Anda di halaman 1dari 7

BAB IV

UTILITAS

Unit utilitas merupakan unit penunjang agar suatu proses produksi dapat
berjalan lancar. Unit utilitas memegang peranan penting karena unit ini berfungsi
untuk menyediakan kebutuhan-kebutuhan proses produksi seperti air, steam, dan
listrik serta recovery cairan yang telah digunakan. Unit utilitas di PT. Indah Kiat
Pulp and Paper Tbk, Perawang terdiri dari:
1. Unit penyediaan air
2. Unit penyediaan steam
3. Unit penyediaan listrik
4. Unit pengolahan limbah
5. Unit pembuatan bahan kimia.

4.1 Unit Penyediaan Air


Sumber air yang digunakan PT. IKPP Perawang berasal dari sungai Siak
dan sungai Perawang. Air akan diolah terlebih dahulu sebelum digunakan sesuai
kebutuhan. Data hasil analisa sumber air yang akan diolah dapat dilihat pada
Tabel 4.1.
Tabel 4.1 Hasil Analisa Sumber Air
Parameter Air Sungai Siak Air Sungai Perawang
Ph 5,6 5,9
Kesadahan (ppm) 12,1 10,5
Kekeruhan (ppm) 150 225
Konduktivitas (mS) 58 59,2
Kadar SiO2 (ppm) 4,12 2,87
(PT. IKPP, 1994c)
Hasil pengolahan air ini akan digunakan sebagai air proses, air umpan
boiler, air pendingin dan air minum. Berikut penjelasan mengenai jenis-jenis air
tersebut beserta syarat-syaratnya.
4.1.1 Air Proses
Air proses yang digunakan merupakan air demineralisasi yang bebas dari
mineral ion positif dan ion negatif yang dapat merusak alat dan mengganggu

65
66

proses. Proses demineralisasi dilakukan dengan menggunakan resin penukar


kation dan anion. Kondisi air proses dapat dilihat pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2 Kondisi Air Proses
Parameter Kadar
Ph 8-9
Konduktivitas ≤ 2 ppm
SiO2 ≤ 0,1 ppm
Kesadahan Total 0
(PT. IKPP, 1994c)

4.1.2 Air Umpan Boiler


Air umpan boiler yang digunakan telah melalui proses demineralisasi dan
degasifer untuk menghilangkan gas O2 dan CO2. Senyawa fosfat juga
ditambahkan ke dalam air ini untuk menghindari terbentuknya kerak, hidrazin
(N4H4) untuk menghilangkan kandungan O2 dan NaOH untuk mengatur pH.
Syarat air umpan boiler dapat dilihat pada Tabel 4.3.
Tabel 4.3 Syarat Air Umpan Boiler
Parameter Kadar
Ph 9,5 – 10,5
Konduktivitas (ppm) ≤ 30
SiO2 (ppm) ≤4
Kesadahan Total 0
PO4 (ppm) ≤ 11
N2H2 (ppm) ≤ 0,04
(PT. IKPP, 1994c)

4.1.3 Air Pendingin


Air pendingin harus memenuhi syarat bebas bakteri sehingga perlu
ditambah gas Cl2. pH netral 7,5-8,0 maka perlu pengaturan pH berupa asam dan
bebas korosi sehingga perlu ditambahkan fosfat.
67

4.1.4 Air Minum


Kualitas air minum disesuaikan dengan standar yang ditetapkan
pemerintah. Kualitas air minum dapat dilihat pada Tabel 4.4
Tabel 4.4 Kualitas Air Minum
Parameter Kadar
Bau Tidak Ada
Warna Jernih
Ph 6,5 – 7
Kekeruhan (ppm) ≤ 25
Kesadahan (ppm) ≤ 75
Fe (ppm) 1
(PT. IKPP, 1994c)

4.2 Unit Penyediaan Steam


Kebutuhan steam dipenuhi oleh Unit Recovery Boiler (RB) dan sebagian
lagi diproduksi oleh multifuel boiler. Proses di multifuel boiler sama dengan
proses di RB, yang membedakan adalah bahan bakarnya. Recovery boiler
menggunakan black liquor sebagai bahan bakar sedangkan multifuel boiler
menggunakan kulit kayu dan chip yang tidak memenuhi syarat dari wood
preparation (Dehartin, 1996).
Air yang digunakan adalah pure water. Air sebagai bahan baku utama
dipanaskan sehingga dihasilkan uap panas (steam) berupa steam bertekanan
tinggi, menengah, dan rendah. Steam bertekanan tinggi dan menengah dikirim ke
turbin generator untuk menghasilkan listrik sedangkan steam bertekanan rendah
dikirim ke heater untuk menghasilkan energi yang sama. Dari heater kemudian
dikirim ke unit-unit yang membutuhkan seperi pulp making, pulp machine dan
lain-lain. Steam bertekanan tinggi dan menengah dapat diubah menjadi steam
bertekanan rendah dengan reducing valve (Dehartin, 1996).

