Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat dan
karunianya, kami masih di beri kesempatan untuk menyelesaikan materi ini. Tidak lupa kami
ucapkan terimahkasih kepada dosen pembimbing yang telah memberikan kepercayaan
kepada kami dalam menyelesaikan tugas ini, serta teman – teman yang memberikan
dukungan baik berupa moral maupun moril dalam penyelesaian laporan ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan tugas ini masih banyak terdapat
kekurangan dan kesalahan, karena sesungguhnya inilah keterbatasan ilmu yang kami miliki
dan kami juga hanyalah manusia biasa.Seperti kata pepatah “Tak ada gading yang tak retak”
tak ada manusia yang luput dari kesalahan, begitupula dengan kami, karena kesempurnaan
hanyalah milik Allah SWT.Maka dari itu saran dan kritik dari pembaca sangat kami harapkan
demi kelancaran dalam pembuatan laporan berikutnya dan juga untuk menmbah wawasan
kami sebagai penulis dan semoga dengan selesainya laporan ini dapat bermanfaat bagi
penulis dan juga bagi para pembaca serta teman – teman pada umumnya.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.Latar belakang
Pada zaman yang serba maju ini,banyak sekali tempat-tempat yang akan digunakan untuk
pembangunan sehingga banyak membutuhkan tenaga professional. Maka dari itu sejak
sekarang para mahasiswa dilatih untuk menjadi seorang konstruksi bangunan yang
professional dan handal. Dengan melalui peraktek dibengkel ini lah para mahasiswa diajarkan
untuk tujuan melatih ketrampilan para mahasiswa.
2.Tujuan peraktek
1. Untuk mengetahui kemampuan mahasiswa kerja di lapangan.
2. Mengetahui dan menggunakan alat dengan baik dan benar.
3. Memberi pengajaran tentang kerja di lapangan
4. Mengetahui keselamatan kerja
3.Manfaat praktek
Banyak sekali manfaat yang kita dapatkan dalam praktek batu ini:
• Dapat mengetahui nama alat dan cara memakainya.
• Mengetahui cara pemasangan batu bata,plesteran,pasang keramik dengan baik dan benar.
• Dapat mengetahui cara memilih bahan bangunan yang baik dan bermutu.
• Mengetahui cara membuat bangunan yang baik,benar dan kuat.
4.Metode yang digunakan
Dalam praktek berikut dengan menggunakan metode manual yaitu yang bertujuan untuk
mengetahui seberapa kemampuan kita dalam pemasangan batu bata secara manual sehingga
kita dapat mengerjakan dengan baik dan bena.
BAB II
DASAR TEORI
Dalam pekerjaan dibengkel ini kita gunakan dasar teori tentang keselamatan kerja adalah
bagaimana caranya kita dapat menjaga keselamatan diri kita dari kecelakaan-kecelakaan yang
tak terduga. Banyak peralatan banyak peralatan yang dapat kita gunakan untuk melindungi
pada saat bekerja,antara lain:
1. Sarung tangan yang digunakan untuk melindungi dari bahan semen dan kapur.
2. Sepatu boot digunakan untuk melindungi kaki dari benda-benda tajam yang ada dibawah
dan yang tak terduga.
3. Helm digunakan untuk melindungi kepala.
4. Masker digunakan untuk menutup hidung dari debu pada saat menuang kapur.
Apabila sewaktu-waktu terjadi kecelakaan yang dapat kita lakukan yaitu : Menolong dengan
p3k dan melaporkan pada instruktur , terus apabila sewaktu-waktu terjadi kebakaran yang
dapat kita lakukan yaitu :
Padamkan dengan karung basah
Dengan tabung pemadam kebakaran
Dengan pasir
Dan dengan cara inilah kita dapat mengantisipasi terjadinya kecelakaan maupun kebakaran
pada saat kita bekerja.
BAB III
PERALATAN DAN BAHAN
Peralatan
Dalam pemasangan bata, plesteran dan pemasangan ubin banyak sekali peralatan yang kita
gunakan antara lain:
1. Sendok spesi
Fungsi : kegunaan dari sendok spesi adalah untuk mengambil spesi dari tempat spesi pada
saat pemasangan bata.
Terbuat dari : alat ini terbuat dari plat baja tipis dengan tangkai dari kayu
Banyak sekali macam-macam sendok spesi. Ada yang berbentuk segitiga dan ada juga yang
berbentuk oval.
2. Waterpas
Fungsi : waterpas berfungsi untuk mengukur kedataran dan ketegakan pasangan.
Terbuat dari : alat ini terbuat dari aluminium. Dalam waterpas terdapat cairan ether yang ada
gelembung udara didalamnya. Apabila pasangan sudah datar dan tegak maka gelembung
udara tepat berada di tengah-tengah.
