Anda di halaman 1dari 18

TUGAS MK.

Pengambilan keputusan manajerial


Eka Octavian Pranata / H2010202058

I. Bab I (Sistem dan Teori Keputusan)


1.1. Jawaban yang paling tepat
1. Filosofi sistem mencakup tiga substansi utama, yaitu:
Jawab : C. Pencapaian tujuan, holistik, dan efektif.
2. Tahapan dalam kajian yang menggunakan pendekatan sistem adalah:
Jawab : A. Identifikasi dan analisis kebutuhan, perumusan tujuan, formulasi
permasalahan, identifikasi sistem dan pemodelan untuk perumusan alternatif solusi.
3. Berdasarkan kejelasan komponen input, proses, output dan lingkup bahasanya,
terdapat empat tipe sistem, yaitu:
Jawab : C. Sistem analis, sistem sintesis, sistem desain, dan sistem kontrol.
4. Pengambilan keputusan dapat dikelompokkan dalam dua cara, yaitu
pengambilan keputusan secara rasional (normatif) dan pengambilan keputusan
secara institusi. Pembeda antara kedua tipe pengambilan keputusan tersebut
utamanya adalah:
Jawab : C. Kedua tipe pengambilan keputusan memperhatikan aspek ketidakpastian.
Keputusan rasional didasarkan pada pertimbangan logis dan terukur dalam
merumuskan keputusannya, sedangkan keputusan intuitif lebih didasarkan pada
intuisi pengambil keputusan sehingga sulit untuk ditelusuri.
5. Yang membedakan sistem sintesis dan sistem desain adalah:
Jawab : B. Input dan target outputnya sudah jelas, sedangkan prosesnya harus
dirancang untuk mencapai target output dengan memperhatikan variasi dari input.
1.2. Jawaban singkat
1. Sebutkan komponen yang menyusun definisi sistem!
Jawab : Komponen yang menyusun definisi sistem yaitu elemen, interaksi,
tujuan/sub tujuan.
2. Sebutkan empat jenjang dalam pengambilan keputusan manajerial!
Jawab :
a. Direktif; bersifat arahan strategis yang kadang bersifat intuitif
b. Strategis; tidak bisa diprogram karena preferensi pengambil keputusan perlu
masuk secara utuh
c. Taktis; bisa dibuat program dengan masukan preferensi pengambil keputusan
d. Operasional; bisa dibuat program karena sifatnya berulang
3. Sebutkan ciri khas dari keputusan yang bersifat strategis!

1
Jawab: Keputusan yang bersifat strategis merupakan keputusan yang memiliki
jangka waktu panjang, lingkungan bersifat yang dinamis dan mempengaruhi
faktor-faktor dengan kepastian yang sangat rendah, serta memiliki sifat tidak
bisa diprogram karena preferensi pengambil keputusan perlu masuk secara
utuh.
4. Sebutkan komponen utama dari suatu sistem!
Jawab:
a. Input; terdiri atas input lingkungan, input terkontrol, dan input tidak terkontrol
b. Proses; terdiri atas model rancangan keputusan
c. Output; terdiri atas output yang dikehendaki dan output yang tidak dikehendaki
d. Manajemen pengendalian
5. Menurut Saudara, pada kondisi yang bagaimana pendekatan sistem akan
sesuai diterapkan?
Jawab: Menurut saya, suatu pendekatan sistem dapat diterapkan apabila dalam suatu
organisasi memiliki sifat-sifat dasar dari suatu sistem yang meliputi adanya
pencapaian tujuan yang jelas, adanya konsep sinergitas dalam organisasi,
keterbukaan terhadap lingkungan, sifat transformasi, serta mekanisme
pengendalian. Suatu organisasi dapat melakukan analisis kebutuhan
perusahaannya yang dimulai dengan melakukan identifikasi sistem, formulasi
masalah, pembentukan alternatif sistem, determinasi dari realistik fisik, sosial
politik, serta penentuan kelayakan ekonomi dan keuangan perusahaan.

II. Bab III (Pengukuran)


2.1 Jawaban yang paling tepat
1. Berikut ini parameter yang dapat diukur dari sifat fisik sayuran, kecuali
Jawab : B. Vitamin
2. Pengukuran dalam penelitian mencakup aspek berikut ini, kecuali
Jawab : D. Penggunaan intuisi
3. Berikut ini yang termasuk contoh skala pengukuran rasio adalah
Jawab : D. Volume, berat, harga
4. Jika ada 5 faktor yang dibanding tingkat kepentingannya, maka jumlah nilai
perbandingan berpasangannya yang harus disini adalah
Jawab : D. 10
5. Berikut ini adalah pernyataan yang benar kecuali
Jawab : B. Suatu pengukuran yang valid adalah andal, tetapi suatu pengukuran yang
andal belum tentu valid.
2.2 Jawaban singkat
1. Apakah yang dapat diukur dari objek berikut ini?
Jawab :
Pengukuran
Objek
Kuantitatif Kualitatif
Teh  Kandungan gizi  Warna
 Sifat kimia  Aroma
 Tekstur
 Kesegaran
 Rasa
 Daya tahan
Minyak  Kandungan gizi  Warna
Goreng
 Volume  Kekentalan
 Rasa
 Daya tahan
Daging  Berat  Warna
 Luas Permukaan  Tekstur
 Ketebalan  Aroma
 Kepadatan  Rasa
 Kandungan gizi (Air, Protein,  Kesegaran
Lemak, Karbohidrat, Mineral)
 Daya tahan
 Kandungan Asam Amino

2. Apa yang merupakan perbedaan paling pokok di antara skala-skala nominal,


ordinal, interval, rasio, dan perbandingan berpasangan?
Jawab :
Karakteristik
Skala Skala Contoh
Pengukuran
Nominal Hanya bisa Skala yang  Jenis kelamin
membedakan sesuatu diberikan tidak
 Agama
yang bersifat kualitatif menunjukan
tingkatan yang  Warna kulit
berarti
Ordinal Mengurutkan objek dari Skala yang  Tingkat rasa
yang terendah sampai diberikan (sangat tidak
yang tertinggi menunjukkan enak – sangat
tingkatan enak)
 Kekuatan aroma
(sangat tidak
kuat – sangat
kuat)
 Tingkat warna
Interval Skala yang mempunyai Skala dalam  Tahun
unsur jarak/rentang bentuk angka
yang tidak  Suhu (dalam
mempunyai nilai derajat celcius)
nol mutlak
Rasio Skala yang mempunyai Skala dalam  Tinggi badan
ciri skala interval bentuk angka
yang mempunyai  Jarak
nilai nol mutlak  Luas
Perbandingan  Menentukan Dapat membantu  Perbandingan
berpasangan kepentingan relatif mengukur skala ukuran
dari elemen-elemen rasio dari hal-hal
dan kriteria-kriteria yang awalnya
yang ada sulit diukur
 Perbandingan
berdasarkan judgment
dari pengambilan
keputusan

3. Buatlah desain penilaian perbandingan berpasangan dari faktor-faktor yang


mempengaruhi mutu produk sayuran!

Jawab:

Komponen mutu terdiri atas sifat yang kasat mata seperti warna, bentuk, ukuran, dan
kebersihan, maupun yang tidak kasat mata seperti tekstur, rasa, aroma, maupun nilai
gizi dari produk sayuran. Hal-hal yang mempengaruhi mutu produk sayuran ada dua,
yaitu faktor perlakuan sebelum panen dan perlakuan setelah panen. Sebagai contoh,
terdapat tiga faktor yang mempengaruhi media tanam, benih, dan pemupukan.
Karena ada tiga faktor maka didapat jumlah penilaian seluruhnya yaitu: 3 x (3-1)/2 =
3. Skala penilaian yang digunakan yaitu perbandingan skala 0-2. Perbandingan ini
dengan memberi angka pada masing-masing kriteria, yaitu:

1 : Jika faktor horizontal kurang penting dari faktor vertikal.

2 : Jika faktor horizontal sama pentingnya dengan faktor vertikal.

2 : Jika faktor horizontal lebih penting dari faktor vertikal.


