Anda di halaman 1dari 13

ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM

KARDIOVASKULER

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hanya dalam beberapa hari setelah konsepsi sampai kematian, jantung terus-menerus
berdetak. Jantung berkembang sedemikian dini, dan sangat penting seumur hidup. Hal ini
karena sistem sirkulasi adalah sistem transportasi tubuh. Fungsi ini akan berfungsi sebagai
sistem vital untuk mengangkut bahan-bahan yang mutlak dibutuhkan oleh sel-sel tubuh.
Sistem sirkulasi teridiri dari tiga komponen dasar:
a. Jantung, yang berfungsi sebagai pemompa yang melakukan tekanan terhadap darah agar
dapat mengalir ke jaringan.
b. Pembuluh darah, berfungsi sebagai saluran yang digunakan agar darah dapat
didistribusikan ke seluruh tubuh.
c. Darah, berfungsi sebagai media transportasi segala material yang akan didistribusikan ke
seluruh tubuh.
Sistem peredaran darah atau sistem kardiovaskular adalah suatu sistem organ yang
berfungsi memindahkan zat ke dan dari sel. Sistem ini juga menolong stabilisasi suhu dan pH
tubuh (bagian dari homeostasis). Ada dua jenis sistem peredaran darah: sistem peredaran
darah terbuka, dan sistem peredaran darah tertutup. sistem peredaran darah,yang merupakan
juga bagian dari kinerja jantung dan jaringan pembuluh darah (sistem kardiovaskuler)
dibentuk. Sistem ini menjamin kelangsungan hidup organisme, didukung oleh metabolisme
setiap sel dalam tubuh dan mempertahankan sifat kimia dan fisiologis cairan tubuh.
Berdasarkan sumber yang kami dapat, kurangnya pengetahuan mengenai “Anatomi
dan Fisiologi Sistem Kardiovaskuler” menjadi topik utama yang dapat kami angkat sebagai
acuan makalah ini dengan harapan agar penulis maupun pembaca dapat lebih memahami
mengenai Anatomi dan Fisiologi Sistem Kardiovaskuler.
B. Tujuan
Penulis dapat memahami dan menjelaskan mengenai Anatomi dan Fisiologi Sistem
Kardiovaskuler.

C. Rumusan Masalah
Adapun permasalahan yang kami angkat dari makalah ini adalah bagaimana cara kerja,
fungsi, dan bagian – bagian dari anatomi dan fisiologi sistem kardiovaskuler.

D. Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan makalah ini terdiri dari 3 bab sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
Terdiri dari : latar belakang, tujuan, perumusan masalah dan sistematika penulisan.
BAB II : TINJAUAN TEORI
Meliputi : Definisi Anatomi dan Fisiologi Sistem Kardiovaskuler.
BAB III : PEMBAHASAN
BAB IV : PENUTUP
Terdiri dari : Kesimpulan.
BAB II
TINJAUAN TEORI

