dievaluasi keakuratan dan relevansinya menjadi masa-
lah bagi banyak orang. Tetapi, kami juga prihatin akan kenyataan
bahwa para pengguna internet memakai teknologi, yang memung-
kinkan mereka menciptakan informasi-informasi hanya untuk
membuat penghalang-penghalang elektronik melawan gagasan-ga-
gasan yang kurang dikenal. Hal itu merupakan perkembangan tidak
sehat dalam dunia pluralistik, di mana orang-orang perlu lebih
berkembang dalam memahami satu sama lain. Jika para pengguna
internet harus selektif dan mendisiplinkan diri, hal itu hendaknya
tidak sampai secara ekstrem membentengi diri dari yang lain.

84Yohanes Paulus II, Sambutan pada Yubileum para Wartawan, n. 2, 4 Juni


2000.

40 Seri Dokumen Gerejawi No. 111


Gereja dan Internet; Etika dalam Internet ; Perkembangan Cepat

Pengaruh-pengaruh media ini bagi perkembangan psikologis dan


kesehatan perlu terus diuji, termasuk kemungkinan keterbenaman
berkepanjangan di dalam dunia virtual ruang maya bisa merugikan
bagi beberapa orang. Meskipun demikian, ada keuntungan nyata
dalam kemampuan teknologi ini bagi pribadi-pribadi untuk
“mengumpulkan paket-paket informasi dan pelayanan yang secara
khusus diarahkan untuk mereka. Namun hal ini menimbulkan per-
tanyaan yang tak dapat terelakkan lagi: ‘apakah para audiens di
masa mendatang merupakan sejumlah besar audiens dari satu
sumber saja?... Akan menjadi seperti apakah solidaritas, apakah
jadinya kasih dalam dunia seperti itu?’”85
14. Selain masalah yang berhubungan dengan kebebasan bereks-
presi, soal integritas dan ketepatan berita, serta berbagi gagasan
dan informasi, adalah serangkaian keprihatinan yang muncul dari
libertarianisme. Ideologi libertarianisme radikal menyesatkan dan
merugikan, terutama untuk melegitimasi kebebasan berekspresi
dalam pelayanan akan kebenaran. Kesalahannya terletak dalam
mengagung-agungkan kebebasan “sedemikian rupa sehingga kebe-
basan itu menjadi sesuatu yang mutlak, yang akan menjadi sumber
nilai-nilai… Tetapi dengan cara demikian ini, klaim akan kebenaran
yang tak terelakkan menghilang demi kriteria ketulusan, keaslian,
‘berdamai dengan diri sendiri’"86 Dalam cara berpikir seperti ini
tidak ada tempat bagi komunitas yang autentik, kesejahteraan
umum, dan solidaritas.

IV. REKOMENDASI DAN PENUTUP


15. Seperti telah kita lihat, keutamaan solidaritas adalah ukuran
kegunaan yang ditawarkan internet bagi kebaikan bersama. Keba-
ikan bersamalah yang menjadi konteks untuk mempertimbangkan
pertanyaan moral ini: “Apakah sarana komunikasi sosial digunakan
untuk kebaikan atau kejahatan.”87
Banyak orang dan kelompok berbagi tanggung jawab dalam hal ini.
Semua pengguna internet diwajibkan menggunakannya dengan ca-

85 Etika dalam Komunikasi, n. 29.


86 Yohanes Paulus II, Veritatis splendor, n. 32.
87 Etika dalam Komunikasi, n. 1.

Seri Dokumen Gerejawi No. 111 41


Gereja dan Internet; Etika dalam Internet ; Perkembangan Cepat

ra yang terinformasi dan disiplin untuk tujuan yang baik secara


moral. Para orangtua hendaknya membimbing dan mengawasi
anak-anak dalam menggunakannya.88 Sekolah-sekolah serta lemba-
ga-lembaga dan program-program pendidikan lainnya hendaknya
mengajarkan penggunaan internet dengan bijak sebagai bagian
pendidikan media massa komprehensif, yang mencakup tidak
hanya pelatihan dalam kemampuan-kemampuan teknis –‘literasi
komputer’ dan yang serupa–, tetapi juga kemampuan mengeva-
luasi isi secara tepat dan bijak. Mereka, yang keputusan-keputusan
dan tindakan-tindakannya berperan membentuk struktur dan isi
internet, memiliki kewajiban untuk melaksanakan solidaritas da-
lam pelayanan kebaikan bersama.
16. Sensor a priori oleh pemerintah hendaknya dihindari; “pe-
nyensoran … hendaknya hanya digunakan dalam kasus-kasus eks-
trem.”89 Internet tidak lagi dikecualikan dari sarana komunikasi
sosial lainnya dengan mematuhi hukum yang adil yang menentang
ungkapan kebencian, pencemaran nama baik, penipuan, pornografi
anak, dan pelanggaran-pelanggaran lainnya. Perilaku kriminal da-
lam konteks lainnya adalah perilaku kriminal dalam dunia maya,
dan otoritas sipil mempunyai kewajiban dan hak untuk memberla-
kukan hukum tersebut. Peraturan-peraturan baru mungkin juga
diperlukan untuk menangani kejahatan-kejahatan ‘internet’ khu-
sus, seperti penyebaran virus komputer, pencurian data-data
pribadi yang tersimpan di perangkat keras (harddisk), dan
sebagainya.
Regulasi internet diperlukan dan pada prinsipnya swa-regulasi
adalah metode terbaik. “Pemecahan untuk masalah-masalah yang
muncul dari komersialisasi dan privatisasi yang tidak diatur ini
tidak termasuk dalam kontrol negara atas media, tetapi lebih-lebih
dalam peraturan yang lebih penting, sesuai dengan kriteria pela-
yanan umum, dan dalam tanggung jawab publik yang lebih
besar.”90 Kode etika industri dapat memainkan peran yang ber-

88 Bdk. Yohanes Paulus II, Seruan Apostolik Pasca-sinode Familiaris


consortio, n. 76.
89 Communio et progressio, n. 86.
90 Aetatis Novae, n. 5.

42 Seri Dokumen Gerejawi No. 111


Gereja dan Internet; Etika dalam Internet ; Perkembangan Cepat

guna, asal direncanakan dengan serius, melibatkan wakil-wakil ma-


syarakat dalam perumusan dan pelaksanaannya, sambil menyema-
ngati para komunikator yang bertanggung jawab, memberi hukum-
an yang tepat bagi pelanggaran-pelanggaran, termasuk sensor
publik.91 Kadang-kadang situasi bisa jadi menuntut intervensi
negara, misalnya dengan membentuk badan pengawas sarana
komunikasi yang mewakili setiap gerak pendapat di masyarakat.92
17. Sifat transnasional dan koneksi internet serta perannya dalam
globalisasi memerlukan kerja sama internasional dalam menetap-
kan model dan mekanisme untuk meningkatkan serta melindungi
kesejahteraan umum internasional.93 Mengenai teknologi sarana
komunikasi sosial, serta banyak hal lain, “ada kebutuhan yang men-
desak untuk kesamaan pada tingkat internasional.”94 Perlulah tin-
dakan yang tegas di sektor swasta dan publik untuk menghilangkan
kesenjangan digital.
Banyak pertanyaan sulit terkait dengan internet memerlukan kese-
pakatan internasional, misalnya bagaimana menjamin privasi indi-
vidu dan kelompok yang taat hukum tanpa menghalangi para
petugas penegak hukum dan jaminan keamanan untuk melakukan
pengawasan terhadap para penjahat dan teroris? Bagaimana melin-
dungi hak cipta dan hak kekayaan intelektual tanpa membatasi
akses ke materi dalam domain publik? Bagaimana mendefinisikan
'domain publik' itu sendiri? Bagaimana membangun dan memeli-
hara tersedianya informasi dalam berbagai bahasa untuk semua
pengguna internet? Bagaimana melindungi hak perempuan dalam
hal akses ke internet dan aspek-aspek lain dari teknologi informasi
baru? Secara khusus, pertanyaan bagaimana menghilangkan kesen-
jangan digital antara yang kaya dan yang miskin informasi memer-
lukan perhatian serius dan mendesak dalam aspek teknis, pendi-
dikan, dan budaya.
Saat ini ada "rasa solidaritas internasional yang meningkat" yang
menawarkan secara khusus kepada sistem Perserikatan Bangsa-

