Anda di halaman 1dari 2

(Refining) atau proses pemurnian adalah proses untuk menghilangkan zat-zat yang

tidak di kehendaki yang ada dalam CPO, sehingga minyak bebas dari bau, FFA (rendah), dan
residu lainnya (Amang, 1996). Proses pemurnian secara basah dapat digolongkan menjadi 4
kelompok proses yaitu proses pemurnian yang menggunakan alkali, pemutihan (bleaching),
penghilang bau (deodorizing) dan penguapan. Pemurnian dengan alkali mempunyai tujuan untuk
menghilangkan atau menetralisasi pospat dengan cara memberi soda api. Pemutihan (bleaching)
adalah proses untuk menghilangkan bahan-bahan warna yang terlarut dalam minyak.
Deodorizing (penghilang bau) adalah proses terakhir dari proses pemurnian minyak yang
mempunyai tujuan untuk menghilangkan bau yang keras maupun bau yang tidak normal (Irawani
et all 2010). Proses pemurnian secara kering adalah proses pemurnian dengan cara penguapan,
yaitu pertama dilakukan netralisasi menggunakan alkali seperti soda api dan kemudian diikuti
dengan penguapan dengan menggunakan uap panas untuk menghilangkan bau (Irawani et all
2010)

Pemucatan minyak kelapa sawit merupakan salah satu proses pemurnian yang bertujuan
menghilangkan partikel-partikel zat warna alami dalam minyak. Hal ini biasanya dilakukan
dengan proses hidrogenasi, penambahan suatu pelarut, pemanasan, adsorpsi (biasanya
dilakukan dengan adsorben bentonit dan zeolit)(kusumastuti 2004).

Pemucatan menggunakan bleaching earth dengan komposisi utama SiO2 dan Al2O3
terjadi disebabkan oleh adanya ion Al3+ pada permukaan adsorben yang mengadsorbsi partikel-
partikel zat warna (Ketaren, 1986). Sebagai adsorben, arang diaktivasi terlebih dahulu untuk
memperbesar luas permukaan aktif dengan cara membuka pori-pori yang tertutup oleh tar dan
atom-atom bebas. Sedangkan pada proses bleaching dengan proses adsorpsi, banyak faktor yang
berpengaruh terhadap keberhasilan proses tersebut. kinerja adsorpsi dipengaruhi oleh faktor-
faktor proses seperti jenis adsorben, suhu dan pH adsorpsi, efektifitas pengontakan, jenis
adsorbat, dan ukuran molekul adsorbat. .

Pemucatan (Bleaching) ialah suatu tahap proses pemurnian untuk menghilangkan zat-zat
warna yang tidak disukai dalam minyak. Pemucatan ini dilakukan dengan mencampur minyak
dengan sejumlah kecil adsorben, seperti tanah serap (fuller earth), lempung aktif dan arang aktif
atau dapat juga menggunakan bahan kimia. Proses bleaching yang dilakukan dengan suhu semakin
tinggi, minyak hasil bleaching akan semakin cerah (nilai kecerahaan warnanya semakin menurun).
Sedangkan penggunaan arang aktif dengan kadar yang semakin banyak, tingkat kecerahan warna
dari minyak hasil bleaching semakin meningkat (semakin cerah atau nilai kecerahan warnanya
turun). Hal tersebut disebabkan pada suhu yang lebih tinggi, viskositas minyak akan turun.
Penurunan viskositas minyak ini akan mengakibatkan gerakan atau mobilitas molekul-
molekul minyak semakin tinggi, sehingga molekul-molekul minyak lebih mampu menjangkau
permukaan-permukaan aktif dari arang aktif secara lebih efektif pada hampir semua jenis ukuran
pori-pori pada arang aktif. Selain itu pada suhu bleaching semakin tinggi akan menyebabkan
pembukaan pori-pori arang aktif semakin lebar, sehingga distribusi mesopori dan makropori
semakin dominal. Akibatnya kontak antara permukaan permukaan aktif arang aktif dengan
molekul-molekul minyak akan terjadi secara lebih efektif. Penggunaan adsorben yang semakin
banyak berarti luasan permukaan aktif yang tersedia sebagai bagian arang aktif penjerap adsorbat
target dari minyak sawit, semakin luas. Sehingga dengan penggunaan jumlah (volum) minyak
sawit yang akan dipucatkan yang sama untuk setiap variasi konsentrasi arang aktif, total adsorbat
target dari minyak sawit yang terikat pada arang aktif juga semakin banyak. Akibatnya tingkat
kecerahan warna minyak sawit hasil bleaching juga semakin cerah (Winarno 1984).

Irwani, M., R.Thahir., dan B.S.Kubro. 2010. REGENERASI MINYAK JELANTAH (WASTE
COOKING OIL) DENGAN PENAMBAHAN SARI MENGKUDU. Jurnal Riset & Teknologi,
Vol.10 No.1,Hal. 1 – 59.
Ketaren, S. 1986. PENGANTAR TEKNOLOGI MINYAK DAN LEMAK PANGAN. UI Press,
Jakarta.
Kusumastuti. 2004. KINERJA ZEOLIT DALAM MEMPERBAIKI MUTU MINYAK GORENG
BEKAS. Jurnal Teknologi dan Industri Pangan. 15(2) : 141-144.
Mardina, P., Faradina, E., dan Setiawati. 2012. PENURUNAN ANGKA ASAM PADA MINYAK
JELANTAH. Jurnal Kimia. 6 (2) : 196-200
Winarno, F.G. 1984. KIMIA PANGAN DAN GIZI. Gramedia, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai