Anda di halaman 1dari 3

Soxhletasi atau ekstraksi sinambung adalah proses ekstraksi dengan menggunakan pelarut yang selalu baru dengan

menggunakan soxhlet. ekstrasi terjadi secara kontinyu,dengan jumlah pelarut yang relatif konstan. Sampel yang
akan diekstraksi ditempatkan dalam suatu timbel yang permeabel terhadap pelarut dan diletakkan di atas tabung
destilasi, dididihkan dan dikondensaasikan di atas sampel. Kondesat akan jatuh ke dalam timbel dan merendam
sampel dan diakumulasi sekeliling timbel. Setelah sampai batas tertentu, pelarut akan kembali masuk ke dalam
tabung destilasi secara otomastis. Proses ini berulang terus dengan sendirinya di dalam alat terutama dalam
peralatan Soxhlet yang digunakan untuk ekstraksi lipida Riski Pratama ANUGRAH. 2015. Teknologi Proses tanaman
obat dan aroma : ekstraksi MINYAK Atsiri Mawar.Malang: Universitas Brawijaya.

Prinsip sokletasi ini yaitu : Penyaringan yang berulang ulang sehingga hasil yang didapat sempurna dan pelarut
yang digunakan relatif sedikit dengan adanya pendingin balik. Bila penyaringan ini telah selesai, maka pelarutnya
diuapkan kembali dan sisanya adalah zat yang tersari. Metode sokletasi menggunakan suatu pelarut yang mudah
menguap dan dapat melarutkan senyawa organik yang terdapat pada bahan tersebut, tapi tidak melarutkan zat
padat yang tidak diinginkan

Kelebihannya adalah (Luque de Castro, M. D. and Garcia-Ayuso, L. E. 1998. Soxhlet extraction of solid materials:
an outdated technique with a promising innovative.)
-sampel kontak dengan pelarut yang murni secara berulang sehingga membantu pemindahan keseimbangan
konsentrasi kandungan komponen kimia dari simplisia ke dalam pelarut,1. Sampel diekstraksi dengan sempurna
karena dilakukan berulang ulang.,2. Jumlah pelarut yang digunakan sedikit.,3. Proses sokletasi berlangsung
cepat.,4. Jumlah sampel yang diperlukan sedikit.,5. Pelarut organik dapat mengambil senyawa organik berulang
kali. -ekstraksi dapat ditingkatkan dengan penyarian paralel, -kemampuan mengekstraksi sampel lebih tanpa
tergantung jumlah pelarut.

Kelemahan sokletasi :
1. Tidak baik dipakai untuk mengekstraksi bahan bahan tumbuhan yang mudah rusak atau senyawa senyawa yang
tidak tahan panas karena akan terjadi penguraian.
2. Harus dilakukan identifikasi setelah penyarian, dengan menggunakan pereaksi meyer, Na, wagner, dan reagen
reagen lainnya.
3. Pelarut yang digunakan mempunyai titik didih rendah, sehingga mudah menguap.

