Anda di halaman 1dari 19

ANALISIS KINERJA SEKRETARIAT PEMERINTAH

DAERAH KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Pada


Mata Kuliah Teori Organisasi

Dosen Pengampu: Sudarman Mersa, S.Sos., M.I.P.

Oleh :

Nama : DEDI SUHERMAN


NPM : 161210041

STISIPOL DHARMA WACANA


METRO
2018

i
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil'alamin, segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT


yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada Penulis sehingga
makalah yang berjudul “Analisis Kinerja Sekretariat Pemerintah Daerah
Lampung Timur” ini dapat diselesaikan dengan baik.
Makalah ini di susun dengan sistematika penulisan yang sederhana dengan
harapan memudahkan pembaca untuk memahaminya. Pada kesempatan ini
penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu hingga terselesaikannya makalah ini.
Tak ada gading yang retak, penulis menyadari bahwa makalah ini tidak
terlepas dari kekurangan-kekurangan baik dari isi maupun format penulisan,
untuk itu saran dan kritik yang sifatnya membangun penulis harapkan guna
penyempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan
membantu mahasiswa dalam proses pembelajaran.

Metro, April 2018

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................. i


KATA PENGANTAR ............................................................................... ii
DAFTAR ISI ............................................................................................ iii

Bab I PENDAHULUAN ............................................................................ 1


1.1 Latar Belakang .............................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................... 2
1.3 Tujuan Penulisan .......................................................................... 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................ 3


2.1 Pengertian Kinerja ......................................................................... 3
2.2 Faktor yang Mempengaruhi Kinerja .............................................. 4
2.3 Pengukuran Kinerja ....................................................................... 6
2.4 Sekretariat Pemerintah Daerah Lampung Timur ........................... 8

BAB III PEMBAHASAN .......................................................................... 12


3.1 Produktifitas ................................................................................... 12
3.2 Pelayanan ....................................................................................... 12
3.3 Responsivitas ................................................................................. 13

BAB IV KESIMPULAN ........................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Organisasi pada umumnya dipandang sebagai kesatuan dalam mencapai tujuan


yang berusaha menghubungkan usaha para /pegawai/anggota organisasinya dalam
mencapai tujuan organisasi secara keseluruhan, tidak terkecuali pada organisasi
pemerintahan yang dalam hal ini adalah Sekretariat Pemerintah Daerah Lampung
Timur. Hal tersebut mengandung arti bahwa pegawai merupakan roda penggerak
jalannya sebuah organisasi. Kemampuan dan kemauan dari setiap pegawai dalam
kinerjanya merupakan kunci yang menentukan berhasil tidaknya organisasi dalam
mencapai tujuannya.

Kinerja pegawai memegang peranan penting dalam suatu organisasi. Agar


pegawai dapat bekerja sesuai dengan yang diharapkan, maka dalam diri seorang
pegawai harus ditumbuhkan motivasi bekerja untuk meraih segala sesuatu yang
diinginkan. Apabila semangat kerja menjadi tinggi maka semua pekerjaan yang
dibebankan kepadanya akan lebih tepat dan cepat selesai. Pekerjaan yang tepat
dan cepat selesai merupakan prestasi kerja yang baik.

Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh
seseorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab
yang diberikan kepadanya. Selain itu, kinerja juga dapat diartikan sebagai suatu
hasil dan usaha seseorang yang dicapai degan adanya kemampuan dan perbuatan
dengan situasi tertentu. Kinerja pegawai dikatakan baik apabila seseorang
pegawai dapat melaksanakan tugas-tugas yang diberikan kepadanya sesuai dengan
prosedur dan ketentuan yang ada.

