Anda di halaman 1dari 10

STROKE PERDARAHAN SUBARAKHNOID

ANALISA DATA - KASUS 4

No Tanda dan Gejala Penyebab Hubungan Dengan Kasus

1 Perdarahan di subarakhnoid Penyebab terjadinya perdarahan ini Pada kasus, penyebab terjadinya

yaitu pecah atau rusaknya perdarahan subarakhnoid adalah


pembuluh darah pada selaput karena terjadinya aneurisma otak.

meningen Aneurisma otak adalah kelainan di


mana terjadi kelemahan pada dinding
pembuluh darah otak, dimana Saat

aliran darah menekan dinding

pembuluh darah, akan menyebabkan


penggelembungan seperti balon.

Kondisi ini dapat berkembang menjadi

sangat serius ketika aneurisma otak

pecah dan terjadi perdarahan

subarachnoid.

2 Sakit kepala hebat Apabila pasien merasakan sakit Pada kasus, nyeri kepala hebat yang

kepala hebat berarti terjadi pasien alami merupakan gejala dari

gangguan pada nervus V aneurisma otak. Yang terjadi

(Trigeminus) dalam menerima dikarenakan pecahnya pembuluh darah


implus nyeri. otak karena aneurisma membuat darah

menyebar ke ruang rubarachnoid yang


Rangsangan nyeri kepala bisa
mengakibatkan tekanan tinggi pada
disebabkan oleh adanya tekanan,
ruang subarachnoid, dan dikarenakan
traksi, displacement maupun proses
juga akibat dari iritasi meningen oleh
kimiawi dan inflamasi terhadap
darah yang menyebabkan pasien
nonsiseptor pada struktur peka
menunjukkan gejala nyeri kepala hebat
nyeri di kepala.

3 Gelisah Kegelisahan berasal dari sebuah Pada kasus yaitu dimana gelisah yang

reaksi natural psikologis akibat terjadi pada penderita setelah terkena


adanya ketegangan saraf dan stroke, dikarenakan rasa cemas dan

kondisi-kondisi kritis atau tidak takut penderita akan suatu hal yang
menyenangkan yang dialami oleh buruk yang sedang dibayangkannya

seseorang. akan menjadi sebuah kenyataan.


4 Memberontak Penyebab pasien memberontak

yaitu karena kesulitan dalam

mengendalikan mood dan emosi,


membuat perilaku pasien

cenderung berubah juga. Dimana


pasien akan menjadi agresif

terhadap orang lain karena merasa


sulit berkomunikasi dan tidak dapat
melakukan sesuatu untuk dirinya.

5 Membenturkan kepala ke Tindakan pasien membenturkan

dinding kepala ke dinding merupakan salah


satu bentuk rasa frustasi atau
marah karena rasa nyeri kepala

hebat yang dialami oleh pasien.

6 Seluruh badan pasien kaku Otot yang terasa kaku, tegang, Pada kasus, pasien mengalami
tidak dapat digerakan serta tidak kekakuan abnormal (kaku pada seluruh

fleksibel dikenal sebagi kekakuan tubuh) akibat dari stroke dan cedera

abnormal (spastisitas). otak yang mengakibatkan kerusakan

jaringan sehingga mengganggu jalur


Kondisi ini dapat disebabkan oleh
listrik antara otak dan sumsum tulang
trauma seperti trauma medula
belakang yang mengontrol gerakan
spinalis, cedera otak, stroke,
normal.
multipel sklerosis, cedera saraf
perifer. Namun peyebab utama

spastisitas yaitu adanya kerusakan

jalur listrik antara otak dan sumsum


tulang belakang yang mengontrol

gerakan normal

7 Tekanan darah Tekanan darah kanan dan kiri Hubungan dengan kasus yaitu, jika
Kanan 110/80 mmHg berbeda dianggap wajar karena perbedaan tekanan darah pasien lebih

Kiri 12/80 mmHg posisi anatomis jantung yang lebih dari 10 mmHg, maka dicurigai terjadi
condong kekiri sehingga penyumbatan pada arteri

perbedaan 10 mmHg dianggap


Dimana jika terjadi hipertensi maka
normal.
akan dapat mengakibatkan pecahnya
maupun menyempitnya pembuluh

darah otak. Apabila pembuluh darah

otak pecah maka akan timbul


perdarahan otak, dan apabila

pembuluh darah otak menyempit


maka aliran darah ke otak akan

terganggu dan sel-sel otak akan


mengalami kematian.

