Anda di halaman 1dari 18

55

BAB III
METODOLOGI
III.1
Persiapan
Tahap persiapan merupakan rangkaian kegiatan sebelum memulai
pengumpulan dan pengolahan data. Dalam
tahap awal ini disusun hal-hal penting
yang harus segera dilakukan dengan tujuan untuk mengefektifkan waktu
dan
pekerjaan. Tahap persiapan ini meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut :
1.
Perumusan dan identifikasi masalah
2.
Observasi dan peninjauan langsung di lokasi masalah
3.
Penentuan kebutuhan data, sumber data dan pengadaan administrasi
perencanaan data dilanjutkan pengumpulan data.
4.
Perencanaan jadwal rencana desain perencanaan.
Persiapan diatas harus dilakukan secara cermat untuk menghindari
pekerjaan yang berulang. Sehingga tahap pengumpulan data menjadi
optimal.
III.2. Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan sarana pokok untuk menemukan
penyelesaian suatu masalah secara ilmiah. Dalam pengumpulan data,
peranan
instansi yang terkait sangat diperluk
an sebagai pendukung dalam memperoleh
data-data yang diperlukan. Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
pengumpulan data adalah
:
1.
Jenis - jenis data.
2.
Tempat diperolehnya data
3.
Jumlah data yang harus dikumpulkan agar diperoleh data yang memadai
(cukup, seimbang, dan tepat atau akurat).
Untuk Perencanaan Jembatan Kali Pemali Brebes – Tegal
By Pass
,
diperlukan sejumlah data yang didapat secara langsung yaitu dengan
melakukan
peninjauan langsung ke lapangan ataupun data yang didapatkan dari
instansi
terkait, serta data penunjang lainnya, dengan tujuan agar dapat menarik
kesimpulan dalam menentukan standar pere
ncanaan struktur jembatan tersebut.
56
Metode pengumpulan data yang dilakukan adalah sebagai berikut :
a.
Pengumpulan Data Primer
1.
Metode Observasi
Dengan
survey
langsung ke lapangan, agar dapat diketahui kondisi riil
di lapangan secara garis besar, untuk data detailnya bisa diperoleh dari
instansi yang terkait .
2.
Metode Wawancara
Yaitu dengan mewawancarai narasumber yang dapat dipercaya untuk
memperoleh data yang diperlukan.
b.
Pengumpulan Data Sekunder
1.
Metode Literatur
Yaitu mengumpulkan, mengidentifikasi dan mengolah data tertulis
dan metode kerja yang digunakan.
2.
Data Lalu Lintas Harian Rata-Rata Tahunan
a.
Sumber : Dinas Perhubungan Kabupaten Brebes.
b.
Data yang diperoleh : Data LHR selama 5 tahun (2006-2010),
untuk jalan Brebes – Tegal.
c.
Guna :

Mengetahui angka pertumbuhan lalu lintas

Mengetahui lalu lintas harian rata-rata dan komposisi lalu
lintas

Menentukan lebar jembatan.
57
3.
Data Tanah.
a.
Sumber : Kontraktor Pelaksana PT. Bumirejo.
b.
Data yang diperoleh : Hasil Bor mesin (
Bor Log
) dan
Standart
Penetration Test
(SPT)
c.
Guna :

Stratifikasi lapisan tanah di lokasi proyek

Kedalaman lapisan tanah keras untuk mengetahui daya
dukung pondasi

Ketebalan lapisan tanah yang
compressible
( lunak )

Letak muka air tanah

Penurunan struktur yang akan terjadi selama umur konstruksi
4.
Data Pendukung.

Peta Topografi
a.
Sumber : Balai PSDA Pemali Comal
b.
Data yang diperoleh : Peta topografi Kali Pemali
c.
Guna : Untuk menghitung luas Daerah Aliran Sungai (DAS).

