YUSUF F R M/F34160025
Essay
1. Komponen yang menyusun definisi sistem adalah elemen-elemen dasar, tujuan yang ingin
dicapai, dan proses mencapai tujuan tersebut.
2. Empat jenjang dalam pengambilan keputusan manajerial adalah keputusan direktif dan
strategis yang dibuat oleh manajemen level atas, keputusan taktis oleh manajemen level
menengah, dan keputusan operasional oleh manajemen tingkat bawah.
3. Ciri khas dari keputusan yang bersifat strategis adalah tidak bisa deprogram karena
preferensi pengambilan keputusan perlu masuk secara utuh dan lingkungannya selalu
bergerak dinamis tetapi lingkungan ini mempengaruhi faktor dengan kepastian yang sangat
rendah.
4. Komponen utama dari suatu sistem input, output, proses, dan manajemen
5. Pendekatan sistem akan sesuai diterapkan pada organisasi yang memiliki sifat-sifat dasar
dari suatu sistem yang meliputi adanya pencapaian tujuan yang jelas, adanya konsep
sinergitas dalam organisasi, keterbukaan terhadap lingkungan, sifat transformasi, serta
mekanisme pengendalian.
B. Esai
1. Apakah yang dapat diukur dari objek berikut ini?
Pengukuran
Objek
Kuantitatif Kualitatif
Warna, Aroma, Daya Tahan,
Teh Kandungan Gizi/ Sifat Kimia
Tekstur, Kesegaran, Rasa
TUGAS ASPK
YUSUF F R M/F34160025
Hasil penilaian dari bentuk ukuran relatif sayuran adalah sebagai berikut:
Media
Perbandingan Ukuran tanam Benih Pemupukan
Sayuran A 1 2 6
Sayuran B 1/2 1 3
Sayuran C 1/6 1/3 1
4. Bagaimana cara menilai suatu alat ukur itu baik?
Jawab:
Alat ukur dikatakan baik jika alat tersebut adalah indikator yang tepat untuk objek yang
sedang diukur. Ada tiga kriteria utama untuk menilai suatu alat pengukur baik atau tidak
yaitu validitas, keandalan, dan kepraktisan.
Cara menilai alat ukur itu baik:
1) Validitas yang tinggi: Suatu alat ukut dikatakan memiliki validitas yang tinggi
jika memberikan hasil ukur yang sesuai dengan pengukuran tersebut. Selain itu
alat ukur harus memiliki aspek kecermatan pengukuran.
2) Keandalan : Suatu alat ukur harus memberikan hasil yang konsisten.
3) Kepraktisan : Validasi dan keandalan merupakan syarta ilmiah dari proses
pengukuran yang baik, sedangkan syarat operasional mengharuskan kepraktisan
dalam pengukuran. Proses pengukuran dikatakan praktis jika pengukuran tersebut
hemat, mudah dipakai, dan dapat dimengerti.
5. Jelaskan apakah Anda setuju atau tidak setuju dengan pernyataan “ Suatu pengukuran
yang valid adalah andal, tetapi suatu pengukuran yang andal, belum tentu valid”!
Jawab:
Karena pengukuran yang valid dapat menjalankan fungsi ukur dan memberikan hasil
ukur yang sesuai dengan tujuan pengukuran tersebut. Pengukuran yang andal dapat
memberikan hasil konsisten namun belum tentu dapat memberikan hasil yang sesuai
dengan tujuan.
B. Esai
1. Diketahui:
Ada 3 alternatif lokasi industri, yaitu: Medan, Pekanbaru dan Palembang
Terdapat 4 kriteria yaitu pasar, bahan baku, infrastruktur, dan ketersediaan SDM
dengan bobot masing-masing 2,3,3,2.
Evaluasi medan berdasar kriteria yaitu 4,3,4,3; Evaluasi pekanbaru berdasar
kriteria yaitu 4,5,3,3 sedangkan evaluasi Palembang adalah 4,4,3,3.
Apakah alternatif metode yang tepat untuk pemilihan lokasi industri pada persoalan
keputusan tersebut?
