1
Jawab: Keputusan yang bersifat strategis merupakan keputusan yang memiliki
jangka waktu panjang, lingkungan bersifat yang dinamis dan mempengaruhi
faktor-faktor dengan kepastian yang sangat rendah, serta memiliki sifat tidak
bisa diprogram karena preferensi pengambil keputusan perlu masuk secara
utuh.
4. Sebutkan komponen utama dari suatu sistem!
Jawab:
a. Input; terdiri atas input lingkungan, input terkontrol, dan input tidak terkontrol
b. Proses; terdiri atas model rancangan keputusan
c. Output; terdiri atas output yang dikehendaki dan output yang tidak dikehendaki
d. Manajemen pengendalian
5. Menurut Saudara, pada kondisi yang bagaimana pendekatan sistem akan
sesuai diterapkan?
Jawab: Menurut saya, suatu pendekatan sistem dapat diterapkan apabila dalam suatu
organisasi memiliki sifat-sifat dasar dari suatu sistem yang meliputi adanya
pencapaian tujuan yang jelas, adanya konsep sinergitas dalam organisasi,
keterbukaan terhadap lingkungan, sifat transformasi, serta mekanisme
pengendalian. Suatu organisasi dapat melakukan analisis kebutuhan
perusahaannya yang dimulai dengan melakukan identifikasi sistem, formulasi
masalah, pembentukan alternatif sistem, determinasi dari realistik fisik, sosial
politik, serta penentuan kelayakan ekonomi dan keuangan perusahaan.
Jawab:
Komponen mutu terdiri atas sifat yang kasat mata seperti warna, bentuk, ukuran, dan
kebersihan, maupun yang tidak kasat mata seperti tekstur, rasa, aroma, maupun nilai
gizi dari produk sayuran. Hal-hal yang mempengaruhi mutu produk sayuran ada dua,
yaitu faktor perlakuan sebelum panen dan perlakuan setelah panen. Sebagai contoh,
terdapat tiga faktor yang mempengaruhi media tanam, benih, dan pemupukan.
Karena ada tiga faktor maka didapat jumlah penilaian seluruhnya yaitu: 3 x (3-1)/2 =
3. Skala penilaian yang digunakan yaitu perbandingan skala 0-2. Perbandingan ini
dengan memberi angka pada masing-masing kriteria, yaitu:
Media
Media tanam/ Media tanam/Pemupu
Media tanam Media tanam tanam/Benih kan
Benih/Media Benih/Pemupu
Benih tanam Benih/Benih kan
Benih 2 1 1/3
Pemupukan 6 3 1
Jawab:
Alat ukur dikatakan baik jika alat tersebut adalah indikator yang tepat untuk objek
yang sedang diukur. Di samping itu, alat tersebut harus mudah dan efisien untuk
dipakai. Ada tiga kriteria utama untuk menilai suatu alat pengukur, yaitu validitas,
keandalan (reability), dan kepraktisan.
a) Validitas merujuk kepada sejauh mana suatu uji dapat mengukur apa yang
sebenarnya ingin diukur. Suatu skala atau instrumen pengukur dapat dikatakan
mempunyai validitas yang tinggi apabila instrumen tersebut menjalankan fungsi
ukurnya atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan pengukuran tersebut.
Suatu alat ukur yang valid tidak hanya mampu menghasilkan data yang tepat,
tetapi juga harus memberikan gambaran yang cermat mengenai data tersebut.
b) Keandalan dari suatu alat ukur berkenaan dengan kemampuan alat ukur tersebut
memberikan hasil yang konsisten.
c) Proses pengukuran dikatakan praktis jika pengukuran tersebut hemat, mudah
dipakai, dan dapat dimengerti.
5. Jelaskan apakah Anda setuju atau tidak setuju dengan pernyataan “Suatu
pengukuran yang valid adalah andal, tetapi suatu pengukuran yang andal,
belum tentu valid”!
Jawab:
Saya setuju dengan pernyataan “Suatu pengukuran yang valid adalah andal, tetapi
suatu pengukuran yang andal belum tentu valid” dikarenakan pengukuran yang valid
dapat menjalankan fungsi ukur dan memberikan hasil ukur yang sesuai dengan
tujuan pengukuran tersebut, sedangkan pengukuran yang andal dapat memberikan
hasil konsisten namun belum tentu dapat memberikan hasil yang sesuai dengan
tujuan yang diharapkan.
Keterangan:
MPE Medan = (4)2 + (3)3 + (4)3 + (3)2 = 116
MPE Pekanbaru = (4)2 + (5)3 + (3)3 + (3)2 = 177
MPE Palembang = (4)2 + (4)3 + (3)3 + (3)2 = 116
1.2 Nilai alternatif untuk lokasi Medan ialah 116 yang diperoleh dari (4)2 + (3)3 + (4)3
+ (3)2
1.3 Alternatif lokasi terbaik (yang menduduki rangking pertama) adalah Pekanbaru
dengan nilai sebesar 177.