Ketiga faktor akan dibandingkan dengan cara penilaian sebagai berikut:

Perbandingan Ukuran Media tanam Benih Pemupukan

Media
Media tanam/ Media tanam/Pemupu
Media tanam Media tanam tanam/Benih kan

Benih/Media Benih/Pemupu
Benih tanam Benih/Benih kan

Pemupukan/Medi Pemupukan/Ben Pemupukan/Pe


Pemupukan a tanam ih mupukan

Hasil dari penilaian ukuran relatif sayuran adalah sebagai berikut:

Perbandingan Ukuran Media tanam Benih Pemupukan

Media tanam 1 1/2 1/6

Benih 2 1 1/3

Pemupukan 6 3 1

4. Bagaimana cara menilai suatu alat ukur itu baik?

Jawab:

Alat ukur dikatakan baik jika alat tersebut adalah indikator yang tepat untuk objek
yang sedang diukur. Di samping itu, alat tersebut harus mudah dan efisien untuk
dipakai. Ada tiga kriteria utama untuk menilai suatu alat pengukur, yaitu validitas,
keandalan (reability), dan kepraktisan.
a) Validitas merujuk kepada sejauh mana suatu uji dapat mengukur apa yang
sebenarnya ingin diukur. Suatu skala atau instrumen pengukur dapat dikatakan
mempunyai validitas yang tinggi apabila instrumen tersebut menjalankan fungsi
ukurnya atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan pengukuran tersebut.
Suatu alat ukur yang valid tidak hanya mampu menghasilkan data yang tepat,
tetapi juga harus memberikan gambaran yang cermat mengenai data tersebut.
b) Keandalan dari suatu alat ukur berkenaan dengan kemampuan alat ukur tersebut
memberikan hasil yang konsisten.
c) Proses pengukuran dikatakan praktis jika pengukuran tersebut hemat, mudah
dipakai, dan dapat dimengerti.
5. Jelaskan apakah Anda setuju atau tidak setuju dengan pernyataan “Suatu
pengukuran yang valid adalah andal, tetapi suatu pengukuran yang andal,
belum tentu valid”!
Jawab:
Saya setuju dengan pernyataan “Suatu pengukuran yang valid adalah andal, tetapi
suatu pengukuran yang andal belum tentu valid” dikarenakan pengukuran yang valid
dapat menjalankan fungsi ukur dan memberikan hasil ukur yang sesuai dengan
tujuan pengukuran tersebut, sedangkan pengukuran yang andal dapat memberikan
hasil konsisten namun belum tentu dapat memberikan hasil yang sesuai dengan
tujuan yang diharapkan.

III. Bab V (Pengambilan Keputusan Berbasis Indeks Kinerja)


3.1 Pilihan Ganda
1. Kriteria dan alternatif merupakan komponen penting dalam pengambilan
keputusan. Yang membedakan kriteria dan alternatif utamanya adalah:
Jawab : B. Alternatif merupakan komponen yang akan dipilih dengan
mempertimbangkan kriteria tersedia.
2. Penilaian alternatif pada setiap kriteria dapat dilakukan dengan cara:
Jawab : C. Keduanya benar .

3. Terdapat tiga teknik utama dalam pengambilan keputusan berbasis indeks


kinerja, yaitu:
Jawab : A. Bayes, Metode Perbandingan Eksponensial, dan Composit Performance
Indeks.

4. Apabila persoalan keputusan yang dihadapi dapat dirumuskan pada penilaian


matrik keputusan yang bersifat seragam dan penilaiannya dalam skala ordinal,
maka teknik yang tepat untuk menyelesaikannya adalah:
Jawab : B. Metode Perbandingan Ekponensial.

5. Apabila persoalan keputusan yang dihadapi dapat dirumuskan pada penilaian


matik keputusan yang bersifat seragam dan penilaiannya dalam skala terukur
nyata, maka teknik yang tepat untuk menyelesaikannya adalah :
Jawab : A. Bayes.

3.2 Jawaban Singkat dan Jelas


1. Diketahui:
 Terdapat 3 alternatif lokasi industri, yaitu: Medan, Pekanbaru, dan Palembang
 Terdapat 4 kriteria, yaitu: pasar, bahan baku, infrastruktur, dan ketersediaan
SDM dengan bobot masing-masing 2, 3, 3, 2 .
 Evaluasi Medan berdasar kriteria: 4, 3, 4, 3.
Evaluasi Pekanbaru berdasar kriteria: 4, 5, 3, 3.
Evaluasi Palembang berdasar kriteria: 4, 4, 3, 3.
Ditanya:
1.1 Apakah alternatif metode yang tepat untuk pemilihan lokasi industri pada
persoalan keputusan tersebut?
1.2 Apabila teknik yang dipakai adalah metode perbandingan eksponensial, berapakah
nilai alternatif untuk lokasi Medan?
1.3 Apabila teknik yang dipakai adalah metode perbandingan eksponensial, apakah
alternatif yang terbaik (menduduki ranking pertama)?
Jawab:
1.1 Alternatif metode untuk pemilihan lokasi industri pada persoalan keputusan:
Nilai kriteria seragam (rentang dan arah) dan menggunakan skala ordinal,
sehingga metode yang tepat ialah MPE.
Alternatif
Kriteria Bobot
Medan Pekanbaru Palembang
Pasar 2 4 4 4
Bahan baku 3 3 5 4
Infrastruktur 3 4 3 3
Ketersediaan
2 3 3 3
SDM