Jantung adalah sebuah rongga, rongga organ berotot yang memompa darah lewat
pembuluh darah oleh kontraksi berirama yang berulang. Jantung adalah salah satu organ
manusia yang berperan dalam sistem peredaran darah (Snell, 2006).
Jantung berukuran sekitar satu kepalan tangan ukurannya : 250-350 gram. Hubungan
jantung yaitu ; (1). Bagian atas terdapat pembulu darah besar (aorta, truncus pulmonalis, dll),
(2). Bagian bawah terdapat diafragma dan disetiap sisi jantung terdapat paru, (3). Bagian
belakang terdapat aorta descendesn, oesophagus, dan columna vertebralis (Snell, 2006).
Darah merupakan salah satu komponen utama dalam sistem kardiovaskuler. Tak
hanya itu, peranannya dalam tubuh pun sangatlah vital. Berikut adalah beberapa fungsi darah
bagi tubuh ; (1).Darah melalui plasma darah akan mengedarkan sari makanan ke seluruh
bagian tubuh. Sel darah merah akan mengangkut oksigen ke seluruh tubuh, (2).Sel darah
putih akan membunuh kuman yang masuk ke dalam tubuh, (3).Keping-keping darah akan
menutup setiap luka yang dialami tubuh, (4).Darah akan menjaga kestabilan suhu tubuh.
Ada tiga macam pembuluh darah: arteria, vena, dan kapiler. Arteria membawa darah
dari jantung dan mendistribusikannya ke seluruh jaringan tubuh melalui cabang-cabangnya.
Arteri yang kecil disebut arteriola, persatuan cabang-cabang disebut anastomosis. Vena
adalah pembuluh yang membawa darah kembali ke jantung; banyak diantaranya yang
mempunyai katup. Vena yang terkecil disebut venula, vena yang lebih besar atau muara-
muaranya, bergabung membentuk vena yang lebih besar lagi, yang biasanya membentuk satu
hubungan dengan yang lain menjadi plexus venosus. Vena yang keluar dari gastrointestinal
tidak langsung menuju ke jantung tetapi bersatu membentuk vena porta. Kapiler adalah
pembuluh yang sangat kecil dan menghubungkan arteriola dengan venula(Snell, 2006).
Dari berbagai pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa sistem anatomi fisiologi
kardiovaskular terdapat tiga bagian utama yaitu : jantung, darah dan pembuluh darah,
masing-masing bagian tersebut mempunyai peranan yang sangat penting yang mana ketiga
bagian tersebut saling terkait satu sama lain.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Anatomi dan Fisiologi Sistem Kardiovaskular


1. Gambaran Anatomi Sistem Kardiovaskular
Hanya dalam beberapa hari setelah konsepsi sampai kematian, jantung terus-menerus
berdetak. Jantung berkembang sedemikian dini, dan sangat penting seumur hidup. Hal ini
karena sistem sirkulasi adalah sistem transportasi tubuh. Fungsi ini akan berfungsi sebagai
sistem vital untuk mengangkut bahan-bahan yang mutlak dibutuhkan oleh sel-sel tubuh.
Sistem sirkulasi teridiri dari tiga komponen dasar:
a. Jantung, yang berfungsi sebagai pemompa yang melakukan tekanan terhadap darah agar
dapat mengalir ke jaringan.
b. Pembuluh darah, berfungsi sebagai saluran yang digunakan agar darah dapat didistribusikan
ke seluruh tubuh.
c. Darah, berfungsi sebagai media transportasi segala material yang akan didistribusikan ke
seluruh tubuh.

A. Letak Jantung
Jantung adalah organ berotot dengan ukuran sekepalan. Jantung terletak di rongga
toraks (dada) sekitar garis tengah antara sternum atau tulang dada di sebelah anterior dan
vertebra (tulang punggung) di sebelah posterior (Sherwood, Lauralee, 2001: 258). Bagian
depan dibatasi oleh sternum dan costae 3,4, dan 5. Hampir dua pertiga bagian jantung terletak
di sebelah kiri garis median sternum. Jantung terletak di atas diafragma, miring ke depan kiri
dan apex cordis berada paling depan dalam rongga thorax. Apex cordis dapat diraba pada
ruang intercostal 4-5 dekat garis medio-clavicular kiri. Batas cranial jantung dibentuk oleh
aorta ascendens, arteri pulmonalis, dan vena cava superior (Aurum, 2007).
Pada dewasa, rata-rata panjangnya kira-kira 12 cm, dan lebar 9 cm, dengan berat 300
sakpai 400 gram (Setiadi, 2007: 164).
B.Ruang Jantung
Jantung dibagi menjadi separuh kanan dan kiri, dan memiliki empat bilik (ruang),
bilik bagian atas dan bawah di kedua belahannya. Bilik-bilik atas, atria (atrium, tunggal)
menerima darah yang kembali ke jantung dan memindahkannya ke bilik-bilik bawah,
ventrikel, yang memompa darah dari jantung. Kedua belahan jantung dipisahkan oleh
septum, suatu partisi otot kontinu yang mencegah pencampuran darah dari kedua sisi jantung.
Pemisahan ini sangat penting, karena separuh kanan jantung menerima dan memompa darah
beroksigen rendah sementara sisi kiri jantung menerima dan memompa darah beroksigen
tinggi (Sherwood, Lauralee, 2001: 259-260).

