Anda di halaman 1dari 7

Kalimat Langsung

kalimat langsung merupakan kalimat hasil kutipan dari ucapan seseorang tanpa melalui perantara
dan tanpa merubah sedikitpun apa yang ia utarakan. Contoh:

 “Riana akan pulang nanti sore,” Desti memberi kabar


 Andriana berkata, “Aku mungkin tidak akan pulang malam ini. Besok aku beri kabar lagi.”
 “Andai waktu itu ibumu ini tidak lari, Nak,” Ibu mulai bercerita, “tidak mungkin kamu bisa sampai
sebesar ini. Karena kalo ibu tidak lari, kita pasti ikut hangus bersama desa kita.”

Ciri-ciri dan Tata Cara Penulisan Kalimat Langsung


Untuk membedakannya dari kalimat yang lain, berikut ini adalah ciri-ciri dan tata cara penulisan
kalimat langsung,

1. Penulisan kalimat petikan diapit oleh tanda baca petik dua (“ … “) bukan tanda petik
satu. Contoh :
o Benar : “Aku ingin sekolah!” Arya berteriak di tengah lapangan.
o Salah : ‘Aku ingin sekolah!’ Arya berteriak di tengah lapangan.

2. Huruf pertama pada kalimat yang dipetik ditulis menggunakan huruf kapital. Contoh:
o Benar : Pak Pono berujar, “Jadilah orang yang berbudi pekerti luhur, jangan mau dijadikan budak
nafsu”
o Salah : Pak Pono berujar, “jadilah orang yang berbudi pekerti luhur, jangan mau dijadikan budak
nafsu”

Namun bila dalam satu kalimat terdapat dua atau lebih kalimat petikan, huruf pertama yang ditulis
kapital cukup pada kalimat petikan pertama saja. Untuk kalimat petikan kedua, huruf pertamanya
ditulis dengan huruf kecil, kecuali jika kata pertamanya merupakan kata Nama atau sapaan. Contoh :

 “Ayo cepat!” teriak Akhsan, “nanti keretanya keburu lewat.” (benar)


 “Ayo cepat!” teriak Akhsan, “Nanti keretanya keburu lewat.” (salah)
 “Ketemu!” teriak Akhsan dari bawah, “Pak Joko sudah ketemu!” (benar)
 “Ketemu!” teriak Akhsan dari bawah, “pak Joko sudah ketemu!” (salah)

3. Untuk memisahkan kalimat petikan dan kalimat pengiring menggunakan tanda baca (baca
juga: penggunaan tanda baca) koma (,) di antara kalimat pengiring dan kalimat petikan dengan
pola susunan sebagai berikut :

 “Kalimat kutipan”, kalimat pengiring, “kalimat kutipan”


o “Tadi saya lihat Neng Aisyah lari,” Pak Ujang berkata, “raut mukanya terlihat seperti habis menangis”

 “Kalimat kutipan,” kalimat pengiring


o “Serahkan saja tugas mengintai kepadaku! Aku tak akan menyecewakan kalian,” ucap Sersan Dixa
sembari meninggalkan ruangan.

 Kalimat pengiring, “kalimat kutipan”


o Bung Karno pernah berujar, “Pangan adalah soal hidup dan mati suatu bangsa.”

Perlu diingat bila suatu kalimat kutipan yang ditulis sebelum kalimat pengiring merupakan kalimat
pernyataan atau berita, maka sebelum tanda kutip terakhir, kalimat tersebut diakhiri dengan tanda
baca koma (,) bukan tanda titik (.). Tanda baca titik (.) digunakan untuk mengakhiri kalimat berita atau
pernyataan di suatu kalimat kutipan yang ditulis setelah kalimat pengiring.

4. Kalimat langsung yang berupa dialog yang berurutan, maka di bagian depan kalimat
kutipannya diberikan tanda baca titik dua (:). Tanda ini untuk memisahkan antara pihak yang
mengutarakan dengan kalimat kutipannya.