Keterangan:
MPE Medan = (4)2 + (3)3 + (4)3 + (3)2 = 116
MPE Pekanbaru = (4)2 + (5)3 + (3)3 + (3)2 = 177
MPE Palembang = (4)2 + (4)3 + (3)3 + (3)2 = 116
1.2 Nilai alternatif untuk lokasi Medan ialah 116 yang diperoleh dari (4)2 + (3)3 + (4)3
+ (3)2
1.3 Alternatif lokasi terbaik (yang menduduki rangking pertama) adalah Pekanbaru
dengan nilai sebesar 177.

2. Diketahui:
 Ada 3 alternatif produk kelapa sawit, yaitu: CPO, minyak goreng, dan biodiesel
 Terdapat 4 kriteria yang dipertimbangkan untuk memilih produk terbaik, yaitu:
pasar, IRR, prospek bisnis, dan resiko dengan bobot masing-masing 0,4; 0,3;
0,1; dan 0,2.
 Evaluasi CPO berdasar kriteria: 5, 20, 4, 3.
Evaluasi minyak goreng berdasar kriteria: 4, 25, 3, 4.
Evaluasi biodiesel berdasar kriteria: 4, 20, 5, 4.
Ditanya:
Metode yang paling tepat untuk pengambilan keputusan dari masalah di atas dan
penyelesaiannya.
Jawab:
Penilaian pada setiap kriteria tidak seragam, sehingga metode yang paling tepat untuk
menyelesaikan masalah di atas ialah metode CPI.

Kriteria
Alternatif
Pasar IRR (%) Prospek Bisnis Resiko
CPO 5 20 4 3
Minyak Goreng 4 25 3 4
Biodiesel 4 20 5 4
Bobot Kriteria 0,4 0,3 0,1 0,2

Hasil Transformasi
Kriteria Nilai
Alternatif Prospek Peringkat
Pasar IRR (%) Resiko Alternatif
Bisnis
CPO 125 100 133,33 100 113,33 1
Minyak
100 125 100 75 102,5 2
Goreng
Biodiesel 100 100 166,67 75 101,67 3
Bobot Kriteria 0,4 0,3 0,1 0,2

Keterangan:

 Transformasi Nilai Pasar:


CPO = (5/4) x 100 = 125
Minyak Goreng = (4/4) x 100 = 100
Biodiesel = (4/4) x 100 = 100

 Transformasi Nilai IRR:


CPO = (20/20) x 100 = 100
Minyak Goreng = (25/20) x 100 = 125
Biodiesel = (20/20) x 100 = 100

 Transformasi Nilai Prospek Bisnis:


CPO = (4/3) x 100 = 133,33
Minyak Goreng = (3/3) x 100 = 100
Biodiesel = (5/3) x 100 = 166,67

 Transformasi Nilai Resiko:


CPO = (3/3) x 100 = 100
Minyak Goreng = (3/4) x 100 = 75
Biodiesel = (3/4) x 100 = 75

Nilai Alternatif
CPO = (125 x 0,4) + (100 x 0,3) + (133,33 x 0,1) + (100 x 0,2)
= 113,33
Minyak Goreng = (100 x 0,4) + (125 x 0,3) + (100 x 0,1) + (75 x 0,2)
= 102,5
Biodiesel = (100 x 0,4) + (100 x 0,3) + (166,67 x 0,1) + (75 x 0,2)
= 101,67
Berdasarkan penyelesaian menggunakan metode CPI di atas, urutan alternatif
produk baru berbasis kelapa sawit yaitu: CPO, minyak goreng, dan biodisel.

IV. Bab VI (Proses Hierarki Analitik)


4.1 Pilihan Ganda
1. Alternatif maupun kriteria pada AHP dapat dinilai dengan menggunakan skala
penilaian:
Jawab : C. 1 sampai 9.

