Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

Relay Proteksi

Nama : Ahmad AlFarisi


Nim/Bp : 1102244
Prodi : Teknik Elektro Industri

TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2013
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Dalam sistem penyaluran tenaga listri baik dalam tegangan tinggi (high voltage) yakni
jaringan tansmisi maupun untuk tegangan rendah (low voltage) yakni jaringan distribusi,
dibutuhkan menjadi sistem penyaluran yang baik dan sesuai standar yakni dapat menyalurka
dengan baik dan kontinu, artinya berkelanjutan tanpa adanya ganguan baik secara teknis maupun
nonteknis. Untuk mewujudkanhal tersebut maka dibutuhkan suatu alat proteksi yag baiak agar
dapat mendeteksi kesalahan atau ganguan secara baik dan dapat pula memperbaikinya dengan
baik pula.
Salah satu alat yang umum digunakan tersebut adalah relay, relay merupakan suatu alat
proteksi yang dapat memproteksi beberapa jenis ganguan yang umum terjadi pada suatu jaringan
transmisi maupun distribusi. Untuk itu dibutuhkan pemahaman mengenai relay tersebut terutama
bagi mahasiswa teki elektro yang bergerak dibidang kelistrikan. Itulah yang menjadi
latarbelakang penulis menyusun makalah yang berjudul “Relay Proteksi”.

B. Pembatasan Masalah

1. Pengertian Relay.
2. Perangkat relay proteksi.
3. Syarat-syarat relay poteksi.
4. Karakteristik waktu kerja relai arus lebih (ocr).
5. Jenis-jenis relay proteksi

C. Perumusan Masalah

1. Apakah yang dimaksud dengan relay?


2. Apasajakah perangkat relay proteksi?
3. Apasajakah syarat-syarat relay poteksi?
4. Bagaimana karakteristik waktu kerja relai proteksi?
5. Apakah jenis-jenis relay proteksi?

D. Tujuan

Makalah ini disusun dengan beberapa tujuan sebagai berikut :

1. Menegetahui Pengertian Relay.


2. Mengetahui Perangkat relay proteksi.
3. Mengetahui Syarat-syarat relay poteksi.
4. Mengetahui Karakteristik waktu kerja relai proteksi
5. Mengetahui Jenis-jenis relay proteksi
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Relai Proteksi


Relai adalah suatu alat yang bekerja secara otomatis untuk mengatur /memasukan suatu
rangkaian listrik (rangkaian trip atau alarm) akibat adanya perubahan lain.

B. Perangkat Sistem Proteksi


Proteksi terdiri dari seperangkat peralatan yang merupakan sistem yang terdiri dari
komponen-komponen berikut :
1. Relay, sebagai alat perasa untuk mendeteksi adanya gangguan yang selanjutnya memberi
perintah trip kepada Pemutus Tenaga (PMT).
2. Trafo arus dan/atau trafo tegangan sebagai alat yang mentransfer besaran listrik primer dari
sistem yang diamankan ke relai (besaran listrik sekunder).
3. Pemutus Tenaga (PMT) untuk memisahkan bagian sistem yang terganggu.
4. Batere beserta alat pengisi (batere charger) sebagai sumber tenaga untuk bekerjanya relai,
peralatan bantu triping.
5. Pengawatan (wiring) yang terdiri dari sisrkit sekunder (arus dan/atau tegangan), sirkit triping
dan sirkit peralatan bantu.
Secara garis besar bagian dari relay proteksi terdiri dari tiga bagian utama, seperti pada blok
diagram, dibawah ini :
Masing-masing elemen/bagian mempunyai fungsi sebagai berikut :
1. Elemen pengindera.
Elemen ini berfungsi untuk merasakan besaran-besaran listrik, seperti arus, tegangan,
frekuensi, dan sebagainya tergantung relay yang dipergunakan. Pada bagian ini besaran yang
masuk akan dirasakan keadaannya, apakah keadaan yang diproteksi itu mendapatkan gangguan
atau dalam keadaan normal, untuk selanjutnya besaran tersebut dikirimkan ke elemen
pembanding.
2. Elemen pembanding.
Elemen ini berfungsi menerima besaran setelah terlebih dahulu besaran itu diterima oleh
elemen oleh elemen pengindera untuk membandingkan besaran listrik pada saat keadaan normal
dengan besaran arus kerja relay.
3. Elemen pengukur/penentu.
Elemen ini berfungsi untuk mengadakan perubahan secara cepet pada besaran ukurnya dan
akan segera memberikan isyarat untuk membuka PMT atau memberikan sinyal.
Transformator arus ( CT ) berfungsi sebagai alat pengindera yang merasakan apakah
keadaan yang diproteksi dalam keadaan normal atau mendapat gangguan. Sebagai alat
pembanding sekaligus alat pengukur adalah relay, yang bekerja setelah mendapatkan besaran
dari alat pengindera dan membandingkan dengan besar arus penyetelan dari kerja relay.
Apabila besaran tersebut tidak setimbang atau melebihi besar arus penyetelannya, maka
kumparan relay akan bekerja menarik kontak dengan cepat atau dengan waktu tunda dan
memberikan perintah pada kumparan penjatuh (trip-coil) untuk bekerja melepas PMT. Sebagai
sumber energi penggerak adalah sumber arus searah atau batere.