Sekretariat Pemerintah Daerah Lampung Timur merupakan unsur pembantu


pimpinan Pemerintah Kabupaten Lampung Timur yang dipimpin oleh Sekretaris
Daerah, berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati/Walikota. Secara

iv
Singkat Sekretariat Pemerintah Daerah Lampung Timur bertugas membantu
Bupati dalam melaksanakan tugas penyelenggaraan pemerintahan, administrasi,
organisasi dan tata laksana serta memberikan pelayanan administrasi kepada
seluruh Perangkat Daerah Kabupaten. Dengan demikian, kinerja sekretariat akan
sangat mempengaruhi keterlaksanaan good corporate governance Pemerintah
Daerah Lampung Timur

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah pada penulisan makalah ini
adalah bagaimanakah kinerja pegawai pada Sekretariat Pemerintah Daerah
Lampung Timur?

1.3 Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan dari penulisan makalah ini
adalah untuk mengetahui kinerja pegawai pada Sekretariat Pemerintah Daerah
Lampung Timur.

v
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Kinerja

Pada kerangka organisasi terdapat hubungan antara kinerja perorangan (individu


Performance) dengan kinerja organisasi (organization performance). Suatu
organisasi dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan harus melalui kegiatan-
kegiatan yang digerakkan oleh orang atau sekelompok orang yang aktif berperan
sebagai pelaku, dengan kata lain tercapainya tujuan organisasi hanya
dimungkinkan karena adanya upaya yang dilakukan oleh orang dalam organisasi
tersebut.

Banyak para ahli mengemukakan tentang pengertian kinerja. Kinerja menurut


Drucker dalam Yahya (2013: 9) adalah tingkat prestasi atau hasil nyata yang
dicapai dipergunakan untuk memperoleh suatu hasil positif. Menurut Whitmore
dalam Uno dan Lamatenggo (2012: 59) kinerja adalah pelaksanaan fungsi-fungsi
yang dituntut dari seseorang. Merujuk pada beberapa pendapat tersebut, dapat
dipahami bahwa kinerja merupakan prestasi kerja yang dicapai seseorang dalam
melaksanakan tugas pokok, fungsi dan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

Pemahaman tentang pengertian kinerja tersebut sesuai dengan dengan pendapat


Moeheriono (2009: 61) yang menyatakan bahwa kinerja adalah hasil kerja yang
dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi baik
secara kualitatif maupun kuantitatif. Pendapat yang selaras juga dikemukakan
oleh Samsudin (2008: 159) mengartikannya sebagai tingkat pelaksanaan tugas
yang dapat dicapai seseorang dengan menggunakan kemampuan yang ada dan
batasan-batasan yang telah ditetapkan untuk mencapai tujuan. Sedangkan Nawawi
(2007: 234) memberikan pengertian kinerja dengan lebih ringkas sebagai
“pelaksanaan suatu pekerjaan”. Merujuk pada beberapa pendapat tersebut, artinya
kinerja merupakan hasil kerja seseorang sesuai dengan kewenangan dan tugas
tanggung jawab masing-masing dalam upaya mencapai tujuan organisasi atau

vi
institusi yang bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum, dan sesuai
moral dan etika yang berlaku.

Adapun mengenai pengertian kinerja ini, Bambang seperti yang dikutip


Mangkunegara (2013: 9) mengemukakan bahwa kinerja adalah perbandingan
hasil yang dicapai dengan peran serta tenaga kerja per-satuan waktu (lazimnya
per-jam). Sedangkan Gomes dalam Mangkunegara (2013: 9) mengemukakan
kinerja sebagai ungkapan seperti output, efisiensi serta efektivitas sering
dihubungkan dengan produktivitas. Dengan demikian, kinerja adalah tentang
melakukan pekerjaan dan hasil yang dicapai dari pekerjaan tersebut. Kinerja
adalah tentang apa yang dikerjakan dan bagaimana cara mengerjakannya.
Pengertian tentang kinerja juga dikemukakan oleh Hasibuan (2008: 34) yang
menyatakan bahwa, kinerja (prestasi kerja) adalah suatu hasil yang dibebankan
kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan kesungguhan serta
waktu. Dengan demikian, kinerja merupakan hasil pekerjaan yang mempunyai
hubungan kuat dengan tujuan strategis organisasi.

