Anda di halaman 1dari 6

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topic : Interaksi Obat dan Makanan


Hari / Tanggal :
Waktu : 1 X 30 Menit
Tempat :
Peserta :
Penyuluh : Petugas Puskesmas Tempurejo

I. Tujuan Intruksional Umum


Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit, keluarga dan klien mampu memahami
tentang Interaksi Obat dan Makanan
.
II. Tujuan Intruksional Khusus
Setelah diberikan penjelasan selama 30 menit diharapkan sasaran dapat menjelaskan
tentang:
a. Pengertian Obat
b. Manfaat Obat
c. Cara Menyimpan Obat
d. Cara Minum Obat
e. Efek samping Obat
f. Interaksi Obat dan Makanan
g. Cara mengetahui obat kadaluarsa
III. Materi Penyuluhan
a. Pengertian Obat
b. Manfaat Obat
c. Cara Menyimpan Obat
d. Cara Minum Obat
e. Efek samping Obat
f. Interaksi Obat dan Makanan
g. Cara mengetahui obat kadaluarsa
IV. Metode Pembelajaran
Metode : Ceramah dan Diskusi
V. Media
Media : Leaflet
VI. Proses Penyuluhan

NO KEGIATAN PENYULUH KEGIATAN PESERTA WAKTU

1 Pembukaan :
 Membuka kegiatan dengan  Menjawab salam
mengucapkan salam
 Mengingatkan kontrak  Mendengarkan
5 Menit
 Menjelaskan tujuan dari  Memperhatikan
penyuluhan
 Menyebutkan materi yang  Memperhatikan
akan diberikan
2 Pelaksanaan :  Memperhatikan dan 20 Menit
 Menjelaskan pengertian mendengarkan
Obat
 Menjelaskan manfaat Obat
 Menjelaskan cara
menyimpan obat
 Menjelaskan cara minum
obat
 Menjelaskan efek samping
obat
 Menjelaskan tentang
interaksi obat dan makanan
3 Evaluasi :
 Menanyakan kepada peserta  Menjawab pertanyaan 5 Menit
tentang materi yang telah
diberikan dan reinforcement
kepada peserta yang dapat
menjawab pertanyaan
4 Terminasi :
 Mengucapkan terima kasih  Mendengarkan 2 Menit
atas peran serta peserta
 Mengucapkan salam  Menjawab Salam
penutup

VII. Evaluasi
Prosedur : Post Test
Jenis tes : Pertanyaan secara lisan
Butir-butir pertanyaan :
a. Apa yang dimaksud Obat?
b. Sebutkan manfaat Obat
c. Sebutkan cara menyimpan Obat
d. Sebutkan cara minum obat yang benar
e. Sebutkan efek samping obat
f. Sebutkan Interaksi Obat dan makanan
g. Cara mngetahui obat kadaluarsa
VIII. Kepustakaan
LAMPIRAN
MATERI
a. Pengertian Obat
Apa itu obat? Secara umum, pengertian obat adalah semua bahan tunggal/campuran yang dipergunakan
oleh semua makhluk untuk bagian dalam dan luar tubuh guna mencegah, meringankan, dan
menyembuhkan penyakit.
Sedangkan, menurut undang-undang, pengertian obat adalah suatu bahan atau campuran bahan untuk
dipergunakan dalam menentukan diagnosis, mencegah, mengurangi, menghilangkan, menyembuhkan
penyakit atau gejala penyakit, luka atau kelainan badaniah atau rohaniah pada manusia atau hewan
termasuk untuk memperelok tubuh atau bagian tubuh manusia.

b. Manfaat Obat
1. Untuk pencegahan penyakit
2. Menyembuhkan penyakit
3. Memulihkan (rehabilitasi) kesehatan
4. Mengubah fungsi normal tubuh untuk tujuan tertentu
5. Peningkatan kesehatan
6. Mengurangi rasa sakit

c. Cara Menyimpan Obat


Bagaimana cara menyimpan obat dengan benar?? Sudahkah obat-obatan kita di rumah tersimpan
dengan baik? Berikut adalah tips cara menyimpan obat yang benar :

1. Jauhkan dai jangkauan Anak-anak


2. Simpan Obat pada kemasan aslinya dan dalamwadah tertutup
3. Simpan Obat dalam Suhu yang sesuai
4. Obat Cair tidak boleh dimasukkan kembali ke botol dan Tanggal kadaluarsa tidak berlaku
jika tutup botol terbuka
5. Jangan menyimpan berbagai macam obat dalam satu tempat.