91 Bdk. Communio et progressio, n. 79.


92 Ibid., n. 88.
93 Bdk. Sambutan kepada Akademi Kepausan Ilmu-ilmu Sosial, n. 2.
94 Etika dalam Komunikasi, n. 22.

Seri Dokumen Gerejawi No. 111 43


Gereja dan Internet; Etika dalam Internet ; Perkembangan Cepat

Bangsa "sebuah kesempatan unik untuk berkontribusi pada glo-


balisasi solidaritas yang berfungsi sebagai tempat pertemuan untuk
negara-negara dan masyarakat sipil dan sebagai titik temu bera-
gam kepentingan dan kebutuhan… Kerja sama antara agen-agen
internasional dan organisasi non-pemerintah akan membantu me-
mastikan bahwa kepentingan negara dan kelompok-kelompok
yang berbeda di dalamnya, betapapun sah, tidak akan diminta atau
dibela dengan mengorbankan kepentingan atau hak masyarakat
lain, terutama yang kurang beruntung.”95 Terkait hal ini, kami
berharap Pertemuan Puncak Dunia Masyarakat Informasi yang di-
jadwalkan akan berlangsung pada 2003 akan memberi sumbangan
positif untuk pembahasan hal-hal ini.
18. Seperti yang kami tunjukkan di atas, dokumen pendamping
bagi dokumen ini, yang berjudul Gereja dan Internet, secara khusus
membicarakan penggunaan internet oleh Gereja dan peran internet
dalam kehidupan Gereja. Di sini kami hanya ingin menekankan
bahwa Gereja Katolik, bersama dengan badan-badan keagamaan
lainnya, harus hadir secara aktif dalam internet dan menjadi mitra
dalam dialog publik mengenai perkembangannya. “Gereja tidak
bermaksud mendikte keputusan-keputusan dan pilihan tadi, tetapi
berusaha untuk membantu dengan menunjukkan kriteria etis dan
moral yang relevan terhadap proses ini – kriteria yang harus dite-
mukan baik dalam nilai-nilai manusiawi maupun nilai-nilai Kristi-
ani.”96
Internet dapat memberikan sumbangan yang sangat berharga bagi
kehidupan manusia. Internet dapat meningkatkan kemakmuran
dan kedamaian, pertumbuhan intelektual dan estetika, saling
pengertian antar bangsa-bangsa dan negara-negara dalam skala
global.
Internet juga dapat membantu laki-laki dan perempuan dalam
pencarian mereka terus-menerus untuk memahami diri sendiri. Di
setiap zaman, termasuk zaman kita sendiri, orang selalu mengaju-
kan pertanyaan-pertanyaan mendasar yang sama: "Siapakah aku?

95 Yohanes Paulus II, Sambutan kepada Sekretaris Jenderal PBB dan kepada
Komisi Administrasi Koordinasi PBB, nn. 2-3, 7 April 2000,
96 Aetatis Novae, n. 12.

44 Seri Dokumen Gerejawi No. 111


Gereja dan Internet; Etika dalam Internet ; Perkembangan Cepat

Dari mana aku datang dan kemana aku akan pergi? Mengapa ada
yang jahat? Apa yang akan ada setelah hidup ini?"97 Gereja tidak
dapat memaksakan jawaban, tapi bisa –dan harus– mewartakan
kepada dunia jawaban yang diterimanya; dan saat ini, seperti
selalu, Gereja menawarkan satu-satunya jawaban yang benar-
benar memuaskan terhadap pertanyaan terdalam tentang
kehidupan – Yesus Kristus, yang "sepenuhnya mengungkapkan
manusia bagi manusia dan membeberkan kepadanya panggilannya
yang amat luhur."98 Seperti dunia sekarang ini, dunia sarana
komunikasi sosial, di mana internet menjadi bagiannya, hadir,
secara tidak sempurna tetapi autentik, ke dalam tapal batas
Kerajaan Allah dan ditempatkan dalam pelayanan kepada sabda
keselamatan. Akan tetapi “janganlah karena mendambakan dunia
baru orang lalu menjadi lemah perhatiannya untuk mengolah dunia
ini. Justru harus tumbuhlah perhatian itu sehingga berkembanglah
tubuh keluarga manusia yang baru, yang sudah mampu
memberikan suatu bayangan tentang zaman baru.”99

Kota Vatikan, 22 Februari 2002, pada Pesta Takhta Santo Rasul


Petrus.

John P. Foley Pierfranco Pastore

Ketua Sekretaris

97 Yohanes Paulus II, Ensiklik Fides et ratio, n. 1.


98 Gaudium et spes, n. 22.
99 Ibid., n. 39

Seri Dokumen Gerejawi No. 111 45


Gereja dan Internet; Etika dalam Internet ; Perkembangan Cepat

46 Seri Dokumen Gerejawi No. 111


Gereja dan Internet; Etika dalam Internet ; Perkembangan Cepat

Seri Dokumen Gerejawi No. 111

PERKEMBANGAN CEPAT

Surat Apostolik
Paus Yohanes Paulus II
24 Januari 2005

Diterjemahkan oleh:
R.P. F.X. Adisusanto, SJ

Penyunting:
R.P. Andreas Suparman, SCJ & Bernadeta Harini Tri Prasasti

DEPARTEMEN DOKUMENTASI DAN PENERANGAN


KONFERENSI WALIGEREJA INDONESIA
JAKARTA, September 2019

Seri Dokumen Gerejawi No. 111 47


Gereja dan Internet; Etika dalam Internet ; Perkembangan Cepat

48 Seri Dokumen Gerejawi No. 111


Gereja dan Internet; Etika dalam Internet ; Perkembangan Cepat

SURAT APOSTOLIK
“PERKEMBANGAN CEPAT”
BAPA SUCI
YOHANES PAULUS II
KEPADA MEREKA YANG BERTANGGUNG JAWAB
ATAS KOMUNIKASI

1. Perkembangan cepat teknologi di bidang media jelas merupakan


salah satu tanda kemajuan dalam masyarakat dewasa ini. Dengan
mengingat pembaruan-pembaruan dalam evolusi yang terus-mene-
rus ini, kata-kata yang ditemukan dalam Dekret Konsili Vatikan II,
Inter Mirifica, yang ditetapkan oleh pendahulu saya yang terhor-
mat, hamba Allah Paulus VI, 4 Desember 1963, nampak semakin
aktual: “Di antara penemuan-penemuan teknologi yang mengagum-
kan, yang terutama pada zaman sekarang, berkat perkenanan Allah,
telah digali oleh kecerdasan manusia dari alam tercipta, yang oleh
Bunda Gereja disambut dan diikuti dengan perhatian istimewa ia-
lah penemuan-penemuan, yang pertama-tama menyangkut jiwa
manusia, dan membuka peluang-peluang baru untuk menyalurkan
dengan lancar sekali segala macam berita, gagasan-gagasan, pedo-
man-pedoman”.100

I. Perkembangan Subur setelah terbitnya Dekret “Inter Miri-


fica”
2. Lebih dari empat puluh tahun sesudah terbitnya dokumen itu,
tepatlah merefleksikan “tantangan-tantangan” yang ditimbulkan
media komunikasi bagi Gereja sebagaimana dikatakan Paulus VI:
“Gereja akan merasa salah di hadirat Tuhan jika ia tidak memanfa-

100 No. 1.

Seri Dokumen Gerejawi No. 111 49


Gereja dan Internet; Etika dalam Internet ; Perkembangan Cepat

atkan sarana-sarana yang ampuh ini”.101 Pada kenyataannya, Gereja


tidak hanya dipanggil menggunakan media massa untuk menyebar-
kan Injil, tetapi, sekarang lebih dari sebelumnya, untuk menginte-
grasikan warta keselamatan ke dalam “budaya baru” yang dicipta-
kan dan diperkuat oleh sarana komunikasi yang sangat ampuh ini.
Gereja mengatakan kepada kita bahwa penggunaan teknik dan
teknologi komunikasi zaman sekarang adalah bagian integral peru-
tusannya pada milenium ketiga.
Digerakkan oleh kesadaran ini, komunitas Kristiani telah meng-
ambil langkah-langkah penting dalam penggunaan sarana komuni-
kasi untuk informasi keagamaan, untuk evangelisasi dan katekese,
untuk pembinaan para pekerja pastoral di bidang ini, dan untuk
pendidikan menuju tanggung jawab yang dewasa dari para penggu-
na dan penerima berbagai macam media komunikasi.
3. Banyak tantangan menghadang evangelisasi baru di dunia yang
kaya dengan potensi komunikasi seperti dunia kita. Karena itu,
saya ingin menggarisbawahi dalam Ensiklik Redemptoris Missio
bahwa Areopagus pertama dunia modern adalah dunia komunikasi,
yang mampu menyatukan dan mengubah umat manusia menjadi –
seperti sering disebut– “desa global.” Media komunikasi sosial
telah menjadi sedemikian penting sehingga menjadi sarana utama
bimbingan dan inspirasi bagi banyak orang dalam perilaku pribadi,
keluarga dan sosial mereka. Kita berhadapan dengan masalah yang
kompleks, karena budaya ini sendiri, terlepas dari isinya, muncul
justru dari adanya cara-cara baru berkomunikasi dengan teknik
dan bahasa yang belum pernah ada sebelumnya.
Abad kita adalah abad komunikasi global, di mana begitu banyak
saat-saat kehidupan manusia dilewatkan melalui proses-proses
media massa, atau sekurang-kurangnya harus dihadapkan dengan-
nya. Saya membatasi diri dengan menyebut pembinaan kepribadi-
an dan suara hati, penafsiran dan penataan hubungan afektif, pe-
nyusunan tahap-tahap pendidikan dan pembinaan, pengembangan

101Anjuran Apostolik Evangelii Nuntiandi (8 Desember 1975): AAS 68


(1976), 45.

