Anda di halaman 1dari 44

LAYANAN

REHIDRASI ORAL
AKTIF (LROA)
Oleh :
Seksi P2PM
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur
LATAR
BELAKANG
POTRET SANITASI INDONESIA
Belum
Mendapat
Layanan
Pengelolaan
Sampah
76,6%

MCK yang tidak Jamban tidak 49,5


berfungsi sanitair %
20,9%

Tidak melakukan CTPS


Tidak pada 5 waktu penting
menggunakan 81,5%
air bersih
terlindungi Sumber Data : Hasil Kajian Environmental Health Risk
42,5% Assesment (EHRA) Tahun 2012-2013
* Penyakit diare masih merupakan
masalah kesehatan masyarakat di
Indonesia, karena morbiditas dan
mortalitasnya yang masih tinggi
* Penyebab utama kematian akibat
diare adalah tata laksana yang
tidak tepat baik di rumah maupun
di sarana kesehatan.
* Untuk menurunkan kematian
karena diare perlu tata laksana
yang cepat dan tepat
PERNYATAAN BERSAMA WHO/UNICEF

Banyak penderita Diare dapat


diselamatkan dengan melakukan :
- Penanganan yang efektif di Rumah
Tangga
- Tatalaksana yang tepat di Sarana
Kesehatan

“Rekomendasi ini akan efektif bila


menjadi hal rutin yang dilakukan di
Rumah Tangga dan Sarana
Kesehatan
Sumber :Pernyataan bersama WHO/UNICEF dalam
penanganan klinis Diare akut,2004
Rekomendasi WHO/UNICEF

Mencegah dan mengatasi


dehidrasi dengan Oralit
osmolaritas rendah atau
cairan rumah tangga
Pemberian ASI
Teruskan pemberian
makan
Antibiotika yang selektif
Pemberian Zinc selama
10-14 hari
Laporan Ditjen PP dan PL, Kemenkes RI tahun
2014:
- CFR Diare saat KLB:
2013 : 1,11%, Diatas target nasional
2014 : 1,14%. (<1%)

Tingginya angka kematian diare ini


menunjukkan bahwa Sistem Kewaspadaan
Dini KLB (SKD-KLB) belum terlaksana
dengan baik
Cakupan pemberian Oralit dan Zinc
masih rendah

Pengamatan
RISKESDAS
Ditjen PP & PL
2013
2012
Oralit : 86,5%
Oralit : 33,3%
Zinc : 22%

AB tidak rasional :
81,8%
Zinc : 16,9%
Anti diare : 8,8%

Penanganan diare di puskesmas masih banyak yang


belum sesuai dengan standar tata laksana diare
POJOK ORALIT

salah satu upaya pemerintah dalam


menurunkan angka kematian diare

sarana bagi petugas kesehatan dalam


melakukan kegiatan konseling atau KIE

meningkatkan pengetahuan, serta


membangun sikap dan perilaku positif
masyarakat untuk berperan aktif dalam
penanggulangan diare pada bayi dan balita
Perlu upaya Layanan
POJOK peningkatan
layanan
Rehidrasi
ORALIT rehidrasi oral Oral Aktif
di fasyankes (LROA)

2019 : salah satu indikator


90% kab/kota kegiatan
mempunyai pengendalian diare
layanan rehidrasi
oral aktif
Penanganan
Diare
Klasifikasi Diare :
Diare Akut :
Diare yang berlangsung < 7 hari
Diare Bermasalah :
Tdd disentri, kolera, diare berkepanjangan,
diare persisten/kronik , diare dengan
malnutrisi serta diare dengan penyakit
penyerta
12
Definisi DIARE
adalah buang air besar yang frekuensinya
lebih sering dari biasanya (pada
umumnya 3 kali atau lebih) perhari
dengan konsistensi cair dan berlangsung
kurang dari 7 hari

13
Prosedur Penanganan Diare

1. Menilai derajad dehidrasi

2. Menentukan rencana
pengobatan
14
TABEL PENILAIAN DERAJAT DEHIDRASI

A B C
PENILAIAN Bila ada 2 tanda atau lebih
LIHAT :
- Keadaan Umum Baik,sadar Gelisah,rewel Lesu,lunglai, tidak
sadar
- Mata Normal Cekung Sangat cekung

