Anda di halaman 1dari 10

LOGIKA OTOMASI INDUSTRI

1. Otomasi Industri
Secara harfiah pengertian otomasi adalah teknik untuk membuat perangkat,
proses, atau sistem berjalan secara otomatis, status pada saat dioperasikan secara
otomatis, mengendalikan operasi secara otomatis perangkat, proses, atau sistem
dengan alat mekanis atau elektronis yang menggantikan organ manusia untuk
observsi, usaha, dan pengambilan keputusan. Lawan dari otomasi adalah proses
manual.
Sistem otomasi dapat didefinisikan sebagai suatu tekhnologi yang berkaitan
dengan aplikasi mekanik, elektronik dan sistem yang berbasis komputer (komputer,
PLC atau mikro). Semuanya bergabung menjadi satu untuk memberikan fungsi
terhadap manipulator (mekanik) sehingga akan memiliki fungsi tertentu.

2. Logika Otomasi Industri


Seluruh aplikasi otomasi menggunakan logika untuk menyederhanakan
prosedur proses yang harus dijalankan. Otomasi umumnya menggunakan bahasa
pemrograman, termasuk di dalamnya pemrosesan informasi dalam komputer
menggunakan bahasa sederhana berbasis logika.

2.1 Bilangan Biner


Definisi Bilangan Biner atau dalam Bahasa Inggris “Binary” adalah sebuah
jenis penulisan angka menggunakan dua simbol yaitu 0 dan 1. Sistem bilangan
biner adalah sebuah dasar dari semua bilangan berbasis digital. Dari bilangan biner
kita bisa mengkonversi ke bilangan desimal. Sistem bilangan biner bisa juga
disebut dengan bit atau Binary digit. Pengelompokan biner dalam istilah komputer
selalu berjumlah 8, dengan istilah 1 Byte. Jangan sampai salah antara byte dan bit
itu berbeda, 1 byte sama dengan 8 bit. Sistem coding komputer secara umum
menggunakan sistem coding 1 byte. Bilangan biner yang digunakan itu ada 8 digit
angka yang hanya berisikan angka 1 dan 0, tidak ada angka yang lain.
Desimal: angka 329 dibaca enam ratus dua puluh empat
dimana100-an = 3, 10-an = 2, 1-an = 9 dengan kata lain 3 x 100 + 2 x 10 + 9 x
1
Biner: 1001 biner atau 10012 dikonversikan dari kanan dengan lipat 2 (1-an, 2-
an, 4-an, 8-an, dst) 8-an = 1, 4-an = 0, 2-an = 0, 1-an = 1
dengan kata lain 8 x 1 + 4 x 0 + 2 x 0 + 1 x 1 = 9
Contoh Konversi :
 Konversikan bilangan desimal nilai 50 menjadi bilangan biner :
50/2 = 25 sisa bagi adalah 0
25/2 = 12 sisa bagi adalah 1
12/2 = 6 sisa bagi adalah 0
6/2 = 3 sisa bagi adalah 0
3/2 = 1 sisa bagi adalah 1
1/2 = 0 sisa bagi adalah 1
Hasil pembagian tersebut kemudian diurutkan dari yang paling akhir hingga
paling awal menjadi 1100102.
Jadi Hasil Konversi bilangan desimal 50 menjadi bilangan biner adalah 1100102.

 Konversikan bilangan biner 1100102 Ke desimal

1100102 = (1 x 25) + (1 x 24) + (0 x 23) + (0 x 22) + (1 x 21) + (0 x 20)


1100102 = 32 + 16 + 0 + 0 + 2 + 0
1100102 = 5010
Jadi hasil konversi bilangan biner 1100102 ke bilangan desimal adalah 5010.

2.2 Bilangan Heksadesimal


Heksadesimal adalah sebuah sistem bilangan yang menggunakan 16 simbol.
Simbol yang digunakan adalah 8 digit bilangan angka yaitu 0 sampai 9 ditambah
dengan 6 simbol huruf yaitu huruf A hingga F. Dimana A = 10, B = 11, C= 12, D
= 13 , E = 14 dan F = 15.