a)Atrium Dextra
Dinding atrium dextra tipis, rata-rata 2 mm. Terletak agak ke depan dibandingkan
ventrikel dextra dan atrium sinistra. Pada bagian antero-superior terdapat lekukan ruang atau
kantung berbentuk daun telinga yang disebut Auricle. Permukaan endokardiumnya tidak
sama. Posterior dan septal licin dan rata. Lateral dan auricle kasar dan tersusun dari serabut-
serabut otot yang berjalan parallel yang disebut Otot Pectinatus. Atrium Dextra merupakan
muara dari vena cava. Vena cava superior bermuara pada didnding supero-posterior. Vena
cava inferior bermuara pada dinding infero-latero-posterior pada muara vena cava inferior ini
terdapat lipatan katup rudimenter yang disebut Katup Eustachii. Pada dinding medial atrium
dextra bagian postero-inferior terdapat Septum Inter-Atrialis
Pada pertengahan septum inter-atrialis terdapat lekukan dangkal berbentuk lonjong
yang disebut Fossa Ovalis, yang mempunyai lipatan tetap di bagian anterior dan disebut
Limbus Fossa Ovalis. Di antara muara vena cava inferior dan katup tricuspidalis terdapat
Sinus Coronarius, yang menampung darah vena dari dinding jantung dan bermuara pada
atrium dextra. Pada muara sinus coronaries terdapat lipatan jaringan ikat rudimenter yang
disebut Katup Thebesii. Pada dinding atrium dextra terdapat nodus sumber listrik jantung,
yaitu Nodus Sino-Atrial terletak di pinggir lateral pertemuan muara vena cava superior
dengan auricle, tepat di bawah Sulcus Terminalis. Nodus Atri-Ventricular terletak pada
antero-medial muara sinus coronaries, di bawah katup tricuspidalis. Fungsi atrium dextra
adalah tempat penyimpanan dan penyalur darah dari vena-vena sirkulasi sistemik ke dalam
ventrikel dextra dan kemudian ke paru-paru.
Karena pemisah vena cava dengan dinding atrium hanyalah lipatan katup atau pita
otot rudimenter maka, apabila terjadi peningkatan tekanan atrium dextra akibat bendungan
darah di bagian kanan jantung, akan dikembalikan ke dalam vena sirkulasi sistemik. Sekitar
80% alir balik vena ke dalam atrium dextra akan mengalir secara pasif ke dalam ventrikel
dxtra melalui katup tricuspidalisalis. 20% sisanya akan mengisi ventrikel dengan kontraksi
atrium. Pengisian secara aktif ini disebut Atrial Kick. Hilangnya atrial kick pada Disaritmia
dapat mengurangi curah ventrikel.

b)Atrium Sinistra
Terletak postero-superior dari ruang jantung lain, sehingga pada foto sinar tembus
dada tidak tampak. Tebal dinding atrium sinistra 3 mm, sedikit lebih tebal dari pada dinding
atrium dextra. Endocardiumnya licin dan otot pectinatus hanya ada pada auricle. Atrium kiri
menerima darah yang sduah dioksigenasi dari 4 vena pumonalis yang bermuara pada dinding
postero-superior atau postero-lateral, masing-masing sepasang vena dextra et sinistra. Antara
vena pulmonalis dan atrium sinistra tidak terdapat katup sejati. Oleh karena itu, perubahan
tekanan dalam atrium sinistra membalik retrograde ke dalam pembuluh darah paru.
Peningkatan tekanan atrium sinistra yang akut akan menyebabkan bendungan pada paru.
Darah mengalir dari atrium sinistra ke ventrikel sinistra melalui katup mitralis