50 Seri Dokumen Gerejawi No. 111


Gereja dan Internet; Etika dalam Internet ; Perkembangan Cepat

dan penyebaran fenomena budaya, dan perkembangan kehidupan


sosial, politik serta ekonomi.
Media massa dapat dan harus memajukan keadilan dan solidaritas
sesuai dengan visi organik yang benar tentang pengembangan
manusia, dengan memberitakan peristiwa-peristiwa secara tepat
dan benar, menganalisa situasi dan masalah dengan lengkap, dan
menyediakan forum bagi berbagai macam pendapat. Pendekatan
etika yang autentik terhadap penggunaan media komunikasi yang
sangat kuat harus ditempatkan dalam konteks pelaksanaan kebe-
basan dan tanggung jawab yang matang, berdasarkan kriteria ter-
tinggi kebenaran dan keadilan.

II. Refleksi Injil dan Komitmen Perutusan


4. Dunia media massa juga memerlukan penebusan Kristus. Untuk
menganalisa dengan mata iman proses dan nilai komunikasi sosial,
pendalaman Kitab Suci dapat tanpa ragu-ragu membantu sebagai
“kodeks besar” komunikasi pesan yang tidak berlangsung singkat
dan sesaat, tetapi mendasar bagi nilai penyelamatannya.
Sejarah Keselamatan mengisahkan kembali dan mendokumentasi-
kan komunikasi Allah dengan manusia, komunikasi yang menggu-
nakan segala bentuk dan cara berkomunikasi. Manusia diciptakan
menurut gambar dan rupa Allah agar menerima wahyu ilahi dan
menjalin dialog kasih dengan-Nya. Karena dosa, kemampuan untuk
berdialog ini, baik pada tataran pribadi maupun sosial telah beru-
bah, dan umat manusia telah dan akan terus mengalami pengalam-
an pahit ketidak-pemahaman dan keterpisahan. Namun, Allah tidak
meninggalkan umat manusia, tetapi mengutus Putra-Nya sendiri
(bdk. Mrk. 12:1-11). Dalam Sabda yang menjadi daging, komunikasi
sendiri memperoleh makna penyelamatannya yang paling dalam.
Dengan demikian, dalam Roh Kudus, umat manusia diberi kemam-
puan memperoleh keselamatan, dan mewartakan serta memberi
kesaksian atas keselamatan itu kepada saudara-saudaranya.
5. Jadi komunikasi antara Allah dan manusia mencapai kesempur-
naannya dalam Sabda yang menjadi daging. Tindakan kasih, yang
dengannya Allah mewahyukan diri-Nya, disatukan dengan jawaban
iman oleh manusia, menghasilkan dialog yang subur. Justru karena

Seri Dokumen Gerejawi No. 111 51


Gereja dan Internet; Etika dalam Internet ; Perkembangan Cepat

alasan ini, dengan menjadikan permintaan para murid “ajarlah ka-


mi berdoa” (Lk. 11:1) dalam arti tertentu menjadi permintaan kita
sendiri, kita dapat memohon kepada Tuhan untuk membimbing
kita memahami bagaimana berkomunikasi dengan Allah dan orang
lain melalui media komunikasi yang mengagumkan itu. Dalam
cakrawala komunikasi yang menentukan dan terbaru, media
memberikan kesempatan yang menguntungkan untuk menjangkau
orang-orang di mana pun, dengan mengatasi halangan waktu,
ruang dan bahasa; dengan merumuskan isi iman dalam cara yang
sangat bervariasi; dan dengan menawarkan kepada siapa pun yang
mencari kemungkinan masuk ke dalam dialog dengan misteri Allah,
yang diwahyukan sepenuhnya dalam Yesus Kristus.
Sabda yang menjelma telah mewariskan pada kita sebuah teladan
bagaimana berkomunikasi dengan Bapa dan umat manusia, baik
dengan menghayati saat-saat tenang dan rekoleksi, atau dengan
berkhotbah di setiap tempat dan dengan berbagai kemungkinan
bahasa. Ia menjelaskan Kitab Suci, mengungkapkan Diri dalam per-
umpamaan, dialog dalam keakraban keluarga, berbicara di lapang-
an, di sepanjang jalan, di tepi danau dan di puncak gunung. Perjum-
paan pribadi dengan Dia tidak menjadikan seorang acuh tak acuh,
tetapi mendorong untuk meneladan-Nya: “Apa yang Kukatakan
kepadamu dalam gelap, katakanlah itu dalam terang; dan apa yang
dibisikkan ke telingamu, beritakanlah itu dari atap-atap rumah”
(Mat. 10:27).
Namun ada saat memuncak, di mana komunikasi menjadi perseku-
tuan penuh: yakni perjumpaan Ekaristi. Dengan mengenal Yesus
dalam “pemecahan roti” (bdk. Lk. 24:30-31), umat beriman mera-
sakan dirinya didesak untuk mewartakan wafat dan kebangkitan-
Nya, dan untuk menjadi saksi yang gembira dan berani tentang
Kerajaan-Nya (bdk. Lk. 24:35).
6. Berkat Penebusan, kecakapan berkomunikasi umat beriman di-
sembuhkan dan diperbarui. Perjumpaan dengan Kristus menjadi-
kan mereka ciptaan baru, dan memperbolehkan mereka menjadi
bagian dari bangsa, yang telah Ia menangkan melalui darah-Nya
dengan wafat di Salib, dan memasukkan mereka ke dalam kehi-
dupan mesra Tritunggal, yang merupakan komunikasi berkelanjut-

52 Seri Dokumen Gerejawi No. 111


Gereja dan Internet; Etika dalam Internet ; Perkembangan Cepat

an dan melingkar dari kasih yang sempurna dan tak terbatas antara
Bapa, Putra dan Roh Kudus.
Komunikasi meresapi dimensi sangat penting Gereja, yang dipang-
gil untuk mewartakan kepada semua orang warta gembira kesela-
matan. Karena itu, Gereja memanfaatkan kesempatan-kesempatan
yang ditawarkan oleh media komunikasi sebagai jalan yang diberi-
kan oleh penyelenggaraan Allah untuk meningkatkan persekutuan
dan menjadikan pewartaan sabda-Nya lebih mengena.102 Media
me-mungkinkan perwujudan sifat universal Umat Allah, dengan
mem-bantu pertukaran lebih intens dan lebih langsung di antara
Gereja-Gereja lokal, dan memupuk pemahaman dan kerja sama
satu sama lain.
Kita bersyukur kepada Allah karena kehadiran media yang sangat
hebat ini, yang jika digunakan oleh umat beriman dengan kecerdas-
an iman dan dalam ketaatan pada terang Roh Kudus, dapat memu-
dahkan penyebaran Injil dan menjadikan ikatan persekutuan antar
komunitas gerejawi lebih efektif.

III. Perubahan Mentalitas dan Pembaruan Pastoral


7. Dalam media komunikasi Gereja menemukan bantuan berharga
untuk menyebarluaskan Injil dan nilai-nilai keagamaan, untuk
memajukan dialog, kerja sama ekumenis dan antaragama, dan juga
untuk membela prinsip-prinsip kokoh yang harus ada untuk mem-
bangun suatu masyarakat yang menghargai martabat pribadi ma-
nusia dan memiliki perhatian terhadap kebaikan bersama. Gereja
dengan suka rela menggunakan media ini untuk melengkapi infor-
masi bagi dirinya sendiri dan untuk memperluas batas-batas eva-
ngelisasi, katekese dan pembinaan, dan memandang penggunaan-
nya sebagai jawaban terhadap perintah Tuhan: “Pergilah ke selu-
ruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk” (Mrk. 16:15).

102Bdk. Yohanes Paulus II, Anjuran Apostolik Christifideles Laici (30


Desember 1988), 18-24: AAS 81 (1989), 421-435; bdk. Dewan Kepausan
untuk Komunikasi Sosial, Instruksi Pastoral Aetatis Novae (22 Februari
1992), 10: AAS 84 (1992), 454-455.