Data Debit Sungai Pemali.
a.
Sumber : Balai PSDA Pemali Comal
b.
Data yang dicari : Debit Sungai Pemali
c.
Guna : Untuk mengetahui debit normal Sungai Pemali

Data Curah Hujan
a.
Sumber : Balai PSDA Pemali Comal
b.
Data yang dicari : Curah Hujan di stasiun yang berpengaruh.
c.
Guna : Untuk memprediksi debit banjir sesuai umur rencana
jembatan.
58
III.3. Analisis dan Pengolahan Data
Analisa dan Pengolahan data dilakukan berdasarkan data-data yang
dibutuhkan, selanjutnya dikelompokkan sesuai identifikasi tujuan
permasalahan,
sehingga diperoleh penganalisaan pemecahan yang efektif dan terarah.
Adapun
analisa yang dilakukan adalah :

Membahas berbagai permasalahan berdasarkan hasil pengumpulan data
primer dan data sekunder

Pemilihan alternatif perencanaan

Perencanaan detail struktur.
III.4. Pemecahan Masalah
Apabila hasil-hasil dari analisa dan
pengolahan data sudah didapat, maka
tahap pemecahan masalah bisa dilaksanakan, dengan tujuan mengetahui
konstruksi jembatan secara keseluruhan ya
ng tepat sesuai analisa dari data yang
telah diperoleh serta penempatan sebenarn
ya di lapangan terhadap kondisi riil
berdasarkan peraturan pelaksanaan jembat
an yang telah ditetapkan. Tahap ini
meliputi:
1.
Pemilihan lokasi, trase dan bahan konstruksi yang tepat.
2.
Perancangan dan gambar detail konstruksi :
a.
Struktur atas jembatan

Gelagar memanjang

Plat lantai

Parapet
b. Struktur bawah jembatan

Abutment

Pilar

Pondasi
3.
Spesifikasi teknis jembatan, rencana jadwal pelaksanaan dan rencana
anggaran biaya
59
III.5 Bagan Alir Perencanaaan Jembatan
ƒ
BMS
ƒ
AASHTO
ƒ
PGJAK
ƒ
MKJI
ƒ
PP
NO
15
TAHUN
2005
Tentang
Jalan
Tol
TIDAK
DATA
CUKUP
ƒ
ASPEK
GEOMETRIK
JALAN
PENDEKAT
ƒ
ASPEK
HIDROLOGI
ƒ
ASPEK
LALU
LINTAS
ƒ
ASPEK
GEOTEKNIK
ƒ
ASPEK
KONSTRUKSI
JEMBATAN
ANALISA
PEMILIHAN
ALTERNATIF
YA
START
STUDI
PUSTAKA
PENGUMPULAN
DATA
PENGOLAHAN
DATA
PERMASALAHAN
OBSERVASI
LAPANGAN
IDENTIFIKASI
MASALAH
DATA
SEKUNDER
Data dari instansi terkait:
-
Data LHR
-
Data Tanah
-
Data Hidrologi
-
Peta Topografi
-
Daftar Harga Satuan Pekerjaan
OPTIMAL
INVENTARISASI
KEBUTUHAN
DATA
TIDAK
YA
A
B
60
Gambar 3.1
Bagan Alir Penyelesaian Tugas Akhir
PERANCANGAN
DETAIL
JEMBATAN
BANGUNAN
ATAS
BANGUNAN
PONDASI
BANGUNAN
BAWAH
BANGUNAN
PELENGKAP
GAMBAR
PERENCANAAN
TIME
SCHEDULE,
NETWORK
PLANNING,
RAB,
RKS
RKS
KESIMPULAN
END
A
B
EKERJAAN PERSIAPAN
1.1.
Umum
Pada tahap persiapan harus disiapkan program mobilisasi,
penyerahan lapangan,
persiapan base camp, serta program mutu.
Program mutu harus disepakati bersama antara pejabat pembuat
komitmen dan
penyedia jasa dan minimal
berisi hal
-
hal seperti :

Informasi pengadaan;

