Anda di halaman 1dari 9

Definisi Osteoporosis

Osteoporosis secara harfiah didefinisikan sebagai


“tulang berpori”, merupakan gangguan metabolic
tulang yang ditandai dengan kehilangan massa tulang,
peningkatan kerentanan tulang, dan peningkatan risiko
fraktur. Penurunan massa tulang disebabkan oleh
ketidakseimbangan proses yang memengaruhi
pertumbuhan dan pemeliharaan tulang. Meskipun
osteoporosis dapat terjadi dari gangguan endokrin atau
malignansi, paling sering penuaan.

Jens Martensson 2
Etiologi
Osteoporosis beberapa dapat dimodifikasi dan lainnya tidak dapat.

Tidak dapat Dimodifikasi Dapat Dimodifikasi


• Usia tua • Kadar estrogen rendah pada wanita (amenore
• Riwayat osteoporosis pada keluarga dan menopause)
• Kurus atau memiliki kerangka kecil • Kadar tetosteron pada pria rendah
• Diet: asupan kalsium rendah seumur hidup,
defisiensi vitamin D
• Penggunaan medikasi : kortikosteroid, beberapa
antikonvulsan
• Gaya hidup: tidak beraktifitas, merokok,
konsumsi alcohol berlebihan

Jens Martensson 3
Patofisologi
Melibatkan ketidakseimbangan aktivitas osteoblast yang membentuk tulang baru dan osteoklas yang meresorpsi tulang.
Hingga masa dewasa ketika massa tulang puncak dicapai, pembentukan tulang terjadi lebih cepat daripada reabsorpsi.
Akan tetapi, setelah massa tulang puncak dicapai pada sekitar 30 tahun, resorpsi melebihi pembentukan dan lebih banyak
tulang yang hilang daripada yang dibentuk (sekitar 0,7% per tahun). Kehilangan ini dipercepat jika diet kekurangan
vitamin D dan kalsium. Pada wanita, kehilangan tulang lebih lanjut meningkat setelah menopause (dengan kehilangan
estrogen), kemudian melambat tetapi tidak terhenti pada sekitar usia 60 tahun. Ketika sadar testosterone menurun pada
pria ketika penuaan, hal ini merupakan proses bertahap dan berkaitan dengan kehilangan tulang yang terjadi lebih
lambat. ). Osteoporosis pascamenopause biasanya mengenai tulang seperti badan vertebral. Kehilangan tulang
terakselerasi pada satu tempat menunjukkan ketidakseimbangan reasorpsi dan pembentukan tulang. Tulang kortikal
menjadi lebih berpori dengan peningkatan aktivitas remodeling. Ketika bersama dengan perubahan pada struktur tulang
internal, hal ini mengurangi kekuatan biomekanik tulang panjang dan meningkatkan risiko fraktur (Fauci et al., 2009).
Osteoporosis senile, terkait penuaan, cenderung mengenai tulang kortikal (Porth & Matfin, 2009).

Jens Martensson 4
Manifestasi klinis

Manifestasi yang paling umum pada osteoporosis adalah kehilangan tinggi badan, kurvatura spina yang progresif,
nyeri punggung bawah, dan fraktur lengan bawah, spina atau pinggul.

Jens Martensson 5
Deteksi dini osteoporosis
• Dual-energy X-ray absorptiometry (DEXA)

DEXA merupakan metode yang paling akurat untuk mengukur kepadatan mineral tulang. DEXA dapat mengukur
sampai 2% mineral tulang yang hilang tiap tahun. Penggunaan alat ini sangat cepat dan hanya menggunakan radiasi
dengan dosis yang rendah tetapi lebih mahal dibandingkan dengan metode ultrasounds.

• Ultrasounds
Alat ultrasound pada umumnya digunakan untuk tes pendahuluan. Jika hasilnya mengindikasikan kepadatan mineral
tulang rendah maka dianjurkan untuk tes menggunakan DEXA. Ultrasounds menggunakan gelombang suara
untuk mengukur kepadatan mineral tulang, biasanya pada telapak kaki Frekuensi yang digunakan pada QUS biasanya
terletak antara 200 kHz dan 1,5 MHz. Sebagian mesin melewatkan gelombang suara melalui udara dan sebagian lagi
melalui air. Ultrasounds dalam penggunaannya cepat, mudah dan tidak menggunakan radiasi seperti sinar-X. Salah
satu kelemahan Ultrasounds tidak dapat menunjukkan kepadatan mineral tulang yang berisiko patah tulang
karena osteoporosis. Penggunaan Ultrasounds juga lebih terbatas dibandingkan DEXA.

Jens Martensson 6
penatalaksanaan

Farmakologi Non-Farmakologi
• Bisfosfonat • Edukasi dan Pencegahan
• Raloksifen • Latihan dan program rehabilitasi
• Estrogen
• Kalsitonin
• Strontium ranelat
• Vitamin D
• Kalsitriol
• Kalsium
• Hormon paratiroid

Jens Martensson 7
Manajemen Gizi
Pengaturan makanan

• Asupan kalsium yang direkomendasikan berbeda-beda sesuai perkembangan tubuh. Keperluan kalsium harian untuk
usia 1-3 tahun sebesar 500 mg, usia 4-8 tahun sebesar 800 mg, 9-18 tahun sebesar 1300 mg, 19-50 tahun sebesar
1000 mg, dan usia 51 tahun atau lebih sebesar 1200 mg. Asupan kalsium dapat diperoleh dari makanan antara lain
susu dan produk olahannya (yoghurt dan keju), susu kedelai, ikan (terutama tulangnya), dan sayuran (terutama
kubis cina, lobak cina, dan brokoli).

• Asupan vitamin D yang dibutuhkan bervariasi berdasarkan usia., Dewasa hingga usia 25 tahun, serta perempuan
hamil dan menyusui memerlukan 400 international units (IU). Orang dewasa antara 25 dan 50 tahun memerlukan
200 IU. Orang dewasa antara usia 51 dan 70 tahun memerlukan vitamin D 600 IU. Lansia yang rapuh memerlukan
800 IU vitamin D. Saat ini, banyak dokter yang merekomendasikan 600-1000 IU vitamin D untuk seluruh orang
dewasa, terutama orang-orang lanjut usia dan rapuh.

Jens Martensson 8
Launch

Anda mungkin juga menyukai