2. Jumlah elemen yang perlu dinilai oleh expert pada setiap matriks perbandingan
n-alternatif faktor pada AHP adalah:
Jawab : C. ((n x n) - n) / 2

3. Kelebihan kajian dengan AHP salah satu di antaranya adalah kemampuan


teknik tersebut untuk mendeteksi:
Jawab : A. Konsistensi dan konsensus.

4. Penilaian dengan AHP dianggap konsisten apabila konsistensi rasio penilaian


adalah :
Jawab : A. Lebih kecil 0.1.

5. Penyelesaian AHP relatif kompleks apabila dihitung secara manual. Di pasar


banyak dijumpai perangkat lunak komputer untuk penyelesaian AHP, di
antaranya adalah:
Jawab : B. Criterium Decision Plus dan Expert Choice.

4.2 Jawaban Singkat dan Jelas


1. Apa perbedaan penilaian alternatif berdasarkan setiap kriteria pada AHP
dengan pada Metode Perbandingan Eksponensial?

Jawab :
 Penilaian Alternatif AHP
Penilaian setiap level hierarki dinilai melalui perbandingan berpasangan
dengan menggunakan skala 1-9. Perbandingan berpasangan ini dilakukan
dalam sebuah matriks.
Penentuan prioritas untuk setiap level hierarki perlu dilakukan perbandingan
berpasangan untuk menentukan prioritas. Sepasang elemen dibandingkan
berdasarkan kriteria tertentu dan menimbang intensitas preferensi antar
elemen. Hubungan antar elemen dari setiap tingkatan hierarki ditetapkan
dengan membandingkan elemen tersebut dalam pasangan. Hubungannya
menggambarkan pengaruh relatif elemen pada tingkat hierarki terhadap setiap
elemen pada tingkat yang lebih tinggi.

 Penilaian Alternatif MPE


Penentuan tingkat kepentingan kriteria dilakukan dengan cara wawancara
dengan pakar atau melalui kesepakatan curah pendapat, sedangkan penentuan
skor alternatif pada kriteria tertentu dilakukan dengan memberi nilai setiap
alternatif berdasarkan nilai kriterianya. Semakin besar nilai alternatif, semakin
besar pula skor alternatif tersebut. Total skor masing-masing alternatif
keputusan akan relatif berbeda secara nyata karena adanya fungsi
eksponensial.

2. Pengambilan keputusan dengan AHP banyak digunakan pada persoalan


keputusan yang berjenjang dan bersifat?

Jawab : Berjenjang struktural dan fungsional dan bersifat multi kriteria, strategik, dan
dinamis.

3. Siapa yang dapat dijadikan responden pada kajian yang menggunakan AHP?

Jawab : Pemilihan responden dilakukan dengan cara purposive sampling yang dipilih
secara sengaja untuk para ahli pakar dan stakeholder.

4. Hierarki dasar AHP paling tidak terdiri dari: fokus, faktor/kriteria dan
alternatif. Apa yang dapat ditambahkan pada hierarki tersebut agar analisis
lebih komprehensif?

Jawab : Menambahkan tujuan pada hierarki. Semakin rendah dalam menjabarkan


suatu tujuan, semakin mudah pula penentuan ukuran objektif dan kriteria-
kriterianya.

5. Nilai akhir dari AHP adalah bobot masing-masing komponen pada masing-
masing jenjang, berapakah total bobot pada setiap jenjang?

Jawab : Total bobot pada setiap jenjang adalah satu, sesuai dengan prinsip utama
AHP: decomposite, comparative judgement, dan logical consistency.
V. Bab IV (Perbaikan Kualitas dalam Mendukung Produktivitas Hijau)
5.1 Pilihan Ganda
1. Di bawah ini termasuk alat dalam Statistical Quality Control, kecuali:
Jawab : D. Quality Function Deployment.

2. Berikut ini peta control yang paling tepat digunakan untuk memeriksa
keterkendalian proses dari karakteristik mutu yang bersifat atribut, kecuali:
Jawab : B. Peta kontrol R.

