1 Perdarahan di subarakhnoid Penyebab terjadinya perdarahan ini Pada kasus, penyebab terjadinya
subarachnoid.
2 Sakit kepala hebat Apabila pasien merasakan sakit Pada kasus, nyeri kepala hebat yang
3 Gelisah Kegelisahan berasal dari sebuah Pada kasus yaitu dimana gelisah yang
kondisi-kondisi kritis atau tidak takut penderita akan suatu hal yang
menyenangkan yang dialami oleh buruk yang sedang dibayangkannya
6 Seluruh badan pasien kaku Otot yang terasa kaku, tegang, Pada kasus, pasien mengalami
tidak dapat digerakan serta tidak kekakuan abnormal (kaku pada seluruh
fleksibel dikenal sebagi kekakuan tubuh) akibat dari stroke dan cedera
gerakan normal
7 Tekanan darah Tekanan darah kanan dan kiri Hubungan dengan kasus yaitu, jika
Kanan 110/80 mmHg berbeda dianggap wajar karena perbedaan tekanan darah pasien lebih
Kiri 12/80 mmHg posisi anatomis jantung yang lebih dari 10 mmHg, maka dicurigai terjadi
condong kekiri sehingga penyumbatan pada arteri
menyempitkan lumen/diameter
8 Nadi 92 x/menit Nadi cepat (takikardia) adalah Hubungan dengan kasus jika terjadi
kondisi yang terjadi karena adanya peningkatan atau penurunan tekanan
Takikardia bias muncul tanpa koleps jantung karena nadi cepat dan
timbul komplikasi, namun juga bias jika nadi lambat dapat menimbulkan
meningkatkan resiko stroke, perdarahan dehidrasi sehingga pasien
9 Suhu 37,3 0C Hipotermia karena suhu menurun jika terjadi hipotermi dicurigai pasien
meningkat.
10 Jantung : BJ I-II murni, Pada keadaan abnormal jantung Jika terjadi bunyi jantung murmur dan
murmur (-), gallop (-) akan mengalami kelainan bunyi gallop dicurigai terjadinya gagal
jantung gallop dan murmur, yang jantung kongestif (CHF) pada pasien.
11 Konjungtiva tidak pucat Konjungtiva tidak pucat (normal) Jika konjungtiva anemis dicurigai
12 Sklera tidak ikterik Sklera tidak ikterik (normal) Jika pasien mengalami sklera ikterik
dalam darah.
dikarenakan tersumbatnya
saluran empedu, yang
menurunkan aliran empedu
13 Abdomen lemas Dinding abdomen lemas itu berarti Jika abdomen teraba keras dicurigai
14 Hepar dan lien tak teraba Hepar dan lien tak teraba atau Jika hepar dan lien teraba dicurigai
terasa kenyal ujung tajam (normal) adanya kelainan pada hepar dan lien
15 Bising usus (+) Normalnya bising usus adalah 5- Karena pasien dicurigai adanya ileus
30 kali/menit, jika bising usus tidak paralitik, sehingga perlu dilakukan
melemah
16 Ekstremitas akral hangat Normalnya ektremitas akral itu Pada kasus ekstremitas akral pasien
kaki.
17 Tidak ada edema Jika ada edema pada ekstremitas Pada kasus karena pasien tidak
maka kemungkinan penyebabnya memiliki riwayat diabetes melitus dan
pada ekstremitas
18 Status neurologik : Glasgow Hasil pemeriksaan tingkat Pada kasus GCS pasien berjumlah 13
Coma Scale E3-M6-V4 = 13 kesadaran berdasarkan GCS yang artinya pasien mengalami cidera
disajikan dalam simbol E, M, V. kepala ringan
19 Tanda rangsangan Jika positif maka disebabkan Dicurigai bahwa pasien mengalami
meningeal : oleh iritasi cabang-cabang infeksi pada meninges sehingga perlu
Kaku kuduk (+) saraf motorik yang melewati dilakukan pemeriksaan rangsangan
Brudzinzki I
Brudzinzki I negatif (normal) bila pada
lutut
Brudzinzki I positif (abnormal) bila
terjadi fleksi involunter kedua tungkai
20 Pupil isokor Pupil isokor (normal) Jika terjadi kelainan pupil anisokor
Apabila anisokor (abnormal) berarti pada penderita maka dicurigai terjadi
terjadi gangguan pada saraf gangguan pada Nervus II. Namun hasil
ensefalitis).
21 Reflek cahaya langsung dan Satu pupil tidak bereaksi Jika pupil tidak berespon baik terhadap
tak langsung (+)/(+) normal disebabkan oleh benturan ke refleks cahaya langsung dan tak
wajah langsung, aneurisma langsung maka dicurigai adanya
21 Motorik : tidak ada tanda Skala 5 pada ekstremitas atas dan Hubungan dengan kasus yaitu, karena
paresis dengan kekuatan bawah menandakan adanya seluruh badan pasien kaku maka
ekstremitas atas 5/5/5/5 dan kekuatan utuh. pasien berada pada skala buruk
kekuatan ekstremitas bawah Kekuatan ekstremitas atas dan dengan nilai 2/5 yaitu tidak mampu
5/5/5/5 bawah 5/5/5/5 yang berarti ada melawan gaya grafitasi (gerakan pasif)
tahan penuh.
23 Refleks fisiologik kanan + + (positif) : normal Hubungan dengan kasus yaitu, jika (-)
(normal) dan kiri + (normal) - (negatif) : tidak ada refleks dicurigai tidak adanya refleks sama
sama sekali sekali.
24 Refleks patologik Babinski Refleks babinski dikatakan positif Pada kasus pasien mengalami refleks
kanan (-) dan kiri (-) bila tampak ada respons berupa patologik Babinski kanan dan kiri
25 Klonus kanan dan kiri (-)/(-) Klonus merupakan serangkaian Pada kasus klonus kanan dan kiri
disertai spastisitas.
26 Saraf otonom : BAB/BAK dan BAB/BAK dipengaruhi oleh saraf Pada kasus yang terganggu adalah
inkontinensia ataupun
konstipasi.