Anda di halaman 1dari 11

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Rancangan dan Prosedur Penelitian

Penelitian ini dilakukan menggunakan metode kontribusi, yaitu suatu usaha untuk

melihat seberapa besar kontribusi dari satu variabel pada variabel lain (Nancy E. Furlong,

2000). Pengambilan data dilakukan dengan teknik survey, menggunakan kuesioner yang

terdiri atas pernyataan–pernyataan tentang determinan–determinan intention dan akan

dibagikan kepada penderita pasca stroke di Klinik Akupunktur “X” Bandung.

3.2 Bagan Prosedur Penelitian

Berikut bagan penelitian ini :


Skor Attitude
toward the
Behavior

Skor Subjective
Norms

Skor Perceived
Behavioral
Kuesioner Control
intentiondan
Determinan– Penderita pasca
determinan stroke di Klinik
intention Akupunktur “X”
Bandung
SkorIntention

Bagan 3.1 Bagan Prosedur Penelitian

37
Universitas Kristen Maranatha
38

3.3 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

3.3.1 Variabel Penelitian

Variabel yang diukur dalam penelitian ini adalah determinan–determinan intention

dan derajat intention.

3.3.2 Definisi Operasional

3.3.2.1 Definisi Operasional Intention

Intention merupakan derajat kuat atau lemah niat yang dimiliki oleh penderita pasca

stroke di Klinik Akupunktur “X” di Kota Bandung untuk menampilkan tingkah laku yang

mendukung proses penyembuhan yaitu diet, latihan fisik dan menjalani terapi akupunktur

secara konsisten dan seberapa banyak usaha yang direncanakan atau dilakukan penderita

pasca stroke untuk melakukan tingkah laku tersebut.

3.3.2.2 Definisi Operasional Determinan–Determinan Intention

1) Attitude toward the behavior adalah seberapa positif evaluasi penderita pasca stroke

di Klinik Akupunktur “X” terhadap konsekuensi yang didapatkan, berkaitan dengan

baik atau buruk, penting atau tidak penting, menyenangkan atau tidak menyenangkan,

bermanfaat atau tidak bermanfaat, menyakitkan atau tidak menyakitkan melakukan

proses penyembuhan berupa diet makanan, latihan fisik dan terapi akupunktur.

2) Subjective norms yaitu bagaimana persepsi penderita pasca stroke di Klinik

Akupunktur “X” tentang tuntutan dari pasangan, anak, keluarga lain, teman dekat,

Universitas Kristen Maranatha


39

atau dokter untuk mengharuskan atau tidak mengharuskan, mewajibkan atau tidak

mewajibkan, menuntut atau tidak menuntut, mendesak atau tidak mendesak penderita

untuk melakukan proses penyembuhan berupa diet makanan, latihan fisik dan terapi

akupunktur secara teratur dan kesediaan penderita untuk mematuhi orang-orang

tersebut.

3) Perceived behavioral control yaitu bagaimana persepsi penderita pasca stroke tentang

kemampuan mereka untuk melakukan proses penyembuhan berupa diet makanan,

latihan fisik dan terapi akupunktur dengan teratur, mudah atau sulit, tergantung atau

tidak tergantung pada diri pasien, yakin atau tidak yakin, dalam kendali atau diluar

kendali pasien, memungkinkan atau tidak memungkinkan untuk proses penyembuhan

tersebut.

3.4 Alat Ukur

3.4.1 Alat Ukur Intention dan Determinan–Determinan Intention

Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Dalam kuesioner

tersebut terdapat pernyataan–pernyataan yang menggambarkan intention beserta determinan–

determinan intention dalam diri responden. Kuesioner yang digunakan ini merupakan

kuesioner yang dimodifikasi oleh peneliti berdasarkan alat ukur Planned Behavior dari Icek

Ajzen (2005). Kuesioner terdiri atas 24 item berbentuk semantic differential dengan lima

alternatif jawaban pada masing – masing item.

Nilai dari kelima alternatif jawaban tersebut adalah :

Pilihan 1 untuk jawaban sangat positif.