Seri Dokumen Gerejawi No. 111 53


Gereja dan Internet; Etika dalam Internet ; Perkembangan Cepat

Tentu ini bukanlah perutusan yang mudah pada zaman kita ini, di
mana tersebar keyakinan bahwa masa kepastian telah lewat dan
tidak dapat diperoleh kembali. Banyak orang harus belajar hidup
dalam suatu suasana ketiadaan makna sepenuhnya, oleh hal-hal
yang sementara dan oleh hal-hal yang berlalu dengan cepat.103 Da-
lam konteks ini, media komunikasi dapat digunakan “untuk mewar-
takan Injil atau untuk mendiamkannya dalam hati manusia”.104 Hal
ini menghadirkan tantangan serius bagi umat beriman, terutama
bagi para orangtua, keluarga-keluarga dan semua orang yang ber-
tanggung jawab atas pembinaan anak-anak dan orang muda.
Orang-orang dalam komunitas Gereja, yang secara khusus dianu-
gerahi kemampuan bekerja dalam media hendaknya didorong
dengan kebijaksanaan dan kearifan pastoral, sehingga mereka
dapat menjadi para profesional yang mampu berdialog dengan
dunia luas media massa.
8. Penghargaan terhadap media tidak hanya diperuntukkan bagi
mereka yang telah mahir di bidang itu, tetapi juga kepada seluruh
Komunitas Gereja. Jika, seperti telah dinyatakan, media komunikasi
memperhitungkan berbagai aspek ungkapan iman, orang-orang
Kristiani harus memperhitungkan budaya media di mana mereka
hidup: dari liturgi, ungkapan komunikasi paling penuh dan menda-
sar dengan Allah dan satu sama lain, sampai pada katekese, yang
tidak dapat dilepaskan dari kenyataan bahwa itu ditujukan bagi
orang-orang yang terpengaruh oleh bahasa dan budaya zamannya.
Fenomena komunikasi sosial sekarang ini mendorong Gereja
menuju semacam revisi pastoral dan budaya, agar siap menghadapi
dengan semestinya zaman di mana kita hidup. Terutama para
pastor harus memikul tanggung jawab ini. Segala kemungkinan
harus dilakukan, sehingga Injil dapat meresapi masyarakat, dengan
mendorong orang-orang mendengarkan dan menerima

103 Bdk. Yohanes Paulus II, Ensiklik Fides et Ratio (14 September 1998),
91: AAS 91 (1999), 76-77.
104 Bdk. Dewan Kepausan untuk Komunikasi Sosial, Instruksi Pastoral

Aetatis Novae (22 Februari 1992), 4: AAS 84 (1992), 450.

54 Seri Dokumen Gerejawi No. 111


Gereja dan Internet; Etika dalam Internet ; Perkembangan Cepat

pesannya.105 Para biarawan-biarawati, yang dari karisma


Tarekatnya sendiri terarah pada komitmen di bidang media massa,
memiliki tanggung jawab khusus dalam hal ini. Karena secara
spiritual dan profesional dibina kepada tujuan ini, tarekat-tarekat
ini “hendaknya rela mem-beri bantuan, di mana pun itu sesuai
dengan keperluan pastoral, ... untuk menyingkirkan
penyalahgunaan media dan memajukan pro-gram-program yang
bermutu lebih tinggi, yang isinya harus meng-hormati hukum
moral dan kaya nilai-nilai manusiawi dan Kris-tiani.”106
9. Dengan pertimbangan sedemikian pentingnya media massa,
sehingga sudah lima belas tahun lalu saya menganggap tidak
tepatlah membiarkan penggunaannya diserahkan begitu saja kepa-
da prakarsa-prakarsa pribadi-pribadi atau kelompok-kelompok
kecil, dan menganjurkan agar media massa secara tegas dimasuk-
kan ke dalam program-program pastoral.107 Khususnya, teknologi-
teknologi baru menciptakan kesempatan-kesempatan lebih lanjut
bagi komunikasi yang dipahami sebagai pelayanan kepada kepe-
mimpinan pastoral dan pengaturan berbagai macam tugas komuni-
tas Kristiani. Salah satu contoh jelas saat ini adalah bagaimana
internet tidak hanya menyediakan sumber-sumber daya bagi infor-
masi yang lebih banyak, tetapi membiasakan orang-orang berko-
munikasi secara interaktif.108 Banyak orang Kristiani sudah secara
kreatif menggunakan alat baru ini, dengan menggali kemampu-
annya dalam evangelisasi, pendidikan, komunikasi internal, ad-
ministrasi dan kepemimpinan. Namun, di samping internet, sarana-
sarana komunikasi baru lainnya, juga sarana-sarana komunikasi
tradisional, hendaknya digunakan. Surat kabar-surat kabar harian
dan mingguan, segala macam penerbitan, dan televisi serta radio

105 Bdk. Yohanes Paulus II, Anjuran Apostolik pascasinode Pastores Gregis,
30: L’Osservatore Romano, 17 Oktober 2003, hal. 6.
106 Yohanes Paulus II, Anjuran Apostolik Vita Consecrata (25 Maret 1996),

99: AAS 88 (1996), 476.


107 Bdk. Yohanes Paulus II, Ensiklik Redemptoris Missio (7 Desember

1990), 37: AAS 83 (1991), 282-286.


108 Bdk. Dewan Kepausan untuk Komunikasi Sosial, Gereja dan Internet

(22 Februari 2002), 6: Vatikan, 2002, hal. 13-15.

Seri Dokumen Gerejawi No. 111 55


Gereja dan Internet; Etika dalam Internet ; Perkembangan Cepat

Katolik masih tetap merupakan sarana yang sangat berguna dalam


panorama lengkap komunikasi Gereja.
Sementara isi yang dikomunikasikan tentu saja harus disesuaikan
dengan kebutuhan berbagai macam kelompok, tujuannya harus
selalu membuat orang-orang sadar akan dimensi etis dan moral
informasi.109 Begitu juga, perlu adanya jaminan pembinaan dan
perhatian pastoral bagi para profesional komunikasi. Orang-orang
ini kerap berhadapan dengan tekanan khusus dan dilema etis yang
muncul dalam pekerjaan sehari-hari mereka. Banyak di antara me-
reka “sungguh-sungguh ingin mengetahui dan melaksanakan apa
yang baik dalam bidang etika dan moral”, dan menantikan bim-
bingan serta dukungan Gereja.110

IV. Media Massa, Persimpangan Jalan Masalah-Masalah Sosial


yang Besar
10. Gereja, yang dalam terang pesan keselamatan yang dipercaya-
kan kepadanya oleh Tuhan, adalah juga guru kemanusiaan. Ia me-
miliki kewajiban memberi sumbangan yang tepat untuk pemaham-
an yang lebih baik tentang pandangan dan tanggung jawab yang
terkait dengan perkembangan saat kini di dalam komunikasi sosial.
Teristimewa karena komunikasi mempengaruhi hati nurani orang
per orang, membentuk mentalitas mereka dan menentukan pan-
dangan mereka tentang berbagai hal, perlulah menegaskan kembali
secara yang tegas dan jelas, bahwa media massa merupakan waris-
an yang harus dilindungi dan dikembangkan. Media komunikasi
harus masuk ke dalam kerangka hak dan kewajiban yang terstruk-
tur secara organik, baik dari sudut pandang pembinaan dan tang-
gung jawab etis, maupun dari rujukan kepada hukum dan undang-
undang kelembagaan.

109 Bdk. Konsili Vatikan II, Inter Mirifica, 15-16; Dewan Kepausan untuk
Komunikasi Sosial, Instruksi Pastoral Communio et Progressio (23 Mei
1971), 107: AAS 63 (1971), 631-632; Dewan Kepausan untuk Komunikasi
Sosial, Instruksi Pastoral Aetatis Novae (22 Februari 1992), 18: AAS 84
(1992), 460.
110 Bdk. Ibid., 19: l.c.

56 Seri Dokumen Gerejawi No. 111


Gereja dan Internet; Etika dalam Internet ; Perkembangan Cepat

Perkembangan positif media dalam pelayanan untuk kesejahteraan


umum merupakan tanggung jawab masing-masing dan setiap
orang.111 Karena hubungan erat yang dimiliki media dengan ekono-
mi, politik dan budaya, dituntut adanya sistem manajemen yang
mampu melindungi sentralitas dan martabat manusia, keunggulan
keluarga sebagai satuan dasar masyarakat dan hubungan yang
tepat di antara mereka.
11. Kita berhadapan dengan tiga pilihan mendasar: pembinaan,
partisipasi dan dialog.
Pertama, kegiatan luas pembinaan diperlukan untuk menjamin
bahwa media massa dikenal dan digunakan secara bijak dan tepat.
Bahasa baru yang diperkenalkan kepada masyarakat mengubah
baik proses pembelajaran maupun kualitas hubungan manusia,
sehingga tanpa pembinaan yang tepat, media ini bisa memperalat
dan sangat mengondisikan, bukannya melayani orang-orang. Hal
ini terutama benar bagi orang-orang muda, yang menunjukkan ke-
cenderungan alamiah terhadap pembaruan-pembaruan teknologi,
dan dengan demikian memerlukan pendidikan lebih banyak lagi
dalam menggunakan media secara bertanggung jawab dan kritis.
Kedua, saya ingin mengingatkan kembali pada akses ke media dan
keterlibatan tanggung jawab bersama atas penyelenggaraannya.
Jika media komunikasi adalah kebaikan yang ditujukan kepada
seluruh umat manusia, hendaknya ditemukan bentuk-bentuk yang
selalu baru, yang memungkinkan keikutsertaan luas dalam penye-
lenggaraannya, termasuk langkah-langkah hukum yang tepat. Per-
lulah memupuk dan mengembangkan budaya tanggung jawab
bersama.
Akhirnya, tidak dapat dilupakan kemungkinan besar media massa
dalam memajukan dialog, dengan menjadi sarana bagi pemahaman
timbal balik, solidaritas dan perdamaian. Media massa menjadi
sumber daya kuat bagi kebaikan jika digunakan untuk membantu
pemahaman antar bangsa-bangsa. Media massa menjadi “senjata”
perusak jika digunakan untuk menyuburkan ketidakadilan dan
pertentangan. Pendahulu saya yang terhormat, Beato Yohanes

