Anda di halaman 1dari 12

DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016, Halaman 1-12

http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/accounting ISSN (Online): 2337-3806

RELEVANSI NILAI PENDAPATAN KOMPREHENSIF LAIN DALAM KEPUTUSAN


INVESTASI DENGAN KUALITAS AUDIT SEBAGAI PEMODERASI
Naila Hanum, Abdul Rohman

Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro


Jl. Prof. Soedharto SH Tembalang. Semarang 50239. Phone: +622476486851

ABSTRACT
The objective of this study is to examine the value relevance of other comprehensive income
using audit quality as moderating variable of all non-financial companies listed in Indonesia Stock
Exchange. Value relevance in investment decision is measured by actual stock return and audit
quality as moderating variable is measured by size of public accounting firm.
The population in this study consist of all non-financial companies listed firms in Indonesia
Stock Exchange in year 2013 and 2014. Sampling method used is purposive sampling. A total sample
of 151 companies were used in this analysis. The data is analyzed using multiple linear regression
analysis.
The empirical results of this study show that only the value relevance of net income with
moderation of audit quality that can be proven. Net income that moderated by audit quality is
positively significant influenced on stock return. Meanwhile the value relevance of other
comprehensive income with moderation of audit quality in investment decision can not be proven, the
same results are also shown for the value relevance of non-securities component and securities
component of other comprehensive income.
Keyword: value relevance, other comprehensive income, audit quality

PENDAHULUAN
Adapun argumentasi yang mendasari atau menjadi latar belakang fokus penelitian ini dapat
dijelaskan sebagai berikut. Perubahan standar akuntansi pada suatu negara menuju standar akuntansi
berbasis internasional (IFRS) dapat menemui berbagai permasalahan, salah satunya adalah penerapan
konsep nilai wajar. Hal ini juga diimplementasikan dalam pelaporan standar akuntansi berbasis IFRS
pada PSAK 1 (revisi 2009) yang mengatur mengenai penyajian laporan keuangan yang bertujuan
umum (general purpose financial statement). Dengan diterapkannya PSAK 1 (revisi 2009) laporan
keuangan mengalami beberapa perubahan, utamanya pada konsep pelaporan laba rugi yang menjadi
laba rugi komprehensif.
Penyusunan laporan Laba Rugi Komprehensif (Comprehensive Income) adalah penyajian
nilai laba rugi yang diperoleh atas penjumlahan Laba Rugi Bersih (Net Income) dengan Pendapatan
Komprehensif Lain (Other Comprehensive Income). Pendapatan komprehensif lain berisi perubahan-
perubahan yang disebabkan penggunaan nilai wajar, maka dari itu pos-pos dalam pendapatan
komprehensif lain bukan merupakan pendapatan dan beban yang berbentuk uang karena keuntungan
maupun kerugian atas perubahan nilai wajar tersebut belum terealisasi (unrealized).
Biddle dan Choi (2006) menyatakan bahwa laba rugi komprehensif yang dihasilkan dari laba
rugi bersih dan pendapatan komprehensif lain memiliki pengaruh terhadap return saham. Terdapat
beberapa anggapan apabila subjektivitas estimasi nilai wajar akan mengakibatkan manajer cenderung
memiliki insentif secara substansial dalam melaporkan kebijakan atas penilaian laporan keuangan,
sehingga sulit bagi auditor untuk mengujinya. Hal tersebut terjadi karena dalam menentukan
kebijakan akuntansi dan melakukan penilaian, mereka melibatkan keberpihakan manajemen secara
disengaja maupun tidak disengaja. Kerentanan suatu estimasi akuntansi atas keberpihakan
manajemen meningkat saat estimasi dibuat secara subjektif. Oleh karena itu, muncul kebutuhan
terhadap jasa audit untuk memberikan assurance atas estimasi nilai wajar yang dibuat oleh
manajemen. Berdasarkan hal tersebut muncul tantangan bagi auditor yang diwajibkan untuk
melakukan evaluasi penggunaan estimasi, asumsi, dan judgement yang dilakukan oleh manajemen
secara rasional serta menentukan konsistensi pengukuran dalam penggunaan konsep nilai wajar.
Watts dan Zimmerman (1986) menyatakan bahwa kepercayaan atas laporan keuangan
perusahaan bergantung pada kecakapan dan independensi auditor. Kecakapan auditor dapat tercermin
melalui kualitas audit dalam menentukan relevansi dan keandalan dari suatu laporan keuangan.
DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016, Halaman 2

Menurut DeAngelo (1981) kualitas audit merupakan kemampuan auditor untuk menemukan dan
melaporkan adanya kesalahan dalam proses akuntansi pada perusahaan yang diaudit. Kualitas audit
akan tercermin dari kemampuan auditor dalam memahami proses bisnis dan sistem akuntansi
perusahaan. Pemahaman auditor akan hal tersebut didasari oleh pemahaman atas standar akuntansi
yang berlaku. Pada berbagai penelitian sebelumnya kualitas audit sering dikaitkan dengan ukuran
Kantor Akuntan Publik (KAP), dimana pada umumnya KAP yang tergolong Big 4 memiliki kualitas
audit yang lebih tinggi daripada Non-Big 4.
Menurut Khurana dan Raman (2004) auditor Big 4 memberikan jaminan kualitas yang lebih
tinggi terhadap kredibilitas pelaporan laba rugi komprehensif dibandingkan dengan hasil audit oleh
auditor Non-Big 4. Lee dan Park (2013) menguji secara empiris apakah terdapat perbedaan relevansi
nilai berdasarkan kualitas audit atas informasi pendapatan komprehensif lain yang diaudit oleh KAP
Big 4 dan KAP Non-Big 4. Penelitian tersebut memiliki premis dasar bahwa kualitas audit
mencerminkan perbedaan reaksi pasar modal dalam menilai informasi pendapatan komprehensif lain.
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti empiris mengenai relevansi nilai laba bersih dan
pendapatan komprehensif lain dalam keputusan investasi dengan kualitas audit sebagai pemoderasi.

KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS


Fokus utama penelitian ini adalah menguji relevansi nilai informasi laba rugi komprehensif
yang terdiri dari laba bersih dan pendapatan komprehensif lain serta bagaimana kualitas audit yang
diproksikan dengan ukuran Kantor Akuntan Publik memoderasi relevansi nilai informasi akuntansi
tersebut dalam keputusan invetstasi. Variabel dependen adalah keputusan investasi yang diukur
menggunakan return saham.
Variabel independen terdiri dari nilai Laba Bersih dan Pendapatan Komprehensif Lain,
selanjutnya Pendapatan Komprehensif Lain dikategorikan menjadi dua komponen berdasarkan
tingkat subjektivitasnya yaitu; Komponen Non-securities Pendapatan Komprehensif Lain dan
Komponen Securities Pendapatan Komprehensif Lain.
Laba bersih merupakan nilai laba rugi bersih setelah pajak yang akan diuji pengaruhnya
terhadap keputusan investasi para investor yang tercermin pada nilai return saham. Hipotesis pertama
menunjukkan hubungan positif diantara keduanya. Apabila semakin tinggi nilai laba bersih maka
akan semakin tinggi pula return saham, pengaruh keduanya dapat diperkuat oleh kualitas audit.
Pendapatan komprehensif lain merupakan nilai agregat pendapatan komprehensif lain yang
akan diuji pengaruhnya terhadap keputusan investasi para investor yang tercermin pada nilai return
saham. Hipotesis kedua menunjukkan hubungan positif. Jika semakin tinggi nilai pendapatan
komprehensif lain maka akan semakin tinggi pula return saham, kualitas audit dapat memperkuat
pengaruh keduanya.
Komponen non-securities pendapatan komprehensif lain adalah komponen pendapatan
komprehensif lain yang dikategorikan memiliki tingkat subjektivitas tinggi. Nilai dari komponen
non-securities pendapatan komprehensif lain merupakan penjumlahan dari komponen-komponen
berikut ini:
1. Perubahan dalam surplus revaluasi,
2. Keuntungan dan Kerugian aktuarial atas program manfaat pasti,
3. Keuntungan dan kerugian yang timbul dari penjabaran laporan keuangan dari entitas
asing,
4. Bagian efektif dari keuntungan dan kerugian instrumen lindung nilai dalam rangka
“lindung nilai arus kas”.
Hipotesis ketiga merumuskan hubungan positif diantara keduanya. Jika semakin tinggi nilai
komponen non-securities pendapatan komprehensif lain maka akan semakin tinggi pula return
saham, pengaruh keduanya dapat diperkuat oleh kualitas audit.
Komponen securities pendapatan komprehensif lain merupakan komponen pendapatan
komprehensif lain yang dikategorikan memiliki tingkat subjektivitas rendah. Nilai dari komponen
securities pendapatan komprehensif lain adalah nilai dari Keuntungan dan kerugian dari pengukuran
kembali aset keuangan yang dikategorikan sebagai “tersedia untuk dijual”. Hipotesis keempat
menunjukkan hubungan positif diantara keduanya. Jika semakin tinggi nilai komponen securities
pendapatan komprehensif lain maka akan semakin tinggi pula return saham, kualitas audit dapat
memperkuat pengaruh keduanya, hal tersebut mengindikasikan bahwa para investor
menggunakannya dalam pengambilan keputusan investasi.
DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016, Halaman 3

Gambar 1
Kerangka Pemikiran

H1 (+)
Laba Bersih

H2 (+)
Pendapatan Komprehensif Lain

Keputusan Investasi
Komponen Non Securities H3 (+)
Pendapatan Komprehensif Lain

Komponen Securities H4 (+)


Pendapatan Komprehensif Lain

Kualitas Audit

Moderasi Kualitas Audit pada Relevansi Nilai Pendapatan Komprehensif Lain dalam
Keputusan Investasi
Laporan Keuangan hendaknya memuat informasi yang relevan dan mengungkapkan
informasi yang dianggap penting untuk diketahui oleh pengguna laporan keuangan. Collins et al.
(1999) menunjukkan bahwa para investor bereaksi terhadap pengumuman informasi laba dan hal itu
akan tercermin pada nilai saham perusahaan. Maka dapat disimpulkan jika informasi laba memberi
sinyal kepada para investor dalam pengambilan keputusan bisnisnya. Berdasarkan pada Teori Sinyal,
laporan keuangan yang telah diaudit merupakan salah satu informasi yang dikeluarkan oleh
perusahaan yang dapat menjadi sinyal bagi pihak di luar perusahaan, terutama bagi investor.
Kualitas audit yang baik tergantung dari proses audit yang dilakukan oleh auditor. Kualitas
audit sering dikaitkan dengan proksi ukuran kantor akuntan publik. Penelitian sebelumnya
menjelaskan bahwa terdapat berbagai alasan untuk membedakan ukuran KAP sebagai salah satu
indikator dalam menentukan kualitas audit, seperti yang diungkapkan oleh Lee dan Park (2013);
Kantor akuntan publik dengan ukuran yang lebih besar sering mendapat tuntutan hukum
yang lebih tinggi dibandingkan KAP dengan ukurang yang lebih kecil. Oleh karena itu, apabila KAP
Big 4 melakukan kesalahan dalam proses audit maka publik akan menyoroti lebih tajam
dibandingkan dengan KAP Non-Big 4, sehingga para auditor KAP Big 4 lebih sering menjadi sasaran
atas tuntutan ganti rugi apabila laporan audit yang mereka hasilkan tidak berkualitas.
KAP Big 4 memiliki fokus perhatian yang lebih besar dibandingkan dengan KAP Non-Big 4
dalam upaya mengurangi asimetri informasi antara agent dan principal, hal ini disebabkan karena
KAP Big 4 memiliki kemampuan untuk menilai kecukupan pengungkapan laporan keuangan secara
lebih baik sehingga kualitas audit yang dihasilkan lebih tinggi dibandingkan pada KAP Non-Big 4.
Kualitas audit dapat menjadi fokus perhatian para investor karena laporan keuangan yang
telah diaudit dengan kualitas audit yang baik mencermikan nilai perusahaan yang sebenarnya.
Auditor dengan reputasi yang lebih baik mampu meningkatkan keandalan laporan keuangan
(DeAngelo, 1981). Reaksi pasar atas relevansi nilai laba bersih dan pendapatan komprehensif lain
dapat berbeda antara satu investor dengan investor lainnya. Perbedaan reaksi pasar tersebut dapat
disebabkan oleh kualitas informasi yang terkandung dalam laporan keuangan yang telah diaudit dan
diberikan assurance dari kantor akuntan publik.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa nilai laba bersih yang diaudit
oleh kantor akuntan publik dengan reputasi yang lebih baik akan memberikan para investor sinyal
atas kualitas informasi laba yang lebih baik, sehingga muncul reaksi pada nilai saham perusahaan
yang pada akhirnya membuat return saham meningkat. Hal itu menunjukkan bahwa para investor
menggunakan informasi nilai laba bersih dalam pengambilan keputusan investasinya. Berdasarkan
penjelasan tersebut, maka hipotesis penelitian dirumuskan sebagai berikut ini:

