PENDAHULUAN
ilmu yang mempelajari tentang obat. Farmakologi adalah Ilmu yang mempelajari obat dan
atau sediaan yg digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologis atau
dari rasa sakit, gejala sakit dan/penyakit, untuk meningkatkan kesehatan.Senyawa ini
biasanya disebut obat dan lebih menekankan pengetahuan yang mendasari manfaat dan risiko
penggunaan obat. Farmakologi mempunyai keterkaitan khusus dengan farmasi, yaitu ilmu
terutama terfokus pada dua sub, yaitu farmakokinetik dan farmakodinamik. Tanpa
pengetahuan farmakologi yang baik, seorang farmasis dapat menjadi suatu masalah untuk
bagi pasien karena tidak ada obat yang aman secara murni. Hanya dengan penggunaan yang
cermat, obat akan bermanfaat tanpa efek samping tidak diinginkan yang tidak mengganggu.
Obat merupakan suatu senyawa kimia yang dapat berinteraksi dengan sistem biologi
tertentu secara spesifik hingga menghasilkan suatu efek (baik efek terapetik maupun efek
toksik). Untuk dapat menghasilkan efek tersebut, obat harus mengalami serangkaian proses
Absorbsi, Distribusi dan / atau Metabolisme yang intinya obat harus mencapai tempat aksinya
dalam keadaan aktif. Untuk memudahkan dalam mempelajari segala sesuatu tentang obat,
Obat berdasarkan Efek Farmakologi. Kategorisasi ini sangat sesuai digunakan untuk
1
kepentingan terapi. Misalnya, ada obat golongan antihipertensi, antidislipidemia, antiepiliepsi,
kita jumpai misalnya obat golongan steroid, dll. Kategorisasi ini sangat penting untuk
mempelajari kemungkinan terjadinya reaksi alergi, idiosinkrasi, dan berbagai adverse effect
lainnya. Hal ini karena senyawa – senyawa yang memiliki kemiripan secara struktur kimia
dapat memberikan efek yang sama. Dengan alasan ini pula, maka seringkali muncul
antibiotik golongan sulfa, antidepresan trisiklik, dan lain-lain. Kategorisasi Obat berdasarkan
Tempat Aksinya, kategorisasi ini baru muncul setelah pengetahuan tentang aspek molekular
obat baru. Berdasarkan tempat aksinya, akan kita jumpai obat yang beraksi pada kanal ion,
enzim, protein pembawa, serta reseptor. Sebagian besar tempat aksi obat ini berada di
membrane sel (kecuali enzim dan reseptor intraseluler) yang melintasi membrane (trans
membrane).
2
Berdasarkan latar belakang tersebut, pada makalah ini akan dijelaskan lebih lanjut mengenai
1.3 Tujuan
1.3.3 Agar mahasiswa/i dapat memahami dan mengetahui mekanisme kerja obat spesifik
terhadap carrier.
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Carrier atau molekul pembawa merupakan senyawa kimia yang membawa suatu
molekul dari luar ke dalam sel atau sebaliknya terutama senyawa endogen. Transport molekul
organik kecil dan ion menembus membrane sel membutuhkan protein pembawa. Protein
1. Transporter Pasif
Yaitu yang bekerja menggunakan energi dari gradient konsentrasi atau gradient
elektrokimia, digolongkan menjadi 3 yaitu : uniport, simport dan antiport. Proses dimana
4
trasnporter mentransfer molekul laruran yang melewati lipid bilayer yang menyerupai reaksi
pada reaksi enzim-substrat, bagaimanapun juga transporter tidak dapat memodifikasi transfer
larutan tetapi sebagai gantinya yang disampaikannya tak berubah pada bagian lain dari
membran
Tiap tipe dari transporter memiliki satu atau lebih ikatan spesifik untuk larutan
(substrat). Transfer larutan melewati lipid bilayer melalui perubahan konformasi yang dapat
balik secara alternatif membuka ikatan larutan pada satu bagian membran ke lainnya. Ketika
transporter jenuh (ketika semua ikatan larutan terisi) berarti transpor berjalan maksimal. Dasar
ini berarti sama dengan Vmax (V untuk kecepatan), sebagai krakteristik dari pembawa
khusus. Vmax mengukur dasar dimana pembawa dapat terjun sambil memutar antara dua
konformasi. Tiap transporter memiliki ciri afinitas pada larutannya, digambarkan pada Km
dimana sama dengan konsentrasi larutan dimana trasnporter memiliki nilai setengah
maskimum. Sama dengan enzim, ikatan pada larutan dapat secara khusus diblok oleh
inhibitotr kompetitif (dimana bertanding pada ikatan yang sama dan mungkin tidak
Seperti yang kita diskusikan, hal itu membutuhkan modifikasi minor dari model yang
