Diterjemahkan oleh:
R.P. F.X. Adisusanto, SJ
Editor:
R.P. Andreas Suparman, SCJ & Bernadeta Harini Tri Prasasti
C. Surat Apostolik
Paus Yohanes Paulus II
24 Januari 2005
Diterjemahkan oleh : R.P. F.X. Adisusanto, SJ edisi bahasa Italia dari vatican.va
(dengan perbandingan bhs. Inggris & bhs. Perancis)
Editor : R.P. Andreas Suparman, SCJ & Bernadeta Harini Tri Prasasti
1. Departemen Dokpen KWI bertanggung jawab atas penentuan penerbitan dokumen dengan
berpedoman pada kriteria seleksi yang menyangkut:
a. Urgensi; b. Aktualitas; c. Relevansi; d. Kelengkapan; e. Harapan atau permintaan
kalangan tertentu; f. Pertimbangan pendanaan
2. Meskipun ada tata bahasa baku dalam bahasa Indonesia, namun setiap orang mempunyai
gaya bahasa sendiri, maka Departemen Dokpen KWI berusaha menghindari intervensi
dalam penerjemahan. Oleh karena itu, setiap isi terjemahan Seri Dokumen Gerejawi
menjadi tanggung-jawab penerjemah yang bersangkutan.
3. Bila timbul keraguan dalam penafsiran teks suatu dokumen, hendaknya dibandingkan
dengan teks asli / resmi.
KATA PENGANTAR
“Kegembiraan dan harapan, duka dan kecemasan orang-orang
zaman sekarang,... merupakan kegembiraan dan harapan, duka dan
kecemasan para murid Kristus juga.” (GS 1)
Apa yang diserukan oleh para Bapa Konsili itu sekarang mendapat
perwujudan dan tantangan baru di zaman baru yang nyata seka-
rang ini, yakni “zaman internet.” Sebagaimana kita ketahui bahwa
internet memang memberikan kegembiraan dan harapan yang
begitu besar bagi banyak orang saat ini, namun sekaligus memba-
wa duka dan kecemasan yang sangat nyata.
Kumpulan tiga Dokumen yang kami sajikan ini, yakni “Gereja dan
Internet”, “Etika dalam Internet”, dan “Perkembangan Cepat” semo-
ga membantu kita semua untuk mampu memandang internet –
penemuan-penemuan teknologi yang mengagumkan– sebagai
“anugerah-anugerah Allah, sesuai rencana Penyelenggaraan Ilahi,
yang dimaksudkan untuk menyatukan manusia dalam ikatan per-
saudaraan, agar menjadi teman sekerja dalam rencana-rencana
penyelamatan-Nya”
“Gereja dan Internet” memberikan pemahaman tentang apa itu
internet serta pengaruhnya terhadap agama, khususnya Gereja.
Gereja diajak untuk menyikapi dengan tepat peluang dan tantangan
dari dunia internet itu. Semua orang dari segala lapisan di dalam
Gereja hendaknya menggunakan internet secara kreatif untuk
melaksanakan tanggung jawabnya dan juga untuk membantu
melaksanakan tugas perutusan Gereja.
“Etika dan Internet” mengingatkan kita bahwa “sarana komunikasi
sosial, yang dapat digunakan untuk kebaikan orang-orang dan
komunitas, dapat juga dipakai untuk mengeksploitasi, memani-
pulasi, menguasai, dan korupsi.” (no. 1). Oleh karena itu, Dokumen
ini memberikan pedoman etis bagaimana kita menggunakan
internet dengan baik dan benar agar selaras dengan maksud karya
penyelamatan Allah.
Selamat membaca.
