Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pengertian farmakologi : pharmacon = obat, logos = ilmu pengetahuan, secara harfiah;

ilmu yang mempelajari tentang obat. Farmakologi adalah Ilmu yang mempelajari obat dan

bagaimana interaksinya dalam tubuh. Obat (Permenkes 917/Menkes/per/x/1993) ialah bahan

atau sediaan yg digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologis atau

kondisi patologis dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan

dari rasa sakit, gejala sakit dan/penyakit, untuk meningkatkan kesehatan.Senyawa ini

biasanya disebut obat dan lebih menekankan pengetahuan yang mendasari manfaat dan risiko

penggunaan obat. Farmakologi mempunyai keterkaitan khusus dengan farmasi, yaitu ilmu

mengenai cara membuat, memformulasi, menyimpan, dan menyediakan obat. Farmakologi

terutama terfokus pada dua sub, yaitu farmakokinetik dan farmakodinamik. Tanpa

pengetahuan farmakologi yang baik, seorang farmasis dapat menjadi suatu masalah untuk

bagi pasien karena tidak ada obat yang aman secara murni. Hanya dengan penggunaan yang

cermat, obat akan bermanfaat tanpa efek samping tidak diinginkan yang tidak mengganggu.

Obat merupakan suatu senyawa kimia yang dapat berinteraksi dengan sistem biologi

tertentu secara spesifik hingga menghasilkan suatu efek (baik efek terapetik maupun efek

toksik). Untuk dapat menghasilkan efek tersebut, obat harus mengalami serangkaian proses

Absorbsi, Distribusi dan / atau Metabolisme yang intinya obat harus mencapai tempat aksinya

dalam keadaan aktif. Untuk memudahkan dalam mempelajari segala sesuatu tentang obat,

obat dapat dikelompokkan berdasarkan suatu kategorisasi tertentu, misalnya Kategorisasi

Obat berdasarkan Efek Farmakologi. Kategorisasi ini sangat sesuai digunakan untuk

1
kepentingan terapi. Misalnya, ada obat golongan antihipertensi, antidislipidemia, antiepiliepsi,

antibiotik, dan lain-lain.

Kategorisasi Obat berdasarkan Struktur Kimia. Berdasarkan struktur kimianya, dapat

kita jumpai misalnya obat golongan steroid, dll. Kategorisasi ini sangat penting untuk

mempelajari kemungkinan terjadinya reaksi alergi, idiosinkrasi, dan berbagai adverse effect

lainnya. Hal ini karena senyawa – senyawa yang memiliki kemiripan secara struktur kimia

dapat memberikan efek yang sama. Dengan alasan ini pula, maka seringkali muncul

penggolongan obat berdasarkan efek farmakologi sekaligus struktur kimianya. Misalnya

antibiotik golongan sulfa, antidepresan trisiklik, dan lain-lain. Kategorisasi Obat berdasarkan

Tempat Aksinya, kategorisasi ini baru muncul setelah pengetahuan tentang aspek molekular

dalam farmakologi berkembang pesat. Kepentingannya adalah untuk usaha pengembangan

obat baru. Berdasarkan tempat aksinya, akan kita jumpai obat yang beraksi pada kanal ion,

enzim, protein pembawa, serta reseptor. Sebagian besar tempat aksi obat ini berada di

membrane sel (kecuali enzim dan reseptor intraseluler) yang melintasi membrane (trans

membrane).

2
Berdasarkan latar belakang tersebut, pada makalah ini akan dijelaskan lebih lanjut mengenai

mekanisme kerja obat spesifik pada carrier.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Apa yang dimaksud dengan carrier ?

1.2.2 Apa saja jenis-jenis carrier ?

1.2.3 Bagaimana mekanisme kerja obat spesifik terhadap carrier ?

1.3 Tujuan

1.3.1 Agar mahasiswa/i dapat memahami dan mengetahui definisi carrier.

1.3.2 Agar mahasiswa/i dapat memahami dan mengetahui jenis-jenis carrier.

1.3.3 Agar mahasiswa/i dapat memahami dan mengetahui mekanisme kerja obat spesifik

terhadap carrier.