c)Ventrikel Dextra
Terletak di ruang paling depan di dalam rongga thorax, tepat di bawah manubrium
sterni. Sebagian besar ventrikel kanan berada di kanan depan ventrikel sinistra dan di medial
atrium sinistra. Ventrikel dextra berbentuk bulan sabit atau setengah bulatan, tebal
dindingnya 4-5 mm. Bentuk ventrikel kanan seperti ini guna menghasilkan kontraksi
bertekanan rendah yang cukup untuk mengalirkan darah ke dalam arteria pulmonalis.
Sirkulasi pulmonar merupakan sistem aliran darah bertekanan rendah, dengan resistensi yang
jauh lebih kecil terhadap aliran darah dari ventrikel dextra, dibandingkan tekanan tinggi
sirkulasi sistemik terhadap aliran darah dari ventrikel kiri. Karena itu beban kerja dari
ventrikel kanan jauh lebih ringan daripada ventrikel kiri. Oleh karena itu, tebal dinding
ventrikel dextra hanya sepertiga dari tebal dinding ventrikel sinistra. Selain itu, bentuk bulan
sabit atau setengah bulatan ini juga merupakan akibat dari tekanan ventrikel sinistra yang
lebih besar daripada tekanan di ventrikel dextra. Disamping itu, secara fungsional, septum
lebih berperan pada ventrikel sinistra, sehingga sinkronisasi gerakan lebih mengikuti gerakan
ventrikel sinistra.
Dinding anterior dan inferior ventrikel dextra disusun oleh serabut otot yang disebut
Trabeculae Carnae, yang sering membentuk persilangan satu sama lain. Trabeculae carnae di
bagian apical ventrikel dextra berukuran besar yang disebut Trabeculae Septomarginal
(Moderator Band). Secara fungsional, ventrikel dextra dapat dibagi dalam alur masuk dan
alur keluar. Ruang alur masuk ventrikel dextra (Right Ventricular Inflow Tract) dibatasi oleh
katup tricupidalis, trabekel anterior, dan dinding inferior ventrikel dextra. Alur keluar
ventrikel dextra (Right Ventricular Outflow Tract) berbentuk tabung atau corong, berdinding
licin, terletak di bagian superior ventrikel dextra yang disebut Infundibulum atau Conus
Arteriosus. Alur masuk dan keluar ventrikel dextra dipisahkan oleh Krista Supraventrikularis
yang terletak tepat di atas daun anterior katup tricuspidalis.
Untuk menghadapi tekanan pulmonary yang meningkat secara perlahan-lahan, seperti
pada kasus hipertensi pulmonar progresif, maka sel otot ventrikel dextra mengalami hipertrofi
untuk memperbesar daya pompa agar dapat mengatasi peningkatan resistensi pulmonary, dan
dapat mengosongkan ventrikel. Tetapi pada kasus dimana resistensi pulmonar meningkat
secara akut (seperti pada emboli pulmonary massif) maka kemampuan ventrikel dextra untuk
memompa darah tidak cukup kuat, sehingga seringkali diakhiri dengan kematian.

