METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan menggunakan metode kontribusi, yaitu suatu usaha untuk
melihat seberapa besar kontribusi dari satu variabel pada variabel lain (Nancy E. Furlong,
2000). Pengambilan data dilakukan dengan teknik survey, menggunakan kuesioner yang
Skor Subjective
Norms
Skor Perceived
Behavioral
Kuesioner Control
intentiondan
Determinan– Penderita pasca
determinan stroke di Klinik
intention Akupunktur “X”
Bandung
SkorIntention
37
Universitas Kristen Maranatha
38
Intention merupakan derajat kuat atau lemah niat yang dimiliki oleh penderita pasca
stroke di Klinik Akupunktur “X” di Kota Bandung untuk menampilkan tingkah laku yang
mendukung proses penyembuhan yaitu diet, latihan fisik dan menjalani terapi akupunktur
secara konsisten dan seberapa banyak usaha yang direncanakan atau dilakukan penderita
1) Attitude toward the behavior adalah seberapa positif evaluasi penderita pasca stroke
baik atau buruk, penting atau tidak penting, menyenangkan atau tidak menyenangkan,
proses penyembuhan berupa diet makanan, latihan fisik dan terapi akupunktur.
Akupunktur “X” tentang tuntutan dari pasangan, anak, keluarga lain, teman dekat,
atau dokter untuk mengharuskan atau tidak mengharuskan, mewajibkan atau tidak
mewajibkan, menuntut atau tidak menuntut, mendesak atau tidak mendesak penderita
untuk melakukan proses penyembuhan berupa diet makanan, latihan fisik dan terapi
tersebut.
3) Perceived behavioral control yaitu bagaimana persepsi penderita pasca stroke tentang
latihan fisik dan terapi akupunktur dengan teratur, mudah atau sulit, tergantung atau
tidak tergantung pada diri pasien, yakin atau tidak yakin, dalam kendali atau diluar
tersebut.
Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Dalam kuesioner
determinan intention dalam diri responden. Kuesioner yang digunakan ini merupakan
kuesioner yang dimodifikasi oleh peneliti berdasarkan alat ukur Planned Behavior dari Icek
Ajzen (2005). Kuesioner terdiri atas 24 item berbentuk semantic differential dengan lima
Responden diminta untuk memberikan jawaban pada setiap item dengan cara
memberikan tanda lingkaran (O) pada angka yang dirasa paling sesuai dengan dirinya di
antara ke tujuh kemungkinan pilihan jawaban yang tersedia pada setiap item.
1) Kepada responden diberikan 5 kemungkinan pilihan jawaban yang bergerak dari satu titik
ekstrim ke titik ekstrim lainnya. Penilaian untuk setiap pilihan jawaban tersebut adalah
sebagai berikut :
Jawaban
1 5
2 4
3 3
4 2
5 1
2) Responden diminta untuk memilih angka yang paling sesuai dengan dirinya pada setiap
item. Setiap item diberi tanda pada angka yang tertera sesuai dengan pilihan jawaban
responden. Skor determinan dan intention diperoleh dengan menjumlahkan nilai dari pilihan
3) Hasil skor setiap responden akan dikelompokkan menjadi empat skor berdasarkan kisi–kisi
alat ukur yaitu : skor intention, attitude toward the behavior, subjective norm dan perceived
behavioral control. Berdasarkan hasil skor tersebut, kontribusi attitude toward the behavior,
subjective norms dan perceived behavioral control terhadap intention akan dihitung nilainya
dengan menggunakan teknik analisis data yang akan dijelaskan pada bagian 3.7.
menggunakan norma kelompok, yaitu menghitung rata-rata per determinan dan intention.
Skor di atas dan sama dengan rata-rata dikatakan masuk dalam kategori tinggi dan skor di
Untuk melengkapi dan menunjang hasil yang diperoleh dalam penelitian ini, maka
responden diminta untuk mengisi data pribadi dan data penunjang yang terdiri atas :
1. Data Pribadi digunakan untuk mengetahui gambaran umum tentang latar belakang
responden penelitian, yang terdiri atas usia, status marital dan jenis kelamin.
2. Data Penunjang pada penelitian ini diambil dari faktor yang melatarbelakangi
intention yaitu informasi, yang berguna untuk mengetahui informasi yang dimiliki
yang dimiliki selama menjalani proses penyembuhan, yaitu diet makanan, latihan fisik
dan terapi akupunktur, serta penghayatan tentang pengalaman tersebut. Selain itu juga
dijaring data mengenai orang-orang yang dipersepsi sebagai significance person oleh
responden.
yang dilakukan untuk memertimbangkan kecukupan representasi ranah konseptual yang perlu
tercakup dalam rancangan tes.Pengujian content validity dilakukan melalui proses expert
judgement. Kriteria dari expert judgement adalah penilaian dari seorang ahli dalam bidang
Pengukuran reliabilitas alat ukur dilakukan untuk mengetahui sejauh mana alat ukur
yang digunakan dapat mengukur variabel yang dimaksud. Pengujian reliabilitas alat ukur ini
dilakukan dengan menggunakan metode konsistensi internal, yang dilakukan dengan cara
memberikan suatu tes sebanyak satu kali saja kepada sekelompok subjek (Sugiyono, 2010).