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi

Carrier atau molekul pembawa merupakan senyawa kimia yang membawa suatu

molekul dari luar ke dalam sel atau sebaliknya terutama senyawa endogen. Transport molekul

organik kecil dan ion menembus membrane sel membutuhkan protein pembawa. Protein

pembawa mempunyai sifat aktif spesifik. Contoh : hemikolinium bereaksi sebagai

penghambat pada transport kolin ujung saraf otonom.

2.2 Jenis-jenis Carrier

Klasifikasi molekul pembawa berdasarkan energi yang digunakan untuk menjalankan

fungsinya di golongkan menjadi :

1. Transporter Pasif

Yaitu yang bekerja menggunakan energi dari gradient konsentrasi atau gradient

elektrokimia, digolongkan menjadi 3 yaitu : uniport, simport dan antiport. Proses dimana

4
trasnporter mentransfer molekul laruran yang melewati lipid bilayer yang menyerupai reaksi

enzim-substrat, dan pada beberapa mekanisme transporter menyerupai enzim. Sebaliknya

pada reaksi enzim-substrat, bagaimanapun juga transporter tidak dapat memodifikasi transfer

larutan tetapi sebagai gantinya yang disampaikannya tak berubah pada bagian lain dari

membran

Tiap tipe dari transporter memiliki satu atau lebih ikatan spesifik untuk larutan

(substrat). Transfer larutan melewati lipid bilayer melalui perubahan konformasi yang dapat

balik secara alternatif membuka ikatan larutan pada satu bagian membran ke lainnya. Ketika

transporter jenuh (ketika semua ikatan larutan terisi) berarti transpor berjalan maksimal. Dasar

ini berarti sama dengan Vmax (V untuk kecepatan), sebagai krakteristik dari pembawa

khusus. Vmax mengukur dasar dimana pembawa dapat terjun sambil memutar antara dua

konformasi. Tiap transporter memiliki ciri afinitas pada larutannya, digambarkan pada Km

dimana sama dengan konsentrasi larutan dimana trasnporter memiliki nilai setengah

maskimum. Sama dengan enzim, ikatan pada larutan dapat secara khusus diblok oleh

inhibitotr kompetitif (dimana bertanding pada ikatan yang sama dan mungkin tidak

ditrasnportasikan), atau inhibitor non kompetitif.

Model skematis bagaimana operasi transporter

Seperti yang kita diskusikan, hal itu membutuhkan modifikasi minor dari model yang

ditunjukkan pada gambar menghubungkan trasnporter pada sumber energi yang digunakan

5
memompa larutan melawan gradien elektrokimia. Sel membawa seperti transpor membran

dalam 3 jalan gambar dibawah :

1. Transporter berpasangan, pasangan transport dari satu larutan melewati membran untuk

turun kebawah pada bagian lainnya

2. ATP- menggerakkan pompa, sepasang transpor berat yang menghidrolisis ATP

3. Cahaya-penggerak pompa, dimana ditemukan pada bakteri dan archae untuk

memasukkan energi dari cahaya

Cara pada transpor aktif

Membandingkan Sekuen asam amino, pada beberapa tempat, terdapat persamaan yang

kuat dalam desain molekular antara transporter yang menengahi transpor aktif dan juga

transpor pasif. Bebebrapa transporter bakteri, contohnya yang menggunakan energi tersimpan

pada gradien H+ melewati membran plasma untuk menggerakkan beberapa gula yang

strukturnya sama dengan transporter yang menengahi transpor pasif glukosa pada sebagian

besar sel hewan. Anggapan ini secara evolusi berhubungan antara macam transporter. Diskusi

dimulai dari trasnpor aktif melalui pertimbangan transporter yang digerakkan oleh gradien

ion. Protein meiliki peran penting dalam transpor metabolisme kecil yang melewati membran

dalam semua sel. kemudian kita mendiskusikan ATP-penggerak pompa, termasuk pompa ion

Na+ yang ditemukan pada membran plasma pada sebagian besar sel. Transpor aktif dapat

dijalankan oleh gradien ion.