d)Ventrikel Sinistra
Berbentuk lonjong seperti telur, dimana pada bagian ujungnya mengarah ke antero-
inferior kiri menjadi Apex Cordis. Bagian dasar ventrikel tersebut adalah Annulus Mitralis.
Tebal dinding ventrikel sinistra 2-3x lipat tebal dinding ventrikel dextra, sehingga menempati
75% masa otot jantung seluruhnya. Tebal ventrikel sinistra saat diastole adalah 8-12 mm.
Ventrikel sinistra harus menghasilkan tekanan yang cukup tinggi untuk mengatasi tahanan
sirkulasi sitemik, dan mempertahankan aliran darah ke jaringan-jaringan perifer. Sehingga
keberadaan otot-otot yang tebal dan bentuknya yang menyerupai lingkaran, mempermudah
pembentukan tekanan tinggi selama ventrikel berkontraksi. Batas dinding medialnya berupa
septum interventrikulare yang memisahkan ventrikel sinistra dengan ventrikel dextra.
Rentangan septum ini berbentuk segitiga, dimana dasar segitiga tersebut adalah pada daerah
katup aorta.
Septum interventrikulare terdiri dari 2 bagian yaitu: bagian Muskulare (menempati
hampir seluruh bagian septum) dan bagian Membraneus. Pada dua pertiga dinding septum
terdapat serabut otot Trabeculae Carnae dan sepertiga bagian endocardiumnya licin. Septum
interventrikularis ini membantu memperkuat tekanan yang ditimbulkan oleh seluruh ventrikel
pada saat kontraksi. Pada saat kontraksi, tekanan di ventrikel sinistra meningkat sekitar 5x
lebih tinggi daripada tekanan di ventrikel dextra; bila ada hubungan abnormal antara kedua
ventrikel (seperti pada kasus robeknya septum pasca infark miokardium), maka darah akan
mengalir dari kiri ke kanan melalui robekan tersebut. Akibatnya jumlah aliran darah dari
ventrikel kiri melalui katup aorta ke dalam aorta akan berkurang.

C. Katub-katub Jantung
Katup jantung berfungsi mempertahankan aliran darah searah melalui bilik-bilik
jantung (Aurum, 2007). Setiap katub berespon terhadap perubahan tekanan (Setiadi 2007:
169). Katub-katub terletak sedemikian rupa, sehingga mereka membuka dan menutup secara
pasif karena perbedaan tekanan, serupa dengan pintu satu arah Sherwood, Lauralee, 2001:
261). Katub jantung dibagi dalam dua jenis, yaitu katub atrioventrikuler, dan katub semilunar.

a) Katub Atrioventrikuler
Letaknya antara atrium dan ventrikel, maka disebut katub atrioventrikular. Katub
yang terletak di antara atrium kanan dan ventrikel kanan mempunyai tiga buah katub disebut
katub trukuspid (Setiadi, 2007: 169). Terdiri dari tiga otot yang tidak sama, yaitu: 1) Anterior,
yang merupakan paling tebal, dan melekat dari daerah Infundibuler ke arah kaudal menuju
infero-lateral dinding ventrikel dextra. 2) Septal, Melekat pada kedua bagian septum
muskuler maupun membraneus. Sering menutupi VSD kecil tipe alur keluar. 3) Posterior,
yang merupalan paling kecil, Melekat pada cincin tricuspidalis pada sisi postero-inferior
(Aurum, 2007).
Sedangkan katub yang letaknya di antara atrium kiri dan ventrikel kiri mempunyai
dua daun katub disebut katub mitral (Setiadi, 2007: 169). Terdiri dari dua bagian, yaitu daun
katup mitral anterior dan posterior. Daun katup anterior lebih lebar dan mudah bergerak,
melekat seperti tirai dari basal bentrikel sinistra dan meluas secara diagonal sehingga
membagi ruang aliran menjadi alur masuk dan alur keluar (Aurum, 2007).

b) Katub Semilunar
Disebut semilunar (“bulan separuh”) karena terdiri dari tiga daun katub, yang masing-
masing mirip dengan kantung mirip bulan separuh (Sherwood, Lauralee, 2007: 262). Katub
semilunar memisahkan ventrikel dengan arteri yang berhubungan. Katub pulmonal terletek
pada arteri pulmonalis, memisahkan pembuluh ini dari ventrikel kanan. Katub aorta terletak
antara ventrikel kiri dan aorta. Adanya katub semilunar ini memungkinkan darah mengalir
dari masing-masing ventrikel ke arteri pulmonalis atau aorta selama systole ventrikel, dan
mencegah aliran balik waktu diastole ventrikel (Setiadi, 2007: 170).