5.2 Jawaban Singkat


1. Tujuh alat pengawasan mutu (Seven Tools) dalam Statistical Quality Control
adalah:
 Diagram Sebab-Akibat
 Check Sheet
 Diagram Pareto
 Diagram Tebar
 Histogram
 Stratifikasi
 Run-Chart dan Control Chart

2. Jenis-jenis peta kontrol yang ada dalam Statistical Quality Control adalah:
 Peta kontrol atribut, meliputi:
Peta kontrol p
Peta kontrol np
Peta kontrol c
Peta kontrol u
 Peta kontrol variabel, meliputi:
Peta kontrol xbar – R
Peta kontrol x-MR

3. Penggunaan peta kontrol p dan np:


 Peta kontrol p digunakan untuk mengukur proporsi ketidaksesuaian
(penyimpangan atau sering disebut cacat) dari kelompok suatu inspeksi yang
berarti untuk mengendalikan proporsi item yang tidak memenuhi spesifikasi
dalam suatu proses. Proporsi yang tidak memenuhi spesifikasi didefinisikan
sebagai rasio banyaknya item yang tidak memenuhi syarat dalam suatu
kelompok terhadap total banyaknya item dalam kelompok tersebut. Item
tersebut dapat mempunyai beberapa karakteristik kualitas yang diperiksa secara
simultan oleh pemeriksa, jika item itu tidak memenuhi standar pada satu atau
lebih karakteristik kualitas yang diperiksa, maka item tersebut digolongkan
sebagai cacat.
 Peta kontrol np digunakan pada situasi sebagai berikut:
a) Data banyaknya item yang tidak sesuai adalah lebih bermanfaat dan
mudah diinterpretasikan dalam bentuk laporan dibandingkan data
proporsi.
b) Ukuran contoh bersifat konstan dari waktu ke waktu.

5.3 Contoh Kasus


1. Diketahui:
Data kekuatan daya tentang Rubber Compound:
Batch
(Hari 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Kerja)
Kekuatan
Daya
1861 1851 1859 1860 1866 1862 1855 1861 1869 1861 1864 1859
Rentang
(psi)

Spesifikasi kekuatan daya rentang Rubber Compound yang diinginkan adalah:


1870±130 psi.
Ditanya: Analisis menggunakan peta individual x dan MR
Jawab:
Kekuatan Daya
No. MR
Rentang (psi)
1 1861 10
2 1851 8
3 1859 1
4 1860 6
5 1866 4
6 1862 7
7 1855 6
8 1861 8
9 1869 8
10 1861 3
11 1864 5
12 1859
Jumlah 22328 66
Nilai
1860,667 6
Rataan

 Peta kontrol x
CL = 1860,667
!"!!"# !
UCL = x-bar + 3 ( ) = 1860,667 + 3 ( ) = 1876,624
!!
!"!!"# !,!"#
!
) = 1844,709
LCL = x-bar - 3 ( ) = 1860,667 - 3 (
!! !,!"#
 Peta kontrol MR
CL = MR-bar = 6
UCL = D4 MR-bar = 3,267 x 6 = 19,602
LCL = D3 MR-bar = 0 x 6 = 0
Plot data

Peta Kontrol x Kekuatan Daya Rentang Rubber


Compound (psi)
1880

1870

1860 Xi
CL UCL LCL
1850

1840
1830

1820
123456789101112

Peta Kontrol MR Kekuatan Daya Rentang Rubber


Compound (psi)
25

20

15 MR
UCL LCL CL
10

0
123456789101112

Berdasarkan dua gambar di atas dapat dilihat bahwa proses masih berada
dalam pengendalian statistikal sehingga peta kontrol tersebut dapat digunakan
proses terus menerus pada proses selanjutnya.
2. Diketahui:
Data pengukuran panjang tabung metal (mm) dari PT XYZ
Sub Grup X1 X2 X3 X4
1 616.1 612.3 614 616
2 616.2 614 615 613.2
3 613 617 614.2 614
4 613.2 616 614.5 615.2
5 616 618 614.3 614.3
6 614.1 616 614 614
7 615 612 614.6 617
8 614 612.4 614.7 616
9 612 613 615 618
10 612.3 615 615.2 616
11 616 614.2 612.4 616
12 613.2 612.3 616 614
13 614 615 612 615
14 615.2 614.2 615.2 614
15 614.3 612.3 614 612
16 614.5 615 614.5 612.4
17 615 615.2 615.3 613
18 613 614 615.4 615
19 612.2 612 614.3 614.2
20 612 615.4 614.5 612.3

Ditanya:
a) Histogram, nilai rata-rata, simpangan baku, dan koefisien variasi
b) Analisis apakah proses produksi masih mampu memenuhi spesifikasi panjang
yang diinginkan dan menentukan tingkat nonkonformasi per sejuta unit (PPM
nonconformance) dari proses produksi PT XYZ tersebut.