6
Beberapa transporter menengahi perpindahan larutan tunggal dari satu sisi membran ke

sisi lainnya yang dijelaskan oleh Vmax dan Km yang disebut dengan “uniporters”. Fungsi lain

dari coupled transporter dimana mentrasnfer satu larutan dengan cepat kemudian

mentranspor kedua kali. Couple trasnport membutuhkan trasnfer serempak pada cara

pemecahan kedua dalam arah yang sama, yang dilakukan oleh symporter (juga disebut dengan

co transporter), atau transfer kedua dari pemecahan dalam arah sebaliknya, yang dilakukan

oleh antiporters (juga disebut dengan penukaran).

3 tipe transporter yang memediasi perpindahan

Perangkai sempit antara transfer dua pemecahan mengijinkan coupled transporter untuk

memanen energi pada gradien elektrokimia dari satu larutan khususnya ion, untuk transpor

lainnya. Pada cara ini, energi bebas dilepaskan selama perpindahan kebawah ion anorganik

pada gradien elektrokimia yang digunakan untuk menggerakkan pompa pada pemecahan

lainnya, melawan gradien elektrokimia. Prinsip ini dapat bekerja pada arah lainnya, beberapa

fungsi couple transporter sebagai symporters lainnya sebagai antiporter.Pada membran

plasma sel hewan, Na+ biasa sebagai ion co-transporter, gradien elektrokimia yang

menyediakan kecepatan luas untuk transpor aktif pada molekul kedua. Na+ yang masuk

dalam sel selama trasnpor kemudian dipompa oleh ATP yang menggerakkan pompa Na+

dalam membran plasma yang diatur oleh gradien Na+, yang secara tidak langsung

7
menggerakkan trasnport (alasan penggerak ion sebagai penegah trasnpor aktif kedua,

sedangkan ATP penggerak untuk menengahi trasnpor aktif pertama).

Sel epitel pada usus dan ginjal, mengandung bermacam sympoter yang digerakkan

melalui gradien Na+ melewati membran plasma. Tiap Na+- menggerakkan symporter khusus

yang penting pada kelompok kecil dari pelepasan gula atau asam amino dalamsel dan larutan

dan ikatan Na pada bagian yang berbeda dalam trasnporter. Karena Na+ cenderung berpindah

ke bawah padag radien elektrokimianya, gula atau asam amino tertarik di dalam sel

bersamanya. Paling besar dari gradien elektrokimia dari Na+, dasar tersebas dari masuknya

solute, sebaliknya jika konsentrasi Na+ luar sel berkurang, trasnpor larutan akan menurun.

Salah satu cara dimana glukosa transporter yang digerakkan melalui gradien Na+

Pada bakteria dan yeast seperti pada beberapa membran-penutup organel dari sel hewan,

kebanyakan transfer aktif digerakkan oleh gradien ion mempertahankan H+ daripada pompa

gradien Na+ pada membran, digambarkan lazimnya pompa gradien H+ yang menggerakkan

trasnpor aktif dari beebrapa gula dan asam amino yang melewati membran plasma dan sel

bakteri.

2. Transporter Aktif

Yaitu yang bekerja dangan energi dari ATP atau ATP – powered ion pumps. ATP

menggerakkan pompa yang biasanya disebut dengan transpor ATPase karena menghidrolisis

ATP menjdi ADP dan pospat dan melepaskan energi untuk mempompa ion atau larutan lain

8
yang melewati membran. Terdapat 3 prinsip dari ATP penggerakn pompa dan mewakili tiap

sel prokariotik dan eukariotik.

1. Tipe pompa P, secara struktur dan fungsi menghubungkan protein trasnmembran,

terjadi posporilasi selama siklus pompa. Kelas ini termasuk beberspa pompa ion yang

bertanggungjawab untuk pengaturan gradien dari Na+, K+, H+ dan Ca2+ yanng

melewati membrane.

2. Tipe pompa F, seperti protein, tersusun dari banyak subunit yang berbeda, ditemukan

pada membran plasma bakteri, membran dalam mitokondria, dan mebran tilakoid.