C. Syarat-syarat Relai Proteksi


Dalam perencanaan sistem proteksi, maka untuk mendapatkan suatu sistem proteksi yang
baik diperlukan persyaratan-persyaratan sebagai berikut :
1. Sensitif.
Suatu relay proteksi bertugas mengamankan suatu alat atau suatu bagian tertentu dari
suatu sisitem tenaga listrik, alat atau bagian sisitem yang termasuk dalam jangkauan
pengamanannya. Relay proteksi mendeteksi adanya gangguan yang terjadi di daerah
pengamanannya dan harus cukup sensitif untuk mendeteksi gangguan tersebut dengan
rangsangan minimum dan bila perlu hanya mentripkan pemutus tenaga (PMT) untuk
memisahkan bagian sistem yang terganggu, sedangkan bagian sistem yang sehat dalam hal ini
tidak boleh terbuka.
2. Selektif.
Selektivitas dari relay proteksi adalah suatu kualitas kecermatan pemilihan dalam
mengadakan pengamanan. Bagian yang terbuka dari suatu sistem oleh karena terjadinya
gangguan harus sekecil mungkin, sehingga daerah yang terputus menjadi lebih kecil. Relay
proteksi hanya akan bekerja selama kondisi tidak normal atau gangguan yang terjadi didaerah
pengamanannya dan tidak akan bekerja pada kondisi normal atau pada keadaan gangguan yang
terjadi diluar daerah pengamannya.

3. Cepat.
Makin cepat relay proteksi bekerja, tidak hanya dapat memperkecil kemungkinan akibat
gangguan, tetapi dapat memperkecil kemungkinan meluasnya akibat yang ditimbulkan oleh
gangguan.
4. Handal.
Dalam keadaan normal atau sistem yang tidak pernah terganggu relay proteksi tidak
bekerja selama berbulan-bulan mungkin bertahun-tahun, tetapi relay proteksi bila diperlukan
harus dan pasti dapat bekerja, sebab apabila relay gagal bekerja dapat mengakibatkan kerusakan
yang lebih parah pda peralatan yang diamankan atau mengakibatkan bekerjanya relay lain
sehingga daerah itu mengalami pemadaman yang lebih luas. Untuk tetap menjaga keandalannya,
maka relay proteksi harus dilakukan pengujian secara periodik.
5. Ekonomis.
Dengan biaya yang sekecilnya-kecilnya diharapkan relay proteksi mempunyai
kemampuan pengamanan yang sebesar-besarnya.
6. Sederhana.
Perangkat relay proteksi disyaratkan mempunyai bentuk yang sederhana dan fleksibel.

D. Karakteristik Waktu Kerja Relai Proteksi


a. Relai arus lebih seketika (instanstaneous over current relay)
Relai arus lebih dengan karakteristik waktu kerja seketika ialah jika jangka waktu relai mulai
saat relai arusnya pick up (kerja) sampai selesainya kerja relai sangat singkat (20-100 ms), yaitu
tanpa penundaan waktu. Relai ini pada umumnya dikombinasikan dengan relai arus lebih dengan
karakteristik waktu tertentu (definite time) atau waktu terbalik (inverse time) dan hanya dalam
beberapa hal berdiri sendiri secara khusus.
b. Relai arus lebih dengan karakteristik waktu tertentu (Definite time over current relay)
Relai arus lebih dengan karakteristik waktu tertentu ialah jika jangka waktu mulai relai arus pick
up sampai selesainya kerja relai diperpanjang dengan nilai tertentu dan tidak tergantung dari
besarnya arus yang menggerakan. Relai ini bekerja berdasarkan waktu tunda yang telah
ditentukan sebelumnya dan tidak tergantung pada perbedaan besarnya arus.
c. Relai arus lebih dengan karakteristik waktu terbalik (Inverse time over current relay)
Relai dangan karakteristik waktu terbalik adalah jika jangka waktu mulai relai arus pick up
sampai selesainya kerja diperpanjang dengan besarnya nilai yang berbanding terbalik dengan
arus yang menggerakkan. Relai ini bekerja dengan waktu operasi berbanding terbalik terhadap
besarnya arus yang terukur oleh relai. Relai ini mempunyai karakteristik kerja yang dipengaruhi
baik oleh waktu maupun arus.
d. Inverse Definite Time Relay
Relai ini mempunyai karakteristik kerja berdasarkan kombinasi antara relai invers dan relai
definite. Relai ini akan bekerja secara definite bila arus gangguannya besar dan bekerja secara
inverse jika arus gangguannya kecil.
Sistem proteksi memiliki komponen utama yaitu Relay, jenis-jenis relay ini dapat di gunakan
pada system pembangkitan, transmisi tenaga listrik, system distribusi dll.