DAFTAR ISI
C. PERKEMBANGAN CEPAT
Surat Apostolik Paus Yohanes Paulus II
24 Januari 2005
I. Perkembangan Subur Setelah Terbitnya Dekret
“Inter Mirifica” ........................................................................... 49
II. Refleksi Injil dan Komitmen Perutusan .......................... 51
III. Perubahan Mentalitas dan Pembaruan Pastoral ........ 53
IV. Media Massa, Persimpangan Jalan Masalah-masalah
Sosial yang Besar ...................................................................... 56
V. Berkomunikasi dengan Daya Roh Kudus ....................... 59
Diterjemahkan oleh:
R.P. F.X. Adisusanto, SJ
Penyunting:
R.P. Andreas Suparman, SCJ & Bernadeta Harini Tri Prasasti
I
PENGANTAR
1 Yohanes Paulus II, Ensiklik Laborem Exercens, no. 25; bdk. Konsili
Vatikan II, Konstitusi Pastoral Gereja dalam Dunia Modern Gaudium et
Spes, n. 34.
2 Konsili Vatikan II, Dekrit tentang Upaya-Upaya Komunikasi Sosial Inter
Mirifica, n. 1.
3 Misalnya, Inter Mirifica; Pesan Paus Paulus VI dan Paus Yohanes Paulus
2000.
7 Bdk. Communio et Progressio, n. 10.
8 Konsili Vatikan II, Konstitusi Pastoral Gereja di Dunia Modern Gaudium
9 Inter Mirifica, 2.
10 Dewan Kepausan untuk Komunikasi Sosial, Etika dalam Internet.
11 Aetatis Novae, 8.
12 Ibid.
II
KESEMPATAN DAN TANTANGAN
2001, n. 3.
22 Aetatis Novae, n. 9.
23 Etika dalam Komunikasi, n. 11.
III
REKOMENDASI DAN PENUTUP
41
Bdk. Yohanes Paulus II, Sambutan kepada para Uskup Amerika Serikat, n.
5, Los Angeles, 16 Septemeber , 1987.
42Yohanes Paulus II, Pesan untuk Hari Komunikasi Dunia ke-24, 1990.
43 Bdk. Aetatis Novae, nn. 23-33.
Ketua Sekretaris
Diterjemahkan oleh:
R.P. F.X. Adisusanto, SJ
Penyunting:
R.P. Andreas Suparman, SCJ & Bernadeta Harini Tri Prasasti
I. PENGANTAR
1. “Revolusi dalam komunikasi sosial dewasa ini mencakup, lebih
daripada hanya revolusi teknologi, pembentukan kembali unsur-
unsur mendasar, yang dengannya orang-orang memahami dunia
sekelilingnya, dan membenarkan serta mengungkapkan apa yang
mereka pahami. Selalu tersedianya gambaran-gambaran dan ide-
ide, serta cepatnya penyampaian kedua hal itu bahkan dari benua
ke benua, mengakibatkan dampak, baik positif maupun negatif,
bagi perkembangan kejiwaan, moral dan sosial orang-orang, bagi
struktur dan berfungsinya masyarakat, komunikasi antarbudaya,
dan penerimaan serta penyampaian nilai-nilai, pandangan tentang
dunia, ideologi dan kepercayaan keagamaan.”56
Kebenaran kata-kata ini menjadi semakin jelas daripada sebelum-
nya selama sepuluh tahun terakhir ini. Saat ini tidak diperlukan
daya imajinasi kuat untuk membayangkan bumi sebagai bola dunia
yang berdengung dengan transmisi listrik - planet yang berceloteh,
yang berada di kesunyian ruang. Akibatnya, apakah manusia men-
jadi lebih bahagia dan lebih baik? Inilah pertanyaan etis yang diaju-
kan.
Untuk banyak hal, jawabannya ya. Sarana komunikasi sosial baru
merupakan alat yang berpengaruh bagi pendidikan dan pengayaan
budaya, bagi perdagangan dan keterlibatan politik, bagi dialog dan
pemahaman antarbudaya, serta sebagaimana telah ditegaskan da-
lam dokumen yang menyertai dokumen ini,57 sarana komunikasi
sosial itu dapat juga melayani soal-soal agama. Namun, ada sisi lain
dari mata uang logam. Sarana komunikasi sosial, yang dapat digu-
60 Konsili Vatkan II, Gaudium et spes, n. 26; bdk. Katekismus Gereja Katolik,
n. 1906.