D.Lapisan Jantung
Dinding jantung terutama terdiri dari serat-serat otot jantung yang tersusun secara
spiral dan saling berhubungan melalui diskus interkalatus (Sherwood, Lauralee, 2001: 262).
Dinding jantung terdiri dari tiga lapisan berbeda, yaitu:
a) Perikardium (Epikardium)
Epi berarti “di atas”, cardia berarti “jantung”, yang mana bagian ini adalah suatu
membran tipis di bagian luar yang membungkis jantung. Terdiri dari dua lapisan, yaitu
(Setiadi, 2007):
Perikarduim fibrosum (viseral), merupakan bagian kantong yang membatasi
pergerakan jantung terikat di bawah sentrum tendinium diafragma, bersatu dengan pembuluh
darah besar merekat pada sternum melalui ligamentum sternoperikardial.
Perikarduim serosum (parietal), dibagi menjadi dua bagian, yaitu Perikardium
parietalis membatasi perikarduim fibrosum sering disebut epikardium, dan Perikarduim
fiseral yang mengandung sedikit cairan yang berfungsi sebagai pelumas untuk mempermudah
pergerakan jantung.

b) Miokardium
Myo berarti “otot”, merupakan lapisan tengah yang terdiri dari otot jantung,
membentuk sebagian besar dinding jantung. Serat-serat otot ini tersusun secara spiral dan
melingkari jantung (Sherwood, Lauralee, 2001: 262). Lapisan otot ini yang akan menerima
darah dari arteri koroner (Setiadi, 2007: 172).

c) Endokardium
Endo berarti “di dalam”, adalah lapisan tipis endothelium, suatu jaringan epitel unik
yang melapisi bagian dalam seluruh sistem sirkulasi (Sherwood, Lauralee, 2007: 262).

E.Persarafan Jantung
Jantung dipersarafi oleh sistem saraf otonom. Kecepatan denyut jantung terutama
ditentukan oleh pengaruh otonom pada nodus SA. Jantung dipersarafi oleh kedua divisi
sistem saraf otonom, yang dapat memodifikasi kecepatan (serta kekuatan) kontraksi,
walaupun untuk memulai kontraksi tidak memerlukan stimulasi saraf. Saraf parasimpatis ke
jantung, yaitu saraf vagus, terutama mempersarafi atrium, terutama nodus SA dan AV. Saraf-
saraf simpatis jantung juga mempersarafi atrium, termasuk nodus SA dan AV, serta banyak
mempersarafi ventrikel (Sherwood, Lauralee, 2001: 280).

F.Pembulu Darah
Pembuluh darah adalah prasarana jalan bagi aliran darah. Secara garis besar peredaran
darah dibedakan menjadi dua, yaitu peredaran darah besar yaitu dari jantung ke seluruh
tubuh, kembali ke jantung (surkulasi sistemik), dan peredaran darah kecil, yaitu dari jantung
ke paru-paru, kembali ke jantung (sirkulasi pulmonal).

a) Arteri
Suplai darah ke miokardium berasal dari dua arteri koroner besar yang berasal dari
aorta tepat di bawah katub aorta. Arteri koroner kiri memperdarahi sebagian besar ventrikel
kiri, dan arteri koroner kanan memperdarahi sebagian besar ventrikel kanan (Setiadi, 2007:
179).

a. Arteri Koroner Kanan


Berjalan ke sisi kanan jantung, pada sulkus atrioventrikuler kanan. Pada dasarnya
arteri koronarian kanan memberi makan pada atrium kanan, ventrikel kanan, dan dinding
sebelah dalam dari ventrikel kiri. Bercabang menjadi Arteri Atrium Anterior Dextra (RAAB
= Right Atrial Anterior Branch) dan Arteri Coronaria Descendens Posterior (PDCA =
Posterior Descending Coronary Artery). RAAB memberikan aliran darah untuk Nodus Sino-
Atrial. PDCA memberikan aliran darah untuk Nodus Atrio-Ventrikular (Aurum, 2007).

