Anda di halaman 1dari 12

BAB III

GEOLOGI DAN CADANGAN

3.1. Kegiatan Eksplorasi

Eksplorasi dilakukan untuk mengetahui potensi cadangan batu andesit


dari quarry G. Maloko. Lingkup kegiatan yang dilakukan meliputi pemetaan
topografi, pemetaan geologi, pemboran, penyelidikan geoteknik dan
geohidrologi. Hasil data eksplorasi selanjutnya digunakan sebagai data untuk
membuat perencanaan penambangan batu andesit .

3.2. Geologi daerah penyelidikan

Berdasarkan hasil pemetaan geologi lokal dapat diketahui bahwa batu


andesit Gunung Maloko merupakan hasil intrusi yang tersebar merata di
seluruh tubuh bukit. Batuan yang diketemukan di sekitar tubuh intrusi
tersebut adalah alluvial dan andesit lapuk.
Alluvial terdiri dari hasil pelapukan batuan sebelumnya, sebagian
masih jelas komposisi batuan andesit lapuk dan sebagian lagi sudah
merupakan lapisan tanah permukaan (top soil). Batuan ini tersebar di daerah
rendah seperti sawah, lembah, dan sekitar aliran sungai. Selain itu juga
ditemukan di daerah perbukitan yang telah mengalami pelapukan sangat
tinggi.
Batu andesit di daerah penyelidikan termasuk kelompok batuan beku
dalam, berbutir sedang sampai halus. Bagian atas dari tubuh intrusi yang
dekat dengan permukaan tanah mengalami pelapukan sampai ada yang
berubah menjadi bersifat ketanahan. Pelapukan andesit ini di bagian selatan
dijumpai dengan ketebalan lebih dari 10 meter, sedang di bagian barat laut
ketebalan pelapukan andesit hanya sekitar 1 – 2 meter (Gambar 3.1. Peta
Geologi).
Batu andesit di daerah penelitian bersifat sangat terkekarkan,
sehingga merupakan blok-blok batuan yang dipisahkan oleh bidang kekar
(joint). Blok-blok batuan tersebut berukuran antara 0,1 – 2 meter dan pada
zona kekar berukuran kerikil sampai kerakal.

PT. HOLCIM BETON Bab 3 -1


BUKU RENCANA EKPLOITASI TAMBANG
PT.HOLCIM BETON

Gamabar 3.1 Peta Geologi

PT. HOLCIM BETON Bab 3 -2


BUKU RENCANA EKPLOITASI TAMBANG
3.3. Struktur geologi

Struktur geologi yang dijumpai di lokasi hanya berupa bidang retak


antar blok batuan (discontinuity) yang sangat rapat sehingga membentuk
massa batuan hancuran (fracture). Selain itu kadang-kadang dijumpai bidang
diskontinu yang sangat panjang ke arah relatif tegak.
Data hasil pengukuran struktur detil akan digunakan untuk membuat
klasifikasi massa batuan dan sekaligus menghitung kekuatan dari massa
batuan sebagai data masukkan analisis kestabilan lereng. Disamping itu,
data pengukuran struktur detil juga akan dipakai untuk menentukan arah
utama kekar atau bidang diskontinu. Data struktur geologi detil secara
lengkap terdapat pada Lampiran 3.
Penyelidikan geoteknik detil dilakukan pada elevasi 100 – 120 meter
dpl mulai dari toe sampai dengan crest. Data kondisi massa batuan dan
bidang lemah yang diamati meliputi :
 Jenis dan kekuatan tekan batuan
 RQD (Rock Quality Designation)
 Orientasi, kondisi dan spasi bidang kekar (joint)
 Kondisi air tanah
Hasil pengamatan dan pengukuran struktur detil seperti tercantum
dalam tabel lapangan, dan selanjutnya data ini akan dianalisis dengan sistem
rock mass rating (RMR) untuk menentukan klasifikasi dan kekuatan massa
batuan. Hasil klasifikasi massa batuan seperti terlihat dalam Tabel 3.1 di
bawah ini.