Organisasi proyek Pejabat Pembuat Komitmen dan penyedia jasa

Jadual pelaksanaan pekerjaan

Prosedur pelaksanaan pekerjaan

Prosedur instruksi kerja
1.2
Pengendalian lalu lintas
a)
Selama pelaksanaan pekerjaan
semua jalan lama tetap terbuka untuk lalu lintas
dan dijaga dalam kondisi aman dan dapat digunakan, dan
pemukiman di
sepanjang dan yang berdekatan dengan pekerjaan disediakan jalan
masuk yang
aman dan nyaman ke pemukiman mereka.
b)
Dalam keadaan khusus Penye
dia Jasa dapat mengalihkan lalu lintas ke jalan alih
sementara. Pengalihan ini harus mendapat persetujuan dari Direksi
Pekerjaan.
c)
Yang dimaksud dengan “lalu lintas” harus berarti semua lalu lintas
kendaraan dan
pejalan kaki.
d)
Pedoman Rujukan :
Pd T
-
12
-
2003
: Perambuan sementara pada pekerjaan jalan
e. Perlindungan Pekerjaan Terhadap Kerusakan Akibat Lalu Lintas

Penyedia Jasa harus melaksanakan pekerjaan sedemikian rupa
sehingga pekerjaan
tersebut terlindungi dari kerusakan akibat lalu lintas umum maupun
p
royek.

Pengendalian lalu lintas dan pengalihan lalu lintas harus
dilaksanakan sebagaimana
diperlukan untuk melindungi pekerjaan.

Pengendalian lalu lintas harus mendapat perhatian khusus, pada
saat kondisi cuaca
yang buruk, pada saat lalu lintas padat, dan
selama periode dimana pekerjaan
yang sedang dilaksanakan sangat peka terhadap kerusakan.
Pelaksanaan Konstruksi Jembatan
Diklat Fungsional Pengangkatan Pertama Teknik
Jalan & Jemb
atan
Tk.
Ahli
2

Penyedia Jasa harus membangun dan memelihara jembatan dan
jalan samping
sementara untuk jalan masuk umum dari dan ke jalan raya pada
semua tempat
bilamana jalan masuk
tersebut sudah ada sebelum Pekerjaan dimulai dan pada
tempat lainnya yang diperlukan atau diperintahkan oleh Direksi
Pekerjaan.
1.3
Pemeriksaan letak lokasi jembatan dan muka air banjir
a. Alinyemen jembatan
Alinyemen jalan yang telah direncanakan mempuny
ai pengaruh besar pada geometri
jembatan secara keseluruhan termasuk juga biayanya. Alinyemen
yang akhirnya
diputuskan tentu harus dapat diterima baik untuk rencana jalan
maupun jembatan
serta efisien dari segi pembiayaannya.
b. Posisi jembatan pada alira
n sungai

Penempatan posisi jembatan pada ketinggian rendah dilakukan
apabila ada
pertimbangan ekonomis pada daerah kering dimana banjir besar
jarang terjadi

Penempatan posisi jembatan diatas ketinggian air adalah hal yang
umum
khususnya dilakukan pada sung
ai dalam dan sempit yang mana bangunan atas
dilaksanakan diatas rencana banjir keadaan batas ultimate, bebas
dari hanyutan
terapung dan aksi gelombang.
Posisi bangunan atas juga harus berada pada suatu ketinggian
yang menyediakan
ruang kebebasan pelayaran
yang memadai untuk kapal diatas muka air biasa yang
dapat diambil sebagai ketinggian banjir yang terjadi sekali dalam 2
(dua) tahun,
bila tidak tersedia cukup keterangan setempat.
Panjang jembatan diatas ketinggian air harus demikian rupa
sehingga penamp
ang
basah mampu melewati rencana banjir keadaan batas ultimate
tanpa
membahayakan jembatan atau struktur sekitarnya dengan gerusan
atau gaya
aliran air. Bentang juga harus cukup panjang untuk melewati jumlah
hanyutan
tidak terduga.
Pada waktu yang sama, p
anjang jembatan harus sedemikian rupa sehingga pada
rencana aliran banjir keadaan batas layanan, kecepatan dan
pusaran yang
disebabkan oleh pilar
-
pilar tidak menjadi bahaya untuk pelayaran dan peluapan
Pelaksanaan Konstruksi Jembatan
Diklat Fungsional Pengangkatan Pertama Teknik
Jalan & Jemb
atan
Tk.
Ahli
3
yang disebabkan oleh konstruksi pada aliran kelayanan
harus dapat diterima untuk
penggunaan daratan sisi atas arus.
1.4
Pengukuran dan pematokan
a.
Umum