ditunjukkan pada gambar menghubungkan trasnporter pada sumber energi yang digunakan
5
memompa larutan melawan gradien elektrokimia. Sel membawa seperti transpor membran
1. Transporter berpasangan, pasangan transport dari satu larutan melewati membran untuk
Membandingkan Sekuen asam amino, pada beberapa tempat, terdapat persamaan yang
kuat dalam desain molekular antara transporter yang menengahi transpor aktif dan juga
transpor pasif. Bebebrapa transporter bakteri, contohnya yang menggunakan energi tersimpan
pada gradien H+ melewati membran plasma untuk menggerakkan beberapa gula yang
strukturnya sama dengan transporter yang menengahi transpor pasif glukosa pada sebagian
besar sel hewan. Anggapan ini secara evolusi berhubungan antara macam transporter. Diskusi
dimulai dari trasnpor aktif melalui pertimbangan transporter yang digerakkan oleh gradien
ion. Protein meiliki peran penting dalam transpor metabolisme kecil yang melewati membran
dalam semua sel. kemudian kita mendiskusikan ATP-penggerak pompa, termasuk pompa ion
Na+ yang ditemukan pada membran plasma pada sebagian besar sel. Transpor aktif dapat
6
Beberapa transporter menengahi perpindahan larutan tunggal dari satu sisi membran ke
sisi lainnya yang dijelaskan oleh Vmax dan Km yang disebut dengan “uniporters”. Fungsi lain
dari coupled transporter dimana mentrasnfer satu larutan dengan cepat kemudian
mentranspor kedua kali. Couple trasnport membutuhkan trasnfer serempak pada cara
pemecahan kedua dalam arah yang sama, yang dilakukan oleh symporter (juga disebut dengan
co transporter), atau transfer kedua dari pemecahan dalam arah sebaliknya, yang dilakukan
Perangkai sempit antara transfer dua pemecahan mengijinkan coupled transporter untuk
memanen energi pada gradien elektrokimia dari satu larutan khususnya ion, untuk transpor
lainnya. Pada cara ini, energi bebas dilepaskan selama perpindahan kebawah ion anorganik
pada gradien elektrokimia yang digunakan untuk menggerakkan pompa pada pemecahan
lainnya, melawan gradien elektrokimia. Prinsip ini dapat bekerja pada arah lainnya, beberapa
plasma sel hewan, Na+ biasa sebagai ion co-transporter, gradien elektrokimia yang
menyediakan kecepatan luas untuk transpor aktif pada molekul kedua. Na+ yang masuk
dalam sel selama trasnpor kemudian dipompa oleh ATP yang menggerakkan pompa Na+
dalam membran plasma yang diatur oleh gradien Na+, yang secara tidak langsung
7
menggerakkan trasnport (alasan penggerak ion sebagai penegah trasnpor aktif kedua,
Sel epitel pada usus dan ginjal, mengandung bermacam sympoter yang digerakkan
melalui gradien Na+ melewati membran plasma. Tiap Na+- menggerakkan symporter khusus
yang penting pada kelompok kecil dari pelepasan gula atau asam amino dalamsel dan larutan
dan ikatan Na pada bagian yang berbeda dalam trasnporter. Karena Na+ cenderung berpindah
ke bawah padag radien elektrokimianya, gula atau asam amino tertarik di dalam sel
bersamanya. Paling besar dari gradien elektrokimia dari Na+, dasar tersebas dari masuknya
solute, sebaliknya jika konsentrasi Na+ luar sel berkurang, trasnpor larutan akan menurun.
Salah satu cara dimana glukosa transporter yang digerakkan melalui gradien Na+
Pada bakteria dan yeast seperti pada beberapa membran-penutup organel dari sel hewan,
kebanyakan transfer aktif digerakkan oleh gradien ion mempertahankan H+ daripada pompa
gradien Na+ pada membran, digambarkan lazimnya pompa gradien H+ yang menggerakkan
trasnpor aktif dari beebrapa gula dan asam amino yang melewati membran plasma dan sel
bakteri.
2. Transporter Aktif
Yaitu yang bekerja dangan energi dari ATP atau ATP – powered ion pumps. ATP
menggerakkan pompa yang biasanya disebut dengan transpor ATPase karena menghidrolisis
ATP menjdi ADP dan pospat dan melepaskan energi untuk mempompa ion atau larutan lain
8
yang melewati membran. Terdapat 3 prinsip dari ATP penggerakn pompa dan mewakili tiap
terjadi posporilasi selama siklus pompa. Kelas ini termasuk beberspa pompa ion yang
bertanggungjawab untuk pengaturan gradien dari Na+, K+, H+ dan Ca2+ yanng
melewati membrane.