H1. Kualitas Audit memperkuat relevansi nilai Laba Bersih dalam Keputusan Investasi.
DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016, Halaman 4

Moderasi Kualitas Audit pada Relevansi Nilai Pendapatan Komprehensif Lain dalam
Keputusan Investasi
Selanjutnya, pengukuran nilai pendapatan komprehensif lain memiliki unsur subjektivitas
yang tinggi disebabkan asumsi, estimasi, dan judgement yang terkandung didalamnya. Auditor
diwajibkan untuk melakukan evaluasi terhadap penggunaan asumsi, estimasi, dan judgement, serta
konsistensi manajemen didalam menentukan nilai wajar. Oleh karena itu, pendapatan komprehensif
lain yang diaudit oleh KAP dengan reputasi yang tinggi akan memberikan sinyal kepada investor
bahwa informasi tersebut memiliki kualitas yang lebih baik sehingga return saham akan meningkat.
Hal itu menunjukkan bahwa para investor menggunakan informasi nilai pendapatan komprehensif
lain dalam pengambilan keputusan investasinya. Maka dari itu dapat dirumuskan hipotesis sebagai
berikut:

H2. Kualitas Audit memperkuat relevansi nilai pendapatan komprehensif lain dalam Keputusan
Investasi.

Moderasi Kualitas Audit pada Relevansi Nilai Komponen Non-Securities Pendapatan


Komprehensif Lain dalam Keputusan Investasi
Praktik bisnis perusahaan yang digunakan selama ini merupakan penerapan dari basis teori
agensi. Menurut Hendriksen (1991) principal disebut sebagai information evaluators dan agent
sebagai decision makers. Principal diasumsikan bertanggung jawab untuk memilih sistem informasi
agar pengambil keputusan (agent) membuat keputusan investasi erbaik atas informasi yang tersedia
dalam memenuhi kepentingan principal itu sendiri. Namun, hubungan keduanya sulit terwujud
karena adanya kepentingan masing-masing yang saling bertentangan. Terlebih, dengan adanya
pemisahan pihak principal dan pihak agent juga mendorong munculnya potensi konflik dan dapat
mempengaruhi kualitas laba yang dilaporkan.
Dalam melaporkan berbagai instrumen aset dan liabilitas standar akuntansi di Indonesia yang
telah mengadopsi IFRS mensyaratkan entitas untuk melakukan pengukuran dengan menggunakan
nilai wajar. Beberapa aset dan liabilitas memiliki pasar aktif dan informasi harga telah tersedia
sehingga dapat diobservasi nilai pasarnya, sementara ketika harga aset dan liabilitas tidak dapat
diobservasi, maka entitas diwajibkan untuk mengukur nilai wajarnya dengan menggunakan teknik
penilaian lain, dalam hal ini manajemen dapat menentukan asumsi, serta membuat estimasi dan
judgement.
Menurut Lee dan Park (2013) komponen-komponen dalam pendapatan komprehensif lain
memiliki tingkat subjektivitas yang berbeda satu dengan lainnya. “Keuntungan dan kerugian dari
pengukuran kembali aset keuangan yang dikategorikan tersedia untuk dijual” memiliki tingkat
subjektivitas yang lebih rendah dibandingkan dengan komponen pendapatan komprehensif lain
lainnya karena instrumen sekuritas memiliki kuotasi pasar aktif. Sementara menurut Apandi (2015)
komponen pendapatan komprehensif lain lainnya mengandung tingkat subjektivitas yang lebih
tinggi, seperti “perubahan dalam surplus revaluasi aktiva tetap dan aktiva tidak berwujud”. Aset
suatu entitas memiliki jenis yang berbeda-beda sehingga akan menimbulkan kerumitan saat proses
revaluasi karena dibutuhkan asumsi dan estimasi terhadap nilai wajar aset tersebut. Perusahaan dapat
menggunakan jasa penilai dalam melakukan revaluasi, dimana masing-masing penilai (appraisal)
memiliki judgement yang berbeda sehingga komponen pendapatan komprehensif lain ini memiliki
unsur subjektivitas yang tinggi.
Dikutip dari penelitian Lee dan Park (2013) dan Apandi (2015), menyatakan bahwa
Komponen “keuntungan atau kerugian aktuarial atas program manfaat pasti” juga dikategorikan
mengandung tingkat subjektivitas yang tinggi karena membutuhkan asumsi dalam estimasi
pengukurannya, yaitu dengan menggunakan discount rate, expected return on plan asset, dan rate of
compensation increase. Asumsi dari aktuaris dapat digunakan untuk menentukan nilai tersebut
sehingga dibutuhkan judgement dalam penilaiannya.
Komponen pendapatan komprehensif lain “keuntungan dan kerugian yang timbul dari
penjabaran laporan keuangan dari entitas asing” juga dikategorikan mengandung unsur subjektivitas
yang tinggi karena membutuhkan judgement manajemen dalam menentukan mata uang fungsional
perusahaan terhadap mata uang pelaporan yang digunakan. Lee dan Park (2013) menjelaskan bahwa
DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016, Halaman 5