Sering disebut dengan ATP sintetase karena secara normal bekerja terbalik, sebagai

ganti hidrolisis ATP untuk menggerakkan trasnport H+menggunakan gradien H+

melewati membran untuk menggerakkan sintesis ATP dari ADP dan pospat.

3. ABC transporter, pompa utama molekul kecil yang melewati membran.

Tiga tipe ATP Driven pump

9
2.3 Mekanisme Kerja Obat Spesifik pada Carrier

Semua sel diselimuti oleh membrane sel yang tersusun dari dua lapis senyawa lipid

(lipid bilayer) yang sangat impermeable terhadap molekul-molekul yang larut dalam air.

Peristiwa biologis yang terjadi di dalam sel yang perlu melibatkan transport berbagai molekul

hidrofilik melalui membran seperti pada pengambilan (uptake) gula dan asam amino oleh sel,

pergerakan berbagai ion nutrient, maupun senyawa metabolit difasilitasi oleh adanya protein

transporter atau molekul pembawa spesifik. Contoh transporter pada membran plasma,

mitokondria dan organela sel lainya yaitu:

Local transporter Macam transporter


Membrane plasma - Glucose transporter - H+/dipeptide transporter
- Na+/glucose - Na+/bile acid transporter
symporter - Organic cation transporter
- Inorganic anion - Monocarboxylic acid
transporter of transporter
erythrocytes
- nucleoside
transporter

mitokondria Ca++,Na+,K+ transport ATP-Mg/phosphate carrier


system of the inner
mitochondrial
membrane
Organela lain a. phosphate
transporter and K+
channel in endoplasmic
reticulum
b. clathrin-coated
vesicles and secretory
granules.
c. vacuolar ATPase

10
Obat- obat yang bekerja pada transporter yaitu:

 Obat diuretik golongan tiazid bekerja dengan cara memblokade simport Na+/Cl- di

tubulus distal ginjal.

 Furosemide bekerja pada ginjal dengan memblok simport Na+/K+/Cl- pada loop Henle

aksinya menghambat reabsorpsi Na+ dan Cl- sehingga menyebabkan efek diuretik .

2.3.1 Insulin

Insulin merupakan hormon yang terdiri dari rangkaian asam amino, dihasilkan oleh sel

beta kelenjar pankreas. Dalam keadaan normal, bila ada rangsangan pada sel beta, insulin

disintesis dan kemudian disekresikan kedalam darah sesuai kebutuhan tubuh untuk keperluan

regulasi glukosa darah. Secara fisiologis, regulasi glukosa darah yang baik diatur bersama

dengan hormone glukagon yang disekresikan oleh sel alfa kelenjar pankreas. Sintesis insulin

dimulai dalam bentuk preproinsulin (precursor hormon insulin) pada retikulum endoplasma

sel beta. Dengan bantuan enzim peptidase, preproinsulin mengalami pemecahan sehingga

terbentuk proinsulin, yang kemudian dihimpun dalam gelembung-gelembung

(secretory vesicles) dalam sel tersebut. Di sini, sekali lagi dengan bantuan enzim peptidase,

proinsulin diurai menjadi insulin dan peptida-C (C-peptide) yang keduanya sudah siap untuk

disekresikan secara bersamaan melalui membran sel.

Mekanisme diatas diperlukan bagi berlangsungnya proses metabolisme secara normal,

karena fungsi insulin memang sangat dibutuhkan dalam proses utilisasi glukosa yang ada

dalam darah. Kadar glukosa darah yang meningkat, merupakan komponen utama yang

memberi rangsangan terhadap sel beta dalam memproduksi insulin. Disamping glukosa,

beberapa jenis asam amino dan obat-obatan, dapat pula memiliki efek yang sama dalam

rangsangan terhadap sel beta. Mengenai bagaimana mekanisme sesungguhnya dari sintesis

dan sekresi insulin setelah adanya rangsangan tersebut, merupakan hal yang cukup rumit dan

belum sepenuhnya dapat dipahami secara jelas. Diketahui ada beberapa tahapan dalam proses

11
sekresi insulin, setelah adanya rangsangan oleh molekul glukosa. Tahap pertama adalah

proses glukosa melewati membrane sel. Untuk dapat melewati membran sel beta dibutuhkan

bantuan senyawa lain. Glucose transporter (GLUT) adalah senyawa asam amino yang

terdapat di dalam berbagai sel yang berperan dalam proses metabolisme glukosa. Fungsinya

sebagai “kendaraan” pengangkut glukosa masuk dari luar kedalam sel jaringan tubuh.