2. Tipe pompa F, seperti protein, tersusun dari banyak subunit yang berbeda, ditemukan
pada membran plasma bakteri, membran dalam mitokondria, dan mebran tilakoid.
Sering disebut dengan ATP sintetase karena secara normal bekerja terbalik, sebagai
melewati membran untuk menggerakkan sintesis ATP dari ADP dan pospat.
9
2.3 Mekanisme Kerja Obat Spesifik pada Carrier
Semua sel diselimuti oleh membrane sel yang tersusun dari dua lapis senyawa lipid
(lipid bilayer) yang sangat impermeable terhadap molekul-molekul yang larut dalam air.
Peristiwa biologis yang terjadi di dalam sel yang perlu melibatkan transport berbagai molekul
hidrofilik melalui membran seperti pada pengambilan (uptake) gula dan asam amino oleh sel,
pergerakan berbagai ion nutrient, maupun senyawa metabolit difasilitasi oleh adanya protein
transporter atau molekul pembawa spesifik. Contoh transporter pada membran plasma,
10
Obat- obat yang bekerja pada transporter yaitu:
Obat diuretik golongan tiazid bekerja dengan cara memblokade simport Na+/Cl- di
Furosemide bekerja pada ginjal dengan memblok simport Na+/K+/Cl- pada loop Henle
aksinya menghambat reabsorpsi Na+ dan Cl- sehingga menyebabkan efek diuretik .
2.3.1 Insulin
Insulin merupakan hormon yang terdiri dari rangkaian asam amino, dihasilkan oleh sel
beta kelenjar pankreas. Dalam keadaan normal, bila ada rangsangan pada sel beta, insulin
disintesis dan kemudian disekresikan kedalam darah sesuai kebutuhan tubuh untuk keperluan
regulasi glukosa darah. Secara fisiologis, regulasi glukosa darah yang baik diatur bersama
dengan hormone glukagon yang disekresikan oleh sel alfa kelenjar pankreas. Sintesis insulin
dimulai dalam bentuk preproinsulin (precursor hormon insulin) pada retikulum endoplasma
sel beta. Dengan bantuan enzim peptidase, preproinsulin mengalami pemecahan sehingga
(secretory vesicles) dalam sel tersebut. Di sini, sekali lagi dengan bantuan enzim peptidase,
proinsulin diurai menjadi insulin dan peptida-C (C-peptide) yang keduanya sudah siap untuk
karena fungsi insulin memang sangat dibutuhkan dalam proses utilisasi glukosa yang ada
dalam darah. Kadar glukosa darah yang meningkat, merupakan komponen utama yang
memberi rangsangan terhadap sel beta dalam memproduksi insulin. Disamping glukosa,
beberapa jenis asam amino dan obat-obatan, dapat pula memiliki efek yang sama dalam
rangsangan terhadap sel beta. Mengenai bagaimana mekanisme sesungguhnya dari sintesis
dan sekresi insulin setelah adanya rangsangan tersebut, merupakan hal yang cukup rumit dan
belum sepenuhnya dapat dipahami secara jelas. Diketahui ada beberapa tahapan dalam proses
11
sekresi insulin, setelah adanya rangsangan oleh molekul glukosa. Tahap pertama adalah
proses glukosa melewati membrane sel. Untuk dapat melewati membran sel beta dibutuhkan
bantuan senyawa lain. Glucose transporter (GLUT) adalah senyawa asam amino yang
terdapat di dalam berbagai sel yang berperan dalam proses metabolisme glukosa. Fungsinya
sebagai “kendaraan” pengangkut glukosa masuk dari luar kedalam sel jaringan tubuh.