Jawab:
a) Nilai rata-rata = Nilai total / 80 = 614,341
! (!!!!!"#)!
Simpangan baku = !!! = 1,447
Koefisien variasi = (Simpangan baku)2 = 2,094

R = Xmax – Xmin = 618 – 612 =


6K =7
KI = R/K = 6/7 = 0,9
BB = 612 – (1/2) = 611,5
BA = 611,5 + 1 = 612,5 dan seterusnya untuk setiap kelas
Distribusi frekuensi pada batas kelas
Batas Kelas Nilai Tengah Frekuensi
611.5-612.5 612 15
612.5-613.5 613 7
613.5-614.5 614 24
614.5-615.5 615 19
615.5-616.5 616 11
616.5-617.5 617 2
617.5-618.5 618 2
618.5-619.5 619 0
619.5-620.5 620 0
620.5-621.5 621 0
621.5-622.5 622 0
622.5-623.5 623 0
623.5-624.5 624 0
624.5-625.5 625 0
625.5-626.5 626 0
626.5-627.5 627 0
627.5-628.5 628 0
628.5-629.5 629 0
629.5-630.5 630 0

Histogram
30
25 24

19
20
15
15
11
10 7

5 2 2

0
612 613 614 615 616 617 618
b) Dengan menggunakan analisis peta kontrol xbar dan R

Sub
X1 X2 X3 X4 Xbar Range
Grup
1 616.1 612.3 614 616 614.6 3.8
2 616.2 614 615 613.2 614.6 3
3 613 617 614.2 614 614.6 4
4 613.2 616 614.5 615.2 614.7 2.8
5 616 618 614.3 614.3 615.7 3.7
6 614.1 616 614 614 614.5 2
7 615 612 614.6 617 614.7 5
8 614 612.4 614.7 616 614.3 3.6
9 612 613 615 618 614.5 6
10 612.3 615 615.2 616 614.6 3.7
11 616 614.2 612.4 616 614.7 3.6
12 613.2 612.3 616 614 613.9 3.7
13 614 615 612 615 614.0 3
14 615.2 614.2 615.2 614 614.7 1.2
15 614.3 612.3 614 612 613.2 2.3
16 614.5 615 614.5 612.4 614.1 2.6
17 615 615.2 615.3 613 614.6 2.3
18 613 614 615.4 615 614.4 2.4
19 612.2 612 614.3 614.2 613.2 2.3
20 612 615.4 614.5 612.3 613.6 3.4
Jumlah 12286.8 64.4
Rata-rata 614.34 3.22

n=4
A2 = 0.729; D3 = 0; D4 = 2.282
 Peta kontrol xbar
CL = xbar = 614.34
UCL = xbar + A2 Rbar = 614.34 + 0.729 (3.22) = 616.69
LCL = xbar - A2 Rbar = 614.34 - 0.729 (3.22) = 611.99
 Peta kontrol R
CL = Rbar = 3.22
UCL = D4 Rbar = 2.282 (3.22) = 7.34
LCL = D3 Rbar = 0 (3.22) = 0
Peta Kontrol x Panjang Tabung Metal (mm)

618
617
616
615
614
613 X rata-rata
612 CL UCL LCL
611
610
609

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

Peta Kontrol R Panjang Tabung Metal (mm)


8
7
6
5
4
3 Range CL UCL
2 LCL
1
0

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

Dari gambar di atas terlihat bahwa proses produksi masih mampu memenuhi
spesifikasi panjang yang diinginkan oleh PT XYZ, karena tidak terlihat adanya titik (data)
yang berada di luar batas kontrol.

Tingkat PPM nonconformance

Hasil Capability Analysis menunjukkan bahwa ketika menggunakan nilai LCL=611.99 dan
UCL=616.69, proses produksi tabung metal masih mampu memenuhi spesifikasi jangka
panjang yang diinginkan dengan tingkat nonkonformasi per sejuta unit kira-kira
sebesar 1395 ppm (dalam satu juta produksi terdapat barang rusak/cacat sekitar 1395).
Nilai Cp=1.09 menunjukkan bahwa proses sudah capable (Cp>1).

Anda mungkin juga menyukai