111 Bdk. Katekismus Gereja Katolik, n. 2494.

Seri Dokumen Gerejawi No. 111 57


Gereja dan Internet; Etika dalam Internet ; Perkembangan Cepat

XXIII, dalam Ensiklik Pacem in Terris telah memperingatkan umat


manusia akan potensi risiko ini.112
12. Refleksi tentang peran “pendapat umum dalam Gereja,” dan,
“Gereja dalam pendapat umum” membangkitkan perhatian besar.
Dalam pertemuan dengan para editor penerbit-penerbit Katolik,
pendahulu saya yang terhormat, Pius XII, menyatakan bahwa sesu-
atu akan hilang dari kehidupan Gereja jika tidak ada pendapat
umum. Pernyataan yang sama telah diulangi pada kesempatan
lain,113 dan dalam Kitab Hukum Kanonik diakui, pada keadaan
tertentu, hak untuk mengungkapkan pendapat pribadi
seseorang.114 Sementara benar bahwa kebenaran-kebenaran iman
tidak terbuka untuk penafsiran sesuka hati, dan bahwa rasa hormat
terhadap hak-hak orang lain menciptakan batas-batas intrinsik
bagi peng-ungkapan pendapat seseorang, namun tidak kurang
benar bahwa masih ada ruang di antara orang-orang Katolik untuk
saling tukar pendapat dalam dialog yang menghormati keadilan
dan kebijak-sanaan.
Komunikasi, baik dalam komunitas Gereja maupun antara Gereja
dan dunia luas, menuntut keterbukaan dan pendekatan baru ter-
hadap masalah-masalah yang menghadang terkait dengan dunia
media. Komunikasi seperti itu harus mengarah kepada dialog yang
membangun untuk memajukan dalam komunitas Kristiani penda-
pat umum yang diinformasikan secara benar dan dilakukan dengan

112 Bdk. Yohanes Paulus II, Pesan untuk Hari Komunikasi Dunia ke-37 (24
Januari 2003): L’Osservatore Romano, 25 Januari 2003, hal. 6.
113 Bdk. Konsili Vatikan II, Lumen Gentium, 37; Dewan Kepausan untuk

Komunikasi Sosial, Instruksi Pastoral Communio et Progressio (23 Mei


1971), 114-117: AAS 63 (1971), 634-635.
114 Kan. 212, §3: Sesuai dengan pengetahuan, kompetensi dan

keunggulannya, mereka mempunyai hak, bahkan kadang-kadang juga


kewajiban, untuk menyampaikan kepada para Gembala suci pendapat
mereka tentang hal-hal yang menyangkut kesejahteraan Gereja dan untuk
memberitahukannya kepada kaum beriman Kristiani lainnya, tanpa
mengurangi keutuhan iman dan moral serta sikap hormat terhadap para
Gembala, dan dengan memperhatikan manfaat umum serta martabat
pribadi orang.

58 Seri Dokumen Gerejawi No. 111


Gereja dan Internet; Etika dalam Internet ; Perkembangan Cepat

pertimbangan. Gereja, seperti halnya lembaga atau kelompok lain,


memerlukan dan berhak membuat kegiatan-kegiatannya diketahui.
Namun pada saat yang sama, jika diperlukan, harus mampu menja-
min kerahasiaan yang memadai, tanpa merugikan komunikasi yang
tepat dan memadai tentang kejadian-kejadian Gereja. Ini adalah
salah satu bidang, di mana kerja sama antara kaum awam dan para
pastor sangat diperlukan, seperti ditekankan secara tepat oleh Kon-
sili: “Dari pergaulan persaudaraan antara kaum awam dan para
Gembala itu boleh diharapkan banyak manfaat bagi Gereja. Sebab
dengan demikian, dalam para awam diteguhkan kesadaran ber-
tanggung jawab dan ditingkatkan semangat. Lagi pula tenaga kaum
awam lebih mudah digabungkan dengan karya para Gembala.
Sebaliknya, dibantu oleh pengalaman para awam, para Gembala
dapat mengadakan penegasan yang lebih jelas dan tepat dalam
perkara-perkara rohani maupun jasmani. Dengan demikian, selu-
ruh Gereja, dikukuhkan oleh semua anggotanya akan menunaikan
secara lebih tepat guna perutusannya demi kehidupan dunia.”115

V. Berkomunikasi dengan Daya Roh Kudus


13. Tantangan besar zaman kita bagi umat beriman dan semua
orang yang berkehendak baik adalah mempertahankan komunikasi
yang jujur dan bebas, yang membantu memperkuat kemajuan inte-
gral dunia. Setiap orang hendaknya mengetahui bagaimana meme-
lihara penegasan roh yang penuh perhatian dan kesiapsiagaan
terus-menerus, dengan mengembangkan kemampuan bersikap
kritis yang sehat terkait dengan daya persuasif media komunikasi.
Juga di bidang ini, orang-orang yang beriman kepada Kristus
mengetahui bahwa mereka dapat mengandalkan bantuan Roh
Kudus. Bantuan seperti itu semakin diperlukan mengingat betapa
besar kesulitan-kesulitan mendasar dapat terjadi dalam komuni-
kasi yang disebabkan oleh ideologi, keinginan akan keuntungan
atau kekuasaan, dan persaingan serta pertentangan di antara
orang-orang dan kelompok-kelompok, dan juga disebabkan oleh
kelemahan-kelemahan manusiawi dan masalah-masalah sosial.
Teknologi modern meningkatkan kecepatan secara mengagumkan,

115 Konsili Vatikan II, Lumen Gentium, 37.

Seri Dokumen Gerejawi No. 111 59


Gereja dan Internet; Etika dalam Internet ; Perkembangan Cepat

kuantitas dan jangkauan komunikasi, namun sekaligus tidak men-


dukung pertukaran yang rentan yang terjadi antara pikiran dan
pikiran, antara hati dan hati, yang seharusnya menjadi ciri dari
komunikasi apa pun untuk pelayanan solidaritas dan kasih.
Dalam sejarah keselamatan, Kristus menampilkan diri-Nya kepada
kita sebagai “komunikator” Bapa: “Allah, pada zaman akhir ini, te-
lah berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya” (Ibr. 1:2).
Sang Sabda Abadi yang menjadi daging, dalam mengomunikasikan
Diri-Nya, selalu menunjukkan rasa hormat kepada mereka yang
mendengarkan. Ia mengajar dengan memahami situasi dan kebu-
tuhan-kebutuhan mereka. Ia tergerak oleh bela rasa kepada pende-
ritaan mereka dan oleh tekad yang tegas untuk hanya mengatakan
apa yang mereka perlu dengar tanpa pemaksaan atau kompromi,
penipuan atau manipulasi. Yesus mengajarkan bahwa komunikasi
adalah tindakan moral: “Orang yang baik mengeluarkan hal-hal
yang baik dari perbendaharaannya yang baik dan orang yang jahat
mengeluarkan hal-hal yang jahat dari perbendaharaannya yang
jahat. Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap kata sia-sia yang diu-
capkan orang harus dipertanggungjawabkannya pada hari peng-
hakiman. Karena menurut ucapanmu engkau akan dibenarkan dan
menurut ucapanmu pula engkau akan dihukum” (Mat. 12: 35-37).
14. Rasul Paulus memiliki pesan jelas bagi mereka yang terlibat
dalam komunikasi (para politisi, komunikator profesional, pemir-
sa): “Karena itu buanglah dusta dan berkatalah benar seorang
kepada yang lain…… Janganlah ada perkataan kotor keluar dari
mulutmu, tetapi pakailah perkataan yang baik untuk membangun, di
mana perlu, supaya mereka yang mendengarnya, beroleh kasih
karunia” (Ef. 4: 25, 29).
Kepada mereka yang bekerja dalam komunikasi, terutama kepada
umat beriman yang terlibat dalam bidang penting masyarakat ini,
saya menyampaikan ajakan, yang sejak permulaan pelayanan saya
sebagai Gembala seluruh Gereja, ingin saya ungkapkan kepada
seluruh dunia: “Jangan takut.”
Jangan takut akan teknologi baru! Teknologi itu ada “di antara hal-
hal yang mengagumkan” –inter mirifica– yang telah dipersiapkan
Tuhan bagi kita untuk kita temukan, untuk kita gunakan, dan untuk

60 Seri Dokumen Gerejawi No. 111


Gereja dan Internet; Etika dalam Internet ; Perkembangan Cepat

membuat kebenaran diketahui, juga kebenaran tentang martabat


kita dan tentang tujuan kita sebagai anak-anak-Nya, para pewaris
Kerajaan-Nya yang abadi.
Jangan takut dilawan oleh dunia! Yesus telah meyakinkan kita:
“Aku telah mengalahkan dunia” (Yoh. 16:33).
Bahkan jangan takut akan kelemahan dan kekuranganmu sendiri!
Sang Guru Ilahi telah berkata: “Aku menyertai kamu senantiasa
sampai kepada akhir zaman!” (Mat. 28:20). Komunikasikan pesan
pengharapan, rahmat dan kasih Kristus, dengan menjaga tetap hi-
dup, di dunia yang sedang berjalan ini, perspektif abadi surga, pers-
pektif yang tidak pernah dapat dikomunikasikan secara langsung
oleh sarana komunikasi: “Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata,
dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah
timbul di dalam hati manusia: semua yang disediakan Allah untuk
mereka yang mengasihi Dia” (1 Kor. 2:9).
Kepada Maria, yang memberi kita Sabda kehidupan, dan yang
menyimpan kata-kata-Nya yang tak berubah dalam hatinya, saya
percayakan perjalanan Gereja di dunia saat ini. Semoga Perawan
yang Terberkati membantu kita mengomunikasikan dengan setiap
sarana, keindahan dan suka cita hidup dalam Kristus, Penebus kita.