61 Yohanes Paulus II, Sollicitudo rei socialis, n. 38.
62 Yohanes Paulus II, Sambutan kepada Akademi Kepausan Ilmu-ilmu
66 Ibid., n. 3.
67 Komisi Kepausan untuk Komunikasi Sosial, Instruksi Pastoral tentang
Sarana-sarana Komunikasi Sosial, Communio et progressio, n. 19.
68 Sambutan kepada Korps Diplomatik, n. 4.
II. INTERNET
7. Internet memiliki sifat-sifat yang luar biasa. Internet bersifat
instan, seketika, mendunia, terdesentralisasi, interaktif, berkem-
bang tanpa batas dalam hal isi dan jangkauan, fleksibel dan sangat
adaptif. Internet itu egaliter, dalam arti bahwa siapa pun dengan
peralatan seperlunya dan kemampuan teknik yang biasa dapat
hadir secara aktif di dalam dunia maya, menyampaikan pesannya
ke dunia, dan minta didengarkan. Internet memungkinkan orang
menjadi anonim, bermain peran, dan hanyut dalam khayalan di
suatu komunitas. Sesuai dengan selera masing-masing pengguna,
internet cocok baik untuk partisipasi aktif maupun penyerapan
pasif di dunia yang “berisikan rangsangan-rangsangan yang bersi-
fat egois dan mementingkan diri sendiri.”70
Internet dapat dipergunakan untuk mendobrak keterasingan indi-
vidu dan kelompok-kelompok atau mengintensifkannya.
Januari 1999.
76 Yohanes Paulus II, Pesan untuk Hari Komunikasi Dunia ke-31, 1997.
ini, rezim otoriter adalah pelanggar yang paling jahat, tetapi masa-
lahnya juga ada dalam demokrasi liberal, di mana akses ke sarana
komunikasi sosial untuk berpolitik kerap tergantung pada kekaya-
an, dan di mana para politisi dan penasihat mereka tidak menghor-
mati kebenaran dan kesetiaan, dengan memfitnah para lawan
mereka dan memperkecil masalah-masalah ke dimensi-dimensi
yang tidak penting.
13. Seperti sudah kerap kali ditekankan, jurnalisme sedang meng-
alami perubahan mendalam dalam keadaan terkini. Kombinasi an-
tara teknologi baru dan globalisasi telah “meningkatkan kemampu-
an sarana komunikasi sosial, tetapi juga menaikkan kecenderungan
ke tekanan ideologi dan perdagangan”84 dan hal ini berlaku juga
bagi jurnalisme.
Internet adalah alat yang sangat efektif untuk menyampaikan kabar
dan informasi secara cepat kepada orang-orang. Tetapi persaingan
ekonomi dan kehadiran jurnalisme online sepanjang waktu juga
berkontribusi pada sensasionalisme dan penyebaran rumor, pen-
campuran berita-berita, publikasi dan pertunjukan, dan pada ke-
merosotan yang nyata atas kronik dan komentar yang serius. Jur-
nalisme yang jujur sangat penting untuk kebaikan bersama bangsa-
bangsa dan komunitas internasional. Masalah-masalah yang terli-
hat jelas dalam praktik jurnalisme di internet ini memerlukan sebu-
ah penyelesaian yang cepat dari pihak para wartawan sendiri.
Informasi di internet yang luar biasa banyaknya, yang sebagian
besar tidak dievaluasi keakuratan dan relevansinya menjadi masa-
lah bagi banyak orang. Tetapi, kami juga prihatin akan kenyataan
bahwa para pengguna internet memakai teknologi, yang memung-
kinkan mereka menciptakan informasi-informasi hanya untuk
membuat penghalang-penghalang elektronik melawan gagasan-ga-
gasan yang kurang dikenal. Hal itu merupakan perkembangan tidak
sehat dalam dunia pluralistik, di mana orang-orang perlu lebih
berkembang dalam memahami satu sama lain. Jika para pengguna
internet harus selektif dan mendisiplinkan diri, hal itu hendaknya
tidak sampai secara ekstrem membentengi diri dari yang lain.