Universitas Kristen Maranatha


40

Pilihan 2 untuk jawaban cukup positif.

Pilihan 3 untuk jawaban netral.

Pilihan 4 cukup negatif.

Pilihan 5 untuk jawaban sangat negatif.

3.4.2 Kisi – Kisi Alat Ukur

Tabel 3.1 Kisi – Kisi Alat Ukur

Aspek Nomor Item Jumlah

Attitude toward the behavior 6, 9, 10, 13, 14, 15 6

Subjective norms 1, 5, 7, 19, 17, 22 6

Perceived behavioral control 4, 2, 3, 16, 21, 18 6

Intention 8, 11, 12, 20, 23, 24 6

Jumlah Seluruh Item 24

3.4.3 Prosedur Pengisian

Responden diminta untuk memberikan jawaban pada setiap item dengan cara

memberikan tanda lingkaran (O) pada angka yang dirasa paling sesuai dengan dirinya di

antara ke tujuh kemungkinan pilihan jawaban yang tersedia pada setiap item.

3.4.4 Sistem Penilaian

1) Kepada responden diberikan 5 kemungkinan pilihan jawaban yang bergerak dari satu titik

ekstrim ke titik ekstrim lainnya. Penilaian untuk setiap pilihan jawaban tersebut adalah

sebagai berikut :

Universitas Kristen Maranatha


41

Tabel 3.2 Bobot Penilaian


Pilihan Nilai

Jawaban

1 5

2 4

3 3

4 2

5 1

2) Responden diminta untuk memilih angka yang paling sesuai dengan dirinya pada setiap

item. Setiap item diberi tanda pada angka yang tertera sesuai dengan pilihan jawaban

responden. Skor determinan dan intention diperoleh dengan menjumlahkan nilai dari pilihan

jawaban responden untuk masing–masing determinan dan intention.

3) Hasil skor setiap responden akan dikelompokkan menjadi empat skor berdasarkan kisi–kisi

alat ukur yaitu : skor intention, attitude toward the behavior, subjective norm dan perceived

behavioral control. Berdasarkan hasil skor tersebut, kontribusi attitude toward the behavior,

subjective norms dan perceived behavioral control terhadap intention akan dihitung nilainya

dengan menggunakan teknik analisis data yang akan dijelaskan pada bagian 3.7.

Untuk melakukan pengkategorian tinggi atau rendahnya skor intention dan

determinan–determinan intention yang digunakan dalam tabulasi silang, peneliti

menggunakan norma kelompok, yaitu menghitung rata-rata per determinan dan intention.

Skor di atas dan sama dengan rata-rata dikatakan masuk dalam kategori tinggi dan skor di

bawah rata-rata dikatakan masuk dalam kategori rendah.

Universitas Kristen Maranatha


42

3.4.5 Data Pribadi dan Data Penunjang

Untuk melengkapi dan menunjang hasil yang diperoleh dalam penelitian ini, maka

responden diminta untuk mengisi data pribadi dan data penunjang yang terdiri atas :

1. Data Pribadi digunakan untuk mengetahui gambaran umum tentang latar belakang

responden penelitian, yang terdiri atas usia, status marital dan jenis kelamin.

2. Data Penunjang pada penelitian ini diambil dari faktor yang melatarbelakangi

intention yaitu informasi, yang berguna untuk mengetahui informasi yang dimiliki

responden penelitian berkenaan dengan proses penyembuhan, yang meliputi berapa

lama responden telah mengalami proses penyembuhan dan pengalaman-pengalaman

yang dimiliki selama menjalani proses penyembuhan, yaitu diet makanan, latihan fisik

dan terapi akupunktur, serta penghayatan tentang pengalaman tersebut. Selain itu juga

dijaring data mengenai orang-orang yang dipersepsi sebagai significance person oleh

responden.