Kepada Anda semua saya berikan Berkat Apostolik saya!

Dari Vatikan, 24 Januari 2005, Pesta Santo Fransiskus de Sales, Santo


Pelindung para wartawan.

YOHANES PAULUS II

Seri Dokumen Gerejawi No. 111 61


Gereja dan Internet; Etika dalam Internet ; Perkembangan Cepat

SERI DOKUMEN GEREJAWI

Departemen Dokumentasi dan Penerangan Konferensi


Waligereja Indonesia (DOKPEN – KWI) berusaha menerbitkan
terjemahan seri ”Dokumen Gerejawi” (Dokumen Kepausan) yang
penting dalam bahasa Indonesia, dengan maksud memberikan
bahan bacaan dan studi yang terpercaya bagi mereka yang kurang
mendapat kesempatan untuk menikmati naskah aslinya.

Agar Anda tetap memperoleh semua terbitan seri dokumen


ini, kami sarankan untuk mencatatkan nama dan alamat Anda
kepada kami: Dep. Dokpen KWI, Jalan Cikini 2 No. 10, Jakarta Pusat.
Telp.: (021) 3901003. E-mail: dokpen@kawali.org (Penerbitan)
dokpen1@kawali.org (Ekspedisi). Dengan demikian Anda selalu
mendapatkan kiriman seri dokumen ini.

Harga setiap dokumen tentu saja berbeda-beda, tergantung


pada panjang pendeknya dokumen yang diterbitkan, jumlah
halaman dan tahun saat diterbitkannya.

Semoga terbitan Dokpen KWI ini dapat membantu Umat


Katolik Indonesia lebih mendalami serta mencintai Kristus dan
Gereja-Nya.

Damai Kristus,

Departemen Dokumentasi & Penerangan KWI

62 Seri Dokumen Gerejawi No. 111


Gereja dan Internet; Etika dalam Internet ; Perkembangan Cepat

DAFTAR TERBITAN DOKUMEN GEREJAWI

1. REDEMPTORIS MATER. IBUNDA SANG PENEBUS


2. INSTRUKSI MENGENAI KEBEBASAN DAN PEMBEBASAN
KRISTIANI
3. SOLLICITUDO REI SOCIALIS, KEPRIHATINAN AKAN MASALAH
SOSIAL
3. (A) LAMPIRAN SERI DOGER NO.3
4. MEMBANGUN PERDAMAIAN: MENGHORMATI KELOMPOK
MINORITAS
5. CHRISTIFIDELES LAICI. PARA ANGGOTA AWAM UMAT
BERIMAN
6. EVANGELII NUNTIANDI. MEWARTAKAN INJIL
7. LUMEN GENTIUM. TERANG BANGSA-BANGSA. KONSTITUSI
DOGMATIS KONSILI VATIKAN II TENTANG GEREJA
8. DEI VERBUM. KONSTITUSI DOGMATIS KONSILI VATIKAN II –
TENTANG WAHYU ILAHI
9. SACROSANCTUM CONSILIUM. KONSILI SUCI. KONSTITUSI
DOGMATIS KONSILI VATIKAN II – TENTANG LITURGI KUDUS
10. NOSTRA AETATE. PADA ZAMAN KITA ; DIGNITATIS HUMANAE.
MARTABAT PRIBADI MANUSIA. PERNYATAAN KONSILI VATIKAN
II – TENTANG HUBUNGAN GEREJA DENGAN AGAMA-AGAMA
BUKAN KRISTIANI & KEBEBASAN BERAGAMA
11. PERFECTAE CARITATIS. CINTA KASIH SEMPURNA. DEKRET
KONSILI VATIKAN II – TENTANG PEMBAHARUAN HIDUP
RELIGIUS
12. APOSTOLICAM ACTUOSITATEM. KEGIATAN MERASUL. DEKRET
KONSILI VATIKAN II – TENTANG KERASULAN AWAM
13. AD GENTES. KEPADA SEMUA BANGSA. DEKRET KONSILI
VATIKAN II – TENTANG KEGIATAN MISIOBER GEREJA
14. REDEMPTORIS MISSIO. TUGAS PERUTUSAN SANG PENEBUS.
ENSIKLIK SRI PAUS YOHANES PAULUS II – TENTANG TUGAS

Seri Dokumen Gerejawi No. 111 63


Gereja dan Internet; Etika dalam Internet ; Perkembangan Cepat

PERUTUSAN GEREJA
15. CENTESIMUS ANNUS. ULANG TAHUN KE SERATUS. ENSIKLIK SRI
PAUS YOHANES PAULUS II – TENTANG KARYA SOSIAL GEREJA
DALAM RANGKA 100 TAHUN RERUM NOVARUM
16. PEDOMAN TENTANG PEMBINAAN DALAM LEMBAGA
RELIGIUS
17. CHRISTUS DOMINUS. KRISTUS TUHAN. DEKRET KONSILI
VATIKAN II – TENTANG TUGAS KEGEMBALAAN PARA USKUP
18. DOMINUM ET VIVIFICANTEM. TUHAN PEMBERI HIDUP.
ENSIKLIK SRI PAUS YOHANES PAULUS II – TENTANG ROH KUDUS
19. GAUDIUM ET SPES. KEGEMBIRAAN DAN HARAPAN. KONSTITUSI
PASTORAL KONSILI VATIKAN II – TENTANG GEREJA DI DUNIA
DEWASA INI
20. PRESBYTERORUM ORDINIS. TINGKAT PARA IMAM. DEKRET
KONSILI VATIKAN II – TENTANG PELAYANAN DAN KEHIDUPAN
PARA IMAM
21. UNITATIS REDINTEGRATIO. PEMULIHAN KESATUAN. DEKRET
KONSILI VATIKAN II – TENTANG EKUMENISME
22. OPTATAM TOTIUS. DEKRET TENTANG PEMBINAAN IMAM.
ORIENTALIUM ECCLESIARUM. DEKRET KONSILI VATIKAN II –
TENTANG PEMBINAAN IMAM DAN GEREJA-GEREJA TIMUR
23. INTER MIRIFICA. DEKRET KONSILI VATIKAN II – TENTANG
UPAYA-UPAYA KOMUNIKASI SOSIAL. GRAVISSIMUM
EDUCATIONS. PERNYATAAN TENTANG PENDIDIKAN KRISTEN
24. INDEX ANALITIS. DOKUMEN-DOKUMEN KONSILI VATIKAN II
25. PASTORES DABO VOBIS. GEMBALA-GEMBALA AKAN
KUANGKAT BAGIMU. ANJURAN APOSTOLIK PAUS YOHANES
PAULUS II – TENTANG PEMBINAAN IMAM ZAMAN SEKARANG
26. AETATIS NOVAE. TERBITNYA SUATU ERA BARU. INSTRUKSI
PASTORAL – TENTANG RENCANA PASTORAL DI BIDANG
KOMSOS
27. KONSTITUSI APOSTOLIK SRI PAUS YOHANES PAULUS II –
TENTANG UNIVERSITAS KATOLIK
28. CATECHESI TREDENDAE. PENYELENGGARAAN KATEKESE.