95 Yohanes Paulus II, Sambutan kepada Sekretaris Jenderal PBB dan kepada
Komisi Administrasi Koordinasi PBB, nn. 2-3, 7 April 2000,
96 Aetatis Novae, n. 12.
Dari mana aku datang dan kemana aku akan pergi? Mengapa ada
yang jahat? Apa yang akan ada setelah hidup ini?"97 Gereja tidak
dapat memaksakan jawaban, tapi bisa –dan harus– mewartakan
kepada dunia jawaban yang diterimanya; dan saat ini, seperti
selalu, Gereja menawarkan satu-satunya jawaban yang benar-
benar memuaskan terhadap pertanyaan terdalam tentang
kehidupan – Yesus Kristus, yang "sepenuhnya mengungkapkan
manusia bagi manusia dan membeberkan kepadanya panggilannya
yang amat luhur."98 Seperti dunia sekarang ini, dunia sarana
komunikasi sosial, di mana internet menjadi bagiannya, hadir,
secara tidak sempurna tetapi autentik, ke dalam tapal batas
Kerajaan Allah dan ditempatkan dalam pelayanan kepada sabda
keselamatan. Akan tetapi “janganlah karena mendambakan dunia
baru orang lalu menjadi lemah perhatiannya untuk mengolah dunia
ini. Justru harus tumbuhlah perhatian itu sehingga berkembanglah
tubuh keluarga manusia yang baru, yang sudah mampu
memberikan suatu bayangan tentang zaman baru.”99
Ketua Sekretaris
PERKEMBANGAN CEPAT
Surat Apostolik
Paus Yohanes Paulus II
24 Januari 2005
Diterjemahkan oleh:
R.P. F.X. Adisusanto, SJ
Penyunting:
R.P. Andreas Suparman, SCJ & Bernadeta Harini Tri Prasasti
SURAT APOSTOLIK
“PERKEMBANGAN CEPAT”
BAPA SUCI
YOHANES PAULUS II
KEPADA MEREKA YANG BERTANGGUNG JAWAB
ATAS KOMUNIKASI
100 No. 1.
an dan melingkar dari kasih yang sempurna dan tak terbatas antara
Bapa, Putra dan Roh Kudus.
Komunikasi meresapi dimensi sangat penting Gereja, yang dipang-
gil untuk mewartakan kepada semua orang warta gembira kesela-
matan. Karena itu, Gereja memanfaatkan kesempatan-kesempatan
yang ditawarkan oleh media komunikasi sebagai jalan yang diberi-
kan oleh penyelenggaraan Allah untuk meningkatkan persekutuan
dan menjadikan pewartaan sabda-Nya lebih mengena.102 Media
me-mungkinkan perwujudan sifat universal Umat Allah, dengan
mem-bantu pertukaran lebih intens dan lebih langsung di antara
Gereja-Gereja lokal, dan memupuk pemahaman dan kerja sama
satu sama lain.
Kita bersyukur kepada Allah karena kehadiran media yang sangat
hebat ini, yang jika digunakan oleh umat beriman dengan kecerdas-
an iman dan dalam ketaatan pada terang Roh Kudus, dapat memu-
dahkan penyebaran Injil dan menjadikan ikatan persekutuan antar
komunitas gerejawi lebih efektif.
