BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
tekanan sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan diastolic diatas 90 mmHg. Pada
populasi manula, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan
kondisinya. Begiitu penyakit ini diderita, tekanan darah pasien harus dipantau
peningkatan tekanan darah yang hanya sekali. Tekanan darah harus diukur dalam
empat area prioritas, yang salah satunya adalah pengendalian penyakit tidak
menular, khususnya penyakit hipertensi, DM, Obesitas dan Kangker dan gangguan
segenap potensi yang ada baik dari pemerintah pusat, propinsi, kabupaten, maupun
masyarakat.
1
2
penderita hipertensi pada penduduk usia ≥ 18 tahun adalah sebanyak 440 orang
Musik yang terdiri dari kombinasi irama, ritme, harmonik dan melodi sejak
menyesuaikan pola getar dasar tubuh manusia. Vibras musik adalah dengan
menyesuaikan pola geer dasar tubuh atau pola getar dasar dapat memiliki efek
penyembuhan yang sangat hebat bagi tubuh, pikiran dan jiwa manusia (Andzej,
2009). Getaran ini juga menimbulkan emos, organ, hormon, enzim,sel-sel, dan
atom di tubuh (Snyder, 2010). Musik nonverbal sehingga lebih condong bekerja
pada hemifer kanan. Musik tidak membutuhkan analisis yang membuat hemifer
2
3
kiri bekerja, tetapi dengan musik membantu otak kiri mendominasi untuk
B. Perumusan Masalah
Belum adanya sosialisasi penggunaann terapi musik dan masih tingginya
kejadian Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Kandang Kota Bengkulu,
Rumusan Masalah ini adalah Pengenalan Terapi Musik dalam Menurunkan
Hipertensi Pada Lansia Di Wilayah Kerja Puskesmas Desa Kandang Kota
Bengkulu
C. Tujuan Kegiatan
A. Tujuan umum
Memberikan pengenalan terapi musik bagi lansia dalam upaya menurunkan
Hipertensi Pada Lansia Di Wilayah Kerja Puskesmas Desa Kandang Kota
Bengkulu
D. Manfaat Kegiatan
1) Bagi Masyarakat/Lansia
Pengabdian masyarakat berupa pengenalan terapi musik bagi lansia
dengan manfaat, sebagai berikut :
3
4
C. Khalayak Sasaran
Khalayak yang strategis dalam kegiatan ini adalah lansia yang berjumlah 20 orang.
4
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. HIPERTENSI
1. Pengertian Hipertensi
penyakit yang pada umumnya tidak menunjukkan gejala, atau bila ada,
gejalanya tidak jelas, sehingga tekanan yang tinggi di dalam arteri sering tidak
dirasakan oleh penderita. Ukuran tekanan darah dinyatakan dengan dua angka,
angka yang diatas diperoleh pada saat jantung berkontriksi (sistolik), angka
berdasarkan pada peningkatan tekanan darah yang hanya sekali. Tekanan darah
harus diukur dalam posisi duduk dan berbaring (Mary Baradero, dkk. 2008).
sistolik pada usia diatas 65 tahun. Tekanan diastolik meningkat usia sebelum 60
tahun dan menurun sesudah usia 60 tahun tekanan sistolik meningkat dengan
masalah pada usia lanjut karena sering ditemukan menjadi faktor utama payah
jantung dan penyakit koroner. Lebih dari separuh kematian diatas usia 60 tahun
5
6
a. Hipertensi pada tekanan sistolik sama atau lebih besar dari 140 mmHg dan atau
b. Hipertensi sistolik terisolasi tekanan sistolik lebih besar dari 160 mmHg dan
mungkin berbeda antar individu. Salah satu factor yang mungkin relevan
6
7
3. Klasifikasi Hipertensi
Klasifikasi hipertensi pada orang dewasa menurut badan kesehatan dunia WHO
(Junaidi, 2010)
a. Hipertensi primer
menyempit), kadar garam tinggi (Natrium membuat retensi air yang dapat
7
8
syaraf simpatis, konsumsi cafein yng dapat memacu kerja jantung, dan
b. Hipertensi sekunder
timbul setelah terjadi komplikasi pada organ target seperti ginjal, mata, dan
jantung. Sebagian dari mereka ada yang mengeluh pusing atau migren, kencang
di tengkuk dan sering berdebar. Gejala lainnya berupa sakit kepala, epistaksis,
penurunan kesadaran. Bila gejala pada organ target telah timbul, manandakan
sebagai penurun tekanan darah. Musik dengan irama yang lebih cepat dan pola
8
9
jantung, dan tekanan darah sistolik serta diastolik. Musik dengan irama yang
lebih lambat hampir tidak menimbulkan efek tersebut dan secara signifikan
dapat menurunkan tekanan darah. Selama jeda dua menit, kecepatan denyut
menyatakan bahwa musik yang dilantunkan terus menerus, tanpa jeda, bersifat
peneliti berspekulasi bahwa semua jenis musik memiliki jeda, dan konsentrasi
Mozart. Terlepas dari banyaknya pro dan kontra tentang Efek Mozart ini,
diderita oleh lanjut usia ditandai dengan susah berjalan, bicara, jarang bergaul).