3. Siku-siku besi
Fungsi : siku-siku besi digunakan untuk mengukur kesikuan pertemuan dinding dalam
pemasangan bata.
Terbuat dari : alat ini terbuat dari plat baja atau besi dengan membentuk sudut siku-siku dan
dilengkapi dengan garis-garis ukuran dalam satuan cm.
4. Line bobbyn
Fungsi : alat ini digunakan untuk garis penunjuk pemasangan bata. Pemakaian alat ini
dianggap lebih efisien bila dibandingkan dengan paku karena kududukan alat ini mudah
diatur.
Terbuat dari : alat ini terbuat dari plat baja tipis yang dibentuk segitiga. Alat ini terdiri dari
dua buah plat baja yang dihubungkan dengan benang.
5. Unting-unting
Fungsi : alat ini sebgai pengganti waterpas vertical yaitu untuk mengukur ketegakan pada
pasangan bata.
Terbuat dari : unting-unting terbuat dari kuningan, timah maupun besi
6. Kotak spesi
Fungsi : kegunaannya untuk meletakan spesi yang selesai diaduk dan siap dipasang.
Terbuat dari : kotak spesi terbuat dari plat besi yang berbentuk trepesium.
7. Ember
Fungsi : kegunaanya untuk mengambil air, menakar pasir atau semen, membawa adukan dan
lail-lain.
Terbuat dari : ember ada yang terbuat dari plat baja tipis dan adajuga yang terbuat dari
plastic.
8. Sekop
Fungsi : gunanya untuk mengaduk spesi, menggali tanah ,dan sebagainya
Terbuat dari : plat baja yang diberi tangkai kayu.
9. Tongkat ukur
Fungsi : kegunaan alat ini adalah untuk menentukan panjang pasangan dan berguna untuk
membantu waterpas dalam melevel pasangan.
Terbuat dari : kayu yang berbentuk empat persegi panjang yang sisinya datar dan lurus.
11. Meteran
Fungsi : untuk mengukur panjang, lebar, tebal dan tinggi.
Terbuat dari : plat baja tipis, kayu yang disebut meteran lipat. Pada meteran tercantum garis
ukuran dalam millimeter, centimeter dan inchi
12. Pensil
Fungsi : untuk menandai suatu tempat yang diperlukan dalam pengukuran
Terbuat dari : kayu.
13. Jointer
Fungsi : untuk membersihkan siar pada pasangan bata.
Terbuat dari : besi
16. Sikat
Fungsi : untuk membersihkan permukaan pasangan sebelum diplester.
3.2 Bahan-bahan
Macam-macam bahan yang kita gunakan dalam pemasangan bata, plesteran, dan pasangan
ubin. Bahan tersebut antara lain :
1. Batu bata
a. bata terbuat dari : 1. Tanah liat
2. Sekam
3. Air
b. ciri-ciri bata yang baik adalah :
• pembakaran matang
• ukuran tepat (27x13x6 atau 23x12x5)
• mempunyai warna yang seragam
• saat dipukul Suaranya nyaring
• pada saat dijatuhkan nilai kehancuran minimum
c. cara penyimpanan bata :
Sebelum bata ditumpuk sebaiknya diberi alas agar air pada tanah tidak terserap oleh bata
tersebut, sebab bata mempunyai daya serap tinggi. Kemudian bata disusun bersilang seling
agar tidak pecah atau retak. Dan penyusunannya juga tidak terlalu tinggi, kira-kira 2m, ini
bertujuan agar mudah mengambil bata, kemudian pada bagian atas sebaiknya diberi tutup
plastik atau terpal agar terlindung dari cuaca yang dapat mengurangi mutunya.
2. Pasir
a. Cara mendapatkan pasir
Pasir dapat kita peroleh dari sungai atau gunung.
4. Kapur
a. Cara memperoleh kapur : kapur dapat kita peroleh dari gunung kapur .
b. Fungsi kapur :
1. sebagai bahan pengikat
2. memudahkan pekerjaan
3. memperlambat peroses pengerasan semen
4. mengurangi penyusutan air .
c. Ciri-ciri kapur yang baik:
1. Harus dipadamkan dengan baik
2. Membentuk tepung halus
3. Dalam keadaan kering kadar air <10% 4. Kadar bagian aktif tidak kurang dari 90% 5.
Butiran kasar <5% d. Cara penyimpanan kapur Kapur harus disimpan dalam ruangan tertutup
untuk mencegah terserapnya air oleh kapur. Penyimpanan kapur hendaknya tinggi dari
permukaan banjir. 5. Air a. fungsi air : untuk menghomogem bahan untuk pembuatan spesi.