Tentu ini bukanlah perutusan yang mudah pada zaman kita ini, di
mana tersebar keyakinan bahwa masa kepastian telah lewat dan
tidak dapat diperoleh kembali. Banyak orang harus belajar hidup
dalam suatu suasana ketiadaan makna sepenuhnya, oleh hal-hal
yang sementara dan oleh hal-hal yang berlalu dengan cepat.103 Da-
lam konteks ini, media komunikasi dapat digunakan “untuk mewar-
takan Injil atau untuk mendiamkannya dalam hati manusia”.104 Hal
ini menghadirkan tantangan serius bagi umat beriman, terutama
bagi para orangtua, keluarga-keluarga dan semua orang yang ber-
tanggung jawab atas pembinaan anak-anak dan orang muda.
Orang-orang dalam komunitas Gereja, yang secara khusus dianu-
gerahi kemampuan bekerja dalam media hendaknya didorong
dengan kebijaksanaan dan kearifan pastoral, sehingga mereka
dapat menjadi para profesional yang mampu berdialog dengan
dunia luas media massa.
8. Penghargaan terhadap media tidak hanya diperuntukkan bagi
mereka yang telah mahir di bidang itu, tetapi juga kepada seluruh
Komunitas Gereja. Jika, seperti telah dinyatakan, media komunikasi
memperhitungkan berbagai aspek ungkapan iman, orang-orang
Kristiani harus memperhitungkan budaya media di mana mereka
hidup: dari liturgi, ungkapan komunikasi paling penuh dan menda-
sar dengan Allah dan satu sama lain, sampai pada katekese, yang
tidak dapat dilepaskan dari kenyataan bahwa itu ditujukan bagi
orang-orang yang terpengaruh oleh bahasa dan budaya zamannya.
Fenomena komunikasi sosial sekarang ini mendorong Gereja
menuju semacam revisi pastoral dan budaya, agar siap menghadapi
dengan semestinya zaman di mana kita hidup. Terutama para
pastor harus memikul tanggung jawab ini. Segala kemungkinan
harus dilakukan, sehingga Injil dapat meresapi masyarakat, dengan
mendorong orang-orang mendengarkan dan menerima
103 Bdk. Yohanes Paulus II, Ensiklik Fides et Ratio (14 September 1998),
91: AAS 91 (1999), 76-77.
104 Bdk. Dewan Kepausan untuk Komunikasi Sosial, Instruksi Pastoral
105 Bdk. Yohanes Paulus II, Anjuran Apostolik pascasinode Pastores Gregis,
30: L’Osservatore Romano, 17 Oktober 2003, hal. 6.
106 Yohanes Paulus II, Anjuran Apostolik Vita Consecrata (25 Maret 1996),
109 Bdk. Konsili Vatikan II, Inter Mirifica, 15-16; Dewan Kepausan untuk
Komunikasi Sosial, Instruksi Pastoral Communio et Progressio (23 Mei
1971), 107: AAS 63 (1971), 631-632; Dewan Kepausan untuk Komunikasi
Sosial, Instruksi Pastoral Aetatis Novae (22 Februari 1992), 18: AAS 84
(1992), 460.
110 Bdk. Ibid., 19: l.c.
112 Bdk. Yohanes Paulus II, Pesan untuk Hari Komunikasi Dunia ke-37 (24
Januari 2003): L’Osservatore Romano, 25 Januari 2003, hal. 6.