Penelitian lain yang dilakukan oleh Campbell menemukan bahwa musik klasik
Dalam hal penurunan tekanan darah dan stres diduga bahwa konsentrasi
9
10
berkurang dan tekanan darah menjadi turun. Penelitian yang bersifat acak
tersamar ganda yang dilakukan Schein dkk (2001) melaporkan bahwa musik
dewasa yang didengarkan musik selama 10 menit setiap hari selama 2 bulan
didapat penurunan TDD kelompok perlakuan tetap lebih besar dari treshold dan
bahwa musik primitif telah digunakan sebagai cara untuk berdoa pada para
dewa. Pada abad ke-6 Ahli Filosofi bidang Geometri dari Yunani, Phytagoras,
menemukan bahwa terapi musik memiliki konstribusi yang besar dan mengikuti
ritme tubuh dan jiwa sejalan dengan harmoni yang dikeluarkannya. Masyarakat
respiratory rate, denyut jantung, tekanan darah dan saluran digestif (Nilsson,
2009).
10
11
mendengarkan musik. Musik yang sejak awal sesuai dengan suasana hati
individu, merupakan pilihan yang paling baik (Potter & Perry, 2006).
11
12
BAB III
METODE PENGABDIAN
A. LANGKAH KEGIATAN
12
13
B. KETERKAITAN KEGIATAN
Kegiatan ini diselanggarakan oleh pihak Poltekkes Kemenkes Bengkulu dan pihak
Puskesmas Kandang Kota Bengkulu. Selain itu pihak terkait lainnya adalah Ketua
RT Desa Kandang kota Bengkulu.
C. RANCANGAN EVALUASI
Penilaian untuk indikator keberhasilan kegiatan pengabdian masyarakat ini
adalah :
1. 100 % peserta yang diundang hadir dalam pengenalan/sosisalisasi tentang
menurunkan Hipertensi Pada Lansia
13
14
D. MONITORING KEGIATAN
Monitoring kegiatan akan dilakukan pada saat kegiatan Posyandu Lansia/Posbindu
yang direncanakan pada bulan Desember 2017 dan Januari 2018. Semua kegiatan
yang dilakukan dalam terapi musik untuk lansia ini dalam upaya menurunkan
tekanan darah / hipertensi diupayakan bisa masuk dalam program di Puskesmas
Desa Kandang dan juga bekerjasama dengan kader lansida Posbindu beserta
perangkat RT setempat.
E. JADWAL PELAKSANAAN
14
15
Tabel 3.1
Jadwal Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat Pengenalan/Sosialisasi Tindakan Keperawatan Dalam Menurunkan Hipertensi
Pada Lansia Di Wilayah Kerja Puskesmas Desa Kandang Kota Bengkulu Tahun 2017
2. Seminar Proposal
15
16
Tabel 3.2
16
17
17
18
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
data dilakukan pada tanggal 14 dan 15 Desember 2017 terhadap 20 orang lansia
mengisi format yang telah disediakan untuk mengetahui berapa tekanan darah
terlibat dalam kegiatan pengabdian ini sejumlah enam orang mahasiswa). Terapi
musik dilakukan di ruang pertemuan Puskesmas pada saat klien sedang istirahat
atau sedang tidak melakukan aktivitas seperti setelah sarapan di pagi hari sekitar
jam setengah sepuluh. Setelah itu peneliti meminta klien untuk mendengarkan
18
19
Tabel 5.1
mmHg. Dari hasil estimasi interval disimpulkan bahwa 95% diyakini rata-
adalah 86,50 mmHg dengan standar deviasi 6,708 mmHg. Dari hasil
19
20
Tabel 5.2
mmHg. Dari hasil estimasi interval disimpulkan bahwa 95% diyakini rata-
adalah 84,00 mmHg dengan standar deviasi 5,026 mmHg. Dari hasil
3. Analisis Bivariat
pada α 5% karena data tidak berdistribusi normal yang dapat dilihat pada tabel
5.3 berikut :
20
21
Tabel 5.3
Pengaruh Terapi Musik Klasik Terhadap Penurunan Tekanan Darah Lansia
Dengan Hipertensi di Puskesmas Desa Kandang Tahun 2017
Tekanan P
No. Kelompok N Mean SD Z
Darah Value
diberikan intervensi terapi musik klasik, rata-rata tekanan darah sistole adalah
142,50 menjadi 129,00 sesudah diberikan intervensi. Hasil uji statistik juga
sebelum dan sesudah diberikan intervensi terapi musik klasik (nilai p=0,002).
diberikan intervensi terapi musik klasik, rata-rata tekanan darah diastole adalah
86,50 menjadi 84,00 sesudah diberikan intervensi. Hasil uji statistik juga
diastole sebelum dan sesudah diberikan intervensi terapi musik klasik (nilai
p=0,025).
21
22
B. Pembahasan
Kandang Kota Bengkulu yang telah di paparkan pada hasil, bahwa kegiatan
pengenalan terapi musik dalam menurunkan hipertensi pada lansia di wilayah kerja
puskesmas Desa Kandang Kota Bengkulu dan pengenalan peserta dapat dilaksanakan
seperti apa yang diharapkan. Hal ini dibuktikan dengan dukungan penuh dari
pimpinan yang membuka kegiatan dan memantau kehadiran peserta dalam mengikuti
kegiatan. Demikian juga dengan seluruh peserta lansia sangat antusias mengikuti
kegiatan dari awal sampai akhir yang dibuktikan dengan kehadiran peserta sebesar
100 %. Pengenalan terapi musik juga telah berhasil menurunkan hipertensi yang
hipertensi pada lansia di wilayah kerja puskesmas Desa Kandang Kota Bengkulu
antara lain :
22
23
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
mengikuti kegiatan pengenalan terapi musik secara utuh dari awal sampai
akhir kegiatan
berhasil menurunkan tekanan darah melalui musik dengan Hasil uji statistik
diastole sebelum dan sesudah diberikan intervensi terapi musik klasik (nilai
p=0,025).
B. Saran
penyelengaaraan terapi musik pada lansia dengan hipertensi atau pada pasien
hipertensi lainnya
23
24
24
25
DAFTAR PUSTAKA
Burnside., John, W., & Thomas, M. (2004). Adams diagnosis fisik edisi 17.Jakarta:
EGC.
Brunner dan Suddarth. 2001. Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 Volume 2. Jakarta :
Penerbit Buku Kedokteran EGC
Campbell, D. (2006). Music : Phsycian For Times to Come. 3rd Edition. Wheaton :
Quest Books.
Chiang, L (2012). The effect of music and nature sounds on cancer pain and anciety in
hospice cancer patiens. Frances Payne Bolton School of Nursing Case Wastern
Reserve Univercity. (Unpublished dissertation paper).
Darmojo, R. Boedhi dan H. Hadi Martono. 2004. Buku Ajar Geriatri (Ilmu Kesehatan
Usia Lanjut) Ed. 3. Jakarta : FKUI.
Dinkes Provinsi Bengkulu (2010). Profil Dinkes Provinsi Bengkulu Tahun 2010.
Bengkulu
Depkes RI (2008). Riset Kesehatan Dasar. 2007. Jakarta: Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan, Departemen Kesehatan, Republik Indonesia.
25
26
(2013). Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013. Jakarta : Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Fisher, NDL dan Gordon, H,W. (2005). Hypertensive Vascular Disease dalam
Harrison’s principles of Internal Medicine 16th edition. USA: Mc Graw-Hill
Profesional
Heater, S. 2010). The healing power of sound ; the latest research related to health and
music therapy. (www.tlfi.com/2010/06/the-latest-research-related-to-health-and-
music.pdf,diperoleh tanggal 4 maret 2012
Limb, C. (2006). Structural and Functional Neural Correlaes of Music Preception. The
Anatomical Record Part A, 288, 435-446
Marliani L, dkk. (2007). 100 Question & Answers Hipertensi. Jakarta : PT Elex Media
Komputindo, Gramedia.
Nilsson, U. (2008). The anxiety and pain reducing effects of music interventions : A
systematic review. AORN Journal, 87, 780-807.
26
27
Nilsson, U. (2009). Soothing music can increase oxytocin level during bed rest after
open-heart surgery : A Randomised Control Trial. Journal of Clinical Nursing,
18, 21532161.
Potter. P.A., & Perry, A.G. (2006) fundametantal of Nursing : concepts, Process and
Practice. Edisi 4 . Alih Bahasa : Renata, K et al Jakarta :EGC.
Prawiro, M.D. (2012). Usia Harapan Hidup Bertambah Panjang. Gemari Edisi137/
Tahun XIII/Juni 2012
Sitorus, Ronald H., (2005). Gejala Penyakit dan Pencegahannya. Bandung: Yrama
Wiidya
27