berdasarkan kriteria GAAP, manajemen dapat bertindak oportunis dalam memilih metode penjabaran
(translation methods), yaitu temporal method atau current-rate method. Oleh karena itu, komponen
pendapatan komperhensif lain ini memiliki unsur subjektivitas yang tinggi.
Komponen pendapatan komprehensif lain “bagian efektif dari keuntungan dan kerugian
instrumen lindung nilai dalam rangka lindung nilai arus kas” merupakan penilaian atas instrumen
derivatif yang nilainya tergantung pada nilai instrumen lainnya serta memiliki model dan hubungan
kontraktual yang kompleks, sehingga membutuhkan asumsi dalam pengukurannya. Oleh karena itu,
unsur subjektivitas dalam proses penentuan asumsi tersebut menjadi tinggi. Asumsi yang digunakan
umumnya terkait future interest rate yang dapat berubah karena faktor-faktor ekonomi (Apandi,
2015).
Menurut teori sinyal, investor dapat menggunakan informasi yang dipublikasikan perusahaan
dalam laporan keuangan sebagai sinyal dalam menilai prospek kinerja perusahaan di masa yang akan
datang sehingga membentuk kepercayaan investor dalam melakukan pengambilan keputusan untuk
berinvestasi. Dalam upaya meningkatkan relevansi dan keandalan dari laporan keuangan terutama
pada pelaporan nilai wajar, maka auditor harus memastikan kewajaran dalam penggunaan asumsi,
estimasi, dan judgement dari manajemen. Kemampuan auditor dalam memberikan assurance
terhadap hal tersebut mencerminkan bagaimana kualitas audit yang dilakukan. Kualitas audit yang
tinggi dapat meningkatkan relevansi nilai komponen non-securities pendapatan komprehensif lain
karena auditor pada KAP Big 4 akan lebih baik dalam menilai komponen pendapatan komprehensif
lain dengan tingkat subjektivitas yang tinggi dibandingkan KAP Non-Big 4. Berdasarkan uraian
diatas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah:

H3. Kualitas Audit memperkuat relevansi nilai Komponen Non-Securities Pendapatan


Komprehensif Lain dalam Keputusan Investasi.

Moderasi Kualitas Audit pada Relevansi Nilai Komponen Securities Pendapatan Komprehensif
Lain dalam Keputusan Investasi
Komponen securities pendapatan komprehensif lain mengandung tingkat subjektivitas yang
rendah, karena nilai yang dilaporkan diukur menggunakan nilai wajar berdasarkan pasar aktif.
Investor memerlukan assurance yang tinggi dari KAP dalam mengaudit nilai komponen non-
securities karena pengukuran nilai wajarnya berdasarkan asumsi, estimasi, dan judgement dari pihak
manajemen. Informasi nilai dengan tingkat subjektivitas yang lebih tinggi dapat menjadi relevan
ketika mendapat assurance dari ukuran KAP dengan kualitas audit yang lebih tinggi. Menurut Lee
dan Park (2013), perbedaan kualitas audit antara KAP Big 4 dan Non-Big 4 diduga dapat memperkuat
relevansi nilai dari komponen securities, tetapi pengaruh moderasinya akan kurang signifikan sebab
investor tidak membutuhkan assurance yang lebih tinggi dari auditor atas informasi komponen
securities pendapatan komprehensif lain dalam pengambilan keputusan investasinya.

H4. Kualitas Audit memperkuat relevansi nilai Komponen Securities Pendapatan Komprehensif
Lain dalam Keputusan Investasi.

METODE PENELITIAN
Variabel Penelitian
Terdapat tiga jenis variabel yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu variabel independen,
variabel dependen dan variabel moderasi. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini
terdiri dari nilai laba bersih dan pendapatan komprehensif lain. Variabel dependen dalam penelitian
ini adalah keputusan investasi yang diukur menggunakan return saham. Sedangkan variabel moderasi
yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitas audit yang diproksikan dengan ukuran Kantor
Akuntan Publik. Tabel 1 menunjukkan pengukuran masing-masing variabel.
DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016, Halaman 6

Tabel 1
Variabel Penelitian
No Variabel Cara Mengukur
Dependen
1 Keputusan Investasi Keputusan Investasi diukur menggunakan Return Saham,
yaitu selisih antara harga saham periode t dengan harga
saham pada periode sebelumnya dibagi dengan harga saham
periode sebelumnya.
Independen
2 Laba Bersih Perubahan nilai laba bersih periode t dari nilai laba bersih
periode sebelumnya.
3 Pendapatan Komprehensif Perubahan nilai pendapatan komprehensif lain periode t dari
Lain nilai pendapatan komprehensif lain periode sebelumnya.
4 Komponen Non-Securities Perubahan nilai komponen non-securities pendapatan
Pendapatan Komprehensif komprehensif lain periode t dari nilai komponen non-
Lain securities pendapatan komprehensif lain periode
sebelumnya. Nilai dari komponen Non-Securities.
5 Komponen Securities Perubahan nilai komponen securities pendapatan
Pendapatan Komprehensif komprehensif lain periode t dari nilai komponen securities
Lain pendapatan komprehensif lain periode sebelumnya.
Komponen Securities adalah Keuntungan dan kerugian dari
pengukuran kembali aset keuangan yang dikategorikan
sebagai “tersedia untuk dijual”.
Moderasi
6 Kualitas Audit Ukuran KAP merupakan proksi dari kualitas audit, diukur
menggunakan variabel dummy, angka 1 jika KAP merupakan
KAP yang berafiliasi dengan Big 4 dan diberi angka 0 jika
lainnya.