Hipertensi juga akan memacu

muncunya timbunan plak (plak


atherosklerotik) pada pembuluh darah

besar. Timbunan plak akan

menyempitkan lumen/diameter

pembuluh darah darah. Plak yang tidak


stabil akan mudah ruptur/pecah dan

terlepas. Plak yang terlepas


meningkatkan risiko tersumbatnya

pembuluh darah otak yang lebih kecil.

Bila ini terjadi, timbulnya gejala stroke.

8 Nadi 92 x/menit Nadi cepat (takikardia) adalah Hubungan dengan kasus jika terjadi
kondisi yang terjadi karena adanya peningkatan atau penurunan tekanan

gangguan listrik dijantung dalam nadi dapat mengakibatkan komplikasi

mengontrol irama detak jantung. yang serius seperti kematian akibat

Takikardia bias muncul tanpa koleps jantung karena nadi cepat dan
timbul komplikasi, namun juga bias jika nadi lambat dapat menimbulkan
meningkatkan resiko stroke, perdarahan dehidrasi sehingga pasien

gangguan fungsi hingga henti mengalami syok dan berujung dengan

jantung dan bahkan kematian henti jantung.

Nadi lambat (bradikardi)

disebabkan oleh penyakit jantung,

gangguan listrik jantung,


mengkonsumsi obat-obatan untuk
penyakit jantung, tingkat
kebugaran yang baik, dan kelenjar

tiroid kurang aktif. Sementara

denyut nadi lemah bias


diakibatkan adanya perdarahan

atau dehidrasi berat yang


mengakibakan syok, atau masalah

jantung seperti henti jantung dan


gagal jantung

9 Suhu 37,3 0C Hipotermia karena suhu menurun jika terjadi hipotermi dicurigai pasien

drastic, maka system saraf dan mengalami gangguan sistem saraf

organ tubuh lainnya tidak dapat hingga akhirnya dapat mengakibatkan


bekerja dengan baik. Jika tidak gagal jantung, serta rusaknya sistem
ditangani dengan benar kondisi ini pernapasan, memperparah dari kondisi

bisa menyebakan gagal jantung, pasien dengan stroke hemoragik.

rusaknya system pernafasan dan


Jika terjadi hipertermia maka akan
yang lebih berbahaya bisa
dapat menyebabkan dehidrasi parah
berakibat pada kematian.
dan merusak organ tubuh secara

Hipertermia menyebabkan permanen, seperti otak.

dehidrasi parah dan merusak organ

tubuh secara permanen, seperti

otak. Hipertermia terjadi ketika

tubuh gagal mengatur suhu,


sehingga suhu pun terus

meningkat.

10 Jantung : BJ I-II murni, Pada keadaan abnormal jantung Jika terjadi bunyi jantung murmur dan
murmur (-), gallop (-) akan mengalami kelainan bunyi gallop dicurigai terjadinya gagal

jantung gallop dan murmur, yang jantung kongestif (CHF) pada pasien.

menandakan adanya kelainan pada

penyakit jantung atau gagal


jantung.

 Kelainan bunyi jantung gallop


terjadi ketika terhambatnya

pengisian darah ventrikel


selama diastolik.
 Kelainan bunyi jantung

murmur disebabkan oleh

turbulensi peredaran darah.


Turbulensi pada peredaran

darah dapat terjadi akibat


penyempitan kritis pada katup.

11 Konjungtiva tidak pucat Konjungtiva tidak pucat (normal) Jika konjungtiva anemis dicurigai

Konjungtiva anemis (abnormal) ini terjadinya anemia di karenakan


merupakan salah satu gejala hemoglobin kurang dari normal.

anemia yang terjadi karena

hemoglobin kurang dari normal.

12 Sklera tidak ikterik Sklera tidak ikterik (normal) Jika pasien mengalami sklera ikterik

Sklera ikterik (abnormal), menjadi maka dicurigai pasien mengalami

kuning karena peningkatan kadar gangguan pada hati yang

bilirubin dalam darah. menyebabkan kadar bilirubin


 kadar bilirubin yang meningkat.

berlebihan yang dihasilkan

oleh hati ketika mengeluarkan

bilirubin tersebut dari dalam

darah atau ketika terjadi

kerusakan hati yang mencegah


pembuangan bilirubin dari

dalam darah.