- Rasa haus (beri Minum biasa/ Haus, ingin minum Malas/tidak bisa
air minum Tidak haus banyak minum

PERIKSA
- Turgor kulit Kembali cepat Kembali lambat Sangat lambat
(lebih 2 detik)
Derajat Dehidrasi Tanpa dehidrasi Dehidrasi ringan- Dehidrasi berat
sedang
Rencana Rencana terapi A Rencana Terapi B Rencana terapi C
Pengobatan
15
Menentukan rencana pengobatan

• RENCANA TERAPI A
Untuk penderita diare tanpa dehidrasi di
rumah
• RENCANA TERAPI B
Untuk penderita diare dehidrasi ringan –
sedang disarana kesehatan untuk
diberikan pengobatan selama 3 jam
• RENCANA TERAPI C
Untuk penderita diare dengan dehidrasi
berat di sarana kesehatan dengan
16pemberian cairan intravena
Penanganan Diare pada Anak

LINTAS DIARE
1. ORALIT osmolaritas rendah
2. Obat ZINC selama 10 hari
3. ASI dan Makanan sesuai umur
4. Antibiotika selektif (hanya atas
indikasi)
5. Nasihat pada ibu/pengasuh
17
1. PEMBERIAN ORALIT

• Cegah dehidrasi mulai dari


rumah dengan berikan oralit
RUMAH • Bisa berikan lebih banyak
TANGGA cairan RT

• Bila terjadi dehidrasi


(terutama pada anak),
harus segera dibawa ke
fasilitas kesehatan untuk
FASYANKES mendapatkan pengobatan
rehidrasi yang cepat &
tepat
CARA MENYIAPKAN ORALIT

• Cuci tangan sebelum menyiapkan.


• Lihat kemasan dan masa berlaku oralit.
• Siapkan 1 gelas (200 cc) air matang.
• Gunting ujung pembungkus oralit.
• Masukkan seluruh isi oralit kedalam
gelas yang berisi air tersebut
• Aduk hingga bubuk oralit larut.
• Siap untuk diminum

CARA MEMBERIKAN ORALIT

• Anak umur <1 tahun : 50-100 cc cairan


oralit setiap kali BAB.
• Anak umur >1 tahun : 100-200 cc cairan
oralit setiap kali BAB.
2. PEMBERIAN ZINC

SUDAH DEFISIENSI ZINC

• Bila anak diare, akan kehilangan zinc bersama


tinja, menyebabkan defisiensi menjadi lebih
berat.

MANFAAT ZINC

• mengurangi lama dan tingkat keparahan diare,


• mengurangi frekuensi buang air besar,
• mengurangi volume tinja,
• menurunkan kekambuhan kejadian diare pada
3 bulan berikutnya.
CARA MENYIAPKAN ZINC
: .
• Larutkan tablet dalam satu sendok air matang / ASI
(tablet mudah larut, ± 30 detik) segera berikan pd anak

CARA MEMBERIKAN ZINC

• Bila anak muntah ±10 menit setelah pemberian zinc,


ulangi dengan cara memberikan potongan lebih kecil
yang dilarutkan beberapa kali hingga satu dosis penuh
• Bila anak menderita dehidrasi berat dan perlu cairan
infus, tetap berikan zinc sesegera mungkin setelah anak
bisa minum/makan
• Pastikan semua anak yang diare mendapatkan obat zinc
selama 10 hari berturut-turut, dengan dosis:
• - Umur Umur <6 bulan : 10mg (½ tablet) zinc per hari
• - Umur >6 bulan : 20 mg (1 tablet) zinc per hari
3. PEMBERIAN ASI/MAKAN
TUJUAN

• untuk memberikan gizi pada penderita terutama


pada anak agar tetap kuat dan tumbuh serta
mencegah berkurangnya berat badan.