Refluks adalah efluks merupakan ekstraksi dengan pelarut pada temperatur titik didihnya, selama waktu tertentu
dan jumlah pelarut yang relative konstan dengan adanya pendinginan balik. Ekstraksi refluks digunakan untuk
mengekstraksi bahan-bahan yang tahan terhadap pemanasan. Prinsip dari metode refluks adalah pelarut volatil
yang digunakan akan menguap pada suhu tinggi, namun akan didinginkan dengan kondensor sehingga pelarut yang
tadinya dalam bentuk uap akan mengembun pada kondensor dan turun lagi ke dalam wadah reaksi sehingga
pelarut akan tetap ada selama reaksi berlangsung. Sedangkan aliran gas N2diberikan agar tidak ada uap air atau gas
oksigen yang masuk terutama pada senyawa organologam untuk sintesis senyawa anorganik karena sifatnya reaktif
. Metode ekstraksi dengan refluks pelaksanaannya sederhana, sehingga mempercepat kerja yang dilakukan, suhu
yang digunakan sesuai dengan pelarut yang digunakan dan sangat cocok digunakan untuk mengekstraksi sampel
yang mempunyai tekstur keras dan komponen kimianya tahan terhadap pemanasan, serta dengan menggunakan
metode ini maka proses ekstraksi dapat dilakukan dalam waktu yang relatif lebih singkat. Adanya pengaruh
perlakuan panas pada refluks dapat meningkatkan kemampuan pelarut untuk mengekstraksi senyawa-senyawa
yang tidak larut di dalam kondisi suhu kamar, sehingga aktivitas penarikan senyawa lebih maksimal atau
memberikan peningkatan rendemen Harborne, J.B.. (1987). Metode fitokimia, penuntun cara modern menganalisa
tumbuhan, diterjemahkan oleh K. Padmawinata. Bandung : ITB Press. keuntungan dari metode ini adalah
digunakan untuk mengekstraksi sampel-sampel yangmempunyai tekstur kasar dan tahan pemanasan langsung.
kerugiannya adalah membutuhkan volume total pelarut yang besar dan sejumlah manipulasi dari operator
Sutriani.2008.teknik pembelajaran fitokimia. Semarang universitas muhamadyah

Pelarut n-heksana bersifat non polar, kloroform bersifat semi polar dan etanol bersifat polar dibandingkan n-
heksana dan kloroform (Indrianingsih, 2007). Indrianingsih, A.W., Nisa, K., Damayanti, E., Maryana, R., Krido, S.W.
2007. EFEKTIVITAS FRAKSI N-HEKSANA, KLOROFORM DAN ETANOL EKSTRAK BIJI MIMBA SEBAGAI BIOPESTISIDA
UNTUK JAMUR ALTERNARIA PORRI. Makalah PATPI. Dalam: Seminar Nasional PATPI 2007 di Bandung, 17-18 Juli.
Etanol merupakan pelarut yang sangat baik untuk mengekstraksi karena dapat mengekstraksi senyawa polar
maupun nonpolar. Etanol memiliki dua gugus dengan tingkat kepolaran yang berbeda, yaitu gugus hidroksil yang
bersifat polar dan gugus alkil yang bersifat nonpolar. Adanya dua gugus tersebut pada etanol menyebabkan etanol
dapat digunakan untuk mengekstrak senyawa yang berbeda tingkat kepolarannya. (Lumempouwa, L.I., E.
Suryantoa, and J.J.E. Paendonga, Aktivitas Anti UV-B Ekstrak Fenolik dari Tongkol Jagung (Zea mays L.).JURNAL
MIPA UNSRAT ONLINE, 2012. 1(1): p. 1-4.). N-heksana merupakan jenis pelarut nonpolar sehingga n-heksana dapat
melarutkan senyawasenyawa bersifat nonpolar (Maulida, 2010). Maulida D. dan Naufal Z. 2010. Ekstraksi
Antioksidan (Likopen) Dari Buah Tomat Dengan Menggunakan Solvent Campuran, N-heksana, Aseton dan Etanol.
Skripsi. Semarang(ID): Universitas Dipenegoro.

