Anda di halaman 1dari 3

PENGHASILAN KENA PAJAK (PKP)

Besarnya Penghasilan Kena Pajak bagi Wajib Pajak dalam negeri dan bentuk usaha
tetap ditentukan berdasarkan penghasilan bruto dikurangi biaya untuk mendapatkan,
menagihkan, dan memelihara penghasilan. Penghasilan bruto yang dimaksud tidak
termasuk penghasilan yang dikenakan PPH bersifat final.

Penentuan penghasilan kena pajak dikelomppokkan menjadi:


• Wajib pajak orang pribadi dan badan yang memiliki peredaran usaha tertentu.
• Wajib pajak orang pribadi menggunakan norma perhitungan
• Wajib pajak orang pribadi menyelenggarakan pembukuan
• Wajib pajak badan dalam negeri menyelenggarakan pembukuan
• Wajib pajak bentuk usaha tetap

WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI DAN BADAN YANG MEMILIKI PEREDARAN


USAHA TERTENTU

• Tarif yang dikenakan adalah 1% (satu persen)

• Penghasilan kena pajak yang dimaksud adalah peredaran bruto sebulan

• PPh terutang dihitung dari tarif dikalikan penghasilan kena pajak

PPh terutang = Tarif x PKP

= 1% x peredaran bruto sebulan

WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI MENGGUNAKAN NORMA PERHITUNGAN

• Tarif yang dikenakan adalah tarif Pasal 17 UU PPh Ayat (1) huruf a UU PPh.

• Penghasilan kena pajak dihitung sebagai berikut.

PKP = penghasilan Neto - PTKP

= (peredaran bruto x % NPPN) – PTKP

• PPh terutang dihitung dari tarif dikalikan penghasilan kena pajak

PPh terutang = Tarif X PKP

= Tarif X (peredaran bruto X % NPPN – PTKP


Jika wajib pajak orang pribadi adalah muslim yang membayarkan zakat atas
penghasilan kepada badan amil zakat (BAZIZ), jumlah zakat dibayarkan tersebut dapat
dikurangkan dari penghasilan neto.

PKP = Penghasilan Neto – Zakat atas penghasilan – PTKP

= (peredaran bruto X % NPPN) – zakat atas penghasilan – PTKP

PPh terutang = Tarif X PKP

= Tarif X {peredaran bruto x % NPPN} – zakat atas penghasilan –


PTKP

WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI MENYELENGGARAKAN PEMBUKUAN

• Tarif yang dikenakan adalah tarif Pasal 17 UU PPh ayat (1) huruf a UU PPh.

• Penghasilan kena pajak dihitung seperti berikut;

PKP = Penghasilan Neto – PTKP

= (Peredaran Bruto – Pengeluaran / Biaya yang Boleh Dikurangkan) – PTKP

• PPh terutang dihitung dari tarif dikalikan penghasilan pajak:

PPh Terutang = Tarif x PKP

= Tarif x {(Peredaran bruto – Pengeluaran / Biaya yang Boleh


Dikurangkan)} – PTKP

WAJIB PAJAK BADAN DALAM NEGERI MENYELENGGARAKAN PEMBUKUAN

Penghasilan kena pajak dihitung sebagai berikut.

• PPh terutang wajib pajak dihitung dari tarif dikalikan dengan penghasilan kena
pajak:

PKP = Penghasilan Neto

= (Peredaran Bruto – Pengeluaran / Biaya yang Boleh Dikurangkan)

• Tarif yang dikenakan adalah Tarif Pasal 31E UU PPh

PPh Terutang = Tarif x PKP

= Tarif x {(Peredaran bruto – Pengeluaran / Biaya yang Boleh


Dikurangkan)}
WAJIB PAJAK BENTUK USAHA TETAP

• Tarif yang dikenakan adalah tarif Pasal 17 ayat (1) huruf b UU PPh

• Penghasilan kena pajak dihitung sebagai berikut

PPh Terutang = Tarif x PKP

= {(Peredaran bruto – Pengeluaran / Biaya yang Boleh


Dikurangkan)}

• PPh terutang wajib pajak dihitug dari tarif dikalikan dengan penghasilan kena
pajak

PPh Terutang = Tarif x PKP

= Tarif x {(Peredaran bruto – Pengeluaran / Biaya yang Boleh


Dikurangkan)}

PELUNASAN PAJAK PENGHASILAN

1. pemotongan dan pemungutan pajak oleh pihak lain, yang meliputi PPh Pasal 21,
PPh Pasal 22, dan PPh Pasal 23

2. pajak dalam tahun berjalan merupakan angsuran pembayaran pajak yang


nantinya boleh diperhitungkan dengan cara mengkreditkan terhadap Pajak
Penghasilan yang terutang untuk tahun pajak yang bersangkutan,

3. penghasilan terutang atas penghasilan yang merupakan objek pajak tidak final.
Selanjutnya, Pajak Penghasilan yang sudah dipotong/dipungut oleh pihak lain
dan angsuran PPh Pasal 25 yang sudah dibayar sendiri dikurangkan dari Pajak
Penghasilan terutang.

Anda mungkin juga menyukai