4.3 Unit Penyediaan Energi Listrik


PT. IKPP Perawang membutuhkan listrik untuk keperluan antara lain
untuk proses produksi pabrik, penerangan pabrik, kantor, taman, jalan dan
perumahan karyawan serta bengkel dan lain-lain. Pembangkit tenaga listrik
68

berasal dari recovery boiler di mana steam bertekanan tinggi digunakan untuk
menggerakkan turbin generator dan mengubah energi mekanik menjadi energi
listrik. Selain turbin generator, PT. IKPP Perawang juga memanfaatkan diesel
generator sebagai cadangan pembangkit tenaga listrik. Gambaran umum listrik
yang ada di lingkungan pabrik adalah sebagai berikut:
1. Distribusi jaringan listrik, powernya disuplay dari T/G (turbin generator)
dan D/G (diesel generator). Area distribusi mencakup: pulp mill, paper mill dan
mill site.
2. Dengan sistem frekuensi 50-60 Hz.
3. Tegangan distribusi 33 KV sampai dengan 220 V. Untuk kelengkapan
distribusi listrik di lokasi pabrik memakai berbagai alat proteksi dan pemutus arus.
4. Setelah selesainya proyek 1300 T/D maka sistem distribusi power
memakai sistem interlokasi 1200,1300 T/D.

4.4 Unit Pengolahan Limbah


Limbah yang dihasilkan berupa limbah cair, padat dan gas. Penanganan
limbah tersebut terdiri dari:
1. Pengolahan Limbah Cair
Limbah cair yang tidak dapat di-reuse, recycle, dan recovery dialirkan ke
tiga unit pengolahan limbah yang menggunakan sistem pengolahan secara biologi
(pemanfaatan microorganisme atau bakteri) dengan menggunakan lumpur aktif
untuk menurunkan kadar pencemaran limbah tersebut yang masing-masing
mempunyai kapasitas desain: EN-2 = 80.000 m3/hari, EN-8 = 50.000 m3/hari dan
EN-9 = 80.000 m3/hari. Kinerja unit pengolahan limbah (UPL) PT. IKPP
Perawang adalah untuk menurunkan total suspended solid (TSS), biological
oxygen demand (BOD), chemical oxygen demand (COD) dan pH. Perbandingan
air limbah PT. IKPP Tbk sebelum diolah dengan syarat mutu air limbah dapat
dilihat pada Tabel 4.5.
Tabel 4.5 Perbandingan Air Limbah Sebelum Diolah Dengan Syarat Mutu Air
Limbah (SMAL)
Parameter Limbah sebelum diolah Syarat Mutu Air Limbah
pH 5–7 6–9
69

Temperatur 45 – 50 0C 38 0C
TSS 850 mg/L < 400 mg/L
COD 1400 mg/L < 300 mg/L
BOD 460 mg/L < 150 mg/L
Total Alkali  50 g/L < 0,5 mg/L
(PT. IKPP, 1994c)