METODE

• Anak yang masih minum ASI harus lebih sering diberi


ASI.
• Anak yang minum susu formula diberikan lebih sering
daripada biasanya.
• Anak usia 6 bulan atau lebih termasuk bayi yang telah
mendapat makanan padat harus diberikan makanan
yang mudah dicerna sedikit demi sedikit tetapi sering.
• Setelah diare berhenti, pemberian makanan ekstra
diteruskan selama 2 minggu untuk membantu
pemulihan berat badan anak.
4. PEMBERIAN AB SELEKTIF

- AB harus selektif, tidak boleh digunakan secara rutin,


karena kecilnya kejadian diare yang memerlukannya
(8,4%).
- AB hanya bermanfaat pada anak dengan diare berdarah
(sebagian besar karena shigellosis), suspek kolera, dan
infeksi-infeksi di luar saluran pencernaan yang berat,
seperti pneumonia.
- Obat-obatan “anti-diare” tidak boleh diberikan pada anak
yang menderita diare, karena terbukti tidak bermanfaat.
- Obat anti muntah tidak dianjurkan kecuali muntah berat.
- Obat-obatan ini tidak mencegah dehidrasi ataupun
meningkatkan status gizi anak.
- Obat anti-protozoa digunakan bila terbukti diare disebabkan
oleh parasit (amuba, giardia).
5. PEMBERIAN NASEHAT

Ibu atau keluarga yang berhubungan erat


dengan balita harus diberi nasihat tentang:
a. Cairan (oralit) dan obat zinc di rumah.
b. Kapan harus membawa kembali balita ke petugas
kesehatan:
- Diare lebih sering
- Muntah berulang
- Sangat haus
- Makan atau minum sedikit
- Timbul demam
- Tinja berdarah
- Tidak membaik dalam 3 hari.
Rujukan Diare, dilakukan pada:

1. Dehidrasi ringan, tetapi muntah yang sering dengan


mengeluarkan yang ada di dalam perut.
2. Diare akut dengan dehidrasi berat.
3. Disentri dengan faktor risiko menjadi berat merupakan
indikasi rawat inap antara lain dengan gangguan gizi berat,
umur kurang dari satu tahun, menderita campak pada enam
bulan terakhir, disentri disertai dehidrasi berat dan disentri
dengan komplikasi.
4. Diare persisten pada bayi muda yang berumur kurang dari 2
bulan, mengalami dehidrasi, menderita infeksi berat,
penderita diperkirakan tidak akan dapat mengkonsumsi
makanan sesuai dengan jenis, bentuk dan jumlah yang
direkomendasikan.
5. Diare bermasalah lainnya seperti diare dengan gizi buruk,
dan diare dengan penyakit penyerta.
25
LROA
PENGERTIAN
Layanan Rehidrasi Oral :
salah satu layanan di puskesmas, yang menyediakan
• layanan konseling rehidrasi diare
• tatalaksana diare
• upaya yang harus dilakukan dan harus diketahui apabila terjadi diare
• pencegahan diare
• informasi lain terkait diare

kepada orang tua/pengasuh bayi/balita, kader, anggota PKK, karang


taruna, dll dalam upaya pencegahan dan tatalaksana diare di
masyarakat

Aktif yaitu AKTIF memberikan layanan kepada orang tua/pengasuh balita


yang berkunjung ke fasyankes
Definisi Operasional

LROA :
salah satu ruangan (tempat) di puskesmas
yang melakukan paling tidak dua dari
beberapa kegiatan Layanan Rehidrasi Oral
(LRO) secara terus menerus 3 bulan
terakhir dalam periode pelaporan tahun
berjalan, yang dibuktikan dengan adanya
data/laporan hasil pelaksanaan kegiatan.
KEBIJAKAN

1. Layanan Rehidrasi Oral Aktif merupakan


salah satu indikator kinerja pengendalian
diare di kabupaten / kota.
2. Layanan Rehidrasi Oral Aktif dilaksanakan
di puskesmas sebagai upaya untuk
meningkatkan pengetahuan, sikap, dan
perilaku masyarakat dalam pencegahan
dan penanggulangan diare.
3. Layanan Rehidrasi Oral Aktif dilakukan
dengan cara observasi penderita diare.
STRATEGI
1. Meningkatkan pengetahuan, sikap, dan perilaku
masyarakat dalam pencegahan dan penanggulangan
diare.
2. Mendorong dan memfasilitasi pengembangan potensi dan
peran serta masyarakat dalam penyebarluasan informasi
kepada masyarakat tentang pencegahan dan
penanggulangan diare.
3. Meningkatkan pengetahuan petugas kesehatan dalam
melaksanakan Layanan Rehidrasi Oral Aktif.
4. Meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan
kesehatan yang berkualitas melalui peningkatan sumber
daya manusia, penguatan institusi, dan standarisasi
pelayanan.
FUNGSI