d. Cara Minum Obat


1. Periode minum Obat
3 X 1 tablet sehari, diminum setiap 8 jam
2 X 1 tablet sehari, diminum setiap 12 jam
2. Tepat dosis
Dosis sesuai dengan petunjuk
3. Waktu minum obat
Sebelum makan : diminum 30-60 sebelum makan
Sesudah makan : diminum 30 menit sesudah makan

e. Efek Samping Obat


Apa saja gejala yang ditimbulkan oleh efek samping obat?
1. Efek samping umum
a. Pusing Mual
b. Sembelit
c. Diare
d. Drowiness
e. Nyeri dan Reaksi kulit
2. Efek samping serius
a. Kematian
b. Kelemahan fisik Kondisi jantung dan Stroke
c. Interaksi Obat dan Makanan
Obat bisa berinteraksi dengan zat lain yang masuk ke tubuh Anda, seperti zat dalam makanan.
Interaksi obat dan makanan ini bisa menimbulkan perubahan dalam bagaimana obat bekerja.
Apa akibat dari interaksi obat dan makanan?
Beberapa hal yang bisa diakibatkan karena interaksi obat dan makanan adalah:
 Mencegah obat bekerja dengan seharusnya
 Mengubah bagaimana tubuh Anda menggunakan makanan
 Menyebabkan efek samping obat menjadi lebih buruk atau malah lebih baik
 Menyebabkan efek samping baru
Obat dan makanan tidak dapat dipisahkan. Saat minum obat biasanya Anda diharuskan makan terlebih
dahulu atau setelahnya. Namun, Anda harus mengetahui interaksi obat dan makanan. Berikut ini
merupakan beberapa interaksi obat dan makanan yang umum terjadi.

1. Susu atau produk susu dengan antibiotik

Susu atau produk susu (seperti keju dan yogurt) dapat mencegah penyerapan beberapa antibiotik,
seperti tetrasiklin dan ciprofloxacin. Kalsium dalam susu dan produk susu dapat mengikat antibiotik
pada lambung dan usus kecil bagian atas untuk membentuk senyawa yang dapat larut. Sehingga,
penyerapan antibiotik oleh tubuh dapat terganggu.

Untuk mencegah hal ini terjadi, Anda disarankan untuk minum antibiotik satu jam sebelum atau dua
jam setelah makan. Anda mungkin tidak perlu benar-benar menghindari susu.

2. Grapefruit (jeruk bali merah) dengan beberapa obat

Jeruk bali merah dapat berinteraksi dengan beberapa obat. Salah satunya adalah dengan statin (obat
penurun kolesterol). Jeruk bali merah dapat meningkatkan jumlah obat statin dalam darah, sehingga
dapat menyebabkan efek samping yang lebih besar.

Jeruk bali merah juga dapat berinteraksi dengan obat golongan calcium channel blockers (obat
untuk tekanan darah tinggi), seperti felodipine, nicardipine, nisoldipine, amlodipine, diltiazem, dan
nifedipine. Jeruk ini dapat mengganggu pemecahan obat-obat tersebut, sehingga malah dapat
menyebabkan tekanan darah menjadi lebih tinggi.

Beberapa jenis obat lain juga dapat berinteraksi dengan jeruk bali merah ini. Di antaranya adalah
antihistamin, obat pengganti tiroid, obat kontrasepsi, obat penghambat asam lambung, dan obat
penekan batuk dekstrometorfan. Anda disarankan untuk menghindari jeruk bali merah saat
mengonsumsi obat-obatan ini.

Senyawa yang disebut furanocoumarin dalam jeruk bali merah dapat mengubah karakteristik dari
obat. Sehingga, kadar obat dalam darah dapat lebih tinggi atau lebih rendah dan menimbulkan efek
samping.

3. Sayuran hijau (vitamin K) dengan warfarin

Warfarin adalah obat pengencer darah yang dapat membantu mencegah pembekuan darah. Obat
ini bekerja dengan cara mengganggu vitamin K-faktor pembekuan darah dependen. Sehingga,
mengonsumsi sayuran hijau yang mengandung vitamin K tinggi dapat menurunkan kinerja obat
warfarin ini.
Beberapa sayuran hijau yang mengandung vitamin K tinggi adalah bayam, kale, sawi, brokoli,
asparagus, lobak hijau, dan kol brussel. Namun, bukan berarti Anda harus benar-benar menghindari
sayuran ini. Justru, Anda harus secara konsisten mengonsumsi sayuran ini sesuai kebiasaan makan
Anda sehari-hari. Pengurangan atau peningkatan asupan sayuran hijau ini secara tiba-tiba di luar
kebiasaan makan Anda malah dapat menyebabkan masalah.

