1 Pembukaan :
Membuka kegiatan dengan Menjawab salam
mengucapkan salam
Mengingatkan kontrak Mendengarkan
5 Menit
Menjelaskan tujuan dari Memperhatikan
penyuluhan
Menyebutkan materi yang Memperhatikan
akan diberikan
2 Pelaksanaan : Memperhatikan dan 20 Menit
Menjelaskan pengertian mendengarkan
Obat
Menjelaskan manfaat Obat
Menjelaskan cara
menyimpan obat
Menjelaskan cara minum
obat
Menjelaskan efek samping
obat
Menjelaskan tentang
interaksi obat dan makanan
3 Evaluasi :
Menanyakan kepada peserta Menjawab pertanyaan 5 Menit
tentang materi yang telah
diberikan dan reinforcement
kepada peserta yang dapat
menjawab pertanyaan
4 Terminasi :
Mengucapkan terima kasih Mendengarkan 2 Menit
atas peran serta peserta
Mengucapkan salam Menjawab Salam
penutup
VII. Evaluasi
Prosedur : Post Test
Jenis tes : Pertanyaan secara lisan
Butir-butir pertanyaan :
a. Apa yang dimaksud Obat?
b. Sebutkan manfaat Obat
c. Sebutkan cara menyimpan Obat
d. Sebutkan cara minum obat yang benar
e. Sebutkan efek samping obat
f. Sebutkan Interaksi Obat dan makanan
g. Cara mngetahui obat kadaluarsa
VIII. Kepustakaan
LAMPIRAN
MATERI
a. Pengertian Obat
Apa itu obat? Secara umum, pengertian obat adalah semua bahan tunggal/campuran yang dipergunakan
oleh semua makhluk untuk bagian dalam dan luar tubuh guna mencegah, meringankan, dan
menyembuhkan penyakit.
Sedangkan, menurut undang-undang, pengertian obat adalah suatu bahan atau campuran bahan untuk
dipergunakan dalam menentukan diagnosis, mencegah, mengurangi, menghilangkan, menyembuhkan
penyakit atau gejala penyakit, luka atau kelainan badaniah atau rohaniah pada manusia atau hewan
termasuk untuk memperelok tubuh atau bagian tubuh manusia.
b. Manfaat Obat
1. Untuk pencegahan penyakit
2. Menyembuhkan penyakit
3. Memulihkan (rehabilitasi) kesehatan
4. Mengubah fungsi normal tubuh untuk tujuan tertentu
5. Peningkatan kesehatan
6. Mengurangi rasa sakit
Susu atau produk susu (seperti keju dan yogurt) dapat mencegah penyerapan beberapa antibiotik,
seperti tetrasiklin dan ciprofloxacin. Kalsium dalam susu dan produk susu dapat mengikat antibiotik
pada lambung dan usus kecil bagian atas untuk membentuk senyawa yang dapat larut. Sehingga,
penyerapan antibiotik oleh tubuh dapat terganggu.
Untuk mencegah hal ini terjadi, Anda disarankan untuk minum antibiotik satu jam sebelum atau dua
jam setelah makan. Anda mungkin tidak perlu benar-benar menghindari susu.
Jeruk bali merah dapat berinteraksi dengan beberapa obat. Salah satunya adalah dengan statin (obat
penurun kolesterol). Jeruk bali merah dapat meningkatkan jumlah obat statin dalam darah, sehingga
dapat menyebabkan efek samping yang lebih besar.
Jeruk bali merah juga dapat berinteraksi dengan obat golongan calcium channel blockers (obat
untuk tekanan darah tinggi), seperti felodipine, nicardipine, nisoldipine, amlodipine, diltiazem, dan
nifedipine. Jeruk ini dapat mengganggu pemecahan obat-obat tersebut, sehingga malah dapat
menyebabkan tekanan darah menjadi lebih tinggi.
Beberapa jenis obat lain juga dapat berinteraksi dengan jeruk bali merah ini. Di antaranya adalah
antihistamin, obat pengganti tiroid, obat kontrasepsi, obat penghambat asam lambung, dan obat
penekan batuk dekstrometorfan. Anda disarankan untuk menghindari jeruk bali merah saat
mengonsumsi obat-obatan ini.
Senyawa yang disebut furanocoumarin dalam jeruk bali merah dapat mengubah karakteristik dari
obat. Sehingga, kadar obat dalam darah dapat lebih tinggi atau lebih rendah dan menimbulkan efek
samping.
Warfarin adalah obat pengencer darah yang dapat membantu mencegah pembekuan darah. Obat
ini bekerja dengan cara mengganggu vitamin K-faktor pembekuan darah dependen. Sehingga,
mengonsumsi sayuran hijau yang mengandung vitamin K tinggi dapat menurunkan kinerja obat
warfarin ini.
Beberapa sayuran hijau yang mengandung vitamin K tinggi adalah bayam, kale, sawi, brokoli,
asparagus, lobak hijau, dan kol brussel. Namun, bukan berarti Anda harus benar-benar menghindari
sayuran ini. Justru, Anda harus secara konsisten mengonsumsi sayuran ini sesuai kebiasaan makan
Anda sehari-hari. Pengurangan atau peningkatan asupan sayuran hijau ini secara tiba-tiba di luar
kebiasaan makan Anda malah dapat menyebabkan masalah.
4. TEH
Minum obat dengan teh memang dapat membantu menyamarkan rasa pahit dari obat yang
dikonsumsi. Meski demikian, hal ini tidak dianjurkan. Sudah banyak dokter dan rumah sakit yang
tidak memperbolehkan pasien minum obat pakai teh, apalagi teh hijau.
Di dalam pencernaan, senyawa kafein yang terkandung dalam teh dapat berikatan dengan zat kimia
obat, menyebabkan obat menjadi sulit dicerna. Efek interaksi obat dengan kafein ini dapat
menurunkan efektivitas kerja obat di dalam tubuh.
Selain itu, kafein dapat dengan dengan mudah merangsang sistem saraf pusat sehingga
menimbulkan rasa gugup, sakit perut, sulit berkonsentrasi, sulit tidur, peningkatan denyut jantung,
dan peningkatan tekanan darah. Efek samping kafein ini juga semakin menghambat obat bekerja
efektif dalam tubuh untuk menyasar sumber penyakitnya
5. KOPI
Efek melek yang Anda rasakan setelah minum kopi didapat dari kandungan kafein yang bekerja
dengan merangsang kerja otak dan jantung. Akan tetapi, kafein dalam kopi dapat berinteraksi
dengan beberapa jenis obat. Contohnya efedrin dan fenilpropanolamin, dua obat yang berfungsi
mengatasi gejala flu dan hidung tersumbat.
Ketika Anda minum kopi setelah minum obat ini, detak jantung akan meningkat drastis. Ini jelas
sangat buruk dampaknya bagi jantung. Hal yang sama akan terjadi seperti pada obat
asma, theophylline atau mirip dengan kafein, antidepressan dan obat antipsikotik, kelompok
antibiotik kuinolon, dan pil KB.
Bahaya lainnya dari minum kopi setelah minum obat adalah bisa memicu keracunan karena kafein
dapat bertahan lebih lama di dalam tubuh.
Itu sebabnya kafein tidak bisa dikonsumsi setelah Anda meminum obat. Minum obat sebaiknya
dengan air putih. Tidak disarankan minum obat dengan kopi, teh, jus, susu, minuman ringan
bersoda, apalagi minuman keras. Beri jarak 2-3 jam setelah minum obat, barulah minum kopi