1. Peningkatan pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat


tentang diare, dan upaya pencegahan dan penanggulangannya.
2. Promosi upaya rehidrasi oral dan pemberian zinc
3. Pemberian pelayanan bagi penderita diare (yang mengalami
dehidrasi ringan- sedang), diobservasi di Layanan Rehidrasi
Oral Aktif paling sedikit selama 3 jam; orang
tua/pengasuh/keluarganya akan diajarkan bagaimana cara
penyiapan oralit dan berapa banyak oralit yang harus diminum
oleh penderita.
4. Sosialisasi dan peningkatan kapasitas masyarakat tentang
diare dan upaya pencegahan dan penanggulangannya.
SARANA LROA
 Tenaga pelaksana :
 dokter/paramedis terlatih
 Prasarana :
a. Tempat pendaftaran
b. Ruangan
 meja, LROA Kit, sarana cuci
tangan dengan air mengalir dan
sabun
b. Lokasi
- Dekat ruang tunggu, ruang
periksa, serambi/lobby yang
tidak terlalu berdesakan dengan
pengunjung puskesmas
- Dekat toilet/K.M
- Nyaman dan punya ventilasi
yang baik
- Di ruangan MTBS atau lainnya
sesuai kondisi puskesmas
d. Desain
- Meja untuk menyiapkan oralit
- Kursi/bangku dengan sandaran
sehingga ibu/pengasuh dapat
duduk dengan nyaman saat
memangku anaknya
- Meja kecil dimana ibu/pengasuh
dapat menempatkan gelas yang
berisi larutan oralit
- Oralit paling sedikit 1 kotak (100
bungkus)
- Gelas ukur
- Gelas
- Sendok
- Lembar balik
- Leaflet untuk dibawa pulang ke
rumah
- Edukasi bagi ibu/pengasuh
KEGIATAN LROA
1. MANAJEMEN LROA

a. Advokasi dan sosialisasi kepada


pemangku kepentingan dan organisasi
terkait dalam masyarakat
b. KIE kepada masyarakat
c. Pelatihan petugas kesehatan dan kader
d. Penyusunan petunjuk teknis LROA
e. Pengadaan logistik LROA
f. Monitoring dan evaluasi
2. PELAKSANAAN KEGIATAN LROA

- Terintegrasi dengan program lain  MTBS


- Penyuluhan (KIE) mencakup :
* Diare (pencegahan & penanggulangan), perilaku
hidup bersih & sehat, air yang memenuhi syarat
kesehatan, jamban sehat dan rumah sehat
* Demonstrasi bgmn mencampur larutan oralit &
cara pemberiannya
* Advokasi & sosialisasi pd pemangku kepentingan
dan organisasi terkait dalam masyarakat
- Pelayanan Penderita :
* Setelah penderita diperiksa, tentukan diagnosa
dan derajat dehidrasi di ruang pengobatan
* Tentukan jumlah cairan yang diberikan dalam 3
jam berikutnya dan bawa ibu/pengasuh ke LROA
untuk menunggu selama diobervasi
* Di LROA :
- KIE, ajari cara membuat dan memberikan
oralit dan zinc
- Amati ibu/pengasuh saat memberikan oralit
dan zinc
- Pantau secara periodik dan catat keadaannya
setiap 1-2 jam sampai dehidrasi teratasi (3-6
jam)
- Catat/hitung jumlah oralit yang diberikan
- Berikan zinc dengan dosis sesuai usia anak
- Bila diperlukan berikan obat lain, seperti
penurun panas dan AB apabila ada disentri
atau kolera
ALUR KEGIATAN LROA
PUSKESMAS
DALAM GEDUNG

L
O Poli Umum / MTBS Apotik Pulang
Pasien
K
E
T

LROA
- Sosialisasi
Lokakarya Mini
- Penyuluhan (KIE)/ demo cara
Puskesmas
pemberian oralit & zinc, dll
- Observasi penderita

Koordinasi
- Lintas sektor terkait
- TOMA
- Kader, dll
TERIMAKASIH

44

Anda mungkin juga menyukai