Berdasarkan uraian di atas dapat dapat disimpulkan bahwa kinerja merupakan


hasil evaluasi pekerjaan yang dicapai melalui proses dari pekerjaan yang telah
dilaksanakan selama periode tertentu. Kinerja dikatakan berhasil apabila target
atau sasaran yang telah ditetapkan tercapai.

2.2 Faktor yang Mempengaruhi Kinerja

Banyak faktor yang mempengaruhi kinerja dari seseorang. Martono (2009: 14)
menyebutkan 3 faktor yang mempengaruhi kinerja, yaitu:
1. Kemampuan, kepribadian dan minat kerja.
Kemampuan merupakan kecakapan seseorang, seperti kecerdasan dan
ketrampilan. Kemampuan pekerja dapat mempengaruhi kinerja dalam berbagai
cara. Misalnya dalam cara pengambilan keputusan, cara menginterprestasikan
tugas dan cara penyelesaian tugas. Kepribadian adalah serangkaian ciri yang
relatif mantap yang dipengaruhi oleh keturunan dan faktor sosial, kebudayaan
dan lingkungan. Sedangkan minat merupakan suatu valensi atau sikap.

vii
2. Kejelasan dan penerimaan atas penjelasan peran seorang pekerja, yang
merupakan taraf pengertian dan penerimaan seorang individu atas tugas yang
dibebankan kepadanya. Makin jelas pengertian pekerja mengenai persyaratan
dan sasaran pekerjaannya, maka makin banyak energi yang dapat dikerahkan
untuk kegiatan kearah tujuan.
3. Tingkat motivasi pekerja.
Motivasi adalah daya energi yang mendorong, mengarahkan dan
mempertahankan perilaku, sehingga kinerja seseorang dapat lebih meningkat
dengan adanya dorongan dari dalam dirinya yang dimiliki oleh seseorang
tersebut sebagai modal dalam melaksanakan suatu pekerjaan.

Merujuk pada pendapat tersebut, dapat diketahui bahwa kinerja seseorang


dipengaruhi oleh kemampuan, kepribadian, minat kerja. Kinerja juga dipengaruhi
oleh kejelasan dan penerimaan peran seorang pekerja atas pekerjaan yang harus
dilakukannya. Terakhir, kinerja dipangaruhi oleh motivasi kerja dimana motivasi
kerja yang tinggi akan berbanding lurus dengan kinerjanya atau sebaliknya.

Penjelasan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja tersebut sesuai


dengan pendapat Mangkunegara (2013: 77) yang mengemukakan bahwa faktor
yang mempengaruhi pencapaian kinerja adalah faktor kemampuan (ability) dan
faktor motivasi (motivation). Pendapat tersebut mengindikasikan adanya
kesesuaian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja yaitu kemampuan
kerja dan faktor motivasi kerja.

Pengertian yang sedikit berbeda mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi


kinerja ini dikemukakan oleh Timple dalam Mangkunegara (2013: 78) dimana
dikemukakan bahwa faktor-faktor kinerja terdiri dari faktor-faktor internal dan
eksternal. Faktor internal merupakan faktor yang dihubungkan dengan sifat-sifat
seseorang. Adapun faktor eksternal merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi
kinerja seseorang yang berasal dari lingkungan, seperti: perilaku, sikap, dan
tindakan rekan kerja, bawahan atau perilaku pimpinan, kemudian fasilitas kerja,
dan budaya organisasi.

viii
Perumusan mengenai faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kinerja
dikemukakan oleh Davis dalam Mangkunegara (2013: 77) dimana:
Human performance = ability + motivation
Motivation = attitude + situation
Ability = knowledge +skill