Data yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan Alpha Cronbach di SPSS 17.
Selanjutnya, untuk menentukan reliabilitas alat ukur, koefisien korelasi dari masing –
Apabila reliabilitas alat ukur dinyatakan sedang, tinggi atau sangat tinggi,
maka alat ukur tersebut akan digunakan sebagai instrumen penelitian. Dari hasil uji
reliabilitas diperoleh nilai koefisien reliabilitas alat ukur secara keseluruhan yaitu 0,70.
Berdasarkan nilai koefisien reliabilitas tersebut dapat disimpulkan bahwa alat ukur dalam
penelitian ini reliabel atau konsisten, sehingga dapat digunakan sebagai instrumen penelitian.
Populasi sasaran dalam penelitian ini adalah penderita pasca stroke di Klinik
Teknik penarikan sampel yang digunakan untuk penelitian ini adalah accidental
sampling, yaitu teknik penarikan sampel yang dilakukan secara acak tanpa memerhatikan
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis
multiple regression dengan metode stepwise. Teknik ini digunakan untuk melakukan prediksi
seberapa jauh nilai variabel tak bebas (dependent variable) apabila variabel bebas
(independent variable) berubah. Analisis ini dilakukan menggunakan program SPSS 17.
Hasil perhitungan data primer kemudian ditabulasi silang dengan data penunjang.
Sebelum melakukan pembuktian hipotesis, perlu dilakukan terlebih dahulu uji F untuk
menguji tingkat signifikansi koefisien regresi independent variable secara serempak terhadap
Pengujian multiple regression dapat dilakukan setelah model dari penelitian ini
memenuhi syarat-syarat dalam uji asumsi klasik. Syarat-syarat yang harus dipenuhi adalah
data harus berskala interval, terdistribusikan dengan normal, tidak mengandung autokorelasi,
a. Data Interval
Hasil penelitian ini sebenarnya berskala ordinal, untuk dapat menghitung regresi, data
hasil penelitian ini dikonversikan menjadi skala interval menggunakan aplikasi Method
b. Uji Normalitas
Uji Kolmogorov-Smirnov digunakan oleh peneliti untuk melihat normalitas data. Jika
hasil nilai signifikansi Kolmogorov-Smirnov lebih besar dari 0,05 dan nilai Z lebih
kecil dari 1,97, maka data terdistribusi dengan normal. Hasil uji normalitas
menunjukkan hasil bahwa data terdistribusi dengan normal (Tabel E1 lampiran 9).
c. Uji Autokorelasi
Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Untuk menguji hal
ini, peneliti menggunakan runs test. Jika nilai signifikansi runs test lebih besar dari
0,05, maka model regresi dikatakan bebas dari autokorelasi. Hasil runs test yang
dilakukan peneliti menunjukkan bahwa model regresi pada penelitian ini bebas dari
d. Uji Multikolinearitas
Pengujian ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model analisis regresi ditemukan
adanya pengaruh antar variabel bebas. Model regresi yang bebas multikolinearitas
adalah yang memiliki nilai tolerance di atas 0,1 dan variance inflation factor (VIF) di
bawah 10. Hasil uji multikolinearitas menunjukkan bahwa model regresi peneliti bebas
e. Uji Heteroskedastisitas
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi terjadi
peneliti melihat grafik scatterplot antara nilai prediksi variabel terikat yaitu ZPRED
dengan residualnya yaitu SRESID. Jika titik-titik pada grafik scatterplot relatif
menyebar baik di atas angka nol maupun di bawah angka nol, maka tidak terjadi
Hipotesis 1
Hipotesis 2
: Attitude toward the behavior tidak memiliki kontribusi yang signifikan terhadap
derajat intention untuk menjalani proses penyembuhan pada penderita pasca stroke di
: Attitude toward the behavior memiliki kontribusi yang signifikan terhadap derajat
“X” Bandung.
Hipotesis 3
“X” Bandung.
“X”Bandung.
Hipotesis 4
derajat intention untuk menjalani proses penyembuhan pada penderita pasca stroke di
intention untuk menjalani proses penyembuhan pada penderita pasca stroke di Klinik
“X” Bandung.