Glucose transporter 2 (GLUT 2) yang terdapat dalam sel beta misalnya, diperlukan dalam
proses masuknya glukosa dari dalam darah, melewati membran, ke dalam sel. Proses ini
penting bagi tahapan selanjutnya yakni molekul glukosa akan mengalami proses glikolisis dan
fosforilasi didalam sel dan kemudian membebaskan molekul ATP. Molekul ATP yang
channel pada membran sel. Penutupan ini berakibat terhambatnya pengeluaran ion K dari
dalam sel yang menyebabkan terjadinya tahap depolarisasi membran sel, yang diikuti
kemudian oleh tahap pembukaan Ca channel. Keadaan inilah yang memungkinkan masuknya
ion Ca sehingga menyebabkan peningkatan kadar ion Ca intrasel. Suasana ini dibutuhkan bagi
proses sekresi insulin melalui mekanisme yang cukup rumit dan belum seutuhnya dapat
dijelaskan. Terjadinya aktivasi penutupan K channel tidak hanya disebabkan oleh rangsangan
ATP hasil proses fosforilasi glukosa intrasel, tapi juga dapat oleh pengaruh beberapa faktor
lain termasuk obat-obatan. Namun senyawa obat-obatan tersebut, misalnya obat anti diabetes
sulfonil urea, bekerja pada reseptor tersendiri, tidak pada reseptor yang sama dengan glukosa,
12
Glucose Ca2+
K+ channel Channel Insulin
GLUT-2 Release
shut Opens
Glucose K+
↑↑
Glucose-6-phosphate Insulin + C peptide
Depolarization Cleavage
enzymes
of membrane
ATP Proinsulin
Glucose signaling
preproinsulin
Preproinsulin
B. cell Insulin Synthesis
terutama metabolisme karbohidrat. Hormon ini sangat krusial perannya dalam proses utilisasi
glukosa oleh hampir seluruh jaringan tubuh, terutama pada otot, lemak, dan hepar. Pada
jaringan perifer seperti jaringan otot dan lemak, insulin berikatan dengan sejenis reseptor
(insulin receptor substrate = IRS) yang terdapat pada membran sel tersebut. Ikatan antara
insulin dan reseptor akan menghasilkan semacam sinyal yang berguna bagi proses regulasi
atau metabolisme glukosa didalam sel otot dan lemak, meskipun mekanisme kerja yang
sesungguhnya belum begitu jelas. Setelah berikatan, transduksi sinyal berperan dalam
mendorong penempatannya pada membran sel. Proses sintesis dan translokasi GLUT-4 inilah
yang bekerja memasukkan glukosa dari ekstra ke intrasel untuk selanjutnya mengalami
mekanisme serta dinamika sekresi yang normal, dibutuhkan pula aksi insulin yang
13
berlangsung normal. Rendahnya sensitivitas atau tingginya resistensi jaringan tubuh terhadap
insulin merupakan salah satu faktor etiologi terjadinya diabetes, khususnya diabetes tipe 2.
Baik atau buruknya regulasi glukosa darah tidak hanya berkaitan dengan metabolisme
glukosa di jaringan perifer, tapi juga di jaringan hepar dimana GLUT-2 berfungsi sebagai
kendaraan pengangkut glukosa melewati membrana sel kedalam sel. Dalam hal inilah
jaringan hepar ikut berperan dalam mengatur homeostasis glukosa tubuh. Peninggian kadar
glukosa darah puasa, lebih ditentukan oleh peningkatan produksi glukosa secara endogen
yang berasal dari proses glukoneogenesis dan glikogenolisis di jaringan hepar. Kedua proses
ini berlangsung secara normal pada orang sehat karena dikontrol oleh hormon insulin.
Manakala jaringan (hepar) resisten terhadap insulin, maka efek inhibisi hormon tersebut
terhadap mekanisme produksi glukosa endogen secara berlebihan menjadi tidak lagi optimal.
Semakin tinggi tingkat resistensi insulin, semakin rendah kemampuan inhibisinya terhadap
proses glikogenolisis dan glukoneogenesis, dan semakin tinggi tingkat produksi glukosa dari
hepar.
14
2.3.2 Omeprazole
selektif serta menyebabkan inhibisi spesifik terhadap enzim H+ K+ -ATPase yang merupakan
“pompa proton” dalam sel parietal. Inhibisi tersebut besarnya tergantung dari dosis. Oleh
karena efek ini menghambat fase akhir dari pembentukan asam lambung, terjadilah hambatan
yang efektif terhadap sekresi asam basal serta sekresi akibat stimulasi, tidak tergantung dari
15
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Carrier atau Molekul pembawa merupakan senyawa kimia yang membawa suatu
molekul dari luar ke dalam sel atau sebaliknya terutama senyawa endogen.
Klasifikasi molekul pembawa berdasarkan energi yang digunakan untuk menjalankan fungsinya
Peristiwa biologis yang terjadi di dalam sel yang perlu melibatkan transport berbagai
molekul hidrofilik melalui membran seperti pada pengambilan (uptake) gula dan asam
amino oleh sel, pergerakan berbagai ion nutrient, maupun senyawa metabolit difasilitasi
3.2 Saran
Diharapkan adanya banyak sumber dan penelitian tentang mekanisme obat spesifik pada
carrier agar diketahuinya mekanisme aksi obat terhadap carrier tertentu sehingga
menghasilkan efek faramakologis dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para
16
DAFTAR PUSTAKA
Alberts, Bruce, dkk. 2008. Molecular Biology of The Cell Fifth Edition. New York: Garland
http://wiki.answers.com/Q/Can_a_polar_molecule_cross_a_phospholipid membrane.
Lodish, Berk, dkk. Tanpa Tahun. Molecular Cell Biology Fifth Edition.
Maulana, damar. 2012. Mekanisme Transpor pada Sel. http:// sharingand chatting.
September 2014.
Syamsuri, Istamar. 2007. Biologi 2A untuk SMA/MA kelas XI Semester 1. Jakarta : Erlangga.
17