7 Pemeriksaan Penunnjang
1. laboraturium
a. Pemerisaan darah perifer . Yaitu hemoglobin, leokosit , hitung jenis, dan trombosit.
Peningkatan nilai hematokrit yang selalu dijumpai pada DBD merupakan indikator terjadiinya
perembesan plasma . selain hemokonsentrasi juga didapatkan trombositopenia dan leucopenia.
b. Antigen Ns1 dapat dideteksi pada hari ke-1 setelah demam dan akan menurun sehingga tidak
terditeksi setelah hari sakit ke-5 sampai ke-6. Deteksi antigen virus ini dapat digunakan untuk diaknosis
awal menentukan adanya infeksi dengue, namun tidak dapat membedakan penyakit DD/DBD.
1. Antibodi IgM anti dengue dapat dideteksi pada hari sakit ke-5, mencapai puncaknya pada hari
sakit ke-10 sampai ke-14 dan akan menurun/menghilang pada akhir minggu ke-4 sakit.
2. Antibodi IgG anti dengue pada infeksi primer dapat terditeksi pada hari sakit ke-14, dan
menghilang setelah 6 bulan sampai 4 tahun. Sedangkan pada infeksi sekunder IgG anti dengue akan
terditeksi pada hari sakit ke-2.
3. Rasio IGM/IgG digunakan untuk membedakan infeksi primer dari infeksi sekunder. Apabila
rasio IGM:IgG >1,2 menunjukkan infeksi primer namun apabila IgM :IgG rasio <1,2 menunjukkan infeksi
sekunder.
Diantara uji serologi, uji HI adalah uji serologi yang paling sering dipake dan digunakan sebagai baku
emas pada pemeriksaan serologis. Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam uji HI ini :
- Uji ini sensitive tetapi tidak spesifik artinya dengan uji ini tidak dapat menunjukkan tipe virus.
- Untuk diaknosis pasien, kenaikan titer konfaselen dianggap sebagai presumetive positif dan
diduga keras positif infeksi dengue yang baru terjadi.