Tabel 3.1 Klasifikasi Massa Batuan dengan sistem RMR

No Parameter Rating
1 Kekuatan Batuan utuh (UCS = 89 – 105 MPa) 12
2 Kualitas inti bor (Rock Quality Design, RQD rata-rata 90%) 20
3 Spasi bidang diskontinu (Spacing of discontinuities = 0,6 – 2 m) 15
4 Kondisi bidang diskontinu (slightly rough surface, separation < 25
1mm, slightly weathered walls)
5 Kondisi air (kondisi umu adalah dipping) 4
6 Total rating 76
7 Klasifikasi massa batuan Klas II (Good
Rock)
8 Kohesi massa batuan, Cm (kPa) 300 - 400
9 Sudut gesek massa batuan, Φm (derajat) 35 - 45

Kekuatan massa batuan hasil dari sistem RMR, dalam analisis stabilitas
lereng akhir tambang (final pit slope), masih harus dikoreksi oleh orientasi
PT. HOLCIM BETON Bab 3 -3
BUKU RENCANA EKPLOITASI TAMBANG
arah umum bidang kekar. Hasil pengukuran arah umum bidang kekar massa
batuan andesit, seperti terlihat pada Gambar 3.2, Gambar 3.3 dan Gambar
3.4.

PT. HOLCIM BETON Bab 3 -4


BUKU RENCANA EKPLOITASI TAMBANG
PT. HOLCIM BETON Bab 3 -5
BUKU RENCANA EKPLOITASI TAMBANG
Gambar 3.2. Proyeksi Stereografis Arah Utama Bidang Kekar pada Lintasan

Gambar 3.3. Proyeksi Stereografis Arah Utama Bidang Kekar


pada Lintasan II
PT. HOLCIM BETON Bab 3 -6
BUKU RENCANA EKPLOITASI TAMBANG
Gambar 3.4. Proyeksi Stereografis Arah Utama Bidang Kekar
pada Lintasan III

3.4. Keadaan Cadangan Batu andesit

3.4.1. Pengertian Sumberdaya dan Cadangan

Sumberdaya mineral diklasifikasikan berdasarkan dua variable (Mc.


Kelvey, 1973), yaitu :
a. Tingkat keyakinan geologi (Degree of Geological Assurance)
b. Tingkat kelayakan ekonomi (Degree of Economic Feasibility)
Berdasarkan kedua variabel di atas, maka totalitas sumberdaya
mineral mencakup dua macam istilah, yaitu sumberdaya (resources) dan
cadangan (reserves). Perubahan tingkat dari sumberdaya menjadi cadangan
mencerminkan peningkatan kelayakan ekonomi dan keyakinan geologi, yang
pada akhirnya diperoleh suatu cadangan yang dapat ditambang secara
ekonomis.

a). Sumberdaya (Resources)


PT. HOLCIM BETON Bab 3 -7
BUKU RENCANA EKPLOITASI TAMBANG
Sumberdaya adalah konsentrasi material padat, cair ataupun gas,
yang terjadi secara alamiah di atas permukaan dan di dalam bumi, dengan
bentuk sedemikian rupa, sehingga dapat dimanfaatkan secara ekonomis.

Berdasarkan standar perhitungan sumberdaya dari Australia (AusIMM),


maka sumberdaya dapat dikelompokan menjadi 3 (tiga) macam, yaitu :
o Sumberdaya terukur (Measured)
o Sumberdaya terunjuk (Indicated)
o Sumberdaya tereka (Infered)

b). Cadangan tertambang (Mineable Reserves)

Cadangan tertambang adalah bagian dari sumberdaya terukur yang


dapat diperoleh secara ekonomis, dan perkiraan jumlahnya adalah
sumberdaya dikurangi kehilangan akibat metode penambangan dan faktor
geologi.

c). Cadangan terpasarkan (Marketable Reserves)

Cadangan terpasarkan adalah bagian dari cadangan tertambang


setelah dikurangi processing losses (peremukan dan penyeragaman butir)
dan handling losses (pemuatan dan pengangkutan).

3.4.2. Evaluasi Sumber Daya (Resources)

Interpretasi geometri tubuh intrusi batu andesit di daerah penyelidikan


berdasarkan hasil pemetaan geologi dan pemboran eksplorasi adalah
berbentuk dome relatip tegak. Berdasarkan hasil interpretasi tersebut,
kemudian dibual Model Blok tubuh intrusi dengan dimensi blok ke arah X=10,
Y=10 dan Z=5 meter (Gambar 3.5, Gambar 3.6 dan Gambar 3.7).