b. Air yang digunakan sebaiknya air bersih, tidak berwarna dan tidak berbau. Air yang
berminyak maupun air laut tidak dapat dipakai kerana dapat mengurangi kekuatan ikatan
bata. Gambar-gambar alat:
BAB IV
PEMBAHASAN
PEMBUATAN SPESI
2. ukurlah pasir dengan perbandingan : 1. pada pasangan bata 1 kapur : 5 pasir 2. pada
plesteran lapisan pertama 1 kapur : 3 pasir 3. pada plesteran lapisan kedua 1 kapur : 2 semen
merah : 3 pasir
4. kemudian tambahkan air, jangan terlalu encer dan jangan terlalu kental (plastis) 5. aduk
dengan cangkul atau sekop sampai merata 6. kemudian pindahkan bak spesi dan siap
digunakan
PEMASANGAN BATA
1. ambil satu bata dan satu sendok spesi, pasang bata dengan posisi tegak
3. ambil satu sendok spesi dan satu bata, pasang pada posisi tegak dengan jarak 150cm dari
bata pertama
4. pasang tongkat ukur diatas bata tersebut dan taruh waterpas diatasnya
6. setelah kedua bata tersebut datar pasngkan line bobbyn pada masing-masing kepala bata
tersebut dengan benang yang renggang.
7. letakkan spesi pada sebelah bata pertama (diantara kedua ujung bata )
8. kemudian letakkan bata diatas spesi tadi dengan posisi tegak sejajar benang
10. tebal diantara bata satu dengan bata berikutnya kurang lebih 1cm
1. Bersihkan permukaan dinding dengan sikat ijuk dari kotoran yang mudah lepas, siapkan
Peralatan, Bahan dan Ukur Ruangan terhadap ketepatan ruangan (siku-siku => diagonal)
dengan meteran. (lihat denah ruangan dibawah ini)
2. Periksa ketegakan pasangan dinding dengan unting-unting (lot / plumb bob) dan tandai
dengan memasang benang lurus (ujung-ujungnya dipasang paku).
3. Pasang kepala plesteran dengan permukaan tegak lurus benang unting-unting selebar 2 - 5
( umumnya 3 cm), setebal 1 - 2 cm, setinggi dari lantai (boleh dari plint) hingga setinggi
dinding yang dipasang, bila untuk ruangan, kepala plesteran dari sudut dinding dengan jarak
20 cm, dan jarak interval 1 - 1,5 m.
4. Periksa kepala plesteran 3 selurus kepala plesteran 1 & 2 dengan menarik benang lurus.
5. Perciki permukaan dinding yang akan diplester dengan air, isikan bahan plesteran (adukan)
dengan komposisi adukan yang dikehendaki, pada permukaan dinding dengan ketebalan lebih
sedikit dari pada kepala plesteran.
6. Ratakan dan potong permukaan plesteran dengan menggunakan jidar atau tongkat kayu
yang lurus dengan berpedoman pada permukaan kepala plesteran 1 & 3.
Pada suatu bangunan mengalami kerusakan bangunan dinding pasangan bata yang terjadinya
penurunan pada struktur sehingga menyebabkan keretakan pada dinding tersebut
Bahan material untuk membuat pasangan dinding bata merah belum termasuk plesteran dan
acian diperlukan bahan material utama : bata merah ukuran 10 x 20 x 5 cm, semen, dan pasir,
dan dibutuhkan tenaga kerja: tukang dan kernet (pekerja).
Untuk menghitung RAB pasangan dinding bata merah untuk contoh bangunan yang
mengalami kerusakan retak akibat penurunan yang berukuran 4 x 4 meter, perlu kita
kerjakan:
70 Bh Bata Merah
14,37 Kg Semen
0,04 M3 Pasir Pasang
0,32 OH Pekerja
0,1 OH Tukang Batu
1. KESIMPULAN
Oleh karena itu pemasangan yang baik dan benar sangat mempengaruhi kualitas dan
kuantitas mutu bangunan tersebut, kesimpulan sebagai berikut:
1. Perencanaan dan perhitungan pemasangan membutuhakan ketelitian dan kesabaran
yang tinggi umtuk memperoleh hasil yang lebih baik.
2. keselamatan kerja harus selalu diperhatikan dengan baik
3. pada saat pemasangan harus dilakukan dengan hati-hati agar Hasilnya sesuai yang kita
inginkan
4. pada saat plesteran harus diperhatikan penuh, karena dalam pekerjaan ini perlu
kesabarab yang penuh
5. untuk spesi atau campuran harus selalu diperhatikan atau sesuai dengan diberikan
instrukur .
2. SARAN
Dalam pemasangan pasangan batu bata dan plesteran dibutuhkan ketelitian,kejelihan dan
kesabaran kerena dengan itu kita dapat menghasilkan pekerjaan yang baik dan hasil yang
maksimal atau yang kita inginkan .