Pembangunan suatu jembatan membutuhkan pelaksanaan seluruh
elemen
-
elemen
strukturnya pada posisi yang benar.

Untuk memindahkan suatu Gambar Rencana dari ata
s kertas ke suatu bangunan di
lapangan , maka dibutuhkan :

Disana harus ada sejumlah titik kontrol pengukuran yang harus
diikat pada suatu
system koordinat yang tetap;

Perencanaan jembatan harus dikaitkan pada system koordinat
yang sama.

Titik
-
titik kontro
l sementara setempat dapat ditentukan di sekitar lokasi jembatan
dengan melakukan pengukuran baik vertical maupun horizontal dan
dari titik
-
titik
kontrol tersebut posisi akhir dari elemen dapat ditetapkan.
b.
As dan patok
Sebelum pekerjaan dilaksanakan, haru
s dibuat dahulu patok
centerline
dan patok
lainnya. Selain itu harus dibuat patok
transfer
(patok
referensi
) yang posisinya dekat
lokasi jembatan tetapi bebas dari arena kegiatan untuk menghindari
dari gangguan
akibat aktivitas pekerjaan termasuk pengoper
asian peralatan. Demikian juga tanda
-
tanda (patok) harus dibuat pada posisi abutmen dan pilar untuk
menentukan as dan
dasar abutmen
c.
Patok pada tiang pancang
Untuk pematokan pada pekerjaan tiang pancang perlu lakukan hal
-
hal sbb :

Periksa jarak antara beto
n kopel
(pile cap)

Pada tiang pancang miring (40°

60°), posisi tiang pancang dipermukaan harus
diukur untuk mendapatkan perbedaan antara bagian bawah beton
kopel/kepala
jembatan dan permukaan asli

Pemancangan tiang miring pertama kali dapat digunakan un
tuk memeriksa
pergeseran yang terjadi pada pemancangan berikutnya
Pelaksanaan Konstruksi Jembatan
Diklat Fungsional Pengangkatan Pertama Teknik
Jalan & Jemb
atan
Tk.
Ahli
4
d.
Patok pada telapak pondasi dan kopel tiang/
pile caps

Posisi garis referensi harus tetap terletak pada telapak atau garis
poros beton kopel
dan garis poros kolom, setelah pemancangan harus d
iperiksa kembali apakah titik

titik tersebut mengalami gangguan

Demikian juga ujung/pangkal kolom harus pada posisi yang tepat
e.
Patok kolom
-
kolom

Ketegakan kolom dikontrol dari pangkal/ujung kolom, dapat
digunakan unting
-
unting yang digantung sepanjang
kolom untuk memeriksa ketegak
-
lurusan kolom,
atau dengan theodolit dari 2 arah

Ketinggian kolom dikontrol dengan pita ukur atau dengan cara
pengukuran beda
tinggi
f.
Patok balok melintang ujung
(crosshead)
Posisi
horizontal crosshead
ditentukan dari titik te
tap di puncak kolom,atau dari posisi
garis poros yg ditransfer dari dasar
g.
Patok untuk landasan
landasan ditempatkan secara tepat pada dasarnya yg telah diberi
tanda garis tengah
h.
Patok balok dan gelagar

Bangunan atas yang dicor setempat ditentukan dan di
patok dari posisi tetap pada
balok melintang pada kolom
-
kolom

Untuk kontrol ketinggian harus diperhitungkan penurunan dan
lendutan acuan dan
perancah
i.
Patok lantai dan parapet jembatan