Penentuan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan non keuangan yang go public di Indonesia
untuk periode 2013 dan 2014. Perusahaan go public dipilih sebagai sampel karena perusahaan yang
telah go public diwajibkan menyusun dan menyajikan laporan keuangannya secara keseluruhan patuh
pada standar Akuntansi Keuangan (SAK) berbasis IFRS. Salah satu implementasinya adalah
penerapan PSAK 1 (revisi 2009) yang mengharuskan penyajian laba rugi bersih dan pendapatan
komprehensif lain dalam laporan laba rugi komprehensif setiap perusahaan. Pengambilan sampel
penelitian dipilih melalui metode purposive sampling, yaitu penentuan sampel atas dasar kesesuaian
karakteristik dan kriteria tertentu. Sampel perusahaan diambil dengan beberapa kriteria berikut ini:
1. Perusahaan non keuangan yang telah go public dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia
sepanjang periode penelitian,
2. Perusahaan telah mempublikasikan laporan keuangan yang telah diaudit oleh Kantor
Akuntan Publik,
3. Perusahaan dengan nilai Pendapatan Kompreensif Lain tidak 0 secara berturut-turut selama
periode penelitian,
4. Data harga saham harian tersedia untuk masing-masing perusahaan.
DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016, Halaman 7

Jenis dan Sumber Data


Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data yang
disediakan oleh pihak ketiga dan bukan merupakan data yang diperoleh dari observasi langsung
peneliti. Data penelitian ini adalah laporan keuangan auditan yang diterbitkan oleh perusahaan go
public pada Bursa Efek Indonesia untuk periode 2013 dan 2014 yang diperoleh dari www.idx.co.id
serta data harga saham (closing price) saat dua hari setelah publikasi laporan keuangan auditan pada
masing-masing perusahaan diperoleh dari www.finance.yahoo.com.

Metode Analisis
Pengujian hipotesis dilakukan dengan analisis regresi berganda, untuk menguji relevansi nilai
dari informasi laba bersih, pendapatan komprehensif lain, beserta komponennya digunakan proksi
return saham, oleh sebab itu return saham merupakan fungsi dari model persamaan regresi penelitian
ini. Persamaan berikut merupakan rumus empiris Model 1 untuk pengujian Hipotesis 1 dan 2:

RETit = αo+ β1∆NIit+ β2∆OCIit+ β3KAPit+ β4∆NIit * KAPit + β5∆OCIit * KAPit+ ℮it
Persamaan di bawah ini merupakan rumus empiris Model 2 untuk pengujian Hipotesis 3 dan 4
sebagaimana berikut ini:

RETit = αo+ β1∆NIit+ β2∆NSECit+ β3∆SECit+ β4KAPit+ β5∆NIit * KAPi + β6∆NSECit * KAPit

+ β6∆SECit * KAPit+ ℮it


Keterangan :
RET = Return saham untuk periode satu tahun
NI = Perubahan nilai laba bersih setelah pajak
OCI = Perubahan nilai pendapatan komprehensif lain
NSEC = Perubahan nilai komponen non-securities pendapatan komprehensif lain
SEC = Perubahan nilai komponen securities pendapatan komprehensif lain
KAP = Ukuran Kantor Akuntan Publik

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


Statistik Deskriptif
Analisis statistik deskriptif digunakan untuk memperlihatkan persebaran data penelitian.
Analisis ini mendeskripsikan data penelitian dengan melihat nilai rata-rata (mean), standar deviasi,
nilai maksimum dan nilai minimum data penelitian. Statistik deskrpitif seluruh variabel – variabel
penelitian disajikan pada tabel 2 di bawah ini.

Tabel 2
Statistik Deskriptif
Nilai Nilai Nilai Standar
Variabel N
Minimum Maksimum Rata-rata Deviasi
Return Saham 281 -0,5943 0,7418 -0,05705 0,26338
Laba Bersih 281 -0,5568 0,2257 -0,00823 0,06492
Pendapatan Komprehensif Lain 281 -0,4103 0,4359 -0,00069 0,04472
Komponen Non-Securities 281 -0,4103 0,4359 -0,00062 0,04472
Pendapatan Komprehensif Lain
Komponen Securities Pendapatan 281 -0,1267 0,1118 -0,00043 0,01421
Komprehensif Lain
Kantor Akuntan Publik 281 0 1 0,49 0,501
DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016, Halaman 8

Uji Hipotesis
Pengujian dilakukan dengan program SPSS pada tingkat signifikansi (p-value) 5%. Apabila
p-value lebih kecil dari 0,05 maka variabel independen dan variabel interaksi berpengaruh secara
signifikan terhadap variabel dependen dan dapat disimpulkan bahwa hipotesis didukung. Hasil uji
yang telah dilakukan ditampilkan pada tabel 3 dan tabel 4.