113 Bdk. Konsili Vatikan II, Lumen Gentium, 37; Dewan Kepausan untuk
YOHANES PAULUS II
Damai Kristus,
PERUTUSAN GEREJA
15. CENTESIMUS ANNUS. ULANG TAHUN KE SERATUS. ENSIKLIK SRI
PAUS YOHANES PAULUS II – TENTANG KARYA SOSIAL GEREJA
DALAM RANGKA 100 TAHUN RERUM NOVARUM
16. PEDOMAN TENTANG PEMBINAAN DALAM LEMBAGA
RELIGIUS
17. CHRISTUS DOMINUS. KRISTUS TUHAN. DEKRET KONSILI
VATIKAN II – TENTANG TUGAS KEGEMBALAAN PARA USKUP
18. DOMINUM ET VIVIFICANTEM. TUHAN PEMBERI HIDUP.
ENSIKLIK SRI PAUS YOHANES PAULUS II – TENTANG ROH KUDUS
19. GAUDIUM ET SPES. KEGEMBIRAAN DAN HARAPAN. KONSTITUSI
PASTORAL KONSILI VATIKAN II – TENTANG GEREJA DI DUNIA
DEWASA INI
20. PRESBYTERORUM ORDINIS. TINGKAT PARA IMAM. DEKRET
KONSILI VATIKAN II – TENTANG PELAYANAN DAN KEHIDUPAN
PARA IMAM
21. UNITATIS REDINTEGRATIO. PEMULIHAN KESATUAN. DEKRET
KONSILI VATIKAN II – TENTANG EKUMENISME
22. OPTATAM TOTIUS. DEKRET TENTANG PEMBINAAN IMAM.
ORIENTALIUM ECCLESIARUM. DEKRET KONSILI VATIKAN II –
TENTANG PEMBINAAN IMAM DAN GEREJA-GEREJA TIMUR
23. INTER MIRIFICA. DEKRET KONSILI VATIKAN II – TENTANG
UPAYA-UPAYA KOMUNIKASI SOSIAL. GRAVISSIMUM
EDUCATIONS. PERNYATAAN TENTANG PENDIDIKAN KRISTEN
24. INDEX ANALITIS. DOKUMEN-DOKUMEN KONSILI VATIKAN II
25. PASTORES DABO VOBIS. GEMBALA-GEMBALA AKAN
KUANGKAT BAGIMU. ANJURAN APOSTOLIK PAUS YOHANES
PAULUS II – TENTANG PEMBINAAN IMAM ZAMAN SEKARANG
26. AETATIS NOVAE. TERBITNYA SUATU ERA BARU. INSTRUKSI
PASTORAL – TENTANG RENCANA PASTORAL DI BIDANG
KOMSOS
27. KONSTITUSI APOSTOLIK SRI PAUS YOHANES PAULUS II –
TENTANG UNIVERSITAS KATOLIK
28. CATECHESI TREDENDAE. PENYELENGGARAAN KATEKESE.
HIDUP KERASULAN
106. GAUDETE ET EXULTATE. BERSUKACITALAH DAN
BERGEMBIRALAH. SERUN APOSTOLIK PAUS FRANSISKUS –
TENTANG PANGGILAN KEKUDUSAN DI DUNIA DEWASA INI
107. ORANG MUDA, IMAN, DAN PENEGASAN ROHANI. DOKUMEN
AKHIR SIDANG UMUM BIASA KE XV SINODE PARA USKUP
108. MAXIMUM ILLUD. SURAT APOSTOLIK PAUS BENEDIKTUS XV
TENTANG PENYEBARAN IMAN KATOLIK DI SELURUH DUNIA
109. CHRISTUS VIVIT. KRISTUS HIDUP. SERUAN APOSTOLIK
PASCASINODE DARI PAUS FRANSISKUS
110. VOS ESTIS LUX MUNDI. MOTU PROPRIO PAUS FRANSISKUS
TENTANG PELAPORAN PENYALAHGUNAAN SEKSUAL OLEH
KLERIKUS
111. (A) GEREJA DAN INTERNET; (B) ETIKA DALAM INTERNET ; (C)
PERKEMBANGAN CEPAT. DEWAN KEPAUSAN UNTUK
KOMUNIKASI SOSIAL DAN SURAT APOSTOLIK PAUS YOHANES
PAULUS II
FORMULIR PEMESANAN
Dengan ini, kami ... (beri tanda pada tabel di bawah ini)
Memesan Dokumen
Nama : __________________________________________________________
Alamat (lengkap/jelas) : _________________________________________________
_________________________ Kota: ____________________ Kode Pos: ____________
Pembayaran:
1. Rekening di KWI *) _________________________
2. Via Bank
(Mohon kirimkan tanda bukti pembayaran Anda, sebagai sarana cek administrasi)
________________________________