1. Faktor kemampuan secara psikologis, kemampuan (ability) seseorang terdiri


dari kemampuan potensi (IQ) dan kemampuan reality (Knowledge + Skill).
Artinya seseorang yang memiliki IQ rata-rata (IQ 110-120) dengan pendidikan
yang memadai untuk jabatannya dan terampil dalam mengerjakan pekerjaanya
sehari-hari, maka ia akan lebih mudah mencapai prestasi kerja yang
diharapkan. Oleh karena itu seseorang perlu ditempatkan pada pekerjaan yang
sesuai dengan keahliannya.
2. Faktor motivasi. Motivasi terbentuk dari sikap seseorang dalam menghadapi
situasi kerja. Motivasi merupakan kondisi yang menggerakkan diri seseorang
yang terarah untuk mencapai tujuan organisasi (tujuan kerja). Sikap mental
merupakan kondisi mental yang mendorong diri untuk berusaha mencapai
prestasi kerja secara maksimal. Sikap mental seseorang harus sikap mental
yang siap secara psikofisik. Artinya seseorang harus siap mental, mampu
secara fisik, memahami tujuan utama dan target kerja yang akan dicapai serta
mampu memanfaatkan dan menciptakan situasi kerja.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa kinerja seseorang


dipengaruhi faktor internal maupun eksternal. Faktor internal tersebut dapat
berupa faktor kemampuan (ability), motivasi (motivation), pengetahuan
(Knowledge), keterampilan (skill) dan tujuan kerja. Sedangkan faktor eksternal
mencakup perilaku, sikap, dan tindakan rekan kerja, bawahan atau perilaku
pimpinan, kemudian fasilitas kerja, dan budaya organisasi.

2.3 Pengukuran Kinerja

Pengukuran terhadap kinerja perlu dilakukan untuk mengetahui, apakah selama


pelaksanaan kinerja terdapat deviasi dari rencana yang telah ditentukan, atau

ix
apakah kinerja dapat dilakukan sesuai jadwal waktu yang ditentukan, atau apakah
hasil kinerja telah tercapai sesuai dengan yang diharapkan. Untuk melakukan
pengukuran tersebut, diperlukan kemampuan untuk mengukur kinerja sehingga
diperlukan adanya ukuran kinerja. Pengukuran kinerja hanya dapat dilakukan
terhadap kinerja yang nyata dan terukur. Apabila kinerja tidak dapat diukur, tidak
dapat dikelola.

Menurut Wibowo (2007: 5) pengukuran kinerja dilakukan untuk mengetahui


apakah terdapat deviasi antara progres yang direncanakan dengan kenyataan.
Apabila terdapat deviasi berupa progres yang lebih rendah daripada rencana, perlu
dilakukan langkah-langkah untuk memacu kegiatan agar tujuan yang diharapkan
dicapai.

Menurut Robbins (2003: 155) hampir semua cara pengukuran kinerja


mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
1. Kuantitas, yaitu jumlah yang harus diselesaikan atau dicapai.
Pengukuran kuantitatif melibatkan perhitungan keluaran dari proses atau
pelaksanaan kegiatan. Ini berkaitan dengan jumlah keluaran yang dihasilkan.
2. Kualitas, yaitu mutu yang harus dihasilkan (baik tidaknya).
Pengukuran kualitatif keluaran mencerminkan pengukuran ”tingkat kepuasan”,
yaitu seberapa baik penyelesaiannya. Ini berkaitan dengan bentuk keluaran.
3. Ketepatan waktu,
yaitu sesuai tidaknya dengan waktu yang direncanakan. Pengukuran ketepatan
waktu merupakan jenis khusus dari pengukuran kuantitatif yang menentukan
ketepatan waktu penyelesaian suatu kegiatan.

Sementara itu, menurut Mardiasmo (2002: 121), pengukuran kinerja sektor publik
dilakukan untuk memenuhi tiga maksud. Pertama, pengukuran kinerja sektor
publik dimaksudkan untuk membantu memperbaiki kinerja pemerintah. Ukuran
kinerja dimaksudkan untuk dapat membantu pemerintah berfokus pada tujuan dan
sasaran program unit kerja. Hal ini pada akhirnya akan meningkatkan efisiensi
dan efektivitas organisasi sektor publik dalam pemberian pelayanan publik.
Kedua, ukuran kinerja sektor publik digunakan untuk pengalokasian sumber daya