3.5 Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur

3.5.1 Validitas Alat Ukur

Pengukuran validitas alat ukur dilakukan dengan content validity, yaitupengukuran

yang dilakukan untuk memertimbangkan kecukupan representasi ranah konseptual yang perlu

tercakup dalam rancangan tes.Pengujian content validity dilakukan melalui proses expert

judgement. Kriteria dari expert judgement adalah penilaian dari seorang ahli dalam bidang

yang diteliti (Kaplan dan Saccuzzo, 2009).

Universitas Kristen Maranatha


43

3.5.2 Reliabilitas Alat Ukur

Pengukuran reliabilitas alat ukur dilakukan untuk mengetahui sejauh mana alat ukur

yang digunakan dapat mengukur variabel yang dimaksud. Pengujian reliabilitas alat ukur ini

dilakukan dengan menggunakan metode konsistensi internal, yang dilakukan dengan cara

memberikan suatu tes sebanyak satu kali saja kepada sekelompok subjek (Sugiyono, 2010).

Data yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan Alpha Cronbach di SPSS 17.

Selanjutnya, untuk menentukan reliabilitas alat ukur, koefisien korelasi dari masing –

masing perhitungan dibandingkan dengan nilai kriteria dari Guilford, yaitu :

0.00 – 0.19 : derajat reliabilitas sangat rendah

0.20 – 0.39 : derajat reliabilitas rendah

0.40 – 0.69 : derajat reliabilitas sedang

0.70 – 0.89 : derajat reliabilitas tinggi

0.90 – 1.00 : derajat reliabilitas sangat tinggi

Apabila reliabilitas alat ukur dinyatakan sedang, tinggi atau sangat tinggi,

maka alat ukur tersebut akan digunakan sebagai instrumen penelitian. Dari hasil uji

reliabilitas diperoleh nilai koefisien reliabilitas alat ukur secara keseluruhan yaitu 0,70.

Berdasarkan nilai koefisien reliabilitas tersebut dapat disimpulkan bahwa alat ukur dalam

penelitian ini reliabel atau konsisten, sehingga dapat digunakan sebagai instrumen penelitian.

3.6 Populasi Sasaran dan Teknik Penarikan Sampel

3.6.1 Populasi Sasaran

Populasi sasaran dalam penelitian ini adalah penderita pasca stroke di Klinik

Akupunktur “X” di Kota Bandung.

Universitas Kristen Maranatha


44

3.6.2 Karakteristik Populasi

Karakteristik populasi dalam penelitian ini adalah :

- Pernah mengalami serangan stroke.

- Penderita mengikuti terapi akupunktur di Klinik Akupunktur “X” Kota Bandung

minimal 1 bulan terakhir.

- Penderita dapat melakukan komunikasi.

3.6.3 Teknik Penarikan Sampel

Teknik penarikan sampel yang digunakan untuk penelitian ini adalah accidental

sampling, yaitu teknik penarikan sampel yang dilakukan secara acak tanpa memerhatikan

strata yang ada dalam populasi (Ranjit Kumar, 1999).

3.7 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis

multiple regression dengan metode stepwise. Teknik ini digunakan untuk melakukan prediksi

seberapa jauh nilai variabel tak bebas (dependent variable) apabila variabel bebas

(independent variable) berubah. Analisis ini dilakukan menggunakan program SPSS 17.

Hasil perhitungan data primer kemudian ditabulasi silang dengan data penunjang.

Sebelum melakukan pembuktian hipotesis, perlu dilakukan terlebih dahulu uji F untuk

menguji tingkat signifikansi koefisien regresi independent variable secara serempak terhadap

dependent variable. Pengolahan ini dilakukan dengan menggunakan program SPSS17.