Ekstraksi merupakan proses pemisahan senyawa tertentu yang terdapat pada suatu bahan dengan bantuan
pelarut. Pelarut yang digunakan harus sesuai dengan karakteristik senyawa yang diinginkan. Metode yang diduga
efektif dalam mengekstrak senyawa bioaktif Soxhletasi. Prinsip Soxhletasi adalah penyaringan yang berulang-ulang
sehingga hasil yang didapat sempurna dan pelarut yang digunakan relatif sedikit. Pelarut organik dapat menarik
senyawa organik dalam bahan alam secara berulang-ulang. Kadji, et al. (2013) menyatakan, ekstraksi cara Soxhlet
menghasilkan rendemen yang lebih besar jika dibandingkan dengan maserasi. Hal ini disebabkan karena dengan
adanya perlakuan panas yang dapat meningkatkan kemampuan pelarut untuk mengekstraksi senyawa-senyawa
yang tidak larut didalam kondisi suhu kamar, serta terjadinya penarikan senyawa yang lebih maksimal oleh pelarut
yang selalu bersirkulasi dalam proses kontak dengan simplisia sehingga memberikan peningkatan rendemen
Choirul Anam, Tri Winarni Agustini Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan 3 (4), 106-112,
2014. Kadji, M. H., M. R. J. Runtuwene., dan G. Citraningtyas. 2013. Uji Fitokimia dan Aktivitas
Antioksidan dari Ekstrak Etanol Daun Soyogik (Saurauia bracteosa DC). FMIPAUNSRAT. Manado.

Kelebihan dari Soxhletasi adalah cara pengerjaannya sebentar tetapi pada saat sirkulasi kadang cepat
dan lama,sedangkan kekurangannya adalah cukup sulit dalam penggunaan alatnya. Selain cara
pengerjaannya yang sebentar Soxhletasi pengamatan ekstraksinya juga mudah dengan ditandai solven
yang sudah jernih (Novi Wiranawati, Anita Agustina, Rahmi Nurhaini CERATA Jurnal Ilmu Farmasi
(Journal of Pharmacy Science) 7 (1), 2017)

Menurut Efendy (2010), seledri mengandung senyawa metil eugenol, tetapi kadar metil eugenol pada
seledri belum ada dilaporkan (Efendy T.A., R. Rani. dan S. Samad. 2010. Pengujian beberapa jenis tanaman
sebagai sumber atraktan lalat buah (Bactrocera spp.) (Diptera: Tephridae) pada tanaman cabai (Capsicum annum
L.). Prosiding Seminar nasional. Universitas Sriwijaya, Palembang.)

Minyak atsiri yang terkandung dalam biji seledri terdiri atas senyawa terpenoid monoterpen ( α-pinene dan
β-pinene) Sugiarto Puradisastra, Rosnaeni Rosnaeni, Iwan Budiman Maranatha Journal of Medicine and
Health 7 (1), 2007

Salah satu minyak atsiri dari seledri berupa limonene yang termasuk kedalam golongan terpen
yang umumnya tidak mudah larut dalam air dan mudah larut dalam etanol (Castillo 2012)
(Castillo, F., D. Hernandez, G. Gallegos,and C. N. Aguilar (2012). Antifungal Properties of
Bioactive Compounds from Plants, Fungicides for Plant and Animal Diseases, Dr. Dharumadurai
Dhanasekaran (Ed.). InTech: 81-108.

Oleoresin dapat larut dalam metanol, etanol, dan isopropil alkohol karena oleoresin merupakan
senyawa polimer yang berbobot molekul besar yang lebih mudah larut dalam pelarut yang
bersifat polar (Sulaswaty, 2002). Sulaswaty, A., (2002), Proses Ekstraksi dan Pemurnian Bahan
Pewangi dari Tanaman Indonesia, Ristek - Data riset, Pusat Penelitian Kimia – LIPI

Oleoresin kayu manis merupakan campuran komplek antara resin dan minyak atsiri sebagai hasil
ekstraksi kayu manis dengan menggunakan pelarut organik. Oleoresin banyak digunakan
sebagai pewarna dan flavor dalam industri makanan. Komponen utama dalam minyak atsiri kayu
manis adalah cinnamic aldehyde (Ekstraksi Oleoresin Dari Kayu Manis Berbantu Ultrasonik
Dengan Menggunakan Pelarut Alkohol Bakti Jos, Bambang Pramudono, Aprianto Aprianto
Reaktor 13 (4), 231-236, 2011)

Anda mungkin juga menyukai