Lapisan ke 9 adalah lapisan dari rods dan cones atau batang dan
kerucut. Ini adalah elemen-elemen visual atau elemen penglihatan.
Gelombang cahaya yang jatuh di retina ditangkap oleh rods dan
cones, diubah menjadi impuls syaraf yang berjalan melalui sel sel
bipoler, dan dibawa oleh nervus opticus dan tractus opticus ke otak,
yakni fissura calcarina di cortex dari lobus occipitalis. Setelah sampai
disini timbullah sensasi cahaya.
Cones gunanya untuk photoptic vision, yakni penglihatan
pada penerangan dengan intensitas yang tinggi, untuk
penglihatan sentral, dan juga untuk dapat membedakan
warna.
Di macula terdapat lebih banyak cones daripada rods; di fovea
centralis hanya ada cones saja dan bentuknya lebih panjang
dan sempit.
Bila ketiga macam pigmen itu tidak ada, disebut achromatopsia, dan
ia hanya dapat membedakan warna hitam dan putih saja.
Pemeriksaan buta warna dilakukan dengan memakai buku Ishihara.
Corresponding areas
Syaraf sensibilitas
1. Akibat arteriosclerose
2. Akibat hipertensi
3. Akibat DM
1. Retinopathy akibat Arteriosclerose
Ini adalah proses penuaan (senilis) yang biasanya dimulai pada umur
± 60 tahun. Proses penuaan ini terdiri dari :
Kedua hal ini terjadi diseluruh tubuh, juga di retina. Tapi di retina juga
terjadi perubahan-perubahan lain, yakni : 3) dinding pembuluh darah
yang lebih tebal itu menjadi kurang tembus pandang.
Dalam keadaan normal, dinding pembuluh darah berwarna
transparan, sehingga pada funduscopy, terlihat langsung kolom
darahnya. Tetapi pada arteriosclerose — karena dinding pembuluh
darah menjadi tebal, maka dapat terlihat :
a. Copper-wire arteries
Arteri-arteri tidak berwarna merah lagi tetapi seperti warna
tembaga karena campuran warna merah dari darah dan warna
putih dari dinding.
b. Silver-wire arteries
Arteri-arteri warnanya putih seperti perak karena warna
merah dari darah tak terlihat lagi. Hanya terlihat warna putih
dari dinding pembuluh darah.
1. Retinopathy akibat Arteriosclerose
c. Crossing phenomenon.
Dipersimpangan antara
arteri dan vena,
dinding arteri yang
lebih keras menekan
dinding vena yang
lembut sehingga vena
seolah-olah menjadi
lebih kecil.
1. Retinopathy akibat Arteriosclerose
c. Crossing phenomenon.
Dipersimpangan antara
arteri dan vena,
dinding arteri yang
lebih keras menekan
dinding vena yang
lembut sehingga vena
seolah-olah menjadi
lebih kecil.
1. Retinopathy akibat Arteriosclerose
c. Crossing phenomenon.
Dipersimpangan antara
arteri dan vena,
dinding arteri yang
lebih keras menekan
dinding vena yang
lembut sehingga vena
seolah-olah menjadi
lebih kecil.
1. Retinopathy akibat Arteriosclerose
1. Retinopathy akibat Arteriosclerose
1. Retinopathy akibat Arteriosclerose
Bila hanya terdapat 3 kelainan tersebut di atas dan belum terjadi
kelainan di retina, maka keadaan ini hanya disebut arteriosclerosis
retinae dan belum retinopathy. Disini walaupun lumen sudah
menjadi lebih sempit, aliran darah masih cukup untuk memberi
nutrisi pada retina. Bila retina sudah tidak mendapatkan nutrisi yang
cukup lagi, barulah terjadi perubahan di retina dan terjadilah
retinopathy.
Perubahan-perubahan yang terjadi adalah :
a. Perdarahan
b. Edema
1. Retinopathy akibat Arteriosclerose
a. Perdarahan.
Perdarahan di retina
Karena papil adalah sebagian dari syaraf (N II), maka keadaan ini
juga disebut neuro-retinopathy.
2. Retinopathy e.c hipertensi
Gejala subjektif
Terapi