2. Diketahui:
Ada 3 alternatif produk kelapa sawit, yaitu: CPO, minyak goreng, dan biodiesel
Terdapat 4 kriteria yang dipertimbangkan untuk memilih produk terbaik, yaitu:
pasar, IRR, prospek bisnis, dan resiko dengan bobot masing-masing 0,4; 0,3;
0,1; dan 0,2.
Evaluasi CPO berdasar kriteria: 5, 20, 4, 3.
Evaluasi minyak goreng berdasar kriteria: 4, 25, 3, 4.
Evaluasi biodiesel berdasar kriteria: 4, 20, 5, 4.
Ditanya:
Metode yang paling tepat untuk pengambilan keputusan dari masalah di atas dan
penyelesaiannya.
Jawab:
Penilaian pada setiap kriteria tidak seragam, sehingga metode yang paling tepat untuk
menyelesaikan masalah di atas ialah metode CPI.
Kriteria
Alternatif
Pasar IRR (%) Prospek Bisnis Resiko
CPO 5 20 4 3
Minyak Goreng 4 25 3 4
Biodiesel 4 20 5 4
Bobot Kriteria 0,4 0,3 0,1 0,2
Hasil Transformasi
Kriteria Nilai
Alternatif Prospek Peringkat
Pasar IRR (%) Resiko Alternatif
Bisnis
CPO 125 100 133,33 100 113,33 1
Minyak
100 125 100 75 102,5 2
Goreng
Biodiesel 100 100 166,67 75 101,67 3
Bobot Kriteria 0,4 0,3 0,1 0,2
Keterangan:
Nilai Alternatif
CPO = (125 x 0,4) + (100 x 0,3) + (133,33 x 0,1) + (100 x 0,2)
= 113,33
Minyak Goreng = (100 x 0,4) + (125 x 0,3) + (100 x 0,1) + (75 x 0,2)
= 102,5
Biodiesel = (100 x 0,4) + (100 x 0,3) + (166,67 x 0,1) + (75 x 0,2)
= 101,67
Berdasarkan penyelesaian menggunakan metode CPI di atas, urutan alternatif
produk baru berbasis kelapa sawit yaitu: CPO, minyak goreng, dan biodisel.
2. Jumlah elemen yang perlu dinilai oleh expert pada setiap matriks perbandingan
n-alternatif faktor pada AHP adalah:
Jawab : C. ((n x n) - n) / 2
Jawab :
Penilaian Alternatif AHP
Penilaian setiap level hierarki dinilai melalui perbandingan berpasangan
dengan menggunakan skala 1-9. Perbandingan berpasangan ini dilakukan
dalam sebuah matriks.
Penentuan prioritas untuk setiap level hierarki perlu dilakukan perbandingan
berpasangan untuk menentukan prioritas. Sepasang elemen dibandingkan
berdasarkan kriteria tertentu dan menimbang intensitas preferensi antar
elemen. Hubungan antar elemen dari setiap tingkatan hierarki ditetapkan
dengan membandingkan elemen tersebut dalam pasangan. Hubungannya
menggambarkan pengaruh relatif elemen pada tingkat hierarki terhadap setiap
elemen pada tingkat yang lebih tinggi.
Jawab : Berjenjang struktural dan fungsional dan bersifat multi kriteria, strategik, dan
dinamis.
3. Siapa yang dapat dijadikan responden pada kajian yang menggunakan AHP?
Jawab : Pemilihan responden dilakukan dengan cara purposive sampling yang dipilih
secara sengaja untuk para ahli pakar dan stakeholder.
4. Hierarki dasar AHP paling tidak terdiri dari: fokus, faktor/kriteria dan
alternatif. Apa yang dapat ditambahkan pada hierarki tersebut agar analisis
lebih komprehensif?
5. Nilai akhir dari AHP adalah bobot masing-masing komponen pada masing-
masing jenjang, berapakah total bobot pada setiap jenjang?
Jawab : Total bobot pada setiap jenjang adalah satu, sesuai dengan prinsip utama
AHP: decomposite, comparative judgement, dan logical consistency.
V. Bab IV (Perbaikan Kualitas dalam Mendukung Produktivitas Hijau)
5.1 Pilihan Ganda
1. Di bawah ini termasuk alat dalam Statistical Quality Control, kecuali:
Jawab : D. Quality Function Deployment.
2. Berikut ini peta control yang paling tepat digunakan untuk memeriksa
keterkendalian proses dari karakteristik mutu yang bersifat atribut, kecuali:
Jawab : B. Peta kontrol R.
2. Jenis-jenis peta kontrol yang ada dalam Statistical Quality Control adalah:
Peta kontrol atribut, meliputi:
Peta kontrol p
Peta kontrol np
Peta kontrol c
Peta kontrol u
Peta kontrol variabel, meliputi:
Peta kontrol xbar – R
Peta kontrol x-MR
Peta kontrol x
CL = 1860,667
!"!!"# !