64 Seri Dokumen Gerejawi No. 111


Gereja dan Internet; Etika dalam Internet ; Perkembangan Cepat

ANJURAN PAUS YOHANES PAULUS II – TENTANG KATEKESE


MASA KINI
29. SALVIFICI DOLORIS. PENDERITAAN YANG MEMBAWA
KESELAMATAN. SURAT APOSTOLIK SRI PAUS YOHANES PAULUS
II – TENTANG MAKNA PENDERITAAN MANUSIA
30. FAMILIARIS CONSORTIO. ANJURAN APOSTOLIK PAUS YOHANES
PAULUS II – TENTANG PERANAN KELUARGA KRISTEN DALAM
DUNIA MODERN
31. PEDOMAN PELAKSANAAN PRINSIP-PRINSIP DAN NORMA-
NORMA EKUMENE
32. MULIERIS DIGNITATEM. MARTABAT WANITA. SURAT
APOSTOLIK SRI PAUS YOHANES PAULUS II – TENTANG
MARTABAT DAN PANGGILAN WANITA PADA KESEMPATAN
TAHUN MARIA
33. KEDAMAIAN DAN KELUARGA. BEBERAPA AMANAT SRI PAUS
YOHANES PAULUS II – TENTANG KEDAMAIAN, PERDAMAIAN,
DAN KELUARGA. A.L. DI DEPAN KORPS DIPLOMATIK
34. SURAT KEPADA KELUARGA-KELUARGA DARI PAUS YOHANES
PAULUS II
35. VERITATIS SPLENDOR. CAHAYA KEBENARAN. ENSIKLIK SRI
PAUS YOHANES PAULUS II – TENTANG MARTABAT DAN
PANGGILAN WANITA PADA KESEMPATAN TAHUN MARIA
36. MATER ET MAGISTRA. IBU DAN GEREJA. ENSIKLIK SRI PAUS
YOHANES XXIII
37. POPULORUM PROGRESSIO. PERKEMBANGAN BANGSA-BANGSA.
ENSIKLIK SRI PAUS PAULUS VI
38. REDEMPTORIS HOMINIS. PENEBUS UMAT MANUSIA. ENSIKLIK
SRI PAUS YOHANES PAULUS II
39. LABOREM EXERCENS. DENGAN BEKERJA. ENSIKLIK SRI PAUS
YOHANES PAULUS II 90 TAHUN RERUM NOVARUM
40. DE LITURGIA ROMANA ET INCULTURATIONE. LITURGI
ROMAWI DAN INKULTURASI. INSTRUKSI IV – TENTANG
PELAKSANAAN KONSTITUSI LITURGI VATIKAN II NO. 37 SECARA
BENAR

Seri Dokumen Gerejawi No. 111 65


Gereja dan Internet; Etika dalam Internet ; Perkembangan Cepat

41. EVANGELIUM VITAE. INJIL KEHIDUPAN. ENSIKLIK BAPA SUCI


YOHANES PAULUS II – TENTANG NILAI HIDUP MANUSIAWI
YANG TAK DAPAT DIGANGGU GUGAT

42. RERUM NOVARUM. ENSIKLIK SRI


PAUS LEO XIII – TENTANG AJARAN
SOSIAL GEREJA
43. QUADRAGESIMO ANNO. 40
TAHUN ENSIKLIK RERUM Tergabung dalam
NOVARUM terbitan Ajaran
44. PACEM IN TERRIS. DAMAI DI Sosial Gereja
BUMI. ENSIKLIK SRI PAUS (ASG)
YOHANES XXIII
45. OCTOGESIMA ADVENIENS.
ENSIKLIK SRI PAUS DALAM
RANGKA 80 TAHUN RERUM
NOVARUM

46. UT UNUM SINT. SEMOGA MEREKA BERSATU. ENSIKLIK BAPA


SUCI YOHANES PAULUS II – TENTANG KOMITMEN TERHADAP
EKUMENISME.
47. PEDOMAN-PEDOMAN TENTANG PARA PEMBINA SEMINARI
48. DIREKTORIUM TENTANG PELAYANAN DAN HIDUP PARA
IMAM
49. PERKEMBANGAN MODERN KEGIATAN FINANSIAL DALAM
TERANG TUNTUTAN-TUNTUTAN ETIKA KRISTIANI
50. ORIENTALE LUMEN. TERANG DARI TIMUR. SURAT APOSTOLIK
SRI PAUS YOHANES PAULUS II – TENTANG GEREJA-GEREJA
TIMUR; MENANDAI ULANG TAHUN KE SERATUS SURAT
ORIENTALIUM DIGNITATEM
51. VITA CONSECRATA. HIDUP BAKTI. ANJURAN APOSTOLIK PAUS
YOHANES PAULUS II – TENTANG BAGI PARA RELIGIUS
52. PIAGAM BAGI PELAYAN KESEHATAN. PIAGAM PANITYA
KEPAUSAN UNTUK REKSA PASTORAL KESEHATAN – TENTANG
MASALAH-MASALAH BIO-ETIKA, ETIKA KESEHATAN DAN
PENDAMPINGAN ORANG SAKIT – 1995

66 Seri Dokumen Gerejawi No. 111


Gereja dan Internet; Etika dalam Internet ; Perkembangan Cepat

53. (A) PORNOGRAFI DAN KEKERASAN DALAM MEDIA


KOMUNIKASI. SEBUAH JAWABAN PASTORAL. (B) ETIKA
DALAM IKLAN
54. DIES DOMINI. HARI TUHAN. SURAT APOSTOLIK SRI PAUS
YOHANES PAULUS II – TENTANG MENGUDUSKAN HARI TUHAN
55. (A) ZIARAH DALAM YUBILEUM AGUNG. PANITIA KEPAUSAN
UNTUK REKSA PASTORAL BAGI PARA MIGRAN DAN PERANTAU.
(B) NORMA-NORMA BARU REKSA PASTORAL BAGI PARA
MIGRAN. SURAT APOSTOLIK SRI PAUS PAULUS INSTRUKSI
TENTANG REKSA PASTORAL BAGI ORANG-ORANG YANG
BERMIGRASI
56. FIDES ET RATIO. IMAN DAN AKAL BUDI. ENSIKLIK BAPA SUCI
PAUS YOHANES PAULUS II KEPADA PARA USKUP – TENTANG
HUBUNGAN ANTARA IMAN DAN AKAL BUDI, PADA HARI RAYA
KEJAYAAN SALIB
57. GEREJA DI ASIA. ANJURAN PAUS YOHANES PAULUS II PASCA
SINODAL, NEW DELHI
58. (A) SURAT KEPADA PARA ARTIS (SENIMAN-SENIWATI). (B)
ETIKA DALAM KOMUNIKASI
59. SURAT SRI PAUS YOHANES PAULUS II KEPADA UMAT LANJUT
USIA
60. (A) SISTER CHURCHES. GEREJA-GEREJA SESAUDARI.
DOKUMENTASI: CATATAN DOKTRINER KONGREGASI UNTUK
AJARAN IMAN. (B) DEKLARASI DOMINUS IESUS. PERNYATAAN
TENTANG YESUS TUHAN. KONGREGASI UNTUK AJARAN IMAN –
TENTANG UNITAS DAN UNIVERSALITAS PENYELAMATAN YESUS
KRISTUS DAN GEREJA
61. INSTRUKSI MENGENAI DOA PENYEMBUHAN. INSTRUCTION ON
PRAYER FOR HEALING. KONGREGASI UNTUK AJARAN IMAN –
TENTANG DOA UNTUK PEMULIHAN KESEHATAN
62. NOVO MILLENIO INEUNTE. PADA AWAL MILENIUM BARU.
SURAT APOSTOLIK PAUS YOHANES PAULUS II – TENTANG
SERUAN DAN AJAKAN UNTUK MENGENANGKAN MASA LAMPAU
DENGAN PENUH SYUKUR, MENGHAYATI MASA SEKARANG
DENGAN PENUH ANTUSIASME DAN MENATAP MASA DEPAN
PENUH KEPERCAYAAN

Seri Dokumen Gerejawi No. 111 67


Gereja dan Internet; Etika dalam Internet ; Perkembangan Cepat

63. ROSARIUM VIRGINIS MARIAE. ROSARIO PERAWAN MARIA.


SURAT APOSTOLIK PAUS YOHANES PAULUS II, IMAM AGUNG,
KEPADA PARA USKUP, KLERUS DAN KAUM BERIMAN – TENTANG
ROSARIO PERAWAN MARIA
64. IMAM, GEMBALA DAN PEMIMPIN PAROKI. INSTRUKSI
KONGREGASI KLERUS
65. ORANG KATOLIK DALAM POLITIK. KONGREGASI UNTUK
AJARAN IMAN – TENTANG CATATAN AJARAN PADA BEBERAPA
PERTANYAAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERAN SERTA
UMAT KATOLIK DI DALAM KEHIDUPAN POLITIK
66. YESUS KRISTUS PEMBAWA AIR HIDUP. LEMBAGA KEPAUSAN
UNTUK BUDAYA DAN DIALOG ANTARAGAMA, SUATU REFLEKSI
IMAN
67. ECCLESIA DE EUCHARISTIA. EKARISTI DAN HUBUNGANNYA
DENGAN GEREJA. SURAT ENSIKLIK PAUS YOHANES PAULUS II –
TENTANG EKARISTI DAN HUBUNGANNYA DENGAN GEREJA
68. BERTOLAK SEGAR DALAM KRISTUS: KOMITMEN HIDUP
BAKTI YANG DIBAHARUI DI MILLENIUM KETIGA. INTRUKSI
KONGREGASI UNTUK HIDUP BAKTI DAN SERIKAT HIDUP
APOSTOLIK.
69. HOMOSEKSUALITAS. (A) ARTIKEL 8, PASTORAL DAN
HOMOSEKSUALITAS. (B) SURAT KEPADA PARA USKUP GEREJA
KATOLIK TENTANG REKSA PASTORAL ORANG-ORANG
HOMOSEKSUAL. (C) KATEKISMUS GEREJA KATOLIK ART. 2357-
2359. (D) PERTIMBANGAN-PERTIMBANGAN SEHUBUNGAN
DENGAN USUL MEMBERIKAN PENGAKUAN LEGAL KEPADA
HIDUP BERSAMA ORANG-ORANG HOMOSEKSUAL.
70. KERJA SAMA PRIA DAN PEREMPUAN DALAM GEREJA DAN
DUNIA. SURAT KONGREGASI AJARAN IMAN KEPADA PARA
USKUP GEREJA KATOLIK
71. PERAYAAN PASKAH DAN PERSIAPANNYA. LITTERAE
CIRCULARES DE FESTIS PASCHALIBUS PRAEPARANDIS ET
CELEBRANDIS
72. KELUARGA DAN HAK-HAK ASASI
73. ABORSI. 1 PERNYATAAN TENTANG ABORSI; 2. KHK, KAN. 1398;
3. EVANGELIUM VITAE 58-63; 4. KATEKISMUS GEREJA KATOLIK,

68 Seri Dokumen Gerejawi No. 111


Gereja dan Internet; Etika dalam Internet ; Perkembangan Cepat

2270-2272, 2274; 5. REFLEKSI KARDINAL ALFONZO LOPEZ


TRUJILLO “ABORSI KELAHIRAN PARSIAL” ; 6. LAMPIRAN:
PERNYATAAN SIKAP MAJELIS-MAJELIS KEAGAMAAN TENTANG
ABORSI
74. EUTANASIA. 1. PERNYATAAN TENTANG EUTANASIA “IURA ET
BONA” ; 2. EVANGELIUM VITAE 64-67; 3. KATEKISMUS GEREJA
KATOLIK, 2276-2279; 4. HORMAT TERHADAP HIDUP ORANG
DALAM PROSES KEMATIAN; 5. PERNYATAAN BERSAMA
TENTANG STATUS VEGETATIF; 6. PERNYATAAN OLEH MSGR.
ELIO SGRECCIA: LEGALISASI EUTANASIA BAGI ANAK-ANAK DI
NEDERLAND
75. HORMAT TERHADAP HIDUP MANUSIA TAHAP DINI
76. LARANGAN KOMUNI. 1. FAMILIARIS CONSORTIO ART. 84 ; 2.
KHK, KAN. 915, 916, 987, 1007; 3. ANNUS INTERNATIONALIS ; 4.
KATEKISMUS GEREJA KATOLIK 1650-1651
77. DE FACTO UNIONS. HIDUP PASANGAN TANPA NIKAH
78. HIV-AIDS
79. NAPZA
80. MARIALIS CULTUS. MENGHORMATI MARIA
81. KLONING
82. SEL INDUK
83. DEUS CARITAS EST. ALLAH ADALAH KASIH
84. KERJA SAMA KAUM BERIMAN TANPA TAHBISAN DALAM
PELAYANAN PARA IMAM
85. HUBUNGAN ANTARAGAMA DAN KEPERCAYAAN
86. PLURALISME
87. HUKUMAN MATI
88. SPE SALVI. DALAM PENGHARAPAN KITA DISELAMATKAN.
ENSIKLIK PAUS BENEDIKTUS XVI
89. CARITAS IN VERITATE. KASIH DAN KEBENARAN. ENSIKLIK
PAUS BENEDIKTUS XVI
90. PERDAGANGAN MANUSIA, WISATA SEKS, DAN KERJA PAKSA

Seri Dokumen Gerejawi No. 111 69


Gereja dan Internet; Etika dalam Internet ; Perkembangan Cepat

91. PORTA FIDEI. PINTU KEPADA IMAN. SURAT APOSTOLIK DALAM


BENTUK MOTU PROPRIO UNTUK MENCANANGKAN TAHUN
IMAN, PAUS BENEDIKTUS XVI
92. LINGKUNGAN HIDUP
93. LUMEN FIDEI. TERANG IMAN. ENSIKLIK PAUS FRANSISKUS
94. EVANGELII GAUDIUM. SUKACITA INJIL. SERUAN APOSTOLIK
PAUS FRANSISKUS
95. TAHUN HIDUP BAKTI. SURAT APOSTOLIK PAUS FRANSISKUS
PADA PERINGATAN TAHUN HIDUP BAKTI 2015
96. PANGGILAN DAN PERUTUSAN KELUARGA DALAM GEREJA
DAN DUNIA ZAMAN SEKARANG. LINEAMENTA SIDANG UMUM
BIASA XIV, SIDANG PARA USKUP
97. MENDIDIK DI MASA KINI DAN MASA DEPAN: SEMANGAT
YANG DIPERBARUI. INSTRUMENTUM LABORIS. KONGREGASI
UNTUK PENDIDIKAN KATOLIK
98. LAUDATO SI’. TERPUJILAH ENGKAU. ENSIKLIK PAUS
FRANSISKUS
99. DIVES IN MISERICORDIA. ENSIKLIK PAUS YOHANES PAULUS II.
MISERICORDIAE VULTUS. BULLA PAUS FRANSISKUS
100. AMORIS LAETITIA. SUKACITA KASIH. SERUAN APOSTOLIK
PASCASINODE DARI PAUS FRANSISKUS
101. MENYAMBUT KRISTUS DALAM DIRI PENGUNGSI DAN
MEREKA YANG TERPAKSA MENGUNGSI
102. MISERICORDIA ET MISERA. BELAS KASIH DAN PENDERITAAN.
SURAT APOSTOLIK PAUS FRANSISKUS PADA PENUTUPAN
YUBILEUM LUAR BIASA KERAHIMAN
103. PANGGILAN DAN MISI KELUARGA DALAM GEREJA DAN
DALAM DUNIA DEWASA INI. RELATIO FINALIS. SINODE PARA
USKUP SIDANG UMUM BIASA KE XIV
104. ANGGUR BARU DALAM KANTONG KULIT BARU. KONGREGASI
UNTUK TAREKAT HIDUP BAKTI DAN SERIKAT HIDUP
KERASULAN
105. IDENTITAS DAN MISI BRUDER RELIGIUS DALAM GEREJA.
KONGREGASI UNTUK TAREKAT HIDUP BAKTI DAN SERIKAT

70 Seri Dokumen Gerejawi No. 111


Gereja dan Internet; Etika dalam Internet ; Perkembangan Cepat

HIDUP KERASULAN
106. GAUDETE ET EXULTATE. BERSUKACITALAH DAN
BERGEMBIRALAH. SERUN APOSTOLIK PAUS FRANSISKUS –
TENTANG PANGGILAN KEKUDUSAN DI DUNIA DEWASA INI
107. ORANG MUDA, IMAN, DAN PENEGASAN ROHANI. DOKUMEN
AKHIR SIDANG UMUM BIASA KE XV SINODE PARA USKUP
108. MAXIMUM ILLUD. SURAT APOSTOLIK PAUS BENEDIKTUS XV
TENTANG PENYEBARAN IMAN KATOLIK DI SELURUH DUNIA
109. CHRISTUS VIVIT. KRISTUS HIDUP. SERUAN APOSTOLIK
PASCASINODE DARI PAUS FRANSISKUS
110. VOS ESTIS LUX MUNDI. MOTU PROPRIO PAUS FRANSISKUS
TENTANG PELAPORAN PENYALAHGUNAAN SEKSUAL OLEH
KLERIKUS
111. (A) GEREJA DAN INTERNET; (B) ETIKA DALAM INTERNET ; (C)
PERKEMBANGAN CEPAT. DEWAN KEPAUSAN UNTUK
KOMUNIKASI SOSIAL DAN SURAT APOSTOLIK PAUS YOHANES
PAULUS II

Seri Dokumen Gerejawi No. 111 71


Gereja dan Internet; Etika dalam Internet ; Perkembangan Cepat

FORMULIR PEMESANAN

Dengan ini, kami ... (beri tanda  pada tabel di bawah ini)

Mencatatkan diri sebagai Pelanggan

Memesan Dokumen

Terbitan DOKPEN KWI, Jakarta

(terlampir nama/judul dokumen dan jumlah pesanan)

Nama : __________________________________________________________
Alamat (lengkap/jelas) : _________________________________________________
_________________________ Kota: ____________________ Kode Pos: ____________

Pembayaran:
1. Rekening di KWI *) _________________________
2. Via Bank
(Mohon kirimkan tanda bukti pembayaran Anda, sebagai sarana cek administrasi)

Isi dan kirimkan kepada:


Departemen Dokumentasi dan Penerangan KWI
Jalan Cikini 2 No. 10, Jakarta 10330
Telp.: (021) 3901003
Email: dokpen@kawali.org
dokpen1@kawali.org

Nama dan Tanda Tangan Pemesan

________________________________

72 Seri Dokumen Gerejawi No. 111

Anda mungkin juga menyukai