 Konversi ke biner, misal 83 heksa


ubah 3 menjadi biner (4 digit) 0011
ubah 8 menjadi biner (4 digit) 1000
maka 83 heksa adalah 10000011
dinamakan sistem bcd(binary coded decimal)
 konversi ke desimal, misal 83 heksa
8 x 16 + 3 x 1 = 128 + 3 = 131
Konversi komputer ke manusia
Angka biner di gunakan karena pada komputer hanya angka 1 dan 0 yang dapat di
mengerti atau di baca dalam mengeksekusi suatu perintah. Sehingga perintah dari
manusia di olah terlebih dahulu di konversikan menjadi biner kemudian computer akan
mengeksekusi perintah yang di berikan.

Gambar 2.1 Konversi komputer ke manusia

ASCII (American Standard Code for Information Interchange) merupakan Kode


Standar Amerika untuk Pertukaran Informasi atau sebuah standar internasional dalam
pengkodean huruf dan simbol seperti Unicode dan Hex tetapi ASCII lebih bersifat
universal. Pada materi kali ini sobat akan menemukan 8 bit, 256 karakter ASCII,
menurut ISO 8859-1 dan Microsoft Windows Latin-1 dengan peningkatan karakter,
yang tersedia dalam program tertentu seperti Microsoft Word.

Dalam bahasa komputer 0 dan 1 tidak ada cara lain untuk mewakili huruf dan karakter
yang bukan nomer. Semuanya harus menggunakan 0 dan 1. Salah satu jalan untuk
berbahasa dengan komputer dengan cara menggunakan tabel ASCII. Tabel ASCII
merupakan tabel atau daftar yang bersi semua huruf dalam alfabet romawi ditambah
beberapa karakter tambahan. Dalam tabel ini setiap karakter akan selalu diwakili oleh
sejumlah kode yang sama. Misal untuk huruf "b" (b kecil) selalu diwakili oleh urutan
nomer 98, dan kalo dipresentasi menggunakan 0 dan 1 dalam bilangan biner, 98 adalah
bilangan biner 110 0010.
HIGH ORDER BIT (HEKSA)
Sistem ASCII hanya menggunakan 7 bit untuk merepresentasikan karakter dengan
menggunakan nilai 0 sampai dengan 7F (127), tetapi umumnya komputer bekerja
dengan unit 8 bit.
Untuk meningkatkan utilisasi the high order bit, sebuah kumpulan extended ASCII
character dibuat, menggunakan keseluruhan 8 bits untuk memunculkan spesial simbol
pada PC,tetapi definisi yang dipergunakan beragam.
Seringkali, software PC (seperti ASCII-based word-processors) mempergunakan
bagian yang tidak terpakai dari high-order bit untuk menyimpan karakter tambahan
seperti mempertebal huruf, menggarisbawahi, dan sebagainya
Pilihan pola bit untuk merepresentasikan karakter dan numerik tergantung dari masing-
masing jenis. Misalnya, dalam ASCII dan EBCDIC, jumlah karakter '0' to '9' tidak
mewakili nilai binar yang sama
Dalam ASCII, karakter '0' direpresentasikan oleh heksadesimal 30,
dengan pola bit 00110000 dan seterusnya
2.3 Aljabar Bolean
Aljabar Boolean atau dalam bahasa Inggris disebut dengan Boolean Algebra
adalah matematika yang digunakan untuk menganalisis dan menyederhanakan
Gerbang Logika pada Rangkaian-rangkaian Digital Elektronika. Boolean pada
dasarnya merupakan Tipe data yang hanya terdiri dari dua nilai yaitu “True” dan
“False” atau “Tinggi” dan “Rendah” yang biasanya dilambangkan dengan angka “1”
dan “0” pada Gerbang Logika ataupun bahasa pemrograman komputer. Aljabar
Boolean ini pertama kali diperkenalkan oleh seorang Matematikawan yang berasal
dari Inggris pada tahun 1854. Nama Boolean sendiri diambil dari nama penemunya
yaitu George Boole.

Hukum Aljabar Boolean

Dengan menggunakan Hukum Aljabar Boolean ini, kita dapat mengurangi


dan menyederhanakan Ekspresi Boolean yang kompleks sehingga dapat mengurangi
jumlah Gerbang Logika yang diperlukan dalam sebuah rangkaian Digital Elektronika.