UCL = x-bar + 3 ( ) = 1860,667 + 3 ( ) = 1876,624
!!
!"!!"# !,!"#
!
) = 1844,709
LCL = x-bar - 3 ( ) = 1860,667 - 3 (
!! !,!"#
Peta kontrol MR
CL = MR-bar = 6
UCL = D4 MR-bar = 3,267 x 6 = 19,602
LCL = D3 MR-bar = 0 x 6 = 0
Plot data
1870
1860 Xi
CL UCL LCL
1850
1840
1830
1820
123456789101112
20
15 MR
UCL LCL CL
10
0
123456789101112
Berdasarkan dua gambar di atas dapat dilihat bahwa proses masih berada
dalam pengendalian statistikal sehingga peta kontrol tersebut dapat digunakan
proses terus menerus pada proses selanjutnya.
2. Diketahui:
Data pengukuran panjang tabung metal (mm) dari PT XYZ
Sub Grup X1 X2 X3 X4
1 616.1 612.3 614 616
2 616.2 614 615 613.2
3 613 617 614.2 614
4 613.2 616 614.5 615.2
5 616 618 614.3 614.3
6 614.1 616 614 614
7 615 612 614.6 617
8 614 612.4 614.7 616
9 612 613 615 618
10 612.3 615 615.2 616
11 616 614.2 612.4 616
12 613.2 612.3 616 614
13 614 615 612 615
14 615.2 614.2 615.2 614
15 614.3 612.3 614 612
16 614.5 615 614.5 612.4
17 615 615.2 615.3 613
18 613 614 615.4 615
19 612.2 612 614.3 614.2
20 612 615.4 614.5 612.3
Ditanya:
a) Histogram, nilai rata-rata, simpangan baku, dan koefisien variasi
b) Analisis apakah proses produksi masih mampu memenuhi spesifikasi panjang
yang diinginkan dan menentukan tingkat nonkonformasi per sejuta unit (PPM
nonconformance) dari proses produksi PT XYZ tersebut.
Jawab:
a) Nilai rata-rata = Nilai total / 80 = 614,341
! (!!!!!"#)!
Simpangan baku = !!! = 1,447
Koefisien variasi = (Simpangan baku)2 = 2,094
Histogram
30
25 24
19
20
15
15
11
10 7
5 2 2
0
612 613 614 615 616 617 618
b) Dengan menggunakan analisis peta kontrol xbar dan R
Sub
X1 X2 X3 X4 Xbar Range
Grup
1 616.1 612.3 614 616 614.6 3.8
2 616.2 614 615 613.2 614.6 3
3 613 617 614.2 614 614.6 4
4 613.2 616 614.5 615.2 614.7 2.8
5 616 618 614.3 614.3 615.7 3.7
6 614.1 616 614 614 614.5 2
7 615 612 614.6 617 614.7 5
8 614 612.4 614.7 616 614.3 3.6
9 612 613 615 618 614.5 6
10 612.3 615 615.2 616 614.6 3.7
11 616 614.2 612.4 616 614.7 3.6
12 613.2 612.3 616 614 613.9 3.7
13 614 615 612 615 614.0 3
14 615.2 614.2 615.2 614 614.7 1.2
15 614.3 612.3 614 612 613.2 2.3
16 614.5 615 614.5 612.4 614.1 2.6
17 615 615.2 615.3 613 614.6 2.3
18 613 614 615.4 615 614.4 2.4
19 612.2 612 614.3 614.2 613.2 2.3
20 612 615.4 614.5 612.3 613.6 3.4
Jumlah 12286.8 64.4
Rata-rata 614.34 3.22
n=4
A2 = 0.729; D3 = 0; D4 = 2.282
Peta kontrol xbar
CL = xbar = 614.34
UCL = xbar + A2 Rbar = 614.34 + 0.729 (3.22) = 616.69
LCL = xbar - A2 Rbar = 614.34 - 0.729 (3.22) = 611.99
Peta kontrol R
CL = Rbar = 3.22
UCL = D4 Rbar = 2.282 (3.22) = 7.34
LCL = D3 Rbar = 0 (3.22) = 0
Peta Kontrol x Panjang Tabung Metal (mm)
618
617
616
615
614
613 X rata-rata
612 CL UCL LCL
611
610
609
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Dari gambar di atas terlihat bahwa proses produksi masih mampu memenuhi
spesifikasi panjang yang diinginkan oleh PT XYZ, karena tidak terlihat adanya titik (data)
yang berada di luar batas kontrol.
Hasil Capability Analysis menunjukkan bahwa ketika menggunakan nilai LCL=611.99 dan
UCL=616.69, proses produksi tabung metal masih mampu memenuhi spesifikasi jangka
panjang yang diinginkan dengan tingkat nonkonformasi per sejuta unit kira-kira
sebesar 1395 ppm (dalam satu juta produksi terdapat barang rusak/cacat sekitar 1395).
Nilai Cp=1.09 menunjukkan bahwa proses sudah capable (Cp>1).