 Penyebab lain bisa

dikarenakan tersumbatnya
saluran empedu, yang
menurunkan aliran empedu

dan bilirubin dari hati kedalam


usus.

13 Abdomen lemas Dinding abdomen lemas itu berarti Jika abdomen teraba keras dicurigai

normal apabila dinding abdomen terjadinya inflamasi peritonial yang

teraba keras itu menunjukan disebabkan oleh asites pada pasien


adanya inflamasi peritoneal penderita gagal jantung.

14 Hepar dan lien tak teraba Hepar dan lien tak teraba atau Jika hepar dan lien teraba dicurigai
terasa kenyal ujung tajam (normal) adanya kelainan pada hepar dan lien

menandakan tidak ada kelainan. seperti hepatomegali atau hepatoma

Dikatakan (abnormal) apabila


teraba membesar, lunak dan ujung

tumpul berarti hepatomegali dan


apabila teraba membesar, keras

tidak merata, berarti hepatoma.

15 Bising usus (+) Normalnya bising usus adalah 5- Karena pasien dicurigai adanya ileus
30 kali/menit, jika bising usus tidak paralitik, sehingga perlu dilakukan

terdengar hal itu karena terjadinya pemeriksaan bunyi bising usus

ileus paralitik yaitu kondisi dimana


otot usus mengalami kelumpuhan
sehingga percernaan makanan

terganggu sehingga suara bising

usus tidak terdengar atau

melemah

16 Ekstremitas akral hangat  Normalnya ektremitas akral itu Pada kasus ekstremitas akral pasien

hangat artinya aliran darah teraba hangat. Namun bila pasien

sampai ke ujung-ujung jari kaki mempunyai riwayat diabetes yang

dan tangan dapat menyebabkan sumbatan pada

 Abnormal jika dingin, karena pembuluh darah maka perlu di kaji


aliran darah tidak sampai ke apakah akral pasien hangat atau tidak,

ujung-ujung kaki dan tangan. untuk memastikan apakah aliran darah

sampai ke ujung-ujung tangan dan

kaki.

17 Tidak ada edema Jika ada edema pada ekstremitas Pada kasus karena pasien tidak
maka kemungkinan penyebabnya memiliki riwayat diabetes melitus dan

ada gangguan pada jantung, penyakit jantung, maka pasien tidak

ginjal, ataupun hati. Yang mengalami edema


menyebabkan terjadinya

penumpukan cairan atau elektrolit

pada ekstremitas

18 Status neurologik : Glasgow  Hasil pemeriksaan tingkat Pada kasus GCS pasien berjumlah 13
Coma Scale E3-M6-V4 = 13 kesadaran berdasarkan GCS yang artinya pasien mengalami cidera
disajikan dalam simbol E, M, V. kepala ringan

(Eye : respon membuka mata),

(Motor : respon motorik), dan


(Verbal : respon verbal)

 Nili GCS yang tertinggi adalah


15 yaitu E4-V5-M6 dan

terendah adalah 3 yaitu E1-V1-


M1

GCS 14-15 = Cidera Kepala Ringan

GCS 9-13 = Cidera Kepala Sedang

GCS 3-8 = Cidera Kepala Berat

19 Tanda rangsangan  Jika positif maka disebabkan Dicurigai bahwa pasien mengalami
meningeal : oleh iritasi cabang-cabang infeksi pada meninges sehingga perlu

Kaku kuduk (+) saraf motorik yang melewati dilakukan pemeriksaan rangsangan

Brudzinski (+) meninges, dan peradangan maningeal.


yang terjadi membuat cabang
Kaku kuduk
itu mengalami ketegangan.
Kaku kuduk negatif (normal)
 Jika negatif maka pasien
Kaku kuduk positif (abnormal) bila
dikatakan normal karena tidak
terdapat tahanan atau dagu tidak
ada tanda klinis yang
mencapai dada.
menunjukkan meningitis.
Meningismus apabila pada saat kepala

dirotasikan ke kiri, ke kanan, dan di-

fleksikan, terdapat tahanan.

Brudzinzki I
Brudzinzki I negatif (normal) bila pada

saat fleksi kepala, tidak terjadi fleksi

involunter kedua tungkai pada sendi

lutut
Brudzinzki I positif (abnormal) bila
terjadi fleksi involunter kedua tungkai

pada sendi lutut.