x
dan pembuatan keputusan.Ketiga, ukuran kinerja sektor publik dimaksudkan
untuk mewujudkan pertanggungjawaban publik dan memperbaiki komunikasi
kelembagaan.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa kriteria pengukuran kinerja


meliputi kuantitas, kualitas, dan ketepatan waktu dimana ketiganya merupakan
output dari penggabungan faktor-faktor penting yakni kemampuan dan minat,
penerimaan pegawai atas pendelegasian tugas dan peran serta tingkat motivasi
pegawai. Semakin tinggi faktor-faktor tersebut, maka semakin tinggi kinerja
pegawai yang bersangkutan.

2.4 Sekretariat Pemerintah Daerah Lampung Timur

Sekretariat Daerah Kabupaten Lampung Timur merupakan unsur pembantu


pimpinan Pemerintah Kabupaten yang dipimpin oleh Sekretaris Daerah, berada di
bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati. Sekretariat Daerah bertugas
membantu Bupati dalam melaksanakan tugas penyelenggaraan pemerintahan,
administrasi, organisasi dan tata laksana serta memberikan pelayanan administrasi
kepada seluruh Perangkat Daerah Kabupaten. Sekretaris Daerah diangkat dan
diberhentikan oleh Gubernur atas usul Bupati. Sekretariat Daerah Kabupaten/Kota
terdiri atas sebanyak-banyaknya 3 Asisten; di mana Asisten masing-masing terdiri
dari sebanyak-banyaknya 4 bagian.

Dalam Peraturan Bupati tentang Tugas Pokok, Fungsi, dan Tata Kerja Masing-
Masing Jabatan di Lingkungan Sekretariat Daerah Kabupaten Lampung Timur
disebutkan bahwa Sekretaris Daerah mempunyai kewenangan membantu Bupati
dalam melaksanakan tugas penyelenggaraan pemerintahan, administrasi,
organisasi dan tata laksana serta memberikan pelayanan administratif kepada
seluruh perangkat daerah Kabupaten. Dalam rangka pelaksanaan tugas pokok
dimaksud maka Sekretariat Daerah Kabupaten Lampung Timur
menyelenggarakan beberapa fungsi sebagai berikut:
1. Mengkoordinasikan penyusunan program kerja dan rencana kerja bidang
pemerintahan, pembangunan, kemasyarakatan, ketatalaksanaan

xi
keorganisasian serta teknik administrasi berdasarkan potensi yang dimiliki
Kabupaten Lampung Timur sesuai peraturan perundang-undangan yang
berlaku dengan mempertimbangkan hasil evaluasi pelaksanaan kegiatan tahun
sebelumnya;
2. Mengkaji, menelaah dan merumuskan peraturan perundang- undangan,
Keputusan, petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis bidang pemerintahan,
pembangunan, kemasyarakatan, ketatalaksanaan, keorganisasian serta teknik
administrasi;
3. Menjabarkan instruksi/perintah atasan, petunjuk pelaksanaan serta masukan
dari Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Lampung Timur dengan
mempelajari, memahami serta disesuaikan dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku sehingga dapat memperlancar pelaksanaan kegiatan;
4. Mendistribusikan tugas kepada para Asisten Sekretaris Daerah Kabupaten
Lampung Timur, para Kepala Bagian pada Sekretariat Daerah Kabupaten
Lampung Timur maupun para Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah di
Lingkungan Pemerintah Kabupaten Lampung Timur sesuai tugas dan
kewenanngannya;
5. Mengkoordinasikan perumusan kebijakan pembangunan, pengelolaan
anggaran dan pengendaliannya untuk kelancaran serta tertib administrasi
pelaksanaannya;
6. Mengkoordinasikan pelaksanaan administrasi di bidang pemerintahan,
pembangunan, kemasyarakatan, ketatalaksanaan, keorganisasian, pengelolaan
sumber daya aparatur, keuangan, prasarana dan sarana Pemerintah Kabupaten
Lampung Timur;
7. Mengkoordinasikan pengelolaan sumber daya aparatur, keuangan, sarana dan
prasarana serta penyusunan Rencana Anggaran Pendapatan Belanja Daerah
dan Perubahan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah Kabupaten Lampung
Timur;
8. Merumuskan sasaran pelaksanaan operasional program dan kegiatan dibidang
pemerintahan, pembangunan, kemasyarakatan, ketatalaksanaan,
keorganisasian serta administrasi dengan memadukan Program Kerja