Tabel 3
Hasil Analisis Regresi Model 1

Tanpa Moderasi Dengan Moderasi


Kualitas Audit Kualitas Audit
Beta p-value Beta p-value
(Constant) -0,045 ,003 -,098 ,000
∆NI 1,419 ,000 1,127 ,000
∆OCI 0,065 ,846 ,196 ,563
KAP ,117 ,000
∆NIxKAP 1,133 ,018
∆OCIxKAP -1,819 ,086

Tabel 4
Hasil Analisis Regresi Model 2

Tanpa Moderasi Dengan Moderasi


Kualitas Audit Kualitas Audit
Beta p-value Beta p-value
(Constant) -,045 ,003 -,098 ,000
∆NI 1,436 ,000 1,137 ,000
∆NSEC ,150 ,655 ,286 ,413
∆SEC -,266 ,801 ,148 ,889
KAP ,117 ,000
∆NIxKAP 1,326 ,008
∆NSECxKAP -1,298 ,169
∆SECxKAP -6,355 ,107

Interpretasi Hasil
Hipotesis 1
Pengujian hipotesis pertama bertujuan untuk membuktikan apakah kualitas audit
memperkuat relevansi nilai laba bersih dalam keputusan investasi. Berdasarkan tabel 3 variabel
∆NIxKAP memiliki nilai signifikansi sebesar 0,018 sehingga berada di bawah tingkat signifikansi
0,05. Maka Ha diterima, yang berarti laba bersih yang diaudit oleh KAP Big 4 berpengaruh
signifikan terhadap keputusan investasi. Sedangkan nilai t sebesar 1,133 menunjukkan bahwa laba
bersih yang diaudit oleh KAP Big 4 berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap keputusan
investasi pada α=5%. Oleh karena itu, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semakin tinggi
perubahan (kenaikan) laba bersih perusahaan maka semakin tinggi return saham dengan diperkuat
oleh ukuran KAP Big 4. Ukuran KAP merupakan proksi dari kualitas audit, sedangkan return
saham merupakan proksi dari keputusan investasi.
DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016, Halaman 9

Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Lee dan Park (2013) yang
menyimpulkan bahwa laba bersih yang diaudit oleh KAP Big 4 berpengaruh secara positif dan
signifikan terhadap return saham. Konsisten dengan teori sinyal yang mengemukakan bahwa
perusahaan memberikan sinyal-sinyal pada pengguna laporan keuangan berupa informasi laba
bersih dan diperkuat oleh informasi KAP yang mengaudit laporan keuangannya. Kualitas audit
yang diproksikan oleh Kantor Akuntan Publik memperkuat relevansi nilai Laba Bersih, karena
digunakan oleh para investor dalam pengambilan keputusan investasi.
Kualitas audit dapat menjadi fokus perhatian para investor karena laporan keuangan yang
telah diaudit dengan kualitas audit yang baik akan mencerminkan nilai perusahaan yang
sebenarnya. Laba bersih yang diaudit oleh kantor akuntan publik dengan reputasi yang baik
akan memberikan sinyal kepada investor mengenai kualitas informasi yang lebih baik. Adanya
reaksi pasar akan diikuti dengan naiknya nilai saham serta menghasilkan peningkatan return
saham. Ketika pasar merespon positif sinyal tersebut maka laba bersih memiliki relevansi nilai
karena mempengaruhi pengambilan keputusan investasi oleh investor.

Hipotesis 2
Berdasarkan tabel 3 variabel ∆OCIxKAP memiliki nilai signifikansi sebesar 0,086
sehingga berada di atas tingkat signifikansi 0,05. Maka Ha ditolak, yang artinya pendapatan
komprehensif lain yang diaudit oleh KAP Big 4 tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan
investasi. Sedangkan nilai t sebesar -1,819 menunjukkan pengaruh negatif dan tidak signifikan
antara pendapatan komprehensif lain yang diaudit oleh KAP Big 4 terhadap keputusan investasi.
Ukuran KAP merupakan proksi dari kualitas audit, sedangkan return saham merupakan proksi
dari keputusan investasi.
Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian Lee dan Park (2013) yang menyimpulkan
bahwa pendapatan komprehensif yang diaudit oleh KAP Big 4 berpengaruh secara positif dan
signifikan terhadap return saham. Hal ini tidak sesuai dengan teori sinyal, Bayu (2014)
menjelaskan bahwa perilaku investor di Indonesia dalam pengambilan keputusan investasi
cenderung dipengaruhi oleh teknis analisis saham saja, yaitu mengikuti strategi portofolio para
investor besar atau mengacu pada tren umum perdagangan saham semata. Informasi akuntansi
dari perusahaan yang seharusnya dapat memberikan sinyal positif maupun negatif bagi para
investor, keberadaannya menjadi kurang efektif jika tidak diimbangi dengan analisis fundamental
informasi akuntansi yang secara tepat.
Hasil penelitian ini didukung oleh Biddle dan Choi (2006) yang menjelaskan bahwa bagi
para pengguna laporan keuangan, laba bersih mampu mengukur kinerja operasi perusahaan
secara lebih baik dibandingkan total laba komprehensif karena mengungkapkan pendapatan
komprehensif lain setelah laba bersih dalam satu laporan yang sama dapat menyebabkan
kesalahan interpretasi terhadap hasil operasi perusahaan. Informasi pendapatan komprehensif lain
kurang memiliki keterkaitan dengan aktivitas normal perusahaan karena hanya berisi perubahan-
perubahan nilai akibat penggunaan nilai wajar dengan pendapatan yang bukan berbentuk uang
dan sifatnya belum terealisasi (unrealized). Jika terdapat pilihan, umumnya investor akan
memilih informasi yang probabilitasnya dapat ditentukan dengan baik, daripada informasi yang
probabilitasnya belum bisa dipastikan.
Keuntungan dan kerugian atas perubahan nilai wajar pada pendapatan komprehensif lain
ialah pendapatan yang belum terealisasi, diduga hal tersebut yang menyebabkan investor tidak
menggunakannya dalam pengambilan keputusan berinvestasi. Investor masih menggunakan
informasi laba bersih sebagai bottom line income yang digunakannya sebagai sinyal dalam
pengambilan keputusan investasi. Oleh karena itu informasi pendapatan komprehensif lain
diduga tidak memiliki relevansi nilai, sekalipun informasi tersebut telah mendapatkan assurance
dalam bentuk kualitas audit yang tinggi. Belum dapat dibuktikannya relevansi nilai pendapatan
komprehensif lain juga bisa terjadi akibat penerapan yang masih dini mengingat pelaporan
pendapatan komprehensif lain baru diwajibkan di Indonesia mulai tahun 2012.
DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016, Halaman 10