b. Arteri Koroner Kiri


Berjalan di belakang arteria pulmonalis sebagai arteri coronaria sinistra utama
(LMCA = Left Main Coronary Artery) sepanjang 1-2 cm. Bercabang menjadi Arteri
Circumflexa (LCx = Left Circumflex Artery) dan Arteri Descendens Anterior Sinistra (LAD
= Left Anterior Descendens Artery). LCx berjalan pada Sulcus Atrio-Ventrcular mengelilingi
permukaan posterior jantung. LAD berjalan pada Sulcus Interventricular sampai ke Apex.
Kedua pembuluh darah ini bercabang-cabang dan memberikan lairan darah diantara kedua
sulcus tersebut (Aurum, 2007).

c. Vena
Distrubusi vena koroner sesungguhnya parallel dengan distribusi arteri koroner.
Sistem vena jantung mempunyai tiga bagian, yaitu (Setiadi, 2007: 181):
Vena tabesian, merupakan sistem terkecil yang menyalurkan sebagian darah dari
miokardium atrium kanan dan ventrikel kanan.
Vena kardiaka anterior, mempunyai fungsi yang cukup berarti, mengosongkan
sebagian besar isi vena ventrikel langsung ke atrium kanan.
Sinus koronarius dan cabangnya, merupakan sistem vena yang paling besar dan paling
penting, berfungsi menyalurkan pengembalian darah vena miokard ke dalam atrium kanan
melalui ostinum sinus koronaruis yang bermuara di samping vena kava inferior.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Sistem kardiovaskuler terdiri dari tiga bagian utama yaitu jantung, darah dan pembuluh
darah, yang mana dari ketiga bagian itu saling berkaitan satu sama lain. Bagian pertama
adalah jantung. Jantung adalah sebuah rongga, rongga organ berotot yang memompa darah
lewat pembuluh darah oleh kontraksi berirama yang berulang. Jantung adalah salah satu
organ manusia yang berperan dalam sistem peredaran darah. Kemudian Darah. Tak hanya itu,
peranannya dalam tubuh pun sangatlah vital. Berikut adalah beberapa fungsi darah bagi tubuh
; (1).Darah melalui plasma darah akan mengedarkan sari makanan ke seluruh bagian tubuh.
Sel darah merah akan mengangkut oksigen ke seluruh tubuh, (2).Sel darah putih akan
membunuh kuman yang masuk ke dalam tubuh, (3).Keping-keping darah akan menutup
setiap luka yang dialami tubuh, (4).Darah akan menjaga kestabilan suhu tubuh. Bagian yang
terakhir adalah pembuluh darah, Ada tiga macam pembuluh darah: arteria, vena, dan kapiler.
Arteria membawa darah dari jantung dan mendistribusikannya ke seluruh jaringan tubuh
melalui cabang-cabangnya. Arteri yang kecil disebut arteriola, persatuan cabang-cabang
disebut anastomosis. Vena adalah pembuluh yang membawa darah kembali ke jantung;
banyak diantaranya yang mempunyai katup. Vena yang terkecil disebut venula, vena yang
lebih besar atau muara-muaranya, bergabung membentuk vena yang lebih besar lagi, yang
biasanya membentuk satu hubungan dengan yang lain menjadi plexus venosus. Vena yang
keluar dari gastrointestinal tidak langsung menuju ke jantung tetapi bersatu membentuk vena
porta. Kapiler adalah pembuluh yang sangat kecil dan menghubungkan arteriola dengan
venula(Snell, 2006)
Sumber :
Diunduh dari : http://www.scribd.com
Diunduh dari : http://muel-muel.blogspot.com
Diunduh dari : http://www.anneahira.com
Vander at all, 2001, Human Physiology : The Mechanism of Body Function, Eight Edition,
The McGraw Hills Company
Despopoulos, Color Atlas Pysiology, Fifth Edition
Diposkan oleh Ramdhany.
Tulus Andi (2009). Anatomi dan fisiologi sistem Kardiovaskuler.
http://Tulusandi.blogspot.com

Anda mungkin juga menyukai