Dibawah ini terdapat 6 tipe Hukum yang berkaitan dengan Hukum Aljabar Boolean

1. Hukum Komutatif (Commutative Law)

Hukum Komutatif menyatakan bahwa penukaran urutan variabel atau sinyal Input
tidak akan berpengaruh terhadap Output Rangkaian Logika.

Contoh :

Perkalian (Gerbang Logika AND)

X.Y = Y.X

Penjumlahan (Gerbang Logika OR)

X+Y = Y+X

Catatan : Pada penjumlahan dan perkalian, kita dapat menukarkan posisi variabel atau
dalam hal ini adalah sinyal Input, hasilnya akan tetap sama atau tidak akan mengubah
keluarannya.
2. Hukum Asosiatif (Associative Law)

Hukum Asosiatif menyatakan bahwa urutan operasi logika tidak akan berpengaruh
terhadap Output Rangkaian Logika.

Contoh :

Perkalian (Gerbang Logika AND)

W . (X . Y) = (W . X) . Y

Penjumlahan (Gerbang Logika OR)

W + (X + Y) = (W + X) + Y
Catatan : Pada penjumlahan dan perkalian, kita dapat mengelompokan posisi variabel dalam
hal ini adalah urutan operasi logikanya, hasilnya akan tetap sama atau tidak akan mengubah
keluarannya. Tidak peduli yang mana dihitung terlebih dahulu, hasilnya tetap akan sama.
Tanda kurung hanya sekedar untuk mempermudah mengingat yang mana akan dihitung
terlebih dahulu.

3. Hukum Distributif

Hukum Distributif menyatakan bahwa variabel-variabel atau sinyal Input dapat


disebarkan tempatnya atau diubah urutan sinyalnya, perubahan tersebut tidak akan
mempengaruhi Output Keluarannya.
4. Hukum AND (AND Law)

Disebut dengan Hukum AND karena pada hukum ini menggunakan Operasi Logika
AND atau perkalian. Berikut ini contohnya :

5. Hukum OR (OR Law)

Hukum OR menggunakn Operasi Logika OR atau Penjumlahan. Berikut ini adalah


Contohnya :
6. Hukum Inversi (Inversion Law)

Hukum Inversi menggunakan Operasi Logika NOT. Hukum Inversi ini menyatakan
jika terjadi Inversi ganda (kebalikan 2 kali) maka hasilnya akan kembali ke nilai
aslinya.

Jadi, jika suatu Input (masukan) diinversi (dibalik) maka hasilnya akan berlawanan.
Namun jika diinversi sekali lagi, hasilnya akan kembali ke semula.

2.4 Gerbang Logika


Gerbang Logika adalah rangkaian dengan satu atau lebih dari satu sinyal
masukan tetapi hanya menghasilkan satu sinyal berupa tegangan tinggi atau
tegangan rendah.
Gerbang Logika beroperasi berdasarkan sistem bilangan biner yaitu bilangan
yang hanya memiliki 2 kode simbol yakni 0 dan 1 dengan menggunakan Teori
Aljabar Boolean. Dikarenakan analisis gerbang logika dilakukan dengan Aljabar
Boolean maka gerbang logika sering juga disebut Rangkaian logika. Sebuah
gerbang logika mempunyai satu terminal output dan satu atau lebih terminal input.
Output-outputnya bisa bernilai HIGH (1) atau LOW (0) tergantung dari level-
level digital pada terminal inputnya. Gerbang Logika yang diterapkan dalam Sistem
Elektronika Digital pada dasarnya menggunakan Komponen-komponen
Elektronika seperti Integrated Circuit (IC), Dioda, Transistor, Relay, Optik maupun
Elemen Mekanikal.

Terdapat 7 jenis Gerbang Logika Dasar yang membentuk sebuah Sistem


Elektronika Digital, yaitu :
• Gerbang AND
• Gerbang OR
• Gerbang NOT
• Gerbang NAND
• Gerbang NOR
• Gerbang X-OR (Exclusive OR)
• Gerbang X-NOR (Exlusive NOR)

Anda mungkin juga menyukai