Hipotesis 3
Pengujian hipotesis ketiga bertujuan untuk membuktikan apakah kualitas audit
memperkuat relevansi nilai komponen non-securities pendapatan komprehensif lain dalam
keputusan investasi. Berdasarkan tabel 4 variabel ∆NSECxKAP memiliki nilai signifikansi
sebesar 0,169 sehingga berada di atas tingkat signifikansi 0,05. Maka Ha ditolak, yang artinya
komponen non-securities pendapatan komprehensif lain yang diaudit oleh KAP Big 4 tidak
berpengaruh signifikan terhadap keputusan investasi. Sedangkan nilai t sebesar -1,298
menunjukkan pengaruh negatif dan tidak signifikan antara komponen non-securities pendapatan
komprehensif lain yang diaudit oleh KAP Big 4 terhadap keputusan investasi. Ukuran KAP
merupakan proksi dari kualitas audit, sedangkan return saham merupakan proksi dari keputusan
investasi.
Penelitian Lee dan Park (2013) juga menunjukkan hasil yang berbeda dengan penelitian
ini bahwa komponen non-securities pendapatan komprehensif lain yang diaudit oleh KAP Big 4
lebih signifikan terhadap return saham dibanding komponen securities pendapatan komprehensif
yang diaudit oleh KAP Big 4. Komponen non-securities pendapatan komprehensif lain yang
memiliki tingkat subjektivitas tinggi mengandung risiko informasi yang lebih tinggi dimana
risiko yang terdapat dalam informasi laporan keuangan memugkinkan salah saji yang lebih tinggi
oleh karena itu kualitas audit yang lebih baik akan mampu meminimalisasi risiko tersebut dan
dapat meningkatkan relevansi nilainya.
Hasil penelitian tidak mendukung teori sinyal karena komponen non-securities pada
pendapatan komprehensif lain telah dijamin oleh KAP dengan reputasi yang baik sekalipun tetap
tidak digunakan oleh investor dalam pengambilan keputusan investasinya. Keuntungan dari
komponen non-securities yang dilaporkan dalam pendapatan komprehensif lain tidak memiliki
relevansi nilai dan dianggap bukan sesuatu yang dapat menguntungkan investor, karena hanya
merupakan keuntungan yang belum direalisasi. Pasar tidak merespon sinyal tersebut sehingga
tidak terdapat pengaruh signifikan dalam perubahan nilai saham.

Hipotesis 4
Hipotesis keempat menyatakan bahwa kualitas audit memperkuat relevansi nilai komponen
securities pendapatan komprehensif lain dalam keputusan investasi. Berdasarkan tabel 4 variabel
∆SECxKAP memiliki nilai signifikansi sebesar 0,107 sehingga berada di atas tingkat signifikansi
0,05. Maka Ha ditolak, yang artinya komponen securities pendapatan komprehensif lain yang
diaudit oleh KAP Big 4 tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan investasi. Sedangkan
nilai t sebesar -6,355 menunjukkan pengaruh negatif dan tidak signifikan antara komponen
securities pendapatan komprehensif lain yang diaudit oleh KAP Big 4 terhadap keputusan
investasi. Ukuran KAP merupakan proksi dari kualitas audit, sedangkan return saham merupakan
proksi dari keputusan investasi.
Berbeda dari penelitian Dhaliwal et. al (1999) serta Lee dan Park (2013) yang
menyatakan bahwa hanya komponen pendapatan komprehensif lain dengan tingkat subjektivitas
rendah yang berpengaruh positif terhadap return saham. Komponen securities pendapatan
komprehensif lain yang terdiri dari keuntungan dan kerugian dari pengukuran kembali aset
keuangan yang dikategorikan sebagai “tersedia untuk dijual” penyajian nilai wajarnya diukur
berdasarkan nilai pasar aktif yang dapat diobservasi secara langsung. Hal tersebut menunjukkan
penilaian komponen marketable securities pada pendapatan komprehensif lain minim akan
kandungan asumsi, estimasi dan judgement, sehingga informasi yang dihasilkan lebih berkualitas.
Namun, beberapa informasi dapat diabaikan oleh investor karena dianggap kurang penting atau
tidak relevan, dan informasi lain yang digunakan dalam pengambilan keputusan biasanya dalam
nilai agregat.
Dalam pengungkapan informasi nilai komponen marketable securities, para investor
belum memahami keunggulan nilai wajar yang diukur berdasarkan kuotasi pasar aktif akan dapat
mengurangi subjektivitas pelaporannya dalam pendapatan komprehensif lain. Para investor
Indonesia tidak menjadikan hal tersebut sebagai informasi dalam pengambilan keputusan
investasi sehingga relevansi nilai komponen securities pendapatan komprehensif lain yang
dimoderasi oleh kualitas audit tidak dapat dibuktikan.
DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016, Halaman 11