4. TEH

Minum obat dengan teh memang dapat membantu menyamarkan rasa pahit dari obat yang
dikonsumsi. Meski demikian, hal ini tidak dianjurkan. Sudah banyak dokter dan rumah sakit yang
tidak memperbolehkan pasien minum obat pakai teh, apalagi teh hijau.

Di dalam pencernaan, senyawa kafein yang terkandung dalam teh dapat berikatan dengan zat kimia
obat, menyebabkan obat menjadi sulit dicerna. Efek interaksi obat dengan kafein ini dapat
menurunkan efektivitas kerja obat di dalam tubuh.

Selain itu, kafein dapat dengan dengan mudah merangsang sistem saraf pusat sehingga
menimbulkan rasa gugup, sakit perut, sulit berkonsentrasi, sulit tidur, peningkatan denyut jantung,
dan peningkatan tekanan darah. Efek samping kafein ini juga semakin menghambat obat bekerja
efektif dalam tubuh untuk menyasar sumber penyakitnya

5. KOPI

Efek melek yang Anda rasakan setelah minum kopi didapat dari kandungan kafein yang bekerja
dengan merangsang kerja otak dan jantung. Akan tetapi, kafein dalam kopi dapat berinteraksi
dengan beberapa jenis obat. Contohnya efedrin dan fenilpropanolamin, dua obat yang berfungsi
mengatasi gejala flu dan hidung tersumbat.

Ketika Anda minum kopi setelah minum obat ini, detak jantung akan meningkat drastis. Ini jelas
sangat buruk dampaknya bagi jantung. Hal yang sama akan terjadi seperti pada obat
asma, theophylline atau mirip dengan kafein, antidepressan dan obat antipsikotik, kelompok
antibiotik kuinolon, dan pil KB.

Bahaya lainnya dari minum kopi setelah minum obat adalah bisa memicu keracunan karena kafein
dapat bertahan lebih lama di dalam tubuh.

Itu sebabnya kafein tidak bisa dikonsumsi setelah Anda meminum obat. Minum obat sebaiknya
dengan air putih. Tidak disarankan minum obat dengan kopi, teh, jus, susu, minuman ringan
bersoda, apalagi minuman keras. Beri jarak 2-3 jam setelah minum obat, barulah minum kopi

d. Cara mengetahui obat kadaluarsa


1. Perhatikan tanggal kadaluarsa yang tertera pada kemasan (jika tidak bias membaca maka minta
bantuan)
2. Perhatikan perubahan bentuk pada Obat.
Berikut adalah tanda-tanda kadaluarsa obat berdasarkan masing-masing bentuk sediaan obat:
1. Padat, dapat berupa sediaan tablet, kapsul, pil dan serbuk.
Umumnya mengalami perubahan berupa perubahan warna, bau, rasa dan konsistensinya.
Tablet dan kapsul mudah menyerap air dari udara sehingga menjadi meleleh, lengket dan
rusak. Tanda-tanda yang mencolok sebagai berikut:
a. Kemasan mungkin menjadi menggelembung.
b. Tablet berubah ukuran, ketebalannya dan terdapat bintik-bintik.
c. Masing-masing tablet dalam kemasan ukurannya tidak sama dan tulisan pada tablet dapat
memudar.
d. Kapsul berubah ukuran dan panjangnya,
e. Mengalami keretakan dan warna kapsul memudar.
f. Obat puyer akan menggumpal jika telah mengalami reaksi kimia
2. Semisolid, dapat berupa sediaan salep, krim, pasta, danjeli.Umumnya mengalami perubahan
karena dipengaruhi oleh panas. Salep dan krim berubah konsistensinya dan dapat menjadi
terpisah-pisah, bau dan viskositasnya berubah, melembut, kehilangan komponen airnya, tidak
homogen lagi, penyebaranukuran dan bentuk partikel tidak merata serta pH nya berubah.
3. Cair, dapat berupa sediaan eliksir, sirup, emulsi dan suspensi oral.Umumnya dipengaruhi
oleh panas. Perubahannya dalam hal warna, konsistensi,ph, kelarutan, dan viskositas, Bentuk
sediaan cair menjadi tidak homogen. Beberapa obat, seperti obat suntik dan tetes mata atau
telinga, cepat rusak bila terkena sinar. Terdapat partikel-partikel kecil yang mengambang pada
obatcair namun hal ini normal pada suspensi. Bau dan rasa obat berubah menjadi tajam seperti
bleach, acid, gasoline, punguent.
4. Gas, contohnya oksigen.Aerosol mengalami kebocoran, kontaminasi partikelnya, fungsi
tabungnya rusakdan beratnya berkurang.

Anda mungkin juga menyukai