Pengukuran horizontal lantai ditentukan dari garis tengah jembatan
yang
ditransfer
ketempat yang sesuai pada pekerjaan tetap seperti balok melintang
/crosshead,
dinding, pelat lantai dsb

Kerb dan parapet sebaiknya tidak ditentukan dan dipatok terlebih
dahulu sampai
acuan dan perancah untuk soffit lantai telah dibongkar dan te
lah ada penurunan
yang terjadi
Pelaksanaan Konstruksi Jembatan
Diklat Fungsional Pengangkatan Pertama Teknik
Jalan & Jemb
atan
Tk.
Ahli
5
1.5
Mutual check
a.
Pada tahap awal pelaksanaan kontrak, setelah penerbitan SPMK,
direksi teknik
bersama
-
sama dengan panitia peneliti pelaksanaan kontrak dan penyedia
jasa
melaksanakan pemeriksaan lapangan bersama dengan mel
akukan pengukuran dan
pemeriksaan detail kondisi lapangan untuk setiap rencana mata
pembayaran guna
menetapkan kuantitas awal
b.
Hasil pemeriksaan lapangan bersama dituangkan dalam berita
acara. Apabila
dalam pemeriksaan bersama mengakibatkan perubahan isi k
ontrak maka harus
dituangkan dalam bentuk addendum kontrak
c.
Selanjutnya pemeriksaan lapangan bersama terhadap setiap mata
pembayaran
harus dilakukan oleh direksi teknik dan penyedia jasa selama
periode pelaksanaan
kontrak untuk menetapkan kuantitas pekerjaa
n yang telah dilaksanakan guna
pembayaran hasil pekerjaan.
1.6
Pekerjaan pendukung lainnya
Dalam hal ini yang perlu mendapat perhatian juga adalah pekerjaan
jalan pendekat
(Bridge Aproach) dan bangunan pelengkap jembatan
Bangunan pelengkap jembatan menca
kup masalah k
eamanan bagian bawah jembatan
yang sangat dipengaruhi oleh perubahan aspek

aspek dinamik morfologi sungai,
khususnya masalah hidraulik dan muatan sediment antara lain :
a.
Masalah pelimpasan (over trapping) terhadap gelagar jembatan
dan terhada
p oprit.
b.
Arah aliran sungai yang tidak serasi dengan lokasi arah pilar dan
pangkal jembatan.
c.
Degradasi dasar sungai.
d.
Pendangkalan alur atau palung sungai.
e.
Local scouring di sekitar pilar dan pangkal jembatan.
f.
Benturan dan abrasi batu/pasir terhadap pilar d
an pangkal jembatan.
g.
Sampah.
Dalam konteks tersebut tentu diperlukan pengaman struktur dan
bangunan pengaman
sungai.
Pengaman struktur jenis fender biasanya dipasang pada sekeliling
pilar guna
melindungi pilar dari sampah/kotoran atau tumbukan perahu. Fend
er dapat berupa
Pelaksanaan Konstruksi Jembatan
Diklat Fungsional Pengangkatan Pertama Teknik
Jalan & Jemb
atan
Tk.
Ahli
6
satu buah tiang yang dipasang pada bagian hulu pilar maupun
dipasang mengelilingi
pilar.
Bangunan pengaman sungai meliputi semua bentuk pengaman
diantaranya adalah:

Krib

Bronjong atau matras

Pengamanan Tebing Dinding Beton dan Pasangan Ba
tu Kali

Turap baja

Dinding Penahan Tanah

Bangunan Pengatur Dasar Sungai ( Bottom Controller )
Pengaman scouring merupakan bagian yang sangat penting dari
jembatan. Kegagalan/
keruntuhan bangunan pengaman dapat menyebabkan runtuhnya
jembatan.
Hal lain yan
g perlu dipersiapkan juga adalah tentang keperluan utilitas,
penerangan,
nomor jembatan serta rambu dan marka.

Anda mungkin juga menyukai