PT. HOLCIM BETON Bab 3 -8


BUKU RENCANA EKPLOITASI TAMBANG
Gambar 3.5. Tubuh Intrusi Batu Andesit Dalam 3D

Gambar 3.6. Model Blok Tubuh Intrusi Batu Andesit

PT. HOLCIM BETON Bab 3 -9


BUKU RENCANA EKPLOITASI TAMBANG
Gambar 3.7. Penampang Model Blok Tubuh Intrusi Batu Andesit

Metode perhitungan sumberdaya yang digunakan dalam kajian ini


adalah Block System Method, yaitu dengan cara memodelkan geometri
tubuh batu andesit yang terdapat di daerah kajian. Pemodelan dibuat
berdasarkan data penyelidikan yang telah dilakukan mulai dari penyelidikan
pendahuluan sampai pada tahap eksplorasi rinci. Program komputer yang
dipakai dalam perhitungan cadangan ini adalah Program Datamine. Secara
ringkas hasil perhitungan potensi cadangan tersebut, seperti tercantum
dalam tabel dibawah ini.

Tabel 3.3. Volume Potensi Cadangan Batu Andesit


PT. Holcim Beton

PT. HOLCIM BETON Bab 3 -10


BUKU RENCANA EKPLOITASI TAMBANG
3.4.3. Kualitas Batu andesit

Kualitas produksi hasil proses pengolahan batu andesit harus dapat


memenuhi persyaratan yang diinginkan pasar. Berdasarkan survey pasar
dapat disimpulkan bahwa kualitas batu andesit yang harus dihasilkan proses
pengolahan seperti terlihat pada Tabel berikut:

Tabel 3.4. Kualitas Batu andesit Rata-rata


PT. Holcim Beton

No Parameter Satuan Nilai Standar Kualitas*


Berat Sedang Ringan
1 Kuat Tekan Uniaksial kg/cm2 1002,5 1500 1000-1500 800-1000
2 Ketahanan Hancur % 13,0 16 16-24 24-30
3 Absortion % 2,18 3 3-5 5-8
*)Syarat Batu Alam untuk Pondasi Bangunan dan Agregat Aduk Beton SNI. 03-0394-1989

Hasil uji kuat tekan uniaksial (UCS) batu andesit antara 889 – 1074
kg/cm2 (konstruksi sedang) detail bisa dilihat Gambar 3.8 dan Tabel 3.5,
Ketahanan hancur 13% (kontruksi berat) dan Absortion 2,18% (konstruksi
berat). Sehingga berdasarkan hasil uji kualitas, maka batu andesit tersebut
termasuk dalam kelas I – II artinya dapat digunakan sebagai Pondasi
Bangunan dan Agregat Aduk Beton kelas sedang – berat.

Tabel 3.5. Hasil Pengujian Kuat Tekan Uniaksial (UCS)


PT. Holcim Beton

Lubang Bor Kedalaman Kuat Tekan Uniaksial (UCS)


No
- m Kg/cm2 MPa
1 BH-1 3.00 – 4.00 942,2 92,4
2 BH-1 8.00 – 9.00 1062,5 104,2
3 BH-1 13.00 – 14.00 904,5 88,7
4 BH-1 19.00 – 20.00 1068,2 104,8
5 BH-2 14.00 – 15.00 1023,8 100,4
6 BH-2 19.00 – 20.00 1024,8 100,5
7 BH-2 23.00 – 24.00 1074,8 105,4
8 BH-2 29.00 – 30.00 1070,8 105,0
9 BH-3 10.00 – 11.00 1067,0 104,7
10 BH-3 14.00 – 15.00 1013,5 99,4
11 BH-3 19.00 – 20.00 1023,8 100,4
12 BH-3 25.00 – 26.00 1063,6 104,3

PT. HOLCIM BETON Bab 3 -11


BUKU RENCANA EKPLOITASI TAMBANG
PT. HOLCIM BETON
BUKU RENCANA EKPLOITASI TAMBANG
Bab 3 -12
Gambar 3.8 Peta Kesamaan Kuat Tekan Uniaksial ( Isostength ) Batu Andesit

Anda mungkin juga menyukai