Universitas Kristen Maranatha


45

3.8 Uji Asumsi Klasik

Pengujian multiple regression dapat dilakukan setelah model dari penelitian ini

memenuhi syarat-syarat dalam uji asumsi klasik. Syarat-syarat yang harus dipenuhi adalah

data harus berskala interval, terdistribusikan dengan normal, tidak mengandung autokorelasi,

multikolinearitas dan heteroskedastisitas.

a. Data Interval

Hasil penelitian ini sebenarnya berskala ordinal, untuk dapat menghitung regresi, data

hasil penelitian ini dikonversikan menjadi skala interval menggunakan aplikasi Method

of Succesive Interval (MSI)

b. Uji Normalitas

Uji Kolmogorov-Smirnov digunakan oleh peneliti untuk melihat normalitas data. Jika

hasil nilai signifikansi Kolmogorov-Smirnov lebih besar dari 0,05 dan nilai Z lebih

kecil dari 1,97, maka data terdistribusi dengan normal. Hasil uji normalitas

menunjukkan hasil bahwa data terdistribusi dengan normal (Tabel E1 lampiran 9).

c. Uji Autokorelasi

Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Untuk menguji hal

ini, peneliti menggunakan runs test. Jika nilai signifikansi runs test lebih besar dari

0,05, maka model regresi dikatakan bebas dari autokorelasi. Hasil runs test yang

dilakukan peneliti menunjukkan bahwa model regresi pada penelitian ini bebas dari

autokorelasi (Tabel E2 lampiran 9).

d. Uji Multikolinearitas

Pengujian ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model analisis regresi ditemukan

adanya pengaruh antar variabel bebas. Model regresi yang bebas multikolinearitas

adalah yang memiliki nilai tolerance di atas 0,1 dan variance inflation factor (VIF) di

Universitas Kristen Maranatha


46

bawah 10. Hasil uji multikolinearitas menunjukkan bahwa model regresi peneliti bebas

dari multikolinearitas (Tabel E3 lampiran 9).

e. Uji Heteroskedastisitas

Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi terjadi

ketidaksamaan variance dan residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain.

Heteroskedastisitas terjadi apabila variance dari residual satu pengamatan ke

pengamatan lain berbeda. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas,

peneliti melihat grafik scatterplot antara nilai prediksi variabel terikat yaitu ZPRED

dengan residualnya yaitu SRESID. Jika titik-titik pada grafik scatterplot relatif

menyebar baik di atas angka nol maupun di bawah angka nol, maka tidak terjadi

gangguan heteroskedastisitas. Hasil grafik scatterplot menunjukkan bahwa model

penelitian ini tidak memiliki gangguan heteroskedastisitas (Grafik E4 Lampiran 9).

3.9 Hipotesis Statistik

Hipotesis 1

: Determinan-determinan intention tidak memiliki kontribusi yang signifikan terhadap

derajat intention pada penderita pasca stroke di Klinik “X” Bandung.

: Determinan–determinan intention memiliki kontribusi yang signifikan terhadap

derajat intention pada penderita pasca stroke di Klinik “X”Bandung.

Hipotesis 2

: Attitude toward the behavior tidak memiliki kontribusi yang signifikan terhadap

derajat intention untuk menjalani proses penyembuhan pada penderita pasca stroke di

Klinik “X” Bandung.

Universitas Kristen Maranatha


47

: Attitude toward the behavior memiliki kontribusi yang signifikan terhadap derajat

intention untuk menjalani proses penyembuhanpada penderita pasca stroke di Klinik

“X” Bandung.

Hipotesis 3

: Subjective norms tidak memiliki kontribusi yang signifikan terhadap derajat

intentionuntuk menjalani proses penyembuhan pada penderita pasca stroke di Klinik

“X” Bandung.

: Subjective norms memiliki kontribusi yang signifikan terhadap derajat intention

untuk menjalani proses penyembuhan pada penderita pasca stroke di Klinik

“X”Bandung.

Hipotesis 4

: Perceived behavioral control tidak memiliki kontribusi yang signifikan terhadap

derajat intention untuk menjalani proses penyembuhan pada penderita pasca stroke di

Klinik “X” Bandung.

: Perceived behavioral control memiliki kontribusi yang signifikan terhadap derajat

intention untuk menjalani proses penyembuhan pada penderita pasca stroke di Klinik

“X” Bandung.

ditolak jika signifikansi determinan ≤ α0,05

ditolak jika signifikansi determinan > α0,05

Universitas Kristen Maranatha

Anda mungkin juga menyukai