KESIMPULAN DAN KETERBATASAN


Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hanya relevansi nilai laba bersih yang
dimoderasi oleh kualitas audit yang dapat dibuktikan. Laba bersih yang dimoderasi oleh kualitas
audit berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap return saham. Sedangkan relevansi nilai
pendapatan komprehensif lain yang dimoderasi oleh kualitas audit dalam pengambilan keputusan
investasi tidak dapat dibuktikan, begitu juga dengan relevansi nilai pada komponen non-
securities dan komponen securities pendapatan komprehensif lain tidak dapat dibuktikan.
Kualitas audit hanya memperkuat relevansi nilai laba bersih dalam keputusan investasi. Dapat
disimpulkan bahwa laba bersih yang diaudit oleh KAP Big 4 memiliki relevansi nilai dalam
pengambilan keputusan investasi bagi investor. Sedangkan relevansi nilai pendapatan
komprehensif lain dalam keputusan investasi tidak dapat dibuktikan. Begitu pula dengan
komponen pendapatan komprehensif lain yang digolongkan berdasarkan tingkat subjektivitasnya,
yaitu komponen non-securities dan komponen securities terbukti tidak memberikan memiliki
relevansi nilai dalam keputusan investasi. Oleh karena itu komponen non-securities dan
komponen securities pada pendapatan komprehensif lain tidak memiliki relevansi nilai karena
tidak mempengaruhi pengambilan keputusan investasi para investor di Indonesia.
Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan yaitu pertama, pengukuran relevansi nilai
pendapatan komprehensif lain tidak diujikan kepada setiap komponen pendapatan komprehensif
lain yang terdiri dari: Perubahan dalam surplus revaluasi, Keuntungan atau kerugian aktuarial
atas program manfaat pasti, Keuntungan dan kerugian yang timbul dari penjabaran laporan
keuangan dari entitas asing, Bagian efektif dari keuntungan dan kerugian instrumen lindung nilai
dalam rangka lindung nilai arus kas, serta Keuntungan dan kerugian dari pengukuran kembali
aset keuangan yang dikategorikan sebagai “tersedia untuk dijual”. Penelitian ini menguji
relevansi nilai komponen pendapatan komprehensif lain hanya dengan mengkategorikan
komponen pendapatan komprehensif lain berdasarkan tingkat subjektivitas pengukuran nilai
wajarnya saja, yaitu komponen non-securities dan komponen securities. Kedua, untuk menguji
secara empiris relevansi nilai informasi dalam keputusan investasi diukur menggunakan return
saham yang dihitung menggunakan actual return dari harga perdagangan saham pada saat dua
hari setelah publikasi laporan keuangan. Pada saat itu investor mungkin belum menerima
keseluruhan informasi dan atau belum menginterpretasikannya dengan baik, sehingga relevansi
nilai dalam keputusan investor tidak seluruhnya tercermin pada return saham. Ketiga, perusahaan
yang melaporkan nilai pendapatan komprehensif lain relatif masih minim. Berdasarkan proses
pengumpulan data, terbukti bahwa perusahaan non keuangan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia, sekitar 57% diantaranya tidak melaporkan nilai pendapatan komprehensif lain.
Sedangkan perusahaan yang telah melakukan pelaporan pendapatan komprehensif lain, sebagian
besar hanya memiliki salah satu komponen pendapatan komprehensif lain berupa komponen non-
securities saja, atau komponen securities saja sehingga masih terdapat keterbatasan dalam
pengujian model penelitian ini.
Berdasarkan keterbatasan tersebut, maka saran yang dapat diberikan adalah sebagai
berikut: pertama, penelitian selanjutnya disarankan untuk menguji relevansi nilai setiap
komponen yang terdapat pada pendapatan komprehensif lain. Kedua, dalam mengukur relevansi
nilai pendapatan komprehensif lain penelitian selanjutnya disarankan tidak hanya menggunakan
return model saja tetapi juga menggunakan price model yaitu menjadikan harga saham dalam
mengukur relevansi nilai dalam pengambilan keputusan investasi para investor. Dan ketiga, hasil
studi populasi penelitian menemukan bahwa sebagian besar perusahaan belum menyajikan nilai
pendapatan komprehensif dalam laporan laba rugi komprehensifnya. Oleh sebab itu bagi
perusahaan go public yang telah menyajikan Laporan Laba Rugi Komprehensif sesuai dengan
PSAK 1 (revisi 2009), diharapkan untuk dapat melengkapinya dengan melakukan penghitungan
dan pelaporan nilai pendapatan komprehensif lain.
DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016, Halaman 12

REFERENSI

Apandi, N. Nelly. 2015. “Relevansi Nilai, Subjektivitas Other Comprehensive Income dan
Kualitas Audit”. Simposium Nasional Akuntansi 18.
Bayu, Aprillianto. 2014. “Perilaku Investor Saham Individual dalam Pengambilan Keputusan
Investasi”. Skripsi, Fakultas Ekonomi. Universitas Jember.
Biddle, G., and Choi, J. 2006. “Is Comprehensive Income Useful?”. Journal of Contemporary
Accounting and Economics, Vol. 2, No.1, pp. 1–32.
Collins, D. W., M. Pincus, and H. Xie. 1999. “Equity Valuation and Negative Earnings: The Role
of Book Value of Equity”. The Accounting Review, Vol. 74, No. 1.
DeAngelo, L. E. 1981. “Auditor Size and Audit Quality”. Journal of Accounting and Economics,
Vol. 3, No. 1, pp. 167-175.
Dhaliwal, D., Subramanyam, K., and Trezevant, R. 1999. “Is Comprehensive Income Superior to
Net Income as A Measure of Firm Performance?”. Journal of Accounting and
Economics. Vol. 26, pp. 43-67.
Hendriksen, Eldon. 1991. Teori Akuntansi. Edisi 4. Terjemahan Marianus Sinaga. Jakarta:
Erlangga.
Ikatan Akuntansi Indonesia. 2012. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba
Empat.
Khurana, I. K., and K. K. Raman. 2004. “Litigation Risk and the Financial Reporting of Big 4
versus Non-Big4 Audits: Evidence from Anglo-American Countries”. The Accounting
Review, Vol. 79, No. 2, pp. 473-495.
Lee, Cheol., and Park, Myung, S., 2013. “Subjectivity in Fair-Value Estimates, Audit Quality,
and Informativeness of Other Comprehensive Income”. Journal of Accounting, Vol. 29,
pp. 218-231.
Watts, R. L., and J.L. Zimmerman. 1986. Positive Accounting Theory. Englewood Cliffs:
Prentice Hall.

Anda mungkin juga menyukai