Berikut disajikan hasil pengolahan dengan metode Bayes dan metode perbandingan
eksponensial (MPE)
TUGAS ASPK
YUSUF F R M/F34160025
Tabel 1. Matriks keputusan penilaian lokasi yang sesuai dengan metode Bayes
Kriteria Nilai
Lokasi Bahan Peringkat
Pasar Baku Infrastruktur SDM Alternatif
Medan 4 3 4 3 35 -
Pekanbaru 4 5 3 3 38 1
Palembang 4 4 3 3 35 -
Bobot 2 3 3 2
Keterangan:
Bayes Medan = (4 x 2) + (3 x 3) + (4 x 3) + (3 x 2) = 35
Bayes Pekanbaru = (4 x 2) + (5 x 3) + (3 x 3) + (3 x 2) = 38
Bayes Palembang = (4 x 2) + (4 x 3) + (3 x 3) + (3 x 2) = 35
Tabel 2. Matriks keputusan penilaian lokasi yang sesuai dengan metode perbandingan
eksponensial (MPE)
Kriteria Nilai
Lokasi Bahan Peringkat
Pasar Baku Infrastruktur SDM Alternatif
Medan 4 3 4 3 116 -
Pekanbaru 4 5 3 3 177 1
Palembang 4 4 3 3 116 -
Bobot 2 3 3 2
Keterangan:
MPE Medan = (42) + (33) + (43) + (32) = 116
MPE Pekanbaru = (42) + (53) + (33) + (32) = 177
MPE Palembang = (42) + (43) + (33) + (32) = 116
Maka:
1.1. Metode yang tepat untuk pemilihan lokasi industri adalah metode perbandingan
eksponensial (MPE). Karena selisih nilai antar lokasi yang satu dengan lokasi
lainnya lebih besar sehingga lebih dapat terlihat perbedaannya.
1.2. Nilai alternatif untuk lokasi medan dengan metode perbandingan eksponensial
(MPE) diperoleh sebesar 116. Hasil tersebut diperoleh melalui perhitungan
berikut:
MPE Medan = (42) + (33) + (43) + (32) = 116
1.3. Alternatif lokasi yang terbaik (menduduki rangking pertama) dengan metode
perbandingan eksponensial (MPE) adalah Pekanbaru dengan nilai sebesar 177.
2. Diketahui:
Ada 3 alternatif produk kelapa sawit, yaitu: CPO, Minyak Goreng dan Biodiesel
Terdapat 4 kriteria yaitu pasar, IRR, prospek bisnis, dan resiko dengan bobot
masing-masing 0,4; 0,3; 0,1; dan 0.2
Evaluasi CPO berdasar kriteria yaitu 5, 20, 4, dan 3; Evaluasi minyak goreng
berdasar kriteria yaitu 4,25,3,4 sedangkan evaluasi Biodiesel adalah 4,20,5,4.
Apa metode yang paling tepat untuk pengambilan keputusan dari masalah di atas?
2.1. Metode yang paling tepat adalah menggunakan Teknik Perbandingan Indeks
Kinerja
2.2. Berikut hasil penyelesaian dengan Teknik Perbandingan Indeks Kinerja
TUGAS ASPK
YUSUF F R M/F34160025
Tabel 3. Matriks awal penilaian alternatif pemilihan industri yang paling layak
Kriteria
Alternatif
Pasar IRR (%) Prospek Bisnis Resiko
CPO 5 20 4 3
Minyak Goreng 4 25 3 4
Biodiesel 4 20 5 4
Bobot Kriteria 0,4 0,3 0,1 0,2
Tabel 4. Matriks hasil transformasi melalui teknik perbandingan indeks kinerja
Kriteria Nilai
Alternatif IRR Prospek Peringkat
Pasar (%) Bisnis Resiko Alternatif
CPO 125 100 133,33 100 113,33 1
Minyak
100 125 100 75 102,5 2
Goreng
Biodiesel 100 100 166,67 75 101,67 3
Bobot
Kriteria 0,4 0,3 0,1 0,2
Keterangan:
Transformasi Nilai Pasar: Transformasi Nilai IRR:
CPO = (5/4) x 100 = 125 CPO = (20/20) x 100 = 100
Minyak Goreng= (4/4) x 100 = 100 Minyak Goreng = (25/20) x100 = 125
Biodiesel = (4/4) x 100 = 100 Biodiesel = (20/20) x 100 = 100
Transformasi Nilai Prospek Bisnis: Transformasi Nilai Resiko:
CPO = (4/3) x 100 = 133,33 CPO = (3/3) x 100 = 100
Minyak Goreng= (3/3) x 100 = 100 Minyak Goreng = (3/4) x 100 = 75
Biodiesel = (5/3) x 100 = 166,67 Biodiesel = (3/4) x 100 = 75
Nilai Alternatif
CPO = (125 x 0,4) + (100 x 0,3) + (133,33 x 0,1) + (100 x 0,2) = 113,33
Minyak Goreng = (100 x 0,4) + (125 x 0,3) + (100 x 0,1) + (75 x 0,2) = 102,5
Biodiesel= (100 x 0,4) + (100 x 0,3) + (166,67 x 0,1) + (75 x 0,2) = 101,67
Pada tabel matriks hasil transformasi melalui teknik CPI menunjukkan bahwa nilai
alternatif 1, 2 dan 3 masing-masing adalah 113,33; 102,5; dan 101,67. Dengan demikian
alternatif 1 yaitu industri CPO sebagai peringkat 1 disusul oleh industri Minyak Goreng
dan kemudian Biodiesel.