Kania : “Nampaknya tahun ini akan jadi tahun yang besar untuk bangsa ini.”
Arya : “Aku setuju denganmu, mengingat tahun ini merupakan peringatan kemerdekaan yang
ke-100.”
Kania : “Aku mendapat bocoran jika tahun ini pemerintah sudah menyiapkan dana trilyunan
untuk mempersiapkan perayaan.”
Arya : “Benarkah? Aku kira terlalu berlebihan anggaran sebanyak itu hanya digunakan untuk
sekadar perayaan.
Kania : “Aku sependapat, alangkah lebih baiknya jika dana sebesar itu digunakan untuk
investasi di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.”
Arya : “Benar, kita semua tahu banyak anak bangsa berbakat yang harus keluar negeri karena
merasa kemampuannya tidak terfasilitasi di negeri sendiri.”

5. Kalimat langsung dibaca dengan penekanan pada intonasinya, terlebih pada bagian kalimat
kutipan.

Kalimat langsung terdiri dari kalimat pengiring dan kalimat kutipan. Misal pada kalimat : Ayah
berteriak, “Cepat pulang!”. Frasa “Cepat pulang!” dibaca dengan nada yang lebih tinggi. Hal ini agar
frasa tersebut mendapat perhatian pendengar mengingat ketika pengucapkan kalimat langsung
pokok utama yang ingin disampaikan terdapat pada kalimat kutipan.

Kalimat Tidak Langsung


Kalimat tidak langsung merupakan kalimat yang menceritakan kembali isi atau pokok ucapan yang
pernah disampaikan seseorang tanpa perlu mengutip keseluruhan kalimatnya.

Contoh:

 Aku pernah mendengar Aisya bercerita bahwa sebenarnya ia tidak terlalu senang dengan kabar
perjodohan yang diatur oleh orang tuanya.
 Tadi Bu Neti berpesan jika hari beliau tidak dapat masuk kelas karena suatu urusan. Namun, beliau
memberikan tugas untuk mengerjakan LKS halaman 75.
 Burhani mengancam tidak masuk sekolah bila ia masih merasa mendapat bully-an dari teman
sekelasnya.

Ciri-ciri dan Tata Cara Penulisan


Seperti hal nya dengan kalimat langsung, kalimat tidak langsung juga memiliki ciri-ciri serta kaidah
penulisannya sendiri yang membuat kalimat tidak langsung berbeda dengan kalimat lain. Ciri-ciri dan
kaidah penulisannya dijelaskan sebagai berikut:

1. Terdapat perubahan kata ganti orang pada bagian kalimat yang dikutip.
 Kata ganti orang pertama menjadi kata ganti kata orang ketiga.

Saya → Dia / Nama orang ketiga.

Aku → Dia / Nama orang ketiga.

Kami → Mereka/Nama orang ketika.

 Kata ganti orang kedua menjadi kata ganti orang pertama.

Kamu → Saya.

Kamu → Saya.

 Kata ganti orang kedua jamak ‘kita’ atau ‘kalian’ menjadi ‘kami’ atau ‘mereka, tergantung pada isi
kalimat.

Kalian → Kami.

Kita → Kami

2. Tidak perlu menggunakan tanda baca petik dua (“ … “).

3. Berkata lugas menggunakan kata penghubung


atau konjungsi seperti bahwa, sebab, supaya,agar, tentang dan lain sebagainya.

Jaksa itu menyatakan bahwa Jessica bertanggung jawab atas kematian Mirna karena
membubuhkan racun ke dalam kopi Mirna.
Pak Rahmat menyuruh kita supaya mengerjakan soal yang dipapan tulis lalu dikumpulkan ke
mejanya saat jam istirahat.
Andi diam sebab dia tidak mengerti apa yang sebenarnya kita bicarakan.

4. Hanya berupa kalimat berita

Kalimat tidak langsung merupakan perkataan seseorang yang kita sampaikan ulang, sehingga
kalimat yang dihasilkan hanya berupa kalimat berita meskipun pada kalimat tidak langsung terdapat
kutipan yang asalnya berupa pertanyaan maupun perintah. Misal:
Benar :
Andre pernah melihat Clara mengatakan bahwa dia ingin pergi dari rumahnya.
Anita tadi menanyakan padaku tentang letak toilet di sekolah ini.
Salah :
Andre pernah melihat Clara mengatakan bahwa dia ingin pergi dari rumahnya!
Anita tadi menanyakan padaku tentang letak toilet di sekolah ini.
5. Kalimat tidak langsung dibaca dengan intonasi datar dan menurun pada bagian akhir
kalimat
Karena kalimat yang dihasilkan merupakan kalimat berita, maka kalimat tidak langsung dibaca
dengan intonasi membaca kalimat berita biasa. Hal ini dikarenakan pada kalimat berita semua bagian
kalimatnya dianggap memiliki kesetaraan, tanpa ada beberapa frasa yang harus ditonjolkan atau
mendapat perhatian pendengar.
Merubah Kalimat Langsung dan Kalimat Tidak
Langsung
1. Merubah Kalimat Langsung menjadi Kalimat Tidak Langsung
Hal pertama yang perlu diketahui ketika merubah kalimat langsung menjadi kalimat tidak langsung
adalah adanya peubahan kata ganti orang yang terdapat pada kalimat kutipan, seperti berikut

 Kata ganti orang pertama menjadi kata ganti kata orang ketiga.

Saya → Dia / Nama orang ketiga.


Contoh :

Andi berkata, “Saya menyukai klub sepak bola Manchester United yang berasal dari Inggris.”

menjadi

Andi mengaku jika klub sepak bola yang dia sukai adalah Manchester United dari Inggris.

Aku → Dia / Nama orang ketiga.


Contoh :

“Aku ingin menjadi astronot!” Dika bercerita untuk di depan kelas.

menjadi

Di depan kelas, Dika mengaku ingin menjadi astronot.

Kami → Mereka/Nama orang ketika.


Contoh :

“Kami ingin keadilan!” terdengar teriakan para demonstran, ”usut Ahok sesuai hukum yang berlaku!”

menjadi

Para demontran berteriak menuntut keadilan, mereka ingin Ahok diusut sesuai dengan hukum yang
berlaku

 Kata ganti orang kedua menjadi kata ganti orang pertama.

Kamu → Saya.
Contoh :

“Aku ingin menikahimu,” kata Sofyan sembari berlutut di depanku.

menjadi

Sofyan mengatakan jika dia ingin menikahi saya.

Kamu → Aku.
Contoh :

Nadia memelukku dan berujar “Kamu benar-benar beruntung bisa mendapatkan orang seperti Sofyan
sebagai seorang suami”

menjadi

Nadia mengatakan bahwa aku sangat beruntung memiliki seorang suami seperti Sofyan.
 Kata ganti orang kedua jamak ‘kita’ atau ‘kalian’ menjadi ‘kami’ atau ‘mereka, tergantung pada
isi kalimat.

Kalian → Kami.
Contoh :

“Selamat atas kelulusan kalian,” ucap Pradipto tulus.

menjadi

Pradipto memberikan ucapan selamat kepada kami.

Kita → Kami
Contoh :

Musa datang merangkul pundakku, “Tenang saja, kita pasti bisa melakukannya.”

menjadi

Musa lah yang meyakinkanku jika kami pasti bisa melakukannya.

Namun, bila susah dalam menghafal perubahan kata ganti orang, kita dapat mengakalinya dengan
cara lain, yakni mencoba memposisikan diri kita sebagai orang yang diajak bicara,. Setelah itu
sampaikan informasi yang diterima, kita sampaikan ke orang ketiga.

“Bisakah kamu membantu saya mengerjakan tugas bagian ini?” kata Andi.

1. Bayangkan jika kita menjadi orang yang diajak bicara oleh Andi.
2. Setelah itu bayangkan ada orang lain bertanya, “Andi tadi bicara apa?”
3. Kemudian coba bayangkan jawabannya, misal ‘Andi meminta tolong kepada saya untuk membantu
dia mengerjakan tugas.’
4. Jawaban tersebut itulah yang menjadi kalimat tidak langsungnya.

2. Merubah Kalimat Tidak Langsung menjadi Kalimat Langsung


Untuk merubah kalimat tidak langsung menjadi kalimat langsung, kita dapat menerapkan cara berikut,

Contoh :

Hilman mengatakan jika ia akan datang ke rumahku nanti sore.