Glucose transporter 2 (GLUT 2) yang terdapat dalam sel beta misalnya, diperlukan dalam

proses masuknya glukosa dari dalam darah, melewati membran, ke dalam sel. Proses ini

penting bagi tahapan selanjutnya yakni molekul glukosa akan mengalami proses glikolisis dan

fosforilasi didalam sel dan kemudian membebaskan molekul ATP. Molekul ATP yang

terbentuk, dibutuhkan untuk tahap selanjutnya yakni proses mengaktifkan penutupan K

channel pada membran sel. Penutupan ini berakibat terhambatnya pengeluaran ion K dari

dalam sel yang menyebabkan terjadinya tahap depolarisasi membran sel, yang diikuti

kemudian oleh tahap pembukaan Ca channel. Keadaan inilah yang memungkinkan masuknya

ion Ca sehingga menyebabkan peningkatan kadar ion Ca intrasel. Suasana ini dibutuhkan bagi

proses sekresi insulin melalui mekanisme yang cukup rumit dan belum seutuhnya dapat

dijelaskan. Terjadinya aktivasi penutupan K channel tidak hanya disebabkan oleh rangsangan

ATP hasil proses fosforilasi glukosa intrasel, tapi juga dapat oleh pengaruh beberapa faktor

lain termasuk obat-obatan. Namun senyawa obat-obatan tersebut, misalnya obat anti diabetes

sulfonil urea, bekerja pada reseptor tersendiri, tidak pada reseptor yang sama dengan glukosa,

yang disebut sulphonylurea receptor (SUR) pada membran sel beta.

12
Glucose Ca2+
K+ channel Channel Insulin
GLUT-2 Release
shut Opens


Glucose K+ 
↑↑
Glucose-6-phosphate Insulin + C peptide
Depolarization Cleavage
enzymes
of membrane
ATP Proinsulin
Glucose signaling
preproinsulin
Preproinsulin
B. cell Insulin Synthesis

Mekanisme sekresi insulin pada sel beta akibat stimulasi


Glukosa (Kramer, 1995)

Dinamika sekresi insulin


Insulin mempunyai fungsi penting pada berbagai proses metabolisme dalam tubuh

terutama metabolisme karbohidrat. Hormon ini sangat krusial perannya dalam proses utilisasi

glukosa oleh hampir seluruh jaringan tubuh, terutama pada otot, lemak, dan hepar. Pada

jaringan perifer seperti jaringan otot dan lemak, insulin berikatan dengan sejenis reseptor

(insulin receptor substrate = IRS) yang terdapat pada membran sel tersebut. Ikatan antara

insulin dan reseptor akan menghasilkan semacam sinyal yang berguna bagi proses regulasi

atau metabolisme glukosa didalam sel otot dan lemak, meskipun mekanisme kerja yang

sesungguhnya belum begitu jelas. Setelah berikatan, transduksi sinyal berperan dalam

meningkatkan kuantitas GLUT-4 (glucose transporter-4) dan selanjutnya juga pada

mendorong penempatannya pada membran sel. Proses sintesis dan translokasi GLUT-4 inilah

yang bekerja memasukkan glukosa dari ekstra ke intrasel untuk selanjutnya mengalami

metabolism. Untuk mendapatkan proses metabolisme glukosa normal, selain diperlukan

mekanisme serta dinamika sekresi yang normal, dibutuhkan pula aksi insulin yang

13
berlangsung normal. Rendahnya sensitivitas atau tingginya resistensi jaringan tubuh terhadap

insulin merupakan salah satu faktor etiologi terjadinya diabetes, khususnya diabetes tipe 2.