xii
Pemerintah dan disesuaikan dengan kondisi lapangan sehingga tepat mutu,
kualitas dan sasaran;
9. Membina pelaksanaan kegiatan di bidang pemerintahan, pembangunan,
kemasyarakatan, ketatalaksanaan, keorganisasian serta pengelolaan sumber
daya aparatur, keuangan, sarana dan prasarana Pemerintah Kabupaten
Lampung Timur melalui petunjuk teknis, pengarahan, ceramah, pelatihan dan
penyuluhan guna meningkatkan mutu, ketrampilan dan tertib administrasi;
10. Mengkoordinasikan pelaksanaan tugas yang diselenggarakan oleh Kepala
Satuan Kerja Perangkat Daerah di lingkungan Pemerintah Kabupaten
Lampung Timur;
11. Mengevaluasi hasil pelaksanaan tugas yang diselenggarakan oleh Kepala
Satuan Kerja Perangkat Daerah di lingkungan Pemerintah Kabupaten
Lampung Timur dalam rangka pengendalian melalui rapat teknis, permintaan
data laporan, pemantauan lapangan, sehingga dapat diperoleh kebenaran dan
perkembangannya,
12. Menganalisa data maupun laporan hasil pelaksanaan kegiatan dari Satuan
Kerja Perangkat Daerah pada semua bidang dengan mempelajari, memahami
dan meneliti kembali sehingga diperoleh masukan sebagai bahan
penyempurnaan lebih lanjut;
13. Mengendalikan semua jenis kegiatan di lingkungan Pemerintah Kabupaten
Lampung Timur melalui rapat teknis, permintaan data maupun pelaporan
kegiatan secara periodik maupun insidental, sehingga pelaksanaan kegiatan
dapat terkendali sesuai program dan ketentuan yang berlaku;
14. Melaporkan hasil pelaksanaan kegiatan bidang pemerintahan, pembangunan,
kemasyarakatan dan keorganisasian kepada Bupati sebagai bahan
pertanggungjawaban pelaksanaan tugas;
15. merumuskan kebijakan teknis penyusunan Laporan Keterangan
Pertanggungjawaban Kepala Daerah dan Laporan Akuntabilitas Kinerja
Daerah dalam penyelenggaraan kewenangannya baik Urusan Wajib, Urusan
Pilihan, Tugas Pembantuan dan Dekonsentrasi yang diberikan kepada
Pemerintah Kabupaten Lampung Timur

xiii
16. Memberi penilaian pelaksanaan pekerjaan terhadap para Asisten Sekretaris
Daerah Kabupaten/Kota, Kepala Dinas/ Badan/ Kantor di Lingkungan
Pemerintah Kabupaten Lampung Timur, Sekretaris Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah Kabupaten Lampung Timur dan Camat melalui pengisian
maupun pencatatan pada Sasaran Kerja Pegawai dalam upaya peningkatan
prestasi kerja dan disiplin Pegawai;
17. Menyampaikan saran pertimbangan dan/atau Telaahan Staf kepada Bupati
sebagai bahan masukan dan pertimbangan dalam pengambilan keputusan
serta kebijakan; dan
18. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Bupati untuk menunjang
kelancaran pelaksanaan kegiatan sesuai tugas dan ketentuan.

xiv
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Produktifitas

Produktifitas kinerja Sekretariat Daerah dalam melaksanakan tugas dan fungsi di


Kabupaten Lamping Timur diukur dari kesesuaian antara kebijakan dengan
pelaksanakan tugas serta pekerjaan dengan hasil yang dicapai. Hal ini dapat
dilihat dari kesesuaian kebijakan dengan tugas dan pekerjaan yang dilaksanakan
oleh masing – masing bagian di Kantor Sekretariat Daerah Kabupaten Lampung
Timur.