Limbah dari semua unit masuk melalui parit-parit influent melalui bar
screen untuk menyaring obyek-obyek besar seperti keping kayu, kertas, logam,
dan plastik dari air limbah. Limbah cair berasal dari bar screen mengalir ke dalam
Equalizing Tank yang menyamakan influent selama 1 ¼ jam dan untuk
menstabilkan level kolam yang akan dialirkan ke Primary Clarifier.
Primary Clarifier memisahkan suspended solid yang terdiri dari serat-serat
kayu, lime mud dan sebagainya dengan prinsip gaya gravitasi. Bentuk clarifier
yang dipakai adalah bundar cekung pada bagian bawah. Primary Clarifier dapat
menurunkan total zat tersuspensi dari 70-80% BOD hingga 20-30%. Zat padat
yang didapatkan dikumpulkan dengan scrapper mekanik kemudian dipompakan
ke Slidge Tickener.
Cairan overflow yang telah bersih dari Primary Clarifier mengalir ke
dalam Buffer Tank. Fungsi buffer yaitu mengatur pH dari cairan limbah sekitar
7,0-7,5. Untuk mengatur pH ditambahkan NaOH dan H2SO4 pada cairan limbah.
Cairan limbah dari Buffer Tank akan dipompakan ke Aurated Lagoon tetapi
sebelumnya terlebih dahulu diturunkan suhunya hingga 30–35 oC menggunakan
Cooling Water. Penurunan suhu dimaksudkan untuk mempersiapkan kondisi
limbah cair untuk pengolahan biologis di Aerated Lagoon.
Aerated Lagoon merupakan sebuah kolam persegi panjang yang besar
dengan beberapa mekanikal surface aerator. Aerator ini akan mencampur atau
memasukkan udara ke dalam limbah cair. Dalam Aerated Lagoon ditambahkan
nutrient urea dan fosfat yang diperlukan bagi kehidupan organisme. Limbah
kemudian dipompakan ke Secondary Clarifier setelah 17-19 jam di dalam Aerated
Lagoon. Secondary Clarifier akan memisahkan lumpur flok-flok hasil pengolahan
biologis dengan cairan limbah yang bersih. Lumpur dikirim ke Sludge Thickener
sedangkan cairannya akan keluar dan dialirkan ke sungai.
70

Lumpur dari Primary Clarifier dan Secondary Clarifier dipekatkan di


Sludge Thickener. Overflow cairannya dipompakan ke Equalizing Tank
sedangkan endapan lumpurnya dialirkan ke Sludge Tank. Lumpur dari Sludge
Tank dipompakan ke Belt Press untuk diperas. Air perasannya dialirkan kembali
ke Equalizing Tank sedangkan sludge cakenya dibawa ke tempat penampungan
dan dapat dipakai sebagai pupuk. Kondisi air limbah setelah diolah dapat dilihat
pada Tabel 4.6.
Tabel 4.6 Kondisi Air Limbah Setelah Diolah
Parameter Kadar
pH 6–9
TSS (mg/lt) 90
COD (mg/lt) 250
BOD (mg/lt) 100
T (oC) < 35
(PT. IKPP, 1994c)
2. Pengolahan Limbah Padat
Limbah padat yang dihasilkan biasanya diolah dengan beberapa cara,
tergantung pada jenis limbah padat yang dihasilkan.
a. Limbah padat yang sifatnya tidak berbahaya (bukan B3) dan masih dapat
digunakan kembali, dapat digunakan kembali untuk proses produksi lainnya.
Contohnya serat yang terdapat pada buangan air limbah dikumpulkan dan
dijadikan sebagai bahan baku kertas grade rendah.
b. Limbah padat organic yang sifatnya tidak berbahaya (bukan B3) digunakan
sebagai bahan bakar multi boiler. Contoh: kulit kayu, reject chip, pulp reject
dari knotter.
c. Limbah padat yang sifatnya berbahaya dan tidak dapat digunakan kembali
(B3) dikirim ke landfill. Contohnya fly ash batu bara.

3. Pengolahan Limbah Gas


Limbah gas diolah menggunakan peralatan-peralatan berikut:
a. Electrostatic precipitator yang berfungsi untuk menangkap debu atau
partikulat yang dihasilkan pada proses pembakaran kapur (lime kiln),
71

pembakaran black liquor (recovery boiler), multi fuel boiler dengan bahan
bakar kayu, pin chip, gambut.
b. Scrubber yang berfungsi untuk mengurangi polusi uap kimia seperti klorin.
Gas klorin yang keluar dari vent dialirkan menuju bagian bawah scrubber dan
ditangkap dengan larutan kaustik sehingga gas klorin tidak terlepas ke udara.

4.5 Unit Pembuatan Bahan Kimia


Pembuatan bahan kimia terdiri atas seksi chemical making dan seksi chior
alkali.
1. Seksi Chemical Making
Seksi Chemical Making adalah salah satu seksi yang memproduksi
Sodium klorat, Asam klorida dan Klorin dioksida melalui reaksi terpadu yang
disebut Integrated Clorin Dioksida proses. NaClO2 yang dihasilkan akan
digunakan pada proses pemutihan (bleaching) di Seksi Pemutihan Pulp.
2. Seksi Chior Alkali
Produksi dari Seksi Chior Alkali adalah menghasilkan gas klor (Cl2) dan
H2 dengan elektrolisa dari larutan garam (NaCl).

Anda mungkin juga menyukai