Baik atau buruknya regulasi glukosa darah tidak hanya berkaitan dengan metabolisme

glukosa di jaringan perifer, tapi juga di jaringan hepar dimana GLUT-2 berfungsi sebagai

kendaraan pengangkut glukosa melewati membrana sel kedalam sel. Dalam hal inilah

jaringan hepar ikut berperan dalam mengatur homeostasis glukosa tubuh. Peninggian kadar

glukosa darah puasa, lebih ditentukan oleh peningkatan produksi glukosa secara endogen

yang berasal dari proses glukoneogenesis dan glikogenolisis di jaringan hepar. Kedua proses

ini berlangsung secara normal pada orang sehat karena dikontrol oleh hormon insulin.

Manakala jaringan (hepar) resisten terhadap insulin, maka efek inhibisi hormon tersebut

terhadap mekanisme produksi glukosa endogen secara berlebihan menjadi tidak lagi optimal.

Semakin tinggi tingkat resistensi insulin, semakin rendah kemampuan inhibisinya terhadap

proses glikogenolisis dan glukoneogenesis, dan semakin tinggi tingkat produksi glukosa dari

hepar.

1. binding ke reseptor, 2. translokasi GLUT 4 ke membran sel, 3. transportasi glukosa


meningkat, 4.disosiasi insulin dari reseptor, 5. GLUT 4 kembali menjauhi membran, 6.
kembali kesuasana semula.

14
2.3.2 Omeprazole

Omeprazole menurunkan sekresi asam lambung melalui mekanisme yang sangat

selektif serta menyebabkan inhibisi spesifik terhadap enzim H+ K+ -ATPase yang merupakan

“pompa proton” dalam sel parietal. Inhibisi tersebut besarnya tergantung dari dosis. Oleh

karena efek ini menghambat fase akhir dari pembentukan asam lambung, terjadilah hambatan

yang efektif terhadap sekresi asam basal serta sekresi akibat stimulasi, tidak tergantung dari

stimulus pembentukan asamnya.

15
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari pembahasan diatas dapat ditarik beberapa kesimpulan antara lain :

 Carrier atau Molekul pembawa merupakan senyawa kimia yang membawa suatu

molekul dari luar ke dalam sel atau sebaliknya terutama senyawa endogen.

 Klasifikasi molekul pembawa berdasarkan energi yang digunakan untuk menjalankan fungsinya

di golongkan menjadi Transporter Pasif dan Transporter Aktif.

 Peristiwa biologis yang terjadi di dalam sel yang perlu melibatkan transport berbagai

molekul hidrofilik melalui membran seperti pada pengambilan (uptake) gula dan asam

amino oleh sel, pergerakan berbagai ion nutrient, maupun senyawa metabolit difasilitasi

oleh adanya protein transporter atau molekul pembawa spesifik.

3.2 Saran

Diharapkan adanya banyak sumber dan penelitian tentang mekanisme obat spesifik pada

carrier agar diketahuinya mekanisme aksi obat terhadap carrier tertentu sehingga

menghasilkan efek faramakologis dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para

pembaca serta dapat digunakan sebagai referensi dalam belajar.

16
DAFTAR PUSTAKA

Alberts, Bruce, dkk. 2008. Molecular Biology of The Cell Fifth Edition. New York: Garland

Science, Taylor & Francis Group.

Anonim,A.2012.Can a Polar Molecule Cross a Phospholipid Membrane.

http://wiki.answers.com/Q/Can_a_polar_molecule_cross_a_phospholipid membrane.

diunduh 24 September 2014.

Campbell, Reece, dkk. 2008. Biologi Edisi KelimaJilid 1. Jakarta: Erlangga.

Lodish, Berk, dkk. Tanpa Tahun. Molecular Cell Biology Fifth Edition.

Maulana, damar. 2012. Mekanisme Transpor pada Sel. http:// sharingand chatting.

wordpress.com/cool-stuff/mekanisme-transpor-pada-sel/. Diakses pada tanggal 24

September 2014.

Syamsuri, Istamar. 2007. Biologi 2A untuk SMA/MA kelas XI Semester 1. Jakarta : Erlangga.

17

Anda mungkin juga menyukai