Di lihat dari aspek produktifitas, Sekretariat Daerah Kabupaten Lampung Timur


telah memperhatikan pemerataan dalam melaksanakan program –program
kegiatan pembangunan di daerah, serta mengetahui seberapa besar manfaat bagi
masyarakat yang menerima kegiatan pembangunan tersebut. Pelaksanaan
pembangunan senantiasa memperjuangkan apa yang menjadi perioritas usulan –
usulan dari masyarakat setempat. Disamping itu, setelah dilaksanakan proses
penyeleksian usulan pembangunan tingkat Kabupaten, dari usulan skala prioritas
tersebut direalisasikan melalui Program atau proyek di tingkat Kecamatan sampai
pada pembangunan tingkat pedesaan. Sehingga dalam hal ini, produktifitas kinerja
Sekretariat Daerah Kabupaten Lampung Timur, sudah baik. Namun demikian,
walaupun sudah dapat dikatakan baik, perlu untuk mempertahankan dan
melakukan terobosan-terobosan dalam melaksanakan tugas dan fungsi sehingga
kinerja yang sudah ada dapat lebih baik lagi.

3.2 Pelayanan

Kualitas layanan aparat pada Sekretariat Daerah Kabupaten Lampung Timur


terhadap publik diligat melalui spontanitas dalam menangani permasalahan,
tenggang waktu penyelesaian suatu permasalahan /pekerjaan dan tata krama
dalam memberikan pelayanan. Kualitas layanan terdiri dari berbagai dimensi yang

xv
cukup kompleks, sehingga pemecahan masalah terhadap kualitas pelayanan publik
tersebut membutuhkan sebuah langkah-langkah dan cara-cara yang tidak mudah,
hal ini mengharuskan kita untuk melihat permasalahan yang muncul dengan
berbagai aspek, dan bukan hanya dilihat dari satu aspek saja.

Kualitas layanan aparat pada Sekretariat Daerah Kabupaten Lampung Timur


dalam menangani permasalahan dan melayani masyarakat, tenggang waktu,
lamanya penyelesaian satu masalahan dan kesopanan dalam pemberian pelayan
serta keramahan dalam memberikan pelayanan dapat dikatakan belum sesuai
dengan yang diharapkan oleh pengguna jasa, atau masih kurang sehingga perlu
mendapatkan perhatian khusus dari para pimpinan yang ada di Sekretariat
Kabupaten Lampung Timur. Oleh karena itu, setiap aparat yang bertugas di
Sekretariat Kabupaten Lampung Timur perlu memahami dan menyadari peran
mereka sebagai abdi negara dan abdi masyarakat, sehingga mereka dalam
melaksanakan tugas dan fungsi benar-benar menyadari tanggung jawab yang
diembannya khusunya dalam meningkatkan kualitas layanan. Hal ini, tidak lepas
dari peran atasan yang perlu senantiasa melakukan control yang lebih entensif
terhadap bawah, sehingga kinerja setiap pegawai dapat lebih maksimal demi
tecapainya tujuan organisasi

3.3 Responsivitas

Responsivitas dapat dilihat dari tingkat kepekaan sebagai tugas pekerjaan dengan
hasil yang dicapai, dan prioritas terhadap tugas dan pekerjaan yang mendesak
serta kesesuaian dengan kebutuhan masyarakat. Pemahaman terhadap tugas dan
fungsi, tingkat kepekaan terhadap tugas dapat menyebabkan kurang mengerti dan
memahami tugas dari masing – masing bidang atau seksi, sehingga pelaksanaan
program tidak dapat berjalan secara maksimal, hal ini akan menghambat
pencapaian visi dan misi organisasi Sekretariat Daerah Kabupaten Lampung
Timur.