Untuk merubahnya menjadi kalimat langsung yang harus kita lakukan,

1. Menerka kira-kira apa yang Hilman bicarakan saat itu. Perlu diingat tentang kata ganti orang seperti
pada saat merubah kalimat langsung menjadi kalimat tidak langsung, hanya saja kebalikannya. Misal
dari perkiraan kita didapat kalimat seperti ini, “Nanti sore aku ke rumahmu.”
2. Merubah kalimat yang kita perkirakan tadi menjadi kalimat tak langsung lagi untuk mengecek ulang.

“Nanti sore aku ke rumahmu” → Dia nanti sore ke rumahku.

3. Setelah mengecek ulang kalimat yang kita perkirakan, lalu tambahkan kalimat pengiring sebelum
atau sesudah kalimat kutipan hingga menjadi seperti berikut,

Kata Hilman, “Nanti sore aku ke rumahmu.”


Contoh lain merubah kalimat tidak langsung menjadi kalimat
langsung:

1. Shera mengatakan padaku bahwa iya tidak jadi pergi ke pesta Dina. → “Aku tidak jadi pergi ke
pesta Dina,” ujar Shera.
2. Diana berkata jika ia menyukai permainan sepak bola. → Diana mengaku, “Aku memang menyukai
permainan sepak bola.”
3. Andika menyatakan kabar Vanessa padaku tadi pagi. → “Apa kau tahu bagaimana kabar
Vanessa?”, Andika bertanya padaku.
4. Carla bercerita bahwa Ibunya Nessa ingin menemui anaknya di rumah sakit. → “Ibu ingin menemui
Nessa di rumah sakit”, ujar Ibunya Nessa pada Carla
5. Aku mengingatkan Arya agar ia tidak lupa mengambil speaker di rumahku. → “Ya, jangan lupa
ambil speaker di rumahku.”, kataku pada Arya.
Berikut contoh dari kalimat langsung yang diubah menjadi tak langsung

1. "Bagaimana kau bisa mendapatkan tawaran spesial itu?" tanya Febri dengan penuh keheranan
✐ Dengan penuh keheranan, Febri menanyakan kepadaku tentang caraku mendapatkan tawaran
spesial itu
2. "Aku tak yakin kita dapat menangkap maling itu" ujar Ricko sembari terus berlari
✐ Sembari terus berlari, Rico berkata bahwa ia pesimis kami dapat menangkap maling itu

3. "Selamat ulang tahun Alya, semoga semua impianmu dapat terwujud" ucap Arya
✐ Arya mengucapkan selamat ulang tahun kepada Alya serta mendoakannya agar semua impiannya
terwujud
4. Pak Guru memanggil Mia dan Lia dan berkata, "Tolong bagikan soal ujian ini beserta lembar
jawabannya"
✐ Pak Guru meminta bantuan Mia dan Lia untuk membagikan soal ujian beserta lembar
jawabannya

5. "Saya harap Bapak dapat mempertimbangkan kembali hukuman yang setimpal dengan perbuatan
Todi" ujar Resha kepada bapak kepala sekolah
✐ Resha meminta bapak kepala sekolah untuk mempertimbangkan kembali hukuman yang setimpal
dengan perbuatan Todi
6. "Di mana keberadaan Malik sekarang?" tanya bu guru setelah mengetahui bahwa sudah 3 hari
Malik belum pulang ke rumah
✐ Bu guru menanyakan keberadaan Malik sekarang karena sudah 3 hari Malik belum pulang ke
rumah
7. Melihat Vanya yang kedinginan, Mischa pun menyodorkan jaket dan berkata, "Pakailah jaket ini
selagi cuaca dingin"
✐ Melihat Vanya yang kedinginan, Mischa pun menyodorkan jaket dan meminta Vanya untuk
memakainya selagi cuaca dingin
8. "Bagaimana keadaan kucingku, Dok?" tanya Gina sambil berharap cemas
✐ Gina menanyakan keadaan kucingnya kepada dokter sambil berharap cemas
9. "Omzet penjualan kami mengalami penurunan drastis selama beberapa waktu belakangan ini"
ujar sang pedagang kepada wartawan
✐ Sang pedagang mengatakan kepada wartawan bahwa omzet penjualan mereka mengalami
penurunan drastis selama beberapa waktu belakangan ini
10. Andi berkata, "Kalian tidak boleh tidur larut malam sepertiku"
✐ Andi melarang kami untuk tidur larut malam seperti dirinya

Anda mungkin juga menyukai