Anda di halaman 1dari 6

Prosedur Treadmill Test

21 Apr

UJI LATIH JANTUNG BEBAN / TREADMILL TEST.

A1. Pengertian

Treadmill test adalah uji latih jantung beban dengan cara memberikan stress fisiologi yang dapat
menyebabkan abnormalitas kardiovaskuler yang tidak ditemukan pada saat istirahat.

2 Dasar – dasar fisiologi

Dasar fisiologi ULJB adalah latihan dinamik. Telah diketahui latihan dinamik memberikan serial
kompleks penyesuaian kardiovaskuler yang terjadi akibat peningkatan suplai darah ke otot gerak
sesuai dengan kebutuhan metabolisme yang terjadi, disamping upaya untuk mempertahankan
suplai darah ke organ vital seperti otak dan jantung.

Secara umum akibat latihan dinamik dapat terjadi :

- Peningkatan curah jantung ( cardiac autput )

- Tekanan darah arterial meningkat

- Tahanan / resistensi perifer meningkat

Apabila terjadi pengurangan suplai darah ke organ vital seperti jantung akan mengakibatkan
perubahan pada rekaman listrik jantung ( EKG ) ataupun rekaman listrik ke otak ( EEG ).
Kkusus pada EKG akan terlihat perubahan segmen ST berupa ST depresi atau ST elevasi.

Respons denyut jantung.

Peningkatan denyut jantung merupakan respon dari sistem kardiovaskuler terhadap latihan yang
dapat diukur untuk pertama kalinya dan merupakan mekanisme utama dari peningkatan curah
jantung ( CO ) dimana :

CO = HR X SV

Denyut jantung meningkat secara linier sesuai dengan beban peningkatan beban kerja ( work
loads ) dan peningkatan ambilan oksigen ( oksigen uptake )

Respons tekanan darah.

Tekanan darah meningkat dengan meningkatnya kerja dinamik yang mengakibatkan peningkatan
curah jantung ( CO ). Tekanan sistolik meningkat segera dalam beberapa menit pertama dan
kemudian terjadi tingkat penyesuaian yang disebut “ stedy state “ ( saat penyesuaian ). Sedang
tekanan diastolik tidak mengalami perubahan yang nyata, bila terjadi peningkatan tekanan
diastolik (DBP) menandakan adanya hipertensi yang labil .

B. Indikasi

1. Untuk menegakkan diagnosa PJK.

2. Untuk mengevaluasi keluhan : nyeri dada , sesak nafas dll.

3. Untuk mengevaluasi kapasitas kemampuan fungsional

4. Untuk mengevaluasi adanya disritmia.

5. Untuk mengevaluasi hasil pengobatan.

6. Untuk menentukan prognosa dari kelainan kardiovaskuler

C. Kontra indikasi :

1. Infark miokard akut < 5 hari.

2. Unstable angina pectoris

3. Hipertensi berat

4. Aritmia yang berarti

5 Sesak

6. Vertigo

D.Komplikasi

1. Hipotensi

2. Disritmia yang berat

3. Infark myocard acute

4. Syncope dan stroke

5. Trauma fisik ( jatuh saat test )

6. Henti jantung ( cardiac arrest )

7. Kematian
E. Indikasi penghentian test.

1. Keluhan subjektif

- Timbul nyeri dada yang hebat

- Sesak nafas

- Vertigo / pusing

- Nyeri pada persendian kaki

- Kelelahan / cape sekali

- Pasien minta agar test dihentikan

2. Objektif

- Respon hipertensi / hipotensi

- Timbul aritmia yang berarti

- ST depresi / ST elevasi > 3 mm

- Timbul tanda- tanda perfusi yang buruk ( pucat,sianotik,ekstremitas dingin ).

- Target HR maximal tercapai

F. Persiapan Tindakan Treadmill test ada 2 :

1. Persiapan untuk pasien

- Malamnya tidur cukup

- Sebaiknya dua jam sebelum dilakukan tindakan tidak boleh makan

- Pada pagi harinya sebaiknya jangan olahraga dulu.

- Untuk diagnostic sebaiknya obat-obatan kardiovaskuler (beta blocker ) dihentikan sesuai


dengan perintah dokter.

- Harus bawa surat consult dari dokter.

2. Persiapan Alat

- Satu set alat treadmill


- Kertas printer teradmill

- Emergencytroly lengkap dan defibilator

- Plester

- Elektrode

- Oksigen

- Tensimeter dan stetoscpoe

- jelly

- Alkohol 70 % dan kassa non steril

- Tisue / Handuk kecil

- Celana ,baju dan sepatu yang layak dipakai untuk treadmill.

G.Cara kerja

1. Pasien di anamnesa dan menjelaskan tentang tata cara,maksud, manfaat dan resiko dari
treadmill.

2. Menentukan target HR submaximal dan maximal ( target HR max : 220 dikurang umur dan
submaximal adalah 85 % dari target HR max )

2. Pasien menandatangani formulir informed consent.

3. Pasien dipersilahkan ganti pakaian, celana dan sepatu treadmill yang telah disediakan.

4. Pasien berbaring denagn tenang di tempat tidur

5. Bersihkan tubuh pasien pada lokasi pemasangan electrode dengan menggunakan kassa
alkohol.

6. Tempelkan electrode sesuai dengan tempat yang sudah ditentukan.

7. Sambungkan dengan kabel treadmill

8. Fiksasi electrode dengan sempurna

9. Masukkan data pasien ke alat treadmill

10. Ukur tekanan darah


11. Rekam EKG 12 leads

12. Jalankan alat treadmill dengan kecepatan sesuai dengan prosedur.

13. Setiap tiga menit speed dan elevation akan bertambah sesuai dengan prosedur yang sudah
ditentukan.

14. Pantau terus perubahan EKG dan keluhan pasien selama tets.

15. Rekam EKG 12 leads dan BP setiap tiga menit.

16. Hentikan test sesuai dengan prosedur.

H. Recovery

1. Rekam EKG 12 leads dan ukur tekanan darah setelah test dihentikan.

2. Persilahkan pasien untuk duduk / berbaring.

3. Pantau terus gambaran EKG selama pemulihan.

4. Rekam EKG 12 leads dan ukur tekanan darah setiap tiga menit.

5. Pemulihan biasanya selama enam menit / sembilan menit ( hingga gambaran EKG ,HR, dan
tekanan darah kembali seperti semula. )

6. Menberitahukan pada pasien bahwa test sudah selesai.

7. Lepaskan elektrode dan manset BP.

8. Bersihkan jelly yang menempel di dada pasien .

9. Merapihkan kembali alat – alat pada tempatnya.

10. Sebaiknya selama 15 menit pasca treadmill test pasien masih berada dalam pengawasan
petugas.

Personal pelaksana ULJB.

1. Dua orang tenaga yang terlatih telah menguasai seluk beluk alat dan prosedur treadmill.

2. Mempunyai pengetahuan tentang indikasi dan kontra indikasi ULJB.

3. Mempunyai pengetahuan tentang dasar – dasar fisiologi treadmill.

4. Mengetahui prinsip – prinsip interpretasi ULJB


5. Mampu melakukan prosedur penanganan emergency termasuk kemampuan ACLS.

Anda mungkin juga menyukai