xvi
Pekerjaan yang prioritas dapat dilaksanakan oleh organisasi Sekretariat Daerah
Kabupaten Lampung Timur walaupun merupakan tugas dari salah satu bidang
tetapi bidang yang lain juga ikut membantu dan itu menyebabkan penyelesaiannya
pekerjaan pokok dari bidang yang lain. Berkaitan dengan prioritas terhadap tugas
dan pekerjaan yang mendesak masih ada sedikit kendala karena kebersamaan
dalam melaksanakankan tugas pekerjaan terutama yang prioritas dapat
menyebakan sifat ketergantuan salah satu unsur, sehingga diperlukan kebijakan
dari Pimpinan untuk memberi arahan, bimbingan agar salah satu unsur tidak
menjadi tergantung kepada unsur yang lain. Kondisi seperti tersebut diatas dapat
menyebabkan salah satu bidang menjadi tergantung kepada bidang yang lain
sehingga cenderung mengandalkan bantuan dari pegawai yang lain sehingga salah
satu dampaknya bidang tersebut tidak akan maju walaupun secara umum yang
dilihat adalah kinerja dari organisasi Sekretariat Daerah Kabupaten Lampung
Timur. Ketentuan waktu yang cukup lama dan ketergantungan itu dapat
menyebabkan tidak berfungsi secara maksimal salah satu bagian dari organisasi di
Sekretariat DaerahKabupaten Lampung Timur.

xvii
BAB IV
KESIMPULAN

4.1 Kesimpulan

1. Produktifitas kinerja Sekretariat Daerah Kabupaten Lampung Timur, sudah


baik. Namun demikian, walaupun sudah dapat dikatakan baik, perlu untuk
mempertahankan dan melakukan terobosan-terobosan dalam melaksanakan
tugas dan fungsi sehingga kinerja yang sudah ada dapat lebih baik lagi.
2. Kualitas layanan aparat pada Sekretariat Daerah Kabupaten Lampung Timur
dalam menangani permasalahan dan melayani masyarakat, tenggang waktu,
lamanya penyelesaian satu masalahan dan kesopanan dalam pemberian pelayan
serta keramahan dalam memberikan pelayanan dapat dikatakan belum sesuai
dengan yang diharapkan oleh masyarakat, atau masih kurang sehingga perlu
mendapatkan perhatian khusus dari para pimpinan yang ada di Sekretariat
Kabupaten Lampung Timur
3. Resposivitas yang nerkaitan dengan prioritas terhadap tugas dan pekerjaan
yang mendesak masih ada sedikit kendala karena kebersamaan dalam
melaksanakankan tugas pekerjaan terutama yang prioritas dapat menyebakan
sifat ketergantuan salah satu unsur, sehingga diperlukan kebijakan dari
Pimpinan untuk memberi arahan, bimbingan agar salah satu unsur tidak
menjadi tergantung kepada unsur yang lain.

xviii
DAFTAR PUSTAKA

Hasibuan, Malayu S.P. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT.
Bumi Aksara.

Nawawi, Hadari. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Bisnis yang
Kompetitif. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Mangkunegara, A.A Prabu. 2013. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung:


PT Remaja Rosdakarya

Martono, Johan. 2009. Manajemen personalia dan sumber daya manusia.


Bandung: Mandar Maju

Moeheriono. 2009. Pengukuran Kinerja Berbasis Kompetensi: Competency.


Based Human Resource Management. Jakarta: Ghalia Indonesia

Robbins, Stephen P. 2006. Perilaku Organisasi. Jakarta: PT Indeks Kelompok


Gramedia

Samsudin, Sadili. 2008. Manajemen Sumber Daya. Bandung: Pustaka Setia.

Uno, Hamzah. B. dan Lamatenggo, Nina. 2012. Teori Kinerja Dan


Pengukurannya. Jakarta: PT. Bumi Aksara

Wibowo, Agus. 2012. Strategi Membangun Karakter Bangsa Berperadaban.


Yogyakarta: Pustaka Pelajar

xix

Anda mungkin juga menyukai