E. Jenis-jenis Relay Proteksi


Adapun jenis-jenisnya adalah sbb :
No Nama Relay Fungsi Relay
1 Relay jarak (distance relay) Untuk mendeteksi gangguan 2 fasa atau
3 fasa di muka generator sampai batas
jangkauannya.
2 Relay periksa sinkron Pengaman Bantu generator untuk
mendeteksi persaratan sinkronisasi
(parallel).
3 Relay tegangan kurang (under Mendeteksi turunnya tegangan sampai
voltage relay) dibawah harga yang di izinkan (relay ini
bekerja apabila sebelum rele loss of field
bekerja)
4 Relay daya balik (reverse power Untuk mendeteksi daya balik, sehingga
relay) mencegah generator bekerja sebagai
motor.
5 Relay kehilangan medan penguat Untuk mendeteksi kehilangan medan
penguat generator.
6 Relay fasa urutan negatif Untuk mendeteksi arus urutan negatif
yang disebabkan oleh beban tidak
seimbang pada batas-batas yang tidak
diizinkan
7 Relay arus lebih seketika (over Untuk mendeteksi besaran arus yang
current relay instanteneous) melebihi batas yang ditentukan dalam
waktu seketika.
8 Relay arus lebih dengan waktu Untuk mendeteksi besaran arus yang
tunda (time over current relay) melebihi batas dalam waktu yang
diizinkan.
9 Relay penguat lebih (over Untuk mendeteksi penguat lebih pada
excitation relay) generator.
10 Relay tegangan lebih 1. bila terpasang di titik netral generator
atau trafo tegangan yang di hubungkan
segitiga terbuka untuk mendeteksi
gangguan stator hubungan tanah.
2. bila terpasang pada terminal generator
untuk mendeteksi tegangan lebih.
11 Relay keseimbangan tegangan Untuk mendeteksi hilangnya tegangan
(voltage balanced relay) dari trafo tegangan pengatur tegtangan
otomatis (AVR dan relay).
12 Relay waktu (time delay) Untuk memperlambat waktu.
13 Relay stator gangguan tanah (stator Untuk mendeteksi kondisi a sinkron
ground fault relay) pada generator yang sudah paralel
dengan sistem.
14 Relay kehilangan sinkronisasi (out Untuk mendeteksi kondisi a sinkron
of step relay) pada generator yang sudah paralel
dengan sistem.
15 Relay pengunci (lock out relay) Untuk menerima signal trip dari relay-
relay proteksi dan kemudian
meneruskan signal trip ke PMT, alarm
dan peralatan lain serta mengunci.
16 Relay frekuensi (frekuensi relay) Mendeteksi besaran frekuensi
rendah/lebih di luar harga yang
diizinkan.
17 Relay diferensial (diferensial Untuk mendeteksi gangguan hubungan
relay) singkat pada daerah yang diamankan.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Dari penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa Relai adalah suatu alat yang bekerja
secara otomatis untuk mengatur /memasukan suatu rangkaian listrik (rangkaian trip atau alarm)
akibat adanya perubahan lain. Perangkat relay proteksi dibagi dalam beberapa elemen diantranya
adalah elemen pegindraan, elemen pembanding, elemen pengukur atau eleme penentu.
Relay proteksi yang baik adalah relay yang telah memenuhi beberapa syarat relay proteksi,
adapun syarat itu diantaranya adalah, sesnsitif, selektif, handal, cepat, lebih ekonomis, sederhana.
Sederhana disini maksudnya adalah sederhana dari segi teknik pemasangan dan
pengoperasiannya. Adapaun jenis-jenis dari relay proteksi ini diantaranya adalah Relay jarak
(distance relay), Relay periksa sinkron, Relay tegangan kurang (under voltage relay), Relay daya
balik (reverse power relay), Relay kehilangan medan penguat, Relay fasa urutan negative, Relay
arus lebih seketika (over current relay instanteneous), Relay arus lebih dengan waktu tunda (time
over current relay), Relay penguat lebih (over excitation relay), Relay tegangan lebih , Relay
waktu (time delay) (voltage balanced relay), Relay stator gangguan tanah (stator ground fault
relay), Relay kehilangan sinkronisasi

B. Saran
Makalah ini merupakan salah satu dari sekian banyak bahan bacaan mengenai relay
proteksi ini, untuk itu penulis menyarankan kepada pembaca agar dapat membaca atau
menambah pengetahuan mengenai relay proteksi ini dengan membaca refernsi lain mengenai
relay proteksi ini, baik di buku cetak maupun secara online di internet.
DAFTAR PUSTAKA

Sutrisno. (2000). Sistem Proteksi Tenaga Listrik. Bandung: Institut Teknologi Bandung Press.
Relay Proteksi dikutip dari
http://id.wikipedia.org/wiki/relay-proteksi

Pemahaman Relay Proteksi dikutip dari http://idonkcnyo.blogspot.com/p/pemahaman-


Relay Proteksi.html

Relay dikutip dari


http://www.scribd.com/doc/57379946/18/relay

Anda mungkin juga menyukai