20 Pupil isokor Pupil isokor (normal) Jika terjadi kelainan pupil anisokor
Apabila anisokor (abnormal) berarti pada penderita maka dicurigai terjadi

terjadi gangguan pada saraf gangguan pada Nervus II. Namun hasil

parasimpatis pada Nervus III negatif karena pupil pasien isokor


(okulomotor). Pupil anisokor bisa

disebabkan oleh benturan


langsung ke mata, adanya

perdarahan di tengkorak, gegar


otak, atau infeksi membran di
seputar otak (meningitis atau

ensefalitis).

21 Reflek cahaya langsung dan Satu pupil tidak bereaksi Jika pupil tidak berespon baik terhadap
tak langsung (+)/(+) normal disebabkan oleh benturan ke refleks cahaya langsung dan tak
wajah langsung, aneurisma langsung maka dicurigai adanya

(pembesaran arteri yang kelainan pada nervus II pada refleks

disebabkan oleh melemahnya cahaya pupil

dinding arteri), cedera otak, dan

patologi intrakranial serius.

Sedangkan jika kedua pupil mata

tidak merespons cahaya bisa

dikarenakan perdarahan, trauma

atau cedera otak.

21 Motorik : tidak ada tanda Skala 5 pada ekstremitas atas dan Hubungan dengan kasus yaitu, karena
paresis dengan kekuatan bawah menandakan adanya seluruh badan pasien kaku maka

ekstremitas atas 5/5/5/5 dan kekuatan utuh. pasien berada pada skala buruk

kekuatan ekstremitas bawah Kekuatan ekstremitas atas dan dengan nilai 2/5 yaitu tidak mampu
5/5/5/5 bawah 5/5/5/5 yang berarti ada melawan gaya grafitasi (gerakan pasif)

kemampu untuk menggerakan

persendian dalam lingkup gerak

penuh, mampu melawan gaya


gravitasi, mampu melawan dengan

tahan penuh.

23 Refleks fisiologik kanan +  + (positif) : normal Hubungan dengan kasus yaitu, jika (-)
(normal) dan kiri + (normal)  - (negatif) : tidak ada refleks dicurigai tidak adanya refleks sama
sama sekali sekali.
24 Refleks patologik Babinski Refleks babinski dikatakan positif Pada kasus pasien mengalami refleks

kanan (-) dan kiri (-) bila tampak ada respons berupa patologik Babinski kanan dan kiri

gerakan dorsofleksi ibu jari kaki (negatif) yang artinya pasien


yang disertai mekarnya jari-jari mengalami paresis yang terjadi pada

lainnya. kedua kaki paraparesis


 Pada orang dewasa, refleks
Paresis adalah suatu kondisi ditandai
positif menunjukkan adanya
oleh lemahnya gerak badan, atau
lesi UMN (upper motor
hilangnya sebagian gerakan badan
neuron). Dicirikan dengan
atau adanya gangguan gerakan.
adanya kekakuan pda tangan
atau kaki karena pusat refleks
(medula spinalis) tidak
mendapat kontrol dari otak

25 Klonus kanan dan kiri (-)/(-) Klonus merupakan serangkaian Pada kasus klonus kanan dan kiri

kontraksi ritmis yang disebabkan pasien (negatif) artinya pasien

oleh peregangan mendadak otot mengalami kerusakan saraf motorik

dan tendon. yang disertai dengan spastisitas.

Klonus yang tidak berkepanjangan

(<6 hentakan merupakan klonus


fisiologis. Bila berkepanjangan, hal

ini mengindikasikan kerusakan


saraf motorik atas dan biasanya

disertai spastisitas.

26 Saraf otonom : BAB/BAK dan BAB/BAK dipengaruhi oleh saraf Pada kasus yang terganggu adalah

keringat kesan baik sakral. saraf kranial, sehingga tidak


 Jika sarafnya terganggu maka mempengaruhi saraf sakral
ada kemungkinan terjadi

inkontinensia ataupun
konstipasi.

 Saraf sakral berhubungan


dengan tulang belakang atau

disebut juga saraf spinal,


sedangkan saraf kranial
berhubungan dengan otak.
27 Nilai NIHSS saat masuk 11  Nilai NIHSS < 5 stroke ringan Pada kasus ini nilai NIHSS pasien saat

 Nilai NIHSS 5 - 15 stroke masuk adalah 11, maka pasien di

sedang kategorikan terkena stroke sedang


 Nilai NIHSS 16-25 stroke berat

 Nilai NIHSS